Arrayyan Firdaus-ASPAK-Politeknik Negeri Malang - Revisi
Arrayyan Firdaus-ASPAK-Politeknik Negeri Malang - Revisi
semua aturan (termasuk akuntansi) di Jika melihat gambar satu (1), ada
Indonesia. Kemudian, sebagai pandangan harapan dari peneliti bahwa seluruh aspek
hidup sederhananya Pancasila adalah cita- kehidupan manusia harus selalu
cita, serta pegangan dalam membangun bernafaskan nilai-nilai Pancasila,
bangsa termasuk dalam upaya termasuk dalam hal mempraktikkan CA.
memecahkan berbagai masalah yang ada. Dengan mempancasilakan CA, diyakini
Sebagai jiwa dan kepribadian bangsa hal-hal yang berkaitan dengan kasus
Indonesia, Pancasila memiliki nilai-nilai dilemma etis dalam pembuatan laporan
yang mencerminkan kepribadian bangsa keuangan semakin berkurang. Hal inilah
sebab nilai dasarnya berasal dari kearifan tujuan dari kelima etika Pancasila tadi.
budaya lokal bangsa Indonesia. Terakhir, Dengan etika berTuhan misalnya, akan
sebagai perjanjian luhur bangsa membuat para akuntan menerapkan
Indonesia, menjelaskan bahwa Pancasila prinsip CA sesuai dengan perintah
lahir dari hasil musyawarah para pendiri Tuhannya karena ada rasa takut atas dosa
bangsa. yang akan didapatkannya kelak jika ia
Kelima fungsi tersebut akan berusaha melanggarnya. Disamping itu, para
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia akuntan juga akan merasa diawasi oleh
yang terpancang pada Pembukaan UUD Tuhan dalam melakukan pekerjaannya,
1945 yaitu “melindungi segenap bangsa sehingga ia akan selalu mengutamakan
Indonesia dan seluruh tumpah darah kejujuran dan merealisasikan fungsi
Indonesia dan untuk memajukan manusia sebagai khalifah di dunia yang
kesejahteraan umum, mencerdaskan bertanggungjawab atas perbuatannya.
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan Alhasil, laporan keuangan yang disajikan
ketertiban dunia berdasarkan pun sesuai dengan kenyataan tanpa
kemerdekaan, perdamaian abadi dan ditambahkan dan dikurangkan.
keadilan sosial”. Nantinya, agar dalam Selanjutnya, apabila penerapan CA
proses perwujudan cita-cita tersebut telah senada dengan nilai-nilai Pancasila,
selalu bernuansa dan berkepribadian peneliti meyakini penerapan CA juga
bangsa, diperlukan adanya etika-etika akan sesuai dengan prinsip-prinsip
yang pastinya bersumber dari Pancasila syariah yang tidak hanya memandang
itu sendiri antara lain etika bertuhan, kehidupan di dunia, namun juga akhirat.
memanusiakan manusia, persatuan, Maka daripada itu, bagi peneliti sendiri,
bermusyawarah dan bermufakat, dan apabila seorang akuntan telah
keadilan. Kelima etika inilah yang menerapkan CA sesuai dengan nilai-nilai
kemudian akan menyokong Pancasila Pancasila, selanjutnya ia bisa dikatakan
sebagai sebuah paradigma dibidang telah menjalankan ibadah kepada
pembangunan, IPTEK, politik, sosial dan Tuhannya. Konsep ibadah inilah yang
budaya, pertahanan dan kemanan, menjadi kulminasi pemaknaan CA dalam
pengembangan kehidupan beragama, bingkai Pancasila. Harapan peneliti
hingga ekonomi. Pada bidang ekonomi, dengan konsep ibadah tadi juga akan
bisa dianggap sebagai awal dari membawa akuntansi untuk menjadi
jembatan manusia dalam memperbaiki
hubungannya dengan Tuhan sebagai dirinya kepada Tuhan, mempererat tali
superioritas. persaudaraan antar sesama, dan
Tidak hanya itu, dengan menganggap meningkatkan kepedulian terhadap
CA sebagai ibadah, memungkinkan para lingkungan sekitar sehingga terjadinya
akuntan berlomba-lomba mencari ide proses transparansi dan transformasi
baru (prinsip creative) didalam informasi keuangan yang humanis.”
