Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengartian Diabetes Mellitus

Penyakit diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik yang bersangkutan dengan


karbohidrat glukosa. Pada umumnya disetujui oleh para ilmuan dan para peneiliti bahwa dasar
dari penyakit ini ialah difisiensi hormone insulin. Hormon yang dihasilkan oleh sel-sel beta di
dalam pulau-pulau langerhans di dalam kelenjar pancreas ini mengatur metabolism glukosa.
Mengenai mekanisme pengaturan telah banyak dipelajari, sehingga telah dikemukakan
berbagai teori. Difisiensi relative dari hormon insulin ini bisa karena memang sintesanya
defisien, tetapi mungkin pula sintesnya cukup, tetapi sintevitas sel target terhadap hormon yang
menurun. Adapula yang mengemukakan bahwa hormonnya sendiri disintesa dalam jumlah
cukup tetapi mobolisasinya terhambat, sehingga tertimbun dalam bentuk inaktif di dalam sel-sel
beta. Banyak faktor yang berpengaruh untuk menifesitasi penyakit diabetes mellitus pada
seseorang.

Diabetes mellitus juga merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan kadar glukosa darah
melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat penting untuk menjaga
keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal (non diabetes) waktu puasa
antara 60-120 mg/dL dan dua jm sesudah makan dibawah 140 mg/dL. Bila terjadi pada
gangguan insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah
cenderung naik. Gejala bagi penderita diabetes mellitus adalah dengan keluhan banyak minum
(polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas serta
penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa
≥126 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dL (Badawi 2009)

 Penyebab diabetes mellitus

Orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya Diabetes Mellitus adalah:

 Usia Diatas 45 Tahun

Pada orang-orang yang berumur fungsi organ tubuh semakin menurun, hal ini diakibatkan
aktivitas sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensifitas sel-sel
jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin..
 Obesitas atau kegemukkan

Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu
munculnya diabetes mellitus.

 Pola makan

Pola yang serba instan saat ini .memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat
perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab
diabetes mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang minim

 Riwayat diabetes mellitus pada keluarga

Sekitar 15-20% penderita NIDDM (non insulin Dependen Diabetes Mellitus) mempunyai
riwayat keluarga diabetes mellitus, sedangkan IDDM (insulin Dependen Diabetes Mellitus)
sebanyak 57 % berasal dari keluarga Dibetes Mellitus

 Kurang berolahraga atau beraktivitas

Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan sensifitas
sel terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan lemak dalam
tubuh yang dapat menyebabkan diabetes mellitus (waspadji 2002)

 Ada dua Tipe Diabetes Mellitus

a. Diabetes Mellitus Tipe 1 atau IDDM (insulin Dependen Diabetes Mellitus). Akibat
kekurangan insulin karena kerusakan dari sel beta pankreas. Sebagian besar individu dengan
IDDM biasanya dengan berat badan normal atau dibawah normal. Gejala klasik IDDM yang
tidak diobati adalah poliuria, polidipsia (peningkatan cairan yang masuk), polifagia ( peningkatan
makanan yang masuk), dan kehilangan berat. Penyebab utama Diabetes Mellitus Tipe I adalah
terjadinya kekurangan hormone insulin pada proses penyerapan makanan. Fungsi utama
hormone insulin dalam menurunkan kadar glukosa secara alami dengan cara:

 Meningkatkan jumlah gula darah yang disimpan dalam hati


 Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula
 Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula

Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal
lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormone insulin sebagai “stabilizer” alami
terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormone insulin
ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormone insulin pada sel-sel darah maka
potensi terjadinya diabetes mellitus sangat besar sekali.

b. Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Melitus). Ini ditandai
dengan kerusakan fungsi sel beta pankreas and resisten insulin, atau oleh menurunnya
pengambilan glukosa oleh jaringan sebagai respons terhadap insulin. Kadar insulin dapat
normal, turun atau meningkat, tapi sekresi insulin terganggu dalam hubungannya dengan
tingkat hiperglikemia. Ini biasanya didiagnosa setelah berusia 30 tahun, dan 75 % dari individu
dengan tipe II adalah obesitas atau dengan riwayat obesitas. Jika pada diabetes mellitus tipe I
penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar pankreas, maka pada diabetes mellitus Tipe
II, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormone insulin, yakni sel-
sel darah. Dalam kondisi ini produktivitas hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak
terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal
dengan resistensi insulin. Di bawah ini terdapat beberapa faktor-faktor yang memilikki peranan
penting terjadinya hal tersebut:

 Obesitas
 Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
 Kurang gerak badan(olahraga)
 Faktor keturunan

Diabetes mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejala yang timbul sangat
tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan kedalam komplikasi yang
lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus berpeluang besar
menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia (soegondo 2004).

DM berhubungan dengan berbagai komplikasi. Komplikasi kronik utama yaitu mempercepat


terjadinya penyakit makrovaskular (penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah perifer,
dan penyakit serebrovaskuler), retinopati,nefropati, dan neuropati. Komplikasi akut dari tipe I
termasuk diabetik katoasidosis (DKA) dan hipoglikemia, dan mereka dengan tipe II termasuk
hiperglikemia hiperosmolar nonketotik koma (HHNC),hipoglikemia, dan infeksi seperti
pneumonia, selulitis, bakteriuria, dan vulvovaginitis. DKA adalah akibat defesiensi insulin-dosis
terlalu kecil, kelalaian dosis I atau beberapa dosis, meningkatnya kebutuhan insulin, atau
meningkatnya hormone yang mengatur balik antagonis insulin (glucagon,katekolamin,kortisol,
dan hormone pertumbuhan), ini dapat terjadi selama infeksi atau trauma. Tanda tanda
metabolic dari DKA meliputi hiperglikemia, diuresis osmotic dan dehidrasi, hiperlipidemia
disebabkan oleh peningkatan lipolisis dan asidosis akibat dari naiknya produksi keton dari asam
lemak (Gb,12-1).sebaliknya dari pihak HHNC selalu dipresipitasi oleh beberapa stressor yang
meningkatkan glikemia (operasi;trauma;luka bakar; penyakit kronis; infeksi; obat-obatan seperti
kartikosteroid atau diuretic; dialysis). Ini mengakibatkan kenaikan hebat hiperglikemia (sering
lebih besar dari 1000mg/dl), tanpa atau dengan ketosis ringan, kenaikan osmolalitas serum,
dan dehidrasi.

 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung selanjutnya ke usus.
Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan karbohidrat
menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat
makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan
keseluruh tubuh untuk untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar.
Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya
dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energy yang disebut dengan proses metabolism.
Dalam proses metabolism itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas
memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Insulin ini adalah suatu zat atau hormone yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas.

Insulin ini yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian didalam sel glukosa itu
dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam
dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya
didalam meningkat. Dalam keadaan seperti itu badan akan menjadi lemah tidak ada sumber
energy didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak kuncinya
(insulin) banyak, tetapi karena glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangan
bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningka t(waspadji, 2002).

B. Makanan Seimbang

Makanan seimbang merupakan makanan yang harus dimakan untuk memastikan tubuh
badan seseorang berfungsi dengan normal. Makanan seimbang seharusnya memberikan kita
tenaga. Makanan yang mencukupu, karbohidrat,protein dan lemak, secara optimum,
kandungan fiber yang mencukupi dan kandungan bahan galian, vitamin dan asid lemak.
Makanan yang memberi tenaga dapat membina badan, dan dapat menjahui kita daripada
mendapat penyakit. Makanan seimbang seharusnya memberi:

1. Tenaga makanan yang mencukupi


2. Karbohidrat, protein dan lemak secara optimum
3. Kandungan fiber yang cukup
4. Kandungan bahan galian, vitamin dan asid lemak

Makanan ini terdiri dari tiga kumpulan yaitu makanan yang memberi tenaga,menjahui dari
penyakit dan membina sel-sel dan tisu tubuh.

