Nabi saw bersabda dalam sebuah hadits, "Yang paling aku takuti atas umatku adalah
orang munafik yang pandai di lidah.” Hendaknya engkau malu kepada Allah swt,
wahai para ulama yang bodoh, wahai orang-orang yang hadir maupun yang tidak
nikmat-Nya. Baik siang maupun malam, taatlah kepada Allah swt. Jika demikian
maupun di akhirat dari Allah swt. Berusahalah, wahai ghulam, supaya engkau tidak
mencintai dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Jika keadaanmu telah
sempurna seperti itu, janganlah engkau biarkan dirimu bersama nafsumu, meskipun
hanya sekejap
mata.
Orang yang merasa demikian, sungguh dia telah mengenal Sesungguhnya yang bisa
bala dan bencana itu berada di atas kepalamu wahai orang-orang munafik.
Manakala para ahli sufi dengan mata hati mereka memandang kepada selain
Al-Haq Azza wa Jalla, keselamatan mereka segera mereka infakkan untuk ridha
mereka tetap dalam keadaannya yang demikian itu dan tidak berubah. Seperti
itulah keadaan manusia yang paling berakal. Engkau akan menganggap mereka
gila manakala engkau melihat mereka. Namun demikian, bilamana mereka melihat
engkau, sudah barang tentu mereka akan berkata, "Sungguh, orang-orang itu tidak
beriman pada Hari Kiamat." Demikianlah, hati mereka senantiasa dipenuhi dengan
rasa takut, dan hati mereka telah luluh di hadapan Al-Haq Azza wa Jalla. Kekuatan
mereka semakin bertambah setiap kali dibukakan keagungan-Nya di hati mereka.
Hati mereka hampir-hampir remuk, demikian pula halnya dengan jasad mereka.
Nya akan terbuka jika saja salah seorang dari mereka melihat keadaan seperti
itu, sehingga tenanglah hati mereka. Aku hanya suka memandang orang-orang
yang mencari akhirat maupun pencari Allah swt, dan aku tidak suka memandang
selain mereka. Aku tidak ingin berbuat apa pun terhadap pencari dunia, manusia,
sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang sedang sakit, dan tidak ada seorang
Celaka, keadaanmu engkau sembunyikan dari diriku, padahal tidak ada lagi
sesuatu pun yang samar bagiku. Sesungguhnya engkau adalah pencari dunia, namun
rahasia yang ada dalam dirimu. Sesungguhnya akan sirna dinar dan emas yang
ada di tanganmu, dan yang tinggal hanyalah perak. Sungguh, aku melihat banyak
campuran pada dirimu, oleh karena itu janganlah engkau sombong terhadapku.
Berikanlah campuran itu kepadaku untuk aku lebur dan aku saring, sehingga yang
tersisa hanyalah emas. Sesuatu yang sedikit tetapi baik tentu lebih mulia daripada
yang banyak tetapi buruk. Berikanlah kesempatan kepada hamba-Mu ini untuk
menggarapnya, karena aku adalah tukang, dan aku memiliki alatnya. Hendaknya
engkau bertaubat dari riya dan nifak. Jangan sampai engkau tidak mengakui bahwa
nifak dan syirik itu ada pada dirimu. Ketahuilah bahwa orang-orang ikhlas itu pada
mulanya juga orang munafik. Oleh sebab itulah dikatakan bahwa yang mengetahui
ikhlas itu hanyalah riya. Jarang sekali orang yang memiliki keikhlasan semenjak
permulaan. Pada mulanya, anak-anak kecil itu berdusta, mereka bermain dengan
tanah dan najis, dan mereka menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Pada mulanya,
mereka suka mencuri dari ayah dan ibu mereka, mereka juga suka memfitnah
Tetapi setelah mereka berakal, semuanya itu sedikit demi sedikit mereka tinggalkan
Kemudian terhadap ayah, ibu, dan guru-guru mereka, anak-anak itu pun mulai
bersikap dengan penuh adab. Orang yang dikehendaki oleh Allah swt untuk
menjadi baik, dia akan meninggalkan kebiasaan buruknya dan akan memiliki adab.