menerapkan CA dengan tujuan Makna kata humanis disini
memperoleh pahala atau amal baik dimaksudkan agar pemilihan perlakuan
sebanyak-banyaknya. Pencarian ide ini akutansi dalam penerapan CA tidak sarat
mungkin saja didapatkan dari pengalaman akan nilai materialistik, private,
diri-sendiri ataupun orang lain sehingga kuantitatif, dan maskulin yang akan
terjadi proses silahturahmi antar sesama memarginalkan nilai-nilai spritualis,
akuntan yang tentunya akan menguatkan public, kualitatif, dan feminim. Akhirnya,
tali persaudaraan. Bahkan, ketika berbicara CA baik dari segi teoritis
memungkinkan para akuntan mencoba hingga praktiknya, kita juga akan
melakukan hal-hal diluar dugaan seperti berbicara tentang nilai-nilai trasendental
berdiam diri didalam sebuah goa sebagai dengan ciri utama mencari keridhoan
wujud interaksi dengan alam untuk Tuhan dalam menentukan keadilan sosio-
mencari ide tadi. Terlepas darimana ide ekonomi, prinsip memanusiakan manusia
tersebut muncul, hal yang paling penting dengan merealisasikan pendistribusian
adalah ide ini kemudian akan mereka laba, dan perspektif non keuangan
aksikan (act) melalui proses kalkulasi sebagai indikator mengukur keberhasilan
dalam bentuk angka (count) saat suatu pencapaian.
menerapkan CA, kemudian melakukan Disamping itu, jika makna dari CA
proses pengambilan keputusan, hingga telah berubah seiring dengan proses
melakukan perbaikan dengan proses pendekonstruksian, maka tujuannya pun
berpikir (think) (konsep accounting versi akan berubah pula. CA yang
penulis). Terlebih lagi, didalam ajaran diinternalisasikan dengan nilai-nilai
agama Islam misalnya, jika dalam proses Pancasila, setidaknya memiliki lima
act, count, dan think tadi benar-benar tujuan. Tujuan pertama dilakukannya CA
dilandasi dengan niat untuk beribadah, haruslah berefleksi dan berorientasi pada
maka dalam setiap langkah diyakini akan agama sebagai wujud dari sila pertama,
selalu mendapatkan bimbingan langsung sehingga para pengguna dapat
dari Tuhan. bertanggungjawab kepada Tuhan dan
Dengan mengkombinasikan konsep Makhluk-Nya. Tujuan kedua berelevansi
pencarian ide baru (creative) dan proses dengan sila kedua yaitu konsep CA tidak
act, count, serta think (accounting) boleh mangandung nilai-nilai yang
dengan nilai-nilai Pancasila, maka akan menimbulkan kegiatan yang sifatnya
terbentuklah sebuah definisi baru dalam memaksa kehendak orang lain seperti
memahami CA. CA dalam bingkai pemerasan. Selanjutnya, penerapan CA
Pancasila dapat dilhami sebagai “usaha dilakukan untuk meningkatkan rasa
seseorang untuk menciptakan ide baru kekeluargaan, bahkan sebagai bentuk
didalam akuntansi dimana nilai-nilai nyata konsep gotong royong (representasi
filosofis, konsep, teori, dan praktiknya sila ketiga). Sila keempat yang
bertujuan untuk lebih mendekatkan dimanifestasikan ke CA memberikan
makna bahwa tujuan dari penerapannya perintah dari para stockholder yang
haruslah mengutamakan hajat hidup menghendaki laporan keuangan
orang banyak sehingga tidak sarat akan “dipercantik” agar nilai perusahaannya
nilai egoistik. Dan yang terakhir, tujuan meningkat. Adapun, wujud dari teknik ini
dari CA yang kelima yang terinterpretasi penulis mengusulkan bahwa hasil laporan
dari sila kelima haruslah menjaga keuangan harus dipertanggungjawabkan
keseimbangan antara hak dan kewajiban. kepada stakeholder versi Triyuwono
Selain itu, CA yang dibingkai dengan (2012) yaitu Tuhan, manusia, dan alam
nilai-nilai Pancasila memiliki teknik- melalui proses transpransi didalam
teknik yang berbeda dengan CA pada pengungkapannya.
umumnya dalam proes penerapannya. Income distribution maximization
Jika CA pada umumnya memiliki teknik- adalah teknik yang penulis adopsi dari
teknik sepeti taking bath, income konsep zakat (Islam) dan persepuluhan
minimization, income maximization, (Kristen). Bentuk realisasi dari teknik ini
income smoothing, dan timing revenue adalah hadirnya akun baru pada laporan
and expense recognition (Lihat Watts dan keuangan yaitu “Pendisribusian Laba”.
