Anda di halaman 1dari 91

KUNCI JAWABAN BUKU KERJA BIOLOGI SMA KELAS X

BAB 1 MENGENAL BIOLOGI

Kegiatan 1.2 Objek Biologi dan Cabang Ilmu Biologi

A.
Molekul Sel Jaringan Organ Sistem Organ Organisme
Populasi Komunitas Ekosistem Bioma
B.
1. Molekul = bagian paling kecil dan tak terpisahkan dari senyawa murni yang memiliki
ciri unik kimia dan fisik.
a. Persoalan yang menjadi kajian tingkat molekul.
1) Virus. Manfaat : penemuan beberapa vaksin seperti vaksin virus flu burung.
2) Interaksi DNA, RNA, dan sintesis protein. Manfaat : penemuan keragaman gen
di bidang penyakit darah, hepatitis B, maupun malaria.
3) Genetika. Manfaat : penemuan bukti asal nenek moyang melalui pemeriksaan
genetik.
4) Pemeriksaan DNA. Manfaat : membantu mengidentifikasi jenasah yang rusak
melalui pemeriksaan DNA.
b. Penelitian biologi dalam bidang molekuler.
1) Rekayasa genetika
Tujuan : untuk mencari atau membentuk jenis tanaman atau hewan dengan sifat
unggul tertentu.
2) Kloning
Tujuan : untuk membuat satu atau lebih replika (duplikat) suatu individu, sel,
ataupun gen.
2. Sel = unit terkecil dari kehidupan.
Kajian pada tingkat sel banyak membantu mengatasi masalah-masalah.
a. Penyebab penyakit, seperti :
1) Clostridium botulinum menyebabkan keracunan makanan,
2) Clostridium tetani menyebabkan penyakit tetanus,
3) Bacillus anthracis menyebabkan penyakit antraks.
b. Kegunaan dalam industri dan melibatkan mikroba yang dipakai.

No. Hasil Industri Mikroba yang Terlibat


1. Insulin Escherichia coli
2. Yoghurt Lactobacillus bulgaricus
3. Kecap Aspergillus sp., Rhizopus sp.,
Zygosaccharomyces, Lactobacillus
4. Tempe Rhizopus oligosporus
5. Oncom Neurospora sp.
6. Keju Streptococcus lactis
7. Roti Rhizopus stolonifer
8. Nata De Coco Lactobacillus casei
3. Jaringan, organ, dan sistem organ
Jaringan : kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Organ : struktur tubuh yang tersusun atas beberapa macam jaringan yang
berbeda.
Sistem organ : organ-organ yang bekerja sama membentuk suatu sistem dan
mempunyai fungsi tertentu.
Manfaat pada tingkat jaringan, organ, dan sistem organ.
a. Kultur jaringan, contohnya: memproduksi tanaman budidaya antara lain anggrek
dalam waktu singkat, dalam jumlah banyak, tanpa memerlukan lahan yang luas, dan
dengan kondisi steril.
b. Transplantasi, contohnya: transplantasi ginjal, jantung, dan hati.
4. Organisme : kesatuan dari beberapa sistem organ yang saling bekerja sama.
Menurut Whittaker (1969), organisme dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu
animalia, plantae, fungi, protista, dan monera.
5. Populasi : kelompok makhluk hidup sejenis berkumpul dalam suatu area pada
waktu yang sama.
Komunitas : beberapa populasi yang berbeda saling hidup bersama dalam lingkungan
yang sama.
Ekosistem : kumpulan dari beberapa komunitas yang saling berinteraksi dan juga
saling berinteraksi dengan lingkungannya.
Bioma : beragam ekosistem yang bergabung.

Kegiatan 1.3 Cabang Ilmu Biologi

No. Biologi Keahlian Biologi Terapan


1. Organologi Kedokteran
2. Ekologi Pertanian
3. Mikrobiologi Teknologi Hasil Ternak
4. Virologi Kedokteran
5. Embriologi Ginekologi
6. Entomologi Pertanian
7. Mamalogi Peternakan
8. Higiene Kesehatan
9. Botani Pertanian
10. Zoologi Peternakan
11. Genetika Kedokteran

Evaluasi Bab 1

A.
1. D 6. C 11. A
2. E 7. B 12. A
3. D 8. C 13. D
4. B 9. E 14. A
5. D 10. D 15. C
B.
1. Manfaat penerapan biologi dalam beberapa aspek kehidupan antara lain:
a. Dapat mengatasi berbagai masalah pangan, sandang, papan, dan keterbatasan
energi.
b. Dapat mengatasi penyakit yang disebabkan mikroba.
c. Dapat lebih memahami cara menjaga kesehatan.
2. a. Rekayasa genetika adalah teknik yang bertujuan untuk mencari atau membentuk
jenis tanaman atau hewan dengan sifat unggul tertentu.
b. Pengklonan adalah usaha membuat satu atau lebih replika (duplikat) suatu
individu, sel, ataupun gen.
c. Teknik inseminasi buatan atau teknik kawin suntik adalah teknik yang digunakan
untuk menghasilkan keturunan sapi atau domba tanpa mengenal musim kawin.
d. Kultur jaringan adalah teknik yang digunakan untuk memproduksi tanaman
budidaya dalam waktu singkat, dalam jumlah banyak, tanpa memerlukan lahan
yang luas, dan dengan kondisi steril.
e. Transplantasi adalah teknik pencangkokan organ pada penderita penyakit yang
mengalami kerusakan pada salah satu organ tubuh.
3. Objek yang dipelajari dalam biologi adalah :
a. Molekul adalah bagian paling kecil dan tak terpisahkan dari senyawa murni yang
memiliki ciri unik kimia dan fisik.
b. Sel merupakan unit terkecil dari kehidupan.
c. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
d. Organ adalah struktur tubuh yang tersusun atas beberapa macam jaringan yang
berbeda.
e. Sistem organ adalah organ-organ yang bekerja sama melakukan fungsi tertentu.
f. Organisme adalah kesatuan beberapa sistem organ yang saling bekerja sama.
g. Populasi adalah kelompok makhluk hidup sejenis yang berkumpul dalam suatu
area pada waktu yang sama.
h. Komunitas adalah beberapa populasi yang berbeda saling hidup bersama dalam
lingkungan yang sama.
i. Ekosistem adalah interaksi antarmakhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
4.
No. Cabang Ilmu Biologi Cabang Ilmu Terapan
1. Ekologi Pertanian
2. Zoologi Peternakan
3. Embriologi Kedokteran Kandungan
4. Mikrobiologi Bioteknologi
5. Botani Pertanian
5. Urutan metode ilmiah dalam studi biologi
a. Merumuskan masalah penelitian
b. Tujuan penelitian
c. Hipotesis
d. Pemilihan metode kerja
e. Mengumpulkan data
f. Pengamatan/observasi
g. Data pengamatan
h. Analisis data
i. Penafsiran data
j. Kesimpulan

BAB II VIRUS

Kegiatan 2.1 Sejarah Penemuan Virus

1. Adolf Meyer (1883)


Penelitian : meneliti penyebab penyakit mosaik pada tanaman tembakau yang
ditandai bercak-bercak kuning pada daunnya.
Kesimpulan : penyakit mosaik disebabkan oleh suatu tipe bakteri baru.
2. Dimitri Ivanowsky (1892)
Penelitian : menyaring ekstrak daun tembakau yang terkena penyakit mosaik pada
saringan porselen yang dirancang untuk menyaring bakteri.
Kesimpulan : penyakit mosaik pada tembakau disebabkan oleh bakteri patogen
berukuran sangat kecil atau oleh zat kimia yang diproduksi oleh
bakteri tersebut sehingga dapat lolos dari saringan bakteri.
3. Martinus Beijerinck (1897)
Penelitian : melakukan percobaan yang memperlihatkan bahwa agen penyebab
penyakit mosaik dapat tumbuh dan bereproduksi pada jaringan
tumbuhan, tetapi tidak dapat tumbuh pada medium pertumbuhan
bakteri.
Kesimpulan : penyebab penyakit mosaik bukan senyawa toksin dan bukan bakteri.
Oleh Martinus agen penyakit mosaik disebut ”cairan hidup yang
menular”.
4. Wendell Meredith Stanley (1935)
Penelitian : mengkristalkan agen penyebab penyakit mosaik pada tembakau.
Kesimpulan : agen penyebab penyakit mosaik mempunyai bentuk yang tetap (bukan
cairan). Agen tersebut dinamai virus mosaik tembakau (tobacco
mosaic virus; TMV).

Kegiatan 2.2 Struktur dan Bentuk Tubuh Virus

1. - kapsid
- DNA
- kepala
- selubung
- serat ekor
- bidang dasar

2. a. Bentuk : kapsid berpilin


Contoh : TMV
b. Bentuk : kepala ikosahedral yang menempel pada ekor
Contoh : bakteriofage
c. Bentuk : polihedral
Contoh : adenovirus
d. Bentuk : beramplop
Contoh : virus influenza

Kegiatan 2.3 Siklus Litik dan Lisogenik


1.
No. Siklus Litik Siklus Lisogenik
1. Terdiri dari 3 tahap : absorpsi dan Terdiri dari 3 tahap : absorpsi dan
penetrasi, replikasi, dan lisis. penetrasi, penyisipan gen, dan
pembelahan.
2. Dari satu siklus litik menghasilkan Dari satu siklus lisogenik dihasilkan
ratusan fage yang bebas menginvasi profage yang ada dalam setiap
sel bakteri lainnya. anakan bakteri.
3. Setelah tahap penetrasi, DNA Setelah tahap penetrasi, DNA
bakteri menjadi tidak aktif. bakteri tetap aktif.
4. Siklus litik diakhiri dengan kematian Siklus lisogenik menghasilkan
sel bakteri akibat infeksi yang parah. anakan bakteri yang mengandung
profage.
2. A = Siklus Litik
B = Siklus Lisogenik
1 = Sel inang lisis, partikel virus keluar
2 = Partikel virus menempel pada dinding sel inang yang cocok. Bahan genetik virus
masuk ke dalam sitoplasma sel (penetrasi).
3 = DNA virus mengarahkan mesin metabolisme sel inang untuk menghasilkan protein
dan salinan DNA virus.
4 = Molekul protein virus diselubungi oleh kapsid; DNA terbungkus di dalamnya.
5 = Serat ekor dan bagian yang lain ditambahkan pada kapsid.
a = DNA virus biasanya bergabung ke dalam kromosom sel inang membentuk profage.
b = Kromosom dan profage bereplikasi sebelum terjadi pembelahan sel prokariot.
c = Masing-masing sel anak mempunyai DNA rekombinan setelah pembelahan sel
prokariot.
d = Profage terpisah dari kromosom sel inang.

Kegiatan 2.4 Kerugian dan Manfaat Virus

1. Penyakit akibat terinfeksi virus


No. Jenis Penyakit Virus Penyebab Gejala
1. AIDS HIV Kehilangan berat badan, gangguan
fungsi saraf
2. Kanker Hepatitis B, C Pembelahan sel yang tidak
terkendali
3. Ebola Ebola Demam, menggigil, sakit kepala,
nyeri otot, hilang nafsu makan
4. Rabies Rhabdovirus Demam, susah bernapas, kejang otot
pada kerongkongan
5. Flu burung H5N1 Demam, sakit tenggorokan, batuk,
beringus, sakit kepala
6. Tungro Tungro Daun berwarna kuning oranye
7. Mosaik Mosaik Daun berbintik-bintik kuning
8. Herpes Herpertoviridae Demam, kulit dan selaput melepuh
9. Cacar air Varicella-Zoster Demam, bintul-bintul berisi cairan di
kulit dan dalam rongga mulut
10. Influensa Orthomyxovirus Batuk, bersin, demam

2. Manfaat virus
No. Bidang Manfaat Virus
1. Kesehatan - Sebagai alat untuk membunuh populasi sel tumor
- Terapi gen ( mengganti sel-sel yang rusak/tidak
berfungsi)
- Terapi antivirus
2. Industri Alat produksi protein
3. Pertanian Sebagai pestisida biologi

3. Jenis penyakit yang disebabkan oleh virus


a. AIDS : HIV
Influenza : Orthomyxovirus
Cacar air : Varicella-Zoster
Herpes simpleks : Herpertoviridae
Ebola : Ebola
Rabies : Rabies
Flu burung : H5N1
b. – Jenis penyakit : Cacar air
Virus : Varicella-Zooster
– Jenis penyakit : Polio
Virus : Picorna

Evaluasi Bab 2
A.
1. B 6. A 11. C 16. C
2. E 7. D 12. A 17. A
3. C 8. A 13. D 18. D
4. C 9. D 14. B 19. A
5. E 10. B 15. C 20. C

B.
1. Tiga karakter utama yang membedakan virus dengan sel hidup adalah:
a. Materi genetik semua sel makhluk hidup terdiri atas dua tipe asam nukleat, yaitu
RNA dan DNA. Adapun materi genetik pada virus hanya salah satunya saja.
b. Semua sel hidup mereproduksi semua bagian selnya, mulai dari nukleus,
sitoplasma, organel-organel dalam sitoplasma, sampai membran luarnya. Virus
juga mampu melakukan reproduksi, tetapi yang direproduksi virus adalah materi
genetiknya saja.
c. Semua sel hidup memiliki sistem metabolisme untuk mengubah energi potensial
dari bahan makanan menjadi energi yang dibutuhkan untuk reproduksi,
pertumbuhan, perkembangan, bergerak, dan aktivitas tubuh yang lain. Virus tidak
memiliki sistem metabolisme yang dibutuhkan untuk proses biologisnya sehingga
tidak mampu tumbuh, melakukan pembelahan diri, maupun bergerak.
2.
- Siklus Litik :
a. Tahap adsorpsi : partikel virus (ekor fage) menempel pada daerah reseptor
spesifik di permukaan tubuh bakteri.
Tahap penetrasi : fage melubangi dinding sel bakteri dengan enzim lisosim
kemudian memasukkan DNA ke dalam sitoplasma sel bakteri.
b. Tahap replikasi : DNA fage menonaktifkan DNA bakteri dan menggunakan mesin
metabolisme bakteri untuk bereplikasi dan membuat selubung protein.
c. Tahap lisis : fage baru menghancurkan dinding sel bakteri sehingga ratusan fage
keluar dari bakteri.
- Siklus Lisogenik :
a. Tahap adsorpsi : partikel virus (ekor fage) menempel pada daerah reseptor
spesifik di permukaan tubuh bakteri.
Tahap penetrasi : fage melubangi dinding sel bakteri dengan enzim lisosim
kemudian memasukkan DNA ke dalam sitoplasma sel bakteri.
b. Tahap penyisipan gen virus : DNA fage menyisip ke dalam DNA bakteri
membentuk profage.
c. Tahap pembelahan : sel bakteri yang mengandung profage membelah diri
menghasilkan anakan sel bakteri yang mengandung profage.
3.
Cara Penularan Jenis Virus
Melalui kontak kulit Virus Herpes
Melaui darah HIV, virus ebola, virus hepatitis
Melalui gigitan hewan (serangga) Virus rabies, virus sindbis
Melalui saluran pernapasan (tersebar Virus flu (orthomyxovirus, rhinovirus dan
lewat udara atau air ludah) enovirus) dan virus cacar (varicella-zoster)
Melalui saluran pencernaan Rotavirus, coronavirus, virus polio, virus
hepatitis A, beberapa adenovirus
Melalui hubungan seksual HIV, virus herpes simpleks, virus papiloma
(HPV; human papilloma virus)
Melalui mata Beberapa adenovirus, echovirus, virus
coxsakie, virus herpes.
4.
a. AIDS disebabkan oleh HIV. HIV menyerang sel darah putih (limfosit T) sehingga
sistem kekebalan tubuh menurun dan tubuh rentan terkena penyakit. Virus HIV
dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, ibu yang mengandung
dan menyusui.
b. Influenza disebabkan oleh orthomyxovirus. Virus flu hanya menyerang membran
trakea. Virus flu menyebar melalui udara ketika penderita flu batuk atau bersin.
c. Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zooster (VZV). Virus tersebut
menyebabkan demam dan bintul-bintul berisi cairan di kulit dan dalam rongga
mulut. Virus menyebar melalui udara atau sentuhan pada cairan di dalam bintul-
bintul.
5. Manfaat virus bagi manusia dan lingkungan antara lain untuk mencari terapi
antivirus, alat untuk membunuh populasi sel tumor, untuk terapi gen, sebagai alat
produksi protein untuk kepentingan industri dan penelitian, dan sebagai pestisida
biologi.

BAB III ARKEBAKTERI DAN EUBAKTERI

Kegiatan 3.1 Eubakteri dan Arkebakteri

1. Persamaan arkebakteri dan eubakteri.

No. Persamaan Arkebakteri dan Peranan


Eubakteri Arkebakteri Eubakteri
1. Tidak memiliki nukleus. 1. Penyedia makanan 1.Menyuburkan
2. Hidup pada lingkungan yang dalam ekosistem tanah.
berair atau lembab. perairan.
3. Memiliki ukuran sangat kecil 2. Mengubah 2.Mengubah
dengan satuan mikrometer. senyawa kimia senyawa kimia
4. Bereproduksi secara aseksual yang menyusun yang menyusun
dengan cara membelah diri. tubuh makhluk tubuh makhluk
hidup menjadi hidup menjadi
karbon dioksida. karbon dioksida.
3. Bioremediasi 3.Penghasil hormon
sampah menjadi insulin dan
metan. antibodi.

2. Empat jenis arkea berdasarkan tempat hidupnya.

No. Jenis Lokasi atau Tempat Hidup


1. Arkea Metanogenik Hidup di tempat yang kekurangan oksigen seperti
lumpur, tempat pembuangan sampah, sumber air
panas, dan dalam perut sapi.
2. Arkea Termoasidofilik Hidup di tempat yang bersuhu tinggi dan ber-PH
rendah (asam) misal: sumber air panas bersulfur
dan lubang kawah vulkanik.
3. Arkea Halofilik Hidup di air dengan konsentrasi garam yang sangat
tinggi misal: laut mati dan danau air asin
4. Arkea Pereduksi Sulfur Hidup di tempat yang kandungan sulfurnya sangat
tinggi.
Kegiatan 3.2 Struktur Tubuh Bakteri

1. Struktur tubuh bakteri.


a. pili
b. kapsul
c. dinding sel
d. membran plasma
e. plasmid
f. nukleoid
g. flagela

2. Bagian struktur tubuh bakteri.

No. Bagian Keterangan


1. Bagian luar Terdiri dari dinding sel, kapsul, pili, dan flagela.
2. Membran plasma Tersusun oleh 2 lapisan molekul fosfolipid dan
protein yang berfungsi mengatur transportasi
berbagai zat metabolisme ke dalam atau ke luar sel.
3. Sitoplasma Cairan tidak berwarna, di dalamnya terlarut
beragam molekul, seperti garam, nutrisi, dan enzim.
4. Ribosom Organel sel yang berfungsi mensintesis protein.
5. Flagela Cambuk yang membuat bakteri bergerak cepat di
dalam air.

3. Tipe bakteri berdasarkan bentuknya.

No. Tipe Jenis Contoh


1. Kokus Monokokus Monococcus gonorrhoe
2. Kokus Sarkina Sarcina sp.
3. Batang Diplobasilus Azotobacter
4. Batang Monobasilus Lactobacillus bulgaricus
5. Spiral Vibrio Vibrio coma

4. Dua kelompok bakteri berdasarkan respons pewarnaan:


Bakteri Gram Positif (+)
Deskripsi : Bakteri gram positif berubah warna menjadi ungu setelah dilakukan
teknik pewarnaan gram.
Bakteri Gram Negatif (-)
Deskripsi : Bakteri gram negatif berwarna merah setelah dilakukan teknik
pewarnaan gram. Bakeri gram negatif memiliki sel yang lebih tebal dibanding bakteri
gram positif. Dinding sel bakteri gram negatif memiliki tambahan membran plasma.

Kegiatan 3.3 Nutrisi Bakteri


No. Jenis Cara Memperoleh Nutrisi Contoh
1. Kemoautotrof Nutrisi diperoleh dengan cara memecah Bakteri Nitrit
senyawa kimia anorganik seperti (Nitrosomonas)
amonia, nitrit, dan sulfur.
2. Parasit Memperoleh nutrisi dari inangnya Mycobacterium
(makhluk hidup lain yang masih hidup). tuberculosis
3. Saprofit Nutrisi diperoleh dengan mencerna sisa- Eschericia coli
sisa makhluk hidup lain yang sudah mati
dengan menggunakan enzim. Bakteri yang hidup
4. Simbiotik Hidup di dalam tubuh inang dan di dalam lambung
memiliki hubungan saling hewan memamah
menguntungkan. biak.

Kegiatan 3.4 Peranan Bakteri

1. Bakteri dan penyakit yang ditimbulkan.

No. Nama Penyakit Jenis Bakteri Cara Penularan


1. Tetanus Clostridium tetani Melalui tali pusat karena
pertolongan persalinan yang
tidak bersih/steril, melalui luka
kotor, luka congek telinga.
2. Difteri Corynebacterium diphteriae Kontak hubungan dekat,
melalui udara yang tercemar,
melalui batuk dan bersin.
3. Lepra Mycobacterium leprae Kontak dekat dan penularan
dari udara.
4. Gonore Neisseria gonorrhoeae Melalui hubungan seksual.
5. Tifus Salmonella typhii Melalui kontak dengan kulit
telur mentah dan memakan
telur dalam keadaan mentah.
6. Pneumonia Streptococcus Melalui udara.
7. Kolera Vibrio Cholerae Melalui makan dan minum air
dan makanan yang
terkontaminasi bakteri kolera.
9. Antraks Bacillus anthracis Spora antraks menular melalui
makanan, udara, dan luka.
10. Penyakit pada Pseudomonas cattleya Melalui gigitan serangga dan
anggrek tetesan air yang terkontaminasi
bakteri tersebut.

