Anda di halaman 1dari 3

KETUBAN PECAH DINI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Penerbitan
Halaman : 1/2

Pemerintah dr. SRI MULYATI


Kabupaten Cirebon NIP.197812022007012003 UPT PUSKESMAS
WANGUNHARJA

DEFINISI  Umur kehamilan lebih dari 20 minggu


 Keluar cairan jernih dari Vagina
 Pada pemeriksaan fisik : suhu normal bila tidak infeksi
 Pada pemeriksaan obstetric bunyi jantung janin biasanya
normal.
 Pemeriksaan inspekulo:
1). Terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum
2). Kertas Nitrazin merah akan jadi biru
KEBIJAKAN 1. Undang-undang NOmor 23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan, menyatakan bahwa tenaga kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No
741/Menkes/Per/V1/2008 Tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan dikabupaten/kota.
3. Keputusan Menteri kesehatan No 741/Menkes/SK/II/2004
Tentang kebijakan dasar pisat kesehatan masyarakat
4. UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah
5. Permenkes No 572/Per/Menkes/V1/96 Tentang wewenang
dalam perlingungan bagi bidan dalam melakukan tindakan
penyelamatan jiwa ibu dan janin / bayi baru lahir
6. KEPMENKES RI No 284/Menkes/SK/VII/2006 tentang
pedoman kesehatan ibu dan anak
7. Perda No 5 Tahun 2006 tentang perlindungan anak
8. Perda Kabupaten Cirebon tentang kesehatan ibu bayi
balita dan anak
KRITERIA  Fistula vesiko vagina dengan kehamilan
DIAGNOSA  Stress inkontinensia
DIAGNOSA  Pemeriksaan leukosit darah, bila < 15.000/mm 3 mungkin
BANDING ada infeksi.
 USG : membantu menentukan usia kehamilan, letak janin,
berat janin, letak plasenta, gradasi plasenta serta jumlah
air ketuban
 Nilai bunyi jantung janin dengan stetoskop lacnee/
dengan fetal phone/ dengan CTG. Bila ada infeksi intra
uteri atau peningkatan suhu, bunyi jantung janin akan
meningkat.
PEMERIKSAAN Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan
PENUNJANG kandungan
STANDAR TENAGA Dokter Umum atau Dokter Spesialis Kebidanan dan
kandungan
PERAWATAN RS Harus di rawat dirumah sakit sampai air ketuban berhenti
atau setelah perawatan dari tindakan terminasi kehamilan
selesai

A. Konserfatif
 Rawat di RS
 Antibiotika kalau ketuban pecah < 6 jam
(ampisilin atau eritromicin bila tidak tahan
ampisilin).
 Umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat
selama air ketuban masih keluar, atau sampai
air ketuban tidak keluar lagi.
 Bila sudah 32-34 minggu masih keluar, maka
pada usia kehamilan 35 minggu pertimbangan
untuk terminasikehamilan sangat tergantung
pada kemampuan perawatan. Pada usia
kehamilan 34 minggu berikan steroid selama 7
hari, untuk memacu kematangan paru janin dan
kalau mungkin diperiksakan kadar lesitin dan
spingomeilin tiap minggu.

B. Aktif
 Kehamilan 36 minggu, bila 6 jam belum terjadi
persalinan induksi dengan oksitosin
 Bila gagal di seksio sesarea
 Pada keadaan CPD, letak lintang seksio
sesarea
 Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika
dosis tinggi dan persalinan diakhiri

a. Bila pervik skor < 5, diakhiri persalinan


dengan seksio sesarea
b. Bila pelvik skor > 5, induksi persalinan,
partus per vaginam.
TERAPI  Infeksi
 Kematian janin, karena infeksi atau prematuritas
PENYULIT Untuk tindakan operatif perlu

INFORMED Perlu
CONSENT
KONSULTASI  Konservatif : Sangat tergantung pada usia
kehamilan,lamanya air ketuban keluar,keadaan umum
pasien
 Aktif : Partus per vaginam 3-4 hari, seksio sesarea :
7/hari
LAMA 3-5 hari
PERAWATAN
MASA PEMULIHAN 2 Minggu
OUTPUT Sembuh total
PA -
OTOPSI -
REFERENSI 1. Standar Pelayanan Medik, PB IDI, 2002
2. Cunninghan, Mac Donald, Cant, William Obstetrics,
Eighteenth Ed. P 750-752 Appleton & Lange, 1989
3. Friedman, Acker, Sachs. Obstetrical Decision Making.
Second Ed. P170 Manly, Graphig Asian Edition, 1988.
4. Kebijakan Pelayanan Obstetri & Ginekologi Lab/UPF
Kebidanan & Kandungan FK Unair / RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, 1982.

Anda mungkin juga menyukai