Anda di halaman 1dari 7

ANALISA STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN DINDING PENAHAN

TANAH DAN GEOGRID MENGGUNAKAN PLAXIS V.8


Khairunnisa Salsabila
Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Kalimantan
E-mail :07161035@itk.ac.id

__________________________________________________________________________________________

Abstrak

Lereng adalah perbedaan ketinggian suatu tanah yang telah terbentuk. Stabilitas lereng berkaitan dengan longsor
yang merupakan proses perpindahan material tanah dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Tujuan
dari penulisan essay ini adalah untuk mengetahui safety factor dari keadaan lereng sebelum dan setelah diberi
perkuatan geotextile dengan analisis stabilitas 2 kondisi, yaitu kondisi awal sebelum menggunakan perkuatan dan
kondisi menggunakan perkuatan yang dikerjakan dilapangan menggunakan dinding penahan tanah dan geogrid.
Kedua kondisi ini dibandingkan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga atau Plaxis 2D V. Dari hasil
perhitungan didapat nilai safety factor pada kondisi awal adalah sebesar 1,26. Nilai safety factor pada kondisi
lereng dengan menggunakan perkuatan dinding penahan tanah dan geogrid adalah 2,75. Maka dapat disimpulkan
bahwa lereng menjadi stabil jika diberi perkuatan dinding penahan tanah dan geogrid dengan adanya kenaikan
safety factor (2,75>1,26)

Kata kunci : Geotekstil, Lereng, Safety Factor

I. PENDAHULUAN
sebelum digunakan sebagai landasan konstruksi
Pesatnya pertumbuhan penduduk saat ini serta
agar memperoleh daya dukung yang lebih baik.
pelaksanaan konstruksi yang semakin banyak
(Agustian, 2014)
dilakukan, memaksa pemilihan lokasi dengan
Kelongsoran tanah merupakan salah satu yang
kondisi tanah yang kurang baik seperti tanah
paling sering terjadi pada bidang Geoteknik akibat
lempung harus tetap dilakukan.
meningkatnya tegangan geser suatu massa tanah
Sebelum melakukan pembangunan perlu adanya
atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah.
perencanaan pondasi dengan empertimbangkan
Dengan kata lain, kekuatan geser dari suatu massa
kondisi tanah. Tanah yang berada di bawah suatu
tanah tidak mampu memikul beban kerja yang
konstruksi harus dapat memikul beban yang ada di
terjadi. Gangguan terhadap stabilitas lereng dapat
atasnya tanpa mengalami kegagalan geser (shear
disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia maupun
failure) dan dengan penurunan (settlement) yang
kondisi alam. Lereng yang tidak stabil sangatlah
dapat ditolerir. Jenis tanah lempung (clay) memiliki
berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya, oleh
beberapa sifat yang kurang menguntungkan bagi
sebab itu analisis stabilitas lereng sangat diperlukan.
suatu konstruksi. Tanah lempung memiliki tegangan
(Dasopang, 2018)
geser dan permeabilitas yang rendah oleh karena itu
tanah tersebut harus di perbaiki terlebih dahulu
Korelasi untuk menentukan berat jenis tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA
(ɣ) dan berat jenis tanah jenuh (ɣsat) pada tanah
2.1. Definisi Tanah kohesif dan non kohesif dapat dilihat pada tabel 2.2:

Tanah di alam terdiri dari campuran butiran- Tabel 2.2 Korelasi berat jenis tanah (γ) untuk tanah non
butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan kohesif dan kohesif.
organik. Butiran – butiran dengan mudah dipisah –
pisahkan satu sama lain dengan kocokan air. Tanah
berasal dari pelapukan batuan, yang prosesnya dapat
secara fisik maupun kimia. Sifat – sifat teknis tanah,
kecuali dipengaruhi oleh sifat batuan induk yang
merupakan material asalnya, juga dipengaruhi oleh
unsur – unsur luar yang menjadi penyebab
terjadinya pelapukan batuan tersebut (Hardiyatmo,
2011).

(Whitman, 1962)
2.2 Klasifikasi Tanah dari Data Sondir
2.4 Poisson Ratio
Data tekanan conus ( qc ) dan hambatan pelekat
Nilai poisson ratio ditentukan sebagai rasio
( fs ) yang didapatkan dari hasil pengujian sondir
kompresi poros terhadap regangan pemuaian lateral.
dapat digunakan untuk menentukan jenis tanah
Nilai poisson ratio dapat ditentukan berdasar jenis
seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1:
tanah seperti yang terlihat pada Tabel 2.3 di bawah
Tabel 2.1 Klasifikasi Tanah dari Data Sondir
ini.

