Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisiologi merupakan turunan biologi yang mempelajar bagaimana kehidupan


berfungsi secara fisik dan kimiawi, yaitu kajian mengenai kehidupan benda hidup.
Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel
jaringan, organ,sistim organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi
fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.

Berdasarkan objek kajiannya fisiologi dikenal fisiologi manusia, fisiologi


tumbuhan, dan fisiologi hewan. Meskipun fisiologi bersifat universal, tetapi tidak
bergantung pada jenis organisme yang dipelajarinya. Fisiologi hewan bermula dari
metode dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran fisiologi manusia yang
kemudian meluas pada spesies hewan selain manusia. Cakupan subjek dari fisiologi
hewan adalah semua makhluk hidup. Banyaknya subjek menyebabkan penelitian di
bidang fisiologi hewan lebih terkonsentrasi pada pemahaman bagaimana ciri fisiologis
berubah sepanjang sejarah evolusi hewan.

Pengetahuan tentang fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting


dalam melaksanakan kebidanan. Dengan mengetahui struktur dan fungsi tubuh
manusia, seorang bidan professional dapat makin jelas mengidentifikasi perubahan
yang terdapat pada sistem tubuh tersebut.

Pada fisiologi ini akan memberikan gambaran tentang perubahan yang terjadi
pada sistem tubuh, misalnya perubahan pada ibu hamil atau ibu bersalin dan juga sistem
muskuloskeletal artinya sistem yang mempelajari yang terdiri dari tulang,otot,
kartilago,ligament,tendon,fascia,bersae, dan persendian.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa itu yang dimaksud fisiologi ?
2. Istilah apa saja yang biasanya dipakai dalam fisiologi ?
3. Ada apa saja sistem organ yang terdapat pada tubuh manusia ?
4. Apakah yang dimaksud fisiologi sel dan jaringan ?

Page | 1
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari penyusunan makalah ini :
1. Mengetahui definisi tentang fisiologi dan istilah-isitah apa saja yang biasanya
dipakai dalam fisiologi.
2. Mengetahui sistem organ apa saja yang terdapat pada tubuh manusia.
3. Mengetahui tentang fisiologi yang terdapat pada sel dan jaringan.

Page | 2
BAB II
ISI
2.1 Definisi Fisiologi
Fisiologi berasal dari bahasa Yunani,yaitu Physis dan Logos, dimana Physis
berarti alam/makhluk hidup, dan Logos yang berarti kajian/ilmu. Sehingga secara
sederhana Fisiologi adalah kajian/ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Dalam hal
ini makhluk hidup yang akan dipelajari adalah manusia. Dalam Fisiologi, yang
dipelajari bukan bagian-bagian atau struktur tubuh manusia, melainkan fungsi dan cara kerja
organ-organ tubuh manusia. Sehingga jika dikaji lebih dalam definisi lain Fisiologi adalah Ilmu
yang mempelajari fungsi dan cara kerja organ-organ tubuh serta perubahan-perubahan yang
terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari luar.

2.2 Sistem Organ Tubuh Manusia

Sistem organ manusia secara umum diagi menjadi beberapa organ yang diantaranya :

2.2.1. Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambung serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. (Sloane). Sistem saraf merupakan salah satu yang berfungsi untuk
memantau dan merspon perubahan yang terjadi di dalam dan di luar tubuh atau lingkungan.
Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sistem presepsi, perilaku dan daya ingat, serta
merangsang pergerakan tubuh (Farley et all).

Fungsi sistem saraf adalah sebagai sistem koordinasi atau pengaur seluruh aktifitas tubuh
manusia mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi yang dilakukan oleh alat
indra yaitu mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit; sebagai pengendali atau pengatur kerja dan
pusat pengendali tanggapan. 3

Sistem saraf dibentuk oleh jaringan saraf. Sel pembentuk jarangan saraf, yaitu :

a) Sel Saraf ( Neuron )


Neuron adalah tempat menghantarkan dan memperoses informasa, menjalankan
fungsi sistem saraf, seperti mengingat, berfikir, dan mengontrol semua aktifitas tubuh.1
b) Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan
dari sistem saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi

