Landasan Teori Pengeringan
Landasan Teori Pengeringan
LANDASAN TEORI
parsial aktual uap air yang terkandung dalam udara terhadap tekanan jenuhnya.
menjadi lebih kurang setengah dari harga aslinya (Dante B. de Padua, 1979). Bila
disentuhkan dengan bahan basah (wet material), udara yang dipanaskan akan
dipanaskan.
3. Ukuran material
1
2.2. Kadar Air
mengandung air di dalam jaringan sel-selnya. Ini berarti bahwa material menjadi
basah atau kering tergantung pada temperatur dan kelembaban relatif dari udara
sekitar. Kadar air bahan biasanya dinyatakan sebagai perbandingan massa air yang
bahan basah disebut kadar air basis basah. Secara matematik dapat ditulis sebagai
berikut:
dimana:
bahan kering disebut kadar air basis kering, dan dapat ditulis sebagi berkut:
Dimana:
keseimbangan dengan uap air pada udara sekitarnya. Oleh karena itu untuk
2
temperatur dan kelembaban relatif udara tertentu, terdapat kadar air bahan yang
tertentu pula pada saat kesetimbangannya. Besarnya kadar air bahan pada saat
dimana selama proses ini berlangsung laju perpindahan air per satuan luas
bergerak di dalam benda cukup cepat untuk menjaga suatu kondisi jenuh
3
gambar 2.1 yang digambarkan dengan garis mendatar BC oleh karena itu,
Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1 yang digambarkan dengan kurva CD.
Periode ini dimulai bila periode laju konstan berakhir, pada kadar air kritis
(critical moisture contents). Jika kadar air akhir ada diatas kadar air kritis,
apabila kadar air awal ada dibawah kadar air kritis, seluruh proses
4
Secara praktis hampir semua hasil pertanian yang baru dipanen,
terutama pada material yang diuji pada penelitian ini kadar airnya berada
di atas kadar air kritis. Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa
gerakan air di dalam material ke permukaan dan (2) perpindahan air dari
Gerakan air dalah dengan difusi jika kadar air berada di bawah titik
dengan konduksi panas di dalam benda padat, dan persamaan yang berikut
1976):
Di dalam benda
1 ∂Q _ Dө γ ∂M
= 100 (2.3)
A ∂ө ∂X
_ ∂Q _ _
Dө γ = S Mө - Mө γ (2.4)
∂ө
∂M ∂2 M
= Dө (2.5)
∂ө ∂X2
5
Dimana:
Q = kuantitas air, kg
Dθ = difusifitas cairan
6
Dimana:
udara pengering.
diganti dengan;
Dimana:
K = Dө.П2/4 (1/x2 + 1/y2 + 1/z2) untuk objek berbentuk balok ……. (2.8)
material. Material yang diuji bentuknya tidak tepat benar seperti bentuk
tidak benar sebagai mana harga C dari ketiga bentuk diatas. Perbedaan
7
2.5. Difusifitas
Laju perpindahan massa dengan difusi secara umum diberikan oleh hukum
Fick tentang difusi, yang mengatakan bahwa fluks massa dari suatu unsur per
satuan luas berbanding lurus dengan gradient suhu maka secara matematis,
MA ∂ CA ……………………………(2.9)
= - Dө
A ∂X
Daimana:
q ∂T
= - k
A x ∂X
hukum difusi menyatakan perpindahan massa. Namun pada tulisan ini, koefisien
difusi (Dө) tidak ditentukan secara teoritik dengan mengun akan persamaan (2.10),
dengan persamaan
Harga Mt pada persamaan (2.10) untuk setiap waktu yang ditetapkan dapat
8
dihitung terlebih dahulu, kemudian dengan mentransformasikan persamaan (2.10)
C dan K dapat diperoleh. Dengan diperolehnya harga K, harga difusifitas (Dө) air
untuk material yang diuji dapat dihitung dengan persamaan (2.7) dan (2.8).
Dimana:
- Dө A (CA2 – CA1)
MA = ………………………………(2.12)
ΔX
Dapat dilihat bahwa persamaan (2.11) sama dengan persamaan (2.12), dan dari
kedua persamaan tersebut di atas harga koefisien perpindahan mass dapat ditulis,
Dө
km = ………….……………………………(2.13)
ΔX
Dimana:
9
DAFTAR PUSTAKA
Crank, J., The Mathematics of Diffusion, 2nd. Ed., Oxford University Press,
Connecticut, 1976.
Holman, J.p., dan Jasjfi, E., Perpindahan kalor, edisi ke lima, terjemahan,
Singapore, 1988.
Kreith, Frank, Principles of Heat Transfer, Third Edition, Harper & Row
10