Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas rahmat dan berkatnya maka kliping
yang berjudul “Kumpulan Satwa Langka di Indonesia ”ini dapat kami selesaikan dengan baik.

kliping ini membahas tentang hewan-hewan langka di Indonesia.Sehingga pembaca


dapt mengenal dan melindungi serta melestarikan hewan langka di Indonesia.Dlam
penyususnan kiliping ini tentunya banyak hambatan yang kami alami,tetapi dapat kami atasi
dengan baik.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari kliping ini masih jauh dari kata
sempurna.Karena keterbatasan pengalaman,penyusunan struktur bahasa,maupun materi.
Untuk ini kami perlu adanya kritik dan saran dari Ibu Guru dan Teman-teman,sehingga
penyusunan kliping selanjutnya menjadi lebih baik.

Akhir kata semoga kliping ini dapat bermanfat dan menambah wawasan kepada kita sekalian

Terima Kasih.

Atambua,29 September 2018

TIM PENYUSUN
1. Latar Belakang

Isu kepunahan telah merebak dikalangan masyarakat sejak dulu, para ilmuan berargumentasi
jika kondisi terus berulang, dapat diprediksikan beberapa puluh tahun lagi kita, anak cucu
kita, dan generasi mendatang terancam tidak dapat melihat hewan-hewan buas di Indonesia
lagi.

Berdasarkan hasil penelitian, yang memicu terjadinya kepunahan hewan di Indonesia adalah
terjadinya ketidak pedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup sekitar. Di Indonesia ini
hewan-hewan langka semakin hari semakin terdesak kehidupannya oleh beberapa aktivitas
manusia dan perubahan iklim. sehingga, banyak terdapat hewan yang berkurang jumlahnya
dan lambat tahun mengalami kepunahan.

Dengan melihat kondisi yang telah dipaparkan tersebut, penyusun merasa prihatin. Oleh
karena itu kami merasa terdorong untuk menyusun karya tulis ini dengan tema ” buas di
Indonesia. Karya tulis ini kami susun dengan harapan semoga penyusun dan pembaca dapat
mengetahui dampak dari kepunahan hewan buas di Indonesia, serta cara menanggulanginya
dengan bijaksana.

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kepunahan.


2. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kepunahan hewan buas di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh yang di timbulkan oleh kepunahan hewan buas di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui cara menanggulangi kepunahan hewan buas di Indonesia.

4. Manfaat

Penyusun mengharapkan karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Agar pembaca tahu betapa pentingnya menjaga kelangsungan hidup hewan buas di Indonesia.
Selain itu , penyusun berharap pembaca mulai bisa memahami kondisi alam yang ada di
Indonesia saat ini yang mengalami kerusakan yang dapat mengganggu dan merusak
ekosistem hewan buas di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian kepunahan

Kepunahan dalam biologi berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau
sekelompok takson. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu
terakhir spesies tersebut, walaupun kemampuan untuk berkembang biak tidak ada lagi
sebelumnya. Tetapi dikarenakan wilayah sebaran sebuah spesies atau takson yang bisa sangat
luas, sehingga sangat sulit untuk menentukan waktu kepunahan. Kesulitan ini dapat berujung
kepada suatu fenomena yang dinamakan takson Lazarus, di mana sebuah spesies dianggap
telah punah tetapi muncul kembali.

Melalui proses evolusi, spesies yang baru muncul dari suatu mekanisme spesiasi (dalam
bahasa Inggris: speciation) di mana jenis makhluk hidup baru muncul dan berkembang biak
secara lancar bila mereka mempunyai ecology niche. Spesies akan punah bila mereka tidak
bisa bertahan bila ada perubahan pada ekologi mereka ataupun bila persaingan semakin ketat
dengan makhluk hidup lain yang lebih kuat. Umumnya, suatu spesies akan punah dalam
waktu 10 juta tahun, dihitung dari permulaan kemunculannya. Beberapa spesies, biasanya
juga disebut fosil hidup, telah bertahan dan tidak banyak berubah selama ratusan juta tahun.
Salah satu contoh fosil hidup adalah buaya.

Sebelum manusia memenuhi muka bumi, laju kepunahan makhluk hidup cukup rendah,
walaupun beberapa kepunahan massal telah terjadi sebelum itu. Sejak kira-kira 100.000 tahun
yang lalu, seiring dengan laju populasi manusia yang semakin tinggi, laju kepunahan
makhluk hidup menjadi sangat cepat, jauh lebih cepat dari kepunahan Cretaceous-Tertiary,
yang terjadi sekitar 65.5 juta tahun yang lalu. Kepunahan ini dinamakan kepunahan
Holocene, salah satu dari enam jenis kepunahan yang sudah diidentifikasikan sampai saat ini.

Suatu spesies dinamakan punah bila anggota terkahir dari spesies tersebut mati. Kepunahan
terjadi bila tidak ada lagi makhluk hidup dari spesies tersebut yang dapat berkembang biak
dan membentuk generasi. Suatu spesies juga disebut punah secara fungsional, bila beberapa
anggotanya masih hidup tetapi tidak mampu berkembang biak, misalnya karena sudah tua,
atau hanya ada satu jenis kelamin.

2. Penyebab Kepunahan Hewan Buas di Indonesia

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan:


1. Bencana Alam
Gempa yang dahsyat, tsunami, gunung meletus bisa mengurangi jumlah komunitas hewan
dan tumbuhan. Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi
ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu
pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat
spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti banjir,
kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan
mungkin tidak akan terelakkan lagi.

KebakaranHutan.
Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi secara alami maupun akibat
aktivitas pembukaan lahan oleh manusia, sangat merusak habitat satwa liar tersebut. Bahkan
tak jarang satwa-satwa liar tersebut yang ikut mati terbakar.

