Sap CKD
Sap CKD
Disusun Oleh :
Kelompok III – B20 :
Wirahadi Saputra, S.Kep (131823143015)
Nurul Yuniarsih, S.Kep (131823143016)
Nova Anika, S.Kep (131823143017)
Siska Nurul Fauziah, S.Kep (131823143018)
Riza Mustika Wenny , S.Kep (131823143019)
Imelda Mbati Mbana, S.Kep (131823143020)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Pertanggung jawaban Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di
Ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya ini tersselesaikan tepat waktu
Laporan ini tersusun sebagai tindak lanjut pertanggung jawaban dari panitia PKRS
Mahasiswa Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Angkatan B20 atas terselenggaranya Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit
pada Hari Jumat, 08 Maret 2019.
Kami mengungkapkan terimakasih kepada seluruh staff ruang Pandan 1 RSUD Dr
Soetomo, pembimbing akademik Dr. Andri Setiya Wahyudi, S.Kep.,Ns.,M.Kep,
dan pembimbing klinik bu Amirul Musrini,S.Kep.,Ns, serta berbagai pihak yang
telah membantu kelancaran kegiatan ini dari awal sampai akhir kegiatan sehingga
dapat tersusun tepat waktu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan guna penyempurnaan lebih
lanjut. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak terkait.
Mengetahui,
Kepala Ruangan Pandan 1
Ramang Sukmono,S.Kep.,Ns
NIP. 197003101992031009
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENYULUHAN
KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) TENTANG DETEKSI DINI
GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANG PANDAN 1 RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
A. Latar Belakang
Chronic Kidney Disease adalah kondisi ireversibel di mana fungsi ginjal
menurun dari waktu ke waktu. CKD biasanya berkembang secara perlahan dan
progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak menyadari
bahwa kondisi mereka telahn parah. Kondisi fungsi ginjal memburuk, kemampuan
untuk memproduksi erythropoietin yang memadai terganggu, sehingga terjadi
penurunan produksi baru sel-sel darah merah dan akhirnya terjadi anemia. Dengan
demikian, anemia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada CKD, dan sekitar
47% pasien dengan CKD anemia (Denise, 2007).
Diseluruh dunia menurut National Kidney Foundation (2004), 26 juta orang
dewasa Amerika telah mengalami CKD, dan jutaan orang lain beresiko terkena
CKD. Perhimpunan nefrologi indonesia menunjukkan 12,5 persen dari penduduk
indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal, itu berarti secara kasar lebih dari 25
juta penduduk mengalami CKD. Chronic Kidney Disease merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
terjadi uremia. Diperkirakan hingga tahun 2015 Data WHO dengan kenaikan dan
tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang 2011 sebanyak 36 juta orang
warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic Kidney Disease (CKD).
Prevalensi CKD terutama tinggi pada orang dewasa yang lebih tua, dan ini pasien
sering pada peningkatan risiko hipertensi. Kebanyakan pasien dengan hipertensi
akan memerlukan dua atau lebih antihipertensi obat untuk mencapai tujuan tekanan
darah untuk pasien dengan CKD. Hipertensi adalah umum pada pasien dengan
CKD, dan prevalensi telah terbukti meningkat sebagai GFR pasien menurun.
prevalensi hipertensi meningkat dari 65% sampai 95% sebagai GFR menurun 85-
15ml / min/1.73m2. Penurunan GFR dapat ditunda ketika proteinuria menurun
melalui penggunaan terapi antihipertensi (Eskridge, 2010) Penanganannya seperti
pemantauan ketat tekanan darah, kontrol kadar gula darah (Thakkinstian,
2011).Kardiovaskular (CVD) adalah penyebab utama kematian pada pasien dengan
CKD (Patricia, 2006))
Gagal ginjal kronis ( GGK) atau Chronic Kidney Disease ( CKD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah),
(Mansjoer, 2005). Penyakit ini merupakan sindrom klinis yang terjadi pada stadium
gagal ginjal yang dapat mengakibatkan kematian kecuali jika dilakukan terapi
pengganti pada sistem sekresi tubuhnya, Sedangkan salah satu penatalaksanaan
pada penderita gagal ginjal kronik adalah hemodialisa. Hal ini karena hemodialisa
merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme protein atau mengoreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
Terapi hemodialisa yang dijalani penderita gagal ginjal tidak mampu mengimbangi
hilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal akan
berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien (Raharjo, 2006). Menurut data
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada 2010 diperkirakan sebanyak
36 juta orang warga dunia meninggal dunia akibat penyakit gagal ginjal dan di
Indonesia pasien hemodialisis (cuci darah) mencapai 2260 orang meningkat dari
tahun sebelumnya sebelumnya sebanyak 2148 pasien ( Berita Antara SUMUT edisi
12 Maret 2011). Adapun salah satu komplikasi atau dampak dilakukan hemodialisa
pada pasien gagal ginjal kronik ( GGK) adalah hipoglikemia. Hal ini karena terlalu
banyak darah yang terbuang saat sirkulasi hemodialisa, termasuk glukosa (gula
darah) yang terkandung dalam darah juga terbuang bersama sisa – sisa metabolisme
lainnya. Sehingga kadar gula darah dalam tubuh mengalami penurunan, yang
mengakibatkan pasien mengalami kelelahan atau lemas setelah dilakukan
hemodialisa ( NKDEP, 2011).
Penyakit CKD merupakan penyakit yang memerlukan perawatan dan
penanganan seumur hidup. Dari data yang diuraikan diatas, masalah kesehatan
ginjal terutama di Indonesia belum teratasi sempurna terutama pada kota
metropolitan seperti Kota Surabaya. . Fenomena yang terjadi banyak klien yang
keluar masuk Rumah Sakit untuk melakukan pengobatan dan dialisis. Oleh karena
itu peran perawat sangat penting dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
CKD, serta diharapkan tidak hanya terhadap keadaan fisik klien tetapi juga
psikologis klien. Maka kami kelompok 3 Program Profesi Alih Jenis Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya tertarik untuk menberikan
Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Penyakit Gagal Ginjal Kronis pada pasien dan
keluarga di Ruang Pandan 1 RSUD Dr Soetomo Surabaya.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan penyuluhan
deteksi dini penyakit gagal ginjal kronis di Ruang Interna Pandan 1 RSUD Dr
Soetomo Surabaya?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan
pelaksanaan penyuluhan tentang deteksi dini penyakit gagal ginjal kronis
pada pasien dan keluarga di Ruang Interna Pandan 1 RSUD Dr Soetomo
Surabaya.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetajuan mengenai ginjal, fungsi ginjal,
zat yang dapat merusak ginjal.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai pengertian penyakit
gagal ginjal, tanda dan gejala penyakit gagal ginjal kronis
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai pelaksanaan dan
perawatan pada pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis
PENATALAKSANAAN KEGIATAN
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) TENTANG
DETEKSI DINI GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANG PANDAN 1
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
A. Topik
Penyuluhan kesehatan tentang Deteksi Dini Gagal Ginjal Kronis (GGK) pada
pasien dan keluarga di Ruang Pandan 1 RSUD Dr Soetomo Surabaya.
B. Landasan Kegiatan
Kegiatan “Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang Deteksi Dini
Gagal Ginjal Kronis” pada pasien dan keluarga di Ruang Pandan 1 RSUD Dr
Soetomo Surabaya.
C. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan
topik : Deteksi Dini Gagal Ginjal Kronis pada pasien dan keluarga di Ruang
Pandan 1 RSUD Dr Soetomo Surabaya, setelah mendapatkan penyuluhan
kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit gagal ginjal kronis
2. Dapat menerapkan pencegahan dan perawatan pada keluarga dengan
penyakit ginjal kronis.
D. Tema Kegiatan
Adapun tema kegiatan ini adalah “Hidup sehat dengan ginjal yang sehat”
E. Penatalaksanaan Kegiatan
1. Topik / Judul Kegiatan
Penyuluhan tentang deteksi dini gagal ginjal kronis pada pasien dan
keluarga di Ruang Pandan 1 RSUD Dr Soetomo Surabaya.
2. Sasaran Target
Keluarga pasien di Ruang Pandan 1 RSUD Dr Soetomo Surabaya yang
berjumlah 20 Orang.
3. Metode
Ceramah dan tanya jawab
4. Media dan Alat
Lembar balik dan leaflet
5. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jumat, 08 Maret 2019
Waktu : 10:00 – 11:00 WIB
Kegiatan : Penyuluhan tentang deteksi dini penyakit gagal ginjal
kronis
tempat : Ruang Pandan 1 RSUD Dr Soetomo Surabaya
F. Target
Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang deteksi dini
penyakit gagal ginjal kronis.
2. Mengetahui perawatan dini dari penyakit gagal ginjal kronis.
G. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan topik “Deteksi
Dini Gagal Ginjal Kronis” pada pasien dan keluarga di Ruang Pandan 1 RSUD
Dr Soetomo Surabaya diikuti oleh 20 keluarga pasien.
K. Lampiran lainnya
SAP, leaflet, Lembar balik, Daftar hadir, dan Hasil pemeriksaan.
L. Penutup
Demikian laporan pertanggungjawaban kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS) dengan topik :”Deteksi Dini Gagal Ginjal Kronis” pada
pasien dan keluarga di Ruang Pandan 1 RSUD Dr Soetomo Surabaya. Harapan
kami, dapat bermanfaat bagu kita semua dalam pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
SUSUNAN PANITIA
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan klien dan keluarga dapat
mengerti apa itu Gagal Ginjal Kronis, penyebab Gagal Ginjal Kronis,
Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis, Pencegahan Gagal Ginjal Kronis,
Komplikasi dan penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronis, Fungsi Ginjal, Cara
merawat pasien Gagal Ginjal Kronis.
III. Materi
a. Fungsi Ginjal
b. Pengertian Gagal Ginjal Kronis
c. Penyebab Gagal Ginjal Kronis
d. Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis
e. Pencegahan Gagal Ginjal Kronis
f. Komplikasi Gagal Ginjal Kronis
g. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronis
h. Cara Merawat Pasien Gagal Ginjal Kronis
IV. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
V. Alat Bantu
a. Infocus
b. Lembar Balik
Tahap
No. Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Audiens
Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
anggota tim
3. Menjelaskan tujuan
PKRS
4. Menjelaskan materi
2 Penyajian 25 menit Pembukaan 1. Memperhatikan
a. Mengucapkan salam penjelasan materi
b. Memperkenalkan diri 2. Mengajukan
c. Menentukan kontrak pertanyaan
waktu
Kegiatan Inti
Petugas menjelaskan
materi
a. Menjelaskan
pengertian Gagal
Ginjal Kronis
b. Menjelaskan Penyebab
Gagal Ginjal Kronis
c. Menjelaskan
Manifestasi Klinis
Gagal Ginjal Kronis
d. Menjelaskan
Pencegahan Gagal
Ginjal Kronis
e. Menjelaskan
Komplikasi Gagal
Ginjal Kronis
f. Menjelaskan
Penatalaksanaan Gagal
Ginjal Kronis
g. Menjelaskan Fungsi
Ginjal
h. Menjelaskan Cara
merawat pasien Gagal
Ginjal Kronis
Keterangan :
: Pemateri : Pembimbing
: Moderator : Obsever
: Fasilitator : Peserta
VIII. Pengorganisasian
1. Job Description
a. Pembimbing : Dr. Andri Setiya Wahyudi,S.Kep.,Ns.M.Kep
b. Moderator : Wirahadi Saputra
c. Pamateri : Nurul Yuniarsih
d. Fasilitator : Nova Anika
: Riza Mustika
: Imelda Mbati Mbana
e. Observer : Siska Nurul F
Rincian Tugas
a. Pembimbing : orang yang memantau dan memberikan klarifikasi
materi
b. Moderator : orang yang memimpin jalannya penyuluhan
c. Pemateri : orang yang menyampaikan materi penyuluhan
d. Fasilitator : orang yang mengondisikan peserta
e. Observer : orang yang menilai jalannya acara
b) Dialysis
- peritoneal dialysis biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat
akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui
daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke
jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal
Daftar Pustaka
Kozier, B., et al. (2008). Kozier and Erb’s Fundamentals of nursing, concept,
process and practic, eighth edtion. New Jersey : Pearson Education.
Potter, A.P., & Perry, A. (2006). Fundamental of nursing. 4th edition. St.Louis
Missouri: Mosby-Year Book, Inc.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L. & Cheever, K.H. (2008). Brunner &
Suddarth’s Textbook of medical-surgical nursing. 11th Edition. Philadelphia
: Lippincott William & Wilkins.
Tseng, C.-N., Chen, C. C.-H., Wu, S.-C., & Lin, L.-C. (2007). Effects of a range-
of-motion exercise programme. Journal of Advanced Nursing, 57(2), 181-
191.
LEMBAR OBSERVASI
Dilakukan
No. Evaluasi Keterangan
Ya Tidak
1. Evaluasi Struktur a. Kesiapan materi.
b. Kesiapan SAP.
c. Kesiapan media : Lembar balik,
Leaflet.
d. Peserta hadir di tempat PKRS.
e. Penyelenggaraan dilaksanakan di
Ruang Pandan 1 RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.
f. Pengorganisasian penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses a. Fase dimulai dengan waktu yang
telah direncanakan.
b. Peserta mengajukan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan secara
benar.
c. Suasana PKRS tertib dan nyaman.
3. Evaluasi Hasil a. Peserta mampu menjawab
pertanyaan dan mengulang tentang
tugas ginjal
b. Peserta mampu menjawab
pertanyaan dan mengulang tentang
apa saja yang dapat merusak ginjal.
c. Peserta mampu menjawab dan
mengulang tentang pengertian,
tanda dan gejala gagal ginjal kronis
d. Peserta mampu menjawab dan
mengulang tentang pentalaksanaan
awal pada gagal ginjal kronis
Pertanyaan :
1.
2.
3.
-
-
-
( )
DAFTAR HADIR PESERTA
DETEKSI DINI GAGAL GINJAL
Mengetahui,
Kepala Ruangan
Ramang Sukmono,S.Kep.,Ns
NIP. 197003101992031009