Anda di halaman 1dari 12

Mk Bioteknologi Hasil Perairan Hari/Tgl: Jumat/10 November 2017

Asisten : 1. Velayatri Muttaqien Commented [IW1]:


2. Carolyne Carepany
3. Desi Setiawati
4. Khairani Nabila
5. Ira Widyawati
6. Karina Oktavira

EKSTRAKSI ALGINAT DARI SARGASSUM SP. Commented [IW2]: Huruf besar semua

Oleh:
Kelompok 16

Rizky Reyhan C34150075


Nur Azizah C34150076
Aulia Muhammad Ilham C34150077
Shafira Primamesya I C34150080
M. Septiarmansyah A C34150081
Yumiasih C34150082

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2


PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
Latar Belakang ..................................................................................................... 3
Tujuan ................................................................................................................. 3
METODOLOGI .................................................................................................... 4
Waktu dan Tempat ............................................................................................... 4
Alat dan Bahan..................................................................................................... 4
Prosedur Kerja .................................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 6
Hasil ..................................................................................................................... 6
Pembahasan ......................................................................................................... 6
PENUTUP .............................................................................................................. 8
Kesimpulan .......................................................................................................... 8
Saran .................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN ......................................................................................................... 11
Lampiran 1 Dokumentasi Praktikum ................................................................. 11
Lampiran 2 Contoh Perhitungan ........................................................................ 12
Lampiran 3 Pembagian Tugas ........................................................................... 12
3

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perairan Indonesia menurut Eriningsih et al. (2014) memiliki potensi


sumber daya laut berupa rumput laut yang potensial. Rumput laut dikenal dengan
ganggang atau alga. Alga memiliki pigmen dominan yang berbeda-beda. Sea
weeds merupakan salah satu komoditi ekspor terbesar di Indonesia. Tingginya Commented [IW3]: italic
permintaan pasar internasional dikarenakan manfaat dari rumput laut itu sendiri.
Rumput laut dapat dijadikan sebagai sumber bahan makanan, pemanfaatan
senyawa bioaktif, penghasil agar-agar, karaginan, atau alginat. Rumput laut
memiliki beberapa beberpa jenis, yaitu rumput laut coklat, merah, dan hijau.
Rumput laut coklat merupakan salah satu jenis rumput laut yang memiliki
beragam jenis dan manfaat. Jenis rumput laut coklat menurut Wouthuyzen et al.
(2016) terdiri dari Padina, Sargassum, Turbinaria, dan Laminaria. Alga coklat
merupakan penghasil alginat. Kandungan alginat pada masing-masing jenis
rumput laut coklat berbeda-beda. Kadar alginat tertinggi terdapat pada rumput
laut jenis Laminaria. Rumput laut ini hidup pada habitat air bersuhu dingin atau
negara empat musim dan tidak di temukan di Indonesia. Rumput laut coklat yang
dapat dijumapai di perairan Indonesia misalnya Padina, Sargassum,dan
Turbinaria.
Sargassum menurut Lutfiawan et al. (2015) merupakan salah satu jenis
alga coklat (Phaeophyta) yang hidup pada habitat karang. Spesies ini dapat
tumbuh memanjang hingga 12 meter. Tubuh Sargassum berwarna coklat kuning
kehijauan dan terbagi menjadi talus dan frond. Thallus Sargassum berbentuk Commented [IW4]: talus or thallus ??
lempeng, bercabang, nbangun daun lebar, berombak, dan ujung meruncing.
Pigmen yang terdapat dalah Sargassum adalah fucoxantin, klorofil a dan c, Commented [IW5]: gepeng ??
betakaroten, dan xantofil. Dinding sel berupa selulosa dan asam alginat.
Kandungan alginat dalam rumput laut coklat bervariasi tergantung pada spesies,
kondisi lingkungan, musim panen, dan metode ekstraksi yang digunakan.
Kandungan asam alginat pada Sargassum banyak dimanfaatkan untuk diambil
alginatnya.
Komponen rumput laut coklat (Sargassum) yang banyak dimanfaatkan
menurut Bertagnolli et al. (2014) adalah komponen alginatnya. Alginat
merupakan polisakarida yang terdiri dari monomer β-D-mannuronic acid dan α-L-
guluronic acid. Pemanfaatan alginat menurut Kyziol et al. (2017) dapat digunakan
sebagai biokapability, meningkatkan daya serap air, berperan dalam pembentukan
produk, dan bahan antiseptik. Manfaat alginat lainnya menurut Purwanti (2013)
banyak digunakan dalam industri kosmetik, misalnya sabun ceram, lotion atau
shampo. Penggunakan alginat dalam industri farmasi misalnya sebagai emulsifier,
stabilizer, tablet, salep, dan kapsul. Peran alginat lainnya ialah dalam bidang
industri makanan dan minuman, tekstil, kertas, fotografi, kramik, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembuatan alginat untuk
mendapatkan rendemen alginat untuk industri dari hidrolisat Sargassum sp..
4

