Anda di halaman 1dari 7

Retak tulang

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel.
Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Artikel atau bagian artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel
ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat
dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.

Retak tulang

Tampak luar dan dalam lengan yang mengalami retak, sebelum dan

sesudah pembedahan.

Klasifikasi dan rujukan luar

Spesialisasi Bedah ortopedi

ICD-10 Sx2 (x=0-9, tergantung letak retakan)

ICD-9-CM 829

DiseasesDB 4939

MeSH D050723

[sunting di Wikidata]

Retak tulang, patah tulang, atau fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau patah pada tulang
yang utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001).
Retak tulang adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita perhatian masyarakat,
pada arus mudik dan arus balik hari raya idul fitri tahun ini banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang
sangat banyak yang sebagian korbannya mengalami retak. Banyak pula kejadian alam yang tidak
terduga yang banyak menyebabkan retak tulang. Sering kali untuk penanganan retak tulang ini tidak
tepat mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia contohnya ada seorang yang
mengalami retak tulang, tetapi karena kurangnya informasi untuk menanganinya Ia pergi ke dukun
pijat, mungkin karena gejalanya mirip dengan orang yang terkilir.

Daftar isi

 1Prevalensi
 2Jenis retak tulang
 3Manifestasi klinis
 4Pemeriksaan
 5Penatalaksanaan
o 5.1Reduksi
o 5.2Imobilisasi

Prevalensi[sunting | sunting sumber]


Retak tulang lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur di bawah 45 tahun
dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada usia
prevalensi cenderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis
yang terkait dengan perubahan hormon.

Jenis retak tulang[sunting | sunting sumber]


1. Complete fracture (retak tulang komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan
melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
2. Closed fracture (simple fracture), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit masih
utuh.
3. Open fracture (compound fracture / komplikata/ kompleks), merupakan retak tulang dengan
luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit)
atau membran mukosa sampai ke patahan tulang. retak tulang terbuka digradasi menjadi:
o Grade I: luka bersih dengan panjang kurang dari 1 cm.
o Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif.
o Grade III: sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif.
4. Greenstick, retak tulang di mana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok.
5. Transversal, retak tulang sepanjang garis tengah tulang.
6. Oblik, retak tulang membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
7. Spiral, retak tulang memuntir seputar batang tulang.
8. Komunitif, retak tulang dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
9. Depresi, retak tulang dengan fragmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada
tulang tengkorak dan wajah).
10. Kompresi, retak tulang di mana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang).
11. Patologik, retak tulang yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, paget,
metastasis tulang, tumor).
12. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.
13. Epifisial, retak tulang melalui epifisis.
14. Impaksi, retak tulang di mana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.

Manifestasi klinis[sunting | sunting sumber]


Nyeri terus menerus, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitus,
pembengkakan lokal dan perubahan warna.

Pemeriksaan[sunting | sunting sumber]


Tanda dan gejala kemudian setelah bagian yang retak di imobilisasi, perawat perlu menilai pain
(rasa sakit), paloor (kepucatan/perubahan warna), paralisis (kelumpuhan/ketidakmampuan untuk
bergerak), parasthesia (kesemutan), dan pulselessnes (tidak ada denyut)
Rotgen sinar X Pemeriksaan CBC jika terdapat perdarahan untuk menilai banyaknya darah yang
hilang.

Penatalaksanaan[sunting | sunting sumber]


Segera setelah cedera perlu untuk mengimobilisasi bagian yang cedera apabila klien akan
dipindahkan perlu disangga bagian bawah dan atas tubuh yang mengalami cedera tersebut untuk
mencegah terjadinya rotasi atau angulasi.
Prinsip penanganan retak tulang meliputi:
Reduksi[sunting | sunting sumber]
Reduksi retak tulang berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi
anatomis
Reduksi tertutup
Mengembalikan fragmen tulang ke posisinya ( ujung ujungnya saling berhubungan ) dengan
manipulasi dan traksi manual. Alat yang digunakan biasanya traksi, bidai dan alat yang lainnya.
Reduksi terbuka
Dengan pendekatan bedah. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku.
Imobilisasi[sunting | sunting sumber]
Imobilisasi dapat dilakukan dengan metode eksternal dan internal. Mempertahankan dan
mengembalikan fungsi status neurovaskuler selalu dipantau meliputi peredaran darah, nyeri,
perabaan, gerakan. Perkiraan waktu imobilisasi yang dibutuhkan untuk penyatuan tulang yang
mengalami retak tulang adalah kurang lebih 3 bulan, tergantung dari regio mana yang mengalami
retak tulang, serta nutrisi yang diberikan.

1. Falang ( jari )
2. Metakarpal
3. Karpal
4. Skafoid
5. Radius dan ulna
6. Humerus
7. Suprakondiler
8. Batang
9. Proksimal ( impaksi )
10. Proksimal ( dengan pergeseran )
11. Klavikula
12. Vertebra
13. Penis
14. Femur
15. Intrakapsuler
16. Intratrohanterik
17. Batang
18. Suprakondiler
19. Tibia
20. Proksimal
21. Batang
22. Maleolus
23. Kalkaneus
24. Metatarsal
25. falang (jari kaki)

Ciutkan

Patologi: Kondisi medis dan kode ICD

(Penyakit / Gangguan / Sindrom / Gejala / Tanda, Cedera, dll.)

feksi/Infeksi: Penyakit bakteri

rus

rasit

ozoa
s

toparasit

Kanker (C00–D48, 140–239) Neoplasma

 Anemia
logi mieloid (D50–D77, 280–289)
 Koagulopati

Limfoid imun (D80–D89, 279) Defisiensi imun


 Gangguan imunoproliferatif

 Hipersensitivitas

dokrin

nutrisi

etabolisme bawaan

mental

tem saraf

tem saraf pusat

erifer

uromuskuler

ata

inga

rdiovaskuler

ntung

skuler

spiratori

ru obstruktif

ru restriktif

ulut dan maksilofasial


gi

lenjar ludah

ah

tem pencernaan
lit

bahan kulit

ku

mbut

lenjar sebasea

muskuloskeletal: Miopati

opati

ologi

ndung kemih

gan genital pria

yudara

gan genital perempuan

kehamilan

persalinan

nifas

nin

kongenital

ongenital

ng

endi
ala

Kategori:
 Cedera

Anda mungkin juga menyukai