Anda di halaman 1dari 3

Nusa Tenggara Timur

 WGP – Bandar Udara Mau Hau – Waingapu, Sumba Timur


 TMC – Bandar Udara Tambolaka – Waikabubak, Sumba Barat
 RTG – Bandar Udara Internasional Frans Sales Lega – Ruteng,
Manggarai
 LBJ – Bandar Udara Komodo – Manggarai Barat
 KOE – Bandar Udara Internasional El Tari – Kupang
 BJW – Bandar Udara Internasional Soa – Bajawa, Ngada, Flores
 ENE – Bandar Udara Internasional H.Hasan Aroeboesman – Ende
 MOF – Bandar Udara Internasional Frans Seda – Maumere
 ARD – Bandar Udara Internasional Mali – Alor
 ABU – Bandar Udara Internasional Haliwen – Atambua
 MOF – Bandar Udara Wai Oti – Maumere
 LKA – Bandar Udara Gewayantana – Larantuka
 LWE – Bandar Udara Wonopito – Lewoleba
 ARD – Bandar Udara Mali – Alor
 RTI – Bandar Udara Lekunik – Rote
 SAU – Bandar Udara Tardamu – Pulau Sawu

 Maskapai Tujuan

Air Timor
dioperasikan Dili
oleh TransNusa
Jakarta—Halim Perdanakusuma, Jakarta—Soekarno—
Batik Air
Hatta, Surabaya

Citilink Jakarta—Soekarno—Hatta, Surabaya

Denpasar/Bali, Ende, Jakarta—Soekarno—Hatta, Labuan


Garuda Indonesia
Bajo, Makassar, Surabaya, Tambolaka

Indonesia AirAsia Perth

Bandung, Banjarmasin, Denpasar/Bali, Jakarta—


Lion Air
Soekarno—Hatta, Makassar, Surabaya, Yogyakarta

Nam Air Denpasar/Bali, Makassar, Maumere, Tambolaka, Waingapu

Nam Air
dioperasikan Alor, Bajawa, Ende, Larantuka, Ruteng
oleh TransNusa

Sriwijaya Air Jakarta—Soekarno—Hatta, Surabaya


Susi Air Kisar, Lewoleba, Sabu

Bajawa, Denpasar/Bali, Larantuka, Labuan


TransNusa
Bajo, Lewoleba, Maumere, Ruteng, Waingapu

Alor, Atambua, Bajawa, Denpasar/Bali, Ende, Labuan


Wings Air Bajo, Larantuka, Mataram—
Lombok, Maumere, Rote, Tambolaka, Waingapu

Hak kebebasan udara merupakan salah satu dari manfaat hubungn bilateral atau
multilateral antar negara, dalam dunia penerbangan hak kebebasan udara
sangtlah berguna sekali, karena dengan adanya kebebasan udara maka jarak
tempuh atau rute dari suatu jalur penerbangan dapat diperpendek. Selain itu,
pasaran dari suatu maskapai dapat semakin luas, tidak hanya tingkat domistik,
namun juga lintas negara.

Adapun kebebasan udara yang telah ada antara lain :

 Kebebasan pertama : hak suatu penerbangan baik berjadwal ataupun tidak


berjadwal, untuk melintas wilayah udara negara lain tanpa mendarat / landing.
Contoh : penerbangan dari singapura menuju sydney dengamn melintasi atau
melewati Indonesia.
 kebebasan kedua : hak sutau penerbangan baik berjadwal atau tidak berjadwal,
untuk melintas wilayah udara negara lain dengan keadaan tertentu sehingga
penerbangan tersebut dapat mendarat / landing di negara tersebut tanpa
mengangkut atau menurunkan penumpang atau barang, karena pesawat
mengalami gangguan atau kehabisan bahan bakar. Sehingga pada
pelaksanaanya penerbangan tersebut harus menurunkan penumpang atau
barang selama pesawat diperbaiki. Contoh : penerbnagan singapura menuju
sydney harus mendarat di Indonesia karena kehabisan bahan bakar.
 kebebasan ketiga : hak suatu penerbangan berjadwal untuk mengangkut
penumpang dengan tujuan negara pertama yang berasal dari negara airline itu
sendiri. Contoh : garuda Indonesia mengangkut penumpang dari Indonesia
menuju Singapura.
 kebebasan keempat : hak suatu maskapai penerbangan untuk menangkut atau
menurunkan penumpang dari negara pertama menuju negara asal airline.
Contoh : Garuda Indonesia mengangkut penumpang dari Singapura menuju
Indonesia.
 kebebasan kelima : hak suatu maskapai penerbanagan untuk mengankut dan
menurunkan penumpang atau barang dari negara pertama menuju negara
ketiga, dengan persetujuan negara ketiga. Contoh : garuda indonesia
mengangkut penumpang atau barang dari Singapura menuju Malaysia atau
sebaliknya.
 kebebasan keenam : seperti halnya kebebasan kelima, namun penerbangan
tersebut melewati negara maskapai sendiri. kebebasan keenam ini biasanya
tidak dimasukkan dalam kesepakatan layanan udara sebgaimana kebebasan
kelima. Contoh : Garuda Indonesia mengangkut penumpang dari Singapura
menuju Malaysia transit di Indonesia.
 kebebasan ketujuh : hak sutau penerbangan untuk mengankut penumpang
atau barang antar wilayah pemberi hak dengan negara ketiga tanpa
persyaratan memasukkan titik manapun dalam wilayah negara penerima hak
dalam operasi penerbangan.
 kebebasan kedelapan (cabotage right) : hak yang diberikan negara asing untuk
melakukan pengangkutan penumpang atau barang dalam lingkup domestik
antar kota di negara pemberi hak.

Dalam pelaksanaannya kebanyakan suatu maskapai hanya menggunkan hak 1-5,


sedangkan selebihnya biasanya maskapai penerbangan asing, masuk dalam satu
aliansi dengan negara pemberi hak.

Anda mungkin juga menyukai