Anda di halaman 1dari 43

1.

1) Sudut datang sinar Matahari, yaitu sudut yang dibentuk


oleh arah datangnya sinar Matahari dengan permukaan bumi.
Semakin tegak sudut datang sinar, semakin kuat intensitas
penyinaran Matahari dan semakin tinggi pula suhu udara di
daerah tersebut. Sebaliknya, semakin miring sudut datang
sinar, semakin lemah intensitas penyinarannya dan semakin
rendah suhu udaranya. Oleh karena itu pada tengah hari suhu
udara kita rasakan sangat panas terik, sedangkan pada pagi
dan sore hari suhu udara kita rasakan sejuk.
2) Lama waktu penyinaran, semakin lama penyinaran Matahari
semakin tinggi suhu udara di suatu tempat. Bagi kawasan
Indonesia yang beriklim tropis, di mana periode waktu siang
dan malam senantiasa relatif sama yaitu sekitar 12 jam,
perbedaan suhu saat musim panas dan dingin tidak terlalu
mencolok. Akan tetapi di daerah-daerah lintang sedang dan
tinggi di mana perbedaan panjang waktu siang dan malam
pada periode musim panas dan dingin sangat mencolok,
perbedaan suhu udara antara kedua musim pun sangat tinggi.
3) Ketinggian tempat, semakin tinggi suatu daerah dari
permukaan laut, semakin rendah suhu udara. Anda tentu masih
ingat gejala gradien thermometrik, di mana rata-rata suhu
udara akan mengalami penurunan sekitar 0,5°C– 0,6°C setiap
tempat mengalami kenaikan 100 meter
4) Kondisi geografis wilayah. Bagi daerah-daerah di Indonesia
yang wilayahnya merupakan kepulauan yang dikelilingi laut,
perbedaan suhu udara (amplitudo suhu) harian tidak begitu
tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat fisika air (perairan) yang
lambat menerima (menyerap) panas, tetapi lambat pula
melepas- kannya. Fenomena ini berbeda dengan wilayah-
wilayah yang lokasinya di tengah benua (daratan) yang jauh
dari laut, seperti daerah Asia Tengah (misalnya di Gurun Gobi
dan Tibet), dan Gurun Sahara. Perbedaan suhu udara antara
siang dan malam sangat mencolok. Siang hari suhu udara
sangat tinggi, sedangkan pada malam hari sangat rendah
bahkan sampai di bawah 0°C. Untuk mengukur temperatur
udara di suatu tempat digunakan pesawat cuaca yang
dinamakan thermometer atau thermograf. Ada dua macam
thermometer yang biasa digunakan untuk mengukur suhu
udara, yaitu thermometer maksimum dan thermometer
minimum. Thermometer maksimum terdiri atas tabung yang
berisi air raksa (merkuri) karena cairan ini sangat peka
terhadap kenaikan suhu, sedangkan thermometer minimum
merupakan tabung gelas yang berisi alkohol yang sangat peka
terhadap penurunan suhu. Thermograf adalah jenis
thermometer yang secara otomatis mengukur sendiri dinamika
perubahan suhu setiap waktu. Pada peta cuaca, tempat-tempat
yang memiliki suhu udara sama dihubungkan dengan garis
isotherm atau isothermal

A. Sudut Datangnya Sinar Matahari

Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari,
sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul
12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang
dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi.
Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak
datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti
semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi
semakin rendah.

B. Tinggi Rendahnya Tempat

Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di


tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya
semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan
semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan
adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo.

Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan


termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah
satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan
turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0
meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m
di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi
suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C.

Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan


derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah
di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat
tersebut dari permukaan laut.

C. Angin dan Arus Laut

Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur


udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan
menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi
dingin.

D. Lamanya Penyinaran

Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari


letak garis lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka
semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan
suhu udaranya semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas
penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin
rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11
°LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga
suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.

E. Awan

Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika


suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima
bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh
awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari.

Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula


melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat
menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara
pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada
malam hari akan semakin dingin.

 Tranparansi Atmosfer

Jumlah radiasi matahari yang diterima bumi dipengaruhi oleh faktor


awan dan debu di atmosfer. Awan dan debu akan memantulkan
sebagian energi matahari sehingga akan mengurangi insolasi (jumlah
energi yang sampai ke permukaan bumi).

 Sudut Datang Sinar Matahari

Semakin tegak sinar matahari yang datang, suhu semakin tinggi.


Begitu juga sebaliknya semakin miring sinar matahari yang datang,
suhu semakin rendah. Pada pagi dan sore hari sinar matahari lebih
miring daripada siang hari, sehingga siang hari penyinaran lebih
intensif daripada pagi dan sore hari, dan suhu mencapai puncaknya
pada pukul 14.00.

 Lama Penyinaran

Daerah ekuator merupakan daerah yang dibatasi oleh 23 1/2° LU dan


23 1/2° LS, menerima penyinaran relatif konstan, yaitu 12 jam siang
dan 12 jam malam, sehingga suhu di daerah ini relatif stabil dengan
amplitudo kecil. Hal ini disebabkan daerah ekuator merupakan daerah
lintasan gerak harian semu matahari. Hubungan antara lintang dengan
lamanya penyinaran.

 Besar Kecilnya Energi yang Dikeluarkan Matahari

Berdasarkan penelitian ilmiah, ternyata energi yang dikeluarkan


matahari tidaklah tetap. Adakalanya lebih besar atau lebih kecil dari
rata-ratanya. Hal ini akan berpengaruh terhadap suhu atmosfer yang
dilewati radiasi matahari tersebut.

 Jarak Bumi dan Matahari

Garis lintasan revolusi bumi terhadap matahari membentuk elips


(lingkaran lonjong) dan matahari terletak pada salah satu fokus elips
tersebut, sehingga jarak bumi terhadap matahari berbeda-beda untuk
periode yang berbeda. Adakalanya dekat (perihelium) dan adakalanya
jauh (aphelium). Pada saat dekat tentu suhunya akan lebih panas
daripada pada saat jauh.
 Ketinggian Tempat

Ini berkaitan dengan hukum gradient thermometric. Jadi, semakin


bertambah ketinggian suatu tempat, suhu akan berkurang sekitar 0,6°
C.

 Jarak dari Laut

Wilayah yang dekat dengan perairan memiliki amplitudo suhu harian


rendah jika dibandingkan dengan wilayah yang jauh dari perairan. Hal
ini disebabkan sifat air yang lambat menerima dan melepaskan panas
sedangkan daratan cepat menerima dan melepaskan panas.

 Relief Muka Bumi

Daerah yang memiliki relife kasar memiliki permukaan yang lebih


luas daripada daerah dengan relief halus. Oleh karena itu, hasil
pemanasan di daerah relief kasar lebih tidak efektif jika dibandingkan
dengan pemanasan di daerah berelief halus (datar).

 Pengaruh Angin

Angin berperan dalam penyebaran suhu, yaitu menyebarkan suhu dari


daerah panas ke daerah yang lebih dingin.

2.
A.PENGERTIAN IKLIM
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif
lama.
Iklim juga didefinisikan sebagai berikut :

 Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup
dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada
setiap saatny (World Climate Conference, 1979)
 Kondep abstrak yang menyatakan kebiaasan cuaca dan unsur-unsur atmosfer di suatu
daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980)
 Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin
kelembaban, yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs,
1978)

Iklim
B.SIFAT-SIFAT IKLIM
 Berlaku untuk waktu yang lama.
 Meliputi daerah yang luas.
 Merupakan hasil rata-rata cuaca, bukan merupakan pencatatan baru.