Tabel 2.3 Nilai Perkiraan Angka Poisson Tanah

(Bowles, 1997)

(Braja M. Das, 1995) 2.5 Sudut Geser Dalam

2.3 Berat Isi (ɣsat dan ɣunsat) Kekuatan geser dalam mempunyai variabel
kohesi dan sudut geser dalam. Sudut geser dalam
Berat volume atau berat isi (ɣ) merupakan
bersamaan dengan kohesi menentukan ketahanan
berat tanah persatuan volume,
tanah akibat tegangan yang bekerja berupa tekanan
maka: γ =𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 (𝒘)/𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 (𝒗) lateral tanah. Nilai ini juga didapatkan dari
pengukuran engineering properties tanah dengan
Direct Shear Test. Hubungan antara sudut geser 2.7 Metode Elemen Hingga
dalam dan jenis tanah ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Banyak program komputer yang menggunakan
Tabel 2.4 Hubungan antara sudut geser dalam dengan metode ini, sehingga dalam menggunakannya perlu
jenis tanah memahami konsep dasar, struktur, sistem operasi
program itu. Program Plaxis menggunakan konsep
metode elemen hingga. Metode elemen hingga
didasari prinsip membagi atau diskretisasi dari suatu
kontinum, di mana kontinum tersebut dapat berupa
sistem struktur, massa ataupun benda padat lainnya
yang akan dianalisis. Pembagian dalam metode ini
untuk membagi suatu benda menjadi elemen yang
lebih kecil, sehingga mudah untuk dianalisis.
2.6 Teori Perhitungan Daya Dukung Analisa Dengan adanya pembagian tersebut maka suatu
Terzaghi sistem yang memiliki derajat kebebasan tak
Apabila untuk pondasi tidak menerus, terhingga dapat didekati menjadi suatu sistem yang
persamaan berikut dapat digunakan. memiliki derajat kebebasan berhingga. (Agustian,
2014)
Dengan bentuk pondasi bujur sangkar

qu = 1,3 c Nc + Po Nq + 0,4 γ BNγ


2.8 Program Plaxis
Dengan bentuk pondasi lingkaran
Untuk memodelkan dan menghitung
qu = 1,3 c Nc + Po Nq + 0,3 γ B Nγ
penurunan serta daya dukung pondasi dangkal
Dengan bentuk pondasi persegi panjang dalam penelitian ini digunakan program Plaxis versi

qu = c Nc (1+0,3B/L) + Po Nq + 0,5 γ B Nγ 8.2 yang sudah dilengkapi dengan kemampuan


untuk melakukan permodelan elemen hingga.
dimana :
qu = daya dukung ultimit Program Plaxis mempunyai banyak

c = kohesi tanah kemampuan menganalisa seperti: kestabilan

γ = berat volume tanah yang konstruksi, factor keamanan, deformasi, analisa

dipertimbangkan terhadap posisi muka air konstruksi yang digunakan dalam aplikasi

tanah (kN/m3) konstruksi timbunan, dinding penahan tanah dan

Nc, Nq, Nγ = fungsi yang tergantung dari sudut terowongan. (Agustian, 2014)

geser dalam, dan merupakan


koefisienkoefisien daya dukung
2.9 Geotekstil
Df = kedalaman pondasi yang tertanam
didalam tanah (m) Stabilitas eksternal struktur geotekstil harus
Po = γ.f.D = tekanan overbuden pada dasar pondasi stabil dalam kemungkinan terjadinya geser, guling
(kN/m2) dan keruntuhan pondasi. Panjang geotekstil dapat
B = Lebar atau diamater pondasi (m) diperoleh dengam menggunakan persamaan :
L = panjang pondasi (m)
IV. PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Awal Lereng

Faktor aman terhadap cabut tulangan geosintetik Berikut adalah kondisi awal lereng tanpa
(SFp) yang dinyatakan dalam persamaan berikut : menggunakan perkuatan dan tidak ada muka air
tanah.

Panjang overlap atau lipatan pada bagian penutup


permukaan :

III. METODE PENELITIAN

Perencanaan perkuatan dengan geotektil


dianalisis dengan menggunakan aplikasi Plaxis.
Berikut data Teknik geogrid dan dinding penahan
tanah yang digunakan:

1. Panjang Geogrid : 5,5 m

2. Tinggi Dinding Penahan Tanah : 4 m

3. Mutu Beton : K-250


(Sumber: Penulis)
Tabel 3.1 Data Teknis Geogrid
Gambar 4.1 Model Penampang Melintang Lereng dan
Jaring Elemennya

Dimana:

Metode analisis yang digunakan pada analisis


ini adalah:

1. Menghitung besarnya FK (faktor keamanan) pada


kondisi awal dengan menggunakan Plaxis 2D
V.8.

2. Menghitung besarnya FK (faktor keamanan)


setelah pengerjaan proyek dengan pemasangan
geogrid dan dinding penahan tanah.
Proses perhitungan dengan Plaxis pada kondisi 4.2 Kondisi Lereng Dengan Pengerjaan Standar
awal memiliki 2 fase, yaitu fase perhitungan kondisi
Perkuatan standar ini menggunakan dinding
awal lereng dan perhitungan angka keamanan
penahan tanah dengan pemasangan kedalaman yaitu
(safety factor).
±4 m dan pemasangan geogrid dengan panjang 5,5
Hasil running dari program Plaxis 2D dapat m. Model dari perkuatan ini dapat dilihat pada
dilihat dari gambar berikut: Gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.2 Tahapan perhitungan menggunakan Plaxis


2D

Setelah dikalkulasikan, maka angka keamanan Gambar 4.4 Potongan melintang tipikal perkuatan.

