Anda di halaman 1dari 7

Waktu-Waktu Terkabulnya Do’a

muslim.or.id/3853-waktu-waktu-terkabulnya-doa.html

Yulian Purnama 7/1/2010

Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah
Ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:

‫ا ﷲ ﯾ ﻐ ﻀ ﺐ إ ن ﺗ ﺮ ﻛ ﺖ ﺳ ﺆ ا ﻟ ﻪ و ﺑ ﻨ ﻲ آ د م ﺣ ﯿ ﻦ ﯾ ﺴﺄ ل ﯾ ﻐ ﻀ ﺐ‬

“Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah ”

Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi ‘bonus’ berupa
ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:

‫ﯾﺎ ا ﺑ ﻦ آ د م إ ﻧ ﻚ ﻣﺎ د ﻋ ﻮ ﺗ ﻨ ﻲ و ر ﺟ ﻮ ﺗ ﻨ ﻲ ﻏ ﻔ ﺮ ت ﻟ ﻚ ﻋ ﻠ ﻰ ﻣﺎ ﻛﺎ ن ﻣ ﻨ ﻚ و ﻻ أ ﺑﺎ ﻟ ﻲ‬

“Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku
pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya.
Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan
segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai.

Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang
demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka
Jahannam. Allah Ta’ala berfirman:
‫ﱢ‬
‫اْدُﻋﻮِﻧﻲ َأْﺳَﺘِﺠْﺐ َﻟُﻜْﻢ ِإ َّن اَﻟﺬﯾَﻦ َﯾْﺴَﺘْﻜِﺒُﺮوَن َﻋْﻦ ِﻋَﺒﺎَدِﺗﻲ َﺳَﯿْﺪُﺧُﻠﻮَن َﺟَﻬَﻨﱠﻢ َداِﺧِﺮﯾَﻦ‬

“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena
enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS.
Ghafir: 60)

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan
berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau
Maha Pemurah Ya Rabb…

Berdoa Di Waktu Yang Tepat

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan
memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut
dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman tentang
ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
َ
‫َوِﺑﺎْﻷْﺳَﺤﺎِر ُﻫْﻢ َﯾْﺴَﺘْﻐِﻔُﺮون‬

“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan ” (QS. Adz Dzariyat: 18)

Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu
1/7
Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam:

‫ ﻣ ﻦ ﯾ ﺴ ﺘ ﻐ ﻔ ﺮ ﻧ ﻲ ﻓﺄ ﻏ ﻔ ﺮ ﻟ ﻪ‬، ‫ ﻣ ﻦ ﯾ ﺴﺄ ﻟ ﻨ ﻲ ﻓﺄ ﻋ ﻄ ﯿ ﻪ‬، ‫ ﻣ ﻦ ﯾ ﺪ ﻋ ﻮ ﻧ ﻲ ﻓﺄ ﺳ ﺘ ﺠ ﯿ ﺐ ﻟ ﻪ‬: ‫ ﯾ ﻘ ﻮ ل‬، ‫ ﺣ ﯿ ﻦ ﯾ ﺒ ﻘ ﻰ ﺛ ﻠ ﺚ ا ﻟ ﻠ ﯿ ﻞ ا ﻵ ﺧ ﺮ‬، ‫ﯾ ﻨ ﺰ ل ر ﺑ ﻨﺎ ﺗ ﺒﺎ ر ك و ﺗ ﻌﺎ ﻟ ﻰ ﻛ ﻞ ﻟ ﯿ ﻠ ﺔ إ ﻟ ﻰ ا ﻟ ﺴ ﻤﺎ ء ا ﻟ ﺪ ﻧ ﯿﺎ‬

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman:
‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan,
orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun
sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita
mengimani bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam diberi julukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya
oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.

Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak
berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena
bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk
berdoa.

