DAFTAR ISI
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Abrasi pantai merupakan salah satu masalah serius perubahan garis pantai.
Perubahan garis pantai terjadi akibat proses alami, seperti gelombang, arus, dan angin,
aktivitas manusia menjadi penyebab terjadinya erosi pantai seperti; pembukaan lahan baru
dengan menebang hutan mangrove untuk kepentingan permukiman, dan pembangunan
infrastruktur. Juga pemanfaatan ekosistem terumbu karang sebagai sumber pangan, sumber
bahan bangunan, komoditas perdagangan, dan obyek wisata sehingga mengganggu terhadap
fungsi perlindungan pantai. Penanggulangan erosi pantai adalah penggunaan struktur
pelindung pantai, dimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi gelombang
pada lokasi tertentu. Agar Bangunan pengaman pantai yang ada berfungsi secara optimal
maka perlu dilakukan Operasi dan Pemeliharaan sebagaimana mestinya agar dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat.
Wilayah Sungai (WS) adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam
satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari
atau sama dengan 2.000 km2. Di Provinsi Riau perlu dijaga kelestarian dan untuk itu
sangatlah diperlukan Fungsionalisasi sungai dan manfaatnya yang meliputi sungai dan pantai
yang ada dalam Wilayah Sungai (WS) kewenangan Provinsi yaitu WS Bengkalis – Meranti dan
WS Reteh / Batang Gangsal. Peta situasi terkini, peta layout dan ruang lingkup sungainya.
Survey AKNOP adalah Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan yang
memberikan prinsip, justifikasi, estimasi dan evaluasi dari kegiatan operasi dan pemeliharaan
yang akan dikerjakan termasuk komponen biayanya. AKNOP ini menjadi acuan (reference)
penentuan skala kegiatan operasi dan pemeliharaan, Wilayah Sungai (WS) kedepan.
Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Wilayah Sungai (WS) yang
menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi belum pernah dilaksanakan sehingga inventarisasi
Wilayah Sungai (WS) existing saat ini perlu di tindak lanjuti. Hal ini menjadi dasar
pertimbangan pelaksanaan Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan dan keberlanjutan fungsi
dari aset sungai hal ini sangat bermanfaat agar saat hujan air sungai dapat mengalir ke
muara dan membebaskan permukiman dari banjir.
- Profil Memanjang
Pengukuran profil memanjang mencakup pengukuran penampang sungai :
dalam perhitungan AKNOP perlu ditetapkan komponen – komponen apa saja yang perlu di
Operasi dan Pemeliharan.
1.7.11 Lokakarya
Setelah Survey AKNOP Wilayah Sungai (WS) selesai, maka Penyedia Jasa harus
mempresentasikan pekerjaannya untuk mendapatkan koreksi, masukan dan saran dengan
mengadakan diskusi Aknop, dikantor dengan pihak pengguna yang dilaksanakan di
Pekanbaru, Riau.
BAB 2
GAMBARAN UMUM
LOKASI STUDI
a. Gambaran Umum
Pantai Pergam terletak di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis.
Batas-batas wilayah Pantai Pegram ini adalah sebagai berikutr:
Utara : Pangkalan Nyirih
Selatan : Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis
Barat : Selat Malaka
Timur : Selat Malaka
BAB 3
METODOLOGI
1. Pantai adalah daerah yang merupakan pertemuan antara laut dan daratan
diukur pada saat pasang tertinggi dan surut terendah.
2. Daerah pantai adalah suatu daratan beserta perairannya dimana pada
daerah tersebut masih saling dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun
laut (marine).
3. Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut
yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut.
4. Pengamanan pantai adalah upaya untuk melindungi dan mengamankan
daerah pantai dan muara sungai dari kerusakan akibat erosi, abrasi, dan
akresi.
5. Zona pengamanan pantai adalah satuan wilayah pengamanan pantai yang
dibatasi oleh tanjung dan tanjung, tempat berlangsungnya proses erosi,
abrasi, dan akresi yang terlepas dari pengaruh satuan wilayah pengamanan
pantai lainnya.
6. Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus)
meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
7. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya
air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
8. Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air.
