Anda di halaman 1dari 11

Laporan Akhir

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara yang besar dan kaya, namun Indonesia juga menghadapi
banyak tantangan, negeri kita tercinta ini rawan bencana alam. Diantaranya gempa dan
tsunami, Banjir dan Longsor. Secara georafis Negara Indonesia berada pada pertemuan 3
lempeng tektonik yaitu lempeng Indo Autralia, lempeng Pasifik dan Eurasia, pada bagian
selatan dan timur Indonesia, terdapat sabuk vulkanik yang memanjang dari pulau Sumatera,
Jawa, Nusatenggara dan Sulawesi yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan
dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi itulah yang menyebabkan
Indonesia rawan bencana, seperti letusan gunung berapi, gempa, tsunami, banjir, tanah
longsor dan likuifaksi. Indonesia bahkan termasuk salah satu Negara yang memiliki tingkat
kegempaan yang tinggi di dunia. Karena hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk daerah
provinsi Sulawesi tengah, dilalui jalur tumbukan lempeng dan patahan-patahan di bumi.
Salah satu wilayah provinsi Sulawesi Tengah, yang rawan bencana alam adalah
Kabupaten Banggai. Dalam periode 3 (Tiga) tahun terakhir, Kabupaten Banggai mengalami
bencana banjir dan tanah longsor di beberapa kecamatan. Bencana Banjir yang paling banyak
menyebakan kerusakan, terjadi di desa Sampaka Kecamatan Bualemo dan Desa Dondo
Kecamatan Balantak Utara. Jarak Kecamatan Bualemo dengan ibukota Kabupaten Banggai
sejauh 134 KM, sebelah utara berbatasan langsung dengan Teluk Tomini, sebelah timur
berbatasan dengan kecamatan Balantak Utara, sebelah baratnya berbatasan dengan
kecamatan Pagimana dan disebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pagimana (Untuk
Jelasnya dapat dilihat pada Peta 01).
Banjir Bandang yang terjadi di kecamatan Bualemo menimpa Desa Sampaka, terjadi
tepatnya pada tanggal 2 Juli Tahun 2017. Meskipun tidak ada korban jiwa, bencana ini
menghancurkan Permukimann warga yang tinggal di daerah sekitar bantaran sungai. Adapun
Luas daerah terdampak kurang lebih 2 Ha. Sejumlah 55 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar
Tiga ratus lebih warga harus mengungsi dari tempat tinggalnya. Tercatat pula, 55 unit Rumah
warga terdampak langsung bahkan 33 unit diantaranya rusak berat, 13 unit rusak ringan dan
9 unit rumah warga ikut hanyut bersama arus banjir yang deras. (Sumber data : Arsip /
Dokumentasi Desa Sampaka, tahun 2017) .
Berdasarkan keterangan warga sekitar, Banjir yang menerjang sebagian desa Sampaka
tersebut merupakan banjir tahunan, yang telah beberapakali terjadi, bahkan setelah kejadian
banjir di tahun 2017 yang lalu, ditahun 2018 dan 2019 ini banjir kembali terjadi. Namun tidak
sedasyat banjir yang terjadi di tahun 2017 silam. Umumnya waktu kedatangan banjir tersebut
di waktu malam hari, dimana warga dalam keadaan beristirahat. Karenanya warga yang