C.UNSUR-UNSUR IKLIM

1.Penyinaran Matahari
Matahari merupakan pengatur iklim di bumi yang sangat penting dan menjadi sumber energi
utama di bumi. Energi matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Penyinaran Matahari ke Bumi dipengaruhi oleh kondisi awan dan
perbedaan sudut datang sinar matahari.

2.Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya menyebar dan berbeda-
beda pada daerah tertentu. Persebaran secara horizontal menunjukkan suhu udara tertinggi
terdapat di daerah tropis garis ekuator (garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian
utara dan selatan) dan semakin ke arah kutub suhu udara semakin dingin. Sedang persebaran
secara vertikal menunjukkan, semakin tinggi tempat, maka suhu udara semakin dingin. Alat
untuk mengukur suhu disebut termometer.

3.Kelembapan Udara (humidity)


Dalam udara terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu udara, makin
banyak uap air yang dikandungnya. Hal ini berarti, makin lembablah udara tersebut. Jadi,
Humidity adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Alat pengukurnya adalah
higrometer.

4.Per-Awanan
Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di lapisan atmosfer bagian bawah.
Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca.

5.Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu. Untuk
mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar hujan (Rain Gauge).
6.Angin
Angin adalah udara yang berggerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke
daerah yang bertekanan rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh adanya
perbedaan suhu udara. Bila suhu udara tinggi, berarti tekanannya rendah dan sebaliknya. Alat
untuk mengukur arah dan kecepatan angin disebut anemometer.

D.KLASIFIKASI IKLIM

1.Iklim Matahari
Dasar perhitungan untuk mengadakan pembagian daerah iklim matahari ialah banyaknya
sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Menurut teori, makin jauh dari
khatulistiwa, makin besar sudut datang sinar matahari, sehingga makin sedikit jumlah sinar
matahariyang diterima oleh permukaan bumi.

Pembagian daerah iklim matahari didasarkan pada letak lintang adalah sebagai berikut :
a.Daerah Iklim Tropis : 0 derajat LU-23,5 derajat LU dan 0 derajat LS-23,5 derajat LS
b.Daerah Iklim Sedang : 23,5 derajat LU-66,5 derajat Lu dan 23,5 derajat LS-90 derajat LS
c. Daerah Iklim Dingin : 66,5 derajat LU-90 derajat LU dan 66,5 derajat LS-90 derajat LS

Pembagian daerah iklim menurut iklim matahari didasarkan 1 teori, bahwa temperatir udara
makin rendah jika letaknya makin jauh dari khatulistiwa. Maka dari itu, ada ahli yang
menyebut iklim matahari sebagai iklim teoritis. Menurut kenyataanya, temperatur beberapa
tempat menyimpang dari teori tersebut.

2.Iklim Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya, daratan, lautan,
pegunungan , dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak geografis. Berikut
adalah pembagian Iklim fisis :

 Iklim Kontinental atau Iklim Darat, iklim ini terjadi di daerah yang sangat luas,
sehingga angin yang terpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang
kering. Di daerah ini, pada siang hari terasa panas sekali dan pada malam hari terasa
sangat dingin. Curah hujannya sangat rendah, sehingga kadang-kadang terbentuk
gurun pasir. Misalnya Gobi, Tibet, Arab, Sahara, Kalahari, Australia Tengah, dan
Nevada.
 Iklim Laut, iklim ini terdapat di daerah eropa tropis dan subtropis. Angin yang
berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin laut yang lembab. Ciri-ciri iklim
laut adalah curah hujan yang rata-rata tinggi. Suhu tahunan dan harian yang hampir
sama, sifatnya banyak hujan.
 Iklim Dataran Tinggi, iklim ini mengalami perubahan suhu harian dan tahunan,
takanan rendah, sinar matahari terik dan hanya mengandung sedikit uap air.
 Iklim Pegunungan, iklim initerdapat di daerah pegunungan. Di daerah pegunungan
udaranya sejuk dan hujan sering turun. Hujan terjadi karena awan yang naik ke lereng
pegunungan mengalami kondensasi sehingga turun hujan. Hujan seperti ini disebut
hujan orografis.

3.Iklim Musim
Letak geografis indonesia yang diapit oleh Benua Asia di sebelah utara dan Benua Australia
di sebelah selatan, menyebabkan di indonesia terdapat Iklim musim. Iklim musim ini erat
kaitannya dengan pola angin musim di Indonesia. Pada bulan April-Oktober, ketika bertiup
angin musim timur, terjadi musim kemarau. Sebaliknya ketika bertiup angin musim barat,
terjadi musim penghujan.

4.Iklim Menurut Junghuhn


Junghuhn (bangsa Jerman) membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan
jenis tumbuhan yang cocok di suatu daerah. Penelitiannya dilakukan di pulau Jawa.

5.Iklim Koppen
Koppen mengadakan pembagian daerah iklim berdasarkan temperaturn dan hujan. Menurut
keadaan temperatur dan curah hujannya, permukaan dibagi menjadi bebberapa daerah iklim.

E.PERUBAHAN IKLIM GLOBAL


Kondisi iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim
ini dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang) yaitu perubahan iklim secara lokal dan
global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus, baik secara harian,
musiman, tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah suatu perubahan unsur-
unsur iklim yang memiliki kecenderungan naik atau turun secara nyata.

Perubahan iklim secara global disebabkan oleh karena menungkatnya konsentrasi gasi di
atmosfer. Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal
dari batu bara, minyak bumi, dan gas, yang membuang limbah gas di atmosfer, seperti
kabondioksida (CO2), Metana (CH4), dan Nitrous Oksida (N2O). Matahari yang menyinari
bumi juga menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer sehingga udara bersuhu
nyaman bagi kehidupan manusia. Jika kemudian atmosfer bumi dijejali gas, terjadilah efek
selimut seperti yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara
ditahan oleh selimut gas sehingga suhu mengalami kenaikan dan menjadi panas. Semakin
banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal selimut bumi, semakin panas pula suhu bumi.

Berikut adalah beberapa dampak perubahan iklim global :

 Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan air laut naik.


 Air laut naik dapat menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya air sungai
ke laut dan pada akhirnya menimbulkan banjir di dataran rendah.
 Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air
menjadi langka.
 Meningkatnya resiko kebakaran hutan.
 Mengakibatkan El Nino dan La Nina. El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu
permukaan air laut di pantai barat peru – Ekuador(Amerika selatan) yang
mengakibatkan gangguan iklim secara global. La Nina adalah kondisi cuaca yang
normal kembali setelah terjadinya El Nino.

iklim adalah keadaan rata rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangan waktu
yang relatif lama

klasifikasi ilim
1.iklim matahari adalah iklim yang dipengaruhi oleh banyaknya sinar matahari
yang diterima oleh permukaan bumi
2.iklim fisis adalah ilim yang dopengaruhi alam sekitar
3.iklim musim adalah iklim yang pola anginnya berikatan erat diindonesia
4.iklim junghuhn adalah iklim yang berdasarkan ketinggian tempat dn jenis
tumbuhanyang cocok disuatuu daerah'
5.iklim koppen adalah iklim yang berdasarkan temperatur dan hujan
3.
Angin Laut, Angin Lembah dan Angin Gunung, Angin Darat

Ke-empat angin ini saya jadikan satu agar mudah memahami dan mengingat. Sebenarnya
semua yang perlu di jelaskan sudah ada pada gambar diatas. Coba perhatikan gambar tersebut
dengan seksama, perhatikan juga matahari dan bulan yang sedang tersenyum kepada kita .

“kenapa ya kak, angin laut datangnya waktu siang dan angin darat waktu malam?”
“ya karena udah takdir dek.”