2. Ketika berbuka puasa

Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan
salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian
menahannya, sebagaimana hadits:

‫ ﻓ ﺮ ﺣ ﺔ ﻋ ﻨ ﺪ ﻓ ﻄ ﺮ ه و ﻓ ﺮ ﺣ ﺔ ﻋ ﻨ ﺪ ﻟ ﻘﺎ ء ر ﺑ ﻪ‬: ‫ﻟ ﻠ ﺼﺎ ﺋ ﻢ ﻓ ﺮ ﺣ ﺘﺎ ن‬

“Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika
bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana
sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

‫ﺛ ﻼ ث ﻻ ﺗ ﺮ د د ﻋ ﻮ ﺗ ﻬ ﻢ ا ﻟ ﺼﺎ ﺋ ﻢ ﺣ ﺘ ﻰ ﯾ ﻔ ﻄ ﺮ و ا ﻹ ﻣﺎ م ا ﻟ ﻌﺎ د ل و ا ﻟ ﻤ ﻈ ﻠ ﻮ م‬

‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan
doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al
Albani di Shahih At Tirmidzi )

Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia
dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka
puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits

‫ﻛﺎ ن ر ﺳ ﻮ ل ا ﷲ ﺻ ﻠ ﻰ ا ﷲ ﻋ ﻠ ﯿ ﻪ و ﺳ ﻠ ﻢ إ ذ ا أ ﻓ ﻄ ﺮ ﻗﺎ ل ذ ﻫ ﺐ ا ﻟ ﻈ ﻤﺄ و ا ﺑ ﺘ ﻠ ﺖ ا ﻟ ﻌ ﺮ و ق و ﺛ ﺒ ﺖ ا ﻷ ﺟ ﺮ إ ن ﺷﺎ ء ا ﷲ‬

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:

‫ذ ﻫ ﺐ ا ﻟ ﻈ ﻤﺄ و ا ﺑ ﺘ ﻠ ﺖ ا ﻟ ﻌ ﺮ و ق و ﺛ ﺒ ﺖ ا ﻷ ﺟ ﺮ إ ن ﺷﺎ ء ا ﷲ‬

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/

(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud
no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)

Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:

2/7
‫ا ﻟ ﻠ ﻬ ﻢ ﻟ ﻚ ﺻ ﻤ ﺖ و ﺑ ﻚ ا ﻣ ﻨ ﺖ و ﻋ ﻠ ﻰ ر ز ﻗ ﻚ ا ﻓ ﻄ ﺮ ت ﺑ ﺮ ﺣ ﻤ ﺘ ﻚ ﯾﺎ ا ر ﺣ ﻢ ا ﻟ ﺮ ا ﺣ ﻤ ﯿ ﻦ‬

adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun.
Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.

Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama
kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi
dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.

Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:

‫ ا ﻟ ﻠ ﻬ ﻢ ﻟ ﻚ ﺻ ﻤ ﺖ و ﻋ ﻠ ﻰ ر ز ﻗ ﻚ أ ﻓ ﻄ ﺮ ت ﻓ ﺘ ﻘ ﺒ ﻞ ﻣ ﻨ ﻲ إ ﻧ ﻚ أ ﻧ ﺖ ا ﻟ ﺴ ﻤ ﯿ ﻊ ا ﻟ ﻌ ﻠ ﯿ ﻢ‬: ‫ﻛﺎ ن ر ﺳ ﻮ ل ا ﷲ ﺻ ﻠ ﻰ ا ﷲ ﻋ ﻠ ﯿ ﻪ و ﺳ ﻠ ﻢ إ ذ ا أ ﻓ ﻄ ﺮ ﻗﺎ ل‬

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa
‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim”

Dalam Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: “Hadits ini gharib, dan
sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang
lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.

3. Ketika malam lailatul qadar

Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan.
Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:

‫َﻟﯿَْﻠُﺔ اﻟَْﻘْﺪِر َﺧﯿٌْﺮ ِﻣْﻦ َأﻟِْﻒ َﺷْﻬٍﺮ‬

“Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang
diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:

‫ﻗ ﻠ ﺖ ﯾﺎ ر ﺳ ﻮ ل ا ﷲ أ ر أ ﯾ ﺖ إ ن ﻋ ﻠ ﻤ ﺖ أ ي ﻟ ﯿ ﻠ ﺔ ﻟ ﯿ ﻠ ﺔ ا ﻟ ﻘ ﺪ ر ﻣﺎ أ ﻗ ﻮ ل ﻓ ﯿ ﻬﺎ ﻗﺎ ل ﻗ ﻮ ﻟ ﻲ ا ﻟ ﻠ ﻬ ﻢ إ ﻧ ﻚ ﻋ ﻔ ﻮ ﺗ ﺤ ﺐ ا ﻟ ﻌ ﻔ ﻮ ﻓﺎ ﻋ ﻒ ﻋ ﻨ ﻲ‬