9. Rencana pengelolaan sumber daya air adalah hasil perencanaan secara
menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan
pengelolaan sumber daya air.
kondisi infrastruktur sumber daya air khususnya yang berkaitan dengan pengaman
pantai dan kondisi pantai itu sendiri serta tersusunnya AKNOP bangunan pengaman
pantai.
Survey pemetaan
Survey hidro – oseanografi
Survey mekanika tanah dan geoteknik
Survey sosial ekonomi
Survey Lingkungan
1. Identifikasi masalah sebagaimana dimaksud diperlukan untuk memperoleh
informasi awal mengenai permasalahan fisik, peraturan perundang-
undangan terkait dengan pengamanan pantai, sumber daya manusia dan
kelembagaan yang diperlukan dalam pengamanan pantai. Informasi awal
sebagaimana dimaksud diperoleh dari instansi terkait dan didukung
dengan peninjauan lapangan. Peninjauan lapangan sebagaimana
dimaksud dimaksudkan untuk memperoleh data fisik permasalahan pantai
dan analisis tentang perkiraan penyebab kerusakan pantai. (Pasal 11)
2. Operasi dan pemeliharaan bangunan pengaman pantai sebagaimana
dimaksud dimaksudkan agar bangunan pengaman pantai dapat berfungsi
optimal. (Pasal 17)
3. Kegiatan operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, meliputi:
a. Pemantauan
b. sosialisasi kebijakan
c. pengoperasian pompa dan pintu air.
Pemantauan sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan pengamatan dan
pengukuran bangunan pengaman pantai pada zona pengamanan pantai
guna mendapatkan informasi tentang kondisi fisik. Kondisi fisik
sebagaimana dimaksud paling sedikit berupa :
a. kerusakan pantai dan kerugian yang ditimbulkan
b. perubahan bentuk fisik pantai
c. perubahan pola arus dan angkutan sedimen
d. bangunan pantai dan fungsinya
e. pengaruh bangunan pantai terhadap lingkungan
f. pemanfaatan sempadan pantai dan perubahan garis pantai
pantai, jetty baik yang single maupun double jetty, seawall dan sebagainya. Kesemua
jenis bangunan pelindung pantai dibangun beradasarkan fungsinya masing-masing.
Ada yang dibangun tegak lurus dan ada pula yang dibangun sejajar garis pantai.
Stabilisasi pantai dilakukan dengan membuat bangunan pengarah sediment
seperti tanjung buatan, pemecah gelombang sejajar pantai, dan karang buatan yang
dikombinasikan dengan pengisian pasir. Metoda ini dilakukan apabila suatu kawasan
pantai terdapat defisit sediment yang sangat besar sehingga dipandang perlu untuk
mengembalikan kawasan pantai yang hilang akibat erosi.
Namun Pope (1997) merangkum filosofi bangunan pelindung pantai sebagai berikut :
1. Tak ada satu pun bangunan pelindung pantai yang permanen. Tak satu pun
bangunan yang bisa bertahan selamanya di lingkungan pantai yang
dinamis.
2. Tak satu pun bangunan pantai yang bisa digunakan untuk menanggulangi
seluruh lokasi. Bangunan yang berfungsi baik di suatu tempat belum tentu
berfungsi dengan baik di tempat lain.
3. Tak satu pun bangunan pantai yang bekerja baik pada semua kondisi.
Setiap pelindung pantai hanya didisain untuk kondisi tertentu yang
terbatas, jika batas kondisi tersebut dilampaui, maka bangunan tidak bisa
berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
4. Tak ada bangunan pantai yang ‘ekonomis’ atau ‘murah’.
5. Tapi, ada suatu cara/pendekatan yang mampu melindungi lokasi dalam
jangka waktu usia ekonomis bangunan yang efektif.
6. Ada upaya-upaya teknis yang bisa digunakan dengan bantuan proses-
proses pantai untuk mendapatkan hasil yang bisa diperkirakan.
7. Ada daerah-daerah dimana upaya manusia dalam melindungi pantai tidak
menghasilkan apapun.
8. Ada daerah dimana bangunan pantai (hard structures) lebih tepat
digunakan.