Page | 3
utama sumsum tulang belakang adalah transmisi pemasukan rangsangan antara periferi dan
otak. Fungsi lain sumsum tulang belakang adalah mengontrol gerakan refleks, termasuk
gerakan reflek pada mata, hidung, dan lain-lain.2
2.2.2 Sistem Indra
Sistem indra adalah bagian dari sistem sarafyang berfungsi untuk proses informasi indra.4
Panca indra terbagi menjadi lima, berikut adalah penjelasannya.
a) Mata
Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang
memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan
objek. Mata terletak dalam struktur bertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga
orbita. Setiap mata terdiri atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan
bentuknya, suatu sistem lensa untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan
suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi mengumpulkan, memproses, dan meneruskan
informasi visual ke otak (Junqueira). 5
b) Telinga
Telinga merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan fungsi
keseimbangan tubuh.
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam
bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut
menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran
dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.
Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggetarkan
tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan
melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak
relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. (Soetirto et al). Proses ini
merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel
rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan
sel Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan
neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf
auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39
- 40) di lobus temporalis (Soetirto et al).6
c) Hidung

Page | 4
Berdasarkan teori struktural, teori revolusioner dan teori fungsional, maka fungsi
fisiologis hidung dan sinus paranasal adalah :
1) fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring udara,
humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal
2) fungsi penghidu, karena terdapanya mukosa olfaktorius (penciuman) dan reservoir udara
untuk menampung stimulus penghidu
3) fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses berbicara dan
mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang
4) fungsi statistik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma
dan pelindung panas
5) refleks nasal mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan
saluran cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. (Soetjipto D & Wardani RS)7
d) Lidah
Seluruh rasa dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu jenis rasa akan
lebih sensitif pada daerah tertentu. Rasa manis lebih sensitif dirasakan pada daerah ujung
depan lidah, rasa asin paling baik diapresiasi pada pinggir depan lidah, rasa asam paling baik
diterima di sepanjang samping/tepi lidah dan sensasi pahit dapat dideteksi dengan sangat
baik pada sepertiga belakang lidah. Keempat rasa ini dikenal dengan istilah sensasi rasa
primer. Selain itu, ada rasa kelima yang telah teridentifikasi yakni umami yang dominan
ditemukan pada L-glutamat.

e) Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Kulit merupakan organ yang sangat esensial dan vital serta merupakan
cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta
bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan lokal tubuh (Wasita Atmadja).
Luas permukaan kulit manusia dewasa sebesar 1,5 – 2 m2 , dengan berat
sekitar 3 kg dan berperan sebagai lapisan pelindung tubuh terhadap pengaruh dari luar, baik
pengaruh fisik maupun kimia. Meskipun kulit relatif permeable terhadap senyawa-senyawa
kimia, namun dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus oleh senyawa obat atau bahan
berbahaya yang dapat menimbulkan efek terapeutik atau efek toksik yang bersifat lokal atau
sistemik. Selain itu kulit juga merupakan sawar (barrier) fisiologik yang penting karena
mampu menahan penembusan gas, cair, maupun padat, baik yang berasal dari lingkungan
luar tubuh maupun komponen mikroorganisme (Walters, 2002:10).