(safety factor) didapat, yaitu: Untuk input program plaxis dibutuhkan data-
data dari parameter dinding penahan tanah dan
geogrid yang digunakan, yaitu:

Dinding Penahan Tanah (Model Mohr-Coloumb)

1. γ (berat jenis) = 25 kN/m3

2. Ec (kekakuan beton)= 2,143 × 104 kN/m3

3. υ (Poisson Ratio) = 0,2

Hasil running dari program plaxis 2D, dapat dilihat


Gambar 4.3 Tahapan perhitungan Safety Factor asli
pada gambar-gambar berikut:
lereng

Pada kondisi awal ini, faktor keamanan lereng


yaitu, 1,26. Dengan nilai angka keamanan yang
lebih kecil dari 1,3, maka kondisi asli lereng
diragukan kemantapannya. Maka dari itu dilakukan
perkuatan lereng dengan desain yang sudah
direncanakan.

Gambar 4.5 Pemodelan proses penggalian selama 30


hari.
standar jauh lebih tinggi dibandingkan safety factor
pada kondisi awal (2,75 > 1,26).

Nilai Safety Factor Sebelum Counterweight

Gambar 4.6 Kondisi displacement dengan perkuatan.

Gambar 4.6 menunjukan displacement yang


Gambar 4.8 Tahapan Perhitungan
terjadi pada keseluruhan bagian. Perbedaan warna
tersebut menunjukkan perbedaan displacement yang
terjadi, displacement yang kecil ditunjukkan oleh
bagian tanah yang berwarna biru, dan displacement
yang terbesar ditunjukkan dengan warna merah.

Nilai Safety Factor

Gambar 4.9 Safety Factor sebelum counterweight

Dari hasil calculation diatas dapat dilihat


bahwa kondisi lereng menjadi tidak stabil jika tidak
digunakan counterweight dibelakang dinding
penahan tanah. Faktor keamanan menjadi 0,76 yang
berarti lereng rawan akan longsor.

Gambar 4.7 Safety factor dengan menggunakan


perkuatan.
V. KESIMPULAN
Dari analisis perhitungan plaxis 2D diatas
Berdasarkan hasil analisis perhitungan diperoleh
dapat disimpulkan bahwa perkuatan alternatif
bahwa dengan menggunakan desain yang
menghasilkan kelongsoran yang sangat kecil terjadi.
direcanakan untuk perkuatan lereng digunakan
Nilai keamanan yang bagus (2,75), nilai angka
perkuatan dengan dinding penahan tanah dan
keamanan yang melebihi 1,30 mengakibatkan
geogrid serta perlunya diberikan counterweight
tingkat kelongsoran jarang terjadi. Dan bila
dibelakang dinding penahan tanah. geotekstil.
dibandingkan dengan kondisi awal lereng maka
Analisis di tinjau berdasarkan dua kondisi yaitu
dapat disimpulkan safety factor pada perkuatan
kondisi awal lereng dan kondisi lereng dengan
pengerjaan standar dengan kesimpula sebagai DAFTAR PUSTAKA
berikut:
Agustian, Medio. 2014. “Analisa Daya Dukung
1. Nilai Safety Factor pada kondisi awal dilokasi Pondasi Dangkal Pada Tanah Lempung
adalah sebesar 1,26. Maka kondisi kemantapan Menggunakan Perkuatan Anyaman
lereng diragukan atau lereng kurang stabil Bambu Dan Grid Bambu Dengan
dikarenakan angka terseut tidak mencapai > Bantuan Program Plaxis”. Jurnal Teknik
1,3. Sipil dan Lingkungan Vol.2, No.3

2. Nilai Safety Factor pada perkuatan standar Bowles, J. E. 1997. Analisa dan Desain Pondasi,
yang menggunakan dinding penahan tanah dan Edisi keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta
geogrid adalah sebesar 2,75. Maka kondisi
Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah 1. Erlangga.
lereng sudah stabil atau tingkat kelongsoran
Jakarta
sangat rendah.
Dasopang, Yayang Haslika. 2018. “Analisa
3. Nilai Safety Factor jika tidak menggunakan
Stabilitas Lereng dengan Perkuatan
Counterweight dibelakang dinding penahan
Dinding Penahan Tanah dan Geogrid
tanah adalah 0,76.
Menggunakan Plaxis V.8.2”. Fakultas
Teknik. Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Hardiyatmo, H. C., 2011. Analisis dan Perancangan


Fondasi I, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Hardiyatmo, H. C., 2011. Analisis dan Perancangan


Fondasi II, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Whilliam T., Whitman ,Robert V.,“Soil


Mechanics”, 1962.

Anda mungkin juga menyukai