9. Ada daerah dimana bangunan pantai tidak layak digunakan, soft structures
lebih tepat.
Secara sistematis pendekatan teknis serta aktivitas yang akan dilakukan untuk Audit
Teknis & Penyusunan AKNOP Sarpras Pantai dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Mulai
Pekerjaan Persiapan
Penyusunan RMK
Penyusunan Draft
Laporan Pendahuluan
Tidak
Diskusi Ya
Laporan
Draft Laporan Pendahuluan
Pendahuluan
Survey dan
Penyelidikan Lapangan
Analisa dan
Perencanaan Teknis
Penyusunan Draft
Laporan Antara
Tidak
Diskusi Ya
Laporan
Draft Laporan
Antara
Antara
Penyusunan Draft
Laporan Akhir
Tidak
Diskusi Ya
Laporan Akhir
Draft Laporan
Akhir
Penyempurnaan Laporan
AkhirPenyusunan Penilaian Kinerja
Dan RAB AKNOP Pantai
Selesai
1. Pekerjaan Persiapan
Pada awal kegiatan akan dibuatkan surat untuk mobilisasi personil maupun
peralatan, surat pengantar survey, surat perintah kerja personil, surat permohonan
data yang dibutuhkan dan surat – surat lain yang nantinya digunakan untuk keperluan
pekerjaan selanjutnya terutama kegiatan lapangan dengan membuat surat-surat
perijinan/surat tugas ke instansi terkait.
Mobilisasi Personil dan Peralatan
yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini beberapa yang akan dilakukan
antara lain :
Identifikasi daerah lokasi kegiatan dan batas proyek
Titik patok-patok pengukuran
Identifikasi bangunan pengaman pantai dan pelengkapnya
Cross cek data yang ada (jika ada)
Dokumentasi kondisi eksisting dan obyek penting yang terkait
dengan permasalahan saraa pengaman pantai
1. Pengumpulan Data
Pada tahap ini diperlukan data awal untuk membuat laporan pendahuluan,
dan juga data-data yang diperlukan untuk analisa, untuk itu di awal
dilakukan pengumpulan data
Pengumpulan Data Sekunder
Mulai
Perolehan Data
Referensi Data
Selesai
m
1:
Tumit batu
Geotekstil
Batuan lapisan bawah
ekonomis. Oleh karena itu, penanganan yang tepat untuk kondisi kerusakan di atas
adalah mengganti batu/beton, baik yang terlepas, hilang maupun lapuk. Keuntungan
dari mengganti batu/beton adalah pekerjaan jadi lebih sederhana dan mudah
dikuantifikasi, yaitu dengan membandingkan penampang rencana dengan
penampang penggantian.
Puncak turun
Terkikis,membulat
Tumit tergerus
Pecah
Geser,lepas,cabut
Kondisi Tindakan
1. Puncak turun Tambahkan batu pada bagian puncak
2. Geser, lepas, cabut Kembalikan batu yang pindah ke posisinya
3. Terkikis, membulat Atur kembali susunan batu agar saling mengikat
4. Tumit tergerus Tambahkan batu pelindung tumit
5. Pecah Ganti dengan batu ukuran semula (jarang/tidak pernah)
Kondisi Tindakan
1. Puncak turun Tambahkan blok beton pada bagian puncak
2. Geser, lepas Atur kembali susunan agar blok saling ikat
3. Terkikis, membulat Gantikan blok beton, pindah blok yang terkikis dan
membulat ke bagian atas atau benamkan sebagai
pelindung tumit
4. Tumit tergerus Tambahkan blok beton pada bagian tumit
5. Patah, pecah Ganti blok beton dengan yang baru
Tanah urug
HHWL
MWL
I. Tembok Beton
Kondisi Tindakan
Retak Sumbat dengan aspal emulsi. Untuk retak progresif,
lakukan pengisian penambalan, atau rekonstruksi
parsial.
Segmen, tembok tidak teratur, Tambal tembok bagian luar dengan adukamn semen,
patah rekonstruksi segmen yang rusak berat.
Mengelupas, aus, agregat Pemlesteran kembali, penambalan, perawatan
terlepas permukaan, pelapisan dengan synthetic resin.
