Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEK KIMIA FARMA 39 MEDAN

Elisabet Simamora, S. Farm


063202049

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
APOTEK KIMIA FARMA 39 MEDAN

Disusun Oleh:
Elisabet Simamora, S. Farm
NIM: 063202049

Apotek Kimia Farma No. 39


Pembimbing,

Muhardiman, S. Si, Apt

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt


NIP: 131 283 716

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan kuasaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Latihan Kerja
Profesi di apotek Kimia Farma 39 Medan dan penyusunan laporan ini.
Latihan Kerja Profesi ini merupakan salah satu program dalam pendidikan
profesi apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.
Selesainya Latihan Kerja Profesi tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si, Apt sebagai Manajer Bisnis PT. Kimia
Farma apotek dan Bapak Muhardiman, S.Si, Apt sebagai Manajer apotek
pelayanan apotek Kimia Farma 39 Medan beserta staf .
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt sebagai Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, Bapak Wiryanto, MS, Apt sebagai Koordinator
Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik Bapak dan Ibu dengan
balasan yang berlipat ganda, dan penulis berharap semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.

Medan, Oktober 2007

Penulis

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL................................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
BAB
I KIMIA FARMA ......................................................................................... 1
1.1 Sejarah Kimia Farma...................................................................... 1
1.2 Bisnis Kimia Farma ....................................................................... 3
1.3 PT Kimia Farma Apotek Bisnis Managemen Medan .................... 8
II SUKSES TERPADU BISNIS RITEL DAN MERCHANDISING ........... 10
2.1 Perkembangan Tanpa Henti Bisnis Ritel .................................... 10

2.1.1 Tiga Faktor Dalam Bisnis Ritel.................................................10

2.1.1.1. Merchandising (barang yang dijual) ............................. 10

2.1.1.2. Basic Principles (prinsip dasar) .......................................12

2.1.1.3. Service (pelayanan) .........................................................12

2.1.1.4. Customer (pelanggan) .....................................................13

2.1.2. Berubah Untuk Unggul Bersaing .............................................13

2.1.3. Lokasi .......................................................................................14

2.1.4. Upaya Menekan Angka Kehilangan .........................................14

2.1.5. Meningkatkan Gairah Pelanggan ..............................................16

2.1.6. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memajukan

Pelanggan .................................................................................17

2.1.7. Kriteria Barang dan Posisi Pajangan ........................................19

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
2.2. Merchandising ..................................................................................20

2.2.1. Dari Personal Service ke Self Service ......................................20

2.2.2. Apakah Sebenarnya Merchandising itu ...................................21

2.2.3. Prinsip Umum Merchandising .................................................21

2.3. Teknik Menarik Pelanggan Melalui Strategi Merchandising ..........22

III KIE KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI .......................................... 24


IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 52
V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 56
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 56
5.2 Saran ............................................................................................ 56
Daftar Pustaka ................................................................................................ 57

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1.1 Spesialite obat pada resep 1 .................................................... 25

Tabel 3.1.2 Spesialite obat pada resep 2 ..................................................... 28

Tabel 3.1.3 Spesialite obat pada resep 3 .................................................... 31

Tabel 3.1.4 Spesialite obat pada resep 4 .................................................... 34

Tabel 3.1.5 Spesialite obat pada resep 5 .................................................... 37

Tabel 3.2.1 Spesialite obat pada kasus I ………………………………..... 39

Tabel 3.2.2 Spesialite obat pada kasus II ………………………………... 40

Tabel 3.2.3 Spesialite obat pada kasus III ……………………………….. 42

Tabel 3.2.4 Spesialite obat pada kasus IV ……………………………..... 43

Tabel 3.2.5 Spesialite obat pada kasus V ……………………………….. 44

Tabel 3.2.6 Spesialite obat pada kasus VI ................................................ 46

Tabel 3.2.7 Spesialite Obat pada kasus VII …………………………….. 48

Tabel 3.2.8 Spesialite obat pada kasus VIII …………………………..... 49

Tabel 3.2.9 Spesialite obat pada kasus IX ……………………………... 50

Tabel 3.2.10 Spesialite obat pada kasus X .............................................. 51

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
BAB I
KIMIA FARMA
1.1 Sejarah Kimia Farma
Sejarah Kimia Farma adalah perjalanan panjang sebuah industri kesehatan di
Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut kembali ke tahun 1817, ketika NV
Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur
didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan
Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi
PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk
hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Sejak tanggal 4 juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama
yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah
perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan
penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
1.2 Bisnis Kimia Farma
1.2.1 Holding
PT Kimia Farma Tbk
Dibentuk : 16 Agustus 1971
Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan
Pengelola sat ini :
™ Direktur Utama : Gunawan Pranoto
™ Direktur Keuangan : Handoyo A.S
™ Direktur Pemasaran : Sofiarman Tarmizi
™ Direktur Produksi : Warsito Triatmodjo
™ Direktur umum & Personalia : Handoyo A.S
Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment
penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang
BUMN.
PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan
yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu : industri, marketing, ritel,
laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama :
1. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih
giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis.
Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara
profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil
tersebut.
2. Integritas
Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai
spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai
landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati
dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.
3. Kerja Sama
Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama
melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap
individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk
mencapai sukses.
A. Pabrik (Industri Farmasi)
Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola
oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina
dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang
tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen
industri.
Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop kering,
suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk
memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh
sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9001.
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunanya,
rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit
produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga
memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana.
Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
dan ISO-9002.
Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati
(bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan
sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.
Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang
mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-
garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk
obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk
pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi
seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan obat luar/dalam. Unit
ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002
dan ISO-14001.
Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk
memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik
yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-
4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan
obat luar/dalam.
B. Laboratorium Klinik
Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari
perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan paradigma
ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
pengakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola
kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan usaha baru yang
meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.
Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk
memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan
Mikrobiologi Industri.
Layanan yang diberikan, yaitu :
™ Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri (APS)
™ Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter (APD)
™ Medical Check Up
™ Pemeriksaan Mikrobiologi Industri
™ Pemeriksan Rujukan
C. Klinik
Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare
Company, maka Kimia Farma merintis infrastruktur bisnisnya memasuki usaha
jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi
dengan membangun sistem informasi yang mendukung.
Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services
menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksan
kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya.
Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan
perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan
medical record untuk karyawan.
Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dangan kebutuhan
konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan
oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
1.2.2 Anak Perusahaan
A. PT. Kimia Farma Trading and Distribution
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan
Pengelola saat ini :
Direktur Utama : Agus Anwar
Direktur Trading : Tatat Rahmita Utami
Direktur distribusi : Suharno
P.T. Kimia Farma Trading & Distribution, sebagai anak perusahaan dari
P.T. Kimia Farma (persero) Tbk. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD)
sebelumnya merupakan divisi yang bergerak dibidang yang sama, yaitu perdagangan
dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu tahun, tetapi sama
dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir sepanjang sejarahnya
sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam bidang perdagangan,
terlihat dari data tahun ketahun, komposisi penjualan kepada institusi baik melalui
tender atau langsung, lebih dominan dari pada penjualan reguler, yang mencerminkan
kepada bisnis distribusi.
Disamping itu dimasa yang lalu, divisi/SBU PBF ini terfokus lebih banyak
menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk
Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan,
serta melihat kondisi kedepan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak
lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan
produk-produk prinsipal lain. Oleh karena itu, perusahaan telah merubah visinya akan
menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini mengandung arti
kedepan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler, tanpa meninggalkan
penjualan kepada institusi/tender dan menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal.
Jalur Usaha :
1. Jasa pelayanan distribusi produk Prinsipal Kimia Farma dan prinsipal
Non Kimia Farma serta Non Prinsipal terdiri dari :
™ Consumer Health Product :

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
- OTC Chemical
- OTC Herbal
- Kosmetik
- Body Care
- Food Supplement
™ Ethical
™ Generik
™ Lisensi
™ Narkotika
™ Kontrasepsi
™ Bahan Baku
™ Alat Kesehatan
™ Consumer Goods
2. Jasa Perdagangan atau Trading
P.T. Kimia Farma Trading & Distribution, memiliki 41 cabang yang
mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang
diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Dalam
operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan
peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan
sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke
seluruh Indonesia.
B. P.T. Kimia Farma Apotek
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur Usaha : Farmasi
Pengelola saat ini :
Direktur Utama : Saleh Ruatandi
Direktur Operasional : Yuleti
Direktur Pengembangan : Sus Maryati

