Anda di halaman 1dari 4

Menggapai Asa Institut Pertanian Terbaik Negeri

Setiap manusia memiliki mimpi. Mulai dari mimpi yang sederhana sampai
mimpi yang luar biasa. Sesederhana apapun mimpi mereka, pastilah sangat berharga
apabila mimpi mereka dapat terwujud. Termasuk saya, yang juga memiliki mimpi
untuk dapat menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor. Tak disangka, pada tanggal 22
Maret 2019 merupakan awal perjalanan mimpi saya yang Tuhan wujudkan.

Nama saya Cahya Riza Haromaen, panggil saja Riza. Saya lahir di Subang,
Jawa Barat pada tanggal 21 Agustus 2001. Saya adalah murid dari SMA Negeri 3 Tegal
angkatan 2019. Sejak saya berumur 4 tahun keluarga saya merantau ke Kota Tegal,
Jawa Tengah. Ayah saya seorang Wiraswasta dan Ibu saya adalah Ibu Rumah Tangga.
Saya memiliki seorang adik perempuan yang saat ini duduk dibangku kelas satu SMP.
Sebagai anak pertama sudah sepatutnya menjadi contoh yang baik bagi adiknya. Selain
itu, menurut saya anak pertama memiliki tugas dan kewajiban tersendiri karena anak
pertama merupakan pengalaman pertama bagi orang tua dalam memberikan
pembelajaran hidup. Oleh karena itu, saya berusaha untuk belajar dengan baik di
sekolah.

Berusaha belajar dan mendapat nilai baik tidak selalu semulus jalanan di Jalan
Tol, terkadang ada hambatan yang harus saya hadapi. Seperti murid SMA pada
umumnya, saya terkadang menghabiskan banyak waktu bersama teman-teman saya,
baik di dalam maupun diluar sekolah. Terkadang hal tersbut membuat saya terbuai
asyik hingga sering kali lalai dengan apa yang seharusnya saya kerjakan. Saya tidak
akan menyalahkan teman-teman saya. Saya justu menyadari bahwa saya yang salah.
Saya salah mengatur waktu, saya sering menunda-nunda pekerjaan saya. Hingga saya
menyadari saat saya belum selesai dengan tugas saya, diluar sana teman-teman sudah
menyelesaikan tugasnya maka dari itu mereka dapat mnghabiskan waktu bersama. Hal
yang dapat saya petik yaitu dunia tak akan berhenti saat seseorang berhenti. Dunia akan
terus berjalan dan berkembang, seolah tidak menghiraukan apa yang sedang berhenti.
Hingga saya belajar untuk memotivasi serta memfokuskan apa yang saya ingin raih.
Namun, tak semudah yang dibayangkan. Dimana saya memiliki rasa untuk ingin
belajar serta rasa semangat namun saya tak memiliki target apa yang ingin saya raih.
Rasanya seperti masih meraba-raba apa yang harus saya raih. Karena saya baru
mengenal istilah istilah PTN seperti apa itu SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri) dan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi)
serta lain-lain saat saya kelas 12. Saat itu saya juga memiliki masalah dengan pemilihan
jurusan mana yang saya minati.

Seperti kutipan Ibu Kita Kartini, habis gelap terbitlah terang. Ya, perlahan saya
memperoleh pencerahan. Berawal dari sebuah acara seminar dan workshop mengenai
PTN di Slawi, Kabupaten Tegal. Dalam kesempatan tersebut setiap perwakilan
Perguruan Tinggi akan mempresentasikan jurusan dan fasilitas perguruannya masing-
masing. Dari seluruh presentasi Perguruan Tinggi, ada salah satu PTN yang menarik
perhatian saya. PTN tersebut memiliki kelebihan tersendiri yang tak dimiliki oleh
perguruan tinggi lain. Saya ingin belajar di Institut Pertanian Bogor, salah satu
perguruan tinggi favorit yang ada di Indonsia.

Dari ketertarikan saya tersebut, saya sangat antusias untuk menannyakan hal
seputar Institut Pertanian Bogor seperti jalur masuk, metode pembelajaran, asrama
wajib satu tahun dan juga mengenai Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU).
Selain itu, saya juga bercita-cita masuk Institut Pertanian Bogor karena saya tertarik
dengan salah satu jurusan di Fakultas Kehutanannya, yaitu Konservasi Sumberdaya
Hutan dan Ekowisata. Menurut saya prodi tersebut cocok untuk saya yang juga tertarik
akan alam terutama hutan. Tentang bagaimana kita menggali sumberdaya yang ada di
hutan tanpa mengeksploitasi tumbuhan maupun hewan yang ada di hutan. Mempelajari
arti penting menjaga ekosistem bagi kehidupan di bumi. Karena seperti yang kita tahu,
hutan merupakan paru-paru dunia dimana sebagian besar oksigen yang ada di bumi
dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan.

