http://journal.umy.ac.id/index.php/mm
©2019 MMJKK. All rights reserved
DATA OF ARTICLE: Abstrak: Akalasia esophagus merupakan gangguan motilitas esophagus berupa
Received: 07 Agust 2018 hilangnya gerakan peristaltik dan kegagalan relaksasi dari lower esophageal
Reviewed: 6 Okt 2018 sphincter. Kasus ini tergolong jarang yaitu sebanyak 0,5-1,6% dari seluruh
Revised: 12 Des 2018 populasi baik di Eropa, Asia, dan Amerika. Dilaporkan seorang anak laki-laki
Accepted: 10 Jan 2019 usia 14 bulan dengan keluhan sering muntah, berat badan kurang dan sulit naik.
Pada pemeriksaan radiologis Oesophagus Maag Duodenum (OMD) ditemukan pele-
baran oesophagus hingga gastrooesophageal junction. Dilakukan penatalaksanaan
*CORRESPONDENCE: berupa pembedahan dengan prosedur Heller dilanjutkan dengan fundoplikasi.
nicko_rachmanio@yahoo.com Pascaoperasi tidak ditemukan lagi keluhan pada pasien.
| 33
Vol 19 No 1
Januari 2019
34 |
dari materi yang terjebak di esophagus serta aspi-
rasi. 2) Penatalaksanaan dengan pembedahan dan
dilatasi balon dapat menyebabkan perforasi dan
gastroesophagal reflux. 3) Karsinoma esophagus,
antara 2-7% dari pasien mengalami karsinoma,
penyakit dalam jangka panjang meningkatkan
risiko.5
Berikut ini adalah follow up pasien akalasia
esophagus pascaoperasi dengan prosedur Heller
dan Fundoplikasi: 1) Pasien diberi diet oral dimulai
dengan diet cair dan diet halus satu hari pasca-
operasi apabila tidak ada keluhan mual. 2) Obat anti
nyeri diberikan secara injeksi selama 6-12 jam post
operatif, selanjutnya dapat menggunakan obat oral.
3) Dilakukan pengawasan klinis terjadinya leakage
berupa perubahan vital sign yang mengarah ke sep-
Gambar 5. Penampang Melintang dari Esophagus7 sis, demam, kesulitan bernafas, nyeri dada, ataupun
emphysema subkutan. 4) Apabila tanda klinis
leakage tidak ditemukan, dilakukan pemeriksaan
dian dikembangkan. Angka kesuksesan adalah 70-
rontgen dengan kontras kontrol 6-7 hari post
80% dengan 5% terjadi perforasi, apabila terjadi per-
operatif.5
forasi maka pembedahan emergensi harus dilaku-
kan untuk menutup perforasi dan melakukan myo- Yano dkk. (2014),8 melaporkan 400 kasus aka-
tomi. Lebih dari separuh dari penderita memerlu- lasia esophagus dalam kurun waktu antara tahun
kan lebih dari satu kali pelebaran dengan balon. 2) 1994 s.d tahun 2013 pada satu institusi yang sama
Injeksi botulinum toksin: pada pasien yang tidak da- dan dilakukan tindakan Heller Dor (Myotomi Heller
pat dilakukan operasi dengan balon ataupun pem- dengan fundoplikasi), didapatkan hasil baik pasien
bedahan dapat mengambil manfaat dari injeksi dengan waktu operasi yang berbeda, jumlah kehi-
botulinum toksin. Pada saat diinjeksi dengan jumlah langan darah yang berbeda, waktu awal makan
yang sedikit, botox dapat menyebabkan relaksasi yang berbeda, keseluruhan menunjukkan bahwa
dari spasme otot. Bekerja dengan cara mencegah prosedur operasi ini secara konstan memberikan
saraf untuk melakukan hantaran ke otot untuk hasil yang dapat diterima untuk memberikan ke-
kontraksi. Presentasi kecil (35%) dari pasien sembuhan pada pasien.
mendapatkan hasil jangka pendek yang baik dengan Caldaro dkk. (2015),9 membandingkan dua
menggunakan botox. Sebagai tambahan, injeksi prosedur pembedahan untuk kasus akalasia esopha-
harus diulang beberapa kali dalam tujuan untuk gus yaitu dengan metode myotomi heller dan
mendapatkan hasil berupa bebas gejala. 3) Pem- fundoplikasi secara laparoskopik dengan endosko-
bedahan: pembedahan dilakukan dengan Heller pik peroral myotomi untuk mengevaluasi efekti-
myotomi, pada operasi ini otot esophagus pada vitas, keamanan dan hasil dari kedua prosedur ter-
daerah katup antara esophagus dan lambung sebut. Evaluasi didapatkan bahwa kedua prosedur
diinsisi hingga mencapai submukosa oesophagus.5 memiliki hasil yang sama dan merupakan pilihan
Komplikasi post operatif bisa terjadi obstruksi yang tepat untuk tatalaksana pasien dengan aka-
berkelanjutan, hal ini disebabkan oleh tidak efektif- lasia esophagus.
nya peristaltik pada akalasia esophagus yang pan- Illiceto dkk. (2016),10 melaporkan suatu laporan
jang atau myotomi yang tidak komplit. Myotomi kasus seorang laki-laki usia 15 tahun dengan diag-
hingga dinding lambung dapat menyebabkan nosis akalasia esophagus yang dilakukan tindakan
gastroesophagus reflux. Ahli bedah memiliki objek- operasi myotomi heller diikuti dengan fundoplikasi
tifitas untuk melakukan kombinasi Heller myotomi menggunakan bantuan robot secara endoskopi.
dengan fundoplikasi, dikarenakan meningkatnya Follow up pascaoperasi terhadap pasien menunjuk-
tekanan di dalam lambung juga dapat menyebab- kan bahwa myotomi heller diikuti fundoplikasi
kan tahanan untuk lewatnya isi oesophagus ke merupakan pilihan untuk terapi akalasia esophagus.
dalam lambung.6 Kemajuan teknologi dengan pendekatan robotik
Seorang penderita akalasia esophagus yang secara endoskopi memberikan kemudahan bagi ahli
tidak ditangani ataupun yang sudah menjalani tera- bedah untuk melakukan prosedur ini.
pi bisa mendapatkan komplikasi seperti: 1) Akalasia Pada laporan kasus ini dilaporkan satu kasus,
yang tidak ditangani dapat menyebabkan inhalasi anak usia 14 bulan dengan keluhan muntah setiap
| 35
Vol 19 No 1
Januari 2019
habis makan dengan berat badan sulit naik. Dilaku- 4. Ramirez M, Patti MG. Changes in the Diagnosis
kan pemeriksaan dengan menggunakan kontras and Treatment of Achalasia. J Clin Transl
untuk melihat oesophagus dan lambung, ditemukan Gastroenterol, 2015; 6 (5): e87.
gambaran pelebaran diameter esophagus, dengan 5. Dobrowolsky A, Fisichella PM. 2014. The
bagian distal menyempit namun kontras masih bisa Management of Esophageal Achalasia: from
masuk ke dalam lambung. Pada pasien dilakukan Diagnosis to Surgical Treatment. J Gastrointestinal
pembedahan myotomi prosedur Heller dilanjutkan Surg, 2014; 66 (1): 23-9.
fundoplikasi. Follow up pascaoperasi pasien diberi- 6. Rice TW, Mc Kelvey AA, Richter JE, Baker ME,
kan diet oral, pasien tidak muntah, tanda vital stabil Vaezi MF. A Physiologic Clinical Study of
normal, tidak ada nyeri dada dan sesak, tidak dite- Achalasia: Should Dor Fundoplication be Added
mukan juga emphysema subkutis. Hal ini menunjuk- to Heller Myotomi?. J Thorac Cardiovasc Surg, 2005;
kan bahwa tidak terjadi leakage atau kebocoran 130 (6): 1593-600.
pascaoperasi secara klinis.
7. Aschraft KW. Atlas of Pediatric Surgery. Philadephia:
W.B Saunders comp. 1994.
SIMPULAN
8. Yano F, Omura N, Tsuboi K, Hosino M,
Yamamoto SR, Akimoto S, Masuda T, Kashiwagi
Esophagus myotomi dengan prosedur Heller
H, Yanaga K. The Outcomes of 400 Laparoscopic
dilanjutkan dengan fundoplikasi merupakan tin-
dakan pembedahan yang dapat dipilih untuk kasus Heller’s Dor Operation for Esophageal Achalasia. J
akalasia esophagus. Am Coll Surg, 2014; 219(4): 17.
9. Caldaro T, Familiari T, Romeo EF, Gigante G,
DAFTAR PUSTAKA Marchese M, Contini ACL, Abriola GF,
Cucchiara S, Angelis P, Torroni F, Oglio L,
1. Duffield JA, Hamer PW, Heddle R, Holloway Costamagna G. Treatment of Esopgaheal
RHh. Incidens of Achalasia in South Australia Achalasia in Children : Today and tomorrow. J
Based on Esophageal Manometry Findings. J Clin Pediatr Surg, 2015; 50 (5): 726-30.
Gastroenterol Hepatol, 2017; 15 (3): 360-5. 10. Illiceto MT, Lisi G, Filippone M, Marino N,
2. Richter JE. Achalasia: An Update. J Neuroenterol Chiessa PL, Lombardi G. Endoscopic Assisted
Motil, 2001; 16 (3): 232-42. Heller Extramucosal Myotomi with Antireflux
3. Vanderpool D, Westmoreland MV, Fetner E. Anterior Funduplication (DOR) in Robotic
Achalasia: Willis or Heller? BUMC Proceedings, Approach for Esophageal Achalasia (EA). Digestive
1999; 12 (1): 227-230. and Liver Dissease, 2016; 48 (4): e261-62.
36 |