Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GANGGUAN PSIKOLOGI PSIKOSA POST PARTUM

Disusun Oleh :

1. Mutiara Wulandari
2. Siti Azaria Muhtazam

Kelompok : 15
Dosen Pembimbing : Siti Hindun, SKM. M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat-NYA
makalah yang berjudul “Gangguan Psikologi Psikosa Post partum” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Selama penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak dalam bentuk informasi, motivasi serta dorongan moral dan spiritual,
sehingga makalah ini tersusun dan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Disamping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan sudah
barang tentu masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan penulis. Oleh karena
itu, tegur sapa dan kritik yang konstruktif dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan
seperlunya sangat penulis harapkan.Pada akhirnya penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Masa Nifas -------------------------------------------------------- 3
B. Fase-fase perubahan psikologi pada ibu pasca partum…................... 3
C. Pengertian post partum blues.............................................................. 3
D. Faktor-faktor penyebab post partum blues......................................... 4
E. Gejala-gejala post partum blues......................................................... 5
F. Penatalaksanaan/cara mengatasi post partum blues........................... 6
G. Cara mencegah post partum blues..................................................... 7
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 9
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................. 16
B. SARAN............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan
psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian
besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah kodrat yang harus dilalui
tetapi sebagian lagi menggapnya, sebagai peristiwa yang menetukan kebidupan
selanjutnya.
Perubahan fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara
keinginan prokreasi kebanggan yang ditumbuhkan dari norma-nomra social kultur
dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi
psikologis mulai dari reaksi emosional emosional ringan hingga ke tingkat gangguan
jiwa yang berat.
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam mengahadapi aktivitas
dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah
melahirkan, baik tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan
mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma
yang oleh para peneliti dan klinisi disebut post-partum blues.
Post-partum blues (PPB) atau serig juga disebut baby blues dimengerti sebagai
suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu petama
setelh persalinan dan ditandai dengan gejala-gejala seperti: reaksi
deprsi/sedih/disforia, menangis , mudah tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas
perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri , gangguan tidur dan gangguan nafsu
makan. Gejala-gejala ini muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan
menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari . Namun pada
beberapa kasus gejala-gejala tersebut terus bertahan dan baru menghilang setelah
beberapa hari. Minggu atau bulan kemudian bahkan dapat berkembang menjadi
keadaan yang lebih berat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi masa nifas ?
2. Apa saja fase-fase perubahan psikologi pada ibu pasca partum ?
3. Apa itu post partum blues ?
4. Apa factor penyebab post partum blues ?
5. Apa gejala-gejala post partum blues ?

C. Tujuan penulisan
Agar kita sebagai seorang calon bidan dapat :
1. Mengetahui fase-fase perubahan psikologi pada ibu pasca partum
2. Mengetahui apa itu post partum blues
3. Mengetahui factor penyebab post partum blues
4. Mengetahui gejala-gejala post partum blues
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai sejak kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan saat sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira selama 6-8 minggu.Pengawasan dan asuhan post partum masa
nifas sangat diperlukan yang tujuannya adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya,
baik fisik maupun psikologis, melaksanakan sekrining yang komprehensif,
mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian immunisasi pada saat bayi sehat, memberikan
pelayanan KB. Reaksi emosional yang biasanya muncul pada perempuan di masa
nifas pasca melahirkan yaitu:
1. maternity blues’ atau ‘post partum blues’ atau ‘blues’
2. Psikois pasca persalinan
3. Depresi pasca persalinan.

B. FASE-FASE PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA IBU PASCA PARTUM


Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum mengalami banyak perubahan
baik perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan psikologi pascapartum pada
seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam tiga fase:
1. taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya
dan bercerita tentang pengalamannya selama persalinan yang berlangsung 1
sampai 2 hari.
2. taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang
berlangsung 4 sampai 5 minggu.
3. fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan
dari dirinya, mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja
mengurus hal-hal lain.

C. PENGERTIAN POST PARTUM BLUES


Postpartum blues merupakan sindroma stress ringan pasca melahirkan yang dialami
oleh ibu. Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada
saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan
berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.
Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa
berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-
menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung
rewel, pencemas, pemurung dan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut puerperium
atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa berlanjut pada
depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan pertama setelah persalinan.
Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut maternity blues atau baby blues
diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek ringan yang sering tampak dalam
minggu pertama setelah persalinan.

D. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB POST PARTUM BLUES


Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum
diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya
postpartum blues, antara lain:
1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,
progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan
sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen
memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak
yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam
perubahan mood dan kejadian depresi.
2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4. Latar belakang psikososial ibu
5. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.

Ada beberapa hal yang menyebabkan post partum blues, diantaranya :


1. Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.
2. Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.
3. Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.
4. Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan
5. Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga
6. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau
remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat.
7. Takut tidak menarik lagi bagi suaminya
8. Kelelahan, kurang tidur
9. Cemas terhadap kemampuan merawat bayinya
10. Kekecewaan emosional (hamil,salin)
11. Rasa sakit pada masa nifas awal.

