Anda di halaman 1dari 5

MATERI 1

Untuk Pemegang Rambu Ukur

INFORMASI PETA
1. Pengertian Peta :
Gambaran muka bumi diatas bidang datar atau bidang yang didatarkan dengan proyeksi dan skala
tertentu
2. Sistim koordinat Peta
Koordinat adalah besaran / angka yang menyatakan letak /posisi suatu titik atau tempat didalam
peta

Sistim koordinat
Sistim koordinat Kartesius ( X , Y )
- Sumbu X yang merupakan Absis yang mempunyai arah Barat – Timur semakin ke timur nilai
X nya semakin besar
- Sumbu Y yang merupakan Ordinat yang mempunyai arah Utara – Selatan, semakin ke utara
nilai Y nya semakin besar

Sistim koordinat Geografis ( L , B )


- Lintang ( L ) dihitung dari equator ke arah utara disebut Lintang Utara dan kearah selatan
disebut Lintang Selatan

- Bujur ( B ) dihitung dari Meridian Greenwich sebesar 180 derajat kearah barat disebut Bujur
- Barat, dan 180 derajat kearah timur disebut Bujur – Timur

3. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak di peta dan jarak aktual di lapangan

Macam – macam skala


200
# Grafis i=======i=======i=======i
0 100 300km
# Perbandingan 1 : 1.000
# Persamaan 1 cm = 100 m
Jenis-jenis peta

a. Peta topografi / peta dasar ( peta yang menggambarkan informasi di lapangan baik secara bentuk
alamiah maupun buatan manusia)
b. Peta Tematik ( peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu ) misalnya :
- Peta persil tanah ( peta yang menggambarkan persil kepemilikan tanah)
- Peta geologi ( peta yang menggambarkan sebaran batubara )
- Peta operasi tambang ( peta yang menunjukan rencana penambangan / sekuen penambangan )
- Peta penimbunan ( peta yang menunjukan rencana penimbunan / sekuen penimbunan )
- Peta tata letak ( peta yang menggambarkan keadaan suatu lokasi )
4. Legenda Peta (keterangan yang menjelaskan simbol yang tertera di dalam peta)
- Judul Peta
- Bangunan
- galian tanah
- galian batubara
- timbunan tanah
- sungai
- jalur conveyor
- jalan
- sump dsb

Teknik dan penggunaan bebagai jenis peralatan gambar manual untuk pembuatan peta
1. Data yang dibutuhkan untuk pembuatan peta
- Data hasil pengukuran lapangan yang telah melalui prosesing data dalam bentuk koordinat elevasi
dan keterangan / jarak, azimuth , elevasi dan keterangan

2. Teknik membuat peta :


- Manual / konvensional ( cara pembuatan peta dengan menggunakan alat-alat yang konvensional
( mistar, pensil,penghapus,rapido graf,busur lingkaran, Scraber, Lettering set / sablon dll)
- Digital : cara pembuatan peta dengan computer dilengkapi software CAD ( computer,software,
plotter, scanner )
- Menyiapkan lembar peta : muka peta, grid, legenda, skala, judul, referensi arah utara, index peta,
status pembuatan, tata letak.
- Penggambaran Peta : Kompilasi data, seleksi data, penarikan garis, jenis dan ukuran huruf,
pembesaran objek / informasi.

Jenis dan Fungsi Peralatan survey


a. Alat ukur Jarak
Alat Ukur Jarak Langsung
- Meteran
- Odometer
- EDM

Alat Ukur Jarak tidak Langsung


- Langkah
- Optis
- GPS

b. Alat Ukur Beda Tinggi


Konvensional
- Selang air

Optis
- Waterpass ( Sipat Datar )
- Theodolith ( Tachimetri )

Elektronis
- Total Station ( Trigonometris )
- GPS
c. Alat Ukur Sudut
- Theodolith
- Total Station

Cara / metode pemasangan rambu atau target yang benar.


1. Rambu dipasang setegak mungkin dan dipastikan gelembung nivo di tengah – tengah.
2. Posisi rambu / target berada didepan badan.
3. Skala rambu / lensa prisma menghadap ke alat ukur.
4. Skala Rambu atau lensa prisma tidak terhalang oleh tangan atau yang lainnya dengan kata lain target
dapat terlihat dan terbaca oleh alat.

Pemasangan pilar titik ikat


1. Pemasangan patok diusahakan ditempat yang aman.
2. Pada patok tersebut dapat ditempatkan alat ukur.
3. Sebanyak mungkin terlihat detail yang akan diukur.
4. Menulis nomor / identitas pada patok.
5. Antar Patok Saling kelihatan

Menempatkan rambu / target prisma ukur sesuai dengan datail topografi / situasi sesuai dengan arahan.