I-1
Laporan Akhir

bermukim benar-benar merasa trauma apabila curah hujan mulai intens terjadi. utamanya di
waktu sekarang ini, dimana sebagian besar wilayah Indonesia mengalami iklim ekstrem
termasuk tingginya tingkat curah hujan yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia
termasuk diantaranya di Kecamatan Bualemo.
Sekertaris Desa Sampaka menjelaskan, bahwa banjir yang terjadi berasal dari luapan
air sungai yang berasal dari gunung Tompotika. Awalnya diduga bahwa banjir tersebut
merupakan salah satu dampak dari kegiatan perambahan hutan atau penebangan liar di hutan
sekitar kaki gunung tersebut. Namun setelah diteliti kelokasi, ternyata tidak ada kegiatan illegal
loging tersebut. Yang terjadi adalah curah hujan yang cukup besar, sehingga banjir yang
datang membawa cukup banyak material longsor, akar kayu dan pohon-pohon kelapa yang
tumbang sehingga menumpuk dan menahan aliran air, karena desakan yang terus menerus,
akhirnya air dan berbagai material buangan tersebut keluar dari badan sungai dan masuk
menerjang lokasi permukiman warga Desa Sampaka. Banyak binatang ternak warga seperti
sapi, kambing dan ayam yang tak sempat di selamatkan, demikian pula pohon kelapa milik
warga, diperkirakan lebih dari 300 pohon kelapa yang tumbang terbawa arus banjir. Untuk
jelasnya posisi Desa Sampaka yang terdampak bencana Banjir Bandang bulan Juli 2017 dapat
kita lihat melalui foto udara berikut ini :

Lokasi Desa Sampaka


yang terdampak banjir
sekitar 2 Ha

Gambar 1.1 Foto Udara Lokasi Bencana


Sumber : google Earth 2019

I-2
Laporan Akhir

Gambar 1.2 Rumah Warga Yang Terkena Banjir


Sumber : Arsip Dokumentasi Kantor Desa Sampaka

Bencana Alam yang menimpah Wilayah Indonesia, menjadi tanggung jawab


Pemerintah, kehadiran Pemerintah membuktikan bahwa pemerintah peduli dan setia
menjalankan amanat UUD 45 yaitu untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia. Selanjutnya
didalam Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Provinsi
menyebutkan “Penyediaan dan Rehabilitasi rumah korban bencana Provinsi, serta Fasilitas
penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah
Provinsi”. Atas dasar tersebut sehingga Pemerintah dalam hal ini Dinas Perumahan dan
Permukiman Provinsi Sulawesi Tengah ikut berperan dalam penyediaan dan rehabilitasi rumah
korban bencana dan memfasilitasi penyediaan ruang bagi masyarakat yang terkena relokasi.
Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal pada Pasal 8 juga
menjelaskan ketentuan bagi penerima pelayanan dasar dalam hal ini perumahan bagi korban
bencana yang memiliki rumah dan terkena dampak bencana.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud yang hendak dicapai dari pekerjaan ini adalah tercapainya penyediaan PSU
perumahan bagi masyarakat/korban yang terkena dampak bencana alam yang sehat
dan aman
b. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah menghasilkan perancangan teknis atau Detail
Engineering Design (DED) untuk PSU Perumahan Korban Akibat Bencana Alam di
Kabupaten Banggai yang meliputi :
- Konsep Penataan Kawasan Perumahan Korban Akibat Bencana Alam;
- Gambar Kerja;
- Rancangan Anggaran Biaya Perumahan Korban Akibat Bencana Alam;

I-3
Laporan Akhir

- Gambar-gambar perspektif sesuai keperluan.

1.3 SASARAN
Adapun sasaran yang harus dicapai adalah sebagai berikut :
a. Teridentifikasinya kondisi lingkungan dan karateristik permukiman dan PSU perumahan
korban akibat bencana alam di Kabupaten Banggai;
b. Teridentifikasinya kondisi eksisting prasarana dan sarana utilitas umum (PSU)
perumahan korban akibat bencana alam;
c. Teridentifikasinya topografi PSU perumahan korban akibat bencana alam di Kabupaten
Banggai;
d. Dirumuskannya strategi penataan PSU perumahan korban akibat bencana alam.

1.4 LANDASAN HUKUM


a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
c. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang
f. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/PRT/M/2015
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.
h. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2010 tentang Acuan
Pengelolaan Lingkungan Perumahan Tapak
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan
Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah.
j. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan.
l. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri.
m. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 34/PERMEN/M/2006 tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana Dan Utilitas (PSU) Kawasan
Perumahan.