2. Manfaat arkebakteri dan eubakteri:


Kesehatan:
- Mikroflora/mikrobiota melindungi tubuh dari infeksi makhluk hidup lain.
- Bakteri simbiotik hidup di dalam saluran pencernaan manusia menyediakan nutrisi
yang dibutuhkan tubuh misal vitamin K dan memakan makanan yang tidak dapat
dicerna.
Pertanian dan Industri:
- Menyuburkan tanah dan menjadi agen untuk membuat pupuk alami.
- Bakteri yang hidup di saluran pencernaan hewan ternak membantu untuk mencerna
rerumputan.
- Membuat produk makanan melalui fermentasi, seperti keju, yoghurt, dan nata de
coco.
- Menghasilkan antibiotik.
- Mengambil mineral berharga, seperti tembaga dan bijihnya.
Bioteknologi:
- Menghasilkan hormon insulin dan antibodi yang biasa diproduksi oleh tubuh
manusia.

Evaluasi Bab 3
A.
1. C 6. A 11. A 16. D
2. B 7. E 12. B 17. B
3. D 8. A 13. C 18. B
4. C 9. A 14. E 19. A
5. D 10. C 15. B 20. C
B.
1. Empat tipe arkea berdasarkan lokasi hidupnya:
a. Arkea Metanogenik hidup di tempat yang kekurangan oksigen. Arkea metanogenik
dapat mengubah karbon dioksida menjadi metan.
b. Arkea Termoasidofilik hidup di tempat yang bersuhu tinggi dan ber-PH rendah
(asam).
c. Arkea Halofilik hidup di air dengan konsentrasi garam yang sangat tinggi.
d. Arkea Pereduksi Sulfur menggunakan hidrogen dan sulfur anorganik sebagai
sumber energinya.
2. Cara reproduksi bakteri:
a. Pembelahan Biner
Sel bakteri mula-mula tumbuh hingga menjadi dua kali ukuran aslinya. Di akhir
pertumbuhan, membran sel induk membentuk membran dan dinding sel baru yang
membagi dua sel bakteri.
b. Pertukaran Materi Genetik
- Transformasi: Sel bakteri mangambil DNA asing dari lingkungan dan
menggabungkannya dengan DNA mereka.
- Transduksi: Cara pertukaran materi genetik dengan perantara virus. Ketika virus
menginfeksi sel bakteri, Virus mengambil beberapa bagian dari DNA bakteri.
Jika virus keluar dari bakteri pertama dan menginfeksi bakteri lainnya, virus
tersebut membawa DNA dari makhluk hidup yang pertama.
- Konjugasi: Bakteri pemberi mengirimkan materi genetiknya ke bakteri
penerima melalui jembatan sitoplasma. Sebelum melakukan pengiriman, bakteri
pemberi membuat salinan materi genetiknya terlebih dahulu.
3. Pengelompokan bakteri berdasarkan cara memperoleh nutrisi:
a. Bakteri autotrof: mendapatkan karbon dari CO2
b. Bakteri heterotrof: mendapatkan karbon dari nutrisi organik, seperti gula.
c. Bakteri kemoautotrof: mendapatkan energi dengan memecah senyawa kimia
anorganik, seperti amonia, nitrit, dan sulfur.
d. Bakteri parasit: mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain yang masih hidup
dan bersifat merugikan inangnya.
e. Bakteri saprofit: mendapatkan makanan dari sisa-sisa makhluk hidup lain yang
telah mati.
f. Bakteri simbiotik: hidup di dalam tubuh inang dan di antara keduanya memiliki
hubungan saling menguntungkan.
4.
a. Fiksasi nitrogen: Proses perubahan nitrogen yang ada di atmosfer bumi menjadi
amonium (NH4+).
b. Kemosintesis: Proses perubahan karbon dioksida menjadi sesuatu yang dapat
dimakan oleh makhluk hidup lain dengan menggunakan energi kimia.
c. Bioremediasi: Proses yang menggunakan mikroba untuk mengubah elemen kimia
beracun menjadi sesuatu yang dapat kembali ke lingkungan tanpa membahayakan
lingkungan tersebut.
d. Simbiosis: hubungan/interaksi antara dua makhluk hidup.
5.
Manfaat bakteri bagi pertanian:
- untuk menyuburkan tanah
- menjadi agen untuk membuat pupuk alami
- membantu mencerna rerumputan pada saluran pencernaan hewan ternak.
Manfaat bakteri bagi indutri:
- untuk pembuatan berbagai produk makanan lewat fermentasi
- untuk menghasilkan antoibiotik
- untuk mengambil mineral berharga, seperti tembaga dari bijihnya.
Manfaat bakteri bagi bioteknologi:
- menghasilkan hormon insulin dan antibodi.

BAB IV PROTISTA

Kegiatan 4.1 Pengenalan Protozoa


Protozoa

klasifikasi

Rhizopoda Flagelata Ciliata Sporozoa


(Sarcodina) (Mastigophora) (Cilliophora)
ciri utama ciri utama ciri utama ciri
utama
bergerak dengan memiliki alat gerak memiliki bulu getar tidak memiliki
pseudopodium. berupa flagel (cambuk). (cilia) di seluruh alat gerak
permukaan tubuhnya. khusus.
Kegiatan 4.2 Pengenalan Mikroalga
Alga / Ganggang
klasifikasi

Chrysophyta Chlorophyta Rhodophyta Phaeophyta


(alga keemasan) (alga hijau) (alga merah) (alga cokelat)
ciri ciri ciri ciri

berwarna keemasan mengandung pigmen alga multiseluler alga multiseluler


karena mengandung klorofil a dan b yang berukuran besar yang mengandung
pigmen karotenoid memberikan warna yang berwarna merah pigmen fukosantin
yaitu fikosianin hijau

Evaluasi Bab 4
A. 1. B 6. A 11. D 16. C
2. A 7. C 12. E 17. C
3. C 8. E 13. E 18. B
4. C 9. C 14. A 19. D
5. D 10. C 15. C 20. E
B.
1. Ciri-ciri umum protozoa:
a. Bersifat heterotrof, makanannya meliputi bakteri, jenis protista yang lain, atau
detritus.
b. Umumnya bersel satu dan sebagian besar bersifat mikroskopik.
c. Dapat bergerak bebas (motil).
d. Umumnya tidak memiliki dinding sel, hanya membran sel yang umumnya
mengandung silika atau kalsium karbonat.
e. Hidup secara soliter (sendiri) atau koloni di seluruh tempat yang terdapat cairan.
f. Bentuk tubuh berbeda-beda pada fase yang berlainan dalam siklus hidupnya.
Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoil
dan fase dorman dalam bentuk sista.
2. Peranan protozoa terhadap makhluk hidup lainnya:
a. Parasit contohnya Entamoeba coli.
b. Dapat menunjukkan sumber minyak bumi contoh Globigerina sp.
c. Fosil Foraminifera digunakan untuk menentukan umur lapisan bumi atau petunjuk
sejarah bumi.
d. Radiolaria yang mati digunakan untuk bahan penggosok dan bahan peledak.
3. Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan jalan memutus daur hidup
hospes perantara (nyamuk Anopheles), yaitu dengan membersihkan bak atau kolam
penampungan air dari jentik-jentik nyamuk Anopheles betina dan mengubur kaleng-
kaleng kosong sehingga tidak ada genangan air.
4. Ciri umum alga:
a. Memiliki pigmen kkolorofil sehingga mampu berfotosintesis.
b. Memiliki pigmen karoten, fikosianin, xantofil, dan fikoeritrin.
c. Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
d. Bersifat uniseluler dan multiseluler.
e. Memiliki dinding sel yang mengandung kalsium karbonat, silika, protein, atau
kombinasi ketiganya.
f. Hidup di air tawar, air laut, tanah, batuan, tumbuhan, pohon, bahkan dapat melekat
pada hewan.
g. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan diri, fragmentasi, dan spora.
h. Reproduksi secara seksual dengan peleburan sel gamet.
Ciri khas dari masing-masing filum alga:
A. Filum Chrysophyta (alga keemasan) : berwarna keemasan karena mengandung
pigmen karotenoid, yaitu fikoksantin.
B. Filum Chlorophyta (alga hijau) mengandung pigmen klorofil a dan b yang
memberikan warna hijau.
C. Filum Rhodophyta (alga merah) merupakan alga multiseluler berukuran besar
yang berwarna merah.
D. Filum Phaeophyta (alga cokelat) merupakan alga multiseluler yangmengandung
pigmen fukoksantin.
5. Chlorophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta

BAB V JAMUR DAN PERANANNYA BAGI KEHIDUPAN

Kegiatan 5.1 Mengenal Ciri dan Morfologi Jamur

Ciri-Ciri Jamur
eukariotik menggunakan spora sebagai heterotrofik
alat perkembangbiakan.

Kegiatan 5.2 Mengklasifikasikan Jamur

Jamur

Zygomycota Ascomycota Basidiomycota


Deuteromycota

contoh contoh contoh contoh

Rhizopus stolonifer Saccharomyces cerevisiae Helminthosporium oryzae

Volvariella volvacea

Cara reproduksi anggota jamur.

No. Divisi Cara Reproduksi (Jenis Spora)


1. Zygomycota - Seksual: konjugasi antara dua ujung hifa + dan –.
- Aseksual: pembentukan spora di dalam sporangium.
2. Ascomycota - Seksual: membuat askus yang merupakan tempat nukleus
diploid dibentuk dan berubah menjadi askospora.
- Aseksual: membentuk konidia (konidiospora).
3. Basidiomycota - Seksual: dengan membentuk basidiospora.
4. Deuteromycota - Membentuk konidia di konidiofor.
- Fragmentasi hifa.

Contoh peranan jamur


a. Zygomycota: berguna untuk pembuatan tempe dan roti.
b. Ascomycota: berguna untuk pembuatan oncom dan anggur.
c. Basidiomycota: berguna untuk bahan makanan.
d. Deuteromycota: dapat menyebabkan penyakit kaki atlet.

Kegiatan 5.3 Membandingkan Kelompok-Kelompok pada Simbion Lumut Kerak

Klasifikasi Liken
berdasarkan

bentuk talus habitat


dibedakan menjadi dibedakan
menjadi

krustosa foliosa frutikosa kortikolus terikolus


saksikolus
Kegiatan 5.4 Mengamati dan Mengenal Simbion Jamur dengan Akar Tanaman
(Mikoriza)

Klasifikasi Mikoriza

klasifikasi

ektomikoriza endomikoriza

definisi
definisi
Hifa jamur tidak sampai menembus Hifa jamur sampai
ke dalam korteks akar. Hifa hanya pada bagian korteks
sampai pada epidermis akar saja. akar tumbuhan.

Evaluasi Bab 5
A.
1. C 6. C 11. D 16. C
2. D 7. D 12. D 17. D
3. B 8. D 13. C 18. D
4. C 9. C 14. E 19. A
5. A 10. C 15. D 20. B

B.
1. Ciri-ciri umum fungi:
a. Memiliki struktur filamen multiseluler yang disebut hifa.
b. Berkembang biak dengan spora.
c. Hidup di tempat yang lembab dan hangat.
d. Bersifat heterotrofik.
e. Bersifat eukariotik.
f. Ukuran bervariasi dari uniseluler sampai multiseluler.
2. Pengelompokan jamur berdasarkan pada struktur tubuh dan cara reproduksinya, yaitu
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, Deuteromycota, dan Mycophycophyta.
Contohnya zygomycota dikelompokkan berdasarkan struktur berdinding tebal yang
terbentuk saat terjadi reproduksi secara seksual. Ascomycota dikelompokkan
berdasarkan adanya struktur yang disebut askus. Basidiomycota dikelompokkan
berdasarkan adanya bagian reproduktif berupa basidium (basidia).
3. Beberapa contoh peranan jamur:
a. Rhizopus stolonifer berguna untuk pembuatan tempe dan roti.
b. Rhizopus oryzae berguna untuk pembuatan sake.
c. Saccharomyces cerevisiae berguna untuk pembuatan roti atau anggur.
d. Monilia sitophila berguna untuk pembuatan oncom.
e. Penicillium berguna untuk menghasilkan antibiotik dan untuk meningkatkan
kualitas keju.
f. Volvariella volvacea berguna untuk bahan makanan.
g. Auricularia polytrica berguna untuk bahan makanan.
h. Ustilago maydis menyebabkan penyakit corn semut pada jagung dan sejenis
gandum (oats).
i. Epidermophyton floccosum menyebabkan penyakit kaki atlet.
j. Scelerothium rofsie menyebabkan penyakit busuk pada tanaman.
4. Simbiosis jamur:
a.Lumut kerak (liken) : hubungan simbiosis antara jamur dengan satu atau lebih alga
dan atau sianobakteria yang hidup bersama-sama membentuk satu kesatuan yang
stabil dan khas.
b.Mikoriza: hubungan simbiosis antara jamur dengan akar tumbuhan.
5. Liken dikelompokkan berdasarkan bentuk talus dan habitatnya.
Berdasarkan bentuk talusnya dibedakan menjadi:
- Krustosa : korteks menempel langsung pada substrat
- Foliosa : talus berbentuk daun
- Frutikosa : talus berbentuk silinder atau pita bercabang banyak
Berdasarkan habitatnya dibedakan menjadi:
- Kortikolus : hidup pada pohon
- Terikolus : hidup pada permukaan tanah
- Saksikolus : hidup pada batu-batuan

BAB VI DUNIA TUMBUHAN

Kegiatan 6.1 Mengenal Ciri-Ciri Tumbuhan


a. Autotrof
b. Mempunyai dinding sel.

c. Mempunyai kloroplas.

d. Multiselular.

e. Umumnya mempunyai dua generasi dalam siklus hidupnya yaitu generasi diploid
dan haploid.

Kegiatan 6.2 Mengklasifikasikan Tumbuhan

Kingdom Plantae
Bryophyta Pteridophyta Spermatophyta

Kegiatan 6.3 Membandingkan Kelompok-Kelompok pada Tumbuhan

1. Klasifikasi Tumbuhan

Bryophyta Pteridophyta Spermatophyta

dibedakan menjadi dibedakan menjadi dibedakan


menjadi

Psilotophyta Pterophyta Equisetophyta Lycopodophyta

Musci Hepaticae Anthocerotopsida Gymnospermae Angiospermae


(lumut daun) (lumut hati) (lumut tanduk)

Monokotil Dikotil

Cycadophyta Ginkgophyta Gnetophyta Pinophyta

2. Ciri-ciri setiap anggota kelompok tumbuhan:

No. Faktor Bryophyta Pteridophyta Spermatophyta


Pembeda (Lumut) (Paku) (Tumbuhan Biji)
1. Akar Berupa rizoid yang Akar serabut Memiliki akar
hanya terdiri atas satu dengan ujung akar sejati.
deretan sel memanjang dilindungi oleh
dengan sekat-sekat kaliptra.
tidak sempurna.
2. Batang Belum mepunyai Berupa akar Memiliki batang
batang sesungguhnya, rimpang (rizom). sejati.
hanya berupa struktur
yang menyerupai
batang.
3. Daun Memiliki daun yang Memiliki dua Memiliki daun
masih sangat bentuk yaitu sejati.
sederhana, hanya mikrofil dan
terdiri atas selapis sel makrofil.
dan tidak bertulang.
4. Alat Berupa alat kelamin Berupa spora yang Berupa biji yang
Reproduksi jantan (anteridium) dan dihasilkan oleh dihasilkan dari
betina (arkegonium). sporofil (daun peleburan sel
penghasil spora). sperma dan sel
telur.

3. Peranan Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta:


a. Digunakan untuk pembuatan obat , misalnya Marchantia polymorpha.
b. Digunakan sebagai pengganti kapas dan bahan bakar, misal Spaghnum.
c. Tanaman paku-pakuan digunakan sebagai tanaman hias dan bahan makanan.
d. Tumbuhan berbiji digunakan sebagai bahan makanan, penghasil oksigen, bahan
pembuat obat, dan penghasil kayu.

Kegiatan 6.4 Membandingkan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

No. Faktor Pembeda Monokotil Dikotil


1. Biji Berkeping satu Berkeping dua
2. Tipe tulang daun Sejajar atau melengkung Menjari atau menyirip
3. Batang Jaringan pembuluh tersebar Jaringan pembuluh tersusun
dalam lingkaran
4. Akar Akar serabut Akar tunggang
5. Serbuk sari Butir serbuk sari dengan satu Butir serbuk sari dengan tiga
bukaan bukaan
6. Bunga Kelipatan tiga Kelipatan empat atau lima
7. Ujung akar Dilindungi oleh koleoriza Tidak dilindungi oleh penutup
8. Kambium Tidak ada Ada pada akar dan batang
sehingga dapat membesar.

Evaluasi Bab 6
A.
1. C 6. C 11. E 16. A
2. B 7. E 12. A 17. A
3. D 8. B 13. D 18. D
4. A 9. E 14. B 19. B
5. B 10. B 15. C 20. E

B.
1.
Ciri Penting Lumut Paku Tumbuhan
Berbiji
Pembuluh Tidak ada ada Ada
(jaringan)
angkut
Fase kehidupan Gametofit (haploid) Sporofit (diploid) Sporofit (diploid)
dominan; generasi dominan; generasi dominan; generasi
sporofit berupa gametofit berupa gametofit
protonema. protalium. mengalami reduksi
dan bersifat
mikroskopik.
Alat reproduksi Spora Spora Spora
Struktur tubuh Tidak sejati (belum Umumnya sudah Sudah
terdiferensiasi); daun terdifferensiasi; akar terdifferensasi
berupa talus, akar serabut, batang dengan baik
berupa rizoid,batang berpembuluh berupa menjadi akar,
tidak berpembuluh. rizom, memiliki batang, dan daun
daun tropofil (untuk sejati.
fotosintesis) dan
sporofil (penghasil
spora).

2.
Perbedaan Lumut Daun Lumut Hati Lumut Tanduk
Susunan tubuh Mempunyai daun yang Bentuk tubuh mirip Memiliki struktur
tumbuh tegak ke atas dan dengan bentuk hati berupa
berbentuk pipih. manusia. lengkungan tipis
mirip tanduk.

3. Ciri-ciri tumbuhan paku:


a. Memiliki akar, batang, dan daun sejati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
b. Memiliki batang yang telah mempunyai jaringan pembuluh angkut yaitu xylem dan
floem.
c. Mengalami metagenesis.
d. Generasi sporofit tumbuhan paku bersifat dominan.
e. Generasi gametofit tumbuhan paku berupa protalium yang memiliki anteridium dan
arkegonium.

4.
Ciri-Ciri Gimnosperma Angiosperma
Habitus Semak, perdu, pohon Terna, semak, perdu, pohon
Sistem akar Tunggang Serabut dan tunggang
Batang Tegak lurus, bercabang-cabang Bercabang cabang atau tidak
Daun Jarang yang berdaun lebar dan Kebanyakan berdaun lebar, ada
bersifat majemuk yang berdaun majemuk dengan
komposisi yang beraneka ragam
Sistem tulang Tidak beraneka ragam Beraneka ragam
daun
Bunga - Bunga sesungguhnya belum - Ada
ada
- Membentuk strobilus dan - Tidak
stronilus
- Makrosporangium (bakal - Bakal biji tidak tampak,
biji) tampak menempel pada terdapat di dalam putik
makrosporofil (daun buah)
- Makrosporofil dan - Makrosporofil dan
mikrosporofil tidak tampak mikrosporofil (benang sari)
tampak. Keduanya terpisah
atau ada yang terkumpul pada
satu bunga
Penyerbukan - Serbuk sari jatuh ditetes - Serbuk sari jatuh di kepala
penyerbukan pada bakal biji putik
- Jarak waktu antara
penyerbukan sampai - Jarak waktu relatif lebih
pembuahan relatif panjang pendek
Anatomi - Akar dan batang memiliki - Hanya sebagian anggota yang
kambium memiliki cambium pada akar
dan batangnya
- Berkas pembuluh angkut - Bertipe kolateral terbuka atau
bertipe kolateral terbuka tertutup
- Xylem terdiri atas trakeid - Terdiri atas trakea dan trakeid
- Pada floem tidak terdapat - Terdapat sel-sel pengiring
sel-sel pengiring

5. Peranan tumbuhan bagi kehidupan manusia:


a. sebagai sumber bahan makanan,
b. sebagai bahan baku bangunan,
c. sebagai bahan pembuat obat,
d. sebagai hiasan,
e. sebagai penghasil oksigen.

BAB VII DUNIA HEWAN

Kegiatan 7.1 Mengenal Ciri-Ciri Hewan

a. Merupakan makhluk hidup yang eukariotik dan multiseluler.

b. Merupakan makhluk hidup heterotrofik yang mendapatkan energi yang


dibutuhkan oleh tubuh dari makhluk hidup yang lain.

c. Pada umumnya bereproduksi secara seksual, walaupun ada juga yang tidak.

d. Berbeda halnya dengan sel tumbuhan, sel hewan tidak mempunyai dinding sel.

e. Pada beberapa fase dalam hidupnya bersifat motil (tidak diam). Walaupun hewan
spons adalah hewan yang diam, tetapi pada fase larva dapat berenang bebas.
f. Pada umumnya, hewan mempunyai kemampuan merespon stimulus dari
lingkungan secara cepat karena memiliki sel-sel saraf, otot, dan jaringan
kontraktil.

