(KELOMPOK 1) Model-Model Dokumentasi
(KELOMPOK 1) Model-Model Dokumentasi
Dosen Pembimbing :
Ns.Suhaimi, S.Kep.M.Kep
Kelas 1C
Kelompok 1:
1. Afifah Nadia Balqis (183110241)
2. Ayu Syuraya Asfia (183110245)
3. Dwinari Aulia Juwita(183110250)
4. Fitri Aulia(183110254)
5. Melia Engla Putri (183110260)
6. Nurul Qomaria (183110265)
7. Ratih Nofriani (183110269)
8. Shafira Izzati (183110273)
9. Weri Widiyanto (183110277)
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunia berupa kesehatan, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul ‘Model
Dokeumentasi Keperawatan” terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Dokumentasi Keperawatan..
Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………2
Daftar Isi…………………………………………………………………………..…….3
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang……………………………………………………………….…...4
B. Tujuan…………………………………………………………………………....4
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…......17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu prosesprofesionalisasi yaitu
terjadinya suatu perubahan dan perkembangan karakteristiksesuai tuntutan secara global
dan lokal / otonomi. Untuk mewujudkannya makaperawat Indonesia harus mampu
memberikan asuhan keperawatan secaraprofesional kepada klien dan berpartisipasi aktif
dalam pembangunan bangsa dannegara (Nursalam, 2001).
Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang berkenaan dengan masalah-masalah fisik,
psikologi, sosiologis, budaya dan spiritual dari individu. Ilmukeperawatan didasarkan atas
kerangka teori yang luas, kiatnya tergantung padaketrampilan merawat dan kemampuan
perawat secara individual. Pentingnyaperawat dalam sistem perawatan kesehatan telah
dikenal dalam banyak hal yangpositip, dan profesi keperawatan itu sendiri sedang
menyatakan kebutuhan untukpara praktisinya agar menjadi profesional dan bertanggung
jawab.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap perawat denganpelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Tingkat pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan.
b. Sikap perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan.
c. Besarnya hubungan pengetahuan perawat dengan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
d. Besarnya hubungan sikap perawat dengan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang anda andalkan
sebagai rekaman atau bukti bagi pihak berwenang. Dokumentasi rekam medis klien
merupakan aspek penting dalam praktik keperawatan. Dokumentasi keperawatan harus
akurat,komprehensif, dan fleksibel untuk memperoleh data penting, mempertahankan
kesinambungan pelayanan,melacak hasil klien, dan menggambarkan standar praktik terkini.
Tanggal.
Waktu
Sumber
Catatan perkembangan
Tgl/bln/thn.
Waktu intervensi
P/D/F/G
5
c) Meliputi.
1. Pengkajian keperawatan
2. Diagnosa keperawatan.
3. Rencana keperawatan.
4. Tindakan keperawatan.
5. Evaluasi keperawatan.
d) Tanda tangan.
e) Sumber.
a. Data dasar.
b. Daftar masalah.
c. Daftar rencana awal Asuhan Keperawatan.
d. Catatan perkembangan.
Data dasar merupakan kumpulan informasi tentang klien, yang berisi semua informasi
yang telah dikaji dari klien sejak pertama kali klien masuk Rumah Sakit. Data dasar meliputi
: riwayat klien tentang keadaan umum klien, riwayat keluarga, keadaan penyakit yang
dialami pasien, tindakan keperawatan yang pernah diberikan, pemeriksaan fisik, dan data
penunjang (Labolatorium dan diagnostik).
6
b.) Daftar masalah.
Daftar masalah merupakan hasil penafsiran dari data dasar atau hasil analisis dari
perubahan data. Daftar ini mencerminkan keadaan atau nilai yang tidak normaldari data yang
didapat dengan menggunakan urutan prioritas yang dituliskan ke dalam daftar masalah dan
diberikan pada setiap pergantian shift. Kriteria daftar masalah yang dibuat adalah :
1. Data yang telah teridentifikasi dari data dasar disusun sesuai dengan tanggal
identifikasi masalah.
