Makalah Seminar Audit
Makalah Seminar Audit
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit memiliki banyak manfaat bagi perusahaan. Manfaat audit (Jusup dalam
Pradipto, 2010) Secara ekonomis, antara lain : (1) Akses ke pasar modal, (2)
Biaya modal menjadi lebih rendah. (3) Pencegah terjadinya ketidakefisienan dan
kecurangan, dan (4) Perbaikan dalam pengendalian dan operasional. Selain itu
audit laporan keuangan juga diharapkan dapat menjembatani pertentangan
kepentingan antara pihak internal perusahaan, yaitu manajemen dengan pihak
external perusahaan yaitu, investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.
1
yang diberikan oleh auditorpun dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
harapan publik.
Dalam makalah ini kami akan mencoba membahas tentang perencanaan audit
dan bagaimana hubungannya dengan internal control dan resiko.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu perencanaan audit.
2. Untuk mengetahui apa itu internal control dan kaitannya dengan
perencanaan audit.
3. Untuk mengetahui resiko dan kaitannya dengan perencanaan audit.
2
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari tulisan ini adalah:
1. Bagi penulis, tulisan ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan
penulis tentang perencanaan audit dan hubungannya dengan internal
control dan resiko.
2. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi rekan-rekan pembaca.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Audit
Dalam makalah ini kita akan memfokuskan pada perencanaan audit. Dalam
pelaksanaan proses audit, audit dibagi menjadi empat tahapan kegiatan penting.
Salah satu tahapan kegiatan penting dalam audit laporan keuangan adalah
perencanaan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan
audit dengan sikap skeptis profesional tentang berbagai hal seperti integritas
manajemen, kekeliruan dan ketidakberesan, dan tindakan melawan hukum (Jusup
dalam Pradipto, 2010). Oleh karena itu, dalam perencanaan audit diperlukan
penyusunan suatu kerangka kerja yang menyeluruh tentang pelaksanaan yangakan
dilakukan, waktu, luas, tempat, tujuan, personal, dan sifat dari audit yang
dilakukan.
4
Supervisi mencakup pengarahan asisten yang tergabung dalam tim audit yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan audit dan penentuan apakah tujuan
tersebut telah tercapai (Jusup dalam Pradipto, 2010).
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi
tempat usaha entitas tersebut.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar
untuk mengelola informasi akuntansi pokok perusahaan.
d. Tingkat resiko pengendalian yang direncanakan
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
f. Pos laporan keungan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian
audit, seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya
transaksi antarpihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
5
B. Tahapan Perencanaan Audit
Seperti yang terlihat dalam urutan diatas, tahapan-tahapan yang harus dilakukan
dalam perencanaan auditing yaitu :
6
b. Mereview data industry dan bisnis klien
Informasi mengenai industri yang di dalamnya klien beroperasi dapat
diperoleh dengan membaca data industri yang dikumpulkan oleh kantor
akuntan dan berbagai publikasi (misalnya majalah) yang diterbitkan
industri yang bersangkutan.
c. Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat langsung fasilitas operasi dan
perkantoran. Hal ini dikarenakan :
1. Dengan Peninjauan langsung ke pabrik, auditor akan mengetahui tata
letak pabrik, proses operasi, dll
2. Auditor juga mendapat pengetahuan tentang jenis dan lokasi catatan
akuntansi dan fasilitas PDE, dan kebiasaan para karyawan.
d. Mengajukan pertanyaaan ke komite audit
Komite audit dari dewan komisaris bisa memberi penjelasan penting
kepada auditor mengenai bisnis dan industri klien. Komite audit juga bisa
memberi informasi kepada auditor tentang perubahan-perubahan penting
dalam manajemen perusahaan dan struktur organisasi.
e. Mengajukan pertayaan ke manajemen
Baik bagi klien baru maupun klien ulangan, diskusi dengan manajemen
akan berguna bagi auditor untuk dapat mengetahui perkembangan terakhir
perusahaan yang mungkin berpengaruh signifikan pada audit yang akan
dilakukan auditor.
f. Menentukan adanya hubungan istimewa
Prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup keharusan untuk
membuat pengungkapan khusus dan dalam hal tertentu menetapkan
perlakuan akuntansi khusus, untuk transaksi transaksi dengan pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa. Pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa yang telah teridentifikasi hendahknya diberitahukan
kepada semua anggota.