1. Makanan yang memberi tenaga


2. Makanan membina badan
3. Makanan menjahui penyakit

C. Mengendalikan Diet Pada Pasien Diabetes

Dengan Pengaturan Pola Makan Yang perlu di perhatikan dalam proses diet adalah :

o Makan secara teratur sesuai porsi atau jadwal makan yang sudah ditentukan oleh dokter
atau ahli gizi
o Kurangi makanan sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, ketan, ubi,roti dan lain-lain
o Hindari mengonsumsi gula murni seperti gula, permen, coklat, sirop, kue yang manis
serta buah yang dikalengkan
o Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan

D. Perawatan Diet Bagi Penderita Penyakit Diabetes Mellitus

1. Dasar-Dasar keperawatan dietik bagi penderita Diabetes Mellitus

Tujuan perawatan diet bagi penderita penyakit Diabetes Mellitus adalah:

 Mencegah terjadinya hiperglikemia postprandial yang berlebihan


 Mencegah terjadinya hipoglikemia apa bila penderita memakai obat insulin
 Memelihara agar tidak terjadi kelebihan berat badan
 Menjaga agar kadar kolestrol dan trigliserida dalam darah penderita tetap pada batas
yang normal
 Mencegah kerusakan pada pembuluh darah

Agar diet lebih bervariasi, penderita dianjurkan menggunakan bahan makanan penukar yang
dapat dipilih dari “daftar bahan makanan penukar” yang khusus dibuat bagi penderita diabetes
mellitus. Dengan menggunakan daftar itu, penderita dapat memilih bahan makanan yang akan
digunakan dalam dietnya asal kandugan hidrat aragnya tidak berbeda. Jadi jika penderita ingin
mengganti nasi dengan roti misalnya maka jumlah roti yang kandungan hidrat aragnya setara
dengan 100 gram beras adalah 80 gram roti. Demikian pula halnya dengan bahan makanan
yang lain sehingga praktis semua bahan makanan boleh dimakan oleh penderita diabete
mellitus, asalkan dalam jumlah yang akivalen dengan kandungan hidrat arang dari bahan
makanan yang ditukar. Apapun pendekatan yang digunakan dalam perawatan penderita
diabetes mellitus, pengaturan diet bagi penderita tetap menjadi bagian paling penting dalam
upaya perawatan secara keseluruhan.

Dengan pembatasan-pembatasan dalam diet yang harus diikutinya, penderita harus dapat
memenuhi kebutuhan tubuhnya akan berbagai zat gizi yang lain seperti mineral, vitamin dan
sebagainya.

Disamping itu pengaturan makanan penting oleh penderita, baik waktu-waktu penderita
menggunakan insulin ataupun tidak. Ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh penderita
diabetes harus diterjemahkan menjadi petunjuk praktis yang dapat digunakan sebagai pedoman
penderita dalam mengtur makanannya sehari-hari. Penderita harus mampu memelihara
kandungan glukosa darahnya pada tingkat normal selama 24 jam.

2. Beberapa Ketentuan Khusus dalam Diet Penderita Diabetes Mellitus

Diet yang di anjurkan untuk penderita diabetes Tipe I sebagai berikut:

a. Karbohidrat 5%-6% dari total kalori (terutama karbohidarat kompleks dan serat yang dapat
larut).
b. Lemak 25% atau kurang dari total kalori (kurang konsumsi lemak jenuh)
c. Protein 10%-20% total kalori
d. Batasi konsumsi alcohol
e. Dianjurkan unntuk menggunakan pemanis alternative seperti sorbitol dan aspartma.