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
P.T. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 320 Apotek yang tersebar
diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan
pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.
Apotek kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter
dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC
(swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh
tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat
dengan baik.
Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari stategi perusahaan dalam
memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan
luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
P.T. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia
Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya
meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT.
Kimia Farma Tbk.
P.T. Kimia Farma Apotek membawahi 34 Bisnis Manajer (BM) yaitu :
1. Unit Bisnis Banda Aceh
2. Unit Bisnis Medan
3. Unit Bisnis Palembang
4. Unit Bisnis Pekanbaru
5. Unit Bisnis Padang
6. Unit Bisnis Bandar Lampung
7. Unit Bisnis Batam
8. Unit Bisnis Jaya I
9. Unit Bisnis Tangerang
10. Unit Bisnis Jaya II
11. Unit Bisnis Jakarta Rumah Sakit
12. Unit Bisnis Bogor
13. Unit Bisnis Pontianak
14. Unit Bisnis Bandung

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
15. Unit Bisnis Cirebon
16. Unit Bisnis Semarang
17. Unit Bisnis Yogyakarta
18. Unit Bisnis Solo
19. Unit Bisnis Surabaya
20. Unit Bisnis Malang
21. Unit Bisnis Jember
22. Unit Bisnis Denpasar
23. Unit Bisnis Mataram
24. Unit Bisnis Kupang
25. Unit Bisnis Balikpapan
26. Unit Bisnis Samarinda
27. Unit Bisnis Banjarmasin
28. Unit Bisnis Palangkaraya
29. Unit Bisnis Makassar
30. Unit Bisnis Kendari
31. Unit Bisnis Manado
32. Unit Bisnis Palu
33. Unit Bisnis Jayapura
34. Unit Bisnis Sorong
1.3 P.T. Kimia Farma Apotek
1.3.1 Visi dan Misi
A. Visi dan Misi
Visi : Menjadikan apotek di Medan berdaya saing di pasar global
Misi :
• Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat
kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
• Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk
meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good
Corporate Governance.
• Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan
komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan
nasional
1.3.2 Outlet Apotek Kimia Farma
Apotek Kimia Farma Medan tersebar diseluruh Sumatera Utara yaitu :
a. Apotek Kimia Farma murni/yang berdiri sendiri:
1. Kimia Farma 27 Palang merah ( pusat)
2. Kimia Farma 28 Belawan
3. Kimia Farma 29 P. Siantar 1
4. Kimia Farma 30 Tebing Tinggi
5. Kimia Farma 39 Sei Kambing
6. Kimia Farma 41 Kaban Jahe
7. Kimia Farma 84 Tanjung Balai
8. Kimia Farma 85 P. Siantar 2
9. Kimia Farma 90 Kisaran
10. Kimia Farma 106 Aksara
11. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C
12. Kimia Farma 160 Setia Budi
13. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3
14. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan
b. Apotek Kimia Farma Pelengkap (yang berada di lingkungan rumah sakit)
1. Apotek Pelengkap R.S.U. Inalum
2. Apotek Pelengkap R.S.U. Pirngadi
3. Apotek Pelengkap R.S.U. Tebing Tinggi
4. Apotek Pelengkap R.S.U. Rantau Prapat
c. Loket Kimia Farma Praktek Dokter Basri

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
BAB II
SUKSES TERPADU BISNIS RITEL DARI MERCHANDISING

2.1. Perkembangan Tanpa Henti Bisnis Ritel


Salah satu indikasi kemajuan bisnis ritel adalah selalu tampak adanya
perkembangan segala aspek secara terus menerus sejalan dengan perubahan faktor
eksternal dan internal bisnis itu sendiri.
2.1.1.Tiga Faktor Dalam Bisnis Retail
Tiga faktor ini terbukti menolong banyak pelaku bisnis ritel dalam
menghadapi segala perubahan yang semakin cepat dan tidak terduga arahnya. Ketiga
faktor tersebut adalah merchandising, services, basic principles yang saling berpusat
pada customer atau pelanggan.
2.1.1.1. Merchandising (barang yang dijual)
Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kwalitas, dan manfaat
produk bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan
pelanggan harus dapat dilaksanakan dengan baik. Prinsipnya apa yang dibutuhkan
pelanggan harus dapat ditangkap dengan baik dan untuk memenuhinya harus
ditindak lanjuti dengan langkah-langkah nyata. Langkah kongkret yang harus
dilakukan antara lain :
1. Cari apa yang kurang pada merchandising Mix (bauran barang yang dijual).
Apakah merek, model, ukuran, warna dan gayanya sudah sesuai dengan
harapan dan kebutuhan pelanggan. Cobalah menjual barang-barang yang lebih
banyak fast moving-nya (laku cepat) agar kita dapat lebih cepat merespon
keinginan pelanggan serta lebih bisa menjamin arus kas. Singkirkan daftar
barang yang berlebihan. Fokuskan pada pemasok tertentu agar mudah
menanganinya. Bangun merek sendiri yang khas dan tidak dimiliki pesaing.
2. Periksalah batasan harga, harga khusus, dan item-item sensitif. Kita harus
berani membuat perbedaan yang unik dibandingkan dengan pesaing kita.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
Kita juga perlu melihat secara periodik apakah pada item-item yang sensitif
sudah diberlakukan harga yang lebih bagus dari pesaing. Kita harus
memperhatikan kesesuaian kualitas produk yang kita jual serta ketat atau
tidaknya persaingan.
3. Periksa display (pajangan barang), ujung rak display barang vertikal dan
kekuatan lorong toko kita. Apakah pajangan barang sudah menarik dan
mengundang pelanggan untuk melihat, mengamati, memegang dan mencoba.
Selanjutnya apakah lorong membuat konsumen leluasa untuk melihat display
yang ada dan tidak tertutup oleh merchandising yang diletakkan di rak
display barang terbuka.
4. Perhatikan papan petunjuk atau informasi di toko. Apakah dapat dibaca
dengan jelas atau sebaliknya. Apakah tulisan, warna dan letaknya menarik
untuk dilihat. Apakah ada keuntungan atau kemudahan yang dijanjikan untuk
pelanggan atau untuk sekedar informasi yang tidak menawarkan hal istimewa
bagi pelanggan. Posisikan diri kita sebagai pelanggan yang sedang berbelanja
di toko.
5. Perhatikan hal-hal yang dapat membuat pelanggan merasa praktis jika
berhubungan dengan kita. Prinsipnya sediakan sebanyak mungkin fasilitas
yang dapat membuat pelanggan mandiri dalam mengamati merchandising
kita.
6. Sederhanakan prosedur di kasir, dengan teknologi scanning, kecepatan dalam
menjumlahkan harga-harga di mesin kasir menjadi sangat terbantu dan
mengurangi waktu antri. Semestinya staf toko selalu cepat tanggap terhadap
situasi di lapangan agar kenyamanan berbelanja tetap terjaga. Pada intinya,
semakin sederhana prosedur, dan semakin lengkap fasilitas bertransaksi, akan
semakin positif nilainya bagi pelanggan.
7. Temukan cara yang tepat untuk memasang informasi harga suatu barang.
Ketelitian kerja dan disiplin dalam kontrol sangat dibutuhkan dalam
pemasangan informasi harga setiap produk.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
8. Perhatikan prosedur penukaran barang, apakah sudah ditangani dengan baik.
9. Perhatikan bagaimana komplain pelanggan ditangani, perlu adanya upaya
bukan hanya penanganan tapi juga pencegahan komplain pelanggan secara
serius, agar mereka tidak pergi ke pesaing kita.
10. Periksa kebijakan harga yang sama dan tidak sama dengan pesaing. Item-item
apa yang harganya perlu sama dengan pesaing dan item-item khusus apa
yang harganya berbeda dengan pesaing. Kebijakan harga ini harus di pantau
seiring dengan perubahan-perubahan yang dilakukan pesaing.
2.1.1.2. Basic Principles (prinsip dasar)
Prinsip dasar ini dimaksudkan adalah prinsip dasar dalam pemasaran yaitu
(product, price, place, promotion dan people). Pada prinsipnya, pelaku bisnis ritel
dituntut mengenali barang menentukan harga yang sesuai dengan keinginan serta
harapan pelanggan.
1. Place atau lokasi dan penempatan barang
Dengan lokasi yang tepat dan sesuai harapan pelanggan, konsumen akan
tertarik untuk datang. Penempatan barang (display) yang tepat dan dapat menarik
pelanggan untuk melihat, mengamati, menyentuh, dan mencobanya serta pada
akhirnya membeli dengan bersemangat.
2. Promotion (promosi)
Promotion yang sudah dikenal di bisnis ritel merupakan bentuk khas dari
advertising, sales promotion dan personal selling.
2.1.1.3 Services (pelayanan)
Menurut survey AC Nielsen Indonesia pada April 2004 ditemukan bahwa
service ada pada puncak faktor yang dapat menarik pelanggan. Berdasarkan temuan
memperlihatkan kriteria pilihan pelanggan yang terdiri atas :
a. Faktor dasar, yaitu barang yang lengkap, harga yang bagus, dan lokasi yang
mudah dijangkau.

b. Faktor penarik toko, yaitu ambiance (AC, lampu, kebersihan, fasilitas belanja),
fasilitas pendukung, dan services (semua hal yang dapat memuaskan
kebutuhan konsumen, terutama yang dilakukan oleh staf toko).

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
Pada prinsipnya pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya, kita perlu
memperhatikan semua aspek mulai dari signed (papan nama) toko, pintu masuk, keset
masuk, seluruh fasilitas dan isi dalam ruang toko sampai standar kebersihan toilet.
Untuk itu, pelatihan rutin bagi semua staf untuk meningkatkan keterampilan
dalam pelayanan pelanggan perlu terus diadakan, demikian juga pengembangan kiat-
kiat terbaru dalam memuaskan pelanggan.
2.1.1.4. Customer (pelanggan)
Pelanggan adalah poros tengah yang menjadi pusat dan tujuan akhir dari
ketiga faktor diatas. Cara mengetahuinya adalah dengan melakukan survey secara
periodik untuk mendapat masukan paling mutakhir sehingga apa yang kita lakukan
selalu bisa memenuhi keinginan dan harapan pelanggan yang paling baru. Pakailah
prinsip DEAS (Dengarkan, Empati, Ajukan pertanyaan, dan Selesaikan segera).
2.1.2. Berubah Untuk Unggul Bersaing
Ada tiga tujuan utama mengapa organisasi harus berubah. Pertama, untuk
menyesuaikan diri terhadap faktor lingkungan. Kedua, mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi, dan ketiga untuk mempertahankan dan mengembangkan
eksistensi perusahaan.
Faktor-faktor pemicu perubahan yang menuntut semua organisasi bisnis harus
terus berubah adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Eksternal
Kondisi ini mencakup aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, teknologi,
persaingan, globalisasi, dan keamanan.

2. Kondisi Internal

Kondisi internal antara lain meliputi aspek visi, misi, sumber daya (SDM,
teknologi, material pendukung, uang dan metode kerja), kapabilitas, kompetensi, dan
kegiatan organisasi. Untuk unggul bersaing suatu organisasi harus mampu
mendorong semua sumber daya dan proses manajemen kearah kualitas dan kinerja
service yang yang mengacu pada tercapainya customer satisfaction (kepuasan

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
pelanggan). Dapat disimpulkan bahwa tingkat tertinggi atau ujung segala upaya
organisasi ritel adalah services (pelayanan).
2.1.3 Lokasi
Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak
diperhitungkan kembali melalui studi dan riset. Beberapa hal yang secara umum
dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan
traffic pengunjung (kepadatan pengunjung untuk membeli) antara lain adalah
transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman dan kelengkapan.
Empat faktor yang mempengaruhi Traffic konsumen, yaitu :
1. Kemudahan transportasi untuk mencapai lokasi
Bisnis ritel sangat bergantung pada pelanggan dan pemasok, kedua pihak ini
harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi.
2. Keamanan dan kenyamanan parkir kendaraan
Kendaraan roda dua dan empat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pelanggan, aspek kenyamanan dan keamanan parkir kendaraan di lokasi toko juga
harus diperhatikan.
3. Kelengkapan mal, plaza, atau pusat perbelanjaan
4. Daur hidup lokasi
Persiapkanlah segala konsekuensi untuk memilih tempat agar bisa bertahan dan
sukses dalam tahap tersebut.
2.1.4 Upaya Menekan Angka Kehilangan
Ada tiga kelompok besar penyebab kehilangan barang di toko, yaitu :
a. Barang rusak atau cacat
Barang rusak atau cacat adalah barang-barang yang dijual, yang menjadi kotor
atau rusak akibat Quality Control kurang optimal, saat pengiriman yang
sembarangan, saat pemajangan yang tidak sesuai prosedur, dan saat dicoba atau
disentuh konsumen hingga rusak.
b. Adanya pencurian
Resiko kehilangan akibat pencurian sangat besar bila teknologi yang
digunakan masih sangat terbatas. Peluang ini dimanfaatkan oleh siapa saja yang

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
berada ditoko. Pencurian bisa dilakukan oleh karyawan atau staf toko (pencurian
internal) atau pencurian yang dilakukan oleh orang luar (konsumen atau orang yang
datang ke toko, baik secara individu maupun berkelompok (sindikat)
c. Kesalahan administrasi
Secara umum, penyebab kesalahan administrasi adalah :
i. Kelalaian karyawan dalam mengikuti prosedur
ii. Kesalahan dalam pelaksanaan sistem perusahaan sebagai akibat pelatihan yang
kurang memadai
iii. Kesalahan dari sistem atau prosedur itu sendiri
iv. Kurangnya komunikasi yang transparan antar bagian

Cara Menghitung Angka Kehilangan


1. Barang rusak atau kotor
Barang rusak atau kotor dapat dibenahi sejak sebelum produk dikirim ke toko,
sejak pemasok melakukan Quality Control, kemudian saat menerima barang, petugas
penerima harus memastikan kwalitas barang yang diterima sesuai dengan kualifikasi
yang tercatat dalam surat pembelian. Pajanglah setiap jenis produk dengan prosedur
yang ditetapkan. Jangan sekali-sekali melempar dan mendorong barang yang dapat
membuat produk menjadi kotor dan rusak. Petugas hendaknya membantu pelanggan
agar lebih hati-hati dalam memegang dan mencoba barang, kemudian tata kembali
barang tersebut di tempat semula.
2. Akibat pencurian
a. Untuk mengatasi pencurian internal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan,
yaitu :
i. Lakukan check body dengan disiplin oleh petugas yang ditunjuk bagi
setiap karyawan yang masuk dan keluar toko.
ii. Pada seragam karyawan tidak boleh ada saku di baju atau celananya
iii. Sediakan loker khusus bagi karyawan untuk menyimpan tas atau barang
bawaan yang memang tidak boleh dibawa ke area toko.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
iv. Berikan reward dan sanksi terhadap tim kerja yang bertanggung jawab
atas produk yang ada di tempat tim tersebut bekerja.
v. Secara rutin berikan pengarahan bagi semua karyawan yang berada di
toko
b. Untuk mengatasi pencurian eksternal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan,
yaitu :
i. Memasang alat sensormatik untuk barang-barang yang sangat beresiko
hilang.
ii. Mengaktifkan para penjaga (satpam atau piket counter) tanpa harus
menonjolkan kehadirannya di setiap pos yang tersedia.
iii. Tempatkan karyawan secara khusus di depan kamar pas / kamar coba
pakaian.
iv. Berikan informasi berupa tulisan-tulisan yang memperingatkan bahwa
tindak pencurian adalah melanggar hukum dan akan diproses sesuai
dengan aturan hukum yang berlaku.
3. Mencegah akibat kesalahan administrasi
Semua karyawan harus diingatkan lagi tentang langkah-langkah dalam
melakukan input data penyusunan laporan yang tepat, akurat, dan cepat, bila perlu
adakan pelatihan ynag lebih intensif bagi semua karyawan.
2.1.5. Meningkatkan Gairah Pelanggan
Segmentasi pelanggan bisa didekati dengan berbagai pendekatan. Pendekatan
yang paling sederhana, mudah, dan langsung berhubungan dengan letak toko adalah
pendekatan demografi dan psikografi. Lay out toko harus dirancang sedemikian rupa,
penataan barang, suasana, kebersihan, sampai parameter toilet yang dibutuhkan
pelanggan (kebutuhan fisik), dan lebih mudah dalam menyediakan barang (termasuk
harga, kualitas, dan kelengkapan) yang pas, sesuai selera dan menggairahkan
pelanggan (kebutuhan praktis). Terakhir dapat menentukan kriteria pegawai seperti
apa yang cocok dengan selera dan kebutuhan pelanggan dalam berbelanja (kebutuhan
fungsional). Apabila kita telah mengenal siapa pelanggan kita, kita akan lebih mudah
membuat suasana lebih akrab dan dekat dengan pelanggan. Apabila suasana akrab

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
sudah terjalin, kesetiaan pelanggan untuk selalu bergairah datang dan berbelanja di
toko kita akan lebih terjamin.
Berdasarkan pengalaman dilapangan, sejalan dengan semakin banyaknya
profesional yang penat bekerja, keinginan pelanggan antara lain :
1. Ingin serba cepat dalam proses aktifitasnya, termasuk dalam berbelanja.
2. Ingin serba mengurangi resiko, termasuk dalam memilih barang belanjaan.
3. Ingin selalu lebih diistimewakan sebanding dengan uang yang sudah mereka
belanjakan.
4. Ingin selalu mempunyai pilihan barang yang lengkap, berkualitas, modis, dan
dengan harga terjangkau.
5. Ingin selalu mendapatkan informasi terbaru dari toko yang mereka kunjungi
6. Menghindar dari antrian panjang di depan kasir.
7. Menghindari prosedur yang rumit bila mengurus sesuatu saat belanja.
Berdasarkan keinginan pelanggan di atas para retiler harus fokus akan konsep
toko, segmen pasar yang dituju, pilihan barang yang mengena, dan keberanian
melakukan pembaruan secara terus menerus.
2.1.6. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan
Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi merchandising.
Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan dengan tipe bisnis
toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.

Dasar store lay out


Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non-
selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling
berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan.
Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan
mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan
pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin
barang kepada pelanggan.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out
lebih produktif, sekaligus memenuhi harapan kenyamanan pelanggan, yaitu :
1. Pajangan akhir (end display) untuk supermarket di depan mesin kasir
a. Studi tentang antrean konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian
barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah.
b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung penjualan
selayaknya dipresentasikan dilokasi pajangan akhir.
2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan
a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang itu
sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakan pelanggan untuk
membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci,
pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket.
b. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari
suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas
konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut.
c. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing lorong pajangan
sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang
menggerakkan pelanggan untuk membeli.

Lay out dan Implikasinya


1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi (lay out beraliran lurus)
Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding.
Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut :
a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien
b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan
c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat
d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik
Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut :
a. Suasana dingin biasa-biasa saja
b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat
2. Desain kurva atau aliran bebas
Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan
pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi
secara bebas. Kekurang pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol
keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan.
2.1.7 Kriteria Barang dan Posisi Pajangan
Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai
berikut:
1. Barang paling laku best seller
Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu
dipertimbangkan secara berbeda, yaitu :
a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan ditempat yang
memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain.
b. Jenis barang promosi (sale item), posisikan di tempat yang utama.
2. Barang dengan laba tinggi (hight profit)
Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama.
3. Barang yang memancing untuk di beli (impuls item)
Barang jenis ini diletakkan dipajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk
memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli.
4. Barang spesial
Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan
dapat langsung kelokasi dan melihat-melihatnya untuk membeli.
5. Barang musiman (seasonal items)
Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu
bahwa barang ini ada ditoko.
6. Barang dengan persediaan bermasalah
Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karna penjualan bisa tidak
banyak.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
2.2. Merchandising
Sebuah data hasil riset bisnis ritel, dapat disimpulkan 77% dari pembelian
pelanggan di bisnis ritel disebabkan oleh faktor merchandising. Dari hasil riset
tersebut menggambarkan bahwa pengoptimalan faktor merchandising akan
bermanfaat untuk :
1. meningkatkan penjualan,
2. menurunkan dampak melemahnya penjualan karena musim (tidak ada event)
khusus.
3. Menghidupkan kembali penjualan pada lantai yang sudah jenuh dan tidak
menarik.
Jadi, dapat disimpulkan semakin bagus merchandise, semakin berdampak
pada pelanggan dalam mengambil keputusan membeli.
2.2.1. Dari Personal Service ke Self Service
Munculnya konsep self service membawa perubahan signifikan pada
persediaan barang, harga, pemajangan, tata letak toko, iklan dan kemasan. Dengan
konsep self service, barang yang semula berukuran besar dapat di jual dalam kemasan
kecil-kecil. Penempatan merchandise dengan pajangan terbuka juga memudahkan
pelanggan untuk mencari, menemukan, dan mengambil barang yang dibutuhkan
secara mandiri :

Elemen- elemen yang termasuk didalamnya merchandising, antara lain :

1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam toko, baik dalam rangka
mengkomunikasikan dibagian depan toko maupun mengoptimalkan pajangan
barang stok didalam toko.
2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan kepada
pelanggan melalui media cetak, media elektronik, serta media indoor dan out
door.
3. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling,
premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
4. Tata letak toko, menyangkut pengondisian suasana toko yang berdampak
langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan.
5. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi barang
tersebut.
6. Kebijakan harga menempatkan barang tersebut ke segmen pasar tertentu.
2.2.2. Apakah sebenarnya merchandising itu

Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Ada


hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti. Namun,
dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian
dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu.

Proses penetapan strategi merchandising yang selama ini berlangsung


melalui berbagai hal ;

1. Belajar dari mencoba dan dari kesalahan (trial &eror).


2. Melalui intuisi.
3. Keterampilan memanipulasi dalam arti mempercantik, memoles dan menonjolkan
kelebihan yang ada.
4. Berdasarkan pada pengalaman masa lampau.
Merchandising akan lebih optimal bila didukung oleh data, fakta dan temuan lain
dilapangan melalui aktivitas studi dan riset.

2.2.3. Prinsip Umum Merchandising

Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut:

1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari suatu


visualisasi (signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis), pelanggan akan lebih
mudah menemukan barang yang dibutuhkan.
2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip
visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cendrung tertarik
dengan apa yang dilihatnya.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma,
pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung.
4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan,
informasi, atau pamflet/ selebaran dalam toko.
5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan.
6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving.
7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan
barang akan lebih terjaga.
2.3 Teknik Menarik Pelanggan Melalui Strategi Merchandising
Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah
mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu mengoptimalkan
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui strategi merchandising.
Langkah berikutnya adalah menentukan jenis barang yang akan ditawarkan
kepada pelanggan dan membangun citra toko. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
secara seksama dan dapat menarik konsumen melalui strategi merchandising adalah :
1. Citra toko (Store Image)
Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan
pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang pernah
dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.

Aspek eksterior (logo, nama toko, petunjuk, pesan toko/slogan yang


ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu
masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan.
2. Pajangan depan (Window Display)
Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping (kiri dan
kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan di
depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk mempengaruhi
pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual toko tersebut. Tema yang sering
diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru (masehi, imlek), liburan sekolah, hari
valentine, Lebaran, dan Natal.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yangt harmonis dan
dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian
dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai
dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan.
3. Bagian dalam toko (Inside the Store)
Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising (item barang lengkap,
keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun tidak semrawut,
dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.
4. Lampu penerangan
Penerangan yang baik sangat efektif dlam membangkitkan perhatian
pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli
pelanggan. Penerangan juga memilki kwalitas dan warna untuk memberikan
gasmbaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli
pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut.
Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar
lebih menarik pelanggan.
5. Kekuatan warna
Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. Warna
dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan
semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
BAB III
KIE PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI
3.1 Pelayanan Resep
RESEP I

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
KASUS I
Drg. Sonny Moeljono
R/ Spiradan tab X
S 3 dd tab I
R/ Kaflam tab X
S 3 dd tab I
R/ Danalgin tab X
S 3 dd tab I
Pro : Asir Aziat
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pasien tersebut menderita peradangan pada gigi.
2. Spesialite obat pada resep
Tabel 3.1.1 Spesialite obat pada resep 1
No Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat
1. Spiradan Spiramisin Spirabiotik K Antibiotik
(Dankos) (Kimia Farma)
Spiranter
(Interbat)
Spirasin
(Sanbe Farma)

2. Kaflam Kalium Kamaflam K Antiinflamasi


(Dankos) Diklofenak (Kimia Farma)
Laflanac
(Lapi)
Kadiflam
(Metiska
Farma)
3. Danalgin Metampiron Cetalgin K Analgetik
(Dankos) Diazepam (Soho) dan sebagai
Hedix penenang
(Prima Hexal)
Neurodial
(Kimia Farma)

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
3. Rasionalitas Komposisi Resep
Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan
untuk mengatasi peradangan pada gigi.
4. Pelayanan Informasi
a. Spiradan (PT. Dankos)
Kegunaan: antibiotik, bentuk obat: tablet, dosis dan aturan pakai: sehari 3 kali 1
tablet, hal – hal yang harus di informasikan: obat harus diminum sampai habis, hati-
hati bila digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati, simpan di tempat
sejuk dan kering.
b. Kaflam (PT. Dankos)
Kegunaan: membantu mengurangi peradangan pada gigi, bentuk obat: tablet, dosis
dan aturan pakai: sehari 3 kali 1 tablet, hal – hal yang harus di informasikan: obat
harus diminum sesudah makan karena dapat meningkatkan asam lambung, hati-hati
pemberian pada pasien yang menderita gangguan hati yang berat, hati-hati
pemberian pada pasien usia lanjut.
c.Danalgin (PT. Dankos)
Kegunaan: analgetik dan sebagai penenang, bentuk obat: tablet, dosis dan aturan
pakai: sehari 3 kali 1 tablet, hal – hal yang harus di informasikan: jauhkan dari
jangkauan anak-anak, simpan di tempat yang sejuk dan kering, lindungi dari
cahaya, minumlah obat sesuai dosis yang dianjurkan.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
RESEP II

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
KASUS II
Dr. Khainir Akbar, SPA
R/ Tiriz drop fls No.I
S 1 dd 0,5 ml pc malam
R/ Mucopect paed syr fls No.I
S 3 dd cth ½ pc
R/ Apialys syr fls No. II
S 1 dd cth I pc
Pro : Zahra
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pasien tersebut mengalami gangguan pada saluran pernafasan
seperti : batuk alergi yang disertai dengan sesak.
2. Spesialite obat pada resep
Tabel 3.1.2 Spesialite obat pada resep 2
No Nama Obat Komposisi Produk lain GOL Khasiat

1. Tiriz Cetirizin Cetryn K Antialergi


(Lapi) diHidroklorida (Combhipar)

2. Mucopect Ambroksol HCl Mucoxol K Sekretolitik


(Boehringer (Tempo Scan yang dapat
Ingelheim) Pasific) mempermudah
Mucos pengeluaran
(Meprofarm) sekret yang
kental
3. Apialys Vit A Alvit K Multivitamin
(Lapi) Vit B2 (Aditama)
Vit B1 Adelysin
Vit B6 (Prafa)
Vit B12 Akta-vol
Vit C (Nicholas)
Vit D
Nikotinamid
Lisin HCl
Asam glutamat

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
3. Rasionalitas Komposisi Resep
Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan
untuk batuk alergi yang disertai dengan sesak.
4. Pelayanan Informasi
a. Tiriz (Lapi)
Kegunaan: antialergi, bentuk obat: drop (tetes), dosis dan aturan pakai: sehari 1
kali 0.5ml sesudah makan malam, hal – hal yang harus di informasikan: obat ini
harus diminum sesudah makan malam, minumlah obat sesuai dosis yang
dianjurkan.
b. Mucopect (Boehringer Ingelheim)
Kegunaan: sekretolitik, bentuk obat: sirup, dosis dan aturan pakai: sehari 3 kali ½
sdk teh sesudah makan, hal – hal yang harus di informasikan: obat ini harus
diminum sesudah makan, simpan di tempat yang sejuk dan kering, lindungi dari
cahaya, minumlah obat sesuai dosis yang dianjurkan.
c. Apialys (Lapi)
Kegunaan: multivitamin, bentuk obat: sirup, dosis dan aturan pakai: sehari 1 kali 1
sdk teh sesudah makan, hal – hal yang harus di informasikan: obat ini harus
diminum sesudah makan.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
RESEP III

KASUS III

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
Dr. Khainir Akbar SP.A
R/ Septrin paed susp fls No.I
S 3 dd 4 cc
R/ Lacto-B No X
S 3 dd sach I
Pro : Ranti Rahayu
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pasien menderita gangguan saluran pencernaan seperti diare.
2. Spesialite obat pada resep
Tabel 3.1.3 Spesialite obat pada resep 3
No Nama Obat Komposisi Produk lain GOL Khasiat

1. Septrin Trimetoprim Spectrem Antibiotik


(Glaxo- Sulfametoksazole (Armoxindo) K
Wellcome) Etanol Sanprima
(Sanbe Farma)
Sulprim
(Prafa)
Toxaprim
(Samco Farma)

2. Lacto-B Vit C - B Memperkuat


(Novella) Vit B1 fungsi normal
Vit B2 pencernaan
Vit B6
Niasin
Vitamin E
Asam Laktat

3. Rasionalitas Komposisi Resep


Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan
untuk gangguan saluran pencernaan seperti diare.

4. Pelayanan Informasi

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
a. Septrin (Glaxo-Wellcome)
Kegunaan: antibiotik, bentuk obat: suspensi, dosis dan aturan pakai: sehari 2 kali
4 ml, hal – hal yang harus di informasikan: obat harus diminum sampai habis,
simpan di tempat yang sejuk dan kering, lindungi dari cahaya, minumlah obat
sesuai dosis yang dianjurkan.
b. Lacto-B (Novell)
Kegunaan: menguatkan fungsi normal pencernaan bayi, bentuk obat: serbuk, dosis
dan aturan pakai: sehari 3 kali 1 sachet, hal – hal yang harus di informasikan:
simpan di tempat yang sejuk dan kering, minumlah obat sesuai dosis yang
dianjurkan, bila diare sudah berhenti penggunaan obat dihentikan.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
KASUS IV
Dr. Muzakkir Zamzam Sp.THT
R/ Baquinor forte XX
S 2 dd tab I
R/ Telfast OD XV
S 1 dd tab I
R/ Bevizil XXX
S 2 dd tab I
Pro : Afandi
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pasien tersebut menderita infeksi saluran pernafasan.
2. Spesialite obat pada resep
Tabel 3.1.4 Spesialite obat pada resep 4
No Nama Obat Komposisi Produk lain GOL Khasiat

1. Baquinor Siprofloksasin Bernoflox K Antibiotik pada


(Sanbe Farma) HCl (Bernofarm) infeksi saluran
Bidiprox pernafasan
(Medikon)
Ciproxin
(Bayer)

2. Telfast Fexofenadine - K Antialergi


(Sanofi HCl
Aventis)
3. Bevizil Betakaroten Befit K Suplemen
(Sanbe Farma) Vit C (Sunthi Sepuri) vitamin
Vit E Viceten-Z
Zn (Benofarm)
Selenium

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
3. Rasionalitas Komposisi Resep
Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah di indikasikan
untuk infeksi saluran pernafasan.
4. Pelayanan Informasi
a. Baquinor (Sanbe Farma)
Kegunaan: antibiotik pada infeksi saluran pernafasan, bentuk obat: tablet, dosis dan
aturan pakai: sehari 2 kali 1 tablet, hal – hal yang harus di informasikan: hati-
hati pada pemberian pada penderita gagal ginjal, simpan di tempat yang sejuk dan
kering, pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
b. Telfast OD (Sanofi Aventis)
Kegunaan: antihistamin, bentuk obat: tablet, dosis dan aturan pakai: sehari 1 kali 1
tablet, hal – hal yang harus di informasikan: sebaiknya diminum pada malam hari,
hati-hati jika digunakan pada wanita hamil dan menyusui, jangan digunakan
melebihi dosis yang dianjurkan, hati-hati pada pemberian pada penderita gagal
ginjal , simpan pada suhu kamar.
c. Bevizil (Sanbe Farma)
Kegunaan: suplemen vitamin, bentuk obat: tablet, dosis dan aturan pakai: sehari 3
kali 1 tablet, hal – hal yang harus di informasikan: sebaiknya diminum pada pagi
dan malam, simpan dalam wadah tertutup rapat dan di tempat yang kering.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
RESEP V

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
KASUS V
Dr. Khainir Akbar, SPA
R/ Nymiko drop fls I
S 3 dd 1ml pc
R/ Sanmol drop fls I
S 4 dd 0.9 ml pc
Pro : Elsa
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pasien tersebut mengalami demam.
2. Spesialite obat pada resep
Tabel 3.1.5 Spesialite obat pada resep 5
No Nama Obat Komposisi Produk lain GOL Khasiat

1. Nymiko Nistatin Kandistatin K Antimikroba


(Sanbe (Metiska Farma)
Farma) Nistina
(Bufa Aneka)
Candistin
(Pharos)

2. Sanmol Parasetamol Pyrexin B Menurunkan


(Sanbe (Meprofarm) demam
Farma) Propyretic
(Combhipar)
Pusinal
(Ifars)

3. Rasionalitas Komposisi Resep


Komposisi obat pada resep di atas sudah rasional karena sudah diindikasikan
untuk pasien yang menderita demam.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
4. Pelayanan Informasi
a. Nymiko (Sanbe farma)
Kegunaan: antimikroba, bentuk obat: drop (tetes), dosis dan aturan pakai: sehari 3
kali 1ml sesudah makan, hal – hal yang harus di informasikan: sebaiknya diminum
sesudah makan, simpan di tempat yang sejuk dan kering, terlindung dari cahaya,
obat harus diminum sampai habis.
b. Sanmol (Sanbe Farma)
Kegunaan: menurunkan demam, bentuk obat: drop (tetes), dosis dan aturan pakai:
sehari 4 kali 0.9ml sesudah makan, hal – hal yang harus di informasikan:
sebaiknya diminum sesudah makan, simpan di tempat yang sejuk dan kering,
minumlah obat sesuai dosis yang dianjurkan.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
3.2 Pelayanan Swamedikasi
A. Kasus I
Seorang bapak datang dengan keluhan batuk-batuk. Dari gejala yang ada
diketahui bapak itu menderita batuk berdahak. Ia ingin dalam bentuk tablet agar
mudah dibawa. Lalu diberikan BISOLVON.
B. Spesialite obat
Tabel 3.2.1 Spesialite obat pada kasus I
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Bisolvon® Bromhexin HCl Mucohexin® T Ekspektoran
(Boehringer (Sanbe Farma)
Ingelheim) Mucosolvan®
(Kalbe Farma)

C. Pelayanan informasi
Bisolvon®
Kegunaan: sebagai pengencer dahak (ekspektoran), bentuk sediaan: tablet, cara
pemakaian: 3 x sehari 1 tablet, hal-hal yang perlu diinformasikan: hati-hati
penggunaan pada penderita tukak lambung, sering minum air putih untuk
membantu pengenceran dahak, bila batuk berlangsung lebih dari 3 hari atau
setelah pengobatan sendiri tidak ada perbaikan atau batuk menjadi lebih berat,
dahak bercampur darah atau berwarna hijau/kuning dan sesak maka segera
hubungi dokter.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
A. KASUS II
Seorang pasien datang dengan keluhan tidak selera makan, matanya sedikit
cekung dan sering ada kotoran mata, anusnya sering gatal-gatal, maka obat yang
dianjurkan adalah COMBANTRIN.

B. Spesialite Obat
Tabel 3.2.2 Spesialite obat pada kasus II
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Kegunaan
(Pabrik) (Pabrik)
Combantrin® Pirantel Konvermex® T Antelmintika
(Pfizer) Pamoat (Konimex)

C. Pelayanan informasi
Combantrin®
Kegunaan: untuk membasmi cacing tambang, cacing kremi dan cacing
gelang, bentuk obat: tablet, cara pemakaian: dosis tunggal ½ - 2 tahun ½ tablet
125 mg; 2 – 6 tahun 1 tablet 125 mg; 6 – 12 tahun 2 tablet 125 mg; > 12 tahun
3 tablet 125 mg; dewasa 4 tablet 125 mg, hal-hal yang perlu diinformasikan:
dengan makan obat ini tinja akan berwarna merah, hal ini tidak perlu dirisaukan,
sebaiknya dimakan pada malam hari ketika hendak tidur dan perut dalam
keadaan kosong, jauhkan dari jangkauan anak, dimakan/diminum bersama susu
atau jeruk, untuk yang berbentuk sirup, harus dikocok terlebih dahulu agar zat
berkhasiat terbagi rata dalam pelarutnya, disimpan di tempat yang dingin dan
kering, bacalah aturan pakai secara cermat dan ikutilah aturan pakainya secara
tertib, efek samping : jarang terjadi tetapi terkadang menimbulkan sakit kepala,
pusing, mengantuk, insomnia, kulit memerah, mual, muntah dan diare.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
Keterangan:
Pirantel adalah derivat pirimidina, aktif terhadap askaris, oksiuris dan cacing
tambang. Mekanisme berdasarkan penghambatan pada penerusan impuls
neuromuskular sehingga terjadi kelumpuhan dan kejang. Dalam keadaan seperti ini
cacing akan keluar karena pengaruh peristaltik usus. Reabsorpsi dalam usus sangat
ringan dan tinja akan berwarna merah.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
A. KASUS III
Seorang bapak datang ke apotik dengan keluhan batuk disertai flu, sakit
kepala dan demam selama 2 hari. Berdasarkan keluhan di atas maka obat yang
dianjurkan adalah DECOLGEN.
B. Spesialite Obat
Tabel 3.2.3 Spesialite obat pada kasus III
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Kegunaan
(Pabrik) (Pabrik)
Decolgen® Asetaminofen, Deconal® T Meringankan
(Westmont Fenilpropanolamin (Apex Farma) gejala Flu
Medifarma) HCl, Fludane seperti
®
Klorfeniramina Forte demam, sakit
maleat (Armoxindo) kepala, hidung
tersumbat dan
bersin-bersin

C. Pelayanan informasi
Decolgen®
Kegunaan: analgetik-antipiretik, dekongestan hidung dan antihistamin, bentuk
obat: tablet, cara pemakaian: dewasa : 3– 4 kali sehari 1 tablet , anak-anak: 3 –
4 kali sehari ½ tablet, hal-hal yang harus diperhatikan: makanlah obat sesuai
dosis yang dianjurkan, selama meminum obat ini tidak boleh mengendarai
kendaraan bermotor atau menghidupkan mesin, tidak dianjurkan pada anak
dibawah 6 tahun, wanita hamil dan menyusui kecuali atas petunjuk dokter,
hindari minuman beralkohol selama meminum obat ini, penggunaan dosis besar
dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
A. KASUS IV
Seorang pasien wanita berumur lebih kurang 50 tahun datang ke apotek
dengan keluhan sakit dan nyeri pada kaki dan tangan terutama pada hari dingin dan
pagi hari. Berdasarkan keluhan di atas maka obat yang diberikan adalah NEO
RHEUMACYL.
B. Spesialite Obat
Tabel 3.2.4 Spesialite obat pada kasus IV
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Kegunaan
(Pabrik) (Pabrik)
Neo Ibuprofen, Aknil T Meringankan
Rheumacyl® Paracetamol (Sunthi nyeri ringan
(Tempscan Sepuri) sampai sedang
pacific, bode) pada otot dan
sendi, nyeri
haid dan nyeri
sesudah
pembedahan

C. Pelayanan informasi
Neo Rheumacyl®
Kegunaan: meringankan nyeri ringan sampai sedang pada otot sendi, nyeri haid
dan nyeri sesudah pembedahan, bentuk obat: tablet, cara pemakaian: dewasa: 1
tablet tiap 4 – 6 jam atau 3 - 4 kali sehari bila diperlukan, hal-hal yang perlu
diinformasikan: obat diminum sesudah makan, bila setelah 5 hari nyeri tidak
hilang, segera hubungi dokter, hati-hati pada penderita yang hipersensitif
terhadap ibuprofen dan parasetamol, efek samping : mual, muntah, konstipasi,
diare, reaksi kulit dan pusing sering dilaporkan.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
A. KASUS V
Seorang ibu datang ke apotik dengan keluhan anaknya yang berumur 3 tahun
menderita demam disertai bersin-bersin, maka obat yang dianjurkan adalah
SANMOL.

B. Spesialite Obat
Tabel 3.2.5 Spesialite obat pada kasus V
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Kegunaan
(Pabrik) (Pabrik)
Sanmol® Parasetamol Dumin® B Meringankan
(Sanbe Farma) (Alpa Pharma) rasa sakit
Panadol® kepala, sakit
(Sterling) gigi, demam
disertai
influenza dan
demam disertai
imunisasi

C. Pelayanan informasi
Sanmol®
Kegunaan: untuk mengurangi rasa sakit termasuk sakit kepala, sakit gigi,
mengurangi demam yang menyertai influenza dan demam setelah imunisasi,
bentuk obat: sirup, cara pemakaian: bayi : ¼ - ½ sendok teh, 3 – 4 kali sehari
anak-anak : 2 – 5 tahun, 1 – 2 sendok teh, 3 – 4 kali sehari, hal-hal yang perlu
diinformasikan: bila masih demam lebih dari 2 hari, segera ke dokter, obat
disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat, lindungi dari cahaya, segera
ke dokter bila timbul warna kekuningan pada mata atau kulit, patuhi aturan
pakai yang tertera pada label.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
Keterangan :
Asetaminofen adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya
analgetika dan antipiretika. Karena daya antiinflamasinya sangat lemah maka tidak
digunakan sebagai anti reumatik seperti halnya salisilat. Pada pemberian dosis
tunggal 10 – 15 gram (besar) akan terjadi nekrosis hati.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
A. Kasus VI
Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan sudah 2 hari susah buang besar.
Kepadanya diberikan tablet DULCOLAX.
B. Spesialite Obat
Tabel 3.2.6 Spesialite obat pada kasus VI
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Kegunaan
(Pabrik) (Pabrik)
Dulcolax® Bisakodil Prolaxan® T Semua bentuk
(Boehringer (Harsen) sembelit,
Ingelheim, mengilangkan
Schering) rasa nyeri pada
buang air
besar, seperti
hemoraid;
sebelum dan
sesudah operasi

C. Pelayanan informasi
Dulcolax®
Kegunaan: laxantive dan purgative, bentuk sediaan: tablet salut dan
suppositoria, cara pemakaian: dewasa sekali sehari 1 supositoria atau sekali
sehari 2 tablet, jika perlu 4 tablet, anak-anak: sekali sehari 1 supositoria anak
atau sekali sehari 1 tablet, hal-hal yang perlu diinformasikan: sebaiknya
diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi pada esok
paginya dan jangan diminum bersama susu dan antasida karena tablet
mempunyai lapisan khusus dan tablet harus ditelan dalam keadaan utuh,
sebaiknya tidak digunakan setiap hari untuk jangka waktu lama (lebih dari 1
minggu) karena dapat menurunkan sensitifitas mukosa dan gerakan usus
menjadi lamban, ketidakseimbangan elektrolit dan hipokalemia, jangan
gunakan obat ini bila tejadi nyeri pada perut, mual atau muntah, terjadi

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
pendarahan pada anus atau gejala tidak membaik dan segera hubungi dokter,
banyak minum, makan buah pepaya, jeruk dan sayur yang banyak mengandung
serat atau suplemen serat serta berolah raga teratur, hentikan penggunaan obat
bila terjadi perdarahan pada anus atau gejala tidak membaik, dan segera
hubungi dokter.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
A. KASUS VII
Seorang ibu datang ke apotek meminta obat anti mabuk perjalanan karena
akan bepergian ke luar kota. Obat yang direkomendasikan adalah ANTIMO.
B. Spesialite Obat
Tabel 3.2.7 Spesialite Obat pada kasus VII
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Kegunaan
(Pabrik) (Pabrik)
Antimo® Dimenhidraminat Amocaps® K Antiemetikum
(Phapros) (Erela),
Antimab®
(Zenith)

C. Pelayanan informasi
Antimo®
Kegunaan: mengatasi mabuk dan muntah di perjalanan, bentuk obat: tablet, cara
pemakaian: 1 tablet dimakan sebelum bepergian , hal-hal yang perlu
diinformasikan: obat dimakan setelah makan, sebaiknya obat dimakan 1 jam
sebelum bepergian, sebelum bepergian diusahakan tidak makan atau minum
terlalu banyak, pengemudi kendaraan bermotor jangan minum obat ini diwaktu
menjalankan tugasnya.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
A. KASUS VIII
Seorang pasien datang dengan keluhan tubuhnya sering merasa lemas, pusing,
pandangan mata berkunang-kunang, wajahnya pucat, kelopak mata bagian bawah
memutih, maka obat yang dianjurkan adalah SANGOBION.
B. Spesialite Obat
Tabel 3.2.8 Spesialite obat pada kasus VIII
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Kegunaan
(Pabrik) (Pabrik)
Sangobion® Besi (II) Sangovitin® B Membantu
(Merck) glukonat 250 (Pyridam) proses
mg, Mangan Pronitas® pembentukan
SO4 0,2 mg, (Bufa Aneka) hemoglobin
Tembaga (II) dan sel darah
SO4 0,2 mg, merah
Vit – C 50 mg,
Asam folat 1
mg, Vit B12
7,5 mcg,
Sorbitol 25 mg

C. Pelayanan informasi
Sangobion®
Kegunaan: sebagai vitamin dan zat penambah darah, bentuk obat: kapsul, cara
pemakaian: 1-2 kapsul sehari, hal-hal yang perlu diinformasikan: warna tinja
akan sedikit berubah, hal ini tidak perlu dikhawatirkan, minum obat ini pada
pagi hari sebelum makan, sebaiknya dilakukan check darah untuk memastikan
kadar sel darah merah dalam darah.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
A. KASUS IX
Seorang pasien datang ke apotek dengan keluhan sakit perut dan sesudah
beberapa hari mencret. Dari gejala tersebut NEW DIATABS.
B. Spesialite Obat
Tabel 3.2.9 Spesialite obat pada kasus IX
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Kegunaan
(Pabrik) (Pabrik)
New Diatabs® Atapulgit Aktif New Antides® B Antidiare
(Medi Farma, (Tropica mas)
Bromedis) Biodiar®
(Biochemie)

C. Pelayanan informasi
New Diatabs®
Kegunaan: sebagai antidiare, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: dewasa
dan anak-anak: 2 tablet setelah buang air besar, anak-anak 6-12 tahun: 1 tablet
setelah buang air besar, hal-hal yang perlu diinformasikan: jika gejala masig
terus berlangsung, konsultasikan kedokter, jangan digunakan lebih dari 2 hari
atau pada keadaan demam tinggi, banyak minum air dan buah-buahan, dapat
mempengaruhi saluran pencernaan dari obat-obatan lain, karena itu dianjurkan
interval waktu 2-3 jam antara pemberian oral dari obat-obat lain dengan obat
ini.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
A. Kasus X
Seorang pemuda datang ke apotek dengan keluhan timbul bercak-bercak putih
di punggungnya dan terasa gatal terutama bila berkeringat. Dari keluhan dan bentuk
bercak diketahui pemuda itu menderita panu. Maka diberikan kepadanya
FUNGIDERM.
B. Spesialite obat
Tabel 3.2.10 Spesialite obat pada kasus X
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Kegunaan
(Pabrik) (Pabrik)
Fungiderm® Klotrimazol Neo T Antimikotik
(Konimex) 1% Ultrasiline®
(Henson
Farma)
Canesten®
(Bayer)

C. Pelayanan informasi
Fungiderm®
Kegunaan: untuk mengobati infeksi kulit dan kuku yang di sebabkan jamur,
bentuk sediaan: cream, powder dan gel, cara pemakaian: 2 - 3 x sehari,
dioleskan pada tempat yang sakit, hal-hal yang perlu diinformasikan: obat
dioleskan tipis-tipis dan dipakai sesuai aturan pakai, simpan obat ditempat
kering dan sejuk, jauhkan dari jangkauan anak-anak, jaga selalu kebersihan
wajah dan bagian tubuh lainnya, hentikan pengobatan bila terjadi iritasi dan
sensitivitas, bila dalam waktu 4 minggu tidak memperlihatkan perkembangan
penyembuhan yang positif segera hubungi dokter.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
BAB IV
PEMBAHASAN

Merchandising merupakan perpaduan antara seni dengan ilmu.Ada hal-hal


yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti, namun dalam
implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan
kondisi dalam toko, serta keberadaan pelanggan.
Manajemen Menchardise di apotik Kimia Farma 39 terdiri dari dua bagian:
1. Bagian Medikal Mini Market (M3).
Merchandise yang ada di M3 (swalayan farmasi) merupakan produk yang
juga di jual di apotik lain, kecuali alat-alat kesehatan. Berdasarkan teori, keragaman
merchandise di M3 termasuk lebar tetapi dangkal, yaitu banyak macam kategori
produk dan masing-masing sedikit pilihan
2. Ruang peracikan
Merchandise di bagian belakang atau ruang racikan termasuk lebar dan dalam dimana
terdiri dari banyak kategori dan masing-masing terdiri dari banyak pilihan, ini untuk
menjaga kelengkapan obat terutama untuk resep yang masuk sehingga di harapkan
dapat mengurangi beban tenaga dan biaya dan dapat memberikan kepuasan bagi
konsumen. Merchandise di bagian belakang atau ruang racikan di susun berdasarkan
peraturan penyimpanan obat yang baik, dimana untuk obat golongan narkotika dan
psikotropika di simpan dalam lemari khusus yang terbuat dari kayu dan di kunci.
Untuk vaksin, serum dan suppositoria di simpan di lemari pendingin dengan suhu di
atur sesuai kestabilan obat tersebut. Merchandise di bagian belakang atau ruang
racikan sudah tertata dengan baik dimana obat dikelompokan berdasarkan bentuk
sediaan (tablet, salep, krim, drop, sirup,injeksi, obat tetes, supositoria, infus, inhalasi,
dan lain-lain), aspek farmakologinya (golongan antibiotika, psikotropika, narkotika,
dan lain-lain), dan kelompok obat generik, semuanya di susun menurut alfabetis dan
di susun dalam kotak yang tercantum nama obat dan dosis.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam strategi merchandising,
yaitu:
1. Citra Toko
Di swalayan farmasi Kimia Farma aspek eksterior sudah optimal. Kebersihan,
penerangan, kenyamanan dan keamanan dalam berbelanja serta keramahan karyawan
yang bertugas sudah cukup baik. Sehingga diharapkan pelanggan merasa puas dan
berkesan untuk terus berlangganan.
2. Pajangan Depan (window display)
Di swalayan farmasi Kimia Farma kebersihan ruangan dan kaca-kaca terus di
pertahankan. Namun pajangan depan belum terancang secara optimal. Pajangan di
depan toko yang mengesankan akan jendela depan sangat berpengaruh dalam
menciptakan kesan positif bagi pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki
tema khusus, ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki
barang yang dijual ditoko tersebut. Pajangan di depan juga dianjurkan memakai
warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks.
Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga.
3. Bagian Dalam Toko
Di swalayan farmasi Kimia Farma barang yang dijual sudah tersusun
berdasarkan bentuk sediaannya, ukuran dan efek farmakologinya. Lorong antara rak
pajangan juga cukup luas sehingga pelanggan dapat dengan nyaman melihat dan
menemukan barang yang akan dibeli. Keragaman merchandise termasuk lebar tetapi
dangkal, artinya terdapat beraneka ragam produk dan masing masing sedikit pilihan.
Pada bagian belakang tergolong lebar dan dalam yang terdiri dari berbagai merek
obat dan ukuran yang sudah tertata dengan baik. Toko harus dibuat bersuasana penuh
dengan merchandising (item barang lengkap, keluasan, dan kedalamannya baik jenis
maupun ukurannya), namun tidak semrawut, cukup luas tempat konsumen melihat-
lihat dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.
4. Penerangan atau Tata Cahaya
Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian
pelanggan, dapat menarik dan menuntun pelanggan, mengoptimalkan pajangan

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
merchandise, membuat perhatian yang fokus, menonjolkan aktivitas promosi, dan
memperlihatkan lebih jauh tentang isi toko pada tiap pelanggan. Penerangan yang ada
di apotik Kimia Farma 39 sudah cukup menarik perhatian pelanggan.
5. Pilihan Produk
Pilihan produk harus sesuai dengan karakteristik konsumen. Hal lain yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan produk antara lain produk-produk yang
diiklankan melalui media cetak dan elektronik. Produk ini merupakan produk yang
sudah dikenal oleh masyarakat sehingga penyediaan barangnya juga dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan.
Perencanaan merchandise di Kimia Farma 39 khususnya di M3, aspek
peramalan dilakukan dengan memperkirakan besar kecilnya penjualan tiap bulan dan
melihat sisa produk yang masih ada, sedangkan untuk diruang racikan dilihat dari
data stok obat di komputer atau pada kartu stok yang ada pada masing-masing kotak
atau rak obat dan kemudian dilakukan pemesanan yang terpusat dibagian pengadaan
apotek KF 39. Di M3 Kimia Farma, jenis produk sudah beragam dan cukup
memenuhi kebutuhan konsumen.
6. Promosi
Untuk meningkatkan omzet maka perlu dilakukan beberapa strategi
pemasaran, seperti: menyediakan fasilitas konseling atau swamedikasi, informasi
obat, promosi, dan lain-lain. Di M3 Kimia Farma secara keseluruhan kegiatan ini
sudah berjalan walaupun belum maksimal.
7. Pengaturan Rancangan
Pengaturan M3 di apotek Kimia Farma sudah cukup baik, tetapi belum
optimal dikarenakan keterbatasan daya tampung fixtures (perangkat pajangan seperti
rak). Pengaturan rancangan memungkinkan konsumen bebas untuk melihat dan
memilih lebih banyak pilihan barang dari satu tempat ketempat yang lain. Barang-
barang yang berpotensi besar meningkatkan penjualan sebaiknya di pajang di tempat
yang terlihat dengan jelas oleh konsumen. Untuk barang-barang yang merupakan
kebutuhan rutin, seperti susu dan pembalut wanita, sebaiknya ditempatkan di bagian
belakang. Sedangkan barang yang dibeli tanpa direncanakan sebaiknya diletakkan di

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
tempat-tempat dengan arus lalu lintas tinggi. Penyusunan barang pajangan diatur
menurut golongan farmakologi, bentuk sediaan atau kemasan, alfabetis, dapat pula
diatur menurut pabrik, ukuran kemasan dari yang besar ke yang kecil, warna kemasan
dari yang berwarna terang ke redup dan sebagainya.
Pada beberapa kasus, konsumen membeli sebuah barang karena tertarik
dengan susunan, tata letak, dan fixtures-nya. Pilihan fixtures harus disesuaikan
dengan produk yang akan dipajang. Tidak semua barang sesuai dengan fixtures
tertentu. Misalnya untuk barang-barang cair butuh fixtures yang tidak rusak bila kena
air. Di M3 Kimia Farma alat-alat kesehatan yang berukuran kecil dan sering dicari
konsumen ditempatkan dilemari yang terbuat dari kaca dan ditempatkan di bagian
depan M3, dekat pintu masuk utama, sehingga mudah dilihat. Produk suplemen di
susun pada suatu rak khusus dan ditempatkan bagian depan M3, sehingga konsumen
yang melihatnya terdorong untuk membeli. Fixtures tidak melebihi tinggi manusia
dewasa normal yang tujuannya untuk memudahkan kita melihat keberadaan
konsumen. Selama ini konsumen mengalami kesulitan mencari produk yang
diinginkannya, untuk itu sebaiknya pada bagian atas setiap rak dipasang papan
petunjuk nama produk.
8. Pelayanan
Kenyamanan pembeli saat berbelanja di apotek juga merupakan hal yang
harus diperhatikan dengan serius. Pastikan kita memberikan pelayanan yang baik,
misalnya melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu
selama konsumen berada di apotek. Di M3 Kimia Farma pelayanan yang dilakukan
sudah baik.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Merchandising di apotek Kimia Farma 39 di fokuskan di M3, memiliki
banyak ragam kategori dan sedikit pilihan, sedangkan di ruang obat ethical / racikan
terdiri dari beraneka ragam obat dan banyak pilihan. Promosi, konseling obat dan
swamedikasi di apotek Kimia Farma sudah berjalan namun belum maksimal.
Pelayanan dan tata cahaya di apotek Kimia Farma 39 sudah baik dan memberikan
kenyamanan bagi konsumen. Pelayanan terhadap pelanggan sudah baik, dimana
karyawan atau petugas selalu menyapa dengan ramah dan siap membantu.

5.2 Saran
Pengelolaan sistem tata letak dan tampilan pada swalayan farmasi sebaiknya
lebih ditingkatkan karena tampilan merupakan penarik awal yang dapat membangun
citra apotek bagi pelanggan. Swalayan farmasi Kimia Farma lebih melengkapi item
barang, terutama barang yang sering ditanya oleh pelanggan dan sering muncul dalam
iklan baik di media cetak maupun media elektronik. Pelayanan informasi obat dan
swamedikasi sebaiknya lebih ditingkatkan lagi, ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan pasien tentang penyakit dan cara pemakaian obat yang benar dan juga
sebagai usaha untuk meningkatkan omzet apotek.

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T. (2004), Manajemen Retail: Panduan Lengkap Pengelolaan Toko


Modern, Edisi Pertama, Penerbit PPM, Jakarta. Hal 131-132
DEPKES RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 1027/Menkes/SK/IX/2004
Kotler, P. & Amstrong G. (1998), Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid Kedua, Penerbit
Prenhallindo, Jakarta. Hal 43-46
Kotler, P (1995), Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan Dan Pengendalian,
Edisi Kelima, Jilid Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hal 198-204
Seto, S. Nita Y. Dan Lily T. (2004), Manajemen Farmasi, Penerbit Airlangga
University Press, Surabaya. Hal 2-10
Tan, Hoan Chai. (2002), Obat-obat Penting, Penerbit PT Gramedia Elek
Komputindo, Jakarta. Hal 313-315
www.kimiafarma.co.id, PT Kimia Farma Apotek, (diakses tanggal 3 Mei 2007)
www.BUMN-online.com, PT Kimia Farma, (diakses tanggal 3 Mei 2007)

Elisabet Simamora : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 39 Medan, 2007
USU Repository © 2008

Anda mungkin juga menyukai