I-4
Laporan Akhir

1.5 RUANG LINGKUP


Adapun ruang lingkup kegiatan meliputi ;
a. Tahap Persiapan adalah tahap dimana Tim konsultan terdiri dari tenaga ahli yang
mencakup multi disiplin yang berkompeten dalam bidangnya, memiliki wawasan serta
benar-benar memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan
perancangan teknis bangunan tempat tinggal/rumah korban akibat bencana alam dan
infrastruktur perumahan meliputi jalan, drainase, persampahan, pengolahan air
minum, proteksi kebakaran serta diharapkan pada tahap ini juga dapat dilakukan
mobilisasi tenaga ahli dan peralatan, perizinan survey, penyusunan format isian, dan
koordinasi dengan instansi terkait.
b. Selanjutnya tahapan survey yang akan dilaksanakan adalah kondisi eksisting topografi
perumahan, kondisi eksisting bangunan/rumah dan infrastruktur perumahan/PSU
sesuai dengan peraturan tentang pedoman teknis perumahan korban akibat bencana
alam meliputi;
 Kondisi Rumah/Bangunan Gedung.
 Jalan Lingkungan
 Drainase.
 Air Bersih.
 Sanitasi/Air Limbah.
 Persampahan.
 Proteksi Kebakaran

1.6 LOKASI KEGIATAN


Lokasi penanganan kegiatan DED Perumahan Akibat Korban Bencana Alam di
Kabupaten Banggai. Kecamatan Bualemo tepatnya di desa Sampaka

1.7 WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 2 (dua) bulan atau 60 (enam puluh) hari kalender.
Adapun Jadwal pelaksanaan Pekerjaan ini adalah :

I-5
Bulan Penugasan

1.8 KOMPOSISI TEAM


No URAIAN PEKERJAAN Juni Juli Agustus
24 - 30 Juni 2019 1 - 7 Juli 2019 8 - 14 Juli 2019 15 - 21 Juli 2019 22 - 28 Juli 2019 29 Juli - 4 Agust 2019 5 - 11 Agust 2019 12 - 22 Agust 2019

I Penulisan dan Asistensi Laporan Pendahuluan


II Seminar Laporan Pendahuluan
III Penulisan dan Asistensi Laporan Antara
IV Seminar Laporan Antara
V Penulisan dan Asistensi Laporan Akhir

I-6
VI Asistensi Desain dan Perhitungan RAB
VII Seminar Laporan Akhir
VIII Penyerahan Produk Akhir

Gambar 1.3
Jadwal Pekerjaan Pembuatan DED Perumahan Akibat
Korban Bancana Alam

secara signifikan dan sistematis pada setiap fase kegiatan yang dilaksanakan. Dengan
Kabupaten Banggai secara lebih optimal, konsultan akan melaksanakan kegiatan tersebut
Laporan Akhir

Jasa Konsultansi Perencanaan Pembuatan DED Perumahan Korban akibat Bencana Alam di
Dalam rangka upaya untuk mencapai sasaran dan tujuan dari pelaksanaan Pekerjaan
Laporan Akhir

demikian Konsultan akan memobilisasi Tenaga yang telah ditetapkan dalam KAK dengan tugas
dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

1. TENAGA AHLI
a. Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyediakan Tenaga Ahli
yang memenuhi ketentuan dari Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan
Pejabat Pembuat Komitmen, baik ditinjau dari segi lingkup kegiatan maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan.
b. Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga ahli yang cukup berpengalaman dibidangnya
masing-masing, yaitu terdiri dari:
1) Ketua Tim (Team Leader) / Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, ( 1 Orang)
 Pendidikan minimal S1 Teknik Planologi.
 Pengalaman minimal 2 Tahun.
 Memiliki SKA Ahli Planologi dari lembaga kompeten yang telah diakreditasi
oleh LPJK.
2) Ahli Teknik Jalan, ( 1 Orang)
 Pendidikan minimal S1 Teknik Sipil.
 Pengalaman minimal 1 Tahun.
 Memiliki SKA Ahli Jalan Muda dari lembaga kompeten yang telah diakreditasi
oleh LPJK.
2. TENAGA PENUNJANG
Tenaga Penunjang yang dilibatkan adalah tenaga yang cukup berpengalaman dibidangnya
masing-masing, yaitu terdiri dari:

a. Sekretaris / Operator Komputer (1 orang) Pendidikan minimal Sarjana Muda Diploma


