__________________________________________________________________________________________
Abstrak
Lereng adalah perbedaan ketinggian suatu tanah yang telah terbentuk. Stabilitas lereng berkaitan dengan longsor
yang merupakan proses perpindahan material tanah dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Tujuan
dari penulisan essay ini adalah untuk mengetahui safety factor dari keadaan lereng sebelum dan setelah diberi
perkuatan geotextile dengan analisis stabilitas 2 kondisi, yaitu kondisi awal sebelum menggunakan perkuatan dan
kondisi menggunakan perkuatan yang dikerjakan dilapangan menggunakan dinding penahan tanah dan geogrid.
Kedua kondisi ini dibandingkan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga atau Plaxis 2D V. Dari hasil
perhitungan didapat nilai safety factor pada kondisi awal adalah sebesar 1,26. Nilai safety factor pada kondisi
lereng dengan menggunakan perkuatan dinding penahan tanah dan geogrid adalah 2,75. Maka dapat disimpulkan
bahwa lereng menjadi stabil jika diberi perkuatan dinding penahan tanah dan geogrid dengan adanya kenaikan
safety factor (2,75>1,26)
I. PENDAHULUAN
sebelum digunakan sebagai landasan konstruksi
Pesatnya pertumbuhan penduduk saat ini serta
agar memperoleh daya dukung yang lebih baik.
pelaksanaan konstruksi yang semakin banyak
(Agustian, 2014)
dilakukan, memaksa pemilihan lokasi dengan
Kelongsoran tanah merupakan salah satu yang
kondisi tanah yang kurang baik seperti tanah
paling sering terjadi pada bidang Geoteknik akibat
lempung harus tetap dilakukan.
meningkatnya tegangan geser suatu massa tanah
Sebelum melakukan pembangunan perlu adanya
atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah.
perencanaan pondasi dengan empertimbangkan
Dengan kata lain, kekuatan geser dari suatu massa
kondisi tanah. Tanah yang berada di bawah suatu
tanah tidak mampu memikul beban kerja yang
konstruksi harus dapat memikul beban yang ada di
terjadi. Gangguan terhadap stabilitas lereng dapat
atasnya tanpa mengalami kegagalan geser (shear
disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia maupun
failure) dan dengan penurunan (settlement) yang
kondisi alam. Lereng yang tidak stabil sangatlah
dapat ditolerir. Jenis tanah lempung (clay) memiliki
berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya, oleh
beberapa sifat yang kurang menguntungkan bagi
sebab itu analisis stabilitas lereng sangat diperlukan.
suatu konstruksi. Tanah lempung memiliki tegangan
(Dasopang, 2018)
geser dan permeabilitas yang rendah oleh karena itu
tanah tersebut harus di perbaiki terlebih dahulu
Korelasi untuk menentukan berat jenis tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA
(ɣ) dan berat jenis tanah jenuh (ɣsat) pada tanah
2.1. Definisi Tanah kohesif dan non kohesif dapat dilihat pada tabel 2.2:
Tanah di alam terdiri dari campuran butiran- Tabel 2.2 Korelasi berat jenis tanah (γ) untuk tanah non
butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan kohesif dan kohesif.
organik. Butiran – butiran dengan mudah dipisah –
pisahkan satu sama lain dengan kocokan air. Tanah
berasal dari pelapukan batuan, yang prosesnya dapat
secara fisik maupun kimia. Sifat – sifat teknis tanah,
kecuali dipengaruhi oleh sifat batuan induk yang
merupakan material asalnya, juga dipengaruhi oleh
unsur – unsur luar yang menjadi penyebab
terjadinya pelapukan batuan tersebut (Hardiyatmo,
2011).
(Whitman, 1962)
2.2 Klasifikasi Tanah dari Data Sondir
2.4 Poisson Ratio
Data tekanan conus ( qc ) dan hambatan pelekat
Nilai poisson ratio ditentukan sebagai rasio
( fs ) yang didapatkan dari hasil pengujian sondir
kompresi poros terhadap regangan pemuaian lateral.
dapat digunakan untuk menentukan jenis tanah
Nilai poisson ratio dapat ditentukan berdasar jenis
seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1:
tanah seperti yang terlihat pada Tabel 2.3 di bawah
Tabel 2.1 Klasifikasi Tanah dari Data Sondir
ini.
(Bowles, 1997)
2.3 Berat Isi (ɣsat dan ɣunsat) Kekuatan geser dalam mempunyai variabel
kohesi dan sudut geser dalam. Sudut geser dalam
Berat volume atau berat isi (ɣ) merupakan
bersamaan dengan kohesi menentukan ketahanan
berat tanah persatuan volume,
tanah akibat tegangan yang bekerja berupa tekanan
maka: γ =𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 (𝒘)/𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 (𝒗) lateral tanah. Nilai ini juga didapatkan dari
pengukuran engineering properties tanah dengan
Direct Shear Test. Hubungan antara sudut geser 2.7 Metode Elemen Hingga
dalam dan jenis tanah ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Banyak program komputer yang menggunakan
Tabel 2.4 Hubungan antara sudut geser dalam dengan metode ini, sehingga dalam menggunakannya perlu
jenis tanah memahami konsep dasar, struktur, sistem operasi
program itu. Program Plaxis menggunakan konsep
metode elemen hingga. Metode elemen hingga
didasari prinsip membagi atau diskretisasi dari suatu
kontinum, di mana kontinum tersebut dapat berupa
sistem struktur, massa ataupun benda padat lainnya
yang akan dianalisis. Pembagian dalam metode ini
untuk membagi suatu benda menjadi elemen yang
lebih kecil, sehingga mudah untuk dianalisis.
2.6 Teori Perhitungan Daya Dukung Analisa Dengan adanya pembagian tersebut maka suatu
Terzaghi sistem yang memiliki derajat kebebasan tak
Apabila untuk pondasi tidak menerus, terhingga dapat didekati menjadi suatu sistem yang
persamaan berikut dapat digunakan. memiliki derajat kebebasan berhingga. (Agustian,
2014)
Dengan bentuk pondasi bujur sangkar
dipertimbangkan terhadap posisi muka air konstruksi yang digunakan dalam aplikasi
Nc, Nq, Nγ = fungsi yang tergantung dari sudut terowongan. (Agustian, 2014)
Faktor aman terhadap cabut tulangan geosintetik Berikut adalah kondisi awal lereng tanpa
(SFp) yang dinyatakan dalam persamaan berikut : menggunakan perkuatan dan tidak ada muka air
tanah.
Dimana:
Setelah dikalkulasikan, maka angka keamanan Gambar 4.4 Potongan melintang tipikal perkuatan.
(safety factor) didapat, yaitu: Untuk input program plaxis dibutuhkan data-
data dari parameter dinding penahan tanah dan
geogrid yang digunakan, yaitu:
2. Nilai Safety Factor pada perkuatan standar Bowles, J. E. 1997. Analisa dan Desain Pondasi,
yang menggunakan dinding penahan tanah dan Edisi keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta
geogrid adalah sebesar 2,75. Maka kondisi
Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah 1. Erlangga.
lereng sudah stabil atau tingkat kelongsoran
Jakarta
sangat rendah.
Dasopang, Yayang Haslika. 2018. “Analisa
3. Nilai Safety Factor jika tidak menggunakan
Stabilitas Lereng dengan Perkuatan
Counterweight dibelakang dinding penahan
Dinding Penahan Tanah dan Geogrid
tanah adalah 0,76.
Menggunakan Plaxis V.8.2”. Fakultas
Teknik. Universitas Sumatera Utara.
Medan.