Kegiatan 7.2 Mengklasifikasikan Hewan


Kingdom Animalia

Porifera Platyhelminthes Annelida Arthropoda Chordata


Coelenterata Nemathelminthes Mollusca Echinodermata

Kegiatan 7.3 Membandingkan Kelompok-Kelompok pada Hewan

1. Klasifikasi Kingdom Animalia

Invertebrata Vertebrata
dibedakan dibedakan
menjadi
menjadi

- Porifera, contoh: spons - Hemichordata, contoh:


- Coelenterata, contoh: Hydra Saccoglossus
- Platyhelminthes, contoh: Planaria - Urochordata, contoh: tunikata
- Nemathelminthes, contoh: cacing kremi - Cephalochordata, contoh: Lancelet

- Annelida, contoh: pacet - Vertebrata, contoh: mamalia


- Mollusca, contoh: siput
- Arthropoda, contoh: udang
- Echinodermata, contoh: teripang

2.
Faktor Lapisan Rongga Simetri Segmentasi Tulang Tingkat
Pembeda Embrional Tubuh (selom) Tubuh Tubuh Belakang Organisasi
Porifera diploblastik aselomata radial/asimetri nonmetamerik avertebrata rendah
Coelenterata triploblastik aselomata radial/bilateral nonmetamerik avertebrata rendah
Plathyhelminthes triploblastik aselomata bilateral nonmetamerik avertebrata rendah
Nemathelminthes triploblastik pseudoselomata bilateral nonmetamerik avertebrata rendah
Annelida triploblastik euselomata bilateral metamerik avertebrata rendah
Mollusca triploblastik euselomata bilateral nonmetamerik avertebrata rendah
Arthropoda triploblastik euselomata bilateral metamerik avertebrata rendah
Echinodermata triploblastik euselomata bilateral pada nonmetamerik avertebrata rendah
larva, radial
pada dewasa
Chordata triploblastik euselomata bilateral metamerik vertebrata tinggi

3. Peranan:
a. Porifera: untuk bahan pembuatan spon, contoh: spong.
b. Coelenterata: menyediakan makanan dan tempat hidup bagi hewan laut, contoh:
koral.
c. Plathyhelminthes: berperan negatif sebagai parasit di saluran pencernaan manusia,
contoh: cacing pita babi.
d. Nemathelminthes: berperan negatif sebagai parasit di saluran pencernaan manusia,
contoh: cacing perut.
e. Annelida: menyuburkan tanah, contoh: cacing tanah.
f. Mollusca: sebagai bahan makanan, contoh: kijing dan remis.
g. Arthropoda: sebagai bahan makanan, contoh: udang.
h. Echinodermata: sebagai bahan pembuatan obat, contoh: teripang.
i. Chordata: sebagai bahan makanan, contoh: ikan.
Kegiatan 7.4 Membandingkan Ordo pada Kelas Insekta (Filum Arthropoda)

No. Ordo Bentuk Sayap Tipe Mulut Contoh


1. Orthoptera Lurus, sayap depan tebal, Menggigit Belalang
belakang tipis transparan.
2. Hemiptera Sayap depan dan belakang Menusuk dan Walang sangit
tidak sama bentuknya. mengisap
3. Homoptera Sayap depan dan belakang Penghisap Wereng
sama.
4. Lepidoptera Sayap bersisik. Larva: penggigit Kupu-kupu
Dewasa: pengisap
5. Diptera Sayap belakang berubah Penjilat Lalat buah
menjadi halter.
6. Coleoptera Sayap depan tebal, sayap penggigit Kumbang daun
belakang tipis transparan.
7. Hymenoptera Dua pasang sayap berupa pengisap Semut rang-
selaput. rang

Evaluasi Bab 7
A.
1. C 6. E 11. E 16. B
2. B 7. E 12. B 17. E
3. E 8. B 13. - 18. C
4. B 9. E 14. E 19. D
5. A 10. D 15. C 20. D
B.
1. Ciri-ciri umum Kingdom Animalia:
a. Merupakan makhluk hidup yang eukariotik dan multiseluler.
b. Merupakan makhluk hidup heterotrofik yang mendapatkan energi yang
dibutuhkan oleh tubuh dari makhluk hidup lainnya.
c. Pada umumnya bereproduksi secara seksual, walaupun ada juga yang tidak.
d. Berbeda halnya dengan sel tumbuhan, sel hewan tidak mempunyai dinding
sel.
e. Pada beberapa fase dalam hidupnya bersifat motil (tidak diam). Walaupun
hewan spons adalah hewan yang diam tetapi pada fase larva dapat berenang
dengan bebas.
f. Pada umumnya, hewan mempunyai kemampuan merespon stimulus dari
lingkungan secara cepat karena memiliki sel-sel saraf, otot, dan jaringan
kontraktil.
2. Pengelompokan hewan didasarkan atas beberapa karakteristik berikut ini:
a. Tingkat organisasi: dengan melihat sel-sel, jaringan-jaringan, atau organ-
organ yang ada pada hewan, para ahli dapat mengelompokkan hewan ke
dalam suatu filum tertentu.
b. Lapisan embrional: tubuh hewan berasal dari embrio yang terdiri atas lapisan
lapisan sel. Jika tubuh terdiri atas dua lapisan sel disebut diploblastik. Jika
terdiri dari tiga lapisan sel disebut triploblastik.
c. Rongga tubuh: hewan dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya rongga
tubuh(selom). Suatu hewan dikatakan aselomata jika tidak memiliki rongga
tubuh, pseudoselomata jika memiliki rongga tubuh yang semu, dan
euselomata jika memiliki rongga tubuh sejati.
d. Simetri tubuh: hewan disebut bertubuh simetri bilateral jika hanya terdapat
satu cara pemotongan melalui poros tengah tubuhnya yang dapat
menghasilkan dua bentuk yang serupa. Simetri radial jika terdapat beberapa
cara pemotongan melalui poros tengah tubuh yang dapat menghasilkan dua
bentuk yang serupa. Asimetri jika tidak terdapat cara pemotongan apapun
yang dapat menghasilkan dua bentuk yang serupa.
e. Segmentasi tubuh: hewan yang memiliki tubuh bersegmen disebut metamerik,
sedangkan yang tidak bersegmen disebut nonmetamerik.
f. Tulang belakang: berdasarkan ada tidaknya tulang belakang (vertebra),
kingdom animalia dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu invertebrata
dan avertebrata.
3. Pembagian kelas-kelas dalam arthropoda didasarkan pada jumlah pasang kaki dan
bagian tubuhnya.
4. Ciri-ciri khusus yang dimiliki filum chordata yang membedakan dengan
kedelapan filum lainnya adalah notokorda (tali/sumbu tubuh sementara), tali saraf
dorsal berlubang, celah faring, dan ekor pasca anus yang berotot.
5. Peranan:
a. Porifera: bahan baku perlengkapan mandi karena mengandung sponging.
b. Coelenterata: pembentuk karang (koral) sebagai habitat organisme dan
melindungi pantai dari gelombang, serta bahan baku kosmetik.
c. Plathyhelminthes: sebagai parasit (cacing pita) dan bahan penelitian
(planaria).
d. Nemathelminthes: sebagai parasit (cacing tambang, cacing gilig, dan kremi).
e. Annelida: menyuburkan tanah (cacing tanah), bahan makanan berprotein
(cacing wawo dan palolo), dan pengobatan (lintah).
f. Mollusca: bahan makanan berprotein tinggi (cumi, gurita, dan bekicot) dan
bahan perhiasan (kerang mutiara).
g. Arthropoda: bahan makanan berprotein tinggi (udang-udangan dan kepiting),
menghasilkan madu (lebah madu), penyerbuk tumbuhan (serangga), dan kain
sutra (ulat sutera).
h. Echinodermata: bahan makanan berprotein tinggi (teripang laut) dan barang
perhiasan (kerangka bintang laut dan ular laut).
i. Chordata: bahan makanan (ayam, ikan, dan sapi), bahan kulit (reptil dan
kambing), alat transportasi (gajah dan kuda), dan hewan peliharaan (kucing
dan ikan).

BAB VIII KERAGAMAN HAYATI

Kegiatan 8.1 Memahami Konsep Keragaman Hayati


- Keragaman tingkat gen

Arti: keragaman yang mewakili variasi-variasi yang diturunkan dalam populasi


dan antarpopulasi dari suatu makhluk hidup.

Contoh: keragaman pada spesies ayam Gallus gallus, yaitu ayam petelur, ayam
kampung, ayam kate, dan ayam hutan.

- Keragaman tingkat spesies

Arti: beragamnya spesies pada suatu tempat atau habitat.


Contoh: keragaman pada keluarga tumbuhan polong-polongan: kacang panjang
(Vigna sinensis), petai cina (Leucaena glauca), kacang kapri (Pisum sativum), dan
kacang tanah (Arachis Hypogea)

- Keragaman tingkat ekosistem

Arti: keragaman yang dapat dilihat dari berbagai ekosistem yang ada.

Contoh: ekosistem hutan bakau, ekosistem hutan pegunungan, ekosistem hutan


rawa air tawar

Kegiatan 8.2 Mengenal Keragaman Hayati Indonesia


No. Daerah Jenis Tumbuhan Khas
1. Sumatera Barat Kayu manis
2. Jambi Pinang merah
3. Lampung Pulai
4. Bali Keben
5. Bengkulu Waru
6. Jawa Tengah Kepel
7. Jawa Barat Sempur
8. D.I. Yogyakarta Mundu
9. Sulawesi Tengah Eboni
10. Kalimantan Barat Sawo kecik

Kegiatan 8.3 Mengenal Persebaran Organisme di Indonesia

1. Tiga kawasan
2. Kawasan oriental :
- wilayah : Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali
- ciri khas : mamalia berukuran besar, berbagai spesies primata, hewan endemik,
dan burung yang warnanya tidak mencolok.
- contoh : orang utan, harimau jawa, harimau sumatra, gajah, macan.
Kawasan Australia:
- wilayah : Lombok, Papua, Maluku, dan daerah lain di timur Indonesia yang dulu
pernah bersatu dengan daratan benua Australia.
- ciri khas: burung berwarna mencolok, mamalia berkantung atau berukuran kecil.
- contoh: burung cendrawasih, kanguru pohon, kuskus, walabi, biawak raksasa,
buaya papua.
Kawasan peralihan oriental-australia:
- wilayah: Pulau Sulawesi dan pulau-pulau di Nusa Tenggara.
- ciri khas: memiliki tingkat endemisme makhluk hidup yang tinggi.
- contoh: komodo, babi rusa, anoa, dan maleo.

Kegiatan 8.4 Mengenal Nilai dan Manfaat Keragaman Hayati


Nilai ekonomi : sebagai sumber pendapatan masyarakat, misalnya untuk bahan baku
industri, rempah-rempah, sandang dan pangan.
Nilai biologis : tumbuhan sebagai penghasil oksigen, hutan sebagai sumber plasma
nutfah, hewan sebagai bahan makanan dan sandang.
Nilai ekologis : hutan hujan tropis sebagai paru-paru bumi, menurunkan kadar CO 2,
dan
mencegah efek rumah kaca.
Nilai sosial : keindahan hutan hujan tropis, ekosistem savanna, dan ekosistem
pantai untuk tempat rekreasi atau pariwisata.

Kegiatan 8.5 Mengenal Kegiatan Manusia Memengaruhi Keragaman Hayati

No. Kegiatan yang Merusak Kegiatan yang Berakibat Baik


/Berakibat Buruk
1. Perburuan hewan yang berlebihan 1. Konservasi in situ contoh: penetapan
seperti penangkapan ikan dengan taman wisata, taman nasional, dan
pukat harimau, bom, dan racun. hutan lindung.
2. Perusakan dan modifikasi habitat 2. Konservasi ex situ contoh: kebun
seperti penggundulan hutan dan koleksi, kebun binatang, dan kebun
perusakan terumbu karang. plasma nutfah.
3. Fragmentasi habitat

Evaluasi Bab 8
A.
1. B 6. B 11. C 16. E
2. C 7. C 12. E 17. C
3. E (palawija) 8. B 13. D 18. B
4. A 9. E 14. D 19. B
5. C (kecuali) 10. C 15. D 20. A

B.
1. a. Keragaman tingkat gen mewakili variasi-variasi yang diturunkan dalam populasi
dan antarpopulasi dari suatu makhluk hidup. Contoh keragaman pada spesies
ayam, Gallus gallus yaitu ayam petelur, ayam kampung, ayam kate, dan ayam
hutan.
b. Keragaman tingkat spesies adalah beragamnya spesies pada suatu tempat atau
habitat. Contoh keragaman spesies pada keluarga polong-polongan yaitu petai
cina, kacang panjang, kacang tanah, dan kacang kapri.
c. Keragaman tingkat ekosistem dapat dilihat dari berbagai ekosistem yang ada.
Tiap ekosistem memiliki keragaman spesies yang berbeda antara satu dengan
yang lain. Contoh: ekosistem hutan bakau, ekosistem hutan pegunungan, dan
ekosistem savanna.
2. Persebaran hewan dan tumbuhan secara biogeografis dibagi menjadi tiga kawasan
yaitu:
a. Kawasan oriental
Kawasan ini meliputi wilayah barat Indonesia, yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan,
dan Bali yang termasuk Paparan Sunda. Hewan dan tumbuhan di kawasan ini
memilik ciri khas hewan dari Benua Asia antara lain mamalia berukuran besar,
berbagai spesies primata, hewan endemik dan burung yang warnanya tidak
mencolok.
b. Kawasan Australia
Kawasan imi meliputi wilayah timur Indonesia , yaitu Lombok, Papua, Maluku,
dan daerah lain di timur Indonesia yang pada zaman dahulu pernah bersatu
dengan daratan Benua Australia. Kawasan ini dihuni oleh tumbuhan dan hewan
tipe Australia, yaitu berupa burung berwarna mencolok, mamalia berkantong, atau
berukuran kecil, tidak ditemukan primata.
c. Kawasan peralihan oriental Australia
Kawasan ini meliputi kawasan peralihan dengan batas kawasan garis wallacea dan
garis weber yaitu Pulau Sulawesi dan pulau-pulau di Nusa Tenggara (secara
Biogeografis disebut kawasan sunda kecil). Kawasan ini memiliki tingkat
endemisme makhluk hidup yang tinggi.
3.
a. Nilai ekonomi: keragaman SDAH dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan
masyarakat.
b. Nilai biologis: keragaman SDAH dapat menunjang kehidupan bagi makhluk
hidup.
c. Nilai ekologis: keragaman SDAH dapat menunjang keseimbangan lingkungan.
d. Nilai sosial: keragaman SDAH dapat digunakan untuk tempat rekreasi/pariwisata
dan untuk mempertahankan tradisi.
4. Keunikan keragaman fauna berdasarkan posisi penyebarannya:
a. Kawasan oriental
ciri khas: - mamalia beukuran besar
- beragam spesies primata
- burung berwarna mencolok
b. Kawasan Australia
ciri khas: - tidak ada primata
- burung berwarna mencolok
- hewan berkantong
c. Kawasan peralihan
ciri khas: tingkat endemisme tinggi

5. Konservasi in situ: usaha pelestarian alam yang dilakukan di habitat asli.


Konservasi ex situ: usaha pelestarian alam yang dilakukan bukan di habitat asli.
Konservasi ini hanya mungkin dilakukan untuk sejumlah kecil makhluk hidup dan
membutuhkan biaya yang lebih mahal, terutama bagi hewan.

BAB IX KONSEP EKOSISTEM

Kegiatan 9.2 Mengenal Komponen Ekosistem dan Hubungannya


Komponen biotik: meliputi Komponen abiotik: meliputi
bagian hidup dari lingkungan, semua bagian tidak hidup dari
termasuk seluruh populasi yang ekosistem.
berinteraksi dengannya.

komponen

ekosistem

hubungan antar komponen

Hubungan Makan Hubungan Simbiosis Hubungan Kompetisi

Suatu interaksi dalam Hubungan antara dua Hubungan persaingan


ekosistem yang organisme yang hidup antarmakhluk hidup
menyediakan nutrisi untuk bersama dalam suatu untuk mempertahankan
setiap makhluk hidup hubungan nutrisi yang hidupnya.
yang sangat diperlukan sangat erat.
untuk pemeliharaan diri,
pertumbuhan, dan
perkembangbiakan.

Evaluasi Bab 9
A.
1. B 6. B 11. D 16. A
2. D 7. C 12. D 17. C
3. A 8. E 13. D 18. B
4. C 9. B 14. C 19. C
5. A 10. A 15. D 20. D

B.
1. Enam jenjang kehidupan dalam ekosistem :
a. Individu: makhluk hidup tunggal yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
b. Populasi: sekelompok individu dari spesies yang sama dalam suatu
tempat dan waktu tertentu.
c. Komunitas: berbagai populasi dari spesies yang berbeda hidup
bersama dalam suatu tempat dan waktu tertentu.
d. Ekosistem: komunitas yang berbeda berkumpul dalam suatu kelompok
yang memiliki ciri khas tersendiri.
e. Bioma: berbagai ekosistem yang terdapat di wilayah geografis yang
sama dengan iklim dan kondisi lingkungan yang sama.
f. Biosfer: lapisan tipis pendukung kehidupan yang membentuk kulit
bumi.
2. Jaring-jaring makanan: rantai-rantai makanan yang saling berhubungan.
Rantai makanan: proses makan dan dimakan di antara organisme dengan urutan satu
arah yang mengakibatkan terjadinya perpindahan energi dari satu organisme ke
organisme lainnya.
3. Dalam aliran energi terjadi pengurangan efisiensi dari satu aras trofik ke aras
trofik yang ada di atasnya karena energi yang tidak ditransfer ke tingkatan berikutnya
diubah menjadi panas dan ikut hilang bersama radiasi dari bumi.
4. Siklus nitrogen: beberapa bakteri memecah bahan organik dan menggunakan
N2 kembali dalam bentuk amonium atau nitrat bagi tumbuhan. Beberapa bakteri yang
lain mengembalikan N2 ke atmosfer.
5. Satu upaya manusia untuk tetap menjaga keseimbangan ekosistem adalah
dengan melestarikan hewan-hewan dan tumbuhan yang langka sehingga tidak terjadi
kepunahan. Karena dengan punahnya salah satu spesies hewan atau tumbuhan maka
peranan hewan tersebut juga akan hilang sehingga mempengaruhi makhluk hidup
lainnya hingga akhirnya keseimbangan ekosistem terganggu.

BAB X MANUSIA DAN EKOSISTEM

Kegiatan 10.1 Keseimbangan Alam dan Manusia

3. Yang perlu kita lakukan sebagai manusia agar keseimbangan alam tetap berjalan
adalah tidak melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerusakan
lingkungan seperti penebangan hutan dan pencemaran lingkungan, tetapi giat
melakukan konservasi alam dan daur ulang limbah.

Kegiatan 10.3 Konservasi Hutan

3. Yang akan terjadi jika banyak pohon ditebangi dan dilakukan pembangunan
perumahan di daerah konservasi tanah adalah kesuburan tanah berkurang dan
terjadi erosi, terjadi banjir, terbentuknya gurun, dan hilangnya habitat satwa.
4. Konservasi hutan sangat penting karena banyak manfaat yang diberikan oleh hutan
antara lain pengatur iklim dunia seperti siklus oksigen dan sumber utama penghasil
bahan mentah untuk jenis obat-obatan dan makanan yang baru.

Evaluasi Bab 10
A.
1. E 6. D 11. C 16. D
2. D 7. C 12. C 17. A
3. E 8. E 13. A 18. E
4. B 9. B 14. C 19. E
5. C 10. A 15. B 20. E
B.
1. Penebangan hutan dapat berdampak pada perubahan iklim karena tumbuhan di hutan
berperan dalam siklus oksigen, karbon, dan air. Berkurangnya tumbuhan di hutan
menyebabkan karbon dioksida yang terserap lebih sedikit dan oksigen yang
dihasilkan lebih sedikit. Bertambahnya karbon dioksida di atmosfer akan
menimbulkan efek rumah kaca, sehingga terjadi perubahan rata-rata suhu bumi dan
memacu terjadinya perubahan iklim.

2. Sulfur dioksida adalah gas hasil pembakaran bermacam-macam bahan bakar. Sulfur
dioksida dapat dikurangi dengan mengurangi pembakaran yang menghasilkan gas
tersebut dengan menggunakan sumber energi yang aman bagi lingkungan seperti
energi matahari, energi angin, biofuel, dan biogas.

3. Eutrofikasi adalah peristiwa melimpahnya pertumbuhan alga dan tumbuhan perairan


karena melimpahnya nitrat dan fosfat dari pupuk yang terbawa oleh aliran air hujan
atau sungai karena tidak diserap tanaman. Eutrofikasi menyebabkan banyak alga atau
tumbuhan air yang berada di bawah mati dan diuraikan bakteri, penguraian tersebut
menggunakan oksigen dalam air sehingga kandungan oksigen banyak berkurang dan
mengancam kehidupan makhluk perairan lainnya.

4. Karena sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dapat menyediakan energi
yang dibutuhkan tetapi tidak merusak lingkungan sehingga pemakaian sumber energi
alternatif dapat mengatasi masalah keterbatasan bahan bakar fosil dan kerusakan
lingkungan.