Nggak-nggak, bercanda. Kalau ada guru tanya jangan dijawab begitu ya…

Jawabannya adalah karena sifat air dan darat itu sangat berlawanan jika terkena panas. Air
bersifat lambat menyerap panas dan lambat untuk melepaskannya. Sedangkan daratan
bersifat cepat menyerap panas dan cepat melepaskan. Jadi saat matahari menyinari daratan
dan lautan, suhu di daratan akan lebih tinggi karena sifatnya yang cepat menyerap panas, dan
karena angin bertiup dari suhu rendah ke suhu yang tinggi, maka terjadilah angin laut. Ketika
malam hari disaat dunia dalam kegelapan dan kedinginan karena tak ada sumber panas
(matahari), maka daratan pun ikut menjadi dingin, sedangkan lautan yang mempunyai sifat
lambat melepaskan panas, suhunya akan menjadi lebih tinggi daripada daratan, sehingga
angin meniup dari darat.
2 2. Angin fohn

Yaitu angin yang terjadi di daerah bayangan hujan, bersifat panas dan kering sehingga dapat
merusak tanaman.
Angin fohn ada 5 macam, yaitu :
1. Angin Bohorok → di Delli Serdang
2. Angin Brubu → Makasar
3. Angin Wambraw → Biak/papua
4. Angin kumbang → Brebes, Indramayu
5. Angin Gending → Probolinggo

3 3. Angin muson (musim)


a. Angin muson barat (oktober -april) → musim hujan
b. Angin Muson timur (april-oktober) → musim kemarau
Cara mengingatnya, saya menggunakan singkatan ini :
HOA artinya Hujan Oktober April
PAO artinya Panas April Oktober
Keduanya berpatokan di Jakarta jogja.

4 4. Angin pasat
Yaitu angin yang bergerak dari daerah subtropis ke daerah tropis (katulistiwa). Intinya sih
sama saja, semua angin akan bergerak dari yang suhunya dingin ke yang suhunya panas.

55. Angin siklon dan anti siklon

Angin siklon : angin yang bergerak searah jarum jam di belahan bumi utara / berlawanan
jarum jam di belahan bumi selatan.

Maksudnya berlawanan jarum jam di belahan bumi selatan : kalau searah jarum jam, arahnya
dari kiri ke kanan seperti panah merah yang diatas. Jadi berlawanan jarum jam di belahan
bumi selatan adaalah arahnya dari kanan ke kiri seperti panah merah yang di bawah.
 Angin laut

Angin Laut atau sea breeze adalah angin yang bertiup dari arah laut ke darat. Pada
umumnya angin laut terjadi pada siang hari di pesisir pantai sekitar pukul 09.00
hingga 16.00 . Pada saat angin laut terjadi air memiliki kapasitas panas yang lebih
besar dari daratan karena sinar matahari memanasi laut lebih lambat dari daratan.
Akibat konduksi, siang hari suhu udara di daratan meningkat maka udara diatas
daratan meningkat juga. Tekanan udara pada atas daratan lebih rendah karena panas
sedangkan tekanan udara pada lautan lebih tinggi karena lebih dingin. Akibatnya
terjadilah gradien tekanan dari lautan yang lebih tinggi ke daratan yang lebih rendah.
Angin ini biasanya dimanfaatkan oleh para nelayan untuk pulang ke daratan setelah
menangkap ikan di laut.

 Angin Darat

Angin darat atau lan breeze adalah angin yang bertiup dari daratan ke arah lautan.
Angin darat terjadi di pesisir pantai pada malam hari yaitu sekitar pukul 20.00 hingga
06.00. Pada malam hari dartan akan dingin lebih cepat dibanding lautan karena
kapasitas panas pada tanah lebih rendah di banding air, akibatnya perbedaan suhu
tersebut menyebabkan terjadinya angin laut lama kelamaan hilang dan sebaliknya
muncul perbedaan tekanan udara yang berlawanan karena tekanan udara di atas laut
lebih panas menjadi lebih rendah daripada daratan. Angin darat dimanfaatka para
nelayan untuk berangkat melaut mencari ikan.

 Angin Lembah dan Angin Gunung

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke arah puncak gunung. Angin
lembah terjadi pada siang hari.
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari arah puncak gunung ke arah lembah.
Angin gunung terjadi pada malam hari.
 Angin Fohn

Angin fohn atau angin jatuh adalah angin yang terjadi setelah terjadinya hujan
orografis atau hujan pegunungan(yaitu, jenis hujan yang terjadi pada daerah lereng
pegunungan, hujan ini berasal dari gerakan udara yang mengandung uap air yang
terhalang oleh pegunungan). Angin fohn bergerak dari suatu wilayah yang memiliki
temperatur dan kelengasan yang berbeda.Angin Fohn terjadi karena ada gerakan
massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi
lalu turun di sisi lain. Angin Fohn dari puncak gunung bersifat panas dan kering
karena uap air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.
Karena Angin Fohn bersifat panas dapat merusak dan dapat menimbulkan korban,
apabila tumbuhan terkena angin ini maka akan mati dan apabila manusia yang terkena
angin ini maka daya tahan tubuhnya akan menurun dan akan mudah terserang
penyakit.
 Angin Muson

Angin Muson atau Angin Munsoon, atau Angin Moonsun adalah angin yang
berhenbus secara periodik yaitu minimal 3 bulan dengan setiap periode dengan yang
lain akan memiliki pola berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap
setengah tahunnya. Biasanya pada 6 bulan pertama bertiup angin darat yang kering
dan setengah tahun selanjutnya bertiup angin laut yang basah.
Pada bulan Oktober hingga April, matahari berada pada langit Selatan, sehingga
benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia.
Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah atau depresi sedangkan di
Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi atau kompresi. Keadaan ini
menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia.
Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara
dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga di
Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh wilayah
indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata, semakin ke timur curah hujan
semakin berkurang karena kandungan uap air semakin sedikit.
Pada bulan April hingga Oktober, matahari berada di langit utara, sehingga benua
Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat
tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara
tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asia.
Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim
barat daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka
angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu di indonesia terjadi musim
kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian
jaya.
Diantara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba atau
peralihan, yaitu musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan
ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke
musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba diantaranya: Udara terasa
panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat
dan lebat.
Angin Muson dibagi menjadi 2, yaitu Muson Barat atau Angin Musim Barat dan
Muson Timur atau Angin Musim Timur:

 Angin Muson Barat atau Angin Musim Barat


Angin Muson Barat atau Angin Musim Barat adalah Angin yang bertiup dari
Benua Asia (Musim dingin) ke Benua Australia (Musim panas) dan
mengandung curah hujan banyak di Indonesia bagian barat. Hal tersebut terjadi
karena angin melewati perairan dan samudra yang luas. Pada angin muson barat
yaitu pada bulan oktober hingga april indonesia mengalami musim penghujan.

 Angin Muson Timur atau Angin Musim Timur


Angin Muson Timur atau Angin Musim Timur adalah Angin yang berhembus
dari benua australia (musim dingin) ke benua asia (musim panas) dan
mengandung curah hujan yang sedikit di bagian indonesia timur karena angin
melewati gurun yang luas dan celah-celah yang sempit sehingga pada bulan
juni, juli dan agustus Indonesia mengalami musim kemarau.

Macam-macam angin (Jenis-jenis angin)


Beberapa contoh angin lokal antara lain adalah angin darat dan angin laut, angin gunung dan
angin lembah, serta angin jatuh.

1. Angin Darat dan Angin Laut

Angin darat bertiup dari darat menuju laut, sedang angin laut bertiup dari laut menuju ke
darat. Angin darat dan angin laut dapat terjadi karena adanya perbedaan penyerapan panas
Matahari antara daratan dan lautan.