E. GEJALA-GEJALA POST PARTUM BLUES


Gejala – gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu.
Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah melahirkan.
Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya, yaitu
a. Sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia
b. Tidak sabar
c. Penakut
d. Tidak mau makan
e. Tidak mau bicara
f. Sakit kepala sering berganti mood
g. Mudah tersinggung ( iritabilitas)
h. Merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan
i. Tidak bergairah
j. Tidak percaya diri khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati
k. Tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan
l. Merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru
saja dilahirkan
m. Merasa tidak menyayangi bayinya
n. Insomnia yang berlebihan.
Gejala – gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan
menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika
masih berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum
depression.
F. PENATALAKSANAAN/CARA MENGATASI POST PARTUM BLUES
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara
yaitu :
1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara
bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.
d. Dengan cara peningkatan support mental

Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga


diantaranya :
1. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan
rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
2. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayi
3. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih
perhatian terhadap istrinya
4. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir
5. Memperbanyak dukungan dari suami
6. Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
7. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja
melahirkan
8. Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
9. mengganti suasana, dengan bersosialisasi
10. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan
pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :
1. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
2. Tidurlah ketika bayi tidur
3. Berolahraga ringan
4. Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
5. Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
6. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
7. Bersikap fleksibel
8. Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x
9. Bergabung dengan kelompok ibu

G. CARA MENCEGAH POST PARTUM BLUES


1. Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues, sehingga Anda sadar
terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera mendapatkan
bantuan secepatnya.
2. Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan
makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan
kehamilan.
3. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan
selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa
lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda.
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah
atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara
sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah
menyembuhkan postpartum yang diderita.
5. Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda inginkan
dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa
tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang
terdekat.
6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat
diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang
bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan
selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.
7. Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan.
8. Senam Hamil
Senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi
yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah keluar dari
kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat
melahirkan akan dapat dihindari.
9. Lakukan pekerjaan rumah tangga
10. Dukungan emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda dalam
mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana
perasaan serta perubahan kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik
setelahnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

KASUS POST PARTUM BLUES


Ny. “R” berusia 25 tahun dengan kehamilan pertamanya telah melahirkan seorang anak
yang berjenis kelamin perempuan di BPS “Mutiara” dengan partus spontan dan normal.
Tetapi setelah 4 hari post partum ibu mengatakan kurang tidur karena bayinya yang
selalu menangis dan ibu juga mengatakan pusing dan lemes, ia juga mengatakan belum tahu
merawat bayinya. Selain itu : suami ibu juga mengatakn ibu sensitive dan mudah tersinggung

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS NY. R DENGAN POST PARTUM


BLUES HARI KE EMPAT
DI BPS MUTIARA

Tanggal/Pukul :17-5-2014/08:30
Pengkajian Oleh : Kelompok 15
I. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny.R Nama Suami : Tn. S
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Pancarejo, Semin

2. Alasan datang/keluhan utama


Ibu mengaku telah melahirkan anaknya 4 hari yang lalu, Ibu mengatakan kurang
tidur pada malam hari karena anaknya sering menangis dan ibu sering pusing,
lelah serta belum tahu cara merawat bayinya.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus : 30 hari
Lama : 7 hari Teratur : Teratur
Sifat darah : Cair, merah Keluhan : Tidak ada

4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Sah Menikah ke :1 (pertama)
Lama : 2 tahun Usia menikah pertama kali : 23 tahun

Hamil Persalinan Nifas


ke Tanggal Umur Jenis Penolong Komplikasi JK BB Laktasi Komplikasi
kehamilan persalinan lahir
1. 13 mei Aterm Spontan Bidan Tidak ada P 3200 Iya -
2014
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

No Jenis Pasang Lepas


kontrasepsi tanggal Oleh Tempat Keluhan tanggal oleh Tempat Alasan

7. Pola pemenuhan kebutuhan masa nifas


a. Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3 x/hari Frekuensi :6 x/ hari
Jenis : Nasi, sayur Jenis :Air putih., teh
Porsi : 1 piring Porsi : 1 gelas
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
b. Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 x/hari Frekuensi : 4-6 x/hari
Warna : kuning kecoklatan Warna : Kuning jernih
Konsistensi : Lembek Konsistensi : Cair
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada

c. Istirahat
Tidur siang Tidur malam
Lama : 1 jam/hari Lama :3-4 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Keluhan : susah tidur karena
anaknya sering
menangis
d. Aktivitas
Ibu mengatakan kurang melakukan aktivitas
e. Mobilisasi
Ibu sudah mulai melakukan mobilisasi seperti jalan kekamar mandi

8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun) :
Tidak ada
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan
menahun) : Tidak ada
c. Riwayat operasi : Tidak ada
d. Riwayat alergi obat : Tidak ada

9. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap


kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,
perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat menerima kelahiran bayinya dengan
baik, suami dan keluarga sangat mendukung ibu, hubungan ibu dengan suami dan
keluarga sangat baik, hubungan ibu dengan tetangga baik, ibu ingin merawat
bayinya sendiri tetapi belum tahu caranya, ibu taat dalam beribadah, ibu tidak
mengikuti kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga cukup.

II. DATA OBJEKTIF


Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Kurang stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 370 C
BB : 53 kg TB : 156 cm

Pemeriksaan fisik
Kepala : mesochapal, rambut Hitam, berketombe, tidak mudah rontok
dan berbau
Wajah : oval, Tidak ada oedema
Mata : Simetris kanan dan kiri, cojungtiva agak pucat,sklera putih
Hidung : simetris, polip tidak ada,bersih
Telinga : simetris kanan-kiri, bersih,tidak ada benjolan
Mulut dan gigi : bibir lembab,gigi tidak caries,bersih,gusi tidak berdarah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
Jugularis
Dada : Simetris kanan-kiri, pada paru-paru tidak terdengar
Wheezing
Payudara : Simetris kanan-kiri, pembesaran normal, putting susu menonjol, tidak
ada benjolan yang abnormal, ASI sudah keluar
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi,tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba
masa,TFUpertengahan simpisis dan pusat, kontrasi uterus baik
Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada,
tidak ada pembesaran kelenjar batolini,bersih
Ekstremitas
Atas : simetris, jari-jari lengkap, kuku tanpak enemis,tidak ada
oedema, tidak fraktur,gerakan aktif
Bawah : simetris, jari-jari lengkap, refleks patela (+), tidak ada varises,kuku
tanpak anemis,gerakan aktif,tidak ada odema dan nyeri tekan
lochea : rubra
Anus : tidak hemeroid

Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

III. ANALISA
P1A0 dengan post partum blues hari keempat

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan fisik seperti :
TD : 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, R:20 x/menit, BB: 53 kg, TB: 156 cm,
S: 370C

2. Memberikan ibu suport mental seperti :


a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan
rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
b. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayi
c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih
perhatian terhadap istrinya
d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir
e. Memperbanyak dukungan dari suami
f. Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
g. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja
melahirkan
h. Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
i. Mengganti suasana, dengan bersosialisasi
j. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya
3. Memberitahukan kepada ibu cara perawatan bayi baru lahir
Memberitahukan ibu cara merawat tali pusat bayinya seperti menjaga area tali
pusat agar tetap kering dan bersih.
Memberitahu ibu cara memandikan bayi seperti mengelap bagian-bagian tertentu
yaitu bagian kepala,wajah,tangan,area lipatan seperti bokong dan kaki,gunakan
kain lembut yang sudah dibasahi air hangat kuku.
Mengunakan bedak bayi setelah mandi ,BAB dan BAK
Menggunakan popok dan kain bedong bayi
4. Menjelaskan pada ibu pola istirahat yang efektif
Menjelaskan pada ibu pola istirahat yang baik yaitu tidur malam sekitar 8 jam dan
tidur siang 1 jam
Tidur siang/istirahat pada saat bayi tidur
5. memberitahu kepada ibu tentang manfaat dan teknik senam nifas yaitu :
untuk mengembalikan kekuatan otot-otot badan (terutama rahim,vagina dan
kandung kemih) ,agar ibu sehat dan bugar
Teknik senam nifas yaitu : pernapasan perut,sentuh lutut,angkat bokong,memutar
1 lutut,memutar 2 lutut,putar tungkai dan angkat lengan
6. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi yaitu:
gizi seimbang “4 sehat 5 sempurna untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat,protein,lemak,vitamin dan mineral dan minum ± 3 liter setiap hari
7. Menganjurkan kepada ibu untuk datang lagi 2 hari lagi dan segera jika ada
keluhan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Baby blues atau postpartum blues adalah keadaan di mana seorang ibu
mengalami perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang berkaitan dengan
hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta
dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan
endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi
kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Penanganan gangguan mental postpartum pada prinsipnya tidak berbeda
dengan penanganan gangguan mental pada momen-momen lainya. Para ibu ini
membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus
juga dipenuhi. Mereka membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaan mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan
pengobatan dan/atau istirahat, dan seringkali akan merasa gembira mendapat
pertolongan yang praktis.
Inti dari Asuhan yang diberikan mencakup perilaku, emosional, intelektual,
sosial dan psikologis klien secara bersamaan dengan melibatkan lingkungannya,
yaitu: suami, keluarga dan juga teman dekatnya.

B. SARAN
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan pembaca bisa memahami konsep
dasar postpartum blues dan bagaimana penerapan asuhan yang tepat diberikan kepada
pasien yang menderita masalah tersebut. Post-partum blues ini dikategorikan sebagai
sindroma gangguan mental yang ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan
sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksanai sebagaimana seharusnya,
akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak menyenangkan dan dapat
membuat perasaan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya. Setelah
diketahui bagaimana asuhan yang benar maka diharapkan postpartum blues ini
berkurang atau dapat ditangani dengan benar. Selain itu, diharapkan pembaca dapat
membagi informasi ini kepada masyarakat dan dapat mempraktekkan ilmunya saat di
lapangan nanti.

Anda mungkin juga menyukai