1
pengawas minum obat (PMO) yang dapat berpengaruh pada tingkat kepatuhan
penderita untuk minum obat dan ketersediaan OAT yang cukup dan berkualitas.
2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
ANAMNESA
Keluhan Utama
Batuk lama
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Sidoarjo pada tanggal 18 maret 2019
keluhan batuk lama sejak ± 3 bulan yang lalu batuk disertai dengan lendir
yang berwarna putih terkadang berwarna kehijauan tanpa adanya bercak
darah dan terkadang disertai sesak nafas, sesak tidak dipengaruhi saat
beraktivitas, sesak juga tidak dipengaruhi oleh cuaca dingin, tidak ada
3
bunyi mengi. Keluhan ini dirasakan semakin lama semakin memberat
sejak 1 minggu sebelum pasien datang ke rumah sakit untuk menjalani
pengobatan.
Pasien juga mengeluh badan sumer dan sering berkeringat dingin
terutama pada malam hari. Selain itu, pasien juga mengeluh berat badan
turun akibat penurunan nafsu makan yang dialami. Pasien mengaku
mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 kilogram dalam kurun
waktu ± 3 bulan terakhir.
Pasien mengaku pernah menjalani pengobatan paru 6 bulan yang
di nyatakan berhasil dan sembuh, setelah itu pasien tidak pernah kontrol
kembali. Beberapa bulan sebelum MRS pasien sempat batuk, dan saat
diperiksakan ke Puskesmas hanya dikatakan batuk biasa dan diberikan
obat batuk. Batuk tidak kunjung hilang dan semakin memberat hingga
akhirnya MRS.
Riwayat Pengobatan
- Pengobatan TB paru kategori 1 : RHZE
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
4
BB : 50 kg (awal 55 kg)
TB : 150 cm
IMT : 22,2 (normal)
Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit/Reguler
Suhu : 36,9 0C
Respiratory Rate : 22 x/ menit
SpO2 : 95%
Status Generalis
Kepala dan Leher
a. Kepala
- Deformitas : Tidak ada
- Bentuk : Normocephal
- Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Mulut : Lidah kotor (-)
b. Leher
- Kelenjar GB : Pembengkakan (-)
- Tiroid : Mengikuti gerakan menelan, pembesaran (-)
- Massa lain : Tidak ada
Thoraks
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak teraba, thrill (-), heave (-)
Perkusi : batas jantung kanan : SIC IV Linea parasternal dekstra
batas jantung kiri : SIC V Linea midklavikula sinistra
Auskultasi:
Suara 1: tunggal regular
Suara 2: tunggal regular
Murmur (-), Gallop (-)
Paru
Inspeksi: simetris kanan kiri
Palpasi: gerakan nafas simetris, fremitus vokal tidak ada lateralisasi
Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)
Abdomen
5
Inspeksi: Bentuk simetris, cembung (-), spider angioma (-), caput
medusa (-)
Auskultasi: bising usus (+).
Perkusi: timpani (+), asites (-), shifting dullness (-), undulasi (-),
flank test (-)
Palpasi: Supel, nyeri tekan epigastrium (-) , nyeri tekan
hipocondriac kanan (-), nyeri tekan hipocondriac kiri (-), distended
(-), meteorismus (-). Hepar, lien dan ren tidak teraba.
Ektremitas
Superior:
Akral hangat kering merah +/+
Edema -/-
Icterus pada telapak tangan -/-
Pemeriksaan Motorik: Stage 5
Inferior:
Akral hangat kering merah +/+
Edema -/-
Pemeriksaan Motorik: Stage 5
Foto thorax:
- Bercak dengan garis fibrosis pada kedua lapangan paru
- Tampak perselubungan di daerah lobus atas paru kanan
- Cor normal
- Sinus dan diafragma baik
- Tulang-tulang intak
Kesan: KP dupleks lama aktif
HASIL EKG
7
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS
Tidak dilakukan
Konsultasi Jantung
8
RESUME
DIAGNOSA KERJA
9
Tuberculosis paru Rifampisin Resisten
PENATALAKSANAAN
- IVFD ringer laktat 14 tetes per menit
- Injeksi ranitidine 50 mg / 12 jam / IV
PO:
- Codein 3x10 mg
- Kanamycin 1x750 mg
- Moxifloxacin 1x600 mg
- Clafazimin 1x100 mg
- Ethambutol 1x800 mg
- Pirazinamid 1x1000 mg
- INH 1x450 mg
- Ethionamid 1x500mg
PEMBAHASAN KASUS
10
Berdasarkan anamnesis didapatkan batuk lama sejak ± 3 bulan yang lalu
batuk disertai dengan lendir yang berwarna putih terkadang berwarna kehijauan
tanpa adanya bercak darah dan terkadang disertai sesak nafas, sesak tidak
dipengaruhi saat beraktivitas, sesak juga tidak dipengaruhi oleh cuaca dingin,
tidak ada bunyi mengi. Keluhan ini dirasakan semakin lama semakin memberat
sejak 1 minggu sebelum pasien datang ke rumah sakit untuk menjalani
pengobatan.Pasien juga mengeluh badan sumer dan sering berkeringat dingin
terutama pada malam hari. Selain itu, pasien juga mengeluh berat badan turun
akibat penurunan nafsu makan yang dialami. Pasien mengaku mengalami
penurunan berat badan sebanyak 5 kilogram dalam kurun waktu ± 3 bulan
terakhir. Hal ini sesuai dengan Pada tahun 2014 pasien pernah menjalani
pengobatan TB selama 6 bulan dan sudah dinyatakan sembuh. Gejala tersebut
sesuai dengan gejala TB menurut Konsensus PDPI tahun 2006 yaitu :
1. Gejala respiratorik
- batuk darah
- sesak napas
- nyeri dada
Gejala respiratori ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala
sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang
pasien terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum
terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada
gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan
selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
2. Gejala Sistemik
- Demam
11
dan berat badan menurun
12
menunjukan kesan KP dupleks lama aktif dengan ateletaksis paru kanan. Hasil
pemeriksaan geneXpert didapatkan hasil MTB detected high and Rifampisin
resistance detected.
a. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.
b. Kasus kambuh (relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
13
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak
BTA positif atau biakan positif.
14
Rifampisin Resistensi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa ada
hubungan antara pengobatan menggunakan paduan standar jangka pendek
(SCC: short course chemotherapy) yang diberikan kepada pasien TB
monoresisten atau poliresisten dengan peningkatan resiko terjadinya
kegagalan pengobatan maupun terjadinya kekebalan lebih lanjut terhadap
OAT (TB MDR/XDR).
Pilihan paduan baku OAT untuk pasien TB dengan MDR saat ini adalah
paduan standar (standardized treatment) yaitu:16
Paduan ini diberikan pada pasien yang sudah terkonfirmasi TB MDR secara
laboratoris dan dapat disesuaikan bila: 16
Etambutol tidak diberikan bila terbukti telah resisten atau riwayat
penggunaan sebelumnya menunjukkan kemungkinan besar terjadinya
resistensi terhadap etambutol.
Panduan OAT disesuaikan paduan atau dosis pada :
o Pasien TB MDR yang diagnosis awal menggunakan Rapid test,
kemudian hasil konfirmasi DST menunjukkan hasil resistensi yang
berbeda.
o Bila ada riwayat penggunaan salah satu obat tersebut diatas
sebelumnya sehingga dicurigai telah ada resistensi.
o Terjadi efek samping yang berat akibat salah satu obat yang dapat
diidentifikasi penyebabnya.
o Terjadi perburukan klinis.
15
lama pengobatan
dapat diperpanjang.
HS RQEZ 9 Bulan
HE 3 SRQZ / 6 RQZ 9 Bulan Pengobatan yang lebih
lama (maksimal 12
bulan) diberikan bila
sakit berat.
HES 3 KmRQZ / 9 RQZ 12 Bulan Obat injeksi bisa
diberikan sampai 6
bulan bila sakit berat.
R 3 HQEZ / 9 HQE 12 Bulan
atau
3 SHEZ/ 9 HEZ
RS 3 KmHEZ / 15 HEZ 18 Bulan Injeksi Km bisa
diberikan sampai 6
bulan bila sakit berat.
RE 3 SHQZ / 15 HQZ 18 Bulan Injeksi S bisa
diperpanjang sampai 6
bulan bila sakit berat.
RES 3 KmHQZ / 15 HQZ 18 Bulan Injeksi Km bisa
diperpanjang sampai 6
bulan bila sakit berat.
Ket :
H : INH R : Rifampisin Z : Pirazinamid E : Etambutol
Eto : Etionamid Q : Quinolon Km : Kanamisin S : Streptomisin
16
Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang intensif
Dokter menentukan kelayakan pasien untuk rawat jalan berdasarkan:
Tidak ditemukan efek samping
Pasien sudah mengetahui cara minum obat dan suntikan sesuai dengan
pedoman pengobatan TB MDR
PROGNOSIS
Ada beberapa hal yang dapat menjadi petanda untuk mengetahui prognosis
pada penderita TB-MDR. Dari beberapa studi yang ada menyebutkan bahwa
adanya keterlibatan ekstrapulmoner, usia tua, malnutris, infeksi HIV, riwayat
mengunakan OAT dengan jumlah cukup banyak sebelumnya, terapi yang tidak
adekuat (<2 macam obat yang aktif) dapat menjadi petanda prognosis buruk pada
penderita tersebut.18
17
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19