Proses terjadinya angin darat dan angin laut

Angin laut terjadi pada siang hari, karena suhu di darat lebih tinggi karena pantulan panas
matahari merenggangkan udara di daratan. Karena merenggang, udara di daratan naik
sehingga tekanannya turun dan menyebabkan udara bergerak dari lautan ke daratan.

Angin darat terjadi pada malam hari, karena suhu di laut pada waktu malam lebih tinggi
karena air laut dapat menahan panas matahari yang telah diperoleh pada siang hari. Sedang di
daratan, udara lebih dingin karena daratan tidak mendapat pemanasan dan tidak dapat
mengikat panas lebih lama dari air. Karena suhu panas tersebut, udara di lautan merenggang
sehingga tekanan udara di lautan turun dan menyebabkan udara bergerak dari darat ke lautan.
Gambar: Contoh (a) Angin darat dan (b) angin laut

2. Angin Gunung dan Angin Lembah

Selain di antara daratan dan lautan, perbedaan pemanasan juga terjadi di antara kawasan
pegunungan dan lembah.

Pada siang hari, pegunungan lebih dulu mendapat pemanasan dibandingkan lembah.
Karenanya, udara di gunung pada siang hari lebih renggang, maka tekanan udara di gunung
menjadi lebih rendah. Karena rendahnya tekanan udara di gunung, udara yang ada di lembah
bergerak naik ke gunung sebagai angin lembah.

Pada malam hari, pegunungan lebih dulu mendingin, sedangkan lembah masih hangat. Oleh
sebab itu udara di lembah pada malam hari lebih renggang, maka tekanan udara di lembah
pun menjadi lebih rendah. Rendahnya tekanan udara di lembah menyebabkan udara yang ada
di gunung bergerak turun ke lembah sebagai angin gunung.

Gambara: Contoh (a) angin gunung dan (b) angin lembah

3. Angin Siklon dan Angin Antisiklon

Angin siklon adalah udara yang bergerak dari beberapa daerah bertekanan udara tinggi
menuju titik pusat tekanan udara rendah. Gerakan udara ini terlihat berputar dari beberapa
daerah bertekanan udara tinggi yang mengelilingi daerah bertekanan udara rendah.
Adapun angin antisiklon bergerak dari suatu daerah sebagai pusat bertekanan udara tinggi
menuju daerah bertekanan udara rendah yang mengelilinginya. Gerakan udara ini terlihat
berputar menyebar ke arah daerah bertekanan udara rendah. Arah perputaran angin siklon dan
antisiklon di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan berbeda.

Gambar: Contoh angin siklon dan angin antisiklon

4. Angin Fohn

Angin yang turun di lereng pegunungan, bersifat kering dan panas dinamakan angin fohn.
Angin fohn terjadi karena udara yang turun mendapatkan pemanasan secara dinamis yang
diikuti turunnya kelembapan nisbi. Akibatnya udara yang mencapai daratan berupa udara
panas dan kering.

Nama lain angin fohn

Angin fohn di setiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda. Di Probolinggo dan Pasuruan
Jawa Timur dikenal dengan nama angin gending. Di daerah Tegal, Brebes, dan Cirebon angin
fohn dikenal dengan nama angin kumbang. Angin brubu dikenal di daerah Makassar,
sedangkan di Papua dikenal dengan nama angin wambrau. Adapun di daerah Deli, angin fohn
disebut dengan angin bahorok, yang sering menyebabkan terjadinya kerusakan pada tanaman
tembakau.
Selain angin lokal, terdapat angin yang bertiup dalam suatu kawasan yang lebih luas, yaitu
angin monsun atau angin musim atau angin muson.

Macam-macam angin monsun (muson)

Angin monsun yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu monsun barat dan monsun timur.
Angin monsun ini disebabkan adanya perbedaan tekanan udara dua benua yang mengapit
kepulauan Indonesia, yaitu Benua Asia yang kaya perairan dan Australia yang kering.

Gambar: Contoh (- - - -) angin muson barat dan (-----) angin muson timur

a. Angin Monsun Barat

Angin monsun barat terjadi pada bulan Oktober-April. Pada bulan-bulan itu kedudukan
matahari berada di belahan bumi selatan. Akibatnya, belahan bumi selatan suhunya lebih
tinggi dari pada belahan bumi utara. Oleh karena itu angin bertiup dari belahan bumi utara ke
belahan bumi selatan.

b. Angin Monsun Timur

Angin monsun timur terjadi pada bulan April-Oktober. Saat itu kedudukan matahari berada di
belahan bumi utara. Dapatkah kamu menjelaskan mengapa angin monsun timur bertiup dari
belahan bumi selatan ke utara?
1. Angin tetap

Jenis angin yang pertama adalah angin tetap. Angin tetap yaitu adalah angin yang mempunyai
arah berhembus yang tetap sepanjang tahunnya. Angin tetap ini ini dibagi menjadi dua
macam, yakni angin pasat dan juga angin antipasat. Angin pasat merupakan angin yang
bertiup dari daerah subtropik menuju ke equator atau khatulistiwa. Sedangkan angin antipasat
merupakan angin yang bertiup dari daerah equator menuju ke daerah subtropik.

2. Angin Muson atau Angin Musim

Angin Muson atau angin Munsoon atau angin moonsun adalag angin yang berhembus secara
periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan periode lainnya mempunyai
pola yang berlawanan yang berganti ganti arah secara berlawanan pada stiap setengah
tahunnya. Setengah tahun pertama biasanya akan bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya akan bertiup angin laut yang bersifat basah. Terjadinya angin
muson ini dapat dijelaskan secara ilmiah.

Pada bulan Oktober hingga April, matahi berada di belahan langit selatan, sehingga benua
Australia akan lebih banyak disinari matahari atau mendapatkan panas yang lebih daripada
benua Asia. Hal ini mengakibatkan di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah atau
depresi, sementara di Asia terdapat pusat tekanan udara tinggi atau kompresi. Keadaan yang
seperti ini akan menyebaban arus angin bertiup dari benua Asia menuju ke Australia. Di
Indonesia sendiri, angin ini merupakan angintumir laut di belahan bumi utara dan angin barat
di belahan bumi selatan. Karena angin ini melewati samudera Pasifik dan juga samudera
Hindiam maka angin ini akan membawa banyak uap air, sehingga di Indonesia terjadi musim
penghuan.

Sedangkan pada bulan April hingga Oktober, matahari akan berada di belahan alangit utara,
sehingga benua Asia akan menadapatkan panas yang lebih daripada benua Australia. Hal ini
mengakibatkan di Asia terdapat pusat- pusat tekanan udara yang rendah, sedangkan di
Audtralia akan terdapat tekanan- tekanan udara yang tinggi yang akan menyebabkan angin
bertiup dari Australia ke Asia. Di Indonesia angin ini disebut sebagai angin musim timur di
belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Karena nagin yang
bertiup ini tidak melewati samudera maka angin ini tidak banyak mengandung uap air, maka
dari itu saat angin ini bertiup, Iklim di Indonesia sedang terjadi musim kemarau.

Dari penjelasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa angin muson ini dibedakan
menjadi dua macam, yakni:

 Angin muson barat atau angin musim barat, yakni angin yang berhembus dari Asia ke
Australia dan membawa curah hujan sehingga di Indonesia terjadi musim penghujan.
Angin ini bertiup pada bulan Oktober sampai dengan bulan April.
 Angin muson timur atau angin musim timur, yakni angin yang bertiup dari Australia
ke Asia dan tidak membawa curah hujan sehingga di Indonesia terjadi musim
kemarau. Angin ini bertiup pada bulan April sampai dengan bulan Oktober.

3. Angin Darat
Angin darat merupakan angin yang bertiup dari daratan ke lautan. Angin ini biasanya bertiup
pada malam hari yakni pada pukul 20.00 hingga pukul 16.00. angin ini seringkali
dimanfaatkan oleh nelayan- nelayan tradisional untuk berangkat melalut.

4. Angin Laut

Jika adan angin darat, pastilah ada yang namanya angin laut. Angin laut ini merupakan angin
yang bertiup dari lauta menuju ke daratan. Angin ini umumnya bertiup pada siang hari, yakni
mulai pukul 09.00 hingga pukul 16.00. angin ini biasnya dimanfaatkan nelayan tradisional
untuk menuju pulang sehabis melaut.

5. Angin Lembah

Angin lembah merupakan angin yang bertiup dari lembah menuju ke puncak gunung. Angin
ini biasanya terjadi pada siang hari.

6. Angin Gunung

Angin gunung merupakan kebalikan dari angin lembah, yakni merupakan angin yang bertiup
dari puncak gunung ke lembah dan biasanya terjadi pada malam hari.

7. Angin Fohn atau Angin Jatuh

Angin Fohn atau angin jatuh merupakan sebuah angin yang terjadi sesuai dengan jenis jenis
hujan seperti hujan orogafis. Angin ini bertiup di suatu wilayah tertentu dengan temperatur
serta kelengasan yang berbeda pula. Angin ini terjadi karena adanya gerakan massa udara
yang naik ke pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter, naik pada satu sisi kemudian
turun lagi di sisi yang lainnya. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan
juga kering yang dikarenakan uap air tersebut sudah dibuang pada saat hujan orogafis.

Jenis-jenis Hujan

Hujan dapat diklasifikasikan berdasarkan 3 hal, yaitu berdasarkan


proses terjadinya, berdasarkan ukuran butiran airnya, dan
berdasarkan besarnya curah hujannya. Secara lengkap jenis-jenis
hujan berdasarkan 3 parameter tersebut dijelaskan sebagai mana
berikut:
Jenis-jenis Hujan

a. Jenis Jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dikelompokan menjadi 8 jenis,


yaitu:

1. Hujan Siklonal

Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya udara panas
dari permukaan bumi disertai adanya angin yang berputar-putar
pada titik tertentu. Jenis hujan siklonal umumnya hanya dapat terjadi
di daerah sekitar katulistiwa.Ciri identik dari hujan ini bisa kita lihat
dengan mendung gelap pekat secara mendadak dan menghasilkan
guyuran hujan yang sangat deras.

Jenis Jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya

2. Hujan Senithal

Hujan senithal (zenithal) adalah hujan yang diakibatkan pertemuan


angin pasat tenggara dan angin pasat timur. Hujan jenis ini juga
umumnya hanya terjadi di sekitar katulistiwa. Udara panas hasil
pertemuan kedua angin tersebut naik ke atmosfer dan menyebabkan
suhu di sekitar awan turung secara perlahan. Penurunan suhu ini,
terjadilah kodensasi yang secara berangsur-angsur menyebabkan
awan mencapai titik jenuhnya. Pada saat di titik inilah hujan senithal
kemudian turun membasahi bumi.
3. Hujan Orografis

Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat pergerakan awan ke


arah horizontal yang dibawa angin. Angin membawa awan mencapai
suatu daerah pegunungan dan mengalami kondensasi karena suhu
dingin yang ada di sekitarnya. Kondensasi berangsur-angsur
membuat awan mencapai titik jenuhnya sehingga terciptalah hujan.

4. Hujan Frontal

Hujan Frontal adaah hujan yang terjadi akibat pertemuan massa


udara dingin dengan massa udara panas. Pertemuan kedua udara
tersebut terjadi pada sebuah tempat yang bernama “bidang front”.
Pertemuan ini mengakibatkan masa udara dingin berada di bawah
dan menstimulasi terjadinya hujan di sekitar bidang front.

Jenis Jenis Hujan dan Gambarnya

5. Hujan Muson

Hujan muson adalah hujan yang diakibatkan pengaruh angin muson.


Angin muson sendiri terjadi akibat pengaruh gerak semu tahunan
matahari terhadap katulistiwa bumi. Di Indonesia, jenis jenis hujan
ini terjadi antara Oktober sampai April, sementara di kawasan Asia
Timur terjadi antara Mei sampai Agustus. Karena siklus angin dan
hujan muson inilah kita mengenal adanya musim hujan dan musim
kemarau.

6. Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang terjadi akibat campur tangan
manusia dalam memanipulasi keadaan fisik atmosfer lokal, tepatnya
dengan memanfaatkan proses tumbuhkan dan penggabungan dalam
pembentukan awan (ice nucleation). Di antara jenis-jenis hujan
lainnya, hujan buatan-lah yang biasanya hanya menghasilkan curah
hujan yang sedikit.

Baca Juga : Jenis Jenis Awan

b. Jenis Jenis Hujan Berdasarkan Partikelnya

Berdasarkan jenis dan ukuran partikelnya, hujan dibedakan menjadi


5 jenis. Jenis jenis hujan tersebut antara lain:

Hujan Gerimis adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan


butiran berukuran diameter < 0,5 mm.

Hujan deras adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan


butiran berukuran diameter >7,0 mm.

Hujan Salju adalah hujan yang menjatuhkan kristal-kristal es


dengan suhu di bawah 0 Celcius.

Hujan Es adalah hujan yang menjatuhkan es berukuran lebih besar


dari salju. Fenomena hujan es sangat jarang terjadi

Hujan asam adalah hujan yang menjatuhkan partikel air dengan


tingkat keasaman tinggi. biasanya air hujan ini mengandung senyawa
NO3 atau H2S.
c. Jenis Jenis Hujan Berdasarkan Curahnya

BMKG atau Badan Metereologi dan Geofisika mengelompokan hujan


berdasarkan seberapa besarnya curah atau jumlah air yang diterima
permukaan bumi dalam satu periode hujan. Pengelompokan ini
menghasilkan jenis jenis hujan yang antara lain hujan sedang (20 sd
50 mm/hari), lebat (50 sd 100 mm/hari), dan hujan sangat lebat
(>100 mm/hari).

Nah, itulah klasifikasi jenis jenis hujan berdasarkan 3 parameter,


yaitu berdasarkan proses terjadinya, jenis partikel, dan besarnya
jumlah air yang diterima permukaan bumi (curah hujan). Semoga
pemaparan ini dapat menambah pemahaman Anda dalam
pembelajaran siklus hidrologi. Salam.

Jenis jenis Hujan

Hujan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu hujan konvektif, frontal dan orografis.
Perbedaan antara ketiga jenis hujan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Hujan Orografis

PendidikanIndo.com || Gambar Hujan


Orografis

Hujan orografis merupakan hujan yang terjadi karena adanya gerakan udara yang menaiki
pegunungan yang kemudian mengalami kondensasi atau mengalami pengembunan. Yang
kemudian udara yang telah mengalami kondensasi tersebut membentuk awan yang
menimbulkan hujan.

2. Hujan Konvektif

Hujan konvektif atau disebut dengan zenithal merupakan hujan yang terjadi karena suatu
massa udara sehingga massa udara tersebut manuai atau naik dan mengalami pengembunan.
Awan yang terbentuk dari hujan ini merupakan awan cumulonimbus atau disebut dengan
awan vertikal yang menghasilkan hujan deras namun tidak berlangsung lama. Didaerah yang
tropis dengan intensitas penyinaran matahari yang tinggi sehingga sering terjadi hujan
konvektif dikarenakan udara yang naik.

3. Hujan Frontal

PendidikanIndo.com || Gambar Hujan Konvergen

Hujan frontal merupakan hujan yang terjadi karena betemunya dua masssa yang berlainan
suhunya. Udara yang memiliki panas yang lebih akan dipaksa naik dikarenakan bertumbukan
dengan udara yang dingin. Udara yang lebih hangat yang terangkat kemudian mendingin dan
mengembang. Dalam suatu proses pendinginan maka akan terbentuk titik-titik air yang
merupakan awan. Dan setelah titik-titik air itu mengalami kejenuhan, maka akhirnya jatuh
dan terjadilah hujan yang disebut dengan hujan frontal. Hujan Frontal pada umumnya terjadi
di daerah lintang yang di mana udara bergerak dan daerah yang bertekanan tinggi (kutub)
bertemu dengan udara dari zona tekanan rendah, yaitu dan daerah sub tropis.

4. Hujan Buatan

PendidikanIndo.com || Gambar Hujan Buatan


Dengan makin berkembangnya teknologi di bidang meteorologi, maka telah memberikan
kemampuan kepada manusia yang ada di bumi ini untuk dapat membuat hujan buatan. Hujan
buatan yang dilakukan dengan cara menaburkan bahan kimia yang berupa bahan pendingin
(Argentium lodida) seperti es kering ke dalam awan untuk dapat mempercepat proses
terjadinya pembentukan awan. Hujan buatan biasanya sering dilakukan pada musim-musim
tertentu seperti ketika terjadi musim kemarau panjang atau pada saat terjadi kebakaran hutan
yang luas.

5. Hujan Asam

PendidikanIndo.com || Gambar Hujan Asam

Hujan asam merupakan hujan yang mengandung endapan-endapan asam yang sangat tinggi,
sehingga hal tersebut menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan hidup. Kandungan asam
yang ada didalam udara seperti oksida sulfur dan oksida nitrogen yang berasal dari asap
industri pabrik-pabrik. Hujan asam dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan terhadap hutan
dan menyebabkan kematian terhadap ikan yang ada di danau-danau. Mengingat sangat
banyaknya dampak negatif yang terjadi, maka diperlukan banyak kesadaran dari semua
pihak, terutama untuk negara-negara industri agar selalu berusaha mengatasi permasalahan
karena dapat mengganggu keseimbangan lingkungan hidup.

5.
Pengetahuan dan Teknologi Ilmiah Alien (34) Arkeologi (34) Astronomi (70) Ilmiah (211)
Meteorologi (30) Sains Teknologi (117) Jumat, 22 Juni 2012 Jenis-jenis Awan (Lengkap
Dengan Fotonya) sirus: Cirrus (Ci), awan terlihat halus dan lembut seperti bulu2, berwarna
putih. Ketinggian umumnya lebih dari 5.000 meter. Terdiri dari kristal es, suhu sangat dingin,
walaupun pada musim panas atau kering. di definisikan sbg awan yang tampak tersusun dari
serat lembut dan halus berwarna putih mengkilap bagaikan sutera, tanpa bayangan sendiri
sirokumulus: Cirrocumulus (Cc), mengandung butiran air super-dingin, bercampur dengan
kristal es. Butiran air cepat membeku. Awan ini berumur sangat singkat, cepat berubah
menjadi cirrostratus. Mengandung hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga),
bercampur salju. lapisan awan yang terdiri dari unsur kecil menyerupai butir atau biji padi-
padian tanpa bayangan spt sirrus sirostratus: Cirrostratus (Cs), gugusan kristal es, menyebar
dan menutupi sebagian atau seluruh langit. Menyerupai selaput tipis tembus cahaya. Sering
terbentuk cincin atau halo di sekeliling matahari atau bulan. Kadang-kadang terjadi hujan
yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), seolah-olah cerah di permukaan. awan yang
tampak seperti tirai kelambu halus keputih-putihan altokumulus: Altocumulus (Ac), puncak
awan putih bergulung, dengan dasar awan lebih gelap dan umumnya melebar. Seperti
pecahan atau halus, ketebalan beragam. Menggambarkan udara cerah, namun bisa
berkembang menjadi awan hujan lainnya, bahkan cumulonimbus. Lapisan awan lenticularis
dapat terbentuk di atas pegunungan, atau angin kencang pada siang hari, massa udara stabil
dan kering. lapisan awan berwarna putih atau kelabu yang terdiri dari unsur2 berbentuk
bulatan pipih altostratus: Altostratus (As), awan seperti lembaran halus berwarna abu-abu
gelap. Dapat menghasilkan hujan gerimis, hujan ringan hingga sedang. Umumnya terbentuk
sepanjang sore hari, diikuti hujan pada senja atau malam hari. Dalam kondisi tertentu dapat
berkembang awan altostratus lenticularis, akibat angin kencang, dan tidak menghasilkan
hujan. awan yang nampak berserat/seragam tapi berwarna kelabu/kebiruan menutupi
sebagian/seluruh langit nimbostratus: Nimbostratus (Ns), berwarna gelap, visibility rendah,
langit tertutup awan, dan sinar matahari terhalang. Umumnya disertai cuaca buruk. Hujan
turun dengan intensitas rendah hingga sedang, untuk waktu yang lama. lapisan awan yang
seragam, luas dan berwarna kelabu tua stratokumulus: Stratocumulus (Sc), awan rendah yang
umumnya bergerak lebih cepat dari cumulus. Cenderung lebih mengembang ke arah
horisontal daripada arah vertikal. Dasar awan umumnya lebih gelap daripada puncak awan,
namun ciri-cirinya dapat lebih beragam. Dapat terlihat seperti lembaran rendah yang lebar,
atau berbentuk rekahan dimana cahaya matahari terlihat melalui rekahan tersebut. lapisan
awan yang terdiri dari unsur bulatan pipih/memanjang berwarna kelabu. masing2 unsur dapat
saling menyambung stratus: Stratus (St), awan terpecah-pecah dan tipis, dapat berbentuk
lembaran atau lapisan. Tidak tumbuh vertikal. Berkembang pada kondisi dimana aliran angin
mengakibatkan udara terkondensasi pada lapisan atmosfer bawah. Kadang-kadang terlihat
sebagai kabut. Bila tumbuh terus, dapat berkembang menjadi awan badai nimbostratus. awan
rendah yang seragam umumnya berwarna kelabu tetapi tidak menyentuh perm bumi
kumulus: Cumulus (Cu), adalah awan yang mengandung kristal es. Terlihat seperti serabut
atau buntut kuda berwarna putih. Terlihat pada posisi yang sangat tinggi, umumnya lebih dari
5.000 meter dimana suhu sangat dingin, walaupun pada musim panas atau kering. awan yang
umumnya mampat dan berbentuk gumpalan yang menjulang kumulonimbus: Cumulonimbus
(Cb), awan cumulus yang tumbuh vertikal ketika cuaca terik. Mengandung hujan lebat, petir,
kilat, kadang-kadang terkait dengan badai dan cuaca buruk. Turbulensi sangat besar. awan
yang sangat mampat dan padat menjulang tinggi menjadi gumpalan yang besar, pada awan
ini dapat mengangkut 300.000 ton air biasa juga disebut awan badai Sumber Artikel Dari :
Foto Jenis-jenis Awan yang Menakjubkan http://www.dunia-unik.com/2011/09/foto-jenis-
jenis-awan-yang-menakjubkan.html#ixzz1yZnDYg2z Horseshoe vortex Kelvin-Helmholtz
Mammatus at the base of a storm cloud Mammatus : awan tambahan yang berinduk pada
dasar awan yang lain seperti Cumulonimbus, Cirrocumulus, Altocumulus, Altostratus, dan
Stratocumulus. Jika awan ini berinduk pada awan Cumulonimbus, biasanya terlihat setelah
bagian yang terburuk dari thunderstorm sudah lewat. Kadang-kadang awan ini mirip seperti
akan terjadi cuaca buruk, tapi tidak membahayakan dan bisa disalahartikan sebagai tornado
atau angin putting beliung. Awan ini adalah bentuk tambahan yang terdapat pada bagian
awan yang terlihat seperti awan yang menjulur sampai di permukaan. Virga Virga Cloud :
bentuk tambahan di bagian bawah awan berupa torehan yang berisi air hujan dan menguap
oleh karena itu tidak sampai ke permukaaan. Kadang-kadang bentuknya menyerupai kail,
bias terjadi pada awan menengah dan awan rendah kecuali pada Stratus dan Nimbostratus.
Dilihat dari bentuknya, awan ini bisa tumbuh secara langsung tapi bisa juga terjadi dari awan
lain yang buyar. Proses terbentuknya bisa secara langsung maupun tidak langsung. Awan
orografik dan konvektif yag tumbuh secara langsung Wave clouds Gambar awan di atas
pantai Amsterdam tsb di ambil pd tgl 19 Dec 2005 oleh Moderate Resolution Imaging
Spectroradiometer (MODIS) device on board NASA's Terra research satellite. Cap cloud
Altocumulus lenticularis Foto ini di ambil oleh gavin pretor di Gunung Rainier, washington
US. Pink Ufos Foto ini di ambil oleh Richard Gamblyn di pegunungan sebelah selatan negara
Spanyol Roll cloud Fallstreak holes Precipitans cloud Precipitans cloud : berisi bahan
curahan hujan es atau salju yang dapat terjadi pada awan-awan induk seperti Altocumulus,
Altostratus, Nimbostratus, Stratocumulus, Stratus, Cumulus, Cumulonimbus yang merupakan
awan-awan hujan. Awan ini umumnya bagian yang berwarna gelap karena sudah siap
menumpahkan presipitasi. Arcus Arcus : Bentuk awan tambahan pada bagian dasar awan
yang bentuknya melengkung atau menggulung seperti busur yang sedang direntang dan
tepinya seperti perca yang tebal. Terbentuk di dasar awan Cumulonimbus dan Cumulus.
Incus Incus : bentuk tambahan yang terdapat pada puncak Cumulonimbus dan
Cumulonimbus cascelatus, pada puncaknya mirip landasan dan tampak halus. Panus Panus :
bentuk awan tambahan yang biasa terdapat pada awan Altostratus, Nimbostratus, Cumulus,
dan Cumulonimbus. Tempatnya di bagian bawah dan terkesan sebagai perpotongan awan
utama. Pilus Pilus : bentuk awan tambahan yang tampak seperti tudung tipis, dan kecil yang
terdapat di puncak awan atau sedikit di bawah puncak awan yang terlihat seperti ditembus
oleh awan utama. Induknya adalah Cumulus dan Cumulonimbus. Tuba Tuba : bentuk awan
tambahan pada bagian bawah awan tampak seperti pilar atau belalai atau kerucut yang bisa
muncul atau timbul pada awan Cumulonimbus. Velus Velus : bentuk awan tambahan yang
sering terlihat pada awan Cumulus dan Cumulonimbus berupa lembaran tebal pada badan
atau tengah awan sehingga terkesan ditembus oleh awan utama

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

1. Awan KumuloNimbus (Cu-Ni)

Awan CumolaNimbus (KumuloNimbus) merupakan awan yang


menimbulkan hujan dengan kilat guntur. Biasanya awan Sirostratus
terdapat di atas awan Kumulonimbus. Hal ini biasah terjadi pada
waktu angin ribut.

Awan kumulonimbus di White Canyon, Utah

Awan kumulonimbus di White Canyon, Utah

Ciri Ciri Awan KumuloNimbus adalah sebagai berikut:


Ketinggian Awan KumuloNimbus berkisar antara 2.000 - 16.000 m

Awan ini Berwarna putih/gelap dan menimbulkan hujan dengan


kilat dan guntur.

Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, badai. tornado


dan petir.

Baca Juga : Gratis, Materi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) CPNS


Lengkap

2. Awan Kumulus (Cu)

Awan Kumulus (Cumulus) merupakan awan tebal dengan puncak-


puncak yang tinggi, terbentuk di siang hari karena udara naik. Jika
berhadapan dengan matahari terlihat terang dan jika memperoleh
sinar hanya sebelah saja akan menghasilkan bayangan yang
berwarna kelabu.

Gambar Awan Kumulus, Foto Awan Kumulus

Gambar Awan Kumulus

Ciri Ciri Awan Kumulus adalah sebagai berikut:

Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebar 1 km.

Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat


gumpalan putih atau cahaya kelabu yang tampak seperti bola kapas
mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar
yang datar.

Kelompok Awan Rendah

Kelompok awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km.


Macam-macam jenis awan rendah adalah sebagai berikut:

3. Awan NimboStratus (Ni-St)

Awan NimboStratus merupakan awan yang bentuknya tidak


menentu, tepinya compang-camping tak beraturan dan berwarna
putih kegelapan serta penyebarannya cukup luas. Awan ini
menimbulkan hujan gerimis.

Gambar Awan NimboStratus, Foto Awan NimboStratus

Gambar Awan NimboStratus

Ciri Ciri Awan NimboStratus adalah sebagai berikut:

Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit


cukup luas.

Ketinggian Awan NimboStratus antara 600 - 3.000 meter

Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.

Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping.


Baca Juga : Merinding, Kok ada ya Tukang Mie Ayam Seperti ini ?

4. Awan Stratus (St)

Awan Stratus merupakan awan rendah dan luas dengan tinggi


berada dibawah 200 m. Lapisan melebar seperti kabut dan berlapis-
lapis. Antara kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak berbeda.

Gambar Awan Stratus, Foto Awan Stratus

Gambar Awan Stratus

Ciri Ciri Awan Stratus adalah sebagai berikut:

Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.

Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Ketinggian awan Stratus
di bawah 2000 m.

5. Awan StratoKumulus (St-Cu)

Awan StratoKumulus (StratoCumulus) merupakan awan yang


berbentuk bola dan memiliki lapisan tipis yang sering menutupi
langit sehingga tampak seperti gelombang lautan. awan ini
merupakan jenis yang tidak menimbulkan hujan

Gambar Awan StratoKumulus, Foto Awan StratoKumulus


Gambar Awan StratoKumulus

Ciri Ciri Awan StratoKumulus adalah sebagai berikut:

Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan


senja apabila atmosfer stabil.

Ketinggian Awan StratoKumulus berada dibawah 2.000 meter

Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.

Awan ini terlihat seperti bola-bola yang sering menutupi daerah


seluruh langit, sehingga tampak seakan gelombang.

Kelompok Awan Menengah

Kelompok awan ini terletak pada ketinggian yang beragam, dimana


pada kawasan beriklim sedang terletak pada ketinggian 2-7 km,
pada kawasan tropis jenis awan ini terdapat pada ketinggian 2-8 km
dan kawasan yang terletak di kutup utara terletak di ketinggian 2-4
km. Macam-macam jenis awan menengah adalah sebagai berikut:

6. Awan AltoStratus (A-St)

Awan AltoStratus merupakan awan yang berbentuk luas dengan


warna kelabu, sehingga pada matahari dan bulan tampak terang.

Gambar Awan AltoStratus

Penampakan Awan AltoStratus di Hongkong


Ciri Ciri Awan AltoStratus adalah sebagai berikut:

Awan AltoStratus ini terbentuk pada waktu senja dan malam hari
kemudian menghilang saat matahari terbit di awal pagi

Awan ini berwarna kekelabuan dan meliputi hampir seluruh bagian


langit (luas).

Ketinggian Awan AltoStratus berada diantara 2.000 - 7.000 m.

Awan AltoStratus menghasilkan hujan seandainya dalam jumlah


yang cukup tebal.

Baca Juga : Kenapa Air Laut Asin dan Berwarna Biru ?

7. Awan AltoKumulus (A - Cu)

Awan AltoKumulus (AltoCumulus) merupakan awan yang berbentuk


kecil-kecil dan berjumlah banyak. Umumnya berbentuk bola yang
agak tebal, berwarna putih sampai pucat dan ada bagian yang
kelabu. Awan ini bergerombol dan saling berdekatan sehingga
tampak bahwa awan ini saling bergandengan.

Gambar Awan Altokumulus, Foto Awan Altokumulus

Gambar Awan Altokumulus

Ciri Ciri Awan Altokumulus adalah sebagai berikut:


Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu
senja.

Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak

Ketinggian Awan Altokumulus berada diantara 2.000 - 7.000 m.

Tiap-Tiap elemen terlihat jelas tersisih antara satu dan yang lain
dengan warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan
Awan Sirokumulus.

Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan ini


bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampak saling
bergandengan.

Kelompok Awan Tinggi

Kelompok awan ini terletak pada ketinggian yang beragam. Bila di


kawasan tropis jenis awan ini terdapat pada ketinggian 6-18 km,
pada kawasan yang beriklim sedang berada pada ketinggian 5-13 km,
sedangkan di kawasan kutup terletak pada ketinggian 3-8 km.
Macam-macam jenis awan yang tergolong awan tinggi adalah
sebagai berikut.

8. Awan SiroKumulus (Ci-Cu)

Awan SiroKumulus (Cirrocumulus) merupakan awan yang terputus-


putus dan penuh dengan kristal-kristal es serta berbentuk seperti
segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan.
Gambar Awan SiroKumulus, Foto Awan SiroKumulus

Gambar Awan SiroKumulus

Ciri Ciri Awan SiroKumulus adalah sebagai berikut:

Ketinggian Awan SiroKumulus berada diantara 6.000 - 12.000 m.

Bentuknya seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal


es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering
menimbulkan bayangan

Baca Juga : 13 Metode Pembelajaran yang Paling Efektif

9. Awan Sirus (Ci)

Awan Sirus (Cirrus) merupakan awan halus dengan struktur seperti


serat dan berbentuk seperti bulu burung. Awan cirrus (Ci) tersusun
atas pita melengkung di langit, sehingga tampak bertemu satu atau
dua titik horizon, dan sering terdapat kristal es.

Gambar Awan Sirus

Gambar Awan Sirus

Ciri Ciri Awan Sirrus adalah sebagai berikut:


Awan Sirrus berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas.

Awan Sirus ditiupkan angin timuran yang bergelora.

Awan ini terdiri dari halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu
dingin di atmosfer.

Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip
bulu burung. Awan Sirrus juga sering tersusun seperti pita yang
melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada
satu atau dua titik horizon

Ketinggian Awan Sirus berada diatas 5500 m.

Awan ini tidak menimbulkan hujan.

10. Awan Sirostratus (Ci-St)

Awan Sirostratus (Cirrostratus) merupakan awan yang berbentuk


seperti kelambu putih yang halus dan rata dengan menutup seluruh
langit sehingga tampak cerah atau juga terlihat seperti anyaman
yang bentuknya tidak teratur. Awan Sirostratus sering menimbulkan
hallo (lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan.
Hal ini sering terjadi di musim kering.

Gambar Awan Sirostratus, Foto Awan Sirostratus

Gambar Awan Sirostratus

Ciri Ciri Awan Sirostratus adalah sebagai berikut:


Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang
mengelilingi matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim
kemarau.

Ketinggian Awan Sirostratus berada diatas 6.000 m.

Awan Sirostratus sulit dideteksi. Namun dengan adanya awan ini,


biasanya menandakan datangnya front panas. hal tersebut
mengindikasikan akan turun hujan atau jatuhnya presipitasi

Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup


seluruh langit sehingga terlihat cerah, bisa juga tampak seperti
anyaman yang bentuknya tidak teratur.

Sekian penjelasan artikel tentang 10 Jenis Jenis Awan Lengkap


Pengertian Awan, Proses Terbentuknya Awan, dan Gambar
berbagaimacam Jenis Jenis Awan, semoga artikel diatas dapat
bermanfaat bagi sobat maupun untuk sekedar menambah wawasan
dan pengetahuan sobat mengenai jenis jenis awan lengkap
penjelasan dan gambar atau foto dari tiap macam macam jenis
awan. Terimakasih atas kunjungannya.

10 Jenis Jenis Awan (Lengkap Pengertian dan Gambar)

MARKIJAR : MARi KIta belaJAR


0

inShare

Suka dengan artikel kami ? Tidak ada salahnya untuk berlangganan


artikel terbaru dari MARKIJAR.Com

1. Hujan Siklonal
Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya udara panas dari permukaan bumi
disertai adanya angin yang berputar-putar pada titik tertentu. Jenis hujan siklonal umumnya
hanya dapat terjadi di daerah sekitar katulistiwa.Ciri identik dari hujan ini bisa kita lihat
dengan mendung gelap pekat secara mendadak dan menghasilkan guyuran hujan yang sangat
deras.
2. Hujan Senithal
Hujan senithal (zenithal) adalah hujan yang diakibatkan pertemuan angin pasat tenggara dan
angin pasat timur. Hujan jenis ini juga umumnya hanya terjadi di sekitar katulistiwa. Udara
panas hasil pertemuan kedua angin tersebut naik ke atmosfer dan menyebabkan suhu di
sekitar awan turung secara perlahan. Penurunan suhu ini, terjadilah kodensasi yang secara
berangsur-angsur menyebabkan awan mencapai titik jenuhnya. Pada saat di titik inilah hujan
senithal kemudian turun membasahi bumi.

3. Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat pergerakan awan ke arah horizontal yang
dibawa angin. Angin membawa awan mencapai suatu daerah pegunungan dan mengalami
kondensasi karena suhu dingin yang ada di sekitarnya. Kondensasi berangsur-angsur
membuat awan mencapai titik jenuhnya sehingga terciptalah hujan.

4. Hujan Frontal
Hujan Frontal adaah hujan yang terjadi akibat pertemuan massa udara dingin dengan massa
udara panas. Pertemuan kedua udara tersebut terjadi pada sebuah tempat yang bernama
“bidang front”. Pertemuan ini mengakibatkan masa udara dingin berada di bawah dan
menstimulasi terjadinya hujan di sekitar bidang front.

5. Hujan Muson
Hujan muson adalah hujan yang diakibatkan pengaruh angin muson. Angin muson sendiri
terjadi akibat pengaruh gerak semu tahunan matahari terhadap katulistiwa bumi. Di
Indonesia, jenis jenis hujan ini terjadi antara Oktober sampai April, sementara di kawasan
Asia Timur terjadi antara Mei sampai Agustus. Karena siklus angin dan hujan muson inilah
kita mengenal adanya musim hujan dan musim kemarau.

6. Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang terjadi akibat campur tangan manusia dalam memanipulasi
keadaan fisik atmosfer lokal, tepatnya dengan memanfaatkan proses tumbuhkan dan
penggabungan dalam pembentukan awan (ice nucleation). Di antara jenis-jenis hujan lainnya,
hujan buatan-lah yang biasanya hanya menghasilkan curah hujan yang sedikit.

Anda mungkin juga menyukai