“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku
menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:

‫ا ﻟ ﻠ ﻬ ﻢ إ ﻧ ﻚ ﻋ ﻔ ﻮ ﺗ ﺤ ﺐ ا ﻟ ﻌ ﻔ ﻮ ﻓﺎ ﻋ ﻒ ﻋ ﻨ ﻲ‬

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni [‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan
menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku”]”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata:
“Hasan Shahih”)

Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya
diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan
lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama
dengan lafadz yang diajarkan tersebut.

4. Ketika adzan berkumandang

Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk
waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ﺛ ﻨ ﺘﺎ ن ﻻ ﺗ ﺮ د ا ن أ و ﻗ ﻠ ﻤﺎ ﺗ ﺮ د ا ن ا ﻟ ﺪ ﻋﺎ ء ﻋ ﻨ ﺪ ا ﻟ ﻨ ﺪ ا ء و ﻋ ﻨ ﺪ ا ﻟ ﺒﺄ س ﺣ ﯿ ﻦ ﯾ ﻠ ﺤ ﻢ ﺑ ﻌ ﻀ ﻬ ﻢ ﺑ ﻌ ﻀﺎ‬

“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan

3/7
berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu
Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

5. Di antara adzan dan iqamah

Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan
sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

‫ا ﻟ ﺪ ﻋﺎ ء ﻻ ﯾ ﺮ د ﺑ ﯿ ﻦ ا ﻷ ذ ا ن و ا ﻹ ﻗﺎ ﻣ ﺔ‬

“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak ” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)

Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan
shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak
pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu
orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

‫ﻻ إ ن ﻛ ﻠ ﻜ ﻢ ﻣ ﻨﺎ ج ر ﺑ ﻪ ﻓ ﻼ ﯾ ﺆ ذ ﯾ ﻦ ﺑ ﻌ ﻀ ﻜ ﻢ ﺑ ﻌ ﻀﺎ و ﻻ ﯾ ﺮ ﻓ ﻊ ﺑ ﻌ ﻀ ﻜ ﻢ ﻋ ﻠ ﻰ ﺑ ﻌ ﺾ ﻓ ﻲ ا ﻟ ﻘ ﺮ ا ء ة أ و ﻗﺎ ل ﻓ ﻲ ا ﻟ ﺼ ﻼ ة‬

“Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain.
Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu
Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).

Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan suara keras di waktu jeda ini, telah
meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini
adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh
merugi jika ia melewatkannya.

6. Ketika sedang sujud dalam shalat

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ ﻓﺄ ﻛ ﺜ ﺮ و ا ا ﻟ ﺪ ﻋﺎ‬. ‫أ ﻗ ﺮ ب ﻣﺎ ﯾ ﻜ ﻮ ن ا ﻟ ﻌ ﺒ ﺪ ﻣ ﻦ ر ﺑ ﻪ و ﻫ ﻮ ﺳﺎ ﺟ ﺪ‬

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah
berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)

7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ﻗ ﯿ ﻞ ﯾﺎ ر ﺳ ﻮ ل ا ﷲ ﺻ ﻠ ﻰ ا ﷲ ﻋ ﻠ ﯿ ﻪ و ﺳ ﻠ ﻢ أ ي ا ﻟ ﺪ ﻋﺎ ء أ ﺳ ﻤ ﻊ ﻗﺎ ل ﺟ ﻮ ف ا ﻟ ﻠ ﯿ ﻞ ا ﻵ ﺧ ﺮ و د ﺑ ﺮ ا ﻟ ﺼ ﻠ ﻮ ا ت ا ﻟ ﻤ ﻜ ﺘ ﻮ ﺑﺎ ت‬

“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam
dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’
adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat
merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin
Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak
disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
‫ﱠ‬
‫ﺼﻼة َﻓﺎْذُﻛُﺮوا اَﷲ‬
‫َﻓِﺈَذا َﻗَﻀْﯿُﺘُﻢ اﻟ َﱠ‬

“Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah ” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’.
4/7
Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).

Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam
pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab
yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.

8. Di hari Jum’at

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

‫ و أ ﺷﺎ ر ﺑ ﯿ ﺪ ه‬. ‫ إ ﻻ أ ﻋ ﻄﺎ ه إ ﯾﺎ ه‬، ‫ ﯾ ﺴﺄ ل ا ﷲ ﺗ ﻌﺎ ﻟ ﻰ ﺷ ﯿ ﺌﺎ‬، ‫ و ﻫ ﻮ ﻗﺎ ﺋ ﻢ ﯾ ﺼ ﻠ ﻲ‬، ‫ ﻻ ﯾ ﻮ ا ﻓ ﻘ ﻬﺎ ﻋ ﺒ ﺪ ﻣ ﺴ ﻠ ﻢ‬، ‫ ﻓ ﯿ ﻪ ﺳﺎ ﻋ ﺔ‬: ‫ ﻓ ﻘﺎ ل‬، ‫أ ن ر ﺳ ﻮ ل ا ﷲ ﺻ ﻠ ﻰ ا ﷲ ﻋ ﻠ ﯿ ﻪ و ﺳ ﻠ ﻢ ذ ﻛ ﺮ ﯾ ﻮ م ا ﻟ ﺠ ﻤ ﻌ ﺔ‬


‫ﯾ ﻘ ﻠ ﻠ ﻬﺎ‬

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di
dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau
mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari
sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama
tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.

Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:

‫ﻫ ﻲ ﻣﺎ ﺑ ﯿ ﻦ أ ن ﯾ ﺠ ﻠ ﺲ ا ﻹ ﻣﺎ م إ ﻟ ﻰ أ ن ﺗ ﻘ ﻀ ﻰ ا ﻟ ﺼ ﻼ ة‬

“Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai ” (HR. Muslim, 853 dari sahabat
Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).

Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.

Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:

‫ﯾ ﻮ م ا ﻟ ﺠ ﻤ ﻌ ﺔ ﺛ ﻨ ﺘﺎ ﻋ ﺸ ﺮ ة ﯾ ﺮ ﯾ ﺪ ﺳﺎ ﻋ ﺔ ﻻ ﯾ ﻮ ﺟ ﺪ ﻣ ﺴ ﻠ ﻢ ﯾ ﺴﺄ ل ا ﷲ ﻋ ﺰ و ﺟ ﻞ ﺷ ﯿ ﺌﺎ إ ﻻ أ ﺗﺎ ه ا ﷲ ﻋ ﺰ و ﺟ ﻞ ﻓﺎ ﻟ ﺘ ﻤ ﺴ ﻮ ﻫﺎ آ ﺧ ﺮ ﺳﺎ ﻋ ﺔ ﺑ ﻌ ﺪ ا ﻟ ﻌ ﺼ ﺮ‬

“Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla
pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin
Abdillah Radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.

Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari
Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.

Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang
ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang
disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa
waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.

9. Ketika turun hujan

Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel
dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu,
daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang
diinginkan kepada Allah Ta’ala:

‫ و ﺗ ﺤ ﺖ ا ﻟ ﻤ ﻄ ﺮ‬، ‫ ا ﻟ ﺪ ﻋﺎ ء ﻋ ﻨ ﺪ ا ﻟ ﻨ ﺪ ا ء‬: ‫ﺛ ﻨ ﺘﺎ ن ﻣﺎ ﺗ ﺮ د ا ن‬

5/7
“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun ” (HR Al Hakim, 2534,
dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’ , 3078)

10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar

Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur
dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:

‫ ﻓﺎﺳُﺘﺠﯿﺐ ﻟﻪ ﯾﻮم اﻷرﺑﻌﺎء ﺑﯿﻦ اﻟﺼﻼﺗﯿﻦ ﻓُﻌِﺮَف اﻟِﺒْﺸُﺮ ﻓﻲ وﺟﻬﻪ‬،‫ وﯾﻮم اﻷرﺑﻌﺎء‬،‫ وﯾﻮم اﻟﺜﻼﺛﺎء‬،‫أن اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ دﻋﺎ ﻓﻲ ﻣﺴﺠﺪ اﻟﻔﺘﺢ ﺛﻼﺛﺎ ﯾﻮم اﻻﺛﻨﯿﻦ‬
‫ ﻓﻠﻢ ﯾﻨﺰل ﺑﻲ أﻣﺮ ﻣﻬٌّﻢ ﻏﻠﯿﻆ ِإّﻻ ﺗﻮ َّﺧْﯿُﺖ ﺗﻠﻚ اﻟﺴﺎﻋﺔ ﻓﺄدﻋﻮ ﻓﯿﻬﺎ ﻓﺄﻋﺮف اﻹﺟﺎﺑﺔ‬:‫ﻗﺎل ﺟﺎﺑﺮ‬

“Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari
Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata
Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan
saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”

Dalam riwayat lain:

‫ﻓﺎ ﺳ ﺘ ﺠ ﯿ ﺐ ﻟ ﻪ ﯾ ﻮ م ا ﻷ ر ﺑ ﻌﺎ ء ﺑ ﯿ ﻦ ا ﻟ ﺼ ﻼ ﺗ ﯿ ﻦ ا ﻟ ﻈ ﻬ ﺮ و ا ﻟ ﻌ ﺼ ﺮ‬

“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar ” (HR. Ahmad, no. 14603, Al
Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di
Shahih At Targhib, 1185)

11. Ketika Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari
tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak
sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ﺧ ﯿ ﺮ ا ﻟ ﺪ ﻋﺎ ء د ﻋﺎ ء ﯾ ﻮ م ﻋ ﺮ ﻓ ﺔ‬

“Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah ” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At
Tirmidzi)

12. Ketika Perang Berkecamuk

Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang
berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits
yang sudah disebutkan di atas:

‫ﺛ ﻨ ﺘﺎ ن ﻻ ﺗ ﺮ د ا ن أ و ﻗ ﻠ ﻤﺎ ﺗ ﺮ د ا ن ا ﻟ ﺪ ﻋﺎ ء ﻋ ﻨ ﺪ ا ﻟ ﻨ ﺪ ا ء و ﻋ ﻨ ﺪ ا ﻟ ﺒﺄ س ﺣ ﯿ ﻦ ﯾ ﻠ ﺤ ﻢ ﺑ ﻌ ﻀ ﻬ ﻢ ﺑ ﻌ ﻀﺎ‬

“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan
berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu
Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

13. Ketika Meminum Air Zam-zam

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ﻣﺎ ء ز ﻣ ﺰ م ﻟ ﻤﺎ ﺷ ﺮ ب ﻟ ﻪ‬

6/7
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya ” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam
Shahih Ibni Majah, 2502)

Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala
mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.

Amiin Ya Mujiibas Sa’iliin.

Penulis: Yulian Purnama

Artikel www.muslim.or.id

Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih
dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya
Kenapa Kucing Tk Boleh Dijual, Hadits Tempat Belajar Panah Di Masjid , Pendapat Ulama Tentang Ulang Tahun ,
Ponpes Murah Akreditasi A Bekasi , Apakah Sufi Dan Ulama Sama , Sunnah Menikah, Apa Itu Orang Sufi, Muslim
Dilarang Berteman Dengan Kafir Yahudi Nasrani, Doa Untuk Kepergian Sahabat Ke Luar Kota Dalam Islam , Makna Itsar,
Makna Jihad Dengan Harta Dan , Yang Dimaksud. Taufikdanhidayah, Mengapa Allah Menciptakan Hamba A Miskin ,
Syech Abdul Muhsin , Bolehkah Dalam Islam Memotret Orang Meninggal ?? , Mengapa Di Sebut Kaum Jahiliyah , Apakah
Nabi Tidak Pernah Memanggil Nama Kafir?, Arab Melarang Hewan Haram, Beberapa Contoh Ayat Yang Mengandung
Ayat Al Islam, Hadits Pembuka Rizki

© 2015 Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary, Yogyakarta

Kembali ke atas

7/7

Anda mungkin juga menyukai