Page | 5
Fungsi kulit antara lain: proteksi, absorbsi, eksresi, pengindera sensoris,
pengaturan suhu tubuh, pembentukan pigmen, serta ekspresi emosi (Wasita Atmadja, 1997:
111). Namun secara umum fungsi kulit adalah:
a) Fungsi proteksi
Menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik misalnya tekanan,
gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan
gangguan yang bersifat panas. Misalnya radiasi, sengatan UV, gangguan infeksi luar terutama
kuman maupun jamur.
b) Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
c) Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan ammonia.
d) Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin oleh badan Krause. Rabaan diperankan oleh taktil meissner. Terhadap tekanan
diperankan oleh badan vates paccini.
e) Fungsi pengaturan suhu tubuh
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.
f) Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak dilapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi syaraf.
g) Fungsi keratenisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai tiga jenis sel utama yaitu keratinosit,
sel langerhans dan melanosit (Tranggono dkk).
1.2.2. Sistem Muskoloskeletal
Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot,
kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995: 3).
1. Tulang atau Rangka
Skeletal disebut juga sistem rangka yang tersusun atas tulangtulang. Tubuh
memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Fungsi sistem skeletal antara lain
Page | 6
memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanik, membentuk kerangka
yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang melekat pada
tulang, melindungi sumsum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan
pembentuk darah, dan tempat penyimpanan bagi mineral seperti kalsium dari
dalam darah.
2. Sistem Otot (Muscular System)
Otot adalah sebuah jaringan yang terbentuk dari sekumpulan selsel yang
berfungsi sebagai alat gerak. Jaringan otot sekitar 40% dari berat tubuh. Otot
melakukan semua gerakan tubuh. Otot mempunyai selsel yang tipis dan panjang
yang mengubah energi yang tersimpan dalam lemak dan gula darah (glukosa)
menjadi gerakan dan panas.
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tapah-tahap
berikut:
a) Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke
ujungnya pada serabut otot.
b) Di setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin,
dalam jumlah sedikit.
c) Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk
membuka banyak kanal “bergerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul
protein yang terapung pada membran.
d) Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion
natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini
menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.
e) Potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang
sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf.
f) Potensial aksi menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak aliran
listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial
aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion
kalsium, yang telah tersimpan di dalam reticulum ini.
g) Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan
myosin, yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain
untuk menghasilkan proses kontraksi.
h) Setelah kurang dari 1 detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum
sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan
Page | 7
dalam reticulum sampai potansial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran
ion kalsium dari myofibril menyebabkan kontraksi otot terhenti.
3. Kartilago
Kartilago atau tulang rawan sendi adalah jaringan yang terdiri dari sel dan
serat yang menutupi matriks atau bahan padat (Gibson, 2003). Kartilago
mengandung campuran glikosaminoglikan dengan protein pada substansi
dasarnya yang memberikan karakter yang kuat walaupun memiliki derajat
elastisitas dan kompresibilitas yang lebih besar dari pada tulang (Slaane, 2004).
Kartilago tidak memiliki pembuluh darah, pembuluh limfe atau saraf, tetapi
diselubungi membran yaitu perikondrium sebagai tempat tulang rawan
mendapatkan darah (Gibson, 2003).
Secara alami, kartilago memiliki kemampuan untuk mengalami degenerasi
dan regenerasi. Proses penyembuhan kartilago diatur oleh kondrosit yang
memproduksi matriks ekstraseluler berupa proteoglikan dan kolagen. Akan tetapi,
ketika kartilago artikular mengalami cedera maka kemampuannya untuk
memperbaiki diri sangat terbatas. Hal ini dikarenakan beberapa respons terhadap
penyembuhan cedera pada kartilago tidak dikompensasi dengan proliferasi tipe
kolagen dan proteoglikan yang sesuai dan akan menyebabkan fungsi yang
abnormal. (Steinert et al., 2008).
4. Ligmen
Pita jaringan ikat yang menghubungkan tulang atau tulang rawan, berfungsi
untuk menyokong dan memperkuat sendi.
5. Tendon
Merupakan tali fibrosa jaringan ikat yang bersambungan dengan serabut otot
dan melekatkan otot ke tulang atau tulang rawan.
6. Fascia
Fascia adalah sebuah atau lembaran jaringan ikat, terutama kolagen, di bawah
kulit yang menempel, menstabilkan, membungkus, dan memisahkan otot dan
organel internal lainnya.
7. Bursa Sinovial (Bursae)
Bursae adalah kantung berisi cairan kecil dilapisi oleh membran synovial
dengan lapisan kapiler . ini memberikan bantalan antar tulang dan tendon atau
otot disekitar sendi. Bursae juga dapat membantu mengurangi gesekan antarar
tulang.

Page | 8
8. Sendian
Tempat penyatuan atau sambungan antara dua bagian atau objek yang
berbeda, dalam hal ini persambungan antara dua buah tulang.

Page | 9

Anda mungkin juga menyukai