Laporan PKL PG Modjopanggoong PDF
Laporan PKL PG Modjopanggoong PDF
Modjopanggoong
Tulungagung
BAB I
PENDAHULUAN
1.5 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah
sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang dilaksanakannya Kerja Praktek
Lapangan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat
dilaksanakannya Kerja Praktek Lapangan dan sistematika dalam penulisan
laporan Kerja Praktek Lapangan.
2. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi tentang profil dan gambaran umum dari perusahaan, yaitu PTPN
X PG. Modjopanggoong.
3. BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Berisi mengenai Proses Produksi dan dasar teori tentang topik yang
akan dibahas.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
WAKIL II
1. Manajer pengolahan : Jianto, SP
2. Manajer instalasi : Ir. HM. Kholiq, MM SEKERTARIS
3. Manajer tanaman : H. Zaenal Arifin,SP 1.Sugianto, ST
4. Manajer QC : Arianto Widodo,SP 2.Desi Liah M,ST
5. Manajer KAU : Nurdin Saiful H, SE
ANGGOTA BAGIAN ANGGOTA BAGIAN ANGGOTA BAGIAN ANGGOTA BAGIAN ANGGOTA BAGIAN
KEUANGAN & UMUM TANAMAN INSTALASI PENGOLAHAN QUALITY CONTROL
ASISTEN MANAJER ASISTEN MANAJER ASISTEN MANAJER ASISTEN MANAJER ASISTEN MANAJER
1. Suparman ,SE 1. 1. 1. 1.
2.Drs. Susanto CH, SE 2. 2. 2.
3.Yuli Irianto 3. 3. 3.
4.Welly Kristianto 4. 4. 4.
5. 5.
6. 6.
7.
8.
9.
10.
KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN
PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
1. 1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2. 2.
3. 3. 3. 3. 3.
4. 4. 4. 4. 4.
5. 5. 5. 5. 5.
General Manager
General Manager adalah orang yang bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang terjadi di PG. Modjopanggoong. General Manager membawahi
beberapa Manager bagian yaitu Manager K & U, Manager Tanaman,
Manager Instalasi, Manager QC, dan Manager Pengolahan.
Manager AK & U
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Proses pengolahan gula di PG. Modjopanggoong memiliki beberapa
tahapan yang dimulai dari penimbangan tebu, pencacahan, penggilingan, hingga
terakhir penyelesaian.
STASIUN
TEBU
PENGGILINGAN
STASIUN
PEMURNIAN
STASIUN
PENGUAPAN
STASIUN
MASAKAN
STASIUN
PUTERAN
PUTERAN
STASIUN
PENYARINGAN
PUTERAN
STASIUN
GULA
PENDUKUNG
PUTERAN
Dari akp tebu diangkut menuju unit gilingan 1 menghasilkan nira 1 / nira
pertama (npp) dan ampas 1. Disini mulai terjadi pemerasan ampas 1 diteruskan ke
unit gilingan 2 untuk menghasilkan nira gilingan 2 (ng2) dan ampas 2. Nira hasil
pemerasan 1 dan 2 disebut juga nira mentah (nm) dialirkan menuj bak nira
mentah. Ampas 2 masuk ke gilingan 3 menghasilkan nia gilingan 3 (ng3) dan
ampas 3. Nira 3 sebagai campuran ampas 1. Ampas 3 masuk gilingan 4
menghasilkan nira gilingan 4 (ng4) dan ampas 4. Untuk mengambil sisa nira pada
ampas, sebelum masuk gilingan 4 diberikan air imbibisi. Nira 4 digunakan
sebagai penambahan ampas 2, dan ampas 4 sebagai hasil akhir pemerasan
digunakan sebagai bahan bakar ketel uap.
Dimana :
A = Kapasitas gilingan (TCH)
u = Kecepatan carrier [m/menit]
l = lebar carrier [m]
d = bulk density / kerapatan tebu [kg/m3]
Dimana :
Zt = panjang carrier [m]
A = kapasitas giling
4. Cane Elevator
Berfungsi sebagai pembawa tebu ke posisi yang lebih tinggi. Kemiringan 35 o-
40o.
5. Intermediate Carrier (IMC)
Pembawa baggase / ampas antar gilingan.
Spesifikasi sama dengan elevator.
Kemiringan maksimum 60o
Kecepatan harus > daripada kecepatan keliling rol.
6. Pisau Tebu / Cane Cutter / Cane Knives
Terdiri dari sebuah poros dengan banyak kepingan (disk), tiap-tiap disk dapat
dipasangi 4 pisau. Jumlah disk yang digunakan adalah 13 buah, pisau yang
digunakan 52 buah. Besar PI tergantung dari jenis pisau, jumlah pisau,
kecepatan putaran pisau, dan jarak ujung pisau tebu dengan cane carrier.
7. Unigrator
Pada unigrator tebu akan terlempar ketasa / terpukul oleh hammer yang
berputar berlawanan arah dengan cane carrier, kemudian masuk antara ujung
hammer dan anvil, sehingga tebu menjadi serutan ampas (baggase) yang siap
diperas di unit gilingan. Bentuk mirip dengan cane cutter, tetapi pisau diganti
dengan pemukul / hammer sesuai dudukannya. Terdiri dari 8 disk dengan 32
hammer. Jarak antara anvil dengan ujung hammer ± 20 mm
8. Feeding Roll
Diameter feeding roll 1/3 hingga 2/3 diamter rol gilingan.
Kecepatan keliling 1,3 – 1,5 kecepatan gilingan
Digerakkan oleh rol muka melalui transmisi sprocket dan rantai.
Peningkatan rol ini dapat ditingkatkan dengan penambahan alur pada
permukaan rol 10-13 mm.
9. Gilingan
Terdiri dari 3 rol, elemen gilingan 3 rol terdiri dari : standar / penyangga, rol
muka, rol belakang, dan rol atas.
10. DSM Screen
Fungsi : Menyaring nira mentah yang dihasilkan oleh unit gilingan. Nira hasil
saringan ditampung sedangkan ampas yang ikut terbawa kembali ke
ampas yang masuk.
11. Air Imbibisi
2. Memasukkan bibit
Untuk masakan A, C, dan klare D2 untuk masakan D
3. Memasukkan uap
Memasukkan uap ke dalam pan dan memanaskan bahan yang ada di
dalamnya sehingga terbentuk kristal yang rapat.
4. Penambahan
Penambahan nira kental untuk pan masakan A, menambahakan stroop A
untuk pan masakan C, dan menambahkan stroop C untuk masakan D.
5. Memanaskan bahan yang ada didalam pan samapi kristal gula terbentuk yang
berukuran 0.9-1,1 mm untuk pan A, dan pan C, sedangkan pan D hanya
berbentuk seperti benang.
6. Menetralkan ruang pan atau membuang hampa dengan membuka dan
memasukkan udara.
7. Menurunkan masakan
Setelah masakan diturunkan ke palung pendingin. Pan diberi uap dan air
panas. Pemberian uap dan air panas ini bertujan untuk membersihkan kristal
gula yang menempel pada dinding pan masakan. Hasil dalam proses
kristalisasi dan besarnya tekanan yang diberikan. Kecepatan kristalisasi ini
dipengaruhi oleh kandungan kotoran dalam larutan, viskositas larutan dan
sirkulasi larutan.
BAB IV
METODE PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN