Anda di halaman 1dari 4

INFEKSI SALURAN KEMIH

No.Dokumen : SOP / C / IX.ICD-X /


137 / 07 / 2016
No.Revisi : -
SOP Tanggal Terbit : Juli 2016
Halaman : 1/4 UPTD
Puskesmas Kaimana

dr. Vinsensia Thie


Kabupaten
NIP.197405142006052003
Kaimana

1. Pengertian Infeksi saluran kemih merupakan salah satu masalah kesehatan akut yang
sering terjadi pada perempuan. Masalah infeksi saluran kemih tersering
adalah sistitis akut, sistitis kronik, dan uretritis. Sebagai tambahan,
pielonefritis diklasifikasikan sebagai kasus komplikasi.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksanaan kasus infeksi saluran
kemih di UPTD Puskesmas Kaimana
3. Kebijakan Sesuai Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kaimana Nomor :
440/SK/C/IX/005/06/2016, Tentang Indikator Mutu Layanan Klinis
4. Referensi PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur/ 5.1. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien
Langkah- 5.1.1. Keluhan :
langkah Demam, susah buang air kecil, nyeri saat diakhir BAK ( disuria
terminal ), sering BAK ( polakisuria ), nokturia, anyang –
anyangan, nyeri pinggang dan nyeri suprapubik.
5.1.2. Faktor resiko:
Riwayat diabetes melitus, riwayat kencing batu ( urolitiasis ),
higiene pribadi buruk, riwayat keputihan, kehamilan, riwayat
infeksi saluran kemih sebelumnya. Riwayat pemakaian
kontrasepsi diafrahma, kebiasaan menahan.
5.1.3. Faktor Predisposisi : (-)
5.2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
sederhana
INFEKSI SALURAN KEMIH
No.Dokumen : SOP / C / IX.ICD-X /
UPTD
137 / 07 / 2016
Puskesmas dr. Vinsensia Thie
Kaimana SOP No.Revisi : - NIP.197405142006052003
Tanggal Terbit : Juli 2016
Halaman : 2/4

5.2.1. Pemeriksaan Fisik


5.2.1.1. Demam
5.2.1.2. Flank pain ( nyeri ketok pinggang belakang/
costovertebral angle )
5.2.1.3. Nyeri tekan suprapubik
5.2.2. Pemeriksaan penunjang:
5.2.2.1. Darah perifer lengkap
5.2.2.2. Urinalisis
5.2.2.3. Ureum dan kreatinin
5.2.2.4. Kadar gula darah
5.2.3. Pemeriksaan penunjang tambahan ( di layanan sekunder ) :
5.2.3.1. Urine mikroskopik ( peningkatan > 10 bakteri per
lapang pandang, Peningkatan > 10 sel darah putih per
lapang pandang )
5.2.3.2. Kultur urine ( hanya diindikasikan untuk pasien yang
memiliki riwayat kekambuhan infeksi saluran kemih )
5.3. Petugas menegakkan diagnosa klinis
5.3.1. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang
5.3.2. Diagnosis Banding
5.3.2.1. Recurrent cystitis
5.3.2.2. Urethritis
5.3.2.3. Pyelonefritis
5.3.2.4. Infeksi saluran kemih berkomplikasi
5.3.2.5. Bacterial asymptomatic
5.3.2.6. ISK rekuren
INFEKSI SALURAN KEMIH
No.Dokumen : SOP / C / IX.ICD-X /
UPTD
137 / 07 / 2016
Puskesmas dr. Vinsensia Thie
Kaimana SOP No.Revisi : - NIP.197405142006052003
Tanggal Terbit : Juli 2016
Halaman : 3/4

5.3.3. Komplikasi
5.3.3.1. Gagal ginjal
5.3.3.2. Sepsis
5.3.3.3. Inkotinensia urine
5.3.3.4. ISK berulang atau kronik kekambuhan
5.4. Petugas memberikan penatalaksanaan
5.4.1. Minum air putih minimal 2 liter/ hari bila fungsi ginjal normal.
5.4.2. Menjaga higienitas genitalia eksterna
5.4.3. Pemberian antibiotik golongan flurokuinolon dengan durasi 7-
10 hari pada perempuan dan 10-40 hari pada laki – laki
5.5. Petugas memberikan konseling dan edukasi
5.5.1. Pasien dan keluarga diberikan pemahaman tentang infeksi
saluran kemih dan hal – hal yang perlu diperhatikan, antara lain
:
5.5.1.1. Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit
infeksi saluran kemih. Penyebab infeksi saluran kemih
yang paling sering adalah karena masuknya flora anus
ke kandung kemih melalui perilaku/ higiene prbadi
yang kurang baik.
5.5.1.2. Pada saat pengobatan infeksi saluran kemih,
diharapkan tidak berhubungan seks
5.5.1.3. Waspada terhadap tanda – tanda infeksi saluran kemih
bagian atas (nyeri pinggang) dan pentingnya untuk
kontrol kembali
INFEKSI SALURAN KEMIH
No.Dokumen : SOP / C / IX.ICD-X /
UPTD
137 / 07 / 2016
Puskesmas dr. Vinsensia Thie
Kaimana SOP No.Revisi : - NIP.197405142006052003
Tanggal Terbit : Juli 2016
Halaman : 4/4

5.5.1.4. Patuh dalam pengobatan antibiotik yang telah


direncanakan
5.5.1.5. Menjaga kesehatan pribadi – lingkungan dan higiene
pribadi – lingkungan
5.6. Kriteria rujukan
Jika ditemukan komplikasi dari ISK maka dilakukan ke layanan
kesehatan sekunder (spesialis penyakit dalam)
6. Unit terkait 6.1. Pelayanan poli umum
6.2. Pustu

Anda mungkin juga menyukai