Tiga (D3)
b. Surveyor/Juru Ukur (1 orang) Pendidikan minimal Sarjana Muda Diploma Tiga (D3)

Tabel. 1.1
Jadwal Penugasan Team
Jadwal Kegiatan
ORANG
NO. POSISI NAMA PERSONIL BULAN I BULAN II
BULAN
1 2 3 4 1 2 3 4
TENAGA AHLI
(Team Leader) / Ahli Sipil
1 Ahyani, ST 1/2,0 OB
Struktur
2 Ahli Teknik Jalan Yesaya Batu Pare, ST 1/2,0 OB

TENAGA PENDUKUNG
1 Juru Ukur / Surveyor Afniyanti Bandaso, ST 1/1,0OB

2 Sekretaris / Operator Komputer Indika Wahyu R, ST 1/2,0 OB

I-7
Laporan Akhir

1.9 METODOLOGI PELAKSANAAN

Gambar 1.4 Bagan Alur Pelaksanaan Pekerjaan


Jasa Konsultansi Pembuatan DED Perumahan Akibat Korban Bencana Alam
di Kabupaten Banggai

I-8
Laporan Akhir

Secara umum, metode dalam rencana kerja yang akan dilaksanakan untuk
pekerjaan Pembuatan DED Perumahan Korban Akibat Bencana Alam di Kabupaten
Banggai meliputi beberapa tahap kegiatan, yaitu :
a. Persiapan
b. Pengumpulan Data Lapangan (Survey)
c. Analisa Data Lapangan
d. Perencanaan Teknis
e. Penggambaran
f. Perhitungan

A. Tahap Persiapan
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenali lingkup
pekerjaan dan kondisi lapangan berikut permasalahan-permasalahan yang ada dari data
sekunder (desk study). Persiapan pelaksanaan pekerjaan, diantaranya :
 Menyiapkan data yang digunakan untuk pelaksanaan survey
 Pengarahan cara kerja personil sehubungan dengan waktu yang disediakan
 Penyediaan peralatan yang akan dipakai untuk survey lapangan
Persiapan surat pengantar untuk mobilisasi personil dan lain-lain yang diperlukan
sebelum pekerjaan “Survey Pendahuluan” dimulai, konsultan berkoordinasi dengan
Pemberi Kerja untuk mendapatkan pengarahan dan petunjuk-petunjuk mengenai
pekerjaan yang akan dilaksanakan, rencana-rencana pengembangan daerah, dan hal-hal
lain yang perlu diketahuiuntuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.

B. Tahap Pengumpulan Data Lapangan (Survey)


Kegiatan awal yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan Survey
Pendahuluan, yang kemudian diikuti dengan pelaksanaan survey detail seperti topografi,
inventarisasi lahan dan jalan, material dan geoteknik serta hidrologi.
Survey Pendahuluan dilaksanakannya dengan tujuan utama adalah untuk
melakukan peninjauan awal terhadap lokasi pekerjaan dan mengumpulkan data-data
sekunder untuk dipergunakan dalam pelaksanaan detail survey dan mengumpulkan data
lainnya untuk melengkapi data survey detail dan kebutuhan desain. Kegiatan yang
dilakukan antara lain :
 Melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah
sehubungan dengan dilaksanakan survey
 Mengumpulkan informasi mengenai lokasi perumaaha khususnya Prasarana dan
Utilitas Umum (PSU)
Pembuatan foto dokumentasi lapangan dan pengukuran topografi adalah proses
pengumpulan data di atas permukaan bumi yang selanjutnya data hasil ukuran

I-9
Laporan Akhir

dituangkan dalam bentuk peta perencanaan dengan menggunakan skala tertentu serta
didokumentasikan dalam bentuk gambar dan file komputer.