Berlubang Tambal dengan mortar semen, mortar plastik atau
beton. Isi dengan campuran aspal.
Tembok/fundasi keropos Bongkar dan tambal dengan adukan beton baru.
Tambahkan batu pelindung tumit, atur kembali batu
pelindung.
Kondisi Tindakan
Siar terlepas Buat kembali siar baru setelah alur bekas siar dipahat
untuk dudukan siar baru.
Retak. Injeksi dengan adukan mortar.
Patah, pecah, cembung Bongkar bagian yang rusak. Tambal bagian setebal
tembok asli. Padatkan dan ratakan tanah di belakang
tembok sebelum tambalan dipasang.
Batu tercabut Ganti dengan batu yang lebih kecil, berikan mortar yang
cukup agar batu terkunci dengan baik dalam mortar
baru.
Hancur, terberai Bongkar bagian yang hancur, rekonstruksi tembok
sesuai lebar yang hancur.
Kondisi Tindakan
Puncak turun Tambahkan batu pada bagian puncak
Geser, lepas, cabut Tambahkan batu baru pada posisi yang kosong. Atur
kembali agar batu-batu saling mengunci.
Terkikis, membulat Atur kembali susunan batu agar saling mengikat.
Tambahkan batu bila kurang.
Tumit tergerus Tambahkan batu pelindung tumit.
Pecah Ganti dengan batu ukuran semula (jarang/tidak pernah).
Kondisi Tindakan
Puncak turun Tambahkan blok beton pada bagian puncak.
Geser, lepas Tambahkan blok beton pada bagian yang kosong,
susun agar blok saling ikat.
Terkikis, membulat Gantikan blok beton, pindah blok yang terkikis dan
membulat ke bagian atas atau benamkan sebagai
pelindung tumit.
Tumit tergerus Tambahkan blok beton pada bagian tumit.
Patah, pecah Ganti blok beton dengan yang baru.
I. Tembok Beton
Kondisi Tindakan
Retak Sumbat dengan aspal emulsi. Untuk retak progresive,
lakukan pengisian, penambalan, atau rekonstruksi
parsial.
Mengelupas, aus, agregat Pemlesteran kembali, penambalan, pelapisan dengan
terlepas synthetic resin.
Berlubang Tambal dengan mortar semen, mortar plastik atau
beton.
Dinding tidak teratur, patah, Tambal dengan struktur rubble di kiri-kanan dinding
hilang menggunakan batu alam atau blok beton.
Dinding, fundasi keropos Bongkar dan hancurkan segmen yang rusak. Ganti
dengan struktur rubble batu alam atau blok beton.
Tambahkan batu pelindung.
Kondisi Tindakan
Retak Injeksi dengan adukan mortar.
Patah, pecah Bongkar bagian yang rusak. Isi bagian yang patah /
pecah dengan adukan beton dan ratakan.
Batu recabut Ganti dengan batu yang lebih kecil, berikan mortar yang
cukup agar batu duduk dengan baik dalam mortar baru.
Hancur, terberai Ganti bagian yang hancur dan hilang dengan struktur
rubble dari batu alam atau blok beton.
1. Groin
Groin adalah bangunan untuk mengamankan pantai yang tererosi dengan cara
memblok sebagian transpor sedimen sejajar pantai (littoral drift) untuk
menyeimbangkan input-output sedimen sehingga laju transpor sedimen pada zona
updrift akan bertambah dan sebaliknya laju transpor sedimen pada zona downdrift
akan berkurang.
Kondisi Tindakan
Puncak turun Tambahkan batu pada bagian puncak
Geser, lepas, cabut Tambahkan batu baru pada posisi yang kosong. Atur
kembali agar batu-batu saling mengunci.
Terkikis, membulat Atur kembali susunan batu agar saling mengikat.
Tambahkan batu bila kurang.
Tumit tergerus Tambahkan batu pelindung tumit.
Pecah Ganti dengan batu ukuran semula (jarang/tidak pernah).
Kondisi Tindakan
Puncak turun Tambahkan blok beton pada bagian puncak.
Geser, lepas Tambahkan blok beton pada bagian yang kosong,
susun agar blok saling ikat.