2. Didesak Populasi Lain Yang Kuat


Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang
lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang
menyebabkan kepunahan.

3. Aktivitas Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu
tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara
membabibuta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya
dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya,
monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah
satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di Jakarta jaman dulu
terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang
atau pindah kedaerah wilayah lain yang lebih aman.

a. Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka

Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jaman nenek moyang kita.
Namun pada jaman itu nenek moyang kita berburu binatang untuk dikomsumsi. Berbeda
dengan jaman sekarang, berburu binatang liar tujuan utamanya tidak lagi untuk di komsumsi,
tapi untuk di ambil bagian tubuhnya untuk dibuat kerajinan seperti kerajinan kulit dan lain-
lain. Dan yang lebih parah lagi ada juga yang berburu satwa liar hanya untuk hobi.

b. Perdagangan Satwa Liar / Satwa Langka

Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa liar khusunya
satwa langka telah mendorong meningkatnya aktivitas perdagangan satwa. Semakin langka
satwa tersebut maka harganya akan semakin mahal. Ini merupakan ancaman yang sangat
serius bagi kelestarian satwa liar terutama satwa-satwa yang sudah langka.

c. Pembalakan Hutan

Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar satwa liar, khusunya di
daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas pemalakan hutan (pembalakan liar) yang
terjadi, telah menggangu dan merusak serta menghilangkan habitat para satwa liar tersebut.

d. Pembangunan Pemukiman

Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya lahan pemukiman yang
tersedia maka sebagai konsekuensinya hutanlah satu-satunya pilihan untuk disulap menjadi
pemukiman. Dengan begitu satwa liar akan semakin tergusur dan terdesak dari habitatnya.

3. Pengaruh Terjadinya Kepunahan Hewan Buas Di Indonesia


Keseimbangan ekosistem sangat penting untuk kelestarian alam. Jika hutan ditebang secara
sembarangan, kerugiannya bukan hanya bahaya banjir, tetapi juga hilangnya keanekaragaman
hayati dan punahnya hewan-hewan liar. Harimau Jawa dan Bali sudah punah karena terus-
menerus diburu. Habitat Orangutan juga teracam. Kerugian terbesar dari hilangnya
keanekaragaman hayati adalah hilangnya pohon-pohon unik yang mungkin memiliki khasiat
istimewa secara medis. Keanekaragaman hayati hutan Kalimantan misalnya, mungkin
memiliki nilai ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan jika hutan ditebang untuk
dijadikan perkebunan kelapa sawit. Sangat penting bahwa hutam tropis Indonesia dilestarikan
demi menjaga keanekaragaman hayati dan pelestarian satwa.

4. Cara Menanggulangi Kepunahan Hewan Buas Di Indonesia

Untuk menanggulangi kepunahan dan menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan langka,
maka dibentuk suatu daerah konservasi bagi hewan dan juga tumbuhan di alam. Berikut ini
beberapa daerah konservasi tersebut :

1. Taman nasional
Merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di
perairan
2. Cagaralam
Merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan ekosistem
yang perkembangannya diserahkan kepada alam

3.Hutan wisata
Merupakan kawasan hutan yang karena keberadaan dan sifat wilayahnya perlu dibina dan
dipertahankan sebagaihutan, yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan,
konservasi alam dan rekreasi
4.Taman hutanraya
Merupakan kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan untuk koleksi tumbuhan
dan hewan.

5. Kebun Raya
Merupakan suatu tempat yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata
yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.

6. Taman laut
Merupakan wilayah lautan yang memiliki cirri khas berupa keindahan atau keunikan alam.

7. Wana wisata
Merupakan kawasan hutan yang disamping fungsi utamanya sebagai hutan produksi, juga
dimanfaatkan sebagaiobjek wisata hutan

8. Hutan lindung
Merupakan kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pegunungan yang
dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk mengatur tata
air.

9. Suaka Margasatwa
Merupakan suatu daerah yang ditujukan untuk perlindungan yang diberikan kepada hewan –
hewan yang hamper punah.
1. Kesimpulan

Berdasarkan isi pembahasan masalah pada bab sebelumnya, penyusun dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :

 Kepunahan hewan buas di Indonesia merupakan masalah serius yang sedang di


hadapi saat ini. Kenyataan ini karena ternyata kepunahan hewan sangat berbahaya
bagi keseimbangan ekosistem dan kelaangsungan makhluk hidup lainya
 .Penanganan masalah kepunahan hewan buas di Indonesia sebenarnya cukup
sederhana, yaitu dengan membentuk suatu daerah konservasi untuk hewan-hewan
langka. Alasannya guna melestarikan dan mengembangbiakkan hewan-hewan yang
hampir punah.
 Aktivitas manusia yang kurang peduli akan lingkungan hidup dapat menimbulkan
kepunahan bagi hewan-hewan yang terlindungi. Kepunahan ini merupakan salah satu
bencana yang dapat berakibat fatal bagi kehidupan mendatang karena system rantai
makanan tidak seimbang.

2. Saran

Berdasarkan isi pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat memberikan beberapa saran
sebagai berikut.

1. Manusia harus ikut serta dalam melestarikan lingkungan sekitar agar ekosistem tetap
terjaga.
2. Diharapkan pemerintah dapat mengajak masyarakat untuk lebih menghargai serta
melindungi mahluk hidup lain tidak terkecuali hewan-hewan buas yang langka.
3. Pembangunan lahan baru yang mengakibatkan hutan menjadi sasaran harus
dihilangkan guna memberi tempat tinggal untuk hewan sebagai habitat aslinya.

Anda mungkin juga menyukai