Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
ditanya : Saya mahasiswa tahun-tahun
pertama di fakultas Syari'ah, kami banyak
menemukan permasalahan yang
mengandung perbedaan pendapat, dan
terkadang pendapat yang rajih dalam
sebagian masalah, ternyata bertolak
belakang dengan sebagian pendapat ulama
sekarang. Atau kadang kami menemukan
masalah-masalah tapi tidak ada satu pun
yang rajih, sehingga kami bingung dalam hal
ini. Apa yang harus kami lakukan berkenaan
dengan masalah yang mengandung
perbedaan pendapat atau ketika kami
ditanya oleh orang lain? Semoga Allah
memberi kebaikan pada Syaikh.
Jawaban.
Pertanyaan semacam ini tidak hanya dialami
oleh para penuntut ilmu syari'at, tapi
merupakan masalah umum setiap orang.
Jika seseorang mendapati perbedaan
pendapat tentang suatu fatwa, ia akan
kebingungan. Tapi sebenarnya tidak perlu
dibingungkan, karena seseorang itu, jika
mendapatkan fatwa yang berbeda, maka
hendaknya ia mengikuti pendapat yang
dipandangnya lebih mendekati kebenaran,
yaitu berdasarkan keluasan ilmunya dan
kekuatan imannya, sebagaimana jika
seseorang sakit, lalu ada dua dokter yang
memberikan resep berbeda, maka
hendaknya ia mengikuti perkataan dokter
yang dipandangnya lebih benar dalam
memberikan resep obat. Jika ada dua
pendapat yang dipandangnya sama, atau
tidak dapat menguatkan salah satu pendapat
yang berbeda itu, maka menurut para ulama,
hendaknya ia mengikuti pendapat yang lebih
tegas, karena itu lebih berhati-hati. Sebagian
ulama lainnya mengatakan, hendaknya ia
mengikuti yang lebih mudah, karena
demikianlah dasar hukum dalam syari' at
Islam. Ada juga yang berpendapat, boleh
memilih di antara pendapat yang ada.
Dan firmanNya.
Sumber
: http://www.almanhaj.or.id/content/1330/slas
h/0