Pekerjaan pengukuran terdiri dari :


a. Pengukuran titik kontrol horisontal dan vertikal
b. Pengukuran situasi
c. Pengukuran penampang memanjang dan melintang
d. Pengukuran-pengukuran khusus
e. Pekerjaan perhitungan dan penggambaran
f. Pekerjaan digitasi dan computer

C. Tahap Analisa Data Lapangan


Pada tahapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah menganalisis data dari
lapangan yang dihasilkan dari kegiatan survey pendahuluan.
Kegiatan menganalisa dan merencanakan meliputi :
a). Kondisi jaringan jalan, kebutuhan lajur dan lebar lajur, geometrik jalan dan
struktur jalan.
b). Sistem drainase yang digunakan, penanganan dari genangan, hidrologi,
hidrolika, perhitungan debit banjir dan dimensi saluran serta struktur/konstruksi
saluran dan bangunan pelengkapnya.
c). Sistem jaringan air bersih/air minum, tingkat pelayanan, perhitungan jaringan
dan dimensi perpipaan, ataupun penggunaan sistem lain untuk penyediaan air
bersih/air minum.
d). Sistem dan pengelolaan persampahan, tingkat pelayanan, kebutuhan
prasarana dan sarana pembuangan sampah.
e). Sistemjaringan air limbah
f). Sistem proteksi kebakaran yang dapat menjangkau perumahan korban akibat
bencana tersebut

D. Tahap Perencanaan Teknis Akhir


Perencanaan teknis akhir adalah hasil perbaikan semua hasil perancangan awal
yang terdiri atas gambar konsep penataan, gambar teknis perencanaan bangunan
tempat tinggal/rumah, infrastruktur/PSU perumahan korban akibat bencana menjadi
lebih baik yang terdiri atas perencanaan :
a) rumah tinggal/Bangunan Gedung;
b) Proteksi Kebakaran;
c) jalan;
d) drainase;

I - 10
Laporan Akhir

e) air bersih;
f) sanitasi/air limbah;
g) Persampahan;
Peta lokasi penataan, peta masterplan penataan PSU, serta Rancangan
Anggaran Biaya Pelaksanaan Pembangunannya yang didasarkan pada standar-
standar satuan harga yang berlaku dan sah.

E. Tahap Penggambaran
Pembuatan gambar rencana selengkapnya dilakukan setelah Draft
Perencanaan Teknis mendapat persetujuan dari pengguna jasa dengan
mencantumkan koreksi-koreksi dan saran-saran yang diberikan oleh pengguna jasa,
berikut posisi alternatif trase yang pernah diteliti. Gambar rencana detail
perencanaan teknis yang perlu dibuat minimal mencakup :

• Sampul luar (cover) dan sampul dalam.


• Daftar Isi
• Peta lokasi proyek
• Daftar simbol dan singkatan.
• Daftar rangkuman volume pekerjaan.
• Potongan melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala
yang pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan

F. Tahap Penghitungan Biaya

Perkiraan biaya konstruksi rinci harus disiapkan untuk setiap tahapan konstruksi
yang direncanakan, sesuai dengan item pekerjaan dan harga satuan yang disajikan secara
terpadu. Kuantitas akan disertai dengan data pendukung perhitungannya, sedangkan harga
satuan akan merujuk pada referensi harga satuan terbaru dan masih berlaku atau
berpedoman pada survey harga pasar. Metode perhitungan harga satuan harus dibuat,
analisis harga satuan menggunakan metode dan acuan yang baku berdasarkan faktor-
faktor/parameter yang terdiri dari : tenaga, material, peralatan, sosial, pajak, overhead dan
keuntungan yang berlaku di daerah setempat. Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisis
ini dibandingkan dengan proyek-proyek lainnya didaerah sekitar lokasi.

I - 11

Anda mungkin juga menyukai