Tiba saatnya awal pendaftaran SNMPTN, dan saya masuk sebagai empat puluh
persen terbaik di sekolah saya yang dapat melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu
pengisian PTN serta jurusan yang diinginkan. Saya sudah menetapkan pilihan pertama
dan kedua saya dari satu bulan sebelumnya. Kedua pilihan saya dalam SNMPTN
adalah perguruan tinggi yang sama yaitu Institut Pertanian Bogor. Karena saya mantap
ingin ada di Fakultas Kehutanan, saya akan terus mengejar jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata di IPB. Saya optimis dan menyerahkan hasil
SNMPTN nanti kepada Tuhan. Saya juga sadar ada dua kemungkinan yang saya
dapatkan nanti. Diterima atau tidak diterima. Dan saya sudah siap akan keduanya.
Untuk kemungkinan terburuk, saya sudah memulai untuk mengenal serta belajar untuk
menghadapi tes untuk SBMPTN. Saya rela mencari buku bekas SBMPTN di toko buku
bekas atau pasar loak. Hal itu saya lakukan karena jujur saja saya merasa tidak enak
meminta uang hingga 400 ribu untuk membeli buku materi dan soal SBMPTN terbaru.
Bukannya oang tua saya tidak akan memberi, hanya saja saya merasa tidak tega kepada
orang tua saya yang memang sedang dilanda masalah ekonomi. Toh dengan buku bekas
pun isinya sama bermanfaatnya dengan buku baru, selain itu saya juga bisa mencari
referensi seperti soal dan materi SBMPTN melalui internet. Yang mana di era saat ini
internet amat berkembang, hampir semua yang kita cari ada di internet. Hampir setiap
ada jam kosong di sekolah, saya manfaatkan untuk mempelajari materi SBMPTN,
mulai dari tes skolastik, tes kemampuan dasar, serta tes saintek. Saya menyadari betapa
sulitnya soal dan materi yang diujikan pada tes tersebut. Bahkan saya pernah ada di
satu titik dimana saya merasa pesimis dalam menghadapinya, jika saya tidak diterima
melalui SNMPTN. Saya sudah membayangkan bagaimana nanti jika saya tidak
meneruskan jenjang selanjutnya dalam satu tahun atau yang biasa kita kenal dngan gap
year. Dengan dukungan orangtua, saya kembali sadar dan teringat dengan tujuan awal
saya dimana saya amat ingin membanggakan serta membahagiakan kedua orang tua
saya dan adik saya.

Tak terasa sudah tiba saatnya hari dimana hasil SNMPTN diumumkan. Hari itu
hati saya terasa amat berdebar-debar. Pengumuman berlangsung mulai dari pukul
14.00 tanggal 22 Maret 2019. Sebelum saya membuka hasilnya, saya meminta restu
terlebih dahulu kepada orang tua. Setelah itu, saya memberanikan diri membuka
pengumuman dengan bacaan basmallah. Dengan sekali login, hasilnya langsung
muncul. Alhamdulillah saya lolos untuk masuk ke Institut Pertanian Bogor melalui
jalur SNMPTN. Sebelum saya mengabarkan kepada orang tua saya, saya terus
memastikan akun saya karena saya masih tidak menyangka. Setelah orang tua saya
mengetahui terlihatlah dengan jelas raut wajah orang tua saya yang bahagia. Saya
sangat berterimakasih kepada Allah SWT, orang tua, dan teman-teman yang sudah
mendukung saya untuk memperjuangkan Institut Pertanian Bogor. Ini merupakan awal
perjalanan saya, untuk kedepannya saya akan terus berjuang dan belajar dengan baik
untuk menggapai asa di Institut Pertanian terbaik Negeri.

Apapun hasil yang kita dapatkan, kita harus menerimanya dengan ikhlas.
Sehingga saat kita mendapatkan sesuatu yang tidak terduga rasanya sangatlah luar
biasa. Selain ikhlas, kita juga harus mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan sampai
hari ini. Termasuk karunia serta ridho-Nya dalam mewujudkan mimpi hamba-
hambanya yang ingin terus bergerak, bersinergi dan berkarya.

Nama : Cahya Riza Haromaen

NIM : E34190008

Instagram : Riza_xsh

Anda mungkin juga menyukai