Dan seseorang akan tetap berada dalam keburukannya schingga binasalah dunia
dan akhiratnya jika Allah swt menghendaki orang itu menjadi orang yang buruk.
obatnya. Kemaksiatan itu penyakit, sedangkan obat bagi kemaksiatan itu adalah
taat. Kezhaliman itu penyakit, sedangkan obat bagi kezhaliman adalah berbuat
adil. Kebenaran adalah obat bagi kesalahan, karena sesungguhnya kesalahan itu
juga penyakit. Durhaka terhadap Al-Haq Azza wa Jalla itu penyakit, dan taubat
adalah obatnya. Namun demikian, pengobatan itu baru akan sempurna manakala
di langit, meskipun ruh dan rumahmu masih berada di bumi. Hendaknya engkau
menyendiri bersama Al-Haq Azza wa Jalla. Engkau juga harus tetap melaksanakan
hukum, sehingga tidak ada alasan bagi siapa saja untuk membantahmu. Hendaknya
batinmu selalu bersama Al-Haq Azza wa Jalla meskipun tampaknya secara lahiriah
engkau bersama makhluk. Engkau tidak boleh membiarkan nafsumu, karena jika
nafsu itu tidak engkau kendalikan, maka ia akan mengendalikanmu. Jika nafsu
Allah swt, janganlah menuruti keinginan nafsumu. Dengan pecutan lapar, haus,
kehinaan, telanjang, dan menyepi dari keramaian manusia, hajarlah nafsumu itu.
Jangan sampai engkau melepaskan pecut itu sebelum nafsumu menjadi jinak
dan taat kepada Allah swt dalam setiap keadaan. Engkau harus tetap mewaspadai
Engkau telah melakukan ini dan itu, padahal engkau hanya diperintahkan untuk
semua itu hingga lahir dan batinmu menjadi satu, patuh tanpa kedurhakaan, taat
tanpa kemaksiatan, syukur tanpa kekufuran, ingat tanpa kelalaian, dan baik tanpa
keburukan. Jika di dalam hatimu ada sesuatu selain Allah swt, maka tidak akan
ada kebahagiaan di dalamnya. Sekalipun engkau sujud selama seribu tahun di atas
bara kepada Allah swt, sujudmu itu tidak akan memberimu manfaat sedikit pun
selagi dirimu dan hatimu menghadap selain Dia. Jika engkau mencintai selain Dia,
sujudmu itu tidak ada artinya sama sekali. Sebelum engkau meniadakan segalanya,
hatimu. Ingatlah selalu bahwa sesungguhnya Allah swt. Maha Mengetahui apa yang
ada dalam hati seluruh manusia. Hendaknya engkau merasa malu, bukankah engkau
mengatakan dengan lidahmu bahwa engkau bertawakal kepada Allah swt, padahal
Janganlah engkau tertipu, wahai ghulam, dengan kasih sayang Allah swt
engkau tertipu dengan para ulama yang bodoh terhadap Allah swt. Orang seperti
itu, seluruh ilmunya tidak ada gunanya bagi mereka. Mereka hanya mengetahui
hukum, tetapi mereka tidak mengenal Allah swt. Sekalipun mereka memerintahkan
sesuatu yang mereka lakukan. Tampaknya saja mereka mengajak kepada kebenaran,
padahal mereka justru lari dari Allah swt. Sungguh, mereka telah mendurhakai
Nya, dan nama-nama mereka banyak tertulis dalam catatanku. Terimalah taubatku
ya Allah, dan terimalah taubat mereka. Berikanlah kami semua kepada Nabi
Mu Muhammad saw. dan juga kepada Ibrahim a.s. Janganlah Engkau kuasakan
sebagian dari kami ya Allah, ke atas sebagian yang lain. Jadikanlah kami bermanfaat