Anda di halaman 1dari 2

EKA PUTRI AYUNDA

67393/05
Dasar-Dasar Filsafat

FILSAFAT ILMU DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN

PENDAHULUAN
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘alima’=mengetahui dan mengerti. Makanya
seseorang di anggap mengerti karena sudah mengetahui objek atau fakta lewat
pendengaran, penglihatan dan hati nya.
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa ilmu atau realitas kebenaran
akan hadir secara utuh dalam perspektif individu, walaupun dalam pemahaman bisa
berbeda atas suatu realitas atau objek. Kehadiran secara utuh dari suatu objek terhadap
subjek adalah suatu realitas yang tak bisa dielakkan.

SUMBER ILMU
Alam semesta adalah sumber ilmu yang kedua yang merupakan ciptaan ALLAH
SWT karena sebelum adanya alam semesta, Allah lebih dahulu ada yang tidak bermulaan
dan tak berakhir. Sedangkan alam memiliki permulaan dan masa akhir. Oleh karena itu
ilmu dari Allah yang bersifat langsung bersifat absolute, sedangkan ilmu lewat alam
bersifat relatif.
Al-quran sebagai kitab tertutup yang merupakan kondifikasi wahyu yang menurut
teori-teori keilmuan yang tak terhingga penafsirannya sampai hari kiamat. Sedangkan
alam semesta sebagai kitab terbuka saling tak terhingga pula untuk di eksperimenkan
sampai hari kiamat.
Al-quran sebagai kitab tertutup dan alam semesta sebagai kitab terbuka saling
memperkuat kedudukannya masing-masing. Artinya al-quran memuat masing-masing
informasi tentang material dan srtuktur alam semesta, sedangkan rahasia-rahasia alam
semesta bisa kita cari informasinya lewat al-quran dan alam semesta itu sendiri, karena
al-quran merupakan wahyu Allah SWT dan alam adalah ciptaan Allah. Dengan demikian
realitas kebenaran bisa di temukan di dalam al-quran dan sekaligus bisa ditemukan pada
alam semesta karena berasal dari sumber yakni Allah SWT maha kreatif alias pencipta.
Selain alam semesta dan al-quran, masih ada satu sumber lagi yakni hadist yang
berupa petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW berdasarkan pemberitahuan atau aplikasi dari
petunjuk-petunjuk wahyu kepada nabi SAW.

RASIONALITAS DAN SPIRITUALITAS DALAM ILMU


Bagi orang-orang beriman, proses rasionalitas dan spiritualitas dalam ilmu
bagaikan keping mata uang, antara satu sisi dengan sisi yang lain merupakan satu
kesatuan yang bermakna. Bila kesadarannya menyentuh realitas alam semesta maka
biasanya sekaligus kesadarannya menyentuh alam spiritual dan begitupun sebaliknya.
FILSAFAT ADALAH ENERGI DAN ILMU ITU CAHAYA
Filsafat adalah ‘pemikiran’, sedangkan ilmu adalah ‘kebenaran’. Filsafat ilmu
adalah pemikiran tentang kebenaran.
Tujuan filsafat dan ilmu yakni sama-sama mencari kebenaran. Hanya saja filsafat
tidak berhenti pada satu garis kebenaran, tetapi terus mencari kebenaran kedua, ketiga
dan seterusnya sampai habis energinya. Sedangkan ilmu kadang sudah merasa cukup
puas dengan satu kebenaran dan bila ilmu itu di suntik dengan filsafat alias pemikiran,
maka ia akan bergerak maju untuk mencapai kebenaran yang lain.

PENUTUP
Filsafat ilmu perlu di pelajari atau di ajarkan di semua fakultas dan program studi,
karena filsafat itu modal dasar untuk seorang calon sarjana. Bagaimana cara ia
mengaktualisasikan pemikirannya dalm menghadapi persoalan-persoalan keilmuan dan
kehidupan dari tatanan teoritis sampai pada tataran aplikatif.

Anda mungkin juga menyukai