Zimmerman, 1986), maka pada CA dalam Penerapan pendistribusian laba ini dapat
bingkai Pancasila memiliki teknik-teknik disamakan dengan konsep dalam
seperti responsible to The God, Humans, berzakat. Misalnya, seperti dalam hal
and the Enviroment, materialistic and melakukan penilaian bagian-bagian yang
egoistic minimization, income dizakati haruslah diukur secara pasar,
distribution maximization, justice dibayarkan kepada delapan asnaf
smoothing, dan non-financial sebagaimana yang dianjurkan oleh Al-
perspective recognition. Qur'an atau disalurkan melalui Lembaga
Teknik pertama yaitu responsible to Zakat seperti koperasi dan Baitul Mal
The God, Humans, and the Enviroment (Prasetyo, 2013). Kemudian, teknik ini
adalah teknik utama yang melandasi tidak memperlakukan pendistribusian
teknik-teknik lainnya. Utamanya, teknik laba sebagai biaya tetapi sebagai bentuk
ini bersifat ingin mengembalikan citra ibadah dalam mencapai kesejahteraan
akuntansi yang mengandung nilai sosial.
trasendental dengan mencantumkan Keempat ialah teknik justice
tulisan “in the name of god” pada laporan smoothing. Teknik ini bertujuan untuk
keuangan seperti yang dilakukan Luca mengaktualisasikan nilai Pancasila
Pacioli (Kamayanti, 2012) dan khususnya sila kedua dan kelima. Teknik
Triyuwono (2012) pada “laporan amanah ini dapat diinterpretasikan dalam bentuk
Allah, laporan komitmen tauhid, dan konsep kepemilikan yang lebih humanis,
laporan rahmat Allah” menurut versinya dimana suatu entitas dalam melakukan
sebagai bentuk taat kepada Tuhan. perputaran dana harus didasarkan pada
Teknik selanjutnya ialah materialistic konsep bagi hasil dan kerjasama sehingga
and egoistic minimization. Teknik ini berorientasi pada pemerataan keadilan.
dilatarbelakangi oleh fenomena Dengan konsep ini, perusahaan akan
penggunaan CA yang sarat akan nilai sedikit lebih terbebaskan dari tanggungan
egoistik. Hal ini terpotret pada perilaku kerugian yang begitu besar (karena dalam
manajer yang hanya menerapkan CA konsep bagi hasil, jika rugi, besarnya
guna memperoleh bonus ataupun adanya kerugiaan akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan sebelumnya). Selain itu, membuat laporan sosial yang berkaitan
konsep perusahaan bagi hasil juga akan dengan dampak-dampak sosial.
menghindari manusia dari riba. Sedangkan senada dengan praktek
Terakhir adalah teknik non-financial akuntansi lingkungan akan membuat
perspective recognition. Keberhasilan makna CA menjadi lebih luas karena akan
konsep Kaplan dan Norton yaitu berkaitan dengan etika lingkungan,
balanced score card (BSC) sebagai salah realisasi diri (self-realization) dan
satu alternatif dalam mengukur kinerja pemeliharaan lingkungan (Andrew,
perusahaan adalah motivasi penulis 2000). Akhirnya, isu kritis dalam bidang
mengusulkan teknik ini. Jika dicermati lingkungan dan sosial pada CA bukanlah
secara seksama, dari keempat perspektif suatu teknik, melainkan suau nilai. Hal ini
BSC yaitu learning and growth, internal pun selaras dengan pernyataan
business, customer value, dan financial, Golderberg dalam Mathews (1993)
tiga diantaranya bersifat non-financial. dimana ia meyebutkan bahwa suatu hari
Hal ini mengindikasikan bahwa unsur- nanti para ahli ekonomi dan statistik akan
unsur non materi telah dianggap lebih mulai mengkaji implikasi sosial atas
penting daripada unsur materi. Berkaca teknis akuntansi dan pengaruh-pengaruh
pada hal tersebut, penulis pun termotivasi ekonomi mengenai konsep-konsep dan
untuk menampilkan unsur-unsur non prosedur-prosedur akuntansi sehingga
materi kedalam CA. Misalnya, dengan tanggung jawab sosial perusahaan secara
mencantumkan besarnya nilai dari terus-menerus mengalami peningkatan.
dampak lingkungan dan nilai sosial akibat Sisipkan Gambar Satu (1) di sini