2. Daftar masalah ditulis pertama kali oleh perawat yang pertama kali bertemu
dengan klien ataupun orang yang diberi tanggungjawab untuk menuliskannya.
3. Daftar ini berada pada bagian depan status klien.
4. Tiap masalah diberikan tgl, no, rumusan masalah, serta nama perawat yang
menemukan masalah tersebut.
1. Pemeriksaan diagnostik.
2. Manajemen kasus atau disebut juga usulan terapi (pengobatan, kegiatan yang
tidak boleh dilakukan, diet, penanganan khusus dan observasiyang harus
dilakukan).
3. Pendidikan kesehatan(sebagai tujuan jangka panjang).
7
Sedangkan kerugian dalam menggunakan model dokumentasi POR (Problem
Oriented records) yaitu :
a. Catatan perawat.
b. Lembar Alur.
c. Catatan pemulangan dari ringkasan rujukan.
a) Catatan perawat.
8
c) Catatan pemulangan dari ringkasan rujukan, meliputi :
1. Masalah kesehatan yang masih terjadi.
2. Pengobatan terakhir.
3. Penanganan yang masih harus diteruskan.
4. Kebiasaan makan dan istirahat.
5. Kemampuan untuk asuhan mandiri.
6. Jaringan dukungan.
7. Pola atau gaya hidup.
8. Agama.
A. Pengertian
Menurut Tungpalan (1983) mengatakan bahwa dokumen adalah suatu catatan yang
dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukun.Sedangkan pendokumentasian
adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian
jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.
Menurut Fisbach (1991) mengatakan dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat
dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata
9
dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis, tipe, kualitas
dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien.
Charting By Exception adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif
dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar. Keuntungan
CBE yaitu mengurangi penggunaan waktu yang digunakan untuk asuhan langsung pada
klien.
10
2. Kerugian Pencatatan Menggunakan CBE
Sistem CBE berdampak pada masalah penggantian biaya sampai sistem ini lebih luas
diterima.Salah satu organisasi peninjauan sejawat (peer review organization, PRO) di
Pennsylvania mengeluarkan pernyataan bahwa membedakan antara kejadian yang tidak
didokumentasikan dengan kejadian yang tidak terjadi merupakan hal yang tidak mungkin.
Lebih jauh lagi, mereka juga menyatakan bahwa tidak didokumentasikannya aktifitas rutin
selama peninjauan oleh PRO dapat berarti kegagalan melakukan tindakan, yang akan dicatat
sebagai defisiensi dokumentasi ( KPRO,1994). Tinjauan ini di anggap sebagai upaya
perubahan yang dilakukan untuk mendidik para peninjauan tentang CBE dan sistemnya agar
lebih diterima di perusahaan peggantian biaya kesehatan
Dasar hukum sistem CBE masih terus di perdebatan meskipun pengacara St. Luke’s
telah meninjau sistem dan menyetujui kepatuhan sistem terhadap prinsip-prinsip legal, namun
hakim dan juri tetap akan mengeluarkan peraturan tentang faliditas dokumentasi untuk setiap
kasus. Tammelleo ( 1994) melaporkan tentang sebuah kasus penggugat yang menderita
radang cakram setelah menjalani pembedahan, penerima $600.000 berdasarkan fakta bahwa
“pencacatan yang intermiten gagal memberi tanda bahaya secara kontinu yang membutukan
intervensi dini dari dokter” . sistem CBE tidak mendefinisikan kasus ini dengan cukup jelas,
walaupun standar menggambarkannya dengan cukup jelas untuk kelangsungan pemberian
perawatan. Kasus ini menggambarkan tentang 3 hal :
11
f. Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan adanya
suatu kejadian.
g. Duplikasi pencatatan terjadi pada sistem CBE
1. Data dasar dicatat untuk setiap klien dan disimpan sebagai catatan yang permanen
2. Daftar diagnosa keperawatan disusun dan ditulis pada waktu masuk rumah sakit
dan menyediakan daftar untuk semua diagnosa keperawatan.