1. Rambu atau prisma ditempatkan sesuai dengan detail yang diperlukan.


2. Rambu atau prisma dipasang sesuai dengan kerapatan atau arahan dari surveyor.
3. Kerapatan pemasangan rambu atau prisma dapat mewakili detail yang diukur.
4. Menentukan atau membaca tinggi target ( target yang berupa prisma ) dan kode.

Membuat dan menempatkan pilar survey

1. Bentuk patok disesuaikan dengan desain / gambar


2. Patok terbuat dari adukan beton bertulang
3. Membuat rangkaian besi
4. Membuat maal dari papan atau paralon sesuai dengan gambar
5. menggali lobang untuk pemasangan pilar
6. mencetak pilar dengan adukan beton
7. Finishing dan pengkodean

Melakukan penyetelan dan pembacaan alat ukur survey terestris


1. Waterpass
a. Memasang tripod ditengah-tengah antara dua rambu Ukur muka dan belakang
b. Meletakan alat ukur waterpass pada Tripod dan dikuatkan dengan skrup Pengunci.
c. Ketengahkan gelembung nivo kotak dengan memutar ketiga skrup penyetel.
d. Putar teropong ke segala arah, apakah gelembung nivo tetap tidak berubah.
e. Apabila berubah lakukan kembali mulai langkah c.

2. Theodolith / Total Station


a. Tripod dipasang diatas titik station atau patok dan salah satu kaki tripod ditancapkan dengan kuat ke tanah.
b. Alat / Tribrach dan target diletakan diatas tripod dan dikuatkan dengan skrup pengunci.
c. Bidik lensa centring dan dekatkan dengan titik station dengan mengatur dua kaki tripod yang lainnya.
d. Impitkan lensa centring dengan titik station dengan memutar ketiga skrup penyetel.
e. Ketengahkan gelembung nivo dengan dengan menaik turunkan ketiga kaki tripod.
f. Cek kembali apakah lensa centring tetap berimpit dengan titik station apabila belum lakukan kembali
langkah 4 dan 5. Atau menggeser target secara tranlasi dengan mengendorkan skrup
g. Pengunci terlebih dahulu.
h. Penyetelan alat Theodolith / Total Station dinyatakan selesai apabila lensa centring tepat berimpit dengan
titik station dan gelembung nivo tepat ditengah tengah.
i. Mengukur tinggi alat

Metoda pengukuran GPS

Metoda pengamatan GPS pada intinya dibagi dua yaitu :

1. Metoda Absolut.
2. Metoda Differensial

Pada kedua metoda tersebut bisa dalam keadaan Diam ( Statik ) atau keadaan berjalan ( Kinemtik )

Ad.1. Pada metoda Absolut pengamatan hanya menggunakan satu receiver GPS dan biasanya
untuk pengamatan yang kurang teliti / navigasi.

Ad.2. Pengamatan metoda Differensial ( relatif ) pengamatan menggunakan dua receiver atau
lebih dan satu receiver ditempatkan di titik tetap sebagai base, dan receiver yang lain
sebagai rover

Beberapa pengukura metoda Differensial antara lain

1. Statik
Metoda pengamatan ini posisi receiver dalam keadaan diam dan pengamatan dilakukan dengan waktu
yang lama untuk mendapatkan hasil yang sangat teliti / presisi tinggi, biasa dalam pengukuran,
Pengukuran titik kontrol orde tinggi, pengamatan deformasi gunung api, pergerakan lempeng dsb.

2. Rapid Statik
Metoda pengamatan sama dengan statik namun waktu pengukurannya lebih singkat dan panjang baseline
tidak terlalu jauh di PTBA pengukuran ini dilakukan untuk pengukuran titik kontrol, monitoring Slope.

3. Kinematik
Metoda pengamatan dengan receiver yang ada di base diam namun receiver yang ada di rover station
dalam keadaan bergerak di PTBA pengukuran ini dilakukan untuk pengukuran As Jalan, Jalur Rail
kereta api, pengukuran jalur pipa, listrik dsb.

4. Stop and Go
Metoda pengamatan dengan receiver yang ada di base diam namun receiver yang ada di rover station
dalam keadaan diam sebentar untuk merekam data dan bergerak lagi untuk mengukur titik lainnya di
PTBA pengukuran ini dilakukan untuk pengukuran Detail Situasi.
Pengamatan ini untuk mendapatkan koordinat definitif harus dilakukan post procesing data.
5. RTK ( Real Time Kinematik )
Metoda pengamatan dengan receiver yang ada di base diam namun receiver yang ada di rover station
dalam keadaan diam sebentar untuk merekam data dan bergerak lagi untuk mengukur titik lainnya di
PTBA pengukuran ini dilakukan untuk pengukuran Detail Situasi atau stake Out.
Pengamatan RTK ini untuk mendapatkan koordinat definitif tidak memerlukan Procesing data karena
data sudah dikorekdikan dari base station ke rover dengan menggunakan Radio Link / Modem

Anda mungkin juga menyukai