5. Alasan dilakukannya daur ulang limbah:


a. Daur ulang ikut membantu mengonservasi sumber daya alam dengan mengurangi
kebutuhan terhadap bahan baru.
b. Daur ulang menyelamatkan energi dengan cara mengurangi kebutuhan terhadap
bahan baru yang biasanya membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan
dengan melakukan proses daur ulang.
c. Daur ulang mengurangi polusi karena proses tersebut menghasilkan produk baru
yang menghasilkan polusi lebih sedikit.
d. Daur ulang terhadap berbagai macam bahan akan mengurangi sampah yang harus
dibuang.
e. Daur ulang dapat menghemat uang yang akan dipakai untuk penyediaan lahan
sehingga dapat dipergunakan untuk kegiatan produktif lainnya.
KUNCI JAWABAN BUKU KERJA BIOLOGI SMA KELAS XI

BAB 1 SEL SATUAN TERKECIL KEHIDUPAN


Kegiatan 1.1 Mengenal Struktur Sel Prokariota
dinding sel flagela

ribosom
kapsul

pili
nukleoid
membran sel

Kegiatan 1.2 Mengenal Struktur Sel Eukariota pada Tumbuhan

membran nuklear
RE kasar
nukleolus
RE halus
sentriol

badan Golgi vakuola pusat

mitokondria kloroplas

peroksisom dinding sel

membran sel plasmodesmata

Kegiatan 1.3 Mengenal Struktur Sel Eukariota pada Hewan

flagela membran nuklear

RE halus nukleolus

RE kasar
badan Golgi
sentrosom
mitokondria
peroksisom
membran plasma
mikrovili
lisosom
Kegiatan 1.4 Mengenal Perbedaan Struktur Sel Prokariota dan Sel Eukariota

Struktur Fungsi Prokariota Eukariota


Hewan Tumbuhan
Membran Mengisolasi isi sel dari ada ada ada
plasma lingkungan, mengatur
perpindahan materi dari dan
ke sel, komunikasi dengan
sel-sel lainnya.
Dinding sel Melindungi dan menahan sel. ada tidak ada ada
Nukleus Mengontrol aktivitas sel. tidak ada ada ada
Nukleolus Sintesis ribosom. tidak ada ada ada
Mitokondria Menghasilkan energi melalui tidak ada ada ada
metabolisme aerobik.
Kloroplas Melakukan fotosintesis. ada tidak ada ada
Ribosom Tempat sintesis protein. ada ada ada
Retikulum Sintesis komponen membran tidak ada ada ada
endoplasma dan lipid.
Badan golgi Pembungkusan dan tidak ada ada ada
modifikasi protein dan lipid,
sintesis karbohidrat.
Lisosom Mengandung enzim tidak ada ada ada
pencernaan.
Vakuola Berisi air dan sampah, ada tidak ada ada
pusat menyediakan tekanan turgor
untuk menyokong sel.
Sentriol Sintesis mikrotubulus, tidak ada ada tidak ada
menghasilkan spindel.

Evaluasi Bab 1
A.
1. D 6. C 11. E
2. C 7. B 12. D
3. C 8. A 13. D
4. C 9. E 14. A
5. E 10. B 15. E

B.
1. Perbedaan yang paling mencolok antara sel prokariota dan sel eukariota adalah
ukuran sel prokariota sangat kecil 0,0001 – 0,0003 mm atau10 x lebih kecil dari sel
eukariota.
2.
Struktur Fungsi Hewan Tumbuhan

Membran Mengisolasi isi sel dari lingkungan, ada ada


plasma mengatur perpindahan materi dari
dan ke sel, komunikasi denagn sel-sel
lainnya.

Dinding sel Melindungi dan menahan sel. tidak ada ada


Nukleus Mengontrol aktivitas sel. ada ada

Nukleolus Sintesis ribosom. ada ada

Mitokondria Menghasilkan energi melalui ada ada


metabolisme aerobik.

Kloroplas Melakukan fotosintesis. tidak ada ada

Ribosom Tempat sintesis protein. ada ada

Retikulum Sintesis komponen membran dan ada ada


endoplasma lipid.

Badan golgi Pembungkusan dan modifikasi ada ada


protein dan lipid, sintesis karbohidrat.

Lisosom Mengandung enzim pencernaan. ada ada

Vakuola pusat Berisi air dan sampah, menyediakan tidak ada ada
tekanan turgor untuk menyokong sel.

Sentriol Sintesis mikrotubulus, menghasilkan ada tidak ada


spindel.

3. Perbedaan gambar yang dihasilkan mikroskop cahaya, TEM, SEM, dan STM adalah:
Macam Deskripsi
Mikroskop cahaya Menghasilkan pembesaran objek hingga 1.000 x, dapat
mengamati sel hidup.
Mikroskop TEM Menghasilkan pembesaran objek hingga 500.000 x, mengamati
objek yang telah mati.
Mikroskop SEM Menghasilkan pembesaran objek hingga 150.000 x, mengamati
objek yang telah mati, tampilan objek dalam bentuk tiga
dimensi.
Mikroskop STM Menghasilkan pembesaran objek hingga 1.000.000 x, mengamati
objek yang telah mati, dapat mengamati molekul penyusun
lapisan luar sel.
4. Fungsi dinding sel pada tumbuhan adalah membatasi ukuran sel, melindungi isi sel,
serta terlibat dalam proses transpor, absorpsi, dan sekresi.
5. Struktur membran sel adalah lapisan yang mengelilingi bagian luar sel, tersusun atas
dua lapis molekul fosfolipid (bagian kepala yang suka air / hidrofilik, dan bagian ekor
yang tidak suka air / hidrofobik)
Fungsi membran sel adalah untuk memisahkan sitoplasma sel dari lingkungan luar
dan media transportasi substansi tertentu dari dalam atau keluar sel.

BAB 2 KOMPONEN KIMIAWI SEL

Kegiatan 2.1 Unsur, Senyawa, Senyawa Organik, dan Senyawa Anorganik

No. Komponen Pengertian Contoh


1. Unsur Bahan yang terdiri atas satu macam atom; Oksigen dan
substansi yang tidak dapat dipecah menjadi nitrogen.
substansi yang lebih sederhana dengan
menggunakan cara-cara yang biasa.
2. Senyawa Zat tunggal yang masih dapat diuraikan Garam dan air.
menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana,
dan sifat senyawa berbeda dengan sifat
unsur-unsur pembentuknya.
3. Senyawa Senyawa yang sebagian besar terdiri atas Karbohidrat dan
Organik unsur karbon. protein.
4. Senyawa Senyawa yang tidak mengandung unsur Air dan sodium
Anorganik karbon. klorida.
Evaluasi Bab 2
B.
1. C 6. A 11. A
2. B 7. B 12. D
3. C 8. C 13. A
4. E 9. C 14. A
5. E 10. C 15. A
B.
1.
Unsur Senyawa
Substansi sel yang tidak dapat dipecah lagi Substansi sel yang dapat dipecah
menjadi substansi yang lebih sederhana menjadi beberapa unsur.
dengan menggunakan cara-cara yang biasa.

2. Komponen kimiawi yang menyusun sel adalah protein, asam nukleat, karbohidrat,
dan lipid.
3. Tiga struktur bagian yang menyusun nukleotida adalah lima gula karbon, yaitu
ribosa atau deoksiribosa, kelompok fosfat dan nitrogen yang mengandung basa
pembeda antarnukleotida.
4. Nukleotida deoksiribosa mengandung basa adenin, guanin, sitosin, dan timin.
Sedangkan nuklotida ribosa terikat pada adenin, guanin, sitosin, dan urasil yang
menggantikan timin.
5. Karbohidrat : karbon, hidrogen, dan oksigen.
Protein: karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Lipid: karbon, hidrogen, dan oksigen.
Asam nukleat: karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan fosfor.

BAB 3 SEL DALAM LINGKUNGANNYA

Kegiatan 3.1 Difusi

Faktor yang memengaruhi proses difusi adalah gradien konsentrasi melewati membran,
ukuran molekul, dan semudah apa molekul tersebut larut dalam lemak.

Kegiatan 3.3 Mengenal Macam-Macam Mekanisme Transpor Zat pada Membran


Sel

No. Macam Deskripsi


Mekanisme
Transpor

1. Transpor pasif Perpindahan substansi ke dalam atau ke luar sel mengikuti


gradien konsentrasi yang menurun.

2. Difusi Perpindahan substansi seperti air, gas-gas mudah terlarut (seperti


sederhana oksigen dan karbon dioksida) serta molekul-molekul yang larut
dalam lemak (seperti etil alkohol dan vitamin A) melalui lapisan
ganda fofolipid.

3. Difusi Proses difusi yang dibantu oleh protein-protein tertentu pada


terfasilitasi membran plasma.

4. Osmosis Difusi air yang melewati membran semi permeabel, air bergerak
melewati membran dari konsentrasi molekul air bebas yang tinggi
ke konsentrasi molekul air bebas yang rendah atau tekanan air
tinggi ke tekanan air rendah.

5. Transpor aktif Pemindahan substansi-substansi melewati membran sel melawan


gradien konsentrasi dengan menggunakan energi.

6. Endositosis Transpor zat pada membran plasma dimana membran plasma


melengkung masuk ke dalam, membentuk kantong yang
menjebak molekul-molekul. Kantong tersebut terus menekan ke
dalam sampai membentuk kantong tertutup yang membebaskan
diri dari membran plasma dan masuk ke dalam sel.
7. Eksositosis Transpor zat pada membran plasma dimana kantong di dalam sel
yang mengandung protein dan molekul lain dipindahkan ke luar
melalui sisi terluar sel sampai menyentuh membran plasma.
Kemudian membran kantong bersatu dengan membran plasma
dan isi dari kantong dikeluarkan dari sel.

Kegiatan 3.4 Mengenal Model Membran Plasma

Daerah hidrofilik
protein Polar bersifat
hidrofilik

Fosfolipid Nonpolar bersifat


bilayer hidrofobik

Daerah hidrofobik
protein

Evaluasi Bab 3

A.
1. B 6. A 11. E
2. B 7. C 12. A
3. B 8. D 13. A
4. C 9. D 14. C
5. B 10. C 15. E

B.
1. Model membran plasma yang dikenalkan S.J. Singer dan G.L. Nicolson adalah model
mosaik cair yaitu struktur dasar membran dimana terdapat protein yang mengambang
di dua lapisan lipid.
2. Difusi: perpindahan molekul-molekul dalam cairan mengikuti gradien konsentrasi
yang menurun, dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah.
3. Osmosis: difusi air yang melewati membran semi permeabel, air bergerak melewati
membran dari konsentrasi molekul air bebas yang tinggi ke konsentrasi molekul air
bebas yang rendah atau tekanan air tinggi ke tekanan air rendah.
4. Transpor pasif : perpindahan substansi ke dalam atau ke luar sel mengikuti gradien
konsentrasi yang menurun.
Transpor aktif: pemindahan substansi-substansi melewati membran sel melawan
gradien konsentrasi dengan menggunakan energi.
5. - Larutan isotonik : larutan yang memiliki konsentrasi air di dalam dan di luar sel
sama. Tidak ada kecenderungan air untuk masuk atau keluar dari sel darah merah.
- Larutan hipertonik : larutan yang memiliki konsentrasi partikel-partikel terlarut
lebih tinggi dari pada sitoplasma sel dan menyebabkan air meninggalkan sel
secara osmosis. Sel darah merah akan mengerut karena air di dalam sel keluar dari
sel secara osmosis sampai konsentrasi air di dalam dan di luar sel sama.
- Larutan hipotonik : larutan yang memiliki konsentrasi partikel-partikel terlarut
lebih kecil daripada sitoplasma sel dan menyebabkan air masuk ke dalam sel
secara osmosis. Sel darah merah akan menggembung bahkan meledak pecah di
dalam air murni.

BAB 4 STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

Kegiatan 4.1 Mengamati Jaringan pada Akar Dikotil

Epidermis
(dermal)

Korteks
(dasar)

Stele
(pembuluh)

Kegiatan 4.2 Mengamati Jaringan pada Batang Dikotil

Epidermis

Floem
Korteks

Sklerenkim
Empulur

Xilem Ikatan
pembuluh
Kegiatan 4.3 Mengamati Jaringan pada Batang Monokotil

Epidermis

Jaringan dasar

Ikatan pembuluh

Kegiatan 4.4 Mengamati Jaringan pada Daun

Epidermis atas
Parenkim palisade

Tulang daun Parenkim


bunga karang

Rongga udara
Epidermis bawah

Stomata Sel penjaga

Kutikula
Kolenkim
Epidermis atas

Parenkim Stomata
palisade

Parenkim
bunga karang Epidermis bawah

Xilem Tulang daun


Floem
Sel penjaga

Evaluasi Bab 4
A.
1. E 6. D 11. C
2. A 7. B 12. D
3. D 8. E 13. E
4. E 9. A 14. A
5. C 10. D 15. B
B.

1. Tonoplas adalah membran vakuola pada sel tumbuhan.


2. Kita bisa membedakan antara sel tumbuhan satu dengan sel tumbuhan lainnya dengan
melihat karakteristik sel tersebut. Setiap jenis tumbuhan yang berbeda memiliki
karakteristik yang berbeda pula. Misalnya sel epidermis pada dikotil memiliki
stomata yang terletak tersebar di permukaan daun. Sedangkan sel epidermis
monokotil dan konifer tersusun sejajar dengan sumbu panjang dari daun.
3. Fungsi sel pendamping pada elemen tapis adalah membuat dan menyekresikan
subtansi-substansi ke dalam elemen-elemen tapis serta membuang zat buangan yang
dihasilkannya.
4. Sel-sel akar memanjang (elongasi) dengan penambahan sel-sel baru hasil pembelahan
sel meristem apikal yang merupakan titik tumbuh akar.
5. Pada batang monokotil berkas pembuluh terlihat tersebar dan bertipe kolateral
tertutup artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Pada batang dikotil berkas pembuluh tersusun dalam lingkaran silinder dengan letak
xilem dan floem yang saling bersisian, di antaranya terdapat kambium intravasikular.

BAB 5 STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

Kegiatan 5.1 Mengenal Jaringan Epitel pada Hewan


Epitel pipih
berlapis banyak

Epitel pipih
selapis

Epitel kubus
selapis
Epitel silindris
selapis

Kegiatan 5.2 Mengenal Jaringan Ikat pada Hewan

a Keterangan :
b d A : jaringan ikat longgar
c e a : sel
A B b : serat kolagen
c : serat elastis(rekuler)

f
g B : jaringan adiposa
h d : droplet lemak
C e : nukleus
i
j C : darah
f : sel darah putih
k D g : sel darah merah
l n h : plasma
m o
E F

D : jaringan ikat padat E : tulang F : jaringan rawan


i : sel Inti(nkleus) k : saluran pusat n : sel kondrosit
j : serat kolagen l : matriks o : matriks
m : sel lakuna

Kegiatan 5.3 Mengenal Jaringan Otot pada Hewan

serabut otot
nukleus nukleus
pertemuan
unit serabut otot antara 2 sel
kontraksi
otot

otot jantung
otot rangka

nukleus

serabut otot
otot polos

Kegiatan 5.4 Mengenal Jaringan Saraf pada Hewan

arah signal
dendrit

badan sel

akson
jalur sinyal

nukleus
nodus
selubung Ranvier knop sinaptik
mielin

Evaluasi Bab 5
A.
1. B 6. E 11. E
2. C 7. D 12. D
3. E 8. C 13. C
4. A 9. C 14. A
5. D 10. D 15. A
B.
1. Fungsi jaringan epitel:
a. Lapisan paling luar yang melindungi tubuh.
b. Sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi yang mengatur tekanan osmotik cairan
tubuh.
c. Melakukan proses absorbsi.
d. Sebagai kelenjar.
e. Membantu proses respirasi.
f. Sebagai alat penerima rangsang dari luar.
g. Sebagai alat gerak.
2. Jaringan epitel selapis biasanya terdapat di tempat-tempat yang tidak berisiko
mengalami banyak kerusakan dan hanya berfungsi dalam absorpsi dan filtrasi.
Sementara itu, epitel berlapis banyak sering ditemukan di tempat yang berisiko
mengalami banyak kerusakan dan biasanya sel-sel epitelnya dapat beregenerasi
dengan cepat.
3. Darah dimasukkan dalam jaringan ikat karena darah mengandung sel-sel seperti sel
makrofag, sel plasma, dan sel leukosit yang tertanam dalam cairan. Selain itu darah
juga mengandung komponen substansi dasar yaitu plasma yang bersifat amorf,
homogen, kental, dan mengisi ruang kosong antara sel-sel tersebut.
4. Jaringan yang terdapat pada jantung dan fungsinya:
- Jaringan otot merupakan jaringan utama pembangun jantung.
- Jaringan epitel yang melapisi sekat-sekat yang ada dalam jantung mencegah
kebocoran dan menyediakan permukaan halus sehingga darah mengalir dengan
sedikit gesekan.
- Jaringan ikat membuat jantung elastis dan memperkuat dinding serta katup-
katupnya.
- Jaringan saraf mengatur ritme kontraksi otot-otot jantung.
5. 12 sistem organ dalam tubuh manusia:
a. Sistem pencernaan makanan
b. Sistem otot
c. Sistem rangka
d. Sistem sirkulasi
e. Sistem respirasi
f. Sistem ekskresi
g. Sistem integumen
h. Sistem saraf
i. Sistem endokrin
j. Sistem imunitas
k. Sistem limfatik
l. Sistem reproduksi

BAB 6 SISTEM GERAK

Kegiatan 6.1 Mengenal Rangka Manusia


2.
No. Nama Tulang pada Jumlah (kiri Nama Tulang pada Kaki Jumlah (kiri
Tangan dan kanan) dan kanan)
1. Tulang lengan atas 2 Tulang paha (femur) 2
(humerus)
2. Tulang pengumpil 2 Tulang kering (tibia) 2
(radius)
3. Tulang hasta (ulna) 2 Tulang betis (fibula) 2
4. Tulang pergelangan 16 Tulang tempurung lutut 2
tangan (karpal) (patela)
5. Tulang telapak tangan 10 Tulang pergelangan kaki 14
(metakarpal) (tarsal)
6. Tulang jari tangan 28 Tulang telapak kaki 10
(falang) (metatarsal)
7. Tulang jari kaki (falang) 28

3.
No. Nama Tulang Jumlah
1. Tulang dahi (frontal) 1
2. Tulang ubun-ubun (parietal) 2
3. Tulang pelipis (temporal) 2
4. Tulang baji (sfenoid) 1
5. Tulang tapis (etmoid) 1
6. Tulang kepala belakang (oksipital) 1
7. Tulang pipi (zigomatik) 2
8. Tulang hidung (nasal) 2
9. Tulang rahang atas (maksila) 1
10. Tulang rahang bawah (mandibula) 1
11. Tulang air mata (lakrimal) 2
12. Tulang langit-langit (palatum) 1
13. Tulang vomer 1
14. Tulang konka depan 1

4.
No. Nama Tulang Jumlah
1. Tulang leher (vertebra servikalis) 7
2. Tulang punggung (vertebra torakalis) 12
3. Tulang pinggang (vertebra lumbalis) 5
4. Tulang panggul (sakrum) 1
5. Tulang ekor (koksik) 1

Pertanyaan dan Kesimpulan:


1.30
2. 30
3. 22
4. 26
5. 24
6.199
7. Sistem Rangka

Rangka Aksial Rangka Apendikular

Tulang Tulang Tulang Gelang bahu Anggota badan


tengkorak belakang rusuk dan dada dan panggul atas dan bawah

8. Fungsi Rangka:
a. Memberi bentuk pada tubuh.
b. Menahan dan menegakkan tubuh.
c. Melindungi organ-organ vital dalam tubuh, misalnya otak dilindungi oleh
tengkorak.
d. Merupakan tempat pelekatan bagi otot rangka.
e. Merupakan alat gerak pasif.
f. Merupaan tempat untuk pebentukan sel-sel darah.

Kegiatan 6.2 Mengenal Persendian pada Tubuh Kita

Jenis Sendi

Sendi mati Sendi kaku Sendi gerak

Sendi Sendi Sendi Sendi Sendi Sendi


engsel pelana putar peluru geser elipsoid

Kegiatan 6.3 Mengenal Sifat Kerja Otot pada Tubuh Kita


No. Sifat Kerja Otot Deskripsi Contoh
1. Sinergis Otot yang bekerja bahu-membahu. Menelungkupkan
telapak tangan
2. Antagonis Otot yang bekerja berlawanan, ada Otot bisep dan trisep
otot yang kontraksi dan otot yang
lainnya relaksasi.

Kegiatan 6.4 Beberapa Gangguan pada Sistem Gerak


No. Gangguan dan Kelainan pada Rangka Deskripsi
Tubuh
1. Osteoporosis Penipisan jaringan tulang yang membuat
tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
2. Rakitis Kurang mengonsumsi kalsium, fosfor,
dan vitamin D.
3. Osteomielitis Infeksi pada tulang karena bakteri
Staphylococcus.
4. Reumatoid artritis Penyakit karena peradangan dan
penebalan membran sinovial yang diikuti
degenerasi tulang.
5. Patah tulang Tulang patah atau retak karena
kecelakaan.

No. Gangguan dan kelainan pada otot Deskripsi


Tubuh
1. Keseleo Cedera otot yang menyebabkan ligamen
terlepas dari tulang.
2. Mialgia Infeksi atau peradangan pada otot.
3. Distrofi otot Penyusutan pada otot.

Evaluasi Bab 6
A.
1. C 6. E 11. E 16.A
2. B 7. A 12. B 17.C
3. D 8. C 13. C 18.B
4. C 9. D 14. C 19.E
5. A 10. D 15. C 20.C
B.
1. Komponen penyusun sistem gerak adalah rangka dan otot.
2. Berdasarkan sifatnya persendian dibagi menjadi tiga macam yaitu sendi mati
(sinartrosis), sendi kaku (amfiartrosis), dan sendi gerak (diartrosis).
Berdasarkan arah geraknya persendian dibagi menjadi enam macam yaitu sendi
engsel, sendi pelana, sendi putar, sendi peluru, sendi geser, dan sendi elipsoid.
3. Sifat kerja otot adalah:
- Sinergis yaitu otot yang bekerja bahu-membahu, contohnya menelungkupkan
telapak tangan
- Antagonis yaitu otot yang bekerja berlawanan, ada otot yang kontraksi dan yang
lainnya relaksasi. Contohnya otot bisep dan trisep
4. Kelainan yang terjadi pada sistem gerak antara lain:
- Osteoporosis : penipisan jaringan tulang yang membuat tulang menjadi rapuh dan
mudah patah.
- Rakitis : bentuk tulang yang abnormal karena kurang mengonsumsi kalsium,
fosfor, dan vitamin D.
- Osteomielitis : infeksi pada tulang karena bakteri Staphylococcus
- Reumatoid arthritis : penyakit karena peradangan dan penebalan membran
sinovial yang diikuti degenerasi tulang.
- Patah tulang : tulang patah atau retak karena kecelakaan.
- Keseleo : cedera otot yang menyebabkan ligamen terlepas dari tulang.
- Mialgia : infeksi atau peradangan pada otot.
- Distrofi otot : penyusutan pada otot.
5. Kontraksi pada otot terjadi jika sarkomer memendek karena filamen halus bergerak
melewati filamen kasar. Sarkomer yang berkontraksi penuh filamen halusnya
tumpang tindih di bagian tengah sarkomer. Pergeseran filamen pada sarkomer
dipengaruhi oleh ion Ca 2+ dan ketersediaan ATP.

