Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Basicedu Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018 Halaman 19 -27

JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
http:// stkiptam.ac.id/indeks.php/basicedu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


KARIES GIGI PADA MURID SDN.005 KEPENUHAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEPENUHAN

Alini1

Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan1


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai1
Alini_09@yahoo.com1

Abstrak
Penyakit gigi dan mulut yang terbanyak dialami masyarakat di Indonesia adalah karies gigi dan penyakit
periodontal. Menurut WHO, 90% anak-anak sekolah diseluruh dunia termasuk di Indonesia dilaporkan
pernah menderita karies gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian karies gigi pada anak SDN. 005 Kepenuhan Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan
Tahun 2016. Jenis desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh Anak SDN 005 Kepenuhan yang duduk dikelas 4,5 dan 6 yang berjumlah 130 orang,
dengan jumlah sampel 130 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Analisis data dilakukan secara
univariat dan bivariat dengan uji chi square.Hasil penelitian ini didapat ada hubungan antara kejadian karies
gigi dengan pengetahuan (pvalue = 0,000), perilaku menyikat gigi (pvalue = 0,014), konsumsi jenis makanan
kariogenik (pvalue = 0,001), peran orangtua (pvalue = 0,004) dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
gigi (pvalue = 0,000). Saran peneliti agar hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
kebijakan dalam upaya mengendalikan dan menekan kejadian karies gigi di SDN. 005 Kepenuhan Wilayah
Kerja Puskesmas Kepenuhan
Kata Kunci: Karies Gigi, Pengetahuan, Perilaku, Makanan Kariogenik, Fasilitas Kesehatan

Abstract
The most common tooth and mouth disease in Indonesia is dental caries and periodontal disease. According to
WHO, 90% of students worldwide including in Indonesia are reported to have suffered dental caries. The
purpose of this study is to determine the factors that affect the incidence of dental caries in children SDN. 005
Kepenuhan of Work Area of Puskesmas Kepenuhan Year 2016. Type of research design used is cross sectional
study. The population in this study were all children of SDN 005 Kepenuhan who sat in the class of 4.5 and 6
which amounted to 130 people, with a sample size of 130 people taken with total sampling technique. The data
were analyzed by univariate and bivariate with chi square test. The result of this research is there is correlation
between dental caries incidence with knowledge (pvalue = 0,000), brushing behavior (pvalue = 0,014),
cariogenic food (pvalue = 0,001), role parent (pvalue = 0,004) and utilization of dental service facility (pvalue
= 0,000). Suggestion of researcher for result of this research can be used as base in making policy in effort to
control and suppress dental caries incident in SDN. 005 Kepenuhan of Work Area of Puskesmas Kepenuhan.
Keywords: Dental caries, Knowledge, Behavior, Kariogenik Food, Health Facilities.

@Jurnal Basicedu Prodi PGSD FIP UPTT 2018

 Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang ISSN 2580-3735 (Media Cetak)
Email : alini_09@yahoo.com ISSN 2580-1147 (Media Online)
Phone : 0852655591056

Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018


20 | Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada murid SDN.005 Kepenuhan Wilayah
Kerja Puskesmas Kepenuhan (Alini)