Terkikis, membulat Gantikan blok beton, pindah blok yang terkikis dan
membulat ke bagian atas atau benamkan sebagai
pelindung tumit.
Tumit tergerus Tambahkan blok beton pada bagian tumit.
Patah, pecah Ganti blok beton dengan yang baru.
batu/beton adalah pekerjaan jadi lebih sederhana dan mudah dikuantifikasi, yaitu
dengan membandingkan penampang rencana dengan penampang penggantian.
Penggantian batu/beton dapat dilakukan dengan cara manual dan mekanikal,
tergantung dari volume kerusakan, ukuran material, dan bobot material. Perbedaan
cara penanganan ini berakibat pada perbedaan biaya perbaikan.
I. Tembok Beton
Kondisi Tindakan
Retak Sumbat dengan aspal emulsi. Untuk retak progresive,
lakukan pengisian, penambalan, atau rekonstruksi
parsial.
Mengelupas, aus, agregat Pemlesteran kembali, penambalan, pelapisan dengan
terlepas synthetic resin.
Berlubang Tambal dengan mortar semen, mortar plastik atau
beton.
Dinding tidak teratur, patah, Tambal dengan struktur rubble di kiri-kanan dinding
hilang menggunakan batu alam atau blok beton.
Dinding, fundasi keropos Bongkar dan hancurkan segmen yang rusak. Ganti
dengan struktur rubble batu alam atau blok beton.
Tambahkan batu pelindung.
Kondisi Tindakan
Retak Injeksi dengan adukan mortar.
Patah, pecah Bongkar bagian yang rusak. Isi bagian yang patah /
pecah dengan adukan beton dan ratakan.
Batu recabut Ganti dengan batu yang lebih kecil, berikan mortar yang
cukup agar batu duduk dengan baik dalam mortar baru.
Hancur, terberai Ganti bagian yang hancur dan hilang dengan struktur
rubble dari batu alam atau blok beton.
Ada 3 tindakan yang dilakukan untuk penanganan kerusakan groin tipe kaku
(rigid), diantaranya membongkar bagian yang rusak, menambal bagian yang rusak
dengan campuran beton, dan mengganti bagian yang rusak dengan material baru
sejenis. Perbaikan groin dilakukan secara manual karena pada umumnya material
pembentuk groin hanya batu kali yang berukuran kecil sehingga dilakukan dengan
cara manual.
2. Jetty
Jetty berfungsi untuk mengarahkan aliran dan menjaga muara sungai dari
pendangkalan akibat sedimentasi. Sedimen di muara sungai berasal dari sedimen
hulu sungai dan transpor sedimen sejajar pantai (littoral drift). Interaksi antara
sedimen, gelombang, aliran sungai dan arus sejajar pantai menyebabkan
pendangkalan di muara terutama bila aliran sungai lambat dan gelombang relatif
kecil.
Kondisi Tindakan
Puncak turun Tambahkan batu pada bagian puncak
Geser, lepas, cabut Tambahkan batu baru pada posisi yang kosong. Atur
kembali agar batu-batu saling mengunci.
Terkikis, membulat Atur kembali susunan batu agar saling mengikat.
Tambahkan batu bila kurang.
Tumit tergerus Tambahkan batu pelindung tumit.
Pecah Ganti dengan batu ukuran semula (jarang/tidak pernah).
Kondisi Tindakan
Puncak turun Tambahkan blok beton pada bagian puncak.
Geser, lepas Tambahkan blok beton pada bagian yang kosong,
susun agar blok saling ikat.
Terkikis, membulat Gantikan blok beton, pindah blok yang terkikis dan
membulat ke bagian atas atau benamkan sebagai
pelindung tumit.
PT. Jalur
Tumit Kreasi
tergerus Kemilau Riau
Tambahkan blok beton pada bagian tumit.
Patah, pecah Ganti blok beton dengan yang baru. 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Survey AKNOP Pantai Pergam
I. Tembok Beton
Kondisi Tindakan
Retak Sumbat dengan aspal emulsi. Untuk retak progresive,
lakukan pengisian, penambalan, atau rekonstruksi
parsial.