BAB 7 SISTEM PEREDARAN DARAH


Kegiatan 7.4 Penyakit pada Sistem Peredaran Darah

No. Penyakit atau Gangguan Cara Mengatasi


1. Arteriosklerosis Diet rendah lemak, berhenti merokok, dan olahraga
teratur. Konsumsi obat pemecah tumpukan kalsium dan
pencegah pembekuan darah.
2. Hipertensi Mengatur pola makan, menurunkan berat badan
menghentikan konsumsi alkohol, berhenti merokok,
olahraga teratur.
3. Jantung koroner Berhenti merokok, berolahraga secara teratur, makan
makanan rendah lemak, dan konsumsi obat penurun
kolesterol darah.
4. Hemofilia Mencegah terjadinya luka, tranfusi plasma darah yang
mengandung faktor pembeku.
5. Leukeumia Transfusi sel darah merah yang kurang, kemoterapi, dan
imunoterapi
6. Anemia Memakan makanan yang banyak mengandung zat besi,
mengonsumsi obat yang menaikkan produksi sel darah
merah, dan pemotongan limpa.
Kegiatan 7.5 Sistem Peredaran Darah pada Hewan
A.
1. Terbuka yaitu tidak adanya kapiler sehingga begitu pembuluh arteri berakhir
darah langsung memasuki jaringan tubuh.
a. bintang laut
b. serangga
c. kaki seribu
2. Tertutup yaitu darah selalu berada di dalam pembuluh darah.
a. cacing tanah
b. sapi
c. burung
B.
1. Sistem peredaran darah pada serangga
a. pembuluh anterior
b. pembuluh lateral
c. pori (ostium)
d. jantung pembuluh
2. Sistem peredaran darah pada cacing tanah
a. jantung dorsal
b. jantung
c. pembuluh ventral
3. Sistem perdaran darah pada ikan
a. arteri kaya O2
b. arteriol tubuh
c. kapiler tubuh
d. kapiler insang
e. arteri miskin O2
f. vartikel
g. atrium
h. vena
i. venul
Evaluasi Bab 7
A.
1. D 6. E 11. D
2. A 7. D 12. C
3. B 8. E 13. D
4. C 9. B 14. B
5. C 10. C 15. E
B.
1. Penderita anemia berkulit pucat dan mudah lemas karena kekurangan pasokan
oksigen untuk jaringan tubuhnya.
2. Kerusakan hati dapat berpengaruh pada sistem peredaran darah karena hati berperan
dalam merombak sel darah merah yang telah rusak dan menyediakan zat besi hasil
rombakan untuk membentuk sel darah merah yang baru lagi.
3. Mekanisme pembekuan darah: ketika terjadi luka keping-keping darah akan
berkumpul di ujung pembuluh darah yang terputus, keping darah juga melepaskan
substansi yang menarik leih banyak keeping darah dan melepaskan ion kalsium yang
akan memperbanyak gumpalan dan melepaskan substansi yang memperlama
terjadinya kejang. Keping darah memicu keluarnya enzim thrombin. Enzim thrombin
mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin menempel satu sama lain membentuk
jaringan berserat yang akan menjerat sel darah dan keping darah. Jaringan protein ini
menghentikan aliran darah dan membuat darah menjadi padat seperti gel.
Komponen darah yang terlibat adalah keping darah dan sel darah merah.
4. Aglutinin merupakan antibodi berupa protein spesifik pada membran plasma di sel
darah merah.
Aglutinogen merupakan antigen berupa protein spesifik pada membran plasma di sel
darah merah.
5. Kolesterol dapat menyebabkan penyakit jantung koroner karena kolesterol dapat
tertimbun di arteri koroner sehingga arteri tersumbat, menyebabkan hanya sedikit
darah yang dapat mencapai otot jantung.

BAB 8 SISTEM PENCERNAAN MAKANAN


Evaluasi Bab 8
A.
1. B 6. C 11. -
2. D 7. E 12. C
3. D 8. A 13. B
4. D 9. E 14. A
5. A 10. A 15. D
B.
1. Karbohidrat seperti nasi dan roti merupakan sumber energi bagi tubuh manusia,
karena karbohidrat mengandung 4 kalori energi setiap gramnya. Setelah karbohidrat
dicerna melalui sistem pencernaan akan menghasilkan glukosa. Selanjutnya glukosa
akan dipecah menjadi senyawa lebih sederhana. Proses pemecahan itu akan
dihasilkan molekul penyimpan energi siap guna yang disebut ATP. Setiap ATP
dipecah, dihasilkan kalori energi yang dapat digunakan untuk kerja tubuh.
2. Berdasarkan hasil laboratorium, orang tersebut dalam kondisi sehat karena LDLnya
kurang dari 160 mg/dL dan HDLnya lebih dari 40 mg/dL
3. Antioksidan adalah zat yang menghambat terjadi proses oksidasi.
Antioksidan berperan dalam menangkal potensi bahaya dari senyawa kimia yang
disebut radikal bebas sehingga tidak terbentuk sel kanker.
4. Pencernaan di lambung terjadi secara kimiawi dan mekanik. Pencernaan kimiawi
dilakukan oleh enzim dan asam lambung. Pencernaan mekanik terjadi dengan
gerakan peristaltik yang menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil lagi.
5. a. Kelenjar ludah berfungsi mensekresikan air liur atau saliva untuk melakukan
pencernaan kimiawi.
b. Hati berfungsi membantu pencernaan lemak, menyimpan cadangan nutrisi,
menyimpan energi dalam bentuk glikogen, menyaring racun dan sampah dari
tubuh, menyintesis berbagai jenis protein termasuk fibrinogen dan globulin,
menyimpan vitamin-vitamin larut lemak, dan mengatur kadar berbagai substansi
kimia di dalam darah.
c. Pankreas berfungsi mensekresikan enzim pencernaan yaitu enzim lipase, amilase,
dan protease.

BAB 9 SISTEM PERNAPASAN


Evaluasi Bab 9
A.
1. C 6. A 11. E
2. E 7. D 12. B
3. D 8. D 13. D
4. D 9. E 14. A
5. B 10. D 15. B
B.
1. Pernapasan dada adalah proses inhalasi yang disebabkan rongga dada membesar
karena otot tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk naik ke atas.
Pernapasan diafragma adalah proses inhalasi yang disebabkan rongga dada membesar
karena mendatarnya otot diafragma.
2. Hubungan antara sistem sirkulasi dan respirasi yaitu pada saat menghantarkan
oksigen ke sel dan membuang karbon dioksida ke luar tubuh. Oksigen yang telah
masuk ke dalam tubuh melalui proses pernapasan akan diedarkan ke seluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi, sedangkan karbon dioksida hasil proses metabolisme akan
dikeluarkan dari dalam tubuh oleh sistem sirkulasi.
3. Bernapas melalui mulut tidak baik karena udara yang masuk ke dalam paru-paru
melalui mulut tidak melalui proses penyaringan sehingga partikel penyebab penyakit
berbahaya dapat menyerang paru-paru. Selain itu, udara yang masuk melalui mulut
tidak melalui proses penghangatan dan pelembapan terlebih dahulu sehingga dapat
merusak struktur organ sistem pernapasan.
4. Penyakit yang menyerang sistem pernapasan antara lain:
- Flu : penyakit yang disebabkan virus flu yang memasuki dan merusak membran
organ hidung, sehingga membran membengkak dan hidung berair.
- Laringitis : pembengkakan laring karena serangan virus, bahan pengiritasi seperti
asap rokok, atau penggunaan alat suara berlebihan.
- Bronkitis : pembengkakan membran yang terdapat pada bronkus dan bronkiolus
karena infeksi virus atau bakteri atau senyawa kimia misalnya asap rokok.
- Tuberkulosis : penyakit infeksi paru-paru akibat bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
- Pneumonia : kondisi serius pada paru-paru yang dipenuhi oleh cairan dan
pembengkakan alveoli. Umumnya disebabkan oleh mikroba, virus, bakteri,
mikoplasma, dan jamur.
5. Pernapasan serangga unik karena sistem respirasi serangga disusun oleh pipa kecil
yang disebut trakea. Trakea menghubungkan semua bagian tubuh dengan lubang
kecil yang disebut spirakel di permukaan tubuh serangga. Trakea bercabang-cabang
di sepanjang tubuh untuk memastikan seluruh tubuh serangga mendapat oksigen.
Oksigen dan karbon dioksida ditransportasikan ke trakea dan dari trakea ke cairan
serupa darah pada serangga melalui difusi.

BAB 10 SISTEM EKSKRESI

Kegiatan 10.3 Sistem Ekskresi pada Hewan


A.
No. Jenis Hewan Alat Ekskresi
1. Hewan uniselular Vakuola kontraktil
2. Cacing pipih Protonefridium
3. Annelida dan moluska Metanefridium
4. Serangga Pembuluh Malpighi
5. Ikan Opistonefros
6. Amfibi Opistonefros
7. Reptil Metanefros
8. Burung Metanefros
9. Mamalia Metanefros

B.
vakuola kontraktil

vakuola
makanan
silia

A Keterangan:
b c A : Sel-sel tubulus pada metanefridium
a mengubah komposisi cairan selom.
B : Cairan selom memasuki
metanefridium melalui nefrostom.
e f g C : Sel-sel tubulus memproduksi cairan
d urine yang diekskresikan melalui
B C nefridiofor.

a : metanefridium b : kapiler
c : kandung kemih d : nefrostom
e : tubulus pengumpul f : nefridiofor
g : urine

a Keterangan :
a : tubulus Malpighi
b : usus tengah (lambung)
c c : rektum
d d : usus
b e : garam, air, dan limbah nitrogen
f : tubulus Malpighi

e k l g : usus tengah
h : reabsorbsi air, ion, dan molekul

f organik penting
i : usus
j j : rektum
i k : feses dan urine
l : anus
g h
Kegiatan 10.4 Cara Kerja Ginjal
1. Tahap filtrasi glomerulus
Terjadi pada kapiler glomerulus dalam kapsul Bowman.
Hasil dari tahap ini berupa filtrate glomerulus (urine primer).
Kandungannya adalah serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein.
2. Tahap reabsorpsi
Terjadi pada tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus
distal, dan saluran pengumpul.
Hasil dari tahap ini berupa urine sekunder.
Kandungannya adalah garam dan zat-zat yang bersifat racun seperti ureum,
sedangkan zat-zat yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino tidak
ditemukan dalam urine sekunder.
3. Tahap augmentasi (sekresi)
Terjadi pada tubulus kontortus distal.
Hasil dari tahap ini berupa urine.
Kandungannya adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu.

Kegiatan 10.5 Penyakit dan Kelainan pada Alat Ekskresi


1. Eksim dan Alergi Kulit : penyakit ini disebabkan oleh alergen. Alergen dapat
memicu mastosit di dalam kulit untuk melepaskan senyawa kimia histamin.
Gejala eksim berupa kulit memerah, bersisik, dan gatal, biasanya di lipatan tubuh
seperti belakang lutut dan bagian depan lipatan siku.
2. Jerawat : pembengkakan kulit karena bakteri yang hidup di sekitar folikel rambut
menguraikan sebum yang tidak dapat keluar ke permukaan kulit. Sebum tidak
dapat keluar karena tersumbat oleh keratin yang mengandung sel-sel kulit mati.
3. Pielonefritis : pembengkakan ginjal karena infeksi bakteri yang bermula dari
kandung kemih lalu menyebar ke ginjal.
4. Glomerulonefritis : pembengkakan glomerulus ginjal karena sistem kekebalan
tubuh rusak akibatnya antibodi dan substansi lain yang berbentuk partikel besar di
aliran darah akan terjebak di glomerulus.
5. Batu ginjal : struktur kecil, kristal yang terbentuk di ginjal atau saluran urinari.
6. Prostatis : peradangan pada prostat yang membuat penderita sulit buang air kecil.
Disebabkan oleh bakteri dan nonbakteri.
7. Diabetes Insipidus : penyakit karena kekurangan hormon vasopresin yang
mengatur jumlah sekresi urin oleh ginjal.

Evaluasi Bab 10
A.
1. A 6. C 11. D
2. D 7. B 12. B
3. B 8. E 13. D
4. E 9. A 14. E
5. A 10.D 15. C
B.
1. Untuk menjaga keseimbangan osmosis tubuh, ikan air laut beradaptasi dengan cara
banyak meminum air laut dan menghasilkan sedikit urin. Selain itu ikan air laut
berusaha menghilangkan kadar garam berlebih dalam tubuhnya lewat insang atau
desalinasi.
2. a. Filtrasi : proses penyaringan yang terjadi pada kapiler glomerulus dalam kapsul
Bowman.
b. Reabsorbsi : penyerapan kembali filtrat glomerulus sehingga substansi yang
masih berguna seperti glukosa, asam amino, dan air dikembalikan ke darah.
c. Augmentasi : proses penambahan zat-zat seperti ion hidrogen, ion kalium,
amonia, dan obat-obatan tertentu dari darah ke dalam filtrat di tubulus kontortus
distal.
3. Keberadaan gula dalam urin berbahaya karena menunjukkan adanya penyakit
diabetes mellitus. Penyakit ini menyebabkan kadar gula dalam tubulus distal berlebih
sehingga dapat mengganggu kerja ginjal (mengganggu proses reabsorbsi).
4. Proses pembentukan urin tidak membutuhkan kerja bakteri sedangkan proses
pembentukan feses membutuhkan kerja bakteri menguntungkan yang hidup di dalam
usus besar. Oleh karena itu tidak ditemukan bakteri di dalam urin orang yang sehat.
5. Sistem ekskresi pada belalang dilakukan oleh pembuluh malphigi yaitu kumpulan
benang halus yang berwarna putih kekuningan dengan pangkalnya melekat pada
pangkal dinding usus. Darah mengalir lewat pembuluh malphigi. Saat cairan bergerak
melewati pembuluh, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat,
sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali secara osmosis dan transpor aktif.
Asam urat dan sisa air masuk ke dalam usu halus, dan sisa air akan diserap lagi.
Kristal asam urat diekskresikan ke anus bersama feses.

BAB 11 SISTEM REGULASI


Kegiatan 11.1 Gerak Reflek pada Lutut
3.
Gerak

Gerak Biasa Gerak Refleks


4.
Sistem Saraf

Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi

Otak Sumsum Saraf Sensori Saraf Motor


Tulang Belakang

Kegiatan 11.5 Sistem Endokrin

No. Kelenjar Hormon Fungsi


1. Kelenjar
Pituitari Oksitosin Merangsang kontraksi uterus dan sel-
-lobus posterior sel kelenjar susu.
Hormon Antidiuretik Mendorong penahanan air oleh ginjal.
(ADH)
- lobus anterior Hormon Tumbuh (GH) Merangsang pertumbuhan (terutama
tulang) dan fungsi-fungsi
Prolaktin (PRL) metabolisme.
Hormon Perangsang Merangsang produksi dan sekresi
Folikel (FSH) susu .
Hormon Lutenisasi (LH) Merangsang produksi ovum dan
Hormon Perangsang sperma.
Tiroid (TSH)
Hormon Merangsang ovarium dan testis.
Adrenokortikotiroid Merangsang kelenjar tiroid.
(ACTH)
Merangsang korteks adrenal untuk
menghasilkan glukokortikoid.
2. Kelenjar Pineal Melatonin Terlibat dalam aktivitas ritme biologis
(harian/musiman).
3. Kelenjar tiroid Tiroksin (T4 )dan Merangsang dan memelihara proses
triodotironin (T3 ) metabolisme.
4. Piratiroid Hormon piratiroid Meningkatkan kalsium dalam darah.
5. Timus Timosin Merangsang perkembangan sel T.
6. Kelenjar
Adrenal Epinefrin dan Meningkatkan glukosa darah:
-medula norepnefrin meningkatkan aktivitas metabolisme,
adrenal mempersempit pembuluh darah
Glukokortikoid tertentu.
- korteks Mineralokortikoid Meningkatkan glukosa dalam darah.
adrenal Mendorong reabsorbsi Na+ dan
ekskresi K+ dalam ginjal.
7. Pankreas Insulin Menurunkan kadar glukosa darah.
Glukagon Menaikkan kadar glukosa darah.
8. Gonad
- testis Androgen Menyokong pembentukan sperma,
perkembangan dan pemeliharaan
- ovarium Estrogen karakteristik seks sekunder laki-laki.
Merangsang pertumbuhan dinding
rahim; mendorong perkembangan dan
Progesteron pemeliharaan karakteristik seks
sekunder wanita.
Menggalang pertumbuhan lapisan
rahim.
Evaluasi Bab 11
A.
1. A 6. C 11. D 16. C
2. B 7. D 12. E 17. D
3. C 8. B 13. E 18. C
4. D 9. B 14. B 19. D
5. D 10. D 15. B 20. B
B.
1. Tiga macam sel saraf :
a. Neuron sensori: sel saraf yang membawa rangsangan atau sinyal dari sensor
penerima rangsang (reseptor sensori) ke sistem saraf pusat.
b. Interneuron: sel saraf yang mengintegrasikan data dan memancarkan (membawa)
kembali rangsangan atau sinyal.
c. Neuron motor: sel saraf yang membawa rangsangan atau sinyal ke sel efektor.
2. Gerak refleks dikontrol oleh sumsum tulang belakang. Rangsangan diterima oleh
reseptor kemudian diteruskan oleh akson ke sumsum tulang belakang. Kemudian
sumsum tulang belakang mengirimkan respon ke efektor. Gerak refleks tidak dapat
dikontrol karena gerakannya terjadi sebelum kamu mengetahui apa yang terjadi.
Sedangkan gerak biasa dikontrol oleh otak sehingga kamu dapat menentukan gerakan
yang akan dilakukan untuk merespon rangsangan.
3. Perbedaan sistem saraf dan sistem hormon:
Sistem Saraf Sistem Hormon
Dibangun oleh jaringan saraf yang terdiri Melibatkan organ-organ, jaringan, dan sel-
dari sel-sel saraf, jaringan ikat saraf dan sel yang menyekresikan hormon.
jaringan ikat bias. Tidak mensekresikan
substansi seperti hormon.
Berperan mengadakan orientasi terhadap Berperan mengoordinasikan aktivitas
lingkungan sekitar dengan menerima bagian tubuh yang berbeda.
rangsang dan menanggapi rangsangan
tersebut.
Mengadakan kontrol internal agar fungsi
organ dan sistem lainnya bekerja selaras
dengan bantuan sistem endokrin.
Dapat digunakan sebagai tempat Tidak dapat menyimpan memori dan
menyimpan memori dan kecerdasan kecerdasan.
(intelegensia).
4. Kelainan pada organ mata:
- Mata juling: kelainan pada satu atau beberapa otot yang menyebabkan mata tidak
dapat mengarah secara serentak.
- Rabun jauh: gangguan penglihatan dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas
benda yang letaknya jauh karena lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan
benda jatuh di depan retina.
- Rabun dekat: gangguan penglihatan dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas
benda yang letaknya dekat karena lensa mata terlalu cekung sehingga bayangan
benda jatuh di belakang retina.
- Astigmatisme: kesalahan arah rambat gelombang cahaya yang terjadi karena
berkas-berkas cahaya jatuh pada garis-garis retina, dan bukan pada titik-titik
tajam.
- Presbiopia: gangguan penglihatan berupa kesalahan akomodasi yang terjadi pada
orang lanjut usia.
- Katarak: kekeruhan pada lensa yang dapat menyerang sebagian ataupun
keseluruhan lensa.
5. Mekanisme mendengar pada manusia: gelombang suara bergerak melalui rongga
telinga luar yang menyebabkan membran timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut
kemudian diteruskan menuju tulang landasan dan sanggurdi, melalui tulang martil
yang terkait pada membran itu. Karena gerakan-gerakan yang timbul pada setiap
tulang ini sendiri, maka tulang tersebut memperbesar getaran yang kemudian
disalurkan melalui fenestra vestibuli menuju perilimfa. Getaran perilimfa dialihkan
melalui membran menuju endolimfa dalam saluran koklea. Rangsangan terus
mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ corti, untuk kemudian dihantarkan
menuju otak oleh saraf auditori.

BAB 12 SISTEM REPRODUKSI

Kegiatan 12.1 Organ Reproduksi Manusia

Organ Reproduksi Laki-Laki

Alat genitalia bagian luar Alat genitalia bagian dalam

Skrotum Penis Testis Epididimis Saluran Saluran

vas deferens ejakulatori

Organ Reproduksi Wanita

Alat genitalia bagian luar Alat genitalia bagian dalam


Mons veneris
Labia mayor Uterus Serviks Ovarium
Oviduk
Labia minor
Klitoris
Vestibula
Kelenjar Bartholin
Himen
Vagina

Kegiatan 12.2 Mengenal Proses Pembentukan Sperma dan Ovum

Bagan Pembentukan Sperma

2n spermatogonium

diferensiasi

2n spermatosit primer

pembelahan meiosis I

n n
spermatosit sekunder
pembelahan meiosis II

spermatid
n n n n
spermiogenesis

sperma
sperma sperma sperma

Bagan Pembentukan Ovum

oogonium
2n

diferensiasi
oosit primer
2n
oosit sekunder
pembelahan meiosis I

n n badan polar
pertama
diferensiasi

n n
badan polar
kedua
ovum
Kegiatan 12.3 Penyakit pada Sistem Reproduksi

No. Jenis Agen Gejala Utama dan Dampak Pengobatan


Penyakit Mikroba
1. Klamidial Bakteri Alat kelamin bernanah; gatal Antibiotik
Chlamydia dan atau nyeri saat kencing;
trachomatis sering tidak ada gejala pada
wanita, dapat menyebabkan
kemandulan, dan kehamilan di
luar kandungan.
2. AIDS dan HIV Tidak ada gejala sampai ± 10 Kombinasi
Infeksi HIV tahun terinfeksi; gejala baru beragam jenis
muncul setelah mengalami obat.
diare, flu, dan penurunan berat
badan secara terus menerus,
keluar keringat berlebihan pada
malam hari, dan pembengkakan
kelenjar getah bening; gejala
berupa munculnya penyakit-
penyakit lain akibat kerusakan
sistem kekebalan tubuh (TBC
atau kanker).
3. Kondidiasis Jamur Gejala mirip trikomoniasis; Obat antijamur
Candida sering menular lewat jalur
albicans nonseksual
4. Kutil Virus Nyeri pada alat kelamin; Dihilangkan
kelamin papiloma berhubungan dengan kanker. dengan
pembekuan.
5. Herpes Virus Herpes Kelepuhan di alat kelamin; nyeri Valasiklovir
kelamin Simpleks saat kencing; peradangan kulit; (valtreks)
berhubungan dengan kanker
serviks, keguguran, dan cacat
janin dalam kandungan.
6. Gonore Bakteri Gejala mirip klamidial; kadang Antibiotik
Neisseria tidak ada gejala pada wanita.
gonorrhoeae
7. Trikomoniasi Protozoa Iritasi pada vagina; gatal; nyeri Obat-obatan
s Trichomonas saat kencing; biasanya tidak ada antiprotozoa
vaginalis gejala pada laki-laki.
8. Sifilis Bakteri Borok di alat kelamin pada Antibiotik sejak
Treponema stadium awal; penyebaran ke dini
pallidum seluruh tubuh dapat berakibat
fatal jika tidak segera diobati.

Kegiatan 12.4 Struktur Sel Sperma da Proses Oogenesis


Keterangan :
a a : kepala
b e b : nukleus
c c : sentriol
d f d : mitokondria
e : kepala
f : bagian tengah
g

b c Keterangan:
a a : korpus luteum
b : degenerasi korpus luteum
c : oosit primer di dalam folikel
d : folikel yang pecah
d e : oosit sekunder
f : ovulasi
g : ovarium
i h : folikel matang
e i : folikel sedang tumbuh
h
f g

Evaluasi Bab 12
A.
1. C 6. C 11. B 16. D
2. C 7. C 12. D 17. D
3. E 8. A 13. B 18. A
4. C 9. C 14. C 19. D
5. B 10. B 15. B 20. C
B.
1. Komponen penyusun organ reproduksi pria :
- Genitalia bagian dalam : testis, epididimis, saluran vas deferens, dan saluran
ejakulatori.
- Genitalia bagian luar : skrotum, penis, dan uretra.
Komponen penyusun organ reproduksi wanita :
- Genitalia bagian dalam : uterus, serviks, ovarium, dan oviduk.
- Genitalia bagian luar : mons veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, vestibula,
kelenjar Bartholin, hymen, dan vagina.
2. Mekanisme spermatogenesis :
- Spermatogonia melakukan mitosis menghasilkan spermatosit primer.
- Spermatosit primer melakukan meiosis dua kali menghasilkan spermatid.
- Spermatid terdifferensiasi secara fisik menjadi spermatozoa.
Mekanisme oogenesis :
- Sel kecambah primordial berdiferensiasi menjadi oogonium.
- Oogonium melakukan mitosis menjadi oosit primer.
- Oosit primer melakukan meiosis pertama menjadi oosit sekunder dan polosit
pertama.
- Oosit sekunder melakukan meiosis kedua menghasilkan ovum dan polosit kedua.
3. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan. Menstruasi terjadi pada sekitar
hari ke 28 dalam siklus menstruasi, jika ovum tidak mengalami pembuahan maka
endometrium akan luruh. Proses peluruhan dinding rahim berlangsung selama 3-5
hari, kadang hingga 7 hari.
4. Kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi manusia :
- Kriptorkidisme : satu atau kedua testis tidak berada dalam skrotum sejak lahir,
tetapi tetap berada di saluran yang ada di rongga tubuh.
- Kanker rahim : penyakit kanker pada rahim.
- AIDS : penyakit yang disebabkan beraktivitas seksual dengan penderita AIDS.
- Sifilis : penyakit yang disebabkan bakteri Treponema pallidum. Gejalanya berupa
borok di alat kelamin dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
5. Kehamilan terjadi setelah proses pembuahan. Kehamilan dimulai dengan peristiwa
pembelahan sel sampai pembentukan blastosis. Kemudian blastosis menempel ke
endometrium yang disebut dengan tahap implantasi. Tahap selanjutnya adalah
pembentukan plasenta. Tahap terakhir adalah embriogenesis atau pembentukan
embrio yang terhidupkan. Pada tahap ini sistem organ menjadi lengkap hingga waktu
kelahiran.
BAB 13 SISTEM IMUNITAS
Kegiatan 13.1 Mengenal Sistem Kekebalan Tubuh pada Manusia
Sistem Kekebalan Tubuh

Imunitas tidak spesifik Imunitas spesifik

Sistem Limfatik

Pembuluh getah bening Nodus getah bening Organ-organ limfoid

Sumsum tulang Limpa Kelenjar timus Tonsil

Komponen Sistem Imun

Makrofag Limfosit Reseptor antigen Sel-sel pengenal antigen


Antibodi

Limfosit B Limfosit T Sel-sel pemusnah alami

Kegiatan 13.2 Imunisasi


Imunisasi aktif: terjadi ketika sistem imunitas seseorang diaktifkan dan menghasilkan
respon imunitas primer. Imunisasi aktif dipicu dengan dua cara yaitu
imunisasi alami dan vaksinasi.
Imunisasi pasif: imunisasi ini tidak melibatkan sistem imunitas yang telah dimilki oleh
orang tersebut karena orang tersebut menerima antibodi yang diciptakan
oleh orang lain atau hewan tertentu.
Kegiatan 13.3 Kelainan dan Gangguan pada Sistem Imunisasi
1. Autoimun adalah gangguan fungsi sistem imunitas sehingga jaringan tubuh dikenali
sebagai benda asing menyebabkan jaringan tubuh sendiri diserang dan dihancurkan
oleh sistem imunitas.
2. a. Zat yang pada keadaan normal hanya terdapat di suatu tempat, mengalami
kebocoran dan masuk ke dalam peredaran darah secara umum.
b. Perubahan suatu zat dalam tubuh.
c. Sistem imunitas merespon zat asing yang menyerupai zat tubuh alami dan
menyerangnya sebagai benda asing.
d. Terdapat kelainan fungsi pada sel yang mengendalikan pembentukan antibodi.
3. a. Lupus Eritematosus Sistemik; Sistem imunitas memperlakukan jaringan tubuh
sendiri sebagai unsur asing yang harus dilawan dan dihancurkan.
b. Miastenia Gravis; Merupakan penyakit autoimun bukan bawaan yang ditandai
oleh adanya antibodi dalam darah yang menghancurkan sel-sel otot sebagai salah
satu tempat bagi molekul-molekul asetilkolin.
4. a. Defisiensi fungsi imunitas; faktor keturunan atau bukan faktor keturunan
Contoh: SCID dan AIDS
b. Alergi; sistem imunitas yang hipersensitif terhadap antigen lemah yang pada
umumnya tidak menimbulkan respon imunitas.
Contoh:
1) debu
2) lumpur
3) pollen
4) bulu kucing
5) bulu anjing
Evaluasi Bab 13
C.
1. C 6. D 11. D 16. D

2. A 7. E 12. D 17. A
3. C 8. D 13. D 18. D
4. D 9. D 14. D 19. B
5. D 10. B 15. C 20. B
B.
1. Komponen sistem imun:
- Makrofag : sel darah putih berukuran besar yang terus menerus mencari molekul-
molekul antigen dari organisme asing yang masuk ke dalam tubuh, seperti bakteri,
virus, dan jamur.
- Limfosit : sel darah putih yang berfungsi untuk mengenali dan menghancurkan
antigen-antigen penginvasi.
- Reseptor antigen : suatu struktur khusus yang terdapat di permukaan limfosit yang
dapat mengikat struktur khusus yang terdapat di antigen, mirip seperti kunci dan
anak kunci.
- Sel-sel pengenal antigen : molekul pengangkut yang akan mengangkut antigen
menuju permukaan sel, tempat limfosit T dapat mengenal mereka sebagai antigen.
- Antibodi : protein yang diproduksi oleh sel-sel limfosit B.
2. Peran Limfosit T pembunuh : menghancurkan sel-sel yang memiliki antigen spesifik
yang dikenali oleh limfosit T pembunuh.
Peran Limfosit T penolong : mengatur sistem imunitas dengan mengontrol kualitas
dan kekuatan semua respons imunitas yang ada.
3. Kelainan pada sistem imun :
- Lupus Eritematosus Sistemik : Sistem imunitas memperlakukan jaringan tubuh
sendiri sebagai unsur asing yang harus dilawan dan dihancurkan.
- Miastenia Gravis : merupakan penyakit autoimun bukan bawaan yang ditandai
oleh adanya antibodi dalam darah yang menghancurkan sel-sel otot sebagai salah
satu tempat bagi molekul-molekul asetilkolin.
- SCID : Penderita tidak memiliki limfosit T dan limfosit B sehingga tidak
memiliki respons imunitas adaptif.
- AIDS : Penyakit yang disebabkan virus HIV yang merusak sel-sel T penolong
sehingga penderita rentan terhadap semua agen penginfeksi.
- Alergi : sistem imunitas yang hipersensitif terhadap antigen lemah yang pada
umumnya tidak menimbulkan respon imunitas.
4. Respon imunitas adaptif :
- Respons Imunitas Humoral : protein yang disebut antibodi yang dapat menempel
dan menghancurkan antigen muncul di darah dan cairan tubuh lainnya. Respons
imunitas humoral melawan penginvasi yang beraksi di luar sel seperti bakteri dan
senyawa beracun yang dihasilkan organisme. Selain itu juga dapat mencegah
virus untuk memasuki sel.
- Respons imunitas sel yang dimediasi : sel-sel yang dapat menghancurkan sel-sel
lain diaktifkan. Aktivitas penghancuran tersebut terbatas pada sel-sel terinfeksi
atau menghasilkan antigen spesifik. Respon imunitas sel yang dimediasi
dihasilkan di dalam sel tubuh untuk melawan penginvasi, seperti virus. Selain itu,
respon imunitas sel yang dimediasi juga dapat menghancurkan sel-sel mutan,
seperti sel-sel kanker.
5. Autoimun adalah gangguan fungsi sistem imunitas dimana jaringan tubuh dikenali
sebagai benda asing sehingga jaringan tubuh sendiri diserang dan dihancurkan oleh
sistem imunitas.

KUNCI JAWABAN BUKU KERJA BIOLOGI SMA KELAS XII

BAB 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


PADA TUMBUHAN

Kegiatan 1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan

A.
Zigot, pembelahan dan diferensiasi, embrio, biji, perkecambahan, epigen, hipogen,
primer dan sekunder.

B.

Keterangan:
a a : nukleus
b : ovul
b c : zigot
d : dua sel
e : proembrio
c f : kotiledon
e g : pucuk
d h : embrio
f i : akar
g h j : selaput biji
k : endosperma

i j
k

Keterangan :
a a : embrio daun

b b : embrio pucuk
c d c : embrio akar
d : embrio akar
e f e : selaput biji
f : kotiledon
g g : jaringan buah
h i h : kotiledon
j i : selaput biji
k j : endosperma
l k : plumula
m l : epikotil
n m : koleoriza
n : radikula

D.
Tipe perkecambahan : epigen
Pengertian : perkecambahan biji dimana kotiledon biji terangkat ke atas permukaan tanah
oleh perpanjangan sumbu embrio, biasanya terjadi pada tumbuhan dikotil.
Contoh : perkecambahan pada kacang kedelai.

Tipe perkecambahan : hipogen


Pengertian : perkecambahan biji dimana kotiledon biji tetap berada di dalam tanah,
biasanya terjadi pada tumbuhan monokotil.
Contoh : perkecambahan pada jagung.

Kegiatan 1.2 Pertumbuhan Primer dan Pertumbuhan Sekunder pada Tumbuhan

A.
Pertumbuhan Primer
Pengertian : pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun
ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan
menggunakan alat auksanometer .
Jaringan yang terlibat : jaringan meristem

Pertumbuhan Sekunder
Pengertian : pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder
merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
Jaringan yang terlibat : jaringan meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus

Faktor-faktor yang mempengaruhi:


1. Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali
hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah air dan mineral,
kelembaban, suhu, dan cahaya.
2. Faktor internal: faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.Macam-macam hormon pada tumbuhan
adalah auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, asam absisat, dan kalin.

B.
- Tumbuhan Annual
Pengertian : Jenis tumbuhan yang menyelesaikan siklus hidupnya (waktu dari mulai
tumbuh lalu berbunga, menghasilkan biji, dan akhirnya mati) dalam satu tahun.
Contoh : gandum, padi, dan jagung.
- Tumbuhan Binnual
Pengertian : Jenis tumbuhan yang menyelesaikan siklus hidupnya (waktu dari mulai
tumbuh lalu berbunga, menghasilkan biji, dan akhirnya mati) dalam dua tahun.
Contoh : wortel, dan peterseli.
- Tumbuhan Parennual
Pengertian : Jenis tumbuhan yang dapat hidup dan bereproduksi selama bertahun-
tahun.
Contoh : pohon General Sherman

Kegiatan 1.3 Istilah pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


No. Istilah Pengertian
1. Pertumbuhan Suatu proses pertambahan ukuran sel atau organisme yang
bersifat kuantitatif atau dapat diukur.
2. Perkembangan Suatu proses menuju kedewasaan pada organisme.
3. Diferensiasi Perubahan kualitatif pada sejumlah sel sehingga terbentuk
organ-organ yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
4. Perkecambahan Proses kembali terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
setelah biji mati suri selama fase dorman.
5. Hipogen Perkecambahan biji yang kotiledonnya tetap berada di dalam
tanah.
6. Epigen Perkecambahan biji yang kotiledonnya terbuka ke atas
permukaan tanah oleh perpanjangan sumbu embrio.
7. Pertumbuhan Pertumbuhan memanjang yang dihasilkan oleh meristem-
primer meristem apikal.
8. Pertumbuhan Pertumbuhan yang dapat menambah ukuran keliling batang
sekunder atau akar.
9. Meristem apikal Meristem yang terdapat di ujung-ujung akar serta di tunas-
tunas pucuk.
10. Lingkaran tahun Pola garis melingkar pada penampang melintang kayu akibat
proses pertumbuhan sekunder.

Kegiatan 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


pada Tumbuhan

(a) Faktor internal : auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, etilen.


(b) Faktor eksternal : nutrisi tumbuhan, kelembaban, suhu, cahaya.

Kegiatan 1.5 Mengenal Hormon yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan pada Tumbuhan

Hormon Fungsi-Fungsi Utama Tempat Diproduksi /


Ditemukan
Auksin Menstimulus perpanjangan batang; Meristem apikal tunas,
mempengaruhi pertumbuhan akar; diferensiasi daun-daun muda, embrio di
dan percabangan; perkembangan buah; dalam biji.
dominansi apikal; fototropisme dan
gravitropisme.
Sitokinin Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi Dibuat di akar dan diangkut
akar; merangsang pembelahan dan ke organ-organ lainnya.
pertumbuhan sel; merangsang
perkecambahan; menghambat penuaan.
Giberelin Merangsang pembelahan dan perpanjangan sel Meristem apikal di tunas
di batang, mempengaruhi perkembangan dan akar; daun-daun muda;
buah, mempromosikan perkecambahan biji. embrio
Asam Menghambat pertumbuhan, menutup stomata Daun, batang, akar, dan
Absisat ketika ada tekanan air, membantu buah hijau.
mempertahankan dormansi.
Etilen Mengawali pematangan buah; melawan Buah-buah matang; nodus-
beberapa efek auksin; mengawali atau nodus di batang; daun dan
menghambat (bergantung pada spesies) bunga tua.
pertumbuhan dan perkembangan akar, daun,
dan bunga.
Kegiatan 1.6 Faktor Eksternal

No. Faktor Eksternal Manfaat dalam Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Nutrisi Tumbuhan Nutrisi bermanfaat sebagai bahan fotosintesis yang
menghasilkan gula dan air untuk pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2. Kelembaban Menyediakan lingkungan yang sesuai bagi banyak jenis
tumbuhan. Kelembaban mempengaruhi proses penguapan
pada tumbuhan.
3. Suhu Suhu yang sesuai akan sangat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Setiap jenis tumbuhan memiliki
kisaran suhu yang berbeda untuk kesesuaian pertumbuhan
dan perkembangannya.
4. Cahaya Cahaya bermanfaat dalam proses fotosintesis untuk
membuat makanan. Selain itu, cahaya juga berpengaruh
dalam membukanya stomata dan merangsang peningkatan
transpirasi.

Evaluasi Bab 1
A.
1. E 6. B 11. C 16. A
2. A 7. A 12. A 17. B
3. C 8. C 13. E 18. A
4. D 9. D 14. A 19. A
5. B 10. D 15. C 20. E

B.
1. Pertumbuhan : proses pertambahan ukuran sel atau organisme yang bersifat
kuantitatif atau dapat diukur. Dengan kata lain, proses pertumbuhan memperlihatkan
pertambahan dalam hal ukuran dengan tidak memperhatikan perubahan kualitas,
seperti kedewasaan.
Perkembangan : proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses tersebut
berlangsung secara kualitatif.

2. Pertumbuhan primer : pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung
akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu
dengan menggunakan alat auksanometer .
Pertumbuhan sekunder : pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang.
Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium
dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
3. Perkecambahan epigen: Perkecambahan biji yang kotiledonnya terbuka ke atas
permukaan tanah oleh perpanjangan sumbu embrio. Biasanya terjadi pada tumbuhan
dikotil.
Perkecambahan hipogen: Perkecambahan biji yang kotiledonnya tetap berada di
dalam tanah. Biasanya terjadi pada tumbuhan monokotil.
4. a. Auksin : menstimulus perpanjangan batang; mempengaruhi pertumbuhan akar;
diferensiasi dan percabangan; perkembangan buah; dominansi apikal;
fototropisme dan gravitropisme.
b. Sitokinin : mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar; merangsang
pembelahan dan pertumbuhan sel; merangsang perkecambahan; menghambat
penuaan.
c. Giberelin : merangsang pembelahan dan perpanjangan sel di batang,
mempengaruhi perkembangan buah, mempromosikan perkecambahan biji.
d. Asam Absisat : menghambat pertumbuhan, menutup stomata ketika ada tekanan
air, membantu mempertahankan dormansi.
e. Etilen : mengawali pematangan buah; melawan beberapa efek auksin; mengawali
atau menghambat (bergantung pada spesies) pertumbuhan dan perkembangan
akar, daun, dan bunga.
5. a. Nutrisi tumbuhan : berupa makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan
tumbuhan untuk membuat makromolekul organik seperti gula.
b. Kelembaban : kadar air yang dikandung dalam suatu lingkungan. Kelembaban
mempengaruhi proses penguapan pada tumbuhan.
c. Suhu : kisaran suhu yang dibutuhkan setiap jenis tumbuhan untuk dapat hidup.
d. Cahaya : cahaya bermanfaat dalam proses fotosintesis untuk membuat makanan.
Selain itu, cahaya juga berpengaruh dalam membukanya stomata dan merangsang
peningkatan transpirasi.

BAB 2 METABOLISME

Kegiatan 2.1 Proses Metabolisme


Proses Metabolisme :
1. Anabolisme: Semua proses di dalam tubuh yang berkaitan dengan pembangunan
dan penyimpanan. Anabolisme mendukung terjadinya pertumbuhan sel baru,
pemeliharaan jaringan tubuh, dan penyimpanan energi untuk digunakan di masa yang
akan datang.
2. Katabolisme: Semua proses di dalam tubuh yang berkaitan dengan pembongkaran
jaringan tubuh dan energi yang disimpan untuk menghasilkan bahan bakar bagi
aktivitas tubuh.

Kegiatan 2.2 Enzim


- Pengertian: Zat aktif yang membantu dalam proses penyusunan dan pembongkaran
zat. Tanpa dibantu enzim proses tersebut berjalan sangat lambat bahkan tidak dapat
berjalan sama sekali. Enzim merupakan protein katalis, yaitu senyawa protein yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi: suhu, pH, konsentrasi enzim, air, substrat, tahapan
reaksi.

Kegiatan 2.3 Respirasi Aerobik (Glikolisis)


Peranan respirasi aerobik adalah membongkar atau memecah senyawa yang komplek
seperti karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana dan menghasilkan energi
dalam bentuk ATP.

Keterangan:
a : elektron dibawa melalui
a e NADH
b : glukosa
c : glikolisis
c f g d : piruvat
b d e : elektron dibawa melalui
NADH dan FADH2
f : siklus Krebs
g : sistem transpor elektron

Hasil dari glikolisis adalah molekul piruvat (asam piruvat).