Tujuan

Praktikum pembuatan alginat bertujuan mendapatkan rendemen alginat


untuk industri dari hidrolisat Sargassum.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ekstraksi alginat dilaksanakan mulai bulan September sampai


Oktober 2017. Praktikum dilakukan pada pukul 13.00-16.00 WIB. Pelaksanaan
praktikum ekstraksi alginat bertempat di Laboratorium Bioteknologi Hasil
Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Praktikum ekstraksi alginat dilakukan menggunakan alat dan bahan yang


bervariasi. Bahan utama yang digunakan yaitu hidrolisat Sargassum sp. Bahan
lain yang digunakan yaitu larutan IPA 10% dan larutan Na2CO3 5%. Alat yang Commented [IW6]: Na2CO3
digunakan pada praktikum antara lain timbangan, oven, panci, kompor dan
alumunium foil.

Prosedur Kerja

Pembuatan alginat dilakukan menggunakan sampel berupa hidrolisat


Sargassum sp. Praktikum ini dilakukan dengan metode ekstraksi. Praktikum
diawali dengan sampel hidrolisat Sargassum sp. dipreparasi kemudian ditimbanag
dengan menggunakan timbangan. Larutan Na2CO3 yang telah ditimbang dicampur
dengan air. Proses selanjutnya penyiapan Na2CO3 dan hidrolisat dengan
alumunium foil. Proses perebusan dilakukan dengan 1 L air. Air yang telah
mendidih ditambahkan Na2CO3 dan di aduk. Proses selanjutnya yaitu penambahan
hidrolisat Sargassum sp. dan dilakukan pengadukan selama 3 jam. Hasil
perebusan disaring menggunakan kain blacu ke wadah dan ditambahkan larutan
IPA sebanyak 2 kali dari volume filtrat dan diendapkan selama satu malam.
Endapan yang didapat dipisahkan dari IPA dan dilakukan pengovenan hingga
kering. Hasil alginat yang didapat ditimbang dan di hitung rendemen alginat yang
didapat. Diagram alir prosedur kerja ekstraksi alginat dapat dilihat pada Gambar
1.
5

Sampel hidrolisat
Sargassum sp.

Penimbangan sampel Sargassum sp.


dan Na2CO3

Persiapan air sebanyak 1 liter dan


dipanaskan

Pencampuran Na2CO3 dan Sargassum


sp.dengan air mendidih

Proses pemasakan dan pengadukan


selama 3 jam

Penyaringan hidrolisat Sargassum sp.

Penambahan larutan IPA 2:1 dalam


filtrat

Pengendapan larutan selama satu


malam

Pemisahan IPA dengan endapan

Pengovenan

Penimbangan rendemen

Alginat

Gambar 1 Diagram alir prosedur kerja pembuatan ekstraksi alginat Commented [IW7]: Diagram alir disatu halaman
6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Praktikum pembuatan alginat menggunakan bahan utama berupa hidrolisat


Sargassum sp. dan Sargassum sp.. proses ekstraksi menggunakan metode
pemasakan dan pengendapan. Hasil rendemen yang di dapat setiap kelompok
berbeda-beda. Hasil rendemen alginat dari Sargassum sp. dapat di lihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Hasil rendemen alginat dari Sargassum sp.
Kelompok Rendemen (gr) % rendemen
11 75 150%
12 65 130%
13 25 50%
14 25 50%
15 27,6822 55,3644%
16 36,06 72,12%
17 58,82 117,64%
18 25 50%
19 26 52%
Hasil ekstraksi alginat yang ditunjukkan pada Tabel 1 menunjukkan hasil
rendemen yang beragam. Ekstraksi dilakukan dengan perbedaan sampel yaitu
hidrolisat Sargassum sp. dan Sargassum sp. dan perbedaan pelarut. Rendemen
alginat tertinggi di peroleh kelompok 11 yaitu 150% atau dengan berat rendemen
75 gram. Rendemen terendah terdapat pada kelompok 13,14, dan 18 yaitu 50%
atau dengan berat rendemen 25 gram.