Mengelupas, aus, agregat Pemlesteran kembali, penambalan, pelapisan dengan
terlepas synthetic resin.
Berlubang Tambal dengan mortar semen, mortar plastik atau
beton.
Dinding tidak teratur, patah, Tambal dengan struktur rubble di kiri-kanan dinding
hilang menggunakan batu alam atau blok beton.
Dinding, fundasi keropos Bongkar dan hancurkan segmen yang rusak. Ganti
dengan struktur rubble batu alam atau blok beton.
Tambahkan batu pelindung.
Kondisi Tindakan
Retak Injeksi dengan adukan mortar.
Patah, pecah Bongkar bagian yang rusak. Isi bagian yang patah /
pecah dengan adukan beton dan ratakan.
Batu recabut Ganti dengan batu yang lebih kecil, berikan mortar yang
cukup agar batu duduk dengan baik dalam mortar baru.
Hancur, terberai Ganti bagian yang hancur dan hilang dengan struktur
rubble dari batu alam atau blok beton.
Ada 3 tindakan yang dilakukan untuk penanganan kerusakan jetty tipe kaku
(rigid), diantaranya membongkar bagian yang rusak, menambal bagian yang rusak
dengan campuran beton, dan mengganti bagian yang rusak dengan material baru
sejenis. Perbaikan tembok laut dilakukan secara manual karena pada umumnya
material pembentuk tembok laut hanya batu kali yang berukuran kecil sehingga
dilakukan dengan cara manual.
3. Tanggul Laut
Tanggul laut dibuat dengan tujuan untuk memisahkan dataran pantai rendah
dengan pantai untuk menghindari banjir akibat air laut pasang. Badan tanggul terbuat
dari material yang relatif kedap air seperti lempung atau lempung kelanauan (silty
clay). Material kedap air diperlukan agar air tidak merembes melalui badan tanggul.
Rumput
Lempung / Pasir
Aspal 1:m
Muka air desain
HHWS
Urugan batu
Badan Tanggul
Kondisi Tindakan
Puncak turun Tambahkan material pada bagian puncak dan padatkan.
Badan tanggul berlubang Bila lubang kecil, tutup lubang dengan tanah dan
padatkan. Bila lubang besar, bongkar bagian yang
berlubang dan padatkan kembali timbunan lapis per
lapis. Lapisi permukaan dengan bahan anti binatang
perusak (ketam).
Permukaan tanggul bocor Selidiki sumber bocoran. Tambal dengan lapisan aspal
pada bagian muka secara merata.
Retak Memanjang/Melintang, Buat cofferdam sekitar bagian yang retak. Bongkar
Tebing Runtuh. bagian retak/runtuh dan padatkan kembali lapis per
lapis dengan baik.
Pohon & sampah. Bersihkan sampah yang tersangkut pada badan
tanggul, cabut pohon yang tumbuh dan padatkan
kembali badan tanggul.
Rumput pelindung rusak, mati Tanam kembali rumput yang rusak/mati, ganti dengan
jenis rumput yang tahan terhadap perubahan cuaca.
Hindari ternak pemakan rumput.
Armor
Kondisi Tindakan
Lapis lindung rusak/hilang. Kembalikan, tambahkan dan ganti material lapis lindung
(batu/ blok beton) pada posisinya.
4. Isian Pasir
Kondisi Tindakan
Terbentuk lereng curam pada Perbaiki kemiringan lereng dengan melakukan
tepi berm pengisian pasir lanjutan sehingga lereng normal.
Puncak berm turun, sand dune Kembalikan material dan timbun kembali.
turun.
Berm turun & melebar, terdapat Lakukan pengisian pasir untuk mengembalikan elevasi
tumpukan pasir pada perairan berm.
dangkal.
Berm hilang. Lakukan pengisian ulang pasir hingga profil rencana
tercapai kembali.
Kondisi Tindakan
1. Puncak turun Tambahkan geobag pada bagian puncak
2. Geser, lepas, cabut Kembalikan geobag yang pindah ke posisinya
3. Terkikis Atur kembali susunan geobag
4. Pecah Ganti dengan geobag baru
G. Reproduksi.
Lokasi Bench Mark dan Azimuth Mark ditunjukan/gambar pada skala 1 : 3.500
lengkap dengan nomor serta koordinat (X,Y,Z ). Bench Mark dipasang pada tempat
yang aman dari gangguan manusia atau binatang. Titik poligon selain Bench Mark,
dibuat dari patok kayu ( 5 x 5 x 60 ) cm. Patok ini dicat dan diberi nomor untuk
memudahkan identifikasi.
Jalur poligon dapat ditarik dari kerangka utama dan cabang untuk mengisi titik
detail planimetris berikut spot height yang cukup, sehingga diperoleh penggambaran
kontur yang lebih menghasilkan informasi ketinggian yang memadai.
Jarak antara titik spot height bervariasi tergantung pada kecuraman dan
ketidakteraturan bentuk tanahnya. Pengukuran situasi dilakukan dengan metode
Techiometry menggunakan Total Station(TS) atau sejenis. Jarak dari alat ke rambu
tergantung jangkauan alat. Kontur digambar apa adanya berdasarkan titik spot height
dan pemberian angka kontur terlihat jelas dimana setiap interval kontur 1 meter
digambar lebih tebal.
Alat ukur diteliti sebelum dan secara periodik selama digunakan. Seluruh data
lapangan yang di ambil langsung tersimpan di alat total station. Tanggal pengukuran,
tipe dan nomor seri alat dan lain-lain dicantumkan di alat ukur.
Data lapangan langsung dapat di download dari alat ukur untuk dipindahkan dan
diproses data bacaanya ke komputer. Hitungan awal untuk pengecekan data
dilaksanakan begitu selesai pengamatan lapangan. Seluruh perhitungan, pengeplotan
ini serta hasil diskusi dengan Tim maka jenis bangunan Pengaman Tebing untuk
lokasi ini seperti berikut :
1. Inventarisasi
Inventarisasi dilakukan satu kali pada awal masa pengelolaan dengan
mengumpulkan data utama bangunan, menentukan identifikasi bangunan dan
komponen. Kegiatan yang dilakukan dengan kondisi awal bangunan sudah
diketahui adalah :
o Pemasangan BM acuan
o Pengukuran Fisik Bangunan
o Pembuatan sketsa dan foto
o Penentuan kondisi awal
Hasil / produk hasil inventarisasi adalah berupa data lokasi dan teknis fisik,
sketsa bangunan, data teknis (panjang, elevasi puncak, lebar puncak, lebar dasar dan
kemiringan badan) dan lampiran (dokumen, pembangunan dan foto)
.
Gambar 3-17 Contoh Blangko Inventarisasi
2. Pemantauan
Pemantauan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali dalam setahun (mencakup
musim gelombang besar dan kecil). Pemantauan ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi selengkapnya mengenai kondisi bangunan dan mempelajariperubahan
yang terjadi. Pengumpulan indicator lingkungan (tingi gelombang dan kondisi
pasang surut) dan kondisi bangunan (informasi fisik dan kondisi bangunan, aksi
gelombang dan kinerja fungsi bangunan) untuk keperluan pemeliharaan.
Perubahan identifiasi terhadap kondisi bangunan hasil pemantauan.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan dimaksudkan untuk melestarikan bangunan agar berfungsi sesuai
rencana. Aplikasi metode pemeliharaan disesuaikan dengan jenis bangunan dan
dikoordinasikan dengan pemerintah setempat karena berkaitan dengan rencana
anggaran biaya (RAB).
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Diharapkan Survey Aknop Pantai Pergam di Kecamatan Rupat
Kabupaten Bengkalis ini dapat digunakan sebagai dasar/acuan perencanaan
di lapangan.
4.2 SARAN
Bangunan pengaman pantai yang berada di Pantai Pergam Kecamatan
Rupat Kabupaten Bengkalis harus segera dilakukan peningkatan bangunan
agar kinerja fungsi menjadi maksimal yang mana berdasarkan Analisa hasil
AKNOP maka pengembalian kinerja fungsi bangunan tersebut kami
kembalikan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi
Riau Bidang Sumber Daya Air.