Anda di halaman 1dari 171

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320443998

Studi potensi wisata Pulau Gebe

Book · October 2016

CITATIONS READS

0 1,080

7 authors, including:

Sulistiono Sulistiono Totok Hestirianoto


Bogor Agricultural University Bogor Agricultural University
154 PUBLICATIONS   123 CITATIONS    49 PUBLICATIONS   70 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Roni Roni Wijaya


Bank Rakyat Indonesia
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Border Area Fisheries Management View project

fishery biology of coastal fish View project

All content following this page was uploaded by Sulistiono Sulistiono on 17 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGEMBANGAN WISATA BAHARI
PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH,
MALUKU UTARA, INDONESIA

Kerja sama
PT ANTAM (Persero) Tbk.
dengan
PEMKAB HALMAHERA TENGAH,
LPPM IPB, dan LPPM UNKHAIR
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI
PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH,
MALUKU UTARA, INDONESIA

Kerja sama
PT ANTAM (Persero) Tbk
dengan
PEMKAB HALMAHERA TENGAH,
LPPM IPB, dan LPPM UNKHAIR

Penerbit IPB Press


IPB Science Park Taman Kencana,
Kota Bogor - Indonesia

C.01/01.2016
Judul Buku:
Pengembangan Wisata Bahari Pulau Gebe Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia
Penulis:
Sulistiono, Saiful Samad, Totok Hestirianoto, Tutut Sunarminto, Mufti Abd. Murhum, Abdurachman Baksir,
Roni Wijaya, Ahmad Zahid
Reviewer:
Fredinan Yulianda
Editor:
Hikmat Gunantara, Irwan Supaito, Sulistiyantoro, Jumadi, Meity Sudiarsih, Dwi M Nastiti
Desain Sampul & Penata Isi:
Ahmad Syahrul Fakhri
Korektor:
Atika Mayang Sari, Bayu Nugraha, Nia Januarini
Jumlah Halaman:
146 + 24 halaman romawi
Edisi/Cetakan:
Cetakan 1, Januari 2016
PT Penerbit IPB Press
Anggota IKAPI
IPB Science Park Taman Kencana
Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor 16128
Telp. 0251 - 8355 158 E-mail: ipbpress@ymail.com

ISBN: 978-979-493-914-7

Dicetak oleh Percetakan IPB, Bogor - Indonesia


Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan

© 2016, HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh


isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit
Susunan Tim

Pengarah : Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya N, M. Eng


Ketua Tim : Prof. Dr. Ir. Sulistiono, M.Sc
Tenaga Ahli : Drs. Saiful Samad, M.Si
Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc
Dr. Ir. Tutut Sunarminto, M.S
Mufti Abd. Murhum, S.Pi, M.P.
Dr. Abdurachman Baksir, S.Pi., M.Si.
Roni Wijaya, S.P., M.Sc
Dr. Ahmad Zahid, S.Pi, M.Si
Asisten : Erwin Maulana, S.Pi
Iyat Sudrajat, S.Hut
Abjan Fabanyo, S.Pi
Sekretariat : Muhammad Arianto, S.P, MM
Umi Lestari, S.Pt
Reviewer : Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc

Ringkasan

Pengembangan Wisata Bahari di Pulau Gebe. Sulistiono, Saiful Samad, Totok Hestirianoto, Tutut Sunarminto,
Mufti Abd. Murhum, Abdurachman Baksir, Roni Wijaya, Ahmad Zahid. Kerjasama PT ANTAM (Persero) Tbk.,
Kabupaten Halmahera Tengah, (LPPM) Institut Pertanian Bogor, dan LPPM Universitas Khairun.
Pulau Gebe merupakan salah satu pulau yang terdapat di Hamalhera Tengah bagian timur. Pulau ini mulai
ditempati penduduk sekitar tahun 1700-an yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Kerajaan Ternate.
Dengan demikian Pulau Gebe sudah memiliki sejarah yang panjang sebagai suatu masyarakat yang membentuk
suatu kebudayaan yang khas dan masih mempunyai kedekatan budaya dengan Kerajaan Ternate.
Pulau Gebe dan pulau-pulau kecil di sekitarnya memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan menjadi
wilayah ekowisata bahari. Teluk Umera dan Pulau Yoi merupakan wilayah yang dapat dikembangkan untuk wisata
snorkeling, diving, dan wisata pantai; sedangkan Pulau Fao dapat dikembangkan untuk snorkeling dan diving.
Selain itu terdapat potensi wahana atraksi yang menarik berupa sekawanan lumba-lumba yang dapat dijumpai di
perairan Teluk Umera. Keanekaragaman jenis ikan karang dan laut terbuka yang melimpah merupakan daya tarik
bagi para pecinta wisata memancing. Selain ekowisata, Pulau Gebe juga memiliki sumber daya wisata lainnya,
seperti berbagai peninggalan kebudayaan material dan imaterial masyarakat Pulau Gebe yang merupakan Marga
Watefwagya (Watef dalam Bahasa Gebe berarti orang yang memiliki aliran ilmu putih dan Wagya berarti orang
yang memiliki aliran ilmu hitam), ekosistem hutan di daratan Pulau Gebe, berbagai kuliner khas, dan lain-lain.
Pulau Gebe memiliki lokasi yang strategis, yaitu berbatasan dengan Kawasan Ekowisata Raja Ampat yang sudah
terkenal di dunia. Pulau Gebe juga memiliki keunggulan berupa kemudahan akses dengan keberadaan bandara
yang menghubungkan Kota Ternate, Pulau Gebe, dan Sorong. Di samping itu terdapat juga pelabuhan laut yang
menghubungkan Ternate, Weda, Pulau Gebe, dan Sorong.
Terkait kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata bahari memang masih perlu ditingkatkan, khususnya
yang menyangkut penyelenggaraan kegiatan pariwisata. Hal yang menggembirakan adalah antusiasme masyarakat
untuk pengembangan ekowisata bahari tergolong besar. Adapun institusi pemerintah juga sangat mendukung
dengan antusiasme yang tinggi terhadap pengembangan ekowisata bahari di Pulau Gebe. Pada sisi lain, dalam
rangka pengembangan ekowisata bahari Pulau Gebe, kondisi ketersediaan sarana prasarana wisata dan penunjang
wisata masih belum memadai.
Pengembangan Wisata Bahari
viii
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Berdasarkan potensi wisata yang cukup besar di atas, Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah dapat
segera melakukan persiapan pengembangan ekowisata bahari Pulau Gebe dengan membaginya dalam 4 (empat)
kelompok kegiatan, yaitu: (1) pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), baik pada masyarakat maupun
aparatur pemerintahan, (2) pengembangan sarana prasarana pariwisata, (3) menjalin kemitraan dengan para
stakeholder, dan (4) menyusun strategi pemasaran secara komprehensif (marketing mix).
Berbagai pelatihan yang berkenaan dengan pengembangan ekowisata bahari diperlukan untuk segera direncanakan
dan dilaksanakan. Berbagai materi pelatihan tersebut berkaitan dengan pengorganisasian penyelenggaraan wisata,
pengelolaan dan pelayanan pengunjung, pengelolaan usaha jasa di bidang kepariwisataan, serta pengembangan
usaha-usaha produktif penunjang kepariwisataan, dan lain-lain. Terkait pengembangan sarana prasarana pariwisata,
dapat mengacu kepada perancangan yang telah dibuat pada dokumen ini. Pada umumnya sarana dan prasarana
pariwisata memerlukan peran serta tiga pihak, yaitu pemerintah, masyarakat dan pihak swasta. Harus dilakukan
pengaturan oleh pemerintah daerah dalam hal keterlibatan berbagai pihak tersebut, sehingga memberikan dampak
positif yang besar bagi masyarakat.
Konsep pengembangan lanskap wisata bahari di dalam tapak bertujuan menciptakan lanskap sebagai kawasan
wisata bahari yang berkelanjutan dan sebagai community resource yang berguna menyediakan sumber informasi
untuk proses pendidikan, penelitian, wisata, serta konservasi dan tujuan pelestarian lingkungan yang berbasis
kearifan lokal dan budaya setempat. Secara rinci, rencana induk ini akan mengakomodasi fungsi-fungsi wisata dan
rekreasi, pendidikan/penelitian, serta konservasi yang menawarkan konsep jasa lingkungan seperti pengelolaan
sumber daya air, penyimpanan karbon, konservasi keanekargaman hayati dan perlindungan keindahan lanskap.
Fungsi-fungsi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam konsep-konsep pengembangan lanskap yang meliputi
lanskap wisata bahari dan area konservasi.
Kemitraan dengan para stakeholder dalam pengembangan ekowisata bahari Pulau Gebe dilakukan melalui
pembentukan Forum Pengembangan Ekowisata Bahari Pulau Gebe. Kelembagaan ini bersifat independen
dengan tujuan mendorong pengembangan ekowisata bahari Pulau Gebe yang memperkuat pilar-pilar sustainable
development, yaitu ekologi, sosial budaya, dan ekonomi.
Pemasaran ekowisata bahari harus meliputi tiga aspek, yaitu internal marketing, external marketing, dan interactive
marketing. Internal marketing dilakukan dalam bentuk berbagai pelatihan dan sosialisasi kepada para pihak yang
bergerak pada bidang kepariwisatan di Pulau Gebe dan Kabupaten Halmahera Tengah secara keseluruhan untuk
membangun kesadaran dan kebanggan terhadap pariwisata Pulau Gebe. External marketing dilakukan dengan secara
aktif mengikuti berbagai promosi kepariwisataan, baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Interactive
marketing dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada para sumber daya manusia (SDM) yang bertanggung
jawab terhadap pengelolaan dan pelayanan pengunjung.
Prakata

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kegiatan dan laporan Pengembangan Wisata
Bahari di Kecamatan Pulau Gebe telah selesai dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pulau Gebe yang diselenggarakan oleh PT ANTAM (Persero)
Tbk. sebagai bentuk pelaksanaan CSR di Pulau Gebe.
Buku ini merupakan hasil kajian untuk mengevaluasi potensi wisata yang dapat dikembangkan di Kecamatan
Pulau Gebe. Kami berharap buku ini dapat secara umum menggambarkan kekayaan sumber daya alam dan budaya
dari Pulau Gebe sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan wisata di
Pulau Gebe.
Kami ucapkan terima kasih kepada PT ANTAM (Persero) Tbk. yang telah menyelenggarakan kegiatan kajian ini.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, LPPM Institut Pertanian
Bogor (IPB), dan LPPM Universitas Khairun (Unkhair) yang telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan kajian
ini.

Bogor, Desember 2014

Tim Penulis
Daftar Isi

Susunan Tim................................................................................................................................................v
Ringkasan...................................................................................................................................................vii
Prakata........................................................................................................................................................ix
Daftar Isi.....................................................................................................................................................xi
Daftar Tabel............................................................................................................................................... xv
Daftar Gambar.......................................................................................................................................... xix

Pendahuluan..............................................................................................................................................1
Latar Belakang............................................................................................................................................. 1
Perumusan Masalah..................................................................................................................................... 2
Tujuan......................................................................................................................................................... 3
Manfaat....................................................................................................................................................... 3
Keluaran...................................................................................................................................................... 3
Kerangka Pemikiran..................................................................................................................................... 4

Metode.......................................................................................................................................................5
Waktu dan Lokasi........................................................................................................................................ 5
Alat dan Bahan............................................................................................................................................ 5
Metode Pengumpulan Data......................................................................................................................... 5
Jenis Data............................................................................................................................................. 5
Metode Pengumpulan Data.................................................................................................................. 6
Pengembangan Wisata Bahari
xii
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Analisis Data.............................................................................................................................................. 10
Analisis Kesesuaian Lahan................................................................................................................... 10

Kondisi Umum Kawasan.........................................................................................................................17


Sejarah Pulau Gebe.................................................................................................................................... 17
Kondisi Fisik Kawasan............................................................................................................................... 20
Letak dan Luas.................................................................................................................................... 20
Topografi............................................................................................................................................ 22
Kontur dan Kedalaman Laut...................................................................................................................... 22
Iklim dan Curah Hujan...................................................................................................................... 25
Geologi dan Tanah............................................................................................................................. 25
Hidrologi............................................................................................................................................ 26
Kondisi Biotik Kawasan............................................................................................................................. 27
Keanekaragaman Flora........................................................................................................................ 27
Keanekaragaman Fauna...................................................................................................................... 28
Kondisi Sosial Budaya Masyarakat............................................................................................................. 33
Demografi.......................................................................................................................................... 33
Mata Pencaharian............................................................................................................................... 34
Pendidikan......................................................................................................................................... 36
Agama................................................................................................................................................ 37
Kesehatan........................................................................................................................................... 38
Aksesibilitas............................................................................................................................................... 41

Potensi Wisata.........................................................................................................................................43
Wisata Keanekaragaman Hayati................................................................................................................. 43
Keanekaragaman Jenis Ikan................................................................................................................ 44
Keanekaragaman Jenis Burung............................................................................................................ 55
Keanekaragaman Jenis Mamalia.......................................................................................................... 56
Daftar Isi xiii

Wisata Pantai............................................................................................................................................. 57
Wisata Bahari............................................................................................................................................. 57
Pulau Yoi (Desa Umiyal).................................................................................................................... 59
Desa Umera........................................................................................................................................ 62
Pulau Fao........................................................................................................................................... 67
Wisata Goa dan Air Terjun........................................................................................................................ 74
Wisata Budaya........................................................................................................................................... 76
Wisata Spiritual......................................................................................................................................... 81
Wisata Kuliner........................................................................................................................................... 81

Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi......................................................................................................83


Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi Pengunjung...................................................................................... 83
Karakteristik Pengunjung................................................................................................................... 83
Motivasi Pengunjung.......................................................................................................................... 85
Persepsi Pengunjung........................................................................................................................... 86
Karakteristik, Motivasi, Persepsi, dan Kesiapan Masyarakat....................................................................... 92
Karakteristik Masyarakat..................................................................................................................... 92
Motivasi Masyarakat........................................................................................................................... 94
Persepsi Masyarakat............................................................................................................................ 94
Kesiapan Masyarakat.......................................................................................................................... 98
Persepsi dan Kesiapan Institusi................................................................................................................. 103
Persepsi Institusi............................................................................................................................... 103
Kesiapan Institusi.............................................................................................................................. 106
Program Wisata.....................................................................................................................................111
Program Wisata Harian........................................................................................................................... 111
Program Wisata Berenang “Bermain dengan Ikan Karang”............................................................... 111
Program Wisata Message of Gebe “Mengenal Sejarah Gebe”.............................................................. 115
Program Wisata Kelapa Gebe “Kehidupan Satwa Liar Pulau Gebe”.................................................. 118
Pengembangan Wisata Bahari
xiv
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Program Wisata Bermalam...................................................................................................................... 120


Program Wisata “Gebe Adventure”.................................................................................................... 120
Program Wisata “Exploration of Gebe and Yoi Island”........................................................................ 124
Acara Tahunan “Festival Pulau Gebe”...................................................................................................... 128
Rancangan Output................................................................................................................................... 132
Pengembangan Tapak Wisata Bahari Desa Umera................................................................................133
Aspek Lingkungan................................................................................................................................... 133
Struktur Ruang........................................................................................................................................ 134
Area Penerimaan............................................................................................................................... 135
Area Pengembangan......................................................................................................................... 135
Area Pemukiman.............................................................................................................................. 136
Area Penyangga................................................................................................................................. 136
Area Wisata...................................................................................................................................... 137
Desain Lanskap dan Arsitektur................................................................................................................. 138
Sirkulasi, Sarana, dan Utilitas................................................................................................................... 139
Kesimpulan dan Rekomendasi...............................................................................................................141
Kesimpulan........................................................................................................................................... 141
Rekomendasi......................................................................................................................................... 142
Daftar Pustaka . ........................................................................................................................................143
Lampiran..................................................................................................................................................145
Daftar Tabel

Tabel 1 Kategori bentuk pertumbuhan karang dan kodenya (English et al. 1994)............................................ 8
Tabel 2 Matriks kesesuaian untuk pariwisata bahari kegiatan snorkeling (Yulianda 2007)............................... 12
Tabel 3 Matriks kesesuaian untuk pariwisata bahari kegiatan diving (Yulianda 2007).................................... 12
Tabel 4 Matriks kesesuaian untuk wisata pantai (Yulianda 2007)................................................................... 15
Tabel 5 Sejarah desa-desa di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah,
Provinsi Maluku Utara...................................................................................................................... 19
Tabel 6 Silsilah keturunan Marga Watefwagya yang memegang wewenang terhadap tanah di Pulau Gebe,
Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.................................................................... 19
Tabel 7 Desa-desa yang terdapat di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah,
Provinsi Maluku Utara, tahun 2014.................................................................................................. 21
Tabel 8 Pulau-pulau di wilayah Kecamatan Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah,
Provinsi Maluku Utara...................................................................................................................... 22
Tabel 9 Jenis ikan yang ditemukan di Perairan Pulau Gebe............................................................................ 28
Tabel 10 Komposisi penduduk Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah,
Provinsi Maluku Utara, tahun 2012.................................................................................................. 33
Tabel 11 Perkebunan rakyat di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah,
Provinsi Maluku Utara, tahun 2012.................................................................................................. 35
Tabel 12 Kondisi pendidikan di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah,
Provinsi Maluku Utara, tahun 2012.................................................................................................. 37
Tabel 13 Sarana ibadah di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah,
Provinsi Maluku Utara, tahun 2012.................................................................................................. 38
Pengembangan Wisata Bahari
xvi
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, Indonesia

Tabel 14 Kondisi prasarana kesehatan masyarakat di Kecamatan Pulau Gebe,


Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, tahun 2012................................................ 39
Tabel 15 Kondisi tenaga kesehatan di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah,
Provinsi Maluku Utara, tahun 2012.................................................................................................. 39
Tabel 16 Petunjuk perjalanan menuju Pulau Gebe, tahun 2014...................................................................... 41
Tabel 17 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Pulau Yoi, tahun 2014.............................................. 45
Tabel 18 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Desa Umera, tahun 2014.......................................... 47
Tabel 19 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Pulau Fao, tahun 2014.............................................. 50
Tabel 20 Status kelangkaan ikan karang di perairan Pulau Gebe, tahun 2014.................................................. 51
Tabel 21 Beberapa potensi keanekaragaman jenis burung di Kecamatan Pulau Gebe, tahun 2014................... 55
Tabel 22 Persentase penutupan karang di perairan Pulau Gebe........................................................................ 59
Tabel 23 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 2 meter................................................................................ 60
Tabel 24 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 6 meter................................................................................ 60
Tabel 25 Kesesuaian wisata snorkeling pada kedalaman 2 m di Pulau Yoi......................................................... 61
Tabel 26 Kesesuaian wisata diving pada keadalaman 6 m di Pulau Yoi............................................................. 62
Tabel 27 Kesesuaian wisata pantai di Pulau Yoi............................................................................................... 62
Tabel 28 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 2 meter................................................................................ 65
Tabel 29 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 6 meter................................................................................ 65
Tabel 30 Kesesuaian wisata snorkeling pada kedalaman 2 m di Desa Umera..................................................... 66
Tabel 31 Kesesuaian wisata diving pada kedalaman 5 m di Desa Umera.......................................................... 67
Tabel 32 Kesesuaian wisata pantai di Desa Umera........................................................................................... 67
Tabel 33 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 3 meter................................................................................ 69
Tabel 34 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 12 meter.............................................................................. 69
Tabel 35 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 2 meter................................................................................ 70
Daftar Tabel xvii

Tabel 36 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 5 meter................................................................................ 71


Tabel 37 Kesesuaian wisata snorkeling pada kedalaman3 m di Pulau Fao (Stasiun 1)........................................ 72
Tabel 38 Kesesuaian wisata diving pada kedalaman12 m di Pulau Fao (Stasiun 1)........................................... 72
Tabel 39 Kesesuaian wisata snorkeling pada kedalaman 2 m di Pulau Fao (Stasiun 2)....................................... 73
Tabel 40 Kesesuaian wisata diving pada kedalaman 5 m di Pulau Fao (Stasiun 2)............................................ 73
Tabel 41 Kesesuaian wisata pantai di Pulau Fao............................................................................................... 73
Tabel 42 Tata cara memancing secara tradisional pada masyarakat Gebe......................................................... 80
Tabel 43 Karakteristik responden pengunjung Kecamatan Pulau Gebe berdasarkan hasil
kuesioner, tahun 2014....................................................................................................................... 84
Tabel 44 Persepsi pengunjung terhadap aktivitas di Kecamatan Pulau Gebe.................................................... 87
Tabel 45 Persepsi pengunjung terhadap sarana, prasarana, dan fasilitas di Kecamatan Pulau Gebe................... 89
Tabel 46 Persepsi pengunjung terhadap biaya wisata di Kecamatan Pulau Gebe.............................................. 90
Tabel 47 Persepsi pengunjung terhadap waktu berkunjung ke Kecamatan Pulau Gebe.................................... 90
Tabel 48 Persepsi pengunjung terhadap lama waktu aktivitas di Kecamatan Pulau Gebe................................. 91
Tabel 49 Persepsi pengunjung terhadap perencanaan bentuk wisata di Kecamatan Pulau Gebe....................... 92
Tabel 50 Karakteristik masyarakat Pulau Gebe berdasarkan hasil Kuesioner.................................................... 93
Tabel 51 Motivasi masyarakat Pulau Gebe berdasarkan hasil kuesioner............................................................ 94
Tabel 52 Persepsi masyarakat tentang perencanaan bentuk-bentuk wisata di Pulau Gebe................................. 95
Tabel 53 Persepsi masyarakat tentang potensi wisata bahari di Pulau Gebe...................................................... 97
Tabel 54 Persepsi masyarakat tentang infrastruktur di Kecamatan Pulau Gebe................................................ 98
Tabel 55 Kesiapan masyarakat terhadap pengembangan wisata Bahari di Pulau Gebe...................................... 99
Tabel 56 Persepsi institusi tentang perencanaan bentuk-bentuk wisata di Pulau Gebe................................... 104
Tabel 57 Persepsi institusi tentang potensi wisata bahari di Pulau Gebe......................................................... 104
Tabel 58 Persepsi institusi tentang infrastruktur di Kecamatan Pulau Gebe................................................... 105
Pengembangan Wisata Bahari
xviii
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, Indonesia

Tabel 59 Kesiapan institusi terhadap pengembangan wisata bahari di Pulau Gebe......................................... 106
Tabel 60 Aspek potensi untuk perancangan program..................................................................................... 112
Tabel 61 Uraian program wisata “berenang”.................................................................................................. 113
Tabel 62 Uraian program wisata “Message of Gebe”........................................................................................ 116
Tabel 63 Uraian program wisata “Kelapa Gebe”............................................................................................ 118
Tabel 64 Uraian program wisata “Gebe Adventure”........................................................................................ 121
Tabel 65 Uraian program wisata “Exploration of Gebe and Yoi Island”............................................................ 124
Tabel 66 Event tahunan Festival Pulau Gebe.................................................................................................. 129
Daftar Gambar

Gambar 1 Diagram kerangka pendekatan penelitian........................................................................................ 4


Gambar 2 Pulau Gebe (a) dan Pulau Yoi (b).................................................................................................... 6
Gambar 3 Contoh pengukuran dengan metode LIT........................................................................................ 7
Gambar 4 Sketsa sejarah manusia pertama di Pulau Gebe.............................................................................. 18
Gambar 5 Peta kawasan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara....................... 20
Gambar 6 Kontur dan kedalaman laut bagian dalam Pulau Yoi...................................................................... 23
Gambar 7 Kontur dan kedalaman laut bagian luar Pulau Yoi......................................................................... 23
Gambar 8 Kontur dan kedalaman laut Umera................................................................................................ 24
Gambar 9 Kontur dan kedalaman laut Kapaleo.............................................................................................. 24
Gambar 10 Kontur dan kedalaman laut Fao..................................................................................................... 25
Gambar 11 Sumber air bersih masyarakat: (a) Air bersih bantuan PT ANTAM (Persero) Tbk. dan
(b) Air bersih dari sumur gali......................................................................................................... 27
Gambar 12 Flora yang dominan pada Pulau Gebe: (a) Kelapa, (b) Pandan Laut.............................................. 28
Gambar 13 Ikan karang hasil pancingan anak-anak di perairan Pulau Gebe..................................................... 32
Gambar 14 Sarana kesehatan di Kecamatan Pulau Gebe: (1) Puskesmas Kecamatan Pulau Gebe,
(2) Poskesdes Desa Umera............................................................................................................. 40
Gambar 15 Aksesibilitas menuju Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah................................................. 40
Gambar 16 Sketsa persebaran potensi wisata di Pulau Gebe............................................................................. 43
Pengembangan Wisata Bahari
xx
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, Indonesia

Gambar 17 Kuskus Gebe (Phalanger alexandrae) yang dapat dijumpai di Desa Umera
(Disbudpar Halmahera Tengah, 2012).......................................................................................... 57
Gambar 18 Berbagai pantai di Kecamatan Pulau Gebe. (a) Pantai di Pulau Yoi, (b) Pantai di Desa Umera,
(c) Pantai di utara Pulau Gebe, (d) Pantai di Desa Sanaf Kacepo................................................... 58
Gambar 19 Pantai telaga yang terdapat di Pulau Yoi........................................................................................ 59
Gambar 20 Kondisi terumbu karang di telaga Pulau Yoi.................................................................................. 60
Gambar 21 Pantai berpasir putih yang terdapat di Desa Umera....................................................................... 63
Gambar 22 Penampakan sekelompok lumba-lumba spinner tidak jauh dari pantai........................................... 63
Gambar 23 Penampakan sekelompok lumba-lumba jenis bottlenose tidak jauh dari pantai.............................. 63
Gambar 24 Ilustrasi sperm whale yang sering terdampar di Teluk Umera......................................................... 64
Gambar 25 Kondisi terumbu karang di Umera................................................................................................ 66
Gambar 26 Pemandangan di sekitar Pulau Fao................................................................................................ 68
Gambar 27 Kondisi terumbu karang di Pulau Fao Stasiun 1............................................................................ 70
Gambar 28 Kondisi terumbu karang di Pulau Fao Stasiun 2............................................................................ 72
Gambar 29 Goa Wetef. (a) mulut goa, (b) stalagtit dan stalagmit dalam goa.................................................... 75
Gambar 30 Goa Umera. (a) mulut goa, (b) stalagtit dan stalagmit dalam goa................................................... 75
Gambar 31 Goa Kecil di Desa Kapaleo. (a) mulut goa, (b) stalagtit dan stalagmit dalam goa........................... 76
Gambar 32 Air terjun Watong. (a) kondisi air terjun, (b) sungai Watong sebagai akses
untuk menuju air terjun................................................................................................................ 76
Gambar 33 Tari soya-soya di Maluku Utara..................................................................................................... 77
Gambar 34 Salawaku sebagai alat kelengkapan Tari Cakalele............................................................................ 78
Gambar 35 Acara adat Coka iba di Halmahera Tengah.................................................................................... 79
Gambar 36 Makam keramat sebagai tempat ziarah........................................................................................... 81
Gambar 37 Aneka kuliner di Pulau Gebe. (a) ikan bakar, (b) sayur kepiting.................................................... 81
Daftar Tabel xxi

Gambar 38 Motivasi pengunjung datang ke Kecamatan Pulau Gebe................................................................ 85


Gambar 39 Persepsi pengunjung terhadap sumber informasi Kecamatan Pulau Gebe...................................... 87
Gambar 40 Persepsi pengunjung tentang perencanaan ekowisata bahari di Kecamatan Pulau Gebe................. 93
Gambar 41 Persepsi masyarakat tentang perencanaan wisata bahari di Pulau Gebe.......................................... 95
Gambar 42 Persepsi institusi tentang perencanaan wisata bahari di Pulau Gebe............................................. 104
Gambar 43 Alur program wisata berenang..................................................................................................... 113
Gambar 44 Alur program wisata “Message of Gebe”......................................................................................... 116
Gambar 45 Alur program wisata “Kelapa Gebe”............................................................................................. 119
Gambar 46 Alur program wisata “Gebe Adventure”......................................................................................... 122
Gambar 47 Alur program wisata “Exploration of Gebe and Yoi Island”............................................................ 126
Gambar 48 Pengaturan pusat aktivitas wisata di Desa Umera......................................................................... 134
Gambar 49 Ilustrasi area penerimaan............................................................................................................. 135
Gambar 50 Ilustrasi area pengembangan........................................................................................................ 136
Gambar 51 Ilustrasi cottage di sekitar pantai................................................................................................... 136
Gambar 52 Ilustrasi fasilitas outdoor wisata pantai.......................................................................................... 137
Gambar 53 Ilustrasi area penyangga............................................................................................................... 137
Gambar 54 Ilustrasi kegiatan wisata air diving dan snorkeling.......................................................................... 137
Gambar 55 Area wisata Pantai Umera............................................................................................................ 137
Gambar 56 Lanskap alami yang masih bisa dipertahankan dan dikembangkan............................................... 138
Gambar 57 Jalur sirkulasi didesain rata dan alami.......................................................................................... 139
Gambar 58 Desain bangunan mengacu pada arsitektur tradisional................................................................. 140
Gambar 59 Desain pengembangan tapak tampak atas.................................................................................... 140
Pendahuluan

Latar Belakang Agar pembangunan pariwisata di kawasan pesisir


dan laut sukses, harus mempunyai tujuan untuk
Di wilayah lingkungan pesisir dan laut Indonesia, pasar mancanegara yang memerlukan pemasaran dan
terdapat beragam ekosistem, antara lain ekosistem promosi yang intensif dalam skala dunia. Di banyak
terumbu karang, lamun, dan bakau. Potensi sumber negara di dunia, pariwisata menjadi pilihan utama
daya alam tersebut banyak terdapat di kawasan bagi pemerintah yang mempunyai kawasan pesisir
Indonesia timur, antara lain di Pulau Gebe, Kabupaten dan laut. Perencanaan rekreasi dan pariwisata juga
Halmahera Tengah. Pulau tersebut merupakan salah harus mempunyai keuntungan pada bidang konservasi
satu gugusan pulau yang terdapat di sebelah timur di mana pemilik dan pelaksana harus mempunyai
Kabupaten Halmahera Tengah, berbatasan dengan ketertarikan untuk menjaga landscape dan seascape
Pulau Gag wilayah Kabupaten Raja Ampat. Pulau Gebe alami dan habitatnya yang merupakan dasar keindahan
memiliki potensi sumber daya kelautan yang cukup kawasan
besar baik berupa perikanan maupun pariwisata.
Salah satu kawasan pesisir dan laut yang berpotensi untuk
Prinsip dasar pariwisata dalam sektor yang dijual dikembangkan menjadi salah satu objek wisata alam
kepada wisatawan adalah keindahan dan kekayaan khususnya pariwisata adalah Pulau Gebe di Kabupaten
alam (nature) yang tidak diperlukan investasi untuk Halmahera Tengah. Di kawasan ini banyak dijumpai
membuatnya karena Tuhan telah memberikannya secara terumbu karang dengan kondisi yang tergolong baik,
cuma-cuma kepada negara. Jika keindahan tersebut jenis ikan karang yang beragam, dan pulau dengan
rusak dan hilang, seluruh investasi yang telah ditanam pantai yang berpasir putih. Potensi tersebut bisa
untuk kegiatan pariwisata akan hilang percuma. Karena dimanfaatkan untuk mengembangkan wisata pantai
objeknya adalah alam, pariwisata biasanya tidak untuk dan wisata bawah air yang cukup menarik. Pada setiap
menarik wisatawan umum. Namun wisatawan yang hari Sabtu dan Minggu di wilayah salah satu pantai
memang bertujuan untuk menikmati alam.
Pengembangan Wisata Bahari
2
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

di Desa Umera, Pulau Gebe cukup banyak didatangi daratan (smallness), terisolasi dari pulau besar/induk
orang untuk berwisata pantai seperti berenang, melihat (remotes) serta akibat tekanan dari aktivitas manusia
pemandangan pantai atau sekedar bersantai di pantai. yang sifatnya destruktif (Dahuri dan Bengen 2003).
Dari segi budaya, masyarakat setempat dengan pola Wisata berisiko menjadi tidak berkelanjutan jika sistem
hidup, adat, dan budaya yang khas merupakan modal ekologi dan kapasitas kultur sosial masyarakat lokal
bagi pengembangan pariwisata alam berbasis masyarakat tidak dihargai (Teh dan Cabanban 2007 dalam Rajab
(community based ecotourism). Selain itu, aksesibilitas 2013). Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
yang lebih baik di Pulau Gebe sangat diperlukan antara aktivitas ekowisata bahari dengan kualitas
untuk menunjang kegiatan pariwisata. Meskipun lingkungan perairan, ekosistem dan kondisi sosial
memiliki potensi untuk dikembangkan, tetapi tanpa ekonomi masyarakat. Kualitas lingkungan perairan dan
dukungan sarana dan prasarana transportasi, atraksi ekosistem yang baik akan mendukung pengembangan
yang menarik, pelayanan yang baik serta informasi aktivitas ekowisata bahari dan secara tidak langsung
dan promosi, kegiatan pariwisata tidak akan berhasil akan mendukung peningkatan kapasitas sosial ekonomi
dengan baik. Oleh karena itu, sumber daya pesisir masyarakat lokal. Oleh karena itu, diperlukan penelitian
dan laut yang dimanfaatkan untuk tujuan pariwisata, untuk pengembangan rencana pengelolaan ekowisata
dapat dikembangkan menjadi suatu pariwisata yang bahari dan mengatasi beban pencemaran yang dihasilkan
berhasil dan marketable dilihat dari ukuran keberhasilan dalam kegiatan ekowisata bahari untuk keberlanjutan
yang mencakup kepuasan pengunjung, kesejahtreaan sumber daya dan ekosistem Pulau Gebe.
masyarakat, dan kelestarian lingkungan.
Salah satu tipologi pariwisata yang menjadi alternatif Perumusan Masalah
kegiatan wisata bahari saat ini adalah ekowisata bahari
Pulau Gebe yang terletak di sebelah timur Kabupaten
yang mengedepankan keaslian alam yang dapat
Halmahera Tengah memiliki potensi pariwisata yang
memberikan manfaat ekonomi, ekologi, dan sosial
cukup baik untuk dapat dikembangkan sebagai objek
budaya (Bjork 2000 dalam Rajab 2013). Pengembangan
pariwisata bahari dan wisata pantai. Selain itu, adanya
kawasan pulau-pulau kecil sebagai lokasi ekowisata
keragaman budaya dan sejarah yang ada di pulau ini
bahari memerlukan koordinasi dan integrasi dari
menjadikan Pulau Gebe menjadi sangat prospektif
beberapa unsur dengan mangacu pada kondisi internal
untuk pengembangan lebih lanjut. Keberadaan potensi
lokasi yang menyangkut aspek ekologi, kesesuaian, daya
sumber daya yang beraneka ragam dapat memberikan
dukung dan sosial budaya masyarakat. Oleh karena itu,
manfaat baik secara ekologi maupun ekonomi.
perlu dirancang desain pengelolaan yang terpadu. Selain
Manfaat tersebut akan dapat diterima jika dikelola
itu, juga pulau-pulau kecil sangat rentan karena sifatnya
secara baik dan benar berdasarkan konsep pengelolaan
yang khas akibat kecilnya ukuran dibandingkan dengan
yang komprehensif dengan mempertimbangkan daya
Pendahuluan 3

dukung yang dimiliki baik biofisik maupun sosial dijadikan dasar kebijakan dalam pengembangan
ekonomi. Namun demikian dalam pengembangannya pariwisata bahari di Pulau Gebe, berikut penentuan
masih banyak menghadapi kendala antara lain: beberapa aktivitas bahari dengan potensi sumber
daya alam dan daya dukung ekosistem yang ada;
1. Terbatasnya data dan informasi objek dan
pengusahaannya bagi investor. 2. dapat dijadikan salah satu bahan kajian ilmiah
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di
2. Modal yang cukup besar untuk mengembangkan
bidang pariwisata alam (ecotourisme), khususnya
objek wisata tersebut.
dalam aspek perencanaan pengelolaan (management
3. Tenaga pengelola professional yang terbatas. planning) untuk kawasan pesisir; serta
4. Kurangnya koordinasi dan integrasi lintas sektoral 3. sebagai sarana rekreasi pendidikan dan penelitian
dalam rangka pengembangan pariwisata bahari. yang memberikan manfaat konservasi flora dan
fauna terumbu karang.
Tujuan
1. Menilai potensi sumber daya ekowisata di Pulau Keluaran
Gebe. Keluaran yang diharapkan dari studi ini adalah sebagai
2. Mengetahui karakteristik, persepsi, motivasi, dan berikut:
minat wisatawan terhadap sumber daya wisata 1. Potensi sumber daya ekowisata bahari di Pulau
yang berada di Pulau Gebe. Gebe.
3. Mengetahui masyarakat dan institusi dalam 2. Karakteristik, persepsi, motivasi, dan minat
kegiatan ekowisata di Pulau Gebe. wisatawan terhadap sumber daya wisata yang
4. Menyusun konsep pengembangan dan desain berada di Pulau Gebe.
lanskap ekowisata bahari di Pulau Gebe. 3. Informasi mengenai kondisi dan persepsi masyarakat
5. Menyusun rekomendasi pengembangan ekowisata serta institusi terhadap kegiatan ekowisata.
bahari di Pulau Gebe. 4. Konsep pengembangan dan desain lanskap
ekowisata bahari di Pulau Gebe.
Manfaat 5. Rekomendasi pengembangan ekowisata bahari di
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: Pulau Gebe.
1. bagi pengelola maupun pemerintah Kabupaten
Halmahera Tengah, sebagai masukan untuk dapat
Pengembangan Wisata Bahari
4
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Kerangka Pemikiran ini terkait pengembangannya sebagai objek pariwisata


bahari. Kajian potensi pengembangan pariwisata
Wilayah pesisir dan laut Pulau Gebe merupakan wilayah bahari di Pulau Gebe diharapkan memberikan dampak
perairan yang memiliki berbagai jenis sumber daya yang positif terhadap masyarakat lokal. Namun demikian
cukup potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu kemampuan daya dukung lingkungan yang dimiliki
daerah tujuan pariwisata bahari. Di antaranya adalah serta prospek pengembangannya dapat berkelanjutan
kondisi perairan yang masih cukup baik dan terumbu (sustainable) dan memberikan manfaat yang optimal.
karang yang juga baik yang tersebar di wilayah pulau Agar rencana pengembangan potensi pariwisata bahari
tersebut dengan berbagai jenis dan ragam ikan. Selain di Pulau Gebe tersebut dapat dilakukan dengan baik,
itu, di kawasan ini juga terdapat pulau kecil (Pulau Yoi disusunlah suatu kerangka pendekatan studi seperti
dan Pulau Fao) yang juga memiliki potensi terumbu terlihat pada Gambar 1.
karang.
Kawasan Pulau Gebe
Dalam Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten
Halmahera Tengah yang telah disusun pada tahun
Inventarisasi:Potensi
Inventarisasi: Potensidan
danmanfaat
manfaaat ekologi
ekologi
2013–2023, kawasan Pulau Gebe diusulkan sebagai Potensidan
Potensi danmanfaat
manfaatsosial
sosialekonomi
ekonomi

lokasi untuk pengembangan perikanan dan wisata.


Penetapan kebijakan tersebut dimaksudkan sebagai
salah satu strategi untuk mengoptimalkan potensi
sumber daya pesisir dan laut sekaligus memberdayakan Sumber Daya Alam Jasa Lingkungan

masyarakat pesisir dalam memperoleh alternatif sumber


penghasilan dan keterjaminan pendapatan.
Pengembangan Pulau Gebe untuk kegiatan ekowisata Pemanfaatan untuk
Wisata Bahari
bahari perlu dikaji terlebih dahulu potensi dan informasi
yang terkait sumber daya dan kondisi masyarakat lokal
yang berada di sekitar kawasan pemanfaatan sumber daya. Analisis Kesesuaian
Pengkajian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi Periwisata Bahari
karakteristik sumber daya dan kesesuaian lahan agar
dapat dimanfaatkan secara optimal.
Arahan Strategi Pengembangan
Meskipun kawasan ini telah diusulkan sebagai salah Pariwisata Bahari di pulau Gebe

satu kawasan pengembangan wisata bahari, belum


ada kajian yang dilakukan terhadap potensi kawasan Gambar 1 Diagram kerangka pendekatan penelitian
Metode

Waktu dan Lokasi Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pulau Gebe Jenis Data
yang terdiri dari Pulau Gebe, Pulau Yoi, dan Pulau Fao
(Gambar 2). Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Penelitian ini bersifat eksploratif (explorative study) dan
Tahap pertama adalah pengumpulan data sebelum deskriptif (descriptive study). Jenis data yang diamati
ke lapangan yang berupa informasi tentang kondisi meliputi:
kawasan Pulau Gebe melalui studi literatur dan studi- a. Komponen Biofisik
studi terkait atas kawasan yang diteliti. Tahap kedua
Batas administratif, topografi, kemiringan pantai,
adalah pengumpulan data lapangan (survei) yang
tipe pantai, lebar pantai, panjang pantai, material
dilaksanakan selama 1 minggu pada tanggal 20–27
pantai, penutupan lahan, ketersediaan air tawar,
Maret 2014.
pasang surut, kedalaman dasar perairan, kecepatan
arus, kecerahan perairan, tutupan terumbu karang,
Alat dan Bahan jenis pertumbuhan terumbu karang (lifeform), dan
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan jenis ikan karang.
alat survei lapangan, seperti perahu motor, sechi disk, b. Data sosial, ekonomi, dan budaya kawasan pantai
Global Position System (GPS), GPS Sounder, current meliputi:
meter, subsurface camera, dan binokuler. Sementara Jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk,
bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian ini kepadatan penduduk, persepsi, seni budaya,
adalah dokumen Kecamatan Pulau Gebe dalam Angka pendidikan, kesehatan, agama, etnis/suku, mobilitas
2013 dan peta administrasi Kecamatan Pulau Gebe. penduduk, mata pencaharian, dan pendapatan.
Pengembangan Wisata Bahari
6
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

c. Jenis kegiatan pembangunan di kawasan


penelitian
• Pariwisata (sarana dan prasarana pendukung):
air bersih, listrik, kantor pos, penginapan,
telepon, sarana transportasi (darat, laut,
udara), jumlah pengusaha bidang pariwisata.
• Objek wisata:
(a)
-- Perikanan: jenis sarana penangkapan dan
produksi, sarana pemasaran/TPI
-- Perhubungan: jarak dan aksesibilitas
d. Kebijakan: peta, tata ruang, peraturan, keputusan-
keputusan

Metode Pengumpulan Data (b)


Data yang dikumpulkan adalah data primer dan
Gambar 2 Pulau Gebe (a) dan Pulau Yoi (b)
data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui
pengamatan langsung di lapangan disertai kuisioner a. Pengamatan dan Pengambilan Contoh Ikan
yang telah dipersiapkan melalui teknik purposive Pengamatan jenis ikan karang melalui kegiatan
sampling dengan dasar bahwa lokasi penelitian tersebut snorkeling dan diving dilakukan pada 23–26 Maret
adalah lokasi yang diperkirakan terdapat aktivitas 2014. Sementara pengambilan contoh jenis ikan
wisata. Data sekunder dikumpulkan melalui metode telah dilakukan pada kegiatan Studi Perikanan
pengumpulan literatur baik dari buku hasil penelitian di Pulau Gebe pada tahun 2012–2013. Pada
terdahulu maupun tulisan-tulisan/laporan mengenai pengambilan contoh ini dilakukan pada empat
kondisi lokasi penelitian, serta data lain yang menunjang zona berbeda, yaitu sebelah utara, selatan, timur,
penelitian ini yang diperoleh dari desa, kecamatan, dan barat Pulau Gebe. Penangkapan ikan dengan
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas menggunakan jaring insang eksperimental (1,5’;
Kehutanan, BPS Halmahera Tengah, BKSDA, serta 2,5’; 3,5’; 4,5’; 5,5’) yang dipasang pada siang
instansi lain yang berkaitan dengan pariwisata. (± 3 jam) dan malam hari (± 12 jam). Ikan yang
tertangkap dimasukkan ke dalam formalin 10%
untuk menghindarkan ikan contoh dari kerusakan.
Metode 7

Setelah 24 jam dalam formalin, ikan contoh c. Pengamatan Terumbu Karang


dipindahkan ke larutan alkohol. Selanjutnya, ikan Data karang diamati pada kedalaman yang sesuai
disusun dalam wadah plastik tertutup dan dibawa dengan kondisi perairan di lapangan. Pengambilan data
ke laboratorium untuk diidentifikasi. dilakukan dengan menggunakan alat SCUBA dengan
Identifikasi ikan dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode LIT (Line Intercep Transect),
buku Carpenter & Niem (1999a,b; 2001a,b), yaitu transek garis dibentangkan sepanjang 50 meter
Peristiwady (2006), dan Allen & Erdmann (2012) sejajar garis pantai, kemudian diletakkan LIT di atas
melalui pengamatan morfometrik dan meristik koloni-koloni karang yang dilewati oleh meteran
ikan. tersebut dari titik 0 (nol). Kemudian persen penutupan
karang berdasarkan bentuk pertumbuhannya (lifeform)
b. Pengamatan Mamalia Laut
diestimasi tiap transek serta dicatat jenis karang yang
Pengamatan mamalia laut dilakukan dengan termasuk ke dalam transek tersebut.
menggunakan kapal riset dari pantai dengan
Pengamatan biota pengisi habitat dasar didasarkan pada
menggunakan binokuler dan pengamatan langsung.
bentuk pertumbuhan (Gambar 3) untuk mengetahui
Pengamatan pada kapal dilakukan pada bagian haluan
jenis dan jumlah bentuk pertumbuhan karang di daerah
dan buritan kapal secara bersamaan. Masing-masing
tersebut sesuai dengan parameter yang dibutuhkan
dengan luas pengamatan (luas bidang pandang) 180
pada matriks analisis kesesuaian untuk wisata bahari
derajat. Lumba-lumba yang dijumpai segera dicatat.
(snorkeling dan diving).
Identifikasi lumba-lumba dilakukan dengan bantuan
hasil foto menggunakan kamera digital yang dilengkapi
dengan tele zoom 300 mm dan Binocular.

Gambar 3 Contoh pengukuran dengan metode LIT


Pengembangan Wisata Bahari
8
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 1 Kategori bentuk pertumbuhan karang dan kodenya (English et al. 1994)
Kategori Kode Keterangan
Karang Batu:
Acropora Branching ACB Sedikitnya 2 cabang. Contoh: Acropora palmata, A. formosa.
Acropora Encrusting ACE Biasanya berupa pelat dasar dari bentuk Acropora yang belum dewasa
Acropora Submassive ACS Kokoh berbentuk bonggol/baji.
Acropora Digitate ACD Percabangan tidak sampai 20. Contoh: A. humilis, A. digitifera, A. gemmifera.
Acropora Tabular ACT Pelat datar seperti meja
Non-Acropora Branching CB Percabangan ± 20
Coral Encrusting CE Sebagian besar menempel pada substrat sebagai pelat laminar
Coral Foliose CF Karang menempel pada satu atau lebih titik, bentuk menyerupai daun
Dead Coral DC Baru saja mati, warna putih sampai putih kotor
Dead Coral with Algae DCA Karang mati yang masih tampak bentuknya tapi sudah ditumbuhi alga
Coral Massive CM Berbentuk bola atau batu besar/tanggul
Coral Submassive CS Membentuk kolom kecil, baji, atau bonggol
Coral Mushroom CMR Soliter
Coral Millepora CME Karang api
Coral Heliopora CHL Karang biru, soliter
Coral Tubipora CTU
Fauna lain:
Soft Coral SC Karang lunak
Sponges SP
Zoanthids ZO
Others OT Ascidians, anemon, gorgonia, kima raksasa, timun laut, bulu babi, dan lainnya
Abiotik:
Sand S Pasir
Rubble R Pecahan karang tak beraturan
Metode 9

Guna mengestimasi luas penutupan koloni karang, e. Karakteristik, Motivasi, Persepsi Pengunjung serta
maka digunakan analisis pengukuran line intercept Kesiapan Masyarakat dan Institusi
transect dengan menggunakan formulasi: Data tentang Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi
C (%) = (∑li / L ) x 100 Pengunjung serta Kesiapan Masyarakat dan Institusi
diperoleh menggunakan kuesioner dengan sasaran
Keterangan:
pengunjung, masyarakat dan institusi. Metode
C (%) : Persen Penutupan penyebaran kuesioner dilakukan dengan menggunakan
li : Panjang garis ke-i yang berpotongan teknik Random Sampling dengan jumlah responden
L : Panjang garis transek masing-masing sebanyak 30 orang (Cohen et al.,
2007:101). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
Data hasil pengukuran persentase penutupan karang berpola tertutup (close ended) dengan sistem skoring
hidup (PPKH) kemudian kelompokkan sesuai dengan One Score One Criteria menggunakan skala 1 sampai
kategori menurut Yap-Gomez (1985) tentang kondisi dengan 7 yang berarti nilai 1 untuk pernyataan “sangat
penentupan karang, yaitu: tidak setuju”, nilai 2 untuk pernyataan “tidak setuju”,
1. 0–24,9% : Rusak nilai 3 untuk pernyataan “agak tidak setuju”, nilai 4
untuk pernyataan “biasa saja”, nilai 5 untuk pernyataan
2. 25–49,9% : Cukup
“agak setuju”, nilai 6 untuk pernyataan “setuju”, nilai
3. 50–74,9% : Baik 7 untuk pernyataan “sangat setuju” (Avenzora 2008).
4. 75–100% : Sangat Baik Pola pemaknaan tersebut dapat digubah sesuai dengan
kebutuhan, misalnya menjadi rentang “sangat tidak
d. Data Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat
puas” hingga “sangat puas”.
Data potensi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat
diperoleh melalui wawancara, focus group discussion f. Pengembangan Tapak
(FGD), dan pengamatan langsung. Sasaran wawancara Tahap survei merupakan tahapan untuk mengumpulkan
dan FGD adalah para tokoh masyarakat mulai dari berbagai bentuk data ataupun informasi yang diperlukan
pemerintah kecamatan dan desa, tokoh masyarakat serta untuk dianalisis dalam penataan lanskap. Tiga hal utama
masyarakat pada semua desa di Kecamatan Pulau Gebe. yang dilakukan dalam tahap survei ini adalah assessment,
Selain itu, data lainnya bersumber dari BPS Kabupaten konsultasi, dan eksplorasi.
Halmahera Selatan berupa Kecamatan Gebe dalam • Assessment. Me-review dan mendokumentasi-
Angka untuk menunjang data statistik sosial, ekonomi kan kondisi fisik dengan menggunakan
dan budaya masyarakat serta sumber data sekunder pemetaan potensi dan batasan-batasan aktual
lainnya. dalam tapak. Data fisik tersebut dinilai
Pengembangan Wisata Bahari
10
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

berdasarkan tujuan perencanaan seperti a. Penyusunan peta kawasan


pendidikan, penelitian, wisata pendidikan, Penyusunan peta kawasan Pulau Gebe dilakukan
konservasi, dan tujuan jangka panjang dengan melakukan overlay berbagai peta Pulau
lainnya. Gebe yang ada saat ini. Penyusunan peta kawasan
• Konsultasi. Proses wawancara yang dilakukan dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis
kepada pihak terkait, yaitu pihak pemerintah (SIG), yaitu dengan melakukan query terhadap data
daerah dan masyarakat sekitar. Konsultasi yang SIG sehingga informasi spasialnya dapat diketahui,
dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi antara lain:
aspek-aspek positif dan negatif yang ada,
• Kawasan yang tersedia bagi kegiatan
potensi, dan peluang, serta kesesuaian dengan
pengembangan pariwisata atau konservasi
tujuan perencanaan.
yang akan dijadikan sebagai kawasan lindung.
• Eksplorasi. Melakukan studi dan review
• Kegiatan penggunaan kawasan yang
dari berbagai lokasi sejenis dan sumber yang
diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan.
terkait dengan tujuan perencanaan sehingga
didapat perspektif yang lebih luas sebagai • Konflik yang terjadi antara lain: (i) kesesuaian
dasar penyusunan konsep. kawasan dengan peruntukannya; (ii)
penggunaan lahan dengan peruntukannya;
(iii) keharmonisan spasial dengan kawasan
Analisis Data lain di sekitarnya.
Analisis Kesesuaian Lahan • Hasil penyusunan peta kawasan yang telah
Analisis kesesuaian lahan dilakukan fokus pada sesuai dengan peruntukan seharusnya dapat
kegiatan wisata bahari yang terdiri atas wisata pantai, saja berbeda dengan penggunaan kawasan
wisata snorkeling dan wisata selam. Kesesuaian lahan sekarang.
atau kawasan juga merupakan suatu pola pikir (spirit) b. Penyusunan matriks kawasan
yang mengarah pada pertimbangan bahwa betapa pun
Pada penelitian ini, matriks kesesuaian yang
besarnya daya tarik dari suatu lokasi wisata, secara
dipergunakan mengacu pada Bakosurtanal (1996), yakni
ekologis tetap akan memiliki keterbatasan (scarcity),
pariwisata yang lebih dikaitkan dengan rekreasi bahari
sehingga jumlah dan frekuensi kunjungan dalam suatu
seperti menyelam (diving), snorkeling, dan kegiatan
ruang dan waktu harus disesuaikan dengan kaedah yang
lainnya untuk melihat keindahan laut. Sementara
berlaku. Secara umum terdapat tiga tahapan analisis
wisata pantai dikaitkan dengan kegiatan rekreasi di
yang dilakukan, yaitu:
Metode 11

sekitar pantai seperti berjemur, bermain pasir, olah raga Jenis karang
pantai, bermain air, berenang, dan berperahu di sekitar
Keragaman ikan karang merupakan faktor utama yang
pantai.
dapat menunjang keindahan alam bawah laut. Kategori
Beberapa parameter sebagai faktor pembatas yang dari parameter ini adalah daerah yang mempunyai
diukur untuk menentukan kelas kesesuaian kawasan, ikan karang >27 spesies dikategorikan ke dalam daerah
antara lain. dengan jenis ikan karang sangat beragam (sangat
sesuai). Daerah yang mempunyai jenis ikan karang 18–
(i) Pariwisata Bahari (snorkeling dan diving)
27 spesies dikategorikan ke dalam daerah dengan ikan
Syarat yang diperlukan untuk kegiatan pariwisata beragam, daerah yang mempunyai jenis ikan karang
bahari, antara lain: antara 9–18 spesies dikategorikan ke dalam daerah
Kecerahan dengan jenis ikan sedang atau toleransi bagi kegiatan
pariwisata bahari dan daerah yang mempunyai jenis
Kecerahan perairan merupakan syarat utama dalam ikan karang <9 spesies dikategorikan ke dalam daerah
kegiatan pariwisata bahari. Semakin cerah suatu perairan dengan jenis ikan sedikit (tidak sesuai untuk wisata).
semakin indah taman laut yang dapat dinikmati oleh
wisatawan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, Kecepatan arus
daerah dengan nilai kecerahan 15–20 m adalah lokasi Kecepatan arus berkaitan dengan keamanan wisatawan
yang paling sesuai untuk kegiatan ini. Wilayah perairan dalam melaksanakan aktivitasnya. Dengan demikian,
dengan kecerahan 5–10 m dianggap layak untuk kecepatan arus relatif lemah merupakan syarat ideal
kegiatan pariwisata bahari. Sementara daerah dengan untuk kegiatan berenang, bermain air, dan sebagainya.
nilai kecerahan yang kurang dari 5 m tidak sesuai bagi Kecepatan arus maksimal yang dapat ditolerir oleh
peruntukan wisata bahari (Bakosurtanal 1996). seorang penyelam maksimal 1 knot atau setara 0,5 m/
Tutupan terumbu karang yang hidup detik. Wisata selam dan snorkeling hanya akan dilakukan
pada daerah dengan kecepatan arus di bawah 0,5 m/
Tutupan terumbu karang hidup merupakan syarat detik. Daerah dengan kecepatan arus 0–0,1 m/detik
utama dalam pariwisata bahari karena merupakan unsur merupakan lokasi yang paling sesuai, kecepatan arus
utama dari nilai estetika taman laut yang dinikmati oleh 0,11–0,4 m/detik dikategorikan ke dalam lokasi sesuai,
wisatawan. Daerah dengan tutupan terumbu karang toleransi diberikan pada kecepatan arus 0,41–0,50 m/
hidup >75% merupakan lokasi yang paling sesuai untuk detik atau dikategorikan ke dalam sesuai marginal, dan
pariwisata bahari. Toleransi diberikan pada daerah daerah dengan kecepatan arus 0,5 m/detik dikategorikan
dengan tutupan terumbu karang 25–50%. Sementara ke dalam lokasi yang tidak sesuai.
daerah dengan tutupan karang >25% dianggap tidak
sesuai karena tidak lagi termasuk ke dalam kategori
indah (Bakosurtanal 1996).
Pengembangan Wisata Bahari
12
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Kedalaman dasar laut itu, daerah dengan kedalaman 10–20 m merupakan


daerah yang sangat sesuai untuk pariwisata bahari,
Kedalaman dasar laut merupakan parameter
terutama untuk diving (menyelam). Toleransi diberikan
pendukung penting kegiatan wisata bahari. Parameter
pada daerah dengan kedalaman 2–5 m terutama sesuai
ini berkaitan dengan kemampuan seorang penyelam
untuk kegiatan snorkeling. Sementara daerah dengan
untuk menikmati keindahan taman bawah laut. Karena
kedalaman <2 m dianggap kurang mendukung kegiatan
penetrasi sinar matahari ke dalam perairan yang dapat
pariwisata bahari, meskipun masih layak untuk
menunjang pertumbuhan biota laut umumnya dibatasi
snorkeling. Hal ini tergantung pada kondisi biota bawah
sampai kedalaman 20 m, wilayah perairan dengan
laut pada wilayah perairan yang dimaksud. Tabel 2
kedalaman >20 m dalam penelitian ini dikategorikan
berikut merupakan parameter yang digunakan untuk
laut dalam. Sementara kegiatan pariwisata hanya akan
analisis kesesuaian pariwisata bahari.
dilaksanakan di daerah perairan dangkal. Oleh karena

Tabel 2 Matriks kesesuaian untuk pariwisata bahari kegiatan snorkeling (Yulianda 2007)
N
No Parameter Satuan Bobot S1 (sangat sesuai) Skor S2 (sesuai) Skor S3 (sesuai marginal) Skor Skor
(tidak sesuai)
1 Tutupan karang hidup % 3 >75–100 4 >50–75 3 25–50 2 <25 1
2 Jenis lifeform 3 >12 4 8–12 3 4–7 2 <4 1
3 Jenis ikan karang jenis 2 >50 4 26–50 3 10–25 2 <10 1
4 Kecerahan perairan % 2 100 4 80–100 3 >25–80 2 <25 1
5 Kecepatan arus m/detik 2 <10 4 >10–30 3 >30–50 2 <50 1
6 Kedalaman terumbu m 1 1–3 4 >3-5 3 >5–10 2 <10–1 1
karang
7 Lebar hamparan dasar m 1 >100 4 50–100 3 20–50 2 <20 1
karang (m)

Tabel 3 Matriks kesesuaian untuk pariwisata bahari kegiatan diving (Yulianda 2007)
N
No Parameter Satuan Bobot S1 (sangat sesuai) Skor S2 (sesuai) Skor S3 (sesuai marginal) Skor Skor
(tidak sesuai)
1 Tutupan karang dan % 3 >75–100 4 >50–75 3 25–50 2 <25 1
benda bersejarah di laut
2 Jenis lifeform 3 >12 4 8–12 3 4–7 2 <4 1
3 Jenis ikan karang jenis 2 >100 4 50–100 3 20–49 2 <20 1
4 Kecerahan perairan % 2 >80 4 50–80 3 >30–50 2 <20 1
5 Kecepatan arus m/detik 2 0–15 4 >15–30 3 >30–50 2 <50 1
6 Kedalaman terumbu m 1 5–15 4 >15–20 3 >20–30 2 <3 dan >30 1
karang
Metode 13

(ii) Pariwisata Pantai Kecepatan arus dan gelombang


Parameter disusun berdasarkan keperluan untuk Kecepatan arus berkaitan dengan keamanan para
kegiatan wisata pantai seperti berjemur, bermain pasir, wisatawan dalam melaksanakan aktivitasnya. Kecepatan
olah raga pantai, bermain air, berenang, maupun arus maksimal yang dapat ditolerir oleh seorang
berperahu di sekitar pantai. penyelam 1 knots atau setara dengan 0,5 m/detik.
Dengan kecepatan arus 0–0,1 m/detik merupakan
Parameter yang dijadikan acuan untuk kegiatan ini
lokasi yang paling sesuai, kecepatan 0,11–0,4 m/detik
antara lain:
masih dikategorikan ke dalam lokasi sesuai, dan daerah
Faktor fisik perairan dengan kecepatan arus >0,5 m/detik dikategorikan ke
Kedalaman dasar perairan dalam lokasi yang tidak sesuai. Untuk daerah dengan
gelombang besar dapat dikembangkan kegiatan wisata
Perairan yang relatif dangkal merupakan lokasi yang selancar (surfing).
paling ideal untuk rekreasi di wilayah pesisir, di mana
para pengunjung dapat bermain air maupun berenang Kecerahan perairan
dengan aman. Dalam hal ini kedalaman 0–5 m Wilayah perairan yang cerah merupakan lokasi yang
merupakan syarat yang paling sesuai untuk pariwisata paling sesuai untuk rekreasi pesisir. Para pengunjung
pesisir. Toleransi juga diberikan untuk kedalaman 5–10 dapat bermain air, berenang, bahkan berperahu.
m. Sementara kedalaman 10 m dianggap kurang ideal Sementara daerah yang tersedimentasi atau mempunyai
untuk kegiatan ini. nilai kecerahan yang paling kecil dapat dianggap tidak
Material dasar perairan sesuai untuk kegiatan wisata pantai ini.

Material/substrat dasar perairan sangat menentukan Faktor fisik pantai


kecerahan maupun turbiditas perairannya. Dengan Tepi pantai
demikian pada daerah di sekitar pantai, substrat pasir
Tepi pantai adalah faktor fiisik utama yang dipilih untuk
merupakan lokasi yang ideal. Toleransi diberikan pada
mewakili data-data fisik lainnya seperti geomorfologi,
substrat pasir berkarang atau karang berpasir dengan
geologi, maupun kelas lereng. Dalam kaitannya dengan
hancuran karang yang relatif lebih sedikit dibandingkan
pariwisata bahari, pantai berpasir merupakan lokasi
dengan karangnya maupun pasir berlumpur dengan
yang paling ideal untuk rekreasi di daerah pesisir.
perlakuan khusus. Substrat lumpur maupun karang
Para wisatawan dapat berjemur, berolahraga, maupun
menentukan lokasi yang tidak sesuai untuk kegiatan
bermain dengan santai. Toleransi juga diberikan pada
berenang dan bermain air.
pantai berpasir dengan sedikit karang, maupun pada
Pengembangan Wisata Bahari
14
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

daerah yang sedikit terjal. Sementara pantai berlumpur, Kelas S1: Sangat sesuai (highly suitable). Daerah ini tidak
berkarang maupun terjal dianggap tidak sesuai untuk mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan
kegiatan ini. perlakuan yang diberikan.
Penutup lahan pantai Kelas S2: Sesuai (suitable). Daerah ini mempunyai
pembatas-pembatas yang agak serius untuk
Penutup lahan merupakan faktor sekunder pada
mempertahankan tingkat perlakuan yang harus
kegiatan wisata pantai karena seiring dengan rencana
diterapkan.
pengembangan suatu daerah untuk keperluan rekreasi,
penutup lahan yang ada dapat diubah sesuai dengan Kelas S3: Sesuai bersyarat (limited suitable). Daerah
keinginan para investor. Terkecuali daerah hutan lahan ini mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk
basah yang dilindungi sehingga dapat dimasukkan ke mempertahankan tingkat perlakuan yang harus
dalam lokasi yang tidak sesuai untuk pengembangan diterapkan.
wisata pantai. Selain itu, daerah pemukiman padat yang
Kelas N: Tidak sesuai (not suitable).
sudah lama berkembang maupun pelabuhan dianggap
kurang layak untuk dikembangkan menjadi daerah Pembobotan (weighting) dan pengharkatan
wisata pantai karena berkaitan dengan faktor sosial (scoring)
ekonomi. Dari matriks kesesuaian tersebut selanjutnya disusun
Ketersediaan air tawar sistem tabel penelitian kelayakan sebagaimana tertera
pada Tabel 4 dan 5. Pembobotan pada setiap faktor
Ketersediaan air tawar juga merupakan faktor yang
pembatas ditentukan berdasarkan pada dominannya
utama dalam kegiatan pariwisata bahari, namun jaraknya
parameter tersebut terhadap peruntukan. Besarnya
dengan sumber air tawar merupakan faktor sekunder
pembobotan ditunjukkan pada suatu parameter untuk
karena dapat ditangani dengan teknologi. Jarak lokasi
seluruh evaluasi lahan.
dengan sumber air tawar <2 km merupakan syarat yang
paling sesuai. Sementara jarak >2 km merupakan jarak Besarnya pembobotan dan pengharkatan tidak
yang kurang ideal untuk wisata pantai. memiliki nilai yang mutlak karena hanya digunakan
untuk memudahkan analisis terhadap suatu evaluasi
Dari parameter yang terdapat pada Tabel 3, disusun
kesesuaian lahan. Di dalam penelitian ini bobot untuk
matriks kesesuaian untuk keperluan pariwisata bahari
setiap parameter adalah antara 1 sampai 10, demikian
dan wisata pantai. Kelas kesesuaian pada matriks ini
juga untuk penentuan skor (scoring) berkisar antara
menggambarkan tingkat kecocokan dari suatu kawasan
1 sampai 10. Dengan pemberian nilai seperti di atas
untuk keperluan pariwisata. Dalam penelitian ini, kelas
(bobot dan skor), akan diperoleh total skor untuk
kesesuaian dibagi ke dalam empat kelas, yaitu:
setiap peruntukan. Atas dasar nilai tersebut, penentuan
Metode 15

kelas kesesuaian lahan untuk setiap peruntukan dapat Kriteria penilaian sebagai berikut:
disampaikan sebagai berikut.
S1 = Sangat sesuai dengan nilai IKW 76–100%
Penilaian kesesuaian wisata snorkeling, diving, dan S2 = Sesuai dengan nilai IKW 51–<75%
wisata pantai mengacu pada formula indeks kesesuaian
S3 = Sesuai bersyarat dengan nilai IKW 26–50%
wisata (Yulianda 2007):
N = Tidak sesuai dengan nilai IKW <25%
∑Ni
IKW= ×100
N maks
Ni = nilai perkalian skor dan bobot parameter ke-i
Nmaks = nilai maksimum setiap kegiatan wisata
(snorkeling 56, diving 52, dan
wisata pantai 76)

Tabel 4 Matriks kesesuaian untuk wisata pantai (Yulianda 2007)


S1 S2 S3 N
No Parameter Satuan Bobot Skor Skor Skor Skor
(sangat sesuai) (sesuai) (sesuai marginal) (tidak sesuai)
1 Tipe pantai - 3 pasir putih 4 Berpasir 3 Berpasir dan karang, 2 Lumpur, berbatu 1
putih, sedikit terjal
sedikit
karang
2 Lebar pantai m 3 >15 4 15-Okt 3 3–<10 2 <3 1

3 Kedalaman dasar m 3 0–2 4 >2–4 3 >4–6 2 >6 1


perairan
4 Material dasar - 2 pasir 4 Karang 3 Pasir berlumpur, 2 lumpur 1
perairan berpasir berkarang
5 Kecepatan arus m/detik 2 0–0,1 4 0,11–0,4 3 0,4–0,5 2 >0,5 1
6 Kemiringan pantai 2 <25 4 >25–45 3 >45–75 2 >75 1
7 Kecerahan perairan m 1 >75 4 >50–75 3 >25–50 2 <25 1
8 Penutupan lahan - 1 Kelapa, lahan 4 Semak, 3 Belukar tinggi 2 Hutan bakau, 1
pantai terbuka belukar pemukiman,
rendah,
savana
9 Biota berbahaya 1 tidak ada 4 bulu babi 3 bulu babi, ikan pari 2 bulu babi, ikan 1
pari, lepu, hiu
10 Ketrsediaan air km 1 <0,5 4 0,5–1 3 >1–2 2 >2 1
tawar
Kondisi Umum Kawasan

Sejarah Pulau Gebe Penduduk pertama yang tinggal di Pulau Gebe adalah
Marga Watefwagya (Watef dalam bahasa Gebe berarti
Pulau Gebe memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan orang yang memiliki aliran ilmu putih dan Wagya
keberadaan salah satu Kerajaan di Maluku Utara, yaitu berarti orang yang memiliki aliran ilmu hitam) sekitar
Kesultanan Tidore. Pulau Gebe dikenal pertama kali tahun 1500. Leluhur Marga Watefwagya yang bernama
dalam perjalanan rombongan Sultan Tidore sekitar Giafat pertama kali tinggal pada sebuah goa di Bukit
tahun 700 M menuju Kepulauan Raja Ampat dalam Eleua (dalam Bahasa Gebe artinya Gunung Bukit Air).
rangka untuk memperluas daerah kekuasaan Kesultanan Lokasi goa di Bukit Eleua sulit diakses dan berada di
Tidore yang meliputi Halmahera bagian tengah hingga daerah tebing curam pada kawasan hutan lindung
ke arah selatan. di Pulau Gebe sehingga sampai saat ini peninggalan
Setelah menempuh sekitar setengah perjalanan dari fosil leluhur marga Watefwagya masih terdapat di goa
Tidore menuju Kepulauan Raja Ampat, rombongan tersebut (Gambar 4).
Sultan merasa kelelahan dan perlu istirahat di antara Keturunan Marga Watefwagya dari Giafat yang bernama
Halmahera dan Kepulauan Raja Ampat. Salah satu Wetef selanjutnya berpindah tempat tinggal dari Bukit
dari rombongan melihat ada pulau di sebelah utara, Eleua ke Goa Watef yang terletak di Tanjung Pulau
peristiwa percakapan melihat sebuah pulau tersebut Gebe (saat ini dikenal dengan nama Tanjung Gebe, di
menjadi sejarah nama Pulau Gebe. Ada seorang anggota bagian utara Pulau Gebe). Para leluhur masyarakat Gebe
rombongan yang menyeru dengan bahasa setempat melakukan berbagai aktivitas awalnya hanya di goa ini.
“Kie…!” yang artinya ada pulau. Kemudian seruan Seiring berjalannya waktu, berkembangnya anggota
tersebut ditimpali oleh yang lain “Bei…?” yang artinya dalam marga tersebut maka selanjutnya masyarakat
mana. Pertanyaan ini dijawab oleh orang pertama yang Gebe memutuskan pindah ke Kobolo. Namun, terjadi
berseru dengan “Ge…!” yang artinya itu. Jadi makna wabah penyakit yang terus-menerus di tempat baru
Gebe adalah itu pulau. tersebut, sehingga dalam selang hanya beberapa bulan
masyarakat Gebe memutuskan pindah ke Sanafi yang
merupakan perkampungan pertama di Pulau Gebe.
Pengembangan Wisata Bahari
18
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Gambar 4 Sketsa sejarah manusia pertama di Pulau Gebe


Jumlah penduduk di Sanafi meningkat dengan pesat nama menjadi Sanaf Kacepo, sejarah nama desa di
seiring dengan kelahiran bayi dari penduduk asli Gebe Pulau Gebe disajikan pada Tabel 5.
dan pertambahan dari kedatangan penduduk dari
Meskipun sudah terjadi pemisahan menjadi beberapa
luar. Kondisi ini mendorong terjadinya pembentukan
kelompok pada Marga Watefwagya, tetapi pewarisan
kelompok-kelompok dalam masyarakat yang
wewenang terhadap kepemilikan tanah di Pulau Gebe
pada akhirnya memisahkan diri untuk membuka
hingga saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat
perkampungan baru dengan tujuan memperoleh akses
asli Pulau Gebe. Pewaris tanah di Pulau Gebe termasuk
lebih luas terhadap sumber daya alam untuk menopang
Pulau Yoi dan Pulau Fao tersebut berdasarkan keturunan
kebutuhan hidup. Keluarga Marga Watefwagya
anak laki-laki dan diketahui oleh Kesultanan Tidore.
yang tinggal di Sanafi memutuskan untuk membuka
Silsilah keturunan Marga Watefwagya yang memegang
perkampungan baru seperti Sanafi, Kacepo, Yam,
wewenang terhadap tanah di Pulau Gebe terdapat pada
Maming hingga ada pula yang menyeberang ke Pulau
Tabel 6.
Yoi sehingga Kampung Sanafi sebelumnya berganti
Kondisi Umum Kawasan 19

Tabel 5 Sejarah desa-desa di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara
No. Nama Desa Arti Nama Tahun Uraian Sejarah Desa
(dalam Bahasa Gebe)
1. Sanaf Sanafu artinya kita sama-sama 1700-an Kampung pertama Marga Watefwagya di Pulau Gebe
Kacepo
Kacep artinya kelompok kecil
2. Sanafi Sanafu artinya kita sama-sama 1700-an Pemisahan dari Sanaf Kacepo
3. Kacepi Kacep artinya kelompok kecil 1700-an Pemisahan dari Sanaf Kacepo
4. Mamin Nama ikan Min (Ikan Napoleon) 1986 Pemisahan dari Desa Kacepi
5. Yam Artinya kami di sini 1986 Pemisahan dari Desa Kacepi
6. Elfanun El artinya gunung 1978 Ada seseorang bernama Giafat menculik perempuan
bernama Saleno yang sedang mencari penyu. Giafat
Fanun artinya merayu merayu Saleno di gunung karena Saleno ingin pulang
ke daerahnya di Patani.
7. Kapaleo Kapal artinya kapal atau perahu 1978 Desa yang terbentuk karena adanya aktivitas tambang
dari PT ANTAM (Persero) Tbk.
Leo artinya di belakang
8. Umiyal Um artinya rumah 1700-an Penduduk pertama adalah sepasang kekasih dari
keturunan Watefwagya yang kawin masih dalam ikatan
Manilal artinya nama jenis keluarga (bersepupu), kemudian dibuang ke Pulau Yoi.
burung (Burung Cikalang besar –
Fregata minor)
9. Umera Asal Kata: 1800 an Penduduk pendatang dari Weda.

Um artinya rumah

Were artinya Nama Orang Weda


Sumber: Wawancara dengan Haji Abubakar Hakim (Tokoh Masyarakat Gebe, keturunan Marga Watefwagya) (2014)

Tabel 6 Silsilah keturunan Marga Watefwagya yang memegang wewenang terhadap tanah di Pulau Gebe, Kabupaten
Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara
No. Tahun Ahli Waris Sultan Tidore yang Berkuasa Keterangan
1. 1500 Sanafbesi Sultan Cariati -
2. 1590 Doroke Sultan Zainal Abidin Siraj Ud-din -
3. 1680 Mansinam Sultan Zainal Abidin Siraj Ud-din -
Pengembangan Wisata Bahari
20
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 6 Silsilah keturunan Marga Watefwagya yang memegang wewenang terhadap tanah di Pulau Gebe, Kabupaten
Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara (lanjutan)
No. Tahun Ahli Waris Sultan Tidore yang Berkuasa Keterangan
4. 1750 Namur Sultan Jamaludin -
5. 1800 Alama Sultan Nuku -
6. 1850 Sanafbesi Sultan Akhmad Safi Ud-din Nama sama dengan leluhur
7. 1900 Jaleka Sultan Akhmad Kawiuddin Alting Saudara sulung Sanafbesi karena beliau tidak
mempunyai anak laki-laki
8. 1950 Muhammad Sultan Zain Al Abidin Syah
9. Hingga H. Abubakar - Anak dari pernikahan Muhammad dan Nahari
sekarang Hakim
Sumber: Diolah berdasarkan uraian tertulis dari Haji Abubakar Hakim (Tokoh Masyarakat Gebe, keturunan Marga Watefwagya) (2014)

Kondisi Fisik Kawasan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Patani,


dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Raja
Kondisi fisik kawasan dapat difokuskan pada beberapa Ampat, Provinsi Papua Barat (BPS 2013).
informasi yang terkait dengan semua kondisi sumber
daya kawasan secara gambaran umum. Kondisi fisik
kawasan di antaranya letak dan luas, topografi, iklim
dan curah hujan, geologi dan tanah, serta hidrologi.

Letak dan Luas


Pulau Gebe merupakan suatu pulau kecil yang terletak
di antara Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara dan
Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Secara
administratif, Pulau Gebe termasuk dalam wilayah
Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera
Tengah, Provinsi Maluku Utara. Secara geografis,
kecamatan Pulau Gebe terletak di antara 0º–35º LU– Gambar 5 Peta kawasan Pulau Gebe, Kabupaten
0º–40º LS dan 128º–130º BT (Gambar 5). Sebelah Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara
utara dan selatan berbatasan dengan Laut Halmahera,
Kondisi Umum Kawasan 21

Tabel 7 Desa-desa yang terdapat di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku
Utara, tahun 2014
No. Nama Desa Jarak dengan Ibu Kota Kecamatan (km) Luas (km2)
1. Kapaleo 0,2 5,3
2. Elfanun 0,2 3,5
3. Kacepi 0,5 6,1
4. Yam 0,5 3,9
5. Sanafi Mamin 3,0 13,7
6. Sanaf Kacepo 10,0 38,0
7. Umera 24,0 27,5
8. Umiyal 22,0 13,6
Total - 111,6
Sumber: Kecamatan Pulau Gebe dalam Angka (2013)

Pemerintah Kecamatan Pulau Gebe membawahi pulau yang berpenduduk, yaitu Pulau Gebe dan Pulau
delapan desa, yaitu Desa Kapaleo, Elfanun, Kacepi, Yoi. Desa-desa hampir semuanya berada di Pulau Gebe
Yaam, Sanafi Mamin, Sanaf Kacepo, Umera, dan dan hanya Desa Umiyal yang berada pada Pulau Yoi.
Umiyal. Ibu kota kecamatan berada di Desa Kapaleo.
Di samping itu, terdapat 2 (dua) pulau, yaitu Pulau
Letak dan luas masing-masing desa dan pulau terdapat
Sae dan Pulau Piai yang masih dalam perselisisihan
pada Tabel 7.
wilayah antara Kabupaten Halmahera Tengah dengan
Kecamatan Pulau Gebe terdiri beberapa pulau, tidak Kabupaten Raja Ampat. Bilamana kedua pulau tersebut
hanya Pulau Gebe saja. Terdapat 5 (lima) pulau yang diputuskan sebagai wilayah Kabupaten Halmahera
sudah secara formal merupakan wilayah Kecamatan Tengah sehingga bertambah jumlah pulau di Kecamatan
Pulau Gebe, yaitu Pulau Wailon, Pulau Gebe, Pulau Pulau Gebe. Luas masing-masing pulau yang termasuk
Yoi, Pulau Uta, dan Pulau Fau. Namun hanya 2 (dua) wilayah Kecamatan Pulau Gebe disajikan pada Tabel 8.
Pengembangan Wisata Bahari
22
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 8 Pulau-pulau di wilayah Kecamatan Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara
No. Nama Pulau Luas (km2)
1. Wailon 0,5
2. Pulau Gebe 98,0
3. Yoi 15,0
4. Uta 7,0
5. Fau 9,0
Total 129,5
Sumber: Kecamatan Pulau Gebe dalam Angka (2013)

Topografi Kontur dan Kedalaman Laut


Kecamatan Pulau Gebe memiliki wilayah yang terdiri a. Pulau Yoi (sisi bagian dalam)
dari beberapa pulau. Kondisi topografi pada Pulau
Lokasi ini terletak di dalam teluk di Pulau Yoi. Areal
Gebe cenderung bergelombang, sedangkan pada pulau
ini memiliki kedalaman rata-rata dua meter. Terumbu
lainnya relatif datar dan landai. Kawasan Pulau Gebe
karang dijumpai dalam spot-spot tertentu, terpisah satu
yang bergelombang terdiri dari perpaduan antara
dengan yang lain. Dasar perairan adalah pasir berwarna
ekosistem hutan dataran rendah, hutan pantai, dan
putih dan pecahan karang. Wilayah tepian banyak
ekosistem pesisir yang terdiri dari perbukitan. Sebagian
sekali ditumbuhi lamun, tempat ini menjadi wilayah
besar dari pulau tersebut merupakan wilayah dari hutan
persinggahan penyu mencari makan. Arus yang tercatat
lindung. Adapun pulau-pulau lain dengan topografi
di bagian yang diamati (bagian depan teluk) memiliki
datar dan cenderung landai terdapat hutan pantai pada
kecepatan yang sangat tinggi, dengan kecepatan rata-
ekosistem pesisir.
rata 17–50 cm/detik dan mengarah ke barat daya hingga
selatan. Arus ini diperkirakan timbul akibat pergerakan
keluar masuk massa air yang mengikuti pasang dan
surut. Kelandaian di lokasi ini berkisar antara 2,3
hingga 4,6 derajat.
Kondisi Umum Kawasan 23

Gambar 7 Kontur dan kedalaman laut bagian luar


Pulau Yoi

c. Umera
Pengamatan di bagian selatan Pulau Gebe, di Teluk
Umera, dengan luasan 9,4 ha. Sepanjang teluk memiliki
tubir yang cukup dalam, hingga 25 meter atau lebih,
serta penuh dengan terumbu karang. Di beberapa bagian
tepian teluk ditumbuhi oleh lamun berbagai jenis. Arus
yang tercatat di bagian ini memiliki kecepatan rata-rata
Gambar 6 Kontur dan kedalaman laut bagian dalam 5–17 cm/detik dengan arah yang tidak menentu. Arah
Pulau Yoi utama yang tercatat adalah ke barat, ke utara hingga
b. Pulau Yoi (sisi bagian luar) tenggara. Arus ini diperkirakan timbul oleh arus utama
dari Pasifik ke Laut Banda, dan proses pasang surut di
Pengamatan di bagian luar Teluk Yoi, dengan luas Laut Banda. Kelandaian di lokasi berkisar antara 22
pengamatan empat hektare. Bagian luar Teluk Yoi hingga 45 derajat.
memiliki tubir yang cukup dalam, hingga 20 meter atau
lebih. Sepanjang tubir penuh dengan terumbu karang.
Arus yang tercatat di bagian ini memiliki kecepatan rata-
rata 16–23 cm/detik dengan arah utama ke timur. Arus
ini diperkirakan timbul oleh arus utama dari Pasifik ke
Laut Banda. Kelandaian di lokasi berkisar antara 14
hingga 19 derajat.
Pengembangan Wisata Bahari
24
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Pasifik ke Laut Banda yang masuk melalui selat antara


Pulau Fao dengan Pulau Gebe.
Kelandaian terumbu karang terjal dengan kemiringan
33 hingga 45 derajat. Pada saat pengambilan data
lapangan, dijumpai penyu (satu ekor) sedang mencari
makan (nipping) di sekitar lokasi terumbu karang.

Gambar 8 Kontur dan kedalaman laut Umera

d. Kapaleo
Pengamatan di bagian barat daya Pulau Gebe, di
Kapaleo, dilakukan pengamatan atas luasan 3,74 ha. Gambar 9 Kontur dan kedalaman laut Kapaleo
Sepanjang teluk memiliki tubir yang cukup dalam,
hingga 8 meter atau lebih, serta penuh dengan terumbu e. Fao (inlet)
karang. Ditepian, tidak dijumpai vegetasi lamun. Arus Pengamatan di bagian barat daya Pulau Gebe (di Pulau
yang tercatat dibagian ini memiliki kecepatan rata-rata Fao), dilakukan pengamatan pada luasan area 1,8 ha.
3–6 cm/detik dengan arah stabil menuju barat daya. Sepanjang teluk memiliki tubir hingga 20 meter atau
Arus ini diperkirakan timbul oleh arus utama dari lebih, dengan terumbu karang terdapat di sekitar
Kondisi Umum Kawasan 25

lokasi. Di tepian, tidak dijumpai vegetasi lamun. Arus jam. Pulau Gebe juga dilalui oleh garis khatulistiwa
yang tercatat di area ini memiliki kecepatan rata-rata sehingga akan terasa lebih panas suhu udaranya.
3–9 cm/detik dengan arah stabil menuju timur dan
Berdasarkan klasifikasi iklim Schimdt dan Ferguson,
tenggara. Arus ini diperkirakan timbul oleh arus utama
daerah Pulau Gebe bertipe iklim B, yaitu termasuk ke
dari Pasifik ke Laut Banda yang masuk melalui selat
dalam daerah basah. Curah hujan rata-rata daerah ini
antara Pulau Fao dengan Gebe.
adalah 1.869,4 mm/tahun. Pulau Gebe memiliki dua
Kelandaian terumbu karang cukup landai dengan musim, yaitu musim hujan dan kemarau yang diselingi
kemiringan 4 hingga 13 derajat. Pada saat pengambilan oleh musim pancaroba. Musim hujan berlangsung pada
data lapangan, tidak dijumpai penyu di lokasi, akan bulan Desember sampai Februari, sedangkan musim
tetapi penyu dijumpai sedang bergerak (satu ekor, kemarau pada bulan Agustus sampai dengan Desember
berenang bebas) mengarah ke Kapaleo. yang diselingi oleh musim pancaroba pada bulan
November-Desember.
Cuaca di kawasan Pulau Gebe dipengaruhi oleh angin
laut berdasarkan arah sumber pergerakan angin. Ada
dua jenis angin yang dikenal oleh masyarakat Pulau
Gebe yang memengaruhi cuaca, yaitu angin utara dan
angin selatan. Angin utara bergerak dari arah utara
Pulau Gebe, yaitu berasal dari Samudera Pasifik dan
membawa awan yang memiliki banyak kandungan air
sehingga berpotensi turun hujan. Angin selatan bergerak
Gambar 10 Kontur dan kedalaman laut Fao dari arah Pulau Halmahera yang bersifat kering sehingga
akan menimbulkan cuaca panas serta tidak berpotensi
hujan.
Iklim dan Curah Hujan
Pulau Gebe memiliki iklim tropis yang dipengaruhi Geologi dan Tanah
oleh iklim laut tropis. Berdasarkan hal tersebut, iklim
Pulau Gebe sangat dipengaruhi oleh kondisi lautan yang Tanah di Pulau Gebe adalah jenis tanah kapur yang
bervariasi dengan bagian wilayah lain seperti Halmahera terhampar pada hampir seluruh kawasan Pulau
Utara, Halmahera Tengah atau Barat, Bacan, dan Gebe. Tanah pada Pulau Gebe berada dalam suatu
Kepulauan Sula. Suhu udara berkisar antara 28˚–33˚C perkembangan dan kedalaman yang bervariasi dengan
dengan rata-rata kelembapan 86,42% dan penyinaran drainase baik, tekstur tanah halus, kesuburan yang
matahari 54,42% dengan kecepatan angin 4,25 km/ relatif rendah dengan penutupan vegetasi yang jarang.
Pengembangan Wisata Bahari
26
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Hal tersebut secara relatif juga memengaruhi erosi Pulau Gebe memiliki sumber air tawar pada bagian
permukaan, sehingga sering ditemukan tanah-tanah utara karena masih terdapat berbagai tumbuhan
dengan kedalaman solum dangkal sampai sedang kelompok pepohonan dengan ukuran besar dan rapat.
dengan tingkat perkembangan lemah sampai sedang. Keberadaan pepohonan tersebut mampu menyimpan
dan menjaga kondisi air tawar dengan baik. Selain itu,
Tanah Pulau Gebe terbagi kedalam tiga lapisan, yaitu
air tawar juga bersumber dari resapan air hujan yang
lapisan batuan kapur, lapisan pasir, dan lapisan humus.
meresap dan tersimpan di dalam tanah. Kondisi air
Lapisan batuan kapur merupakan lapisan terdasar pada
tawar pada kawasan ini terbatas, rentan terhadap gejala
Pulau Gebe. Lapisan tersebut berasal dari zat kapur
penyusupan air laut dan kontaminasi limbah cair.
yang sudah mengeras selama ribuan tahun dan timbul
Kondisi air tawar tidak melimpah karena tidak semua
ke permukaan tanah. Lapisan pasir merupakan lapisan
bagian wilayah pulau terdapat air tawar. Semakin
yang kedua dengan ketebalan lebih tipis dibandingkan
mendekat ke arah pantai maka sumber air tawar akan
dengan lapisan kapur. Pasir yang terkandung dalam
semakin sulit ditemui karena lapisan tanahnya yang
tanah di Pulau Gebe menjadikan daya serap tanah
berupa kapur dengan kondisi dalam sehingga sulit
terhadap air sangat tinggi yang menyebabkan tidak ada
untuk membuat sumur gali.
aliran air yang terdapat di permukaan daratan Pulau
Gebe. Lapisan tanah berupa humus merupakan lapisan Sumber air bersih warga bervariasi sesuai dengan kondisi
teratas di Pulau Gebe. Namun lapisan ini hanya terdapat keberadaan air tawar dalam tanah. Masyarakat pada
pada bagian utara dan selatan pulau. Lapisan tersebut bagian utara pulau Gebe, yaitu pada Desa Kapaleo,
merupakan area yang ditumbuhi tanaman-tanaman, Elfanun, Kacepi, Yam, dan Sanafi Mamin tidak mampu
baik jenis pohon maupun non-pohon. Ketebalan untuk mengusahakan air bersih untuk kebutuhan hidup.
lapisan tanah humus sekitar 40 cm dengan tingkat erosi Masyarakat di desa-desa tersebut memperoleh bantuan
yang tinggi. dari PT ANTAM (Persero) Tbk. dalam pengadaan
air bersih melalui sumur bor (Gambar 11). Air tawar
Hidrologi ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari, terutama
Pulau Gebe memiliki potensi hidrologi berupa air asin,
untuk kebutuhan air minum dengan membuat sumur.
tawar, dan payau. Potensi air asin sangat melimpah
Kebutuhan air bersih untuk desa-desa lainnya diperoleh
karena Pulau Gebe merupakan sebuah pulau kecil yang
penduduk dari sumur gali.
berada di Selat Halmahera Tengah sehingga seluruh
batas wilayahnya dikelilingi oleh perairan Laut Maluku
dan Samudera Pasifik.
Kondisi Umum Kawasan 27

Kondisi Biotik Kawasan Tumbuhan pada daerah perbukitan pada umumnya


didominasi oleh pohon-pohon berkayu yang berada
Kondisi biotik kawasan terkait pada potensi makhluk di kawasan hutan lindung Pulau Gebe. Beberapa
hidup yang terdapat pada kawasan. Informasi utama contoh pepohonan di hutan lindung Pulau Gebe yaitu
yang disajikan pada kondisi biotik adalah kondisi flora rasamala, meranti, dan kayu hitam. Daerah perbukitan
dan fauna. yang agak rendah dan cenderung landai biasanya
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menanam pohon
Keanekaragaman Flora pala sebagai komoditas perkebunan masyarakat Pulau
Pulau Gebe memiliki jumlah flora yang melimpah Gebe terutama oleh masyarakat di Desa Umera.
dan akan memengaruhi evapotranspirasi sehingga Daerah pesisir sebagian besar telah ditanami oleh
berpengaruh pula pada jumlah penyimpanan air tawar tanaman perkebunan kelapa yang merupakan komoditas
di dalam tanah pulau ini (Delinom dan Lubis 2007). utama masyarakat Pulau Gebe. Akan tetapi, pada daerah
Kondisi flora pada Pulau Gebe dibagi ke dalam dua tepi-tepi pantai terdapat