Draft 2 Biotek Kel 16 Fix
Draft 2 Biotek Kel 16 Fix
EKSTRAKSI ALGINAT DARI SARGASSUM SP. Commented [IW2]: Huruf besar semua
Oleh:
Kelompok 16
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
METODOLOGI
Prosedur Kerja
Sampel hidrolisat
Sargassum sp.
Pengovenan
Penimbangan rendemen
Alginat
Gambar 1 Diagram alir prosedur kerja pembuatan ekstraksi alginat Commented [IW7]: Diagram alir disatu halaman
6
Hasil
Pembahasan
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Alginat menurut Pasaribu et al. (2017) merupakan polisakarida anionik
alami yang biasanya diperoleh sebagai turunan garam natrium dari asam alginat
yang merupakan kop polimer linear laut dalam air. Alginat sebagai polielektrolit
dan biopolimer yang dapat digunakan dalam gelasi, sifat alginat lainnya adalah
biokompatibel, bioadhesive, biodegradable, relatif non imunogenik, relatif stabil,
melimpah dan mudah digunakan. Alginat dapat dimanfaatkan dalam bidang
industri sebagai pengental, pengemulsi, penstabil, atau agen pengikat air.
Penggunaan alginat dalam bidang kesehatan antara lain untuk penyembuhan luka,
rekayasa jaringan, penghantaran dan pelepasan obat. Alginat menurut Rifandi et
al. (2014) merupakan polisakarida yang banyak terkandung pada rumput laut
coklat hingga kadar 40% dari total bobot kering. Alginat secara kimiawi,
merupakan plimer linier panjang yang tersusun dari struktur Β-D-mannuroniacid
(M) (asam munoranat) dan A-L-gulunoniacid (G) (asam guluronat). Alginat
dinding sel rumput laut coklat terdapat dalam bentuk kristal yang tersusun secara
paralel pada benang-benang halus selulosa dan cairan sel.
Ekstraksi menurut Septiana dan Asnani (2012) adalah dengan memisahkan
komponen yang ada dalam bahan yang akan diektraksi. Ekstraksi menggunakan
pelarut dilakukan dengan mempertemukan bahan yang akan diekstrak dengan
pelarut selama waktu tertentu, diikuti pemisahan filtrate terhadap residu bahan
yang diekstrak. Ekstrasi menurut Hadi (2012) adalah salah satu metode operasi
yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari campurannya
dengan menggunakan sejumlah massa bahan solven. Ektraksi dapat digunakan
untuk mengambil senyawa bioaktif. Ekstraksi alginat menurut Bertagnolli et al.
(2013) diawali dengan mengambil 15 gram Sargassum sp dan dimasukkan
kedalam wadah 500 mlformaldehida selama 30 menit. Sampel dibilas dan
ditambahkan larutan asam klirida 0,1 mol selama 2 jam. Ekstraksi alginat
dilanjutkan dengan ditambahkannya natrium karbonat, dengan adanya natrium
karbonat maka asam alginat dapat diubah menjadi natrium alginat. Ekstraksi
dilakukan pada suhu 60°C selama 5 jam kemudian disarung dengan vakum untuk
meisahkan residu padat dengan larutan alginat kemudian etanol ditambahkan ke
larutan presipitasi natrium alginat. Faktor yang mempengaruhi ekstraksi alginat
menurut Jayanuddin et al. (2014) antara lain suhu ekstraksi, konsentrasi pelarut
dan waktu ekstraksi. Kemurnian alginat yang dihasilkan dipengaruhi oleh selulosa
dan bahan pengotor lainnya yang lolos dari penyaringan. Rendahnya kemurnian
alginat menyebakan rendahnya viskositas alginat dan tingginya kandungan bahan
tidak larut.
Proses ektraksi alginat dilakukan menggunakan berbagai macam larutan.
Larutan yang digunakan dalam proses ekstraksi alginat adalah Na2CO3 dan IPA
(Isopropil Alkohol). Larutan Na2CO3 menurut Yudiati dan Isnansetyo (2017)
merupakan senyawa alkali yang dapat memodifikasi gugus karboksil. Senyawa
Na2CO3 menurut Jayanudin et al. (2014) berfungsi untuk melarutkan asam alginat
dari jaringan alga. Pelarut Na2CO3 akan masuk kedalam jaringan alga dan
memisahkan protein dan selulosa dari jaringan dan mempermudah proses
ekstraksi. Larutan lain yang digunakan dalam ekstraksi alginat adalah Isopropil
alkohol. Isopropil alkohol menurut Tambunan et al. (2013) berfungsi
8
mengendapkan natrium alginat dengan cara mengikat air yang melarutkan alginat.
Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan kepolaran antara Isopropil alkohol,
natrium alginat, dan air.
Alginat yang dihasilkan dari suatu jenis rumput laut ditentukan oleh
metode ektraksinya. Proses ekstraksi menurut Mazumder et al. (2016) sangat
dipengaruhi oleh suhu ekstrasi, jenis pelarut, dan konsentrasi pelarut. Suhu
ekstraksi, jenis pelarut, dan konsentrasi pelarut akan menentukan jumlah
rendemen alginat yang dihasilkan. Kombinasi suhu ekstraksi, jenis pelarut, dan
konsentrasi pelarut yang tepat akan menghasilnya rendemen alginat yang lebih
besar. Penggunaan pelarut dalam proses ekstraksi juga menentukan karakteristik
alginat yang dihasilkan. Penggunaan pelarut akan mempengaruhi kandungan air,
viskositas, kadar abu, dan kecerahan dari alginat yang dihasilkan.
Alginat yang dihasilkan dalam praktikum ekstraksi alginat adalah 36,06
gram dengan presentase 72, 12%. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian
Indrani dan budianto (2013) yang hanya menghasilkan alginate sebanyak 49,3%.
Perbedaan tersebut menurut Indrani dan budianto (2013) dapat disebabkan oleh
perbedaan jenis rumput laut yang digunakan dan juga asal rumput laut tersebut.
Perbedaan rendemen yang dihasilkan menurut Mazumder et al. (2016) dapat juga
disebabkan oleh perbedaan jenis dan konsentrasi pelarut yang digunakan. Metode
ekstraksi yang digunakan juga dapat mempengaruhi rendemen alginat yang
dihasilkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
LAMPIRAN
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑋 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
36,06
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑋 100%
50
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 72,12%
1. Cover, daftar isi, tabel hasil, dapus, pembagian tugas, editor (Nur Azizah)
2. PENDAHULUAN. Latar belakang, tujuan (Yuniasih)
3. METODOLOGI. Waktu dan tempat, bahan dan alat, prosedur kerja (Aulia
Muhammad Ilham)
4. PEMBAHASAN. Desklaf sampel, pengertian alginat, ekstraksi&metode
ekstraksi (Shafira Primamesya I)
5. PEMBAHASAN. Fungsi penambahan larutan, faktor2 yg mempengaruhi
ekstraksi, banlit. (M. Septiarmansyah)
6. LAMPIRAN. Dokum praktikum, contoh perhitungan, pendahuluan tabel
hasil dan interpretasi tabel hasil (Rizky Reyhan)