Pembahasan

Rumput laut cokelat menurut Jayanuddin et al. (2014) merupakan jenis


rumput laut yang dapat diolah menjadi natrium alginat dan kalsium alginat. Jenis
rumput laut cokelat antara lain Dyctyota, Padina, Hormophysa, Sargassum,
Turbinaria, dan Hydroclathus. Sargassum sp. menurut Rifandi et al. (2014) Commented [IW8]: Sargassum sp pakai titik, jd
merupakan jenis rumput laut cokelat yang banyak menghasilkan alginat Sargassum sp. sp nya gak italic
dibandingkan jenis rumput laut lainnya. Alginat pada Sargassum sp. kadarnya
dapat mencapai 40% dari total bobot kering. Sargassum sp. termasuk golongan
rumput laut dengan tingkat menyerupai tumbuhan darat paling tinggi. Sargassum
sp. ditandai dengan adanya bagian menyerupai daun dengan bentuk melebar,
lonjong atu menyerupai pedang, mempunyai gelembung udara, umunya hidup
menyendiri. Sargassum sp. memiliki panjang tallus dapat mencapai tujuh meter,
berwarna cokelat dan mempunyai bagian menyerupai akar yaitu holdfast.
Klasifikasi Sargassum sp. menurut Ayhuan et al. (2017) dapat dilihat sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
7

Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Alginat menurut Pasaribu et al. (2017) merupakan polisakarida anionik
alami yang biasanya diperoleh sebagai turunan garam natrium dari asam alginat
yang merupakan kop polimer linear laut dalam air. Alginat sebagai polielektrolit
dan biopolimer yang dapat digunakan dalam gelasi, sifat alginat lainnya adalah
biokompatibel, bioadhesive, biodegradable, relatif non imunogenik, relatif stabil,
melimpah dan mudah digunakan. Alginat dapat dimanfaatkan dalam bidang
industri sebagai pengental, pengemulsi, penstabil, atau agen pengikat air.
Penggunaan alginat dalam bidang kesehatan antara lain untuk penyembuhan luka,
rekayasa jaringan, penghantaran dan pelepasan obat. Alginat menurut Rifandi et
al. (2014) merupakan polisakarida yang banyak terkandung pada rumput laut
coklat hingga kadar 40% dari total bobot kering. Alginat secara kimiawi,
merupakan plimer linier panjang yang tersusun dari struktur Β-D-mannuroniacid
(M) (asam munoranat) dan A-L-gulunoniacid (G) (asam guluronat). Alginat
dinding sel rumput laut coklat terdapat dalam bentuk kristal yang tersusun secara
paralel pada benang-benang halus selulosa dan cairan sel.
Ekstraksi menurut Septiana dan Asnani (2012) adalah dengan memisahkan
komponen yang ada dalam bahan yang akan diektraksi. Ekstraksi menggunakan
pelarut dilakukan dengan mempertemukan bahan yang akan diekstrak dengan
pelarut selama waktu tertentu, diikuti pemisahan filtrate terhadap residu bahan
yang diekstrak. Ekstrasi menurut Hadi (2012) adalah salah satu metode operasi
yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari campurannya
dengan menggunakan sejumlah massa bahan solven. Ektraksi dapat digunakan
untuk mengambil senyawa bioaktif. Ekstraksi alginat menurut Bertagnolli et al.
(2013) diawali dengan mengambil 15 gram Sargassum sp dan dimasukkan
kedalam wadah 500 mlformaldehida selama 30 menit. Sampel dibilas dan
ditambahkan larutan asam klirida 0,1 mol selama 2 jam. Ekstraksi alginat
dilanjutkan dengan ditambahkannya natrium karbonat, dengan adanya natrium
karbonat maka asam alginat dapat diubah menjadi natrium alginat. Ekstraksi
dilakukan pada suhu 60°C selama 5 jam kemudian disarung dengan vakum untuk
meisahkan residu padat dengan larutan alginat kemudian etanol ditambahkan ke
larutan presipitasi natrium alginat. Faktor yang mempengaruhi ekstraksi alginat
menurut Jayanuddin et al. (2014) antara lain suhu ekstraksi, konsentrasi pelarut
dan waktu ekstraksi. Kemurnian alginat yang dihasilkan dipengaruhi oleh selulosa
dan bahan pengotor lainnya yang lolos dari penyaringan. Rendahnya kemurnian
alginat menyebakan rendahnya viskositas alginat dan tingginya kandungan bahan
tidak larut.
Proses ektraksi alginat dilakukan menggunakan berbagai macam larutan.
Larutan yang digunakan dalam proses ekstraksi alginat adalah Na2CO3 dan IPA
(Isopropil Alkohol). Larutan Na2CO3 menurut Yudiati dan Isnansetyo (2017)
merupakan senyawa alkali yang dapat memodifikasi gugus karboksil. Senyawa
Na2CO3 menurut Jayanudin et al. (2014) berfungsi untuk melarutkan asam alginat
dari jaringan alga. Pelarut Na2CO3 akan masuk kedalam jaringan alga dan
memisahkan protein dan selulosa dari jaringan dan mempermudah proses
ekstraksi. Larutan lain yang digunakan dalam ekstraksi alginat adalah Isopropil
alkohol. Isopropil alkohol menurut Tambunan et al. (2013) berfungsi
8

mengendapkan natrium alginat dengan cara mengikat air yang melarutkan alginat.
Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan kepolaran antara Isopropil alkohol,
natrium alginat, dan air.
Alginat yang dihasilkan dari suatu jenis rumput laut ditentukan oleh
metode ektraksinya. Proses ekstraksi menurut Mazumder et al. (2016) sangat
dipengaruhi oleh suhu ekstrasi, jenis pelarut, dan konsentrasi pelarut. Suhu
ekstraksi, jenis pelarut, dan konsentrasi pelarut akan menentukan jumlah
rendemen alginat yang dihasilkan. Kombinasi suhu ekstraksi, jenis pelarut, dan
konsentrasi pelarut yang tepat akan menghasilnya rendemen alginat yang lebih
besar. Penggunaan pelarut dalam proses ekstraksi juga menentukan karakteristik
alginat yang dihasilkan. Penggunaan pelarut akan mempengaruhi kandungan air,
viskositas, kadar abu, dan kecerahan dari alginat yang dihasilkan.
Alginat yang dihasilkan dalam praktikum ekstraksi alginat adalah 36,06
gram dengan presentase 72, 12%. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian
Indrani dan budianto (2013) yang hanya menghasilkan alginate sebanyak 49,3%.
Perbedaan tersebut menurut Indrani dan budianto (2013) dapat disebabkan oleh
perbedaan jenis rumput laut yang digunakan dan juga asal rumput laut tersebut.
Perbedaan rendemen yang dihasilkan menurut Mazumder et al. (2016) dapat juga
disebabkan oleh perbedaan jenis dan konsentrasi pelarut yang digunakan. Metode
ekstraksi yang digunakan juga dapat mempengaruhi rendemen alginat yang
dihasilkan.

PENUTUP

Kesimpulan

Ekstraksi alginat dilakukan dengan menggunakan bahan berupa hidrolisat


Sargassum sp. Ekstraksi dilakukan dengan pelarut NaCO3 dan IPA. Proses
ekstraksi alginat menghasilkan randemen sebanyak 36,06 gram dengan persentase
72,12%. Hasil ekstraksi alginat dapat dipengaruhi oleh jenis rumput laut,
perbedaan konsentrasi dan jenis pelarut, serta metode ekstraksi yang di gunakan.

Saran

Proses ekstraksi alginat dapat menggunakan metode lainnya, yaitu


perkolasi, refluks, digesti, maserasi atau dekok. Pelarut yang digunakan dapat
berbeda, misalnya HCl, NaOH, dan CaOCl2. Bahan yang akan di ekstrak dapat
menggunakna jenis rumput laut yang lainnya, yaitu Laminaria sp., Turbinaria sp.
atau rumput laut jenis lainnya.
9

DAFTAR PUSTAKA Commented [IW9]: Perhatian kembali penulisan dapus

Ayhuan H V, Zamani N P, Soedharma D. 2017. Analisis struktur komunitas


makroalga ekonomis penting di perairan intertidal Manokwari, Papua
Barat. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. 8(1): 19-38.
Bertagnolli C, Espindola APDM, Kleinubing SJ, Tasic L, Silva MGC. 2014.
Sargassum filipendula alginate from Brazil : seasonal influence and
characteristics. Journal of Carbohyrad Polimers. 111 : 619-623.
Bertagnolli C, Silva M G C, Gulbal E. 2013. Chromium biosorption using the
residue of alginate extraction from Sargassum filipendula. Chemical
Engineering Journal. 10(24): 1-11.
Eriningsih R, Marlina R, Mutia T, Sana AW, Titis A. 2014. Eksplorasi kandungan
pigmen dan alginat dari rumput laut coklat untuk proses pewarnaan kain
sutera. Jurnal Arena Tekstil. 29(2) : 73-80.
Hadi S. 2012. Pengambilan minyak atsiri bungan cengkeh (clove oil)
menggunakan pelarut n- heksana dan benzene. Jurnal Bahan Alam
Terbarukan. 1(2): 26-30
Indrani DJ, Budianto E. 2013. A study of extraction and characterization of
alginates obtained from brown macroalgae Sargassum duplicatum and
Sargassum crassifolium from Indonesia. Dental Journal. 46(2): 65-70.
Jayanudin J, Lestari A Z, Nurbayanti F. 2014. Pengaruh suhu dan rasio pelarut
ekstraksi terhadap rendemen dan viskositas natrium alginat dari rumput
laut cokelat (Sargassum sp.). Jurnal Integrasi Proses. 5(1): 51-55.
Kyziol A, Michna J, Moreno I, gamez E, Irusta S. 2017. Preparation and
characterization of electrospun alginate nanofibers loaded with
ciprofloxancin hydrochoride. European Polimer Journal. 96 : 350-360.
Lutfiawan M, Karnan, Japa L. 2015. Analisis pertumbuhan Sargassum sp.
Dengan sistem budidaya yang berbeda di Teluk Ekas Lombok Timur
sebagai bahan pengayaan mata kuliah ekologi tumbuhan. Jurnal Biologi
Tropis. 15(2) : 135-144.
Mazumder A, Holdt S L, Francisci D D, Alvarado-Morales M, Mishra H N,
Angelidaki I. 2016. Extraction of alginate from Sargassum muticum:
process optimization and study of its functional activities. Journal of
Applied Phycology. 28(6): 3625-3634.
Pasaribu S P, Kaban J, Gunting M, Sinaga K R. 2017. Sintesis dialdehud alginat
melalui reaksi oksidasi natrium alginat dengan natrium metaperiodal.
Jurnal Kimia Mulawarman. 14(2): 134-145.
Purwanti A. 2013. Optimasi kondisi proses pengambilan asam alginat dari alga
coklat. Jurnal Teknologi Technoscientia. 5(2) : 125-133.
Rifandi R A, Santosa G W, Ridio A. 2014. Pengaruh konsentrasi asam klorida
(HCl) terhadap mutu alginat rumput laut coklat Sargassum sp. dari
10

perairan Teluk Awur Kabupaten Jepara dan Poktunggal Kabupaten


Gunung Kidul. Jounal of Marine Research. 3(4): 676-684.
Septiana A T, Asnani A. 2012. Kajian sifat fisokokimia eksrak rumput laut coklat
Sargassum duplicatum menggunakan berbagai pelarut dan metode
ekstraksi. Jurnal Agrointek. 6(1): 22-28.
Tambunan A P M, Rudiyansyah, Harlia. 2013. Pengaruh konsentrasi Na2CO3
terhadap rendemen natrium alginat dari sargassum cristaefolium asal
perairan Lemukutan. Jurnal Kimia Khatulistiwa. 2(2): 112-117.
Wouthuyzen S, Herandarudewi SMC, Komatsu T. 2016. Stock assessment of
brown sea weeds (Phaeophyceae) along the Bitung-Betana Coastal, North
Sulawesi Province, Indonesia for alginate product using satellite remote
sensing. Procedia Environtmental Sciences. 33 : 553-561.
Yudiati E, Isnansetyo A. 2017. Characterizing the three different alginate type of
Sargassum siliquosum. Indonesian Journal of Marine Sciences. 22(1): 7-
14.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Praktikum

Penyaringan alginat Penimbangan Na2CO3

Pengadukan alginate selama 180 menit Penambahan Na2CO3

Penyaringan alginat Pengovenan selama


12

Hasil penyaringan alginat Proses penyaringan sisa alginat

Lampiran 2 Contoh Perrhitungan

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑋 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

36,06
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑋 100%
50

𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 72,12%

Lampiran 3 Pembagian Tugas

1. Cover, daftar isi, tabel hasil, dapus, pembagian tugas, editor (Nur Azizah)
2. PENDAHULUAN. Latar belakang, tujuan (Yuniasih)
3. METODOLOGI. Waktu dan tempat, bahan dan alat, prosedur kerja (Aulia
Muhammad Ilham)
4. PEMBAHASAN. Desklaf sampel, pengertian alginat, ekstraksi&metode
ekstraksi (Shafira Primamesya I)
5. PEMBAHASAN. Fungsi penambahan larutan, faktor2 yg mempengaruhi
ekstraksi, banlit. (M. Septiarmansyah)
6. LAMPIRAN. Dokum praktikum, contoh perhitungan, pendahuluan tabel
hasil dan interpretasi tabel hasil (Rizky Reyhan)

Anda mungkin juga menyukai