3. Daftar diagnosis keperawatan ditulis ketika klien pertama kali masuk Rumah Sakit
dan menyediakan daftar isian untuk semua diagnosis keperawatan.
4. Ringkasan pulang ditulis untuk setiap diagnosa keperawatan pada saat klien
pulang.
5. Catatan perkembangan digunakan sebagai catatan respon klien terhadap intervensi
melalui tempat tinggal klien.
6. SOAPIER digunakan sebagai catatan respon klien terhadap intervensi yang akan
diberikan kepada klien.
7. Data diagnosis keperawatan dan rencana tindakan dapat dikembangkan.
D. Aspek-Aspek Penunjang
Lembar alur, yang berisi kesimpulan atau penjabaran terhadap indikator pengkajian
dan temuan klinis, instruksi dokter/ perawat, catatan pendidikan dan catatan
pemulangan.Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik keperawtan.Oleh karena itu,
standart harus spresifik dan menguraikan dengan jelas praktik keperawatan yang harus
dilakukan.Biasanya ditempatkan di ujung tempat tidur klien sehingga pencatatan dapat
dengan mudah dilakukan.Data yang ditulis pada pencatatan ini tidak perlu dipindahkan ke
dalam pencatatan yang lebih permanen.
12
CBE mengintegrasikan dua komponen kunci yaitu :
No. Registrasi : 08
Tanda Tangan
Perawat
13
5. PIE ( Problem, Intervensi, Evaluasi )
Format PIE tepat digunakan untuk system pemberian asuhan keperawatan primer.
Pada keadaan klien yang akut, perawat dapat melaksanakan dan mendokumentasikan
pengkajian ketika pertama kali klien masuk dan pengkajian system tubuh yang di beri tanda
PIE setiap hari. Setelah itu perawat associate (PA) akan melaksanakan intervensi sesuai yang
telah direncanakan, karena PIE didasarkan pada proses keperawatan, maka akan membantu
memfasilitasi perbedaan antara pembelajaran di kelas dan di keadaan nyata pada tatanan
praktik pendokumentasian yang sesungguhnya.
P : masalah yang dihadapi klien dan ditulis dalam bentuk diagnose keperawatan (tidak
efektif bersihan jalan nafas b/d penumpukan secret).
E : evaluasi terhadap tindakan yang diberikan (klien dapat bernafas dengan norma,
RR=18x/m, auskultasi terdengar ronchi). Tanda tangan . nama perawat.
Catatan sumber, catatan ini khas untuk setiap profesi atau disiplin. Catatan ini
mempunyai bagian atau kolom yang terpisah untuk memasaukkan data, informasi yang
dicatat berdasarkan nama klien.
14
Karakteristik PIE :
1. Proses dokumentasi PIE dimulai dari saat pengkajian ketika pertama kali klien
masuk diikuti pelaksanaan pengkajian system tubuh setiap pergantian dinas
(setiap 8 jam)
2. Data masalah yang hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien pada
jangka waktu yang lama dengan masalah yang kronis.
3. Intervensi yang dilaksanakan dan rutin didokumentasikan dalam flow sheet.
4. Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi
keperawatan yang spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik.
5. Imtervensi langsung terhadap penyelesaian masalah yang ditandai dengan
huruf I (intervensi) dan nomor masalah klien yang relevan didokumentasikan.
6. Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasi dengan huruf E
(evaluasi) dan nomor masalah.
7. Setiap masalah yang diidentifikasi harus dievaluasi minimal setiap 8 jam
(setiap pergantian dinas)
Keuntungan :
Kerugian
15
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sebagai seorang calon tenaga medis khususnya dalam bidang keperawatan asuhan
keperawatan sangatlah harus diperhatikan. Asuhan keperawatan berkaitan erat dengan
dokumentasi keperawatan. Dalam pendokumentasian keperawatan terdiri dari beberapa
macam model, yaitu:
2. SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan konsep & praktik. Salemba
Medika,Jakarta,
https://www.google.co.id/url?q=https://www.scribd.com/doc/111661986/Model-
Dokumentasi-Keperawatan
17