7
g. Mempertimbangkan dampak dari pernyataan akuntansi dan auditing
tertentu yang relevan
Dampak dari sejumlah pernyataan yang dibuat oleh instansi berwenang
tertentu seperti Bapepam atau pedoman yang diterbitkan oleh IAI auditor
harus memperimbangkan khusus atas penyataan-pernyataan akuntansi dan
penyataan standar auditing terbaru
2. Melaksanakan prosedur dan analitis
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan prosedur dan analitis yaitu
8
d. Analisis data dan identifikasi perbedaan signifikan
Analisis hasil perhitungan dan perbandingan akan dapat menambah
pengetahuan auditor tentang bisnis klien.Bagian penitng dari analisis
adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang tidak diharapkan(
unxpected) atau tidak adanay fluktuasi ayng diharapkan yang bisa
memberi petunjuk meningkatnya risiko terjadinya salah saji.
e. Menyelidiki selisih tak diharapkan yang signifikan
Selisih tak diharapkan yang signifikan harus diselidiki. Hal ini biasanya
menyangkut peninjauan kembali metoda dan faktor2 yang digunakan
dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada
manajemen
f. Menentukan pengaruh atas perencanaan audit
Selisih signifikan yang tidak dapat dijelaskan alasan terjadinya, harus
dipandang sebagai incikasi kenaikan resiko salah saji dalam rekening atau
rekening-rekening yang tercakup dalam perhitungan atau perbandingan.
3. Menentapkan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
4. Mempertimbangkan resiko audit
5. Menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi
6. Mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien
9
4. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
5. Membahas tipe, lingkup, dan waktu audit dengan manajemen, dewan
komisaris, atau komiteaudit.
6. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan
standar auditingyang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang
baru.
7. Mengkoordinasi bantuan dari personel entitas dalam penyiapan data.
8. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan auditor
intern.
9. Membuat jadwal pekerjaan audit.
10. Menentukan dan mengkoordinasi kebutuhan staff audit.
11. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh
tambahan informasi tentangtujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga
auditor dapat mengantisipasi dan memberikanperhatian terhadap hal-hal yang
berkaitan yang dipandang perlu.
10
dilakukan dengan cara mengevaluasi prospek klien dalam lingkungan
usaha, stabilitas keuangan dan hubungan klien dengan kantor akuntan
terdahulu. Auditor pengganti diwajibkan untuk berhubungan dengan
auditor sebelumnya dan harus mendapatkan izin dari klien sebelum
komunikasi dilakukan.
b. Melanjutkan klien lama
Untuk melanjutkan klien lama juga harus di evaluasi untuk memutuskan
apakah diterima atau tidak dapat dilanjutkan, penyebab tidak bisa
dilanjutkannya pemeriksaan karena perselisihan sebelumnya, jika terjadi
tuntutan hukum terhadap Kantor Akuntan Publik oleh klien.
c. Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit
Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti audit yang akan
dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan dan maksud penggunaan
laporan. Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bahan bukti
audit jika laporan digunakan secara luas.
d. Staf untuk penugasan
Menentukan staf yang pantas untuk penugasan adalah penting untuk
memenuhi standar auditing yang telah ditetapkan dan meningkatkan
efisiensi audit. Pertimbangan yang mempengaruhi penyusunan staf adalah
orang-orang yang diserahi tugas harus akrab dengan bidang usaha klien
e. Memperoleh surat penugasan
Tujuan dibuatnya surat penugasan adalah untuk mengurangi
salahpengertian sehingga harus dibuat secara tertulis. Surat penugasan
adalahkesepakatan antara KAP dengan klien, isi dari surat tersebut adalah
menyatakan batasan dari penugasan, batas waktu, bantuan akandiberikan
atau daftar rincian yang perlu disiapkan untuk auditor, serta honorarium.
2. Memperoleh latar belakang informasi
Auditor harus memiliki tentang ciri-ciri lingkungan kegiatan perusahaanklien
yang akan diaudit yang berguna sebagai acuan dalam menentukansurat
penugasan atau perlu tidaknya prosedur-prosedur audit khusus. Hal-halyang
harus dilakukan untuk memperoleh informasi sehingga dapatmemahami latar
belakang klien adalah dengan cara :
11
a. meninjau lokasi pabrikdan kantor
b. menelaah kebijakan-kebijakan penting perusahaan
c. mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
d. sertamengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar.
12
klien menolak untuk mengoreksi laporan keuangan tersebut maka auditor
dapat memberikan pendapat dengan pengecualian.
Ada lima langkah dalam menetapkan materialitas, dua langkah pertama
diperlukan untuk merencanakan luas pengujian, sedangkan tigal angkah
berikutnya untuk mengevaluasi hasil atau melaksanakan pengujian audit,
langkah-langkah tersebut adalah:
a. Menentukan pertimbangan awal mengenai materialitas
b. Mengalokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas kedalam
segmen
c. Mengestimasikan total salah saji dalam segmen
d. Mengestimasikan salah saji gabungan
e. Membandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan
awalmengenai materialitas.
6. Memahami struktur pengawasan intern dan menilai risiko kendali
7. Mengembangkan program audit dan rencana audit
Untuk melaporkan serta memberikan pendapat yang tepat maka auditor harus
melakukan wawancara, melakukan pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-
bukti. Guna mempermudah pelaksanaan maka auditor harus menyusun
program yang direncanakansecara logis untuk prosedur-prosedur audit bagi
setiap pemeriksaan. Program pemeriksaan juga merupakan suatu alat
pengendalian dimana pemeriksa dapat menyesuaikan pemeriksaannya dengan
anggaran dan jadwal yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) dalam hal ini Ikatan Akuntansi Indonesia
(2001:311.3) menyatakan bahwa:
“ Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas,
dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program
audit secara tertulis. Program audit membantu auditor dalam memberikan
perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilakukan. Bentuk
program auditdan tingkat kerinciannya sangat bervariasi”
13
E. Pengendalian Internal
14
1. Lima Unsur Pengendalian Internal
15
bagaimana aktivitas ini digunakan untuk memodifikasi pengendalian
internal saat diperlukan
2. Tujuan Pengendalian Internal
16
dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan.Auditor dapat menaksir
risiko pengendalian pada tingkat maksimum (probabilitas tertinggi bahwa salah
saji material dapat terjadi dalam suatu asersi, tidak mungkin efektif, atau karena
evaluasi terhadap efektivitasnya tidak akan efisien. Sebagai alternatifnya, auditor
dapat memperoleh bukti audit tentang efektivitas baik desain maupun operasi
suatu pengendalian yang mendukung risiko pengendalian taksiran rendah.Bukti
audit semacam itu dapat diperoleh dari pengujian pengendalian yang direncanakan
atau dilaksanakan bersamaan dengan pemerolehan atau dari prosedur yang
dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman yang tidak secara khusus
direncanakan sebagai pengujian pengendalian.
F. Resiko Audit
17
SAS NO. 47 (AU 312.20) menyatakan bahwa risiko audit terdiri dari 3
komponen:
18
1. Hubungan Perencanaan Audit dengan Resiko
PSA seksi 311,01 menyatakan bahwa pekerjaan audit harus direrncanakan dengan
matang dan jika dipergunakan asisten maka harus dilakukan supervisi yang
memadai. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat lingkup, dan saat
perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman
mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
DAFTAR ISI
PRAKATA ....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang.......................................................................... 1
C Tujuan ....................................................................................... 2
D Manfaat ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A Simpulan ................................................................................... 20
B Saran ......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
ii
22
ii
PRAKATA
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa tulisan ini sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat memberikan efek terhadap kemajuan penulis. Akhirnya kepada Allah kami
serahkan segala sesuatunya. Mudah-mudahan Allah selalu melimpahkan rahmat-
Nya kepada kita. Amin.
Penulis
i
23
T U G A S B E R S T R U K T U R D O S E N P E M B I M B I N G
S E M I N A R A U D I T Dr. Rita Anugerah, Ak MAFI S
Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2014
24