Kegiatan 2.4 Proses Glikolisis

No. Proses yang Terjadi Enzim yang Terlibat


1. Glukosa mendapat penambahan satu fosfat sehingga heksokinase
berubah menjadi glukosa 6-fosfat.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfat fosfoglukoisomerase
3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat fosfofruktokinase
4. Fruktosa-1,6-difosfat yang memiliki 6 atom C diubah aldolase
menjadi 3-fosfogliseraldehida yang memiliki 3 atom C
dan dihidroksiasetonfosfat.
5. 3-fosfogliseraldehida selanjutnya bersenyawa dengan dehidrogenase
suatu asam fosfat (H3PO4) menjadi 1,3-
difosfogliseraldehida, yang kemudian dengan bantuan
enzim diubah menjadi asam 1,3-difosfogliserat.
6. Asam 1,3-difosfogliserat kehilangan satu fosfat dan transfosforilase
berubah menjadi asam 3-fosfogliserat fosfogliserat
7. Asam 3-fosfogliserat diubah menjadi asam 2-fosfogliserat fosfogliseromutase
8. Asam 2-fosfogliserat diubah menjadi asam 2- enolase
fosfoenolpiruvat (PEP) serta melepaskan H2O
9. Asam 2-fosfoenolpiruvat (PEP) diubah menjadi piruvat piruvat kinase
dengan pelepasan satu fosfat. ADP meningkat menjadi
ATP melalui reaksi fosforilasi tingkat substrat.
Kegiatan 2.6 Siklus Krebs
Asam sitrat asam α-ketoglutarat asam suksinat asam malat
asam oksaloasetat asam sitrat
Hasil dari siklus Krebs adalah 4 CO2 + 2 ATP + 6 NADH + 2 FADH2

6 NADH 4 CO2

2 FADH2 2 ATP

a Keterangan :
a : glikolisis
b : respirasi anaerobik
c : oksidasi piruvat
b d : siklus Krebs
e : sistem transpor elektron
c

Kegiatan 2.7 Istilah dalam Metabolisme


No. Istilah Pengertian
1. Anabolisme Semua proses di dalam tubuh yang berkaitan dengan
pembangunan dan penyimpanan seperti pertumbuhan sel baru,
pemeliharaan jaringan tubuh, dan penyimpanan energi untuk
digunakan di masa yang akan datang.
2. Katabolisme Semua proses di dalam tubuh yang berkaitan dengan
pembongkaran jaringan tubuh dan energi yang disimpan untuk
menghasilkan bahan bakar bagi aktivitas tubuh.
3. Enzim Merupakan protein katalis, yaitu senyawa protein yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Enzim
membantu dalam proses penyusunan dan pembongkaran zat.
Tanpa dibantu enzim proses tersebut berjalan sangat lambat
bahkan tidak dapat berjalan sama sekali.
4. Protein katalis Senyawa protein yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi.
5. Kofaktor Komponen tambahan nonprotein yang dapat meningkatkan
kemampuan kerja enzim.
6. Koenzim Molekul kecil yang mengangkut kelompok-kelompok
senyawa kimia dari satu enzim ke enzim berikutnya.
7. Respirasi seluler Proses perombakan molekul organik kompleks yang kaya
akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi
lebih rendah (proses katabolik) pada tingkat seluler.
8. ATP Gugusan adenin yang berikatan dengan tiga gugusan fosfat.
Terlepasnya ikatan fosfat dalam gugusan adenin
menghasilkan energi yang langsung siap digunakan oleh sel.
9. Dekarboksilasi Perubahan piruvat menjadi asetil koenzim A (asetil-KoA) di
oksidatif mitokondria dengan menghasilkan 2 CO2 dan 2 NADH.

Evaluasi Bab 2
A.
1. E 6. A 11. C 16. D
2. D 7. D 12. D 17. C
3. B 8. A 13. B 18. D
4. A 9. B 14. C 19. B
5. B 10. B 15. A 20. E

B.
1. Proses-proses yang terjadi dalam respirasi aerobik adalah glikolisis, siklus Krebs, dan
transpor elektron.
2. a. Enzim : merupakan protein katalis, yaitu senyawa protein yang mempercepat
proses reaksi tanpa habis bereaksi. Enzim membantu dalam proses penyusunan
dan pembongkaran zat. Tanpa dibantu enzim proses tersebut berjalan sangat
lambat bahkan tidak dapat berjalan sama sekali.
b. Fermentasi : proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen).
c. Respirasi anaerob : proses degradasi molekul organik untuk menghasilkan ATP
tanpa menggunakan oksigen.
d. Siklus krebs : reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang kemudian
membentuk asam sitrat.
e. Glikolisis : rangkaian reaksi yang dikatalis oleh enzim untuk memecah satu
molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat.
3. Hasil akhir katabolisme lemak: 1 gram lemak menghasilkan energi sebesar 2 x 38
ATP.
Hasil akhir katabolisme protein: 1 gram protein menghasilkan energi sebesar 38 ATP.
4. Dekarboksilasi oksidatif adalah perubahan piruvat menjadi asetil koenzim A di
mitokondria dengan menghasilkan 2 CO2 dan 2 NADH.
5. Respirasi aerobik: pembongkaran atau pemecahan senyawa yang komplek seperti
karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan menggunakan oksigen
dan menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Respirasi anaerobik: membongkar atau memecah senyawa yang komplek seperti
karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana tanpa menggunakan oksigen dan
menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

BAB 3 KONSEP DASAR GENETIKA

Kegiatan 3.3 Membuat Model DNA

No. DNA RNA


1. DNA hanya terdapat di dalam inti sel. RNA dapat ditemukan di dalam
sitoplasma, ribosom, dan juga di dalam
inti sel.
2. DNA berbentuk rantai panjang, ganda, RNA berbentuk rantai pendek dan
dan berpilin. umumnya tunggal.
3. Fungsi DNA berhubungan erat dengan Fungsi RNA berhubungan erat dengan
penurunan sifatdan penyusunan penyusunan protein.
protein.
4. Kadar DNA tidak dipengaruhi oleh Kadar RNA dipengaruhi oleh aktivitas
aktivitas penyusunan protein. penyusunan sel.
5. Basa nitrogen DNA terdiri atas purin Basa nitrogen RNA terdiri atas purin
(adenine dan guanin) dan pirimidin (adenine dan guanin) dan pirimidin
(timin dan sitosin). (urasil dan sitosin).
6. Komponen gula DNA adalah Komponen gula RNA adalah ribosa.
deoksiribosa, yaitu ribosa yang
kehilangan satu atom oksigennya.

Tipe-tipe RNA:
1. RNA ribosom (rRNA) : ditemukan pada ribosom sel.
2. RNA transfer (tRNA) : berfungsi membawa asam amino ke ribosom untuk
membentuk protein tertentu.
3. RNA dutal messenger (mRNA) : berfungsi membawa cetak biru genetika.
Kegiatan 3.4 Gen dan Kromosom

1. Metasentrik : apabila sentromer berada di tengah-tengah kromosom sehingga kedua


lengan kromosom hampir sama panjang.
2. Submetasentrik : apabila sentromer tidak berada di tengah kromosom sehingga kedua
lengan kromosom tidak sama panjang.
3. Akrosentrik : apabila sentromer lebih dekat ke salah satu ujung kromosom dari pada
yang lain sehingga satu lengan kromosom sangat pendek dibandingkan dengan yang
lain.
4. Telosentrik : apabila sentromer terletak pada ujung kromosom sehingga kromosom
hanya ada satu lengan.

No. Istilah Pengertiannya


1. Gen Unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah
urutan DNA yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai
RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya.
2. Kromosom Struktur dari rantai kromatin yang terdiri atas DNA dan protein.
3. Lokus Lokasi gen pada kromosom.
4. Nukleosom Bagian dari molekul DNA yang berputar mengelilingi histon.
5. Spindel Gelendong yang mengandung serat dan merupakan tempat
perlekatan sentromer ketika terjadi pembelahan sel.
6. Telomer Bagian kromosom yang mengandung rangkaian DNA
terspesialisasi yang ditemukan di ujung kromosom.
7. Autosom Kromosom tubuh yang tidak menentukan jenis kelamin.
8. Kromosom Kromosom tubuh yang tidak menentukan jenis kelamin.
Somatik
9. Akrosentrik Bentuk kromosom dimana sentromer terletak lebih dekat ke salah
satu ujung kromosom dari pada yang lain sehingga satu lengan
kromosom sangat pendek dibandingkan dengan yang lain.
10. Kromosom Pasangan kromosom dari kedua induk yang bentuknya serupa serta
Homolog memiliki gen-gen yang fungsinya sama.

Kegiatan 3.5 Sintesis Protein

1. Sintesis protein : produksi protein yang dibutuhkan oleh sel atau virus untuk semua
aktivitas dan perkembangan.
2. Replikasi : proses DNA membuat salinan dari dirinya sendiri untuk setiap sel anak
atau virus baru, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk sintesis
protein.

Tahapan Translasi
1. Inisiasi : menempelnya mRNA pada tempat spesifik di ribosom dan menempelnya
tRNA pertama (inisiator) yang menjadi penanda dimulainya proses penguntaian
polipeptida.
2. Translasi : proses penguntaian polipeptida dari asam amino yang dibawa oleh tRNA
3. Terminasi : lepasnya rantai polipeptida dari ribosom.
Kegiatan 3.6 Kode Genetika

Hubungan antara rangkaian DNA atau RNA dengan rangkaian asam amino adalah berupa
kode genetika. Kode genetika tersebut merupakan kode triplet yaitu kode yang terdiri atas
tiga basa untuk satu asam amino, dan satu asam amino dapat dikodekan oleh lebih dari
satu basa triplet. Kode genetika merupakan suatu petunjuk yang memberikan kesesuaian
antara kodon di dalam RNA dengan asam amino di dalam protein.

Kegiatan 3.8 Pembelahan Sel

Amitosis : merupakan pembelahan sel paling sederhana, terjadi tanpa pembentukan


benang-benang gelendong ataupun penampakan kromosom, dapat dijumpai pada
makhluk hidup prokariota yang tidak memiliki nucleus, misalnya bakteri dan
sianobakteri.
Mitosis : merupakan pembelahan sel yang terjadi pada makhluk hidup eukariota, mitosis
terjadi pada sel somatik pada makhluk hidup multiseluler.
Meiosis : merupakan pembelahan sel yang terjadi pada makhluk hidup eukariota, meiosis
terjadi pada sel kelamin pada makhluk hidup multiseluler.

No. Mitosis Meiosis


1. Pembelahan sel yang terjadi pada sel Pembelahan sel yang terjadi pada sel
somatik. kelamin.
2. Proses pembelahan menghasilkan dua Proses pembelahan menghasilkan empat
sel anakan dengan jumlah kromosom sel anakan dengan jumlah kromosom
sama yaitu diploid. separuh dari sel induk yaitu haploid.
3. Proses mitosis terjadi dalam 4 fase, Proses meiosis terbagi menjadi 2 tahap,
yaitu profase, metaphase, anaphase, yaitu meiosis I dan meiosis II. Masing-
dan telofase. masing tahap terjadi 4 fase, yaitu profase,
metaphase, anaphase, dan telofase.
4. Tidak terdapat fase interfase atau fase Antara tahap meiosis I dan meiosis II
istirahat. terdapat interfase atau fase istirahat.

No. Fase Keterangan Fase


A Mitosis
1. Interfase Kromatin mengalami duplikasi.
2. Profase Benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom. Kromosom
mulai berduplikasi menjadi kromatid.
3. Metafase Kromosom atau kromatid berbaris teratur di bidang pembelahan
(bidang ekuator).
4. Anafase Kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-
kutub pembelahan sel.
5. Telofase Terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian nukleus menjadi dua
bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
B Meiosis I
6. Interfase Kromosom mengalami duplikasi.
7. Profase I Benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan
kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid. Terjadi Sinapsis
kromosom homolog yang menghasilkan tetrad yang diikuti dengan
pindah silang (pertukaran segmen kromosom homolog).
8. Metafase I Kromosom yang homolog berjajar atau berbaris teratur di bidang
ekuator.
9. Anafase I Kromosom homolog berpisah menuju kutub-kutubsel.
10. Telofase I Dua sel anak yang masing-masing mengandung satu kromosom
sitokinesis homolog terpisah.
C Meiosis II
11. Profase II Tidak terjadi replikasi DNA.
12. Metafase II Kromosom berjajar di bidang ekuator.
13. Anafase II Sentromer terpisah dan sister kromatid terpisah ke kutub-kutub
yang berbeda.
14. Telofase II Pembelahan sel selesai. Dihasilkan empat sel anakan yang haploid.

Evaluasi Bab 3
A.
1. A 6. D 11. - 16. A
2. B 7. D 12. E 17. B
3. E 8. D 13. E 18. D
4. D 9. A 14. C 19. D
5. B 10. B 15. B 20. D
B.
1. Setiap karakteristik atau sifat yang dimiliki anak merupakan cerminan dari gen yang
dimiliki anak tersebut. Gen anak berasal dari perpaduan gen orang tuanya. Oleh
karena itu, seorang anak bisa saja memiliki karakteristik seperti warna mata dan jenis
rambut yang sama dengan kedua orang tuanya, karena gen anak berasal dari orang
tuanya. Oleh karena itu, sifat-sifat yang dimiliki tersebut berbeda dengan saudaranya
yang memiliki gen-gen berbeda.
2. Hubungan antara gen, DNA, dan kromosom : gen, DNA, dan kromosom merupakan
seperangkat materi genetik yang berperan dalam proses pewarisan sifat. DNA
merupakan rangkaian panjang nukleotida., sedangkan gen merupakan segmen DNA
yang berfungsi mengkode (menyandi) polipeptida tertentu. Gen terdapat pada lokasi
tertentu di dalam kromosom.
3.
P G
S

4. Mitosis
Anafase dan Telofase
Profase Metafase 2n

sel-sel
anakan

sel induk duplikasi 2n


(2n) kromosom

Meiosis I Meiosis II
Anafase dan Telofase I
Profase I Metafase I
tetrad pindah silang n
n

sel induk duplikasi n

(2n) kromosom

5. Sintesis protein terjadi melalui dua tahap, yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi
terjadi di dalam inti sel, sedangkan translasi terjadi di ribosom yang terletak di
sitoplasma. Proses sintesis protein melibatkan mRNA, rRNA, dan tRNA. mRNA
adalah cetak biru dari konstruksi protein, rRNA adalah tempat di mana protein dibuat.
tRNA adalah alat transportasi yang mengirimkan asam amino yang tepat pada waktu
yang tepat. Hasil akhir dari translasi adalah protein.

BAB 4 HUKUM HEREDITAS

Kegiatan 4.1 Mekanisme Pewarisan Sifat

Hukum Mendel I
Hukum Mendel I atau juga dikenal sebagai hukum segregasi (pemisahan) menyatakan
bahwa: Pada pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangan akan disegregasikan
(dipisahkan) ke dalam dua sel anak. Hukum ini diperoleh dari eksperimen
menyilangkan tanaman ercis dengan satu sifat beda (monohibrid).
- Hasil dari persilangan monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman F1
hanya sifat salah satu tetua yang muncul. Sifat tetua yang hilang terjadi karena
tertutup disebut sifat resesif dan yang menutupi disebut sifat dominan.
- Hasil dari persilangan monohibrid menunjukkan bahwa setiap sifat organisme
ditentukan oleh suatu faktor yang disebut gen. Gen diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
- Alel gen (genotip) yang dimiliki individu dapat berupa homozigot dominan,
homozigot resesif, atau heterizigot. Pada saat pembentukan gamet, setiap faktor
atau gen dapat dipisah kembali secara bebas.

Hukum Mendel II
Hukum Mendel II atau juga dikenal hukum pemisahan bebas merupakan hasil
kesimpulan dari percobaan Mendel melakukan persilangan dihibrid, trihibrid, dan
polihibrid. Mendel menemukan bahwa setiap sifat adalah bebas atau tidak tergantung
dengan sifat lainnya. Jadi pada pengamatan Mendel, sifat tinggi pada tanaman kapri
tidak dipengaruhi oleh warna bunga . Biji tanaman kapri yang kisut tidak dipengaruhi
oleh warna biji.

Kegiatan 4.4 Berbagai Pola Persilangan

1. Parental (P1) laki-laki normal perempuan carrier buta warna


Genotipe XCY >< XCXc

Gamet XC Y XC Xc
F1

Gamet Perempuan /
XC Xc
Gamet Laki-Laki

XC XCXC XCXc

Y XCY XcY

Jadi keturunan F1 adalah:


XCXC = perempuan normal
XCXc = perempuan carrier buta warna
XCY = laki-laki normal
XcY = laki-laki buta warna

2. Parental (P1) laki-laki hemofilia perempuan carrier hemofilia


Genotipe XhY >< XHXh

Gamet Xh Y XH Xh
F1

Gamet Perempuan / XH Xh
Gamet Laki-Laki

Xh XH Xh Xh Xh

Y XH Y Xh Y

Jadi keturunan F1 adalah:


XH Xh = perempuan carrier hemofilia
Xh Xh = perempuan hemofilia (letal)
XH Y = laki-laki normal
Xh Y = laki-laki hemofilia

Kegiatan 4.5 Berbagai Pola Persilangan


Monohibrid dominan penuh
Monohibrid

Monohibrid intermediat

Dihibrid

Pola-Pola Dihibrid dan Trihibrid Trihibrid


Persilangan
Polihibrid

Testcross Komplementer

Kriptomeri
Penyimpangan
Hukum Mendel Interaksi Berbagai Gen

Epistasis

Kegiatan 4.7

1. a. Golongan darah A : IAIA, IAIO


b. Golongan darah B : IBIB, IBIO
c. Golongan darah AB : IAIB
d. Golongan darah O : IOIO
3.
Golongan Golongan Darah Ayah
Darah Ibu ♂ A B AB O

A O, A A, B, AB, O A, B, AB O, A
B A, B, AB, O B, O A, B, AB O, B
AB A, B, AB A, B, AB A, B, AB A, B
O A, O B, O A, B O

Kegiatan 4.8

No. Penyakit Penyebab


1. Albinisme Mutasi pada gen yang mengatur warna kulit, sehingga terjadi
pengurangan pigmen melanin, yang memberikan warna pada
kulit, rambut, dan mata.
2. Hemofilia Adanya kerusakan gen yang menyebabkan kurangnya faktor
pembekuan pada darah., sehingga darah akan terus mengalir
pada luka terbuka.
3. Sindrom Down Mutasi kromosom karena terjadi gangguan dalam pemisahan
kromosom (nondisjunction) semasa meiosis sehingga
kromosom mengalami kelebihan satu kromosom yaitu
kromosom ke 21.
4. Buta Warna Adanya pautan kromosom seks.
5. Sindrom, Turner Mutasi kromosom karena terjadi gangguan dalam pemisahan
pasangan kromosom seks (nondisjunction) semasa
pembentukan sel telur atau sperma sehingga kromosom anak
mengalami kekurangan satu kromosom X (XO).

Evaluasi Bab 4
A.
1. E 6. D 11. B 16. C
2. B 7. D 12. D 17. B
3. C 8. D 13. D 18. A
4. D 9. A 14. B 19. A
5. C 10. E 15. A 20. C

B.
1. Parental (P) : TTKK >< ttkk
(tinggi merah) (pendek putih)
Macam Gamet : TK tk
F1 : TtKk
(tinggi merah jambu)
Macam Gen F1 : T K t k
Macam gamet F1 : TK Tk tK tk
F1 X F 1 : TtKk >< TtKk
(tinggi merah jambu) (tinggi merah jambu)
Gamet F2 : TK TK
tK tK
Tk Tk
tk tk
Genotipe dan fenotipe F2 :

TK Tk tK tk

TTKK TTKk TtKK TtKk
TK (tinggi merah) (tinggi merah (tinggi merah) (tinggi merah
jambu) jambu)
TTKk TTkk TtKk Ttkk
Tk (tinggi merah (tinggi putih) (tinggi merah (tinggi putih)
jambu) jambu)
TtKK TtKk ttKK ttKk
tK (tinggi merah) (tinggi merah (pendek merah) (pendek merah
jambu) jambu)
TtKk Ttkk ttKk ttkk
tk (tinggi merah (tinggi putih) (pendek merah (pendek putih)
jambu) jambu)

2. Rasio genotipe F2 = 3 T_KK : 3 T_kk : 6 T_Kk : 2 ttKk : 1 ttKK : 1 ttkk


Rasio fenotipe F2 = 3 tinggi merah : 3 tinggi putih : 6 tinggi merah jambu : 2 pendek
merah jambu : 1 pendek merah : 1 pendek putih
3. a. Komplementer : Jika salah satu gen tidak ada, maka ekspresi suatu sifat tidak
sempurna atau terhalang sama sekali. Pada komplementer terjadi suatu interaksi
yang saling melengkapi. Perbandingan sifat beda yang mucul adalah 9 : 7.
b. Kriptomeri : Salah satu bentuk interaksi antargen yang menyembunyikan sifat
yang terdapat pada leluhurnya.
c. Interaksi berbagai gen : Pada pial ayam, terdapat suatu bentuk interaksi berbagai
gen yang akan menentukan bentuk pial ayam, apakah akan berbentuk walnut
R_P_, ros R_pp (gerigi), pea rrP_ (biji) atau bilah rrpp (tunggal). Jika dua gen
dominan R dan P bersama, pial ayam akan berbentuk walnut. Jika gen dominan R
bersama dengan gen p homozigot resesif, pial ayam akan berbentuk ros. Jika gen
dominan P bersama dengan gen r homozigot resesif, pial ayam akan berbentuk
biji. Adapun jika kedua gen dalam keadaan resesif, jengger akan berbentuk bilah.
d. Epistasis dominan : Penutupan suatu ekspresi dari suatu gen oleh gen dominan
yang bukan alelnya. Misalnya, gen A menutup ekspresi gen B dan b, dikatakan A
epistasis terhadap B dan b.
e. Epistasis resesif : Penutupan suatu ekspresi dari suatu gen oleh gen resesif yang
bukan alelnya. Misalnya, gen aa menutup ekspresi gen B dan b, dikatakan aa
epistasis terhadap B dan b.
4. Kemungkinan 100 % dari anak laki-laki mengalami buta warna. Sedangkan anak
perempuan bersifat sebagai carrier buta warna.
5. F1 X F1 AaBbCcDDEEFf X AaBbCcDDEEFf
Genotipe F2
3F = 81 ABCDEF
3C D E 1f = 27 ABCDEf
3B 1c D E 3F = 27 ABcDEF
1f = 9 ABcDEf
3A 3F = 27 AbCDEF
3C D E 1f = 9 AbCDEf
1b

1c D E 3F = 9 AbcDEF
1f = 3 AbcDEf
3F = 27 aBCDEF
3C D E 1f = 9 aBCDEf
3B 1c D E 3F = 9 aBcDEF
1f = 3 aBcDEf
1a 3F = 9 abCDEF
3C D E 1f = 3 abCDEf
1b

1c D E 3F = 3 abcDEF
1f = 1 abcDEf
Jadi rasio genotipe generasi F2 yang didapatkan adalah
81 A-B-C-DDEDF- : 27 A-B-C-DDEEff : 27 A-B-ccDDEEF- : 9 A-B-ccDDEEff : 27 A-
bbC-DDEEF- : 9 A-bbC-DDEEff : 9 A-bbccDDEEF- : 3 A-bbccDDEEff : 27 aaB-C-
DDEEF- : 9 aaB-C-DDEEff : 9 aaB-ccDDEEF- : 3 aaB-ccDDEEff : 9 aabbC-DDEEF- :
3 aabbC-DDEEff : 3 aabbccDDEEF- : 1 aabbccDDEEff.

BAB 5 EVOLUSI

Kegiatan 5.1 Teori Evolusi Lamarck dan Darwin

1. Ada
2. Menurut Lamarck nenek moyang jerapah semuanya berleher pendek.
Menurut Darwin nenek moyang jerapah berleher pendek dan keturunannya ada yang
berleher panjang dan ada yang berleher pendek.
3. Melalui proses peregangan untuk mencapai makanan (daun-daun pada pohon yang
tinggi).
4. Berdasarkan teori Darwin, hanya jerapah berleher panjang yang akan survive karena
jerapah berleher panjang mampu menjangkau daun-daun pada pohon yang tinggi.
5. Teori evolusi Lamarck menyatakan bahwa suatu organisme selalu berusaha untuk
memperbaiki diri dengan memperkuat dan mengembangkan bagian tubuhnya. Bagian
tubuh yang digunakan akan tetap ada sedangkan bagian tubuh yang tidak digunakan
berangsur-angsur akan hilang. Perubahan pada organisme tersebut akan diwariskan ke
keturunannya.
Teori evolusi Darwin menyatakan bahwa organisme yang mampu beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan akan tetap survive (hidup) sedangkan organisme yang
tidak dapat beradaptasi akan punah (seleksi alam).

Kegiatan 5.2
Teori evolusi Lamarck : Lamarck menyatakan bahwa keragaman dan perbedaan
makhluk hidup lebih disebabkan oleh perubahan yang menyebabkan adanya variasi-
variasi yang nyata di antara spesies. Perubahan tersebut berjalan sepanjang waktu dan
organisme berevolusi dalam suatu jalur dari penampilan yang kurang sempurna menuju
yang lebih sempurna. Selain itu Lamarck juga mencetuskan ide Use dan Disuse yaitu
struktur tubuh yang selalu digunakan akan berkembang sedangkan struktur yang tidak
digunakan akan hilang. Struktur yang dibutuhkan tersebut akan diturunkan dari orang tua
ke keturunannya.

Teori evolusi Darwin :


1. Seluruh makhluk hidup telah berevolusi dari suatu nenek moyang yang menyebar
menjadi berjuta-juta spesies melalui proses perubahan yang bertahap sehingga timbul
variasi.
2. Peristiwa alami menyeleksi organisme dengan suatu cara yang menghasilkan
individu-individu yang teradaptasi dengan lebih baik, cenderung untuk lolos hidup
dan bereproduksi, sementara yang tidak berhasil beradaptasi tidak akan berkontribusi
pada generasi selanjutnya.
Kegiatan 5.4 Teori Darwin

Bukti teori evolusi Darwin :


1. Bukti Fosil : Fosil yang terkandung dalam batuan sedimen oleh para ilmuwan
digunakan untuk menerangkan kehadiran spesies hewan dan tumbuhan pada suatu
waktu tertentu.
2. Bukti Homologi : Struktur homolog diterangkan melalui struktur tulang yang serupa
(menyerupai) yang memiliki asal-usul evolusi, walaupun mungkin digunakan untuk
keperluan yang berbeda.
3. Bukti Perbandingan Embriologi : Embriologi mempelajari perkembangan bentuk
embrio. Berdasarkan studi perbandingan embrio vertebrata tampak menunjukkan
adanya keserupaan. Selanjutnya ada pendapat bahwa sejalan dengan perkembangan
embrio, mulailah pembentukan alur yang berbeda dari masing-masing spesies.

Kegiatan 5.5 Mekanisme Evolusi

Penyebab utama mutasi dalam spesies adalah rekombinasi genetika. Faktor yang
mempengaruhi mutasi adalah radiasi cahaya matahari (radiasi sinar-X dan ultraviolet)
serta reaksi kimiawi (seperti zat radioaktif dan zat mutagenik).

Pengaruh mutasi terhadap gen :


1. Mutasi mengubah struktur DNA, tetapi tidak mengubah produk yang dihasilkan.
2. Mutasi mengubah rantai asam amino, tetapi tidak mengubah fungsi produk yang
dihasilkan.
3. Mutasi mengubah rantai asam amino dan fungsi produk, tetapi tidak begitu berbeda
dengan keadaan sebelum mutasi.
4. Mutasi menyebabkan fungsi sel rusak.
5. Mutasi terjadi pada sel somatik, jadi tidak diturunkan.
6. Mutasi menyebabkan kerugian atau menguntungkan.
Kegiatan 5.6 Asal Usul Kehidupan

Tahapan 1 : Labu kaca yang berbentuk leher angsa diisi air kaldu. Bentuk labu yang
demikian dimaksudkan untuk menghindari kontak langsung antara bagian
dalam labu yang berisi air kaldu dengan bagian luar (udara). Labu yang
berisi air kaldu dipanaskan dengan tujuan untuk mensterilkan air tersebut
dari mikroba.
Tahapan 2 : Setelah labu didinginkan. Dalam kegiatan tersebut jelas bahwa dalam air
kaldu dianggap tidak ada kehidupan.
Tahapan 3 : Leher labu kaca dipecahkan sehingga air kaldu bersentuhan dengan udara
luar secara langsung. Setelah didiamkan beberapa hari, air kaldu di dalam
labu menjadi basi atau busuk dan banyak mengandung mikroba.
Kesimpulan : Organisme yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari cairan kaldu steril
(benda tak hidup), melainkan dari makhluk hidup atau mikroba yang ada
di udara.

Evaluasi Bab 5
A.
1. D 6. C 11. B 16. A
2. E 7. E 12. B 17. C
3. C 8. A 13. A 18. B
4. A 9. A 14. D 19. E
5. - 10. B 15. D 20. C

B.
1. Teori Evolusi :
a. Teori Lamarck : Ide tentang use and disuse bahwa setiap organisme selalu berusaha
untuk memperbaiki dirinya dengan memperkuat dan mengembangkan bagian
tubuhnya. Bagian tubuh ini akan tetap ada, sebaliknya dengan tidak berfungsinya
suatu bagian atau organ tubuh maka organ tersebut akan berangsur-angsur hilang.
Kedua, Lamarck menyatakan mengenai ide tentang pewarisan sifat pada keturunan
yang diperoleh dari induknya.
b. Charles Robert Darwin : Teori evolusi yang menyatakan bahwa seluruh makhluk
hidup telah berevolusi dari suatu nenek moyang yang menyebar menjadi berjuta-
juta spesies melalui proses perubahan yang bertahap sehingga timbul variasi.
Kedua, Darwin mengeluarkan teori seleksi alam yang menyatakan kejadian alami
atau peristiwa alami menyeleksi organisme dengan suatu cara yang menghasilkan
individu-individu yang teradaptasi dengan lebih baik cenderung lolos hidup dan
bereproduksi, sementara yang tidak berhasil beradaptasi tidak akan berkontribusi
pada generasi selanjutnya.
c. August Weismann : Weismann menyangkal teori Lamarck dengan membuktikan
bahwa ekor mencit yang pendek sebagai akibat pemotongan tidak diturunkan pada
generasi selanjutnya.
d. Alfred Russel Wallace : Bersama Darwin ikut mengembangkan teori evolusi yang
secara ringkas menyatakan bahwa jika suatu spesies tidak dapat beradaptasi
(menyesuaikan diri) dengan lingkungannya, maka spesies tersebut akan punah.
2. Syarat-syarat yang diperlukan agar hukum Hardy-Weinberg dapat berlaku :
a. Ukuran populasi besar.
b. Populasi terisolasi, artinya tidak terjadi migrasi individu atau gamet-gamet ke
dalam atau keluar populasi.
c. Mutasi (perubahan gen) tidak mengubah populasi gen.
d. Perkawinan terjadi secara acak.
e. Seluruh individu memiliki keberhasilan reproduksi yang sama atau tidak terjadi
seleksi alami.
3. Beberapa pengaruh mutasi gen pada makhluk hidup :
a. Mutasi mengubah struktur DNA, tetapi tidak mengubah produk yang dihasilkan.
b. Mutasi mengubah rantai asam amino, tetapi tidak mengubah fungsi produk yang
dihasilkan.
c. Mutasi mengubah rantai asam amino dan fungsi produk, tetapi tidak begitu berbeda
dengan keadaan sebelum mutasi.
d. Mutasi menyebabkan fungsi sel rusak.
e. Mutasi terjadi pada sel somatik, jadi tidak diturunkan.
f. Mutasi menyebabkan kerugian atau menguntungkan.
4. Beberapa eksperimen yang dilakukan untuk menyingkap rahasia asal-usul kehidupan :
a. Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697).
Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples.
Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
Stoples II : diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.Selanjutnya ketiga
stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman.
Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Dan
hasilnya sebagai berikut:
Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau
belatung lalat.
Stoples II : daging tampak membusuk dan di dalamnya ditemukan banyak larva atau
belatung lalat.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau
belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari
daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini
ketika lalat tersebut hinggap di situ. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan
pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih
banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relatif sedikit.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun
percoban yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut :
Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15o C selama beberapa menit
dan dibiarkan tetap terbuka.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah
pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat
benar. Selanjutnya, labu dipanaskan.kemudian didinginkan. Setelah dingin
keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan
dan orang selama lebih kurang satu minggu.
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan
baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini
banyak mengandung mikroba.
Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti
semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila
labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung
mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak
(busuk).
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa
mikroba yang ada di dalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati),
tetapi berasal dari kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.
c. Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)

Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-
langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut :

Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah
antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan parafin cair. Setelah itu pada
gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu
dipanaskan atau disterilkan.
Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan di tempat yang aman. Setelah
beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetap
jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
Langkah III: labu yang air kaldu di dalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu di
dalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara.
Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa
hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu di dalam
labu menjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. Melalui
pemanasan terhadap perangkat percobaannya, seluruh mikroorganisme yang
terdapat dalam air kaldu akan mati. Di samping itu, akibat lain dari
pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher
angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada
pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang
berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme
yang bergentayangan di udara untuk masuk ke dalam labu. Inilah yang
menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.
5. Mutasi berpengaruh terhadap terbentuknya variasi baru dalam makhluk hidup.
Penyebab paling penting dari mutasi dalam spesies adalah rekombinasi genetika yang
diakibatkan oleh reproduksi seksual. Pada rekombinasi genetika, dalam gen dari dua
individu dipisahkan dan mengalami rekombinasi menjadi satu kombinasi baru,
menghasilkan galur baru, dan juga variasi baru.

BAB 6 BIOTEKNOLOGI

Kegiatan 6.1 Mengenal Bioteknologi

Tujuan bioteknologi :
1. Memproduksi makanan, pertanian, obat-obatan, dan industri.
2. Melindungi alam sekitar dari serangan hama dan penyakit tertentu, dan dari bahan
kimia yang mencemari tanah, sungai dan mata air.
3. Menghasilkan bibit unggul sehingga dapat menyediakan bahan makanan bagi dunia.

Prinsip-prinsip yang dimiliki oleh suatu proses sehingga dimasukkan dalam kategori
proses bioteknologi :
1. Bioteknologi memanfaatkan makhluk hidup (agen biologi).
2. Bioteknologi menghasilkan produk baru atau modifikasi.
3. Bioteknologi melibatkan lebih dari satu disiplin ilmu.

Teknik rekayasa genetika; menghilangkan; menambahkan; mengganti suatu gen dalam


suatu sel; transgenik; mikroba dapat tumbuh dan bereproduksi sangat cepat; mikroba
dapat ditumbuhkan dalam medium yang relative murah atau diproduksi dari proses
industri lain; mikroba dapat diubah sifatnya sesuai dengan kebutuhan; kultur mikroba;
plasmid.

Kegiatan 6.2 Peranan Bioteknologi

No. Bidang Produk yang Dihasilkan


1. Kesehatan Antibiotik, hormon, vaksin, peralatan diagnostik
seperti antibodi monoklonal, dan PCR, sel induk (stem
cell).
2. Pertanian dan perkebunan Kultur jaringan, tanaman produk bioteknologi seperti
kapas tahan hama dan kedelai yang toleran terhadap
herbisida.
3. Pengelolaan limbah Lumpur aktif.

Sejarah penemuan antibiotik:


Penemuan antibiotik terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander Flemming,
pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan petri dan
meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika cawan petri
tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh di media dan bagian
di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik
dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut,
yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn. P. notatum (kapang berwarna biru
muda ini mudah ditemukan pada roti yang dibiarkan lembab beberapa hari). Ia lalu
mendapat hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri
koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G.
Kegiatan 6.3 Penggolongan Antibiotik

No. Golongan Contoh


1. Antibiotik penghambat sintesis dinding sel bakteri. ampisilin, penisilin
2. Antibiotik penghambat transkripsi dan replikasi. rifampisin, aktinomisin D
3. Antibiotik penghambat sintesis protein. gentamisin, kanamisin
4. Antibiotik penghambat fungsi membran sel. ionomisin, valinomisin
5. Antibiotik penghambat fungsi sel lainnya. oligomisin, tunikamisin
6. Antibiotik sebagai antimetabolit. azaserin

Kegiatan 6.4 Vaksin

Vaksin adalah varian atau turunan dari patogen (biasanya bakteri atau virus) yang telah
dilemahkan sehingga tidak berbahaya dan digunakan untuk mencegah penyakit infeksi.

DNA

protein permukaan
plasmid bakteri
lapisan protein gen virus

plasmid mengandung lapisan protein gen virus


lapisan protein gen virus

bakteri tidak berbahaya


lapisan protein virus bakteri
berbiak dan menghasilkan
lapisan protein virus
bakteri tumbuh

vaksin
lapisan protein virus

Kegiatan 6.5 Kultur Jaringan


1. Pembuatan Media : Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan
kultur jaringan. Komposisi yang digunakan bergantung pada jenis tanaman yang
diperbanyak. Selanjutnya media disimpan dalam tabung-tabung reaksi atau botol-
botol kaca. Sebelum digunakan media harus disterilkan dengan cara dipanaskan
dengan autoklaf.
2. Inisiasi : Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan.
3. Sterilisasi : Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan etanol yang disemprotkan
secara merata pada peralatan yang digunakan.
4. Multiplikasi : Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan
menanam eksplan di media. Multiplikasi dilakukan di aparat alir udara berlapis untuk
menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.
5. Pengakaran : Pengakaran adalah suatu fase dalam kegiatan kultur jaringan yang
menunjukkan adanya pertumbuhan akar pada eksplan sebagai tanda bahwa proses
kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan
setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat
adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur.
6. Aklimatisasi : Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari
ruangan aseptik ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu
dengan memberikan sungkup.

Kegiatan 6.6 Contoh Tanaman Transgenik

No. Contoh Tanaman Keunggulan


1. Kedelai Roundup Varietas kedelai yang tahan terhadap herbisida. Varietas ini
Ready mengandung gen yang memberikan ketahanan terhadap satu
atau dua herbisida berspektrum luas, yang ramah
lingkungan.
2. Kapas tahan hama Kapas ini menghasilkan suatu protein yang dapat
memberikan perlindungan sepanjang musim tanam terhadap
ulat penggerek buah kapas.
3. Jagung tahan hama Jagung ini mampu menghasilkan protein insektisida yang
biasa dihasilkan oleh mikroba tanah yang terdapat di alam
(Bt). Protein tersebut memberikan perlindungan tanaman
jagung sepanjang musim dari hama penggerek jagung.
4. Beras Golden Rice Tanaman padi ini mengandung 2 gen penting dalam
pembentukan provitamin A di dalam endosperm padi.
Sehingga beras yang dihasilkan mengandung vitamin A.
5. Tomat Flavr Savr Tomat ini merupakan hasil rekayasa genetik dengan tujuan
agar tomat tidak cepat matang. Sehingga memperlama masa
simpan dan mengurangi kerugian petani tomat.

Kegiatan 6.7 Implikasi Bioteknologi

No. Dampak Positif Bioteknologi Dampak Negatif Bioteknologi


1. Di bidang kedokteran, teknologi Teknologi sel induk menggunakan sumber sel
sel induk dapat dimanfaatkan induk dari embrio manusia, karena itu
untuk pengobatan berbagai menimbulkan kontroversi dan diangap
penyakit yang belum ada melanggar kaidah etika kedokteran karena
obatnya. dipandang sebagai pembunuhan embrio.
2. Produk transgenik merupakan Banyak kalangan mengkhawatirkan
bibit unggul yang dapat pengkonsumsian produk transgenik dari segi
memenuhi kebutuhan manusia keamanan. Apakah konsumsi produk
dengan lebih cepat, baik dan transgenik dalam jangka panjang dapat
efisien. menimbulkan alergi atau gangguan kesehatan.
3. Produk transgenik merupakan Tersebarnya jenis-jenis tanaman dan ternak
bibit unggul yang akan hasil rekayasa genetik yang belum diketahui
memperkaya keragaman hayati. secara menyeluruh sifat dan pengaruhnya
terhadap lingkungan menimbulkan kekawatiran
akan adanya pencemaran keragaman hayati.
4. Perusahaan penghasil benih bibit Menimbulkan ketergantungan petani lokal dan
unggul dapat menggunakan nasional, khususnya bagi negara-negara
keuntungan dari penjualan berkembang, terhadap sumber benih unggul
benihnya dalam rangka hasil rekayasa genetika yang pada umumnya
mengembangkan varietas hak patennya dimiliki oleh negara-negara
tanaman baru yang lebih baik. maju.
5. Beberapa sifat tanaman Sifat tanaman budidaya menjadi seragam
transgenik direkayasa agar tahan sehingga meningkatkan kerentanan terhadap
terhadap hama dan herbisida sistem pertanian.
oleh karena itu lebih
memudahkan petani dalam
budidayanya.

Evaluasi Bab 6
A.
1. E 6. B 11. E 16. B
2. A 7. A 12. C 17. A
3. A 8. D 13. D 18. -
4. A 9. E 14. B 19. C
5. A 10. A 15. B 20. D

B.
1. Manfaat produk bioteknologi bagi umat manusia :
a. Penerapan bioteknologi di bidang kesehatan telah menghasilkan produk-produk
penting seperti hormon, antibiotik, vaksin, stem cell, PCR dan antibodi
monoklonal.
b. Penerapan bioteknologi di bidang pertanian dan perkebunan adalah adanya teknik
kultur jaringan dan tanaman-tanaman hasil rekayasa genetik seperti kedelai yang
toleran terhadap herbisida, jagung tahan hama, dan kapas tahan hama.
c. Penerapan bioteknologi di bidang pengelolaan limbah adalah penggunaan lumpur
aktif dalam pengolahan limbah.
2. Dampak buruk produk bioteknologi bagi masyarakat :
a. Berkurangnya atau terjadinya erosi genetika di berbagai kawasan sistem pertanian
atau di pusat-pusat keragaman hayati pertanian.
b. Sifat tanaman budidaya menjadi seragam sehingga meningkatkan kerentanan
terhadap sistem pertanian. Selain itu, nilai-nilai tradisional menjadi hilang
sehingga pemanfaatan keragaman hayati lokal menjadi tersingkir.
c. Menimbulkan kebergantungan petani lokal maupun nasional, khususnya bagi
negara-negara berkembang, terhadap sumber benih unggul hasil rekayasa genetik
yang pada umumnya hak patennya dimiliki oleh negara-negara maju.
3. Bioteknologi konvensional merupakan proses-proses bioteknologi yang telah
dilakukan sejak zaman dahulu, seperti pembuatan roti dan minuman anggur serta
domestikasi tumbuhan dan hewan. Bioteknologi konvensional menggunakan sel
tumbuhan, hewan, dan mikroba secara langsung untuk memperoleh produk.
Bioteknologi modern merupakan proses-proses bioteknologi yang menggunakan
teknik rekayasa genetika untuk memodifikasi material genetika dengan suatu tujuan
tertentu. Rekayasa genetika tersebut dilakukan dengan cara menghilangkan,
menambahkan, atau mengganti suatu gen dalam suatu sel.
4. Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup dan produk
dari makhluk hidup dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Prinsip-prinsip bioteknologi :
a. Bioteknologi memanfaatkan makhluk hidup (agen biologi).
b. Bioteknologi menghasilkan produk baru atau modifikasi.
c. Bioteknologi melibatkan lebih dari satu disiplin ilmu.
5. Peranan bioteknologi di bidang kesehatan dan kedokteran adalah dihasilkannya
produk-produk penting seperti antibiotik, vaksin, hormon, peralatan diagnostik, dan
sel induk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan
pengobatan berbagai penyakit.

Anda mungkin juga menyukai