Tips untuk penderita Diabetes Mellitus untuk penderita Diabetes Tipe I


a. Makanan lengkap dan snack untuk mencegah fluktuasi gula darah
b. Komposisi pati, protein, dan lemak yang berimbang pada setiap kali makan
c. Konsumsi makanan yang banyak mengandung serat

Untuk Penderita Diabetes Tipe II

a. Konsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat untuk mempertahankan berat badan
normal

Makanan Yang Harus Dikurangi:

a. Produk makanan dengan kandungan gula murni tinggi


b. Lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar koleterol
c. Makanan dengan kandungan garam tinggi untuk mencegah naiknya tekanan darah

E. Penatalaksanaan pola makan pada penderita DM

Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein,lemak,
vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak mementingkan salah
satu zat gizi tertentu dan di konsumsi sesuai dengan kebutuhan (Ramhadan). Dalam kamus
besar bahasa Indonesia pola di artikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk
melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan
kesehatan, status nutrisi,mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-
hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap
harinya (Depdiknas,2001).

Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus sering
memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut
seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka, sebenarnya anjuran
makanan pada Penderita Diabetes Mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu
makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita Diabetes
Mellitus (Badawi,2009). Pengaturan diet pada penderita Diabetes Mellitus yaitu mencakup
pengaturan dalam:
 Jumlah maknan

Sayarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Melitus harus sesuai untuk mencapai kadar
glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energy adalah 60-70%
dari karbohidart, 10-15% dari protein,20-25% dari lemak. Makanlah aneka ragam makanan
yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur.

o Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang
bersumber dari nasi serta penggantinya seperti: roti, mie, kentang, dan lain-lain
o Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral.
o Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan,
ayam, daging, susu, keju, dan lain-lain
o Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat
pengatur antara lain: sayuran dan buah-buahan

Ada beberapa jenis diet dan jumalh kalori untuk penderita Diabetes Mellitus menurut
kanndungan energy, karbohidrat, protein, dan lemak

Tabel 1. Jenis Diet Diabetes Mellitus menurut kandungan energy, karbohidrat, protein dan
lemak

jenis diet I II III IV V VI VII VIII


Energi (kkal) 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
Karbohidrat (gr) 172 192 237 275 299 319 369 396
Protein (g) 43 45 51,5 55,5 60 62 73 80
Lemak (g) 30 35 36,5 36,5 48 53 59 62

Sumber: almatsier,2006

Keterangan :

Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalau gemuk

o Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi


o Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja, (juvenile
diabetes) atau diabetes dengan komplokasi
 Jenis bahan makanan

Banyak yang beranggapan bahwa penderita Diabetes Mellitus harus makan makanan khusus,
anggapan tersebut tidak selelu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa
darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi Penderita Diabetes Mellitus untuk
mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk
penderita diabetes mellitus adalah makan makanan yang kaya serat seperti sayur-mayur dan
buah-buahan segar yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makana karena
akan mengakibat kadar gula darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu
banyak makan makanan yang memperparah penyakit Diabetes Mellitus.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Untuk penderita penyakit Diabetes Mellitus pada prinsipnya harus melakukan pengaturan
makan dengan karbohidrat kompleks. Makanan pokok yang banyak mengandung serat seperti
ubi sangat di anjurkan dibandingkan dengan nasi dan kentan. Diet bagi penderita diabetes
harus dikonsultasikan dengan dokter untuk mengatur jumlah,jadwal,dan jenisnya. Jumlah kalori
harus pas sesuai kebutuhannya, tak lebih atau kurang.

Penderita harus membatasi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi kolestrol. Makanan
yang di anjurkan adalah sayur dan buah yang kurang manis, seperti apel,papaya, tomat,
kedondong, salak dan pisang.

Tujuan perawatan diet bagi penderita penyakit Diabetes Mellitus adalah :

 Mencegah terjadinya hiprglekimia postprandial yang berlebihan


 Mencegah terjadinya hipoglekimia apabila penderita memakai obat insulin
 Memelihara agar tidak terjadi kelebihan berat badan
 Menajaga agar kadar kolestrol dan trigliserida dalam darah penderita tetap pada batas
yang normal
 Mencegah kerusakan pada pembuluh darah

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Arcelo Margatan Catur laksana Diabetes Melitus.Dalam : yang manis jangan pipis. 2006.

Almatsier.S. Penuntun Diet.2005

Anda mungkin juga menyukai