PENDAHULUAN Untuk Provinsi Riau sebesar 6,6% dan


merupakan provinsi yang memiliki masalah
Pemerintah melalui Kementerian karies gigi terendah kedua di Indonesia.
Kesehatan Republik Indonesia telah Deteksi karies gigi merupakan puncak gunung
melaksanakan program Upaya Kesehatan Gigi es, artinya keadaan sebenarnya dari karies
Sekolah (UKGS) sejak Tahun 1951. UKGS yang tidak terdeteksi jauh lebih berat.
merupakan program tanggung jawab Pusat Sehubungan dengan situasi tersebut diatas
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang menjadi kebutuhan yang mendasar untuk
bergerak dalam upaya kesehatan masyarakat memenuhi pelayanan kesehatan gigi pada anak
yang ditujukan untuk memelihara, sekolah terutama pada aspek menyelamatkan
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut apa yang masih bisa diselamatkan pada gigi
seluruh peserta didik di sekolah binaan yang anak bangsa disamping upaya edukatif untuk
ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan mempertahankan gigi yang sehat (Kemenkes
berupa upaya kuratif bagi individu (peserta RI, 2012).
didik) yang memerlukan perawatan kesehatan Usia sekolah merupakan salah satu
gigi dan mulut. Pokok program UKS/UKGS tahapan kehidupan yang masih mengalami
yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan pertumbuhan. Kebiasaan makan yang salah
kesehatan dan pembinaan lingkungan pada anak sekolah dasar (SD) sering terjadi,
kehidupan sekolah sehat, sehingga dapat seperti kebisaan mengkonsumsi makanan
dicapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang jajanan secara berlebihan. Makanan jajanan
optimal bagi anak sekolah (Kemenkes RI, yang sering dikonsumsi anak SD banyak
2012). bersifat kariogenik, seperti makanan manis,
Penyakit gigi dan mulut merupakan lengket, dan makanan yang berbentuk
penyakit masyarakat yang dapat menyerang menarik. Efek buruk dari seringnya
semua golongan umur yang bersifat progresif mengkonsumsi makanan manis atau
dan akumulatif. Prevalensi 10 (sepuluh) kariogenik salah satunya terhadap kesehatan
kelompok penyakit yang dikeluhkan gigi. Makanan kariogenik mempunyai
masyarakat, penyakit gigi dan mulut kecenderungan melekat pada permukaan gigi.
menduduki urutan pertama dengan angka Bila hal ini sering terjadi maka dapat
prevalensi 61% penduduk, dengan persentase menyebabkan karies gigi (Kartikasari, 2013).
tertinggi pada golongan umur lebih dari Selanjutnya untuk penduduk Riau yang
55 tahun (92%). Penyakit gigi dan mulut yang berperilaku menyikat gigi dengan benar
terbanyak dialami masyarakat di Indonesia “hanya” sebesar 2,3 persen. Perilaku ini
adalah karies gigi dan penyakit periodontal merupakan penyebab karies gigi. Faktor
(Kemenkes RI, 2012). lainnya penyebab kares gigi adalah
Meskipun paling banyak terjadi pada pengetahuan anak dalam menyikat gigi yang
kelompok pre-lansia, namun menurut WHO, benar, stuktur gigi, peran orangtua, kurangnya
90% anak-anak sekolah diseluruh dunia pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan gigi
termasuk di Indonesia dilaporkan pernah setiap 6 bulan sekali sesuai anjuran kesehatan.
menderita karies gigi (Noreba dkk, 2015). Dampak dari karies gigi adalah, fungsi
Proses perkembangan karies pada anak- pengunyahan anak akan terganggu, sehingga
anak dapat terjadi dan dimulai pada saat gigi akan berpengaruh terhadap asupan zat gizi dan
anak pertama erupsi. Karies sangat status gizinya. Selain itu penyakit pada gigi
berhubungan erat dengan kebersihan rongga dan rongga mulut dapat menyebabkan
mulut, terlebih pada anak-anak. Anak yang penyakit pada tubuh seperti peradangan sendi,
tidak dibiasakan melakukan penyikatan gigi demam reumatik penyakit pada katup jantung
sejak dini dari orang tua dapat mengakibatkan dan juga penyakit pada ginjal (Asmawati dkk,
kesadaran dan motivasi anak kurang dalam 2014).
menjaga kesehatan dan kebersihan rongga Puskesmas Kepenuhan merupakan
mulutnya. Keadaan ini memudahkan anak Puskesmas kedua tertinggi memiliki anak
terkena resiko penyakit gigi dan mulut didik dengan karies gigi di Kabupaten Rokan
(Adhani dkk, 2014). Menurut Riskesdas Hulu. Di Wilayah kerja Puskesmas Kepenuhan
(2013) terjadi peningkatan prevalensi ini terdapat 21 Sekolah Dasar/Madrasah
terjadinya karies aktif pada penduduk Ibtidaiah. Memiliki SD/MI terbanyak
Indonesia dibandingkan tahun 2007 lalu, yaitu dibandingkan dengan Puskesmas Rambah
dari 43,4 % (2007) menjadi 53,2 % (2013). Hilir II (peringkat 1 terbanyak karies gigi).

Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018


21 | Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada murid SDN.005 Kepenuhan Wilayah
Kerja Puskesmas Kepenuhan (Alini)

Salah satu SD/MI di Kepenuhan adalah SD Penelitian ini dilakukan di SDN 005
005 Kepenuhan. SD 005 Kepenuhan ini Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan, pada
merupakan SD dengan jumlah Anak tertinggi tanggal 22 Mei sampai dengan tanggal 04 Juni
yaitu sebanyak 261 anak didik. SD 005 2016.
Kepenuhan terletak di Ibu Kota Kecamatan
Kepenuhan. Selanjutnya berdasarkan survey Populasi
awal terhadap 10 anak di SDN 005 Kepenuhan Populasi dalam penelitian ini adalah
didapatkan data bahwasanya 3 orang tidak seluruh Anak SDN 005 Kepenuhan yang
mengetahui cara menyikat gigi yang benar, 4 duduk dikelas 4,5 dan 6 Wilayah Kerja
orang perilaku menyikat giginya salah Puskesmas Kepenuhan yang berjumlah 130
(frekuensi menyikat gigi, waktu menyikat gigi, orang
teknik menyikat gigi) dan 2 orang sering Sampel.
mengkonsumsi makanan manis dan lengket
(permen dan coklat), 1 orang mengaku belum Sampel penelitian ini adalah seluruh Anak
ada diajarkan orangtuan tentang cara menyikat SDN 005 Kepenuhan yang duduk dikelas 4,5
gigi seperti yang diajarkan dokter gigi saat dan 6 Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan
kunjungan ke sekolah dan semuanya mengaku yang berjumlah 130 orang dengan teknik
dalam 1 tahun terakhir tidak ada kedokter gigi pengambilan sampel total sampling yaitu
untuk pemeriksaan kecuali untuk mencabut pengambilan sampel dengan mengambil
gigi. seluruh anggota populasi.
Selanjutnya berdasarkan survey awal dan
Alat Pengumpulan Data
observasi terhadap praktek cara menyikat gigi
Alat pengumpulan data yang digunakan
10 ana, survey dilakukan untuk mengamati
pada penelitian ini adalah kuesioner.
cara anak menyikat gigi, maka 70% anak tidak
Kuesioner yang digunakan untuk karakteristik
menyikat gigi secara benar. Berdasarkan
responden terdiri dari umur, jenis kelamin, dan
uraian diatas maka peneliti tertarik mengambil
kelas. Kuesioner untuk kejadian karies gigi 1
judul penelitian tentang faktor-faktor yang
pernyaan, kuesioner pengetahuan tentang
mempengaruhi Kejadian Karies Gigi Pada
karies gigi terdiri dari 10 pertanyaan,
Anak SDN. 005 Kepenuhan Wilayah Kerja
kuesioner perilaku menyikat gigi terdiri dari 5
Puskesmas Kepenuhan Tahun 2016.
pernyataa, kuesioner pemanfaatan pelayanan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
kesehatan 1 pernyataan, kuesioner peran orang
rumusan masalah penelitian ini adalah apakah
tua 4 pertanyaan, dan kuesioner tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi Kejadian
makanan kariogenik 13 pernyataan.
Karies Gigi Pada Anak SDN. 005 Kepenuhan
Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Tahun
2016?. Analisa Data
Adapun tujuan umum dari penelitian ini Analisa yang digunakan adalah analisa
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang univariat dan analisa bivariat. Analisis bivariat
berhubungan dengan kejadian karies gigi pada menggunakan uji chi-square dengan tingkat
Anak SDN. 005 Kepenuhan Wilayah Kerja kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan p
Puskesmas Kepenuhan Tahun 2016. value <0,05. Analisa data menggunakan
bantuan program komputerisasi.
METODE
Desain Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian Hasil Penelitian
dengan desain cross sectional study. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Penelitian ini menganalisis hubungan variabel dilakukan , maka diperoleh hasil sebagai
dependent (kejadian karies gigi) dengan berikut:
variabel Independent (pengetahuan, perilaku Analisa Univariat
menyikat gigi, makanan kariogenik, peran Analisis univariat dilakukan untuk
orangtua dan pemanfatatan pelayanan menganalisis variabel yang ada secara
kesehatan gigi). deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa sebagain siswa mengalami
karies gigi yaitu sebesar 95 orang (73,1%),
Lokasi dan Waktu Penelitian pengetahuan siswa tentang caries gigi
sebagaian besar kurang yaitu sebanyak sebesar

Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018


22 | Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada murid SDN.005 Kepenuhan Wilayah
Kerja Puskesmas Kepenuhan (Alini)

89 orang (68,5%), perilaku menyikat gigi untuk terjadi karies gigi dibandingkan prilaku
siswa sebagian besar tidak tepat yaitu sebesar menyikat gigi yang benar.
73 orang (56,2%), sebagian besar siswa
memiliki kebiasaan makan makanan 3. Hubungan Kebiasan Makan-makanan
kariogenik yaitu sebanyak 83 orang (63,8%), Kariogenik Kejadian Karies Gigi Pada
peran orang tua dalam perawatan gigi anak Murid SDN. 005 Kepenuhan Wilayah
sebagian besar tidak ada yaitu sebanyak 77 Kerja Puskesmas Kepenuhan
orang (59,2%), dan sebagian responden tidak Dari hasil analisis hubungan kebiasan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu makan makanan kariogenik dengan kejadian
sebanyak 90 orang (69,2%). karies gigi diperoleh data bahwa dari 83 orang
responden yang mempunyai kebiasaan makan-
Analisa Bivariat makanan kariogenik, ada 14 orang (16,9%)
Analisis bivariat adalah analisa yang yang tidak mengalami karies gigi, sedangkan
dilakukan untuk melihat hubungan satu dari 47 orang responden yang tidak
variabel independen dengan satu variabel mempunyai kebiasaan makan-makanan
dependen. Analisa bivariat menggunakan uji kariogenik, ada 26 orang (55,3%) yang
kai kuadrat (Chi Square). mengalami karies gigi. Hasil uji statistik
1. Hubungan Pengetahuan Dengan didapat nilai pvalue = 0,001, maka dapat
Kejadian Karies Gigi Pada Murid SDN. disimpulkan ada hubungan yang signifikan
005 Kepenuhan Wilayah Kerja antara kebiasan makan-makanan kariogenik
Puskesmas Kepenuhan dengan kejadian karies gigi, dengan nilai POR
Dari hasil analisis hubungan pengetahuan = 3,981, artinya kebiasaan makan-makanan
dengan kejadian karies gigi diperoleh data kariogenik berpeluang 3,98 kali untuk terjadi
bahwa dari 89 orang responden yang karies gigi dibandingkan yang tidak
berpengetahuan kurang baik terdapat 10 orang mempunyai kebiasaan makan-makanan
(11,2%) yang tidak mengalami karies gigi, kariogenik.
sedangkan dari 41 orang responden yang
berpengetahuan baik, ada 16 orang (39,0%) 4. Hubungan Peran Orangtua Dengan
yang mengalami karies gigi. Hasil uji statistik Kejadian Karies Gigi Pada Murid SDN.
didapat nilai pvalue = 0,000 maka dapat 005 Kepenuhan Wilayah Kerja
disimpulkan ada hubungan yang signifikan Puskesmas Kepenuhan
antara pengetahuan dengan kejadian karies Dari hasil analisis hubungan peran orangtua
gigi, dengan nilai POR = 12,344, artinya dengan kejadian karies gigi diperoleh data
pengetahuan kurang berpeluang 12,34 kali bahwa dari 77 orang responden dengan peran
untuk terjadi kejadian karies gigi orangtua kurang baik, ada 13 orang (16,9%)
dibandingkan pengetahuan baik. yang tidak mengalami karies gigi, sedangkan
dari 53 orang responden yang dengan peran
2. Hubungan Perilaku Menyikat Gigi orangtua baik, ada 31 orang (58,5%) yang
Dengan Kejadian Karies Gigi Pada mengalami karies gigi. Hasil uji statistik
Murid SDN. 005 Kepenuhan Wilayah didapat nilai pvalue = 0,004, maka dapat
Kerja Puskesmas Kepenuhan disimpulkan ada hubungan yang signifikan
Dari hasil analisis hubungan perilaku antara peran orangtua dengan kejadian karies
menyikat gigi dengan kejadian karies gigi gigi, dengan nilai POR = 3,494, artinya peran
diperoleh data bahwa dari 73 orang responden orangtua yang kurang baik berpeluang 3,49
yang prilaku menyikat giginya salah terdapat kali untuk terjadi karies gigi dibandingkan
13 orang (17,8%) yang tidak mengalami dengan peran orangtua yang baik.
karies gigi, sedangkan dari 57 orang
responden yang perilaku menyikat giginya 5. Hubungan Pemanfatan Pelayanan
benar, ada 35 orang (61,4%) yang mengalami Kesehatan Gigi Dengan Kejadian Karies
karies gigi. Hasil uji statistic didapat nilai Gigi Pada Murid SDN. 005 Kepenuhan
pvalue = 0,014, maka dapat disimpulkan ada Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan
hubungan yang signifikan antara prilaku Dari hasil analisis hubungan pelayanan
menyikat gigi dengan kejadian karies gigi, kesehatan gigi dengan kejadian karies gigi
dengan nilai POR = 2,901, artinya prilaku diperoleh data bahwa dari 90 orang responden
menyikat gigi yang salah berpeluang 2,90 kali yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan
gigi, ada 1 orang (1,1%) yang tidak

Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018


23 | Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada murid SDN.005 Kepenuhan Wilayah
Kerja Puskesmas Kepenuhan (Alini)

mengalami karies gigi, sedangkan dari 40 bahwa pengetahuan yang kurang baik
orang responden yang memanfaatakan berhubungan dengan kejadian karies gigi.
pelayanan kesehatan gigi, ada 6 orang (15,0%) Meskipun sebagian kecil masih terdapat
yang mengalami karies gigi. Hasil uji statistik responden dengan pengetahuan kurang baik
didapat nilai pvalue = 0,000, maka dapat teapi tidak terjadi karies gigi yaitu 10 orang
disimpulkan ada hubungan yang signifikan (11,2%) dan terdapat juga responden dengan
antara pemanfatatan pelayanan kesehatan gigi pengeahuan baik, tetapi terjadi karies gigi
dengan kejadian karies gigi, dengan nilai POR yaitu 16 orang (39,0%). Hal ini dapat
= 504,333, artinya responden yang tidak dipengaruhi oleh faktor penghambat ataupun
memanfatakan pelayanan kesehatan gigi faktor pendorong, seperti halnya pengetahuan
berpeluang 50,4 kali untuk terjadi karies gigi responden kurang baik, namun tidak terjadi
dibandingkan dengan yang memanfatkan karies gigi, hal ini dapat disebebkan oleh
pelayanan kesehatan gigi. faktor pendorong seperti peran orangtua yang
sangat peduli akan kesehatan gigi anaknya,
Pembahasan selalu mengawasi dan mengingatkan untuk
1. Hubungan Pengetahuan Dengan menggosok gigi sesuai anjuran kesehatan,
Kejadian Karies Gigi Pada Anak SDN. sebaliknya untuk responden yang
005 Kepenuhan Wilayah Kerja berpengetahuan baik, namun terjadi karies gigi
Puskesmas Kepenuhan Tahun 2016 hal ini bisa disebabkan oleh faktor
Dari hasil analisis hubungan pengetahuan penghambat diantaranya kebiasan makan-
dengan kejadian karies gigi diperoleh data makanan jenis kariogenik yang dapat merusak
bahwa dari 89 orang responden yang gigi anak-anak, kebiasaan menyikat gigi yang
berpengetahuan kurang baik, ada 10 orang salah dalam waktu, cara, jenis sikat gigi yang
(11,2%) yang tidak mengalami karies gigi, digunakan dan lain-lain. Namun asumsi ini
sedangkan dari 41 orang responden yang tentunya belum dapat dibuktikan
berpengetahuan baik, ada 16 orang (39,0%) kebenarannya. Untuk itu peneliti
yang mengalami karies gigi. Hasil uji statistik rekomendasikan agar dapat dilakukan
didapat nilai pvalue = 0,000, maka dapat penelitian lebih lanjut tentang hal ini sehingga
disimpulkan ada hubungan yang signifikan dapat dibuktikan kebenarannya. Selain itu
antara pengetahuan dengan kejadian karies dapat peneliti sarankan kiranya petugas
gigi, dengan nilai POR = 12,344, artinya kesehatan khususnya penanggungjawab
pengetahuan kurang baik berpeluang 12,34 UKGS (Upaya Kesehatan Gigi Sekolah) untuk
kali untuk terjadi kejadian karies gigi meningkatkan frekuensi penyuluhan kepada
dibandingkan pengetahuan baik. anak-anak sekolah tentang karies gigi dan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori penyebabnya serta cara menghindari dan
Notoadmodjo (2007), yang menjeslakan mengatasinya, penyuluhan ini sebaiknya
bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan melibatkan orangtua untuk hadir bersama-
domain yang sangat penting untuk sama dengan anak mendengarkan materi
terbentuknya perilaku. Prilaku yang baik tentang karies gigi ini, sehingga peran
diawali dengan pengetahuan yang baik. orangtua dapat ditingkatkan dalam upaya
Prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan mencegah dan mengatasi karies gigi.
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Terjadinya suatu 2. Hubungan Prilaku Menyikat Gigi
penyakit tidak terlepas dari pengetahuan yang Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak
kurang baik tentang kesehatan. SDN. 005 Kepenuhan Wilayah Kerja
Hasil penelitian ini sejalan degan hasil Puskesmas Kepenuhan Tahun 2016
penelitian Dewanti (2012). Hubungan tingkat Dari hasil analisis hubungan prilaku
pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan menyikat gigi dengan kejadian karies gigi
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di diperoleh data bahwa dari 73 orang responden
SDN Pondok Cina 4 Depok, dengan hasil yang prilaku menyikat giginya salah, ada 13
adanya hubungan bermakna secara signifikan orang (17,8%) yang tidak mengalami karies
antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi, sedangkan dari 57 orang responden yang
gigi dengan kejadian karies gigi dengan pvalue prilaku menyikat giginya benar, ada 35 orang
= 0,013. (61,4%) yang mengalami karies gigi. Hasil uji
Menurut asumsi peneliti, secara umum statistik didapat nilai pvalue = 0,014, maka
hasil penelitian ini sudah dapat membuktikan dapat disimpulkan ada hubungan yang

Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018


24 | Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada murid SDN.005 Kepenuhan Wilayah
Kerja Puskesmas Kepenuhan (Alini)

signifikan antara prilaku menyikat gigi dengan permukaan gigi yang kasar juga dapat
kejadian karies gigi, dengan nilai POR = menyebabkan plak mudah melekat dan
2,901, artinya prilaku menyikat gigi yang membantu perkembangan karies gigi.
salah berpeluang 2,90 kali untuk terjadi karies Untuk itu disaranakan kepada orangtua
gigi dibandingkan prilaku menyikat gigi yang responden untuk datang membawa anak-
benar. anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan di
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Puskesmas atau tempat lainnya agar masalah
Rasinta (2013) yang menyatakan bahwa ini bisa diatasi, sebaliknya untuk responden
kebiasaan adalah kegiatan yang sering yang prilaku menyikat gigi salah, tetapi tidak
dilakukan oleh seseorang. Kebiasaan menyikat terjadi karies gigi, hal ini dapat disebabkan
gigi dilakukan sebagai salah satu cara oleh bentuk dan permukaan giginya sudah
mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. bagus, tidak kasar, fisur gigi bagus dan tidak
Menyikat gigi 2 kali sehari pada pagi sesudah dalam sehingga idak memerlukan prilaku
makan dan malam sebelum tidur membuat menyikat gigi yang betul-betul sesuai anjuran
nafas segar, memperbaiki penampilan gigi, kesehatan.
dan menghilangkan plak serta sisa makanan
dari permukaan gigi. Bila plak dibiarkan 3. Hubungan Konsumsi Makanan
selama 24-48 jam, ia dapat mengeras dan Kariogenik Dengan Kejadian Karies
menimbulkan penyakit pada gusi dan akhirnya Gigi Pada Anak SDN. 005 Kepenuhan
menyebabkanterjadinya karies gigi dan Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan
peradangan lainnya. Tahun 2016
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Dari hasil analisis hubungan kebiasan
Adhani dkk (2014) tentang Nursing Mouth makan makanan kariogenik dengan kejadian
Caries (NMC) anak 2-5 tahun di Puskesmas karies gigi diperoleh data bahwa dari 83 orang
Cempaka Banjarmasin, dengan hasil dari 100 responden yang mempunyai kebiasaan makan-
orang anak usia 2-5 tahun di Puskesmas makanan kariogenik, ada 14 orang (16,9%)
Cempaka Banjarmasin, ditemukan prosentase yang tidak mengalami karies gigi, sedangkan
NMC mencapai 96% atau 96 orang anak dari 47 orang responden yang tidak
terkena NMC, dan hanya 4 orang anak yang mempunyai kebiasaan makan-makanan
ditemukan bebas karies. Hal ini menunjukkan kariogenik, ada 26 orang (55,3%) yang
prosentase anak yang mengalami NMC sangat mengalami karies gigi. Hasil uji statistik
tinggi, hampir mencapai 100%. Kejadian didapat nilai pvalue = 0,001, maka dapat
Karies Gigi erat kaitannya dengan kebiasaan disimpulkan ada hubungan yang signifikan
menyikat gigi yang salah, frekuensi menyikat antara kebiasan makan-makanan kariogenik
gigi yang salah, waktu menyikat gigi yang dengan kejadian karies gigi, dengan nilai POR
salah masing-masing dengan pvalue < 0,05 = 3,981, artinya kebiasaan makan-makanan
Menurut asumsi peneliti, hasil penelitian ini kariogenik berpeluang 3,98 kali untuk terjadi
juga sudah dapat membuktikan bahwa prilaku karies gigi dibandingkan yang tidak
menyikat gigi yang benar mengurangi mempunyai kebiasaan makan-makanan
kejadian karies gigi, meskipun terdapat kariogenik.
sebagian kecil responden yang prilaku Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
menyikat gigi salah namun terjadi karies gigi Rasinta (2013) yang menjelaskan bahwa
yaitu 13 orang (17,8%) dan terdapat juga makanan yang dikonsumsi anak akan
prilaku menyikat gigi benar namun terjadi berhubungan dengan kesehatan gigi. Terlalu
karies gigi yaitu 35 orang (61,4%). banyak karbohidrat, baik gula misalnya, kue,
Perilaku menyikat gigi yang benar atau permen, susu, makanan dan minuman manis
salah memang bukan satu-satunya faktor lainnya maupun tepung-tepungan misalnya
menentukan terjadinya karies gigi atau tidak. keripik kentang atau singkong dapat
Meskipun prilaku menyikat gigi benar ternyata mengakibatkan pengeroposan gigi. Seberapa
terjadi karies gigi, hal ini dapat disebabkan lama karbohidrat menempel pada gigi adalah
oleh faktor lain seperti bentuk dan permukaan penyebab utama pembusukan gigi, Permen
gigi. Gigi dengan fisur yang dalam coklat dan makan yang manis adalah makanan
mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah yang paling sering mengancam kerusakan gigi.
lengket dn bertahan, sehingga produksi asam Sebagian besar permen yang beredar saat ini
oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat adalah permen yang mengandung gula. Jika
dan menimbulkan karies gigi. Selain itu, dikonsumsi dengan cara yang tidak tepat maka

Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018


25 | Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada murid SDN.005 Kepenuhan Wilayah
Kerja Puskesmas Kepenuhan (Alini)

dapat memberi kesempatan bagi bakteri mulut Hasil penelitian ini sesuai Kemenkes RI
untuk merusak gigi dan terjadi karies gigi. (2012) yang menyatakan bahwa peran serta
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil orang tua sangat diperlukan dalam
peneltian Khotimah dkk (2013), tentang membimbing, memberikan pengertian,
faktor-faktor yang berhubungan dengan mengingatkan, dan menyediakan fasilitas
kejadian karies gigi pada anak usia 6-12 tahun kepada anak, agar anak dapat memelihara
di SD Negeri Karangayu 03 Semarang, dengan kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang
hasil ada hubungan antara makanan kariogenik tua juga mempunyai peran yang cukup besar
(manis-manis) dengan kejadian karies gigi dalam mencegah terjadinya penyakit gigi pada
dengan nilai ρ value 0,017 (p<0,05). anak termasuk kejadian karies gigi.
Menurut asumsi peneliti, hasil penelitian ini Pengetahuan orang tua sangat penting dalam
sudah dapat membuktikan bahwa mendasari terbentuknya perilaku yang
mengkonsumsi makanan karigenik dapat mendukung atau tidak mendukung kebersihan
menyebabkan karies gigi, meskipun dalam gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut
penelitian ini terdapat juga responden yang dapat diperoleh secara alami maupun secara
suka makan-makanan kariogenik namun tidak terencana yaitu melalui proses pendidikan.
terjadi karies gigi yaitu 14 orang (16,9%) dan Orang tua dengan pengetahuan rendah
terdapat juga responden tidak mengkonsumsi mengenai kesehatan gigi dan mulut
makan-makanan kariogenik namun terjadi merupakan perilaku yang tidak mendukung
karies gigi yaitu 26 orang (55,3%). kesehatan gigi dan mulut anak.
Hal ini dapat terjadi karena faktor Hasil penelitian ini juga sejalan hasil
penghambat dan faktor pendorong yaitu penelitian Simanjuntak (2014) tentang
prilaku menyikat gigi. Untuk responden yang hubungan peran orangtua dalam perawatan
ada mengkonsumsi makan-makanan gigi terhadap resiko kejadian karies pada anak
kariogenik namun tidak terjadi karies gigi usia 6-8 Tahun di Sekolah Dasar Kelurahan
dapat disebabkan oleh prilaku menyikat gigi Sungai Beliung Pontianak Tahun 2014 dengan
sudah baik dan benar sehingga tidak hasil ada hubungan peran orang tua dalam
berhubungan dengan kejadian karies gigi. perawatan gigi anak terhadap resiko kejadian
Sebaliknya untuk responden yang tidak karies pada anak usia 6- 8 tahun di Sekolah
mengkonsumsi makan-makanan kariogenik Dasar Kelurahan Sungai Beliung Pontianak
namun terjadi karies gigi dapat disebabkan tahun 2014 dengan pvlaue < 0,05.
oleh faktor host yaitu bentuk dan permukaan Menurut asumsi peneliti hasil penelitian ini
gigi yang rentan untuk terjadi karies gigi. sudah dapat membuktikan bahwa peran
Asumsi ini memerlukan penelitian lebih lanjut orangtua yang baik berpeluang mengurangi
untuk dibuktikan kebenarannya. kejadian karies gigi, meskipun dalam
penelitian ini masih terdapat responden yang
4. Hubungan Peran Orangtua Dengan peran orangtuanya baik namun tetap terjadi
Kejadian Karies Gigi Pada Anak SDN. karies gigi yaitu 31 orang (58,5%0, dan
005 Kepenuhan Wilayah Kerja terdapat juga responden peran orangtua kurang
Puskesmas Kepenuhan Tahun 2016 baik, tetapi tidak terjadi karies gigi yaitu 13
Dari hasil analisis hubungan peran orangtua orang (16,9%).
dengan kejadian karies gigi diperoleh data Orangtua tidak dapat mengontrol anak
bahwa dari 77 orang responden dengan peran dalam mencegah terjadi karies gigi secara
orangtua kurang baik, ada 13 orang (16,9%) penuh, karena anak-anak juga mempunyai
yang tidak mengalami karies gigi, sedangkan aktifitas lainnya seperti pergi kesekolah, pergi
dari 53 orang responden yang dengan peran les, mengaji (MDA), bermain dan lain-lainnya.
orangtua baik, ada 31 orang (58,5%) yang Untuk responden yang peran orangtuanya baik
mengalami karies gigi. Hasil uji statistik namun tetap terjadi karies gigi pada anaknya
didapat nilai pvalue = 0,004, maka dapat dapat disebebkan oleh sikap anak itu sendiri
disimpulkan ada hubungan yang signifikan yang masih belum menunjang untuk menjaga
antara peran orangtua dengan kejadian karies kesehatan giginya baik ketika berada diluar
gigi, dengan nilai POR = 3,494, artinya peran rumah maupun ketika orangtua tidak dirumah.
orangtua yang kurang baik berpeluang 3,49 Sebaliknya untuk responden responden peran
kali untuk terjadi karies gigi dibandingkan orangtua kurang baik, tetapi tidak terjadi
dengan peran orangtua yang baik. karies juga dapat dipengaruhi oleh sikap anak
yang sudah baik dalam merawat giginya dalam

Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018


26 | Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada murid SDN.005 Kepenuhan Wilayah
Kerja Puskesmas Kepenuhan (Alini)

mencegah terjadinya karies gigi. Selain itu kesehatan gigi dengan kejadian karies gigi
motivasi dan kesadaran anak juga turut dengan pvlaue masing-masing < 0,05.
menentukan terjadinya karies gigi ini Hasil penelitian ini sudah dapat
meskipun peran orangtua baik atau tidak. membuktikan bahwa pemanfataan pelayanan
kesehaan gigi berpeluang untuk tidak terjadi
5. Hubungan Pemanfaatan Pelayanan karies gigi dibandingkan yang tidak
Kesehatan Gigi Dengan Kejadian Karies memanfaatkan pelayanan kesehatan, meskipun
Gigi Pada Anak SDN. 005 Kepenuhan terdapat sebagian kecil responden yang
Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi tetapi
Tahun 2016 terjadi karies gigi yaitu 6 orang (15,0%) dan
Dari hasil analisis hubungan pelayanan terdapat juga responden yang tidak
kesehatan gigi dengan kejadian karies gigi memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi
diperoleh data bahwa dari dari 90 orang namun tidak terjadi karies gigi yaitu 1 orang
responden yang tidak memanfaatkan (1,1%). Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi
pelayanan kesehatan gigi, ada 1 orang (1,1%) hanya dilakukan 1 kali dalam 6 bulan, dalam
yang tidak mengalami karies gigi, sedangkan masa-masa diluar itu pengawasan harus
dari 40 orang responden yang memanfaatakan dilakukan oleh orangtua.
pelayanan kesehatan gigi, ada 6 orang (15,0%) Untuk responden yang memanfaatkan
yang mengalami karies gigi. Hasil uji statistik pelayanan kesehatan gigi tetapi tetap terjadi
didapat nilai pvalue = 0,000, maka dapat karies gigi pada anaknya, bisa jadi disebabkan
disimpulkan ada hubungan yang signifikan oleh peran orangtua dalam mengawasinya dala
antara pemanfatatan pelayanan kesehatan gigi merwat giginya kurang baik, sedangkan untuk
dengan kejadian karies gigi, dengan nilai POR responden yang tidak memanfaatkan
= 504,333, artinya responden yang tidak pelayanan kesehatan gigi namun tidak terjadi
memanfatakan pelayanan kesehatan gigi karies gigi bisa jadi disebabkan oleh
berpeluang 50,4 kali untuk terjadi karies gigi pengawasan orangtuanya juga orangtua untuk
dibandingkan dengan yang memanfatkan merawat gigi anaknya sudah baik.
pelayanan kesehatan gigi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan SIMPULAN
Kemenkes RI (2012) yang menyatakan bahwa Dari hasil penelitian maka dapat
perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut disimpulkan bahwa :
yaitu dengan rutin ke dokter gigi 6 bulan 1. Sebagian besar responden mengalami
sekali. Hal ini dilaukan untuk mencegah, karies gigi, pengetahuan responden tentang
mendeteksi secara dini apabila ada kelainan perawatan gigi kurang baik, prilaku
dan mendapatkan perawatan gigi segera menyikat gigi sebagian salah, sebagian
sebelum keadaan menjadi semakin parah. Jika besar responden makan makanan
gigi bermasalah, jangan lupa untuk kariogenik, peran orangtua sebagian besar
menanyakan kepada dokter akibat yang kurang baik dan sebagian besar responden
mungkin timbul dari tindakan yang dilakukan tidak memanfaatkan pemanfatatn pelayanan
dokter gigi. Patuhi jadwal perawatan. Jangan kesehatan gigi.
ke dokter gigi hanya ketika merasa sakit gigi 2. Ada hubungan signifikan antara
karena keterlambatan penanganan dapat pengetahuan anak dengan kejadian karies
menyebabkan penyakit yang lebih serius lagi. gigi pada Anak SDN. 005 Kepenuhan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan
penelitian Oktrianda (2011) tentang Hubungan Tahun 2016
waktu, teknik dan makanan yang dikonsumsi 3. Ada hubungan signifikan antara perilaku
dan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi menyikat gigi dengan kejadian karies gigi
dengan kejadian karies gigi pada Anak SDN pada Anak SDN. 005 Kepenuhan Wilayah
66 Payakumbuh Wilayah Kerja Puskesmas Kerja Puskesmas Kepenuhan Tahun 2016
Lampasi Payakumbuh Tahun 2011, dengan 4. Ada hubungan signifikan antara konsumsi
hasil ada hubungan yang bermakna antara jenis makanan kariogenik dengan kejadian
waktu dan teknik menggosok gigi dengan karies gigi pada Anak SDN. 005
kejadian karies gigi, ada hubungan makanan Kepenuhan Wilayah Kerja Puskesmas
yang dikonsumsi dengan kejadian karies gigi Kepenuhan Tahun 2016
dan ada hubungan pemanfatan pelayanan 5. Ada hubungan signifikan antara peran
orangtua dengan kejadian karies gigi pada

Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018


27 | Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada murid SDN.005 Kepenuhan Wilayah
Kerja Puskesmas Kepenuhan (Alini)

Anak SDN. 005 Kepenuhan Wilayah Kerja Kemenkes RI. (2012). Pedoman Usaha
Puskesmas Kepenuhan Tahun 2016 Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta :
6. Ada hubungan sifnifikan antara Kemenkes RI.
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan Khotimah dkk. (2013). Faktor-faktor yang
gigi dengan kejadian karies gigi pada Anak berhubungan dengan Kejadian Karies
SDN. 005 Kepenuhan Wilayah Kerja Gigi Pada Anak Usia 6-12 tahun di SD
Puskesmas Kepenuhan Tahun 2016 Negeri Karangayu 03 Semarang.
Diakses pada tanggal 22 Februari 2016
SARAN melalui
1. Bagi Responden www.download.portalgaruda.org
Hasil penelitian ini dapat menambah Notoadmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
wawasan anak tentang karies gigi, prilaku dan Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta :
menyikat gigi yang baik dan benar dan EGC
pentingnya memanfaatkan pelayanan Noreba dkk. (2015). Gambaran pengetahuan
kesehatan gigi dan sikap orangtua siswa kelas I dan II
2. Bagi Institusi Pendidikan SDN 005 Bukit Kapur Dumai tentang
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai Karies Gigi. Diakses pada tanggal 17
bahan bacaan dan referensi untuk penelitian April 2016 melalui www.jom.unri.ac.id
lebih lanjut terutama untuk variabel- Oktrianda. (2011). Hubungan waktu, teknik
variabel yang belum dibahas dalam dan makanan yang dikonsumsi dengan
penelitian ini. kejaidan karies gigi pada Anak SDN 66
3. Bagi Puskesmas Kepenuhan Payakumbuh Wilyaha Kerja Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar Lampasi Payakumbuh Tahun 2011.
dalam pengambilan kebijakan dalam upaya Diakses pada tanggal 22 Februari 2016
memperbaiki kinerja program UKGS melalui http://repository.unand.ac.id/
(Upaya Kesehatan Gigi Sekolah) di Rasinta, T. (2013). Karies Gigi. Jakarta : EGC
Puskesmas Kepenuhan. Soemantri. (2012). Deteksi Dini Kelainan,
4. Bagi Peneliti selanjutnya Kunjungi Dokter Gigi 6 Bulan Sekali.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Diakses pada tanggal 22 Februari 2016
pedoman untuk meneliti variabel-variabel melalui www.pdpersi.co.id
yang belum diteliti pada penelitian ini. Simanjuntak, A.D. (2014). Hubungan peran
orangtua dalam perawatan gigi
DAFTAR PUSTAKA terhadap resiko kejadian karies pada
Asmawati dkk. (2014). Indeks Plak anagtar anak usia 6-8 Tahun di Sekolah Dasar
gigi berjejal dengan gigi tidak berjejal Kelurahan Sungai Beliung Pontianak
setelah menyikat gigi pada siswa siswi Tahun 2014. Diakses pada tanggal 1
SMP PAB 5 Patumbak Tahun 2014. Agustus 2016 melalui
Jurnal Ilmiah Pharmacist, Analyst, http://download.portalgaruda.org/
Nurse, Nutrion, Midwifery,
Environment, Dentist. Jakarta :
PANMED
Dewanti. (2012). Hubungan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan gigi
dengan prilaku perawatan gigi pada
anak usia sekolah di SDN Pondok Cina
4 Depok. Diakses pada tanggal 22
Febriari 2016 melalui http://lib.ui.ac.id/\
Kartikasari. (2013). Hubungan Konsumsi
Makanan Kariogenik dengan Kejadian
Karies Gigi dan status gizi pada anak
kelas III dan IV SDN. Kadipaten I dan II
Kabupaten Bojonegoro. Diakses pada
tanggal 02 februari 2016 melalui
http://eprints.undip.ac.id/

Jurnal Basicedu Vol 2 No 1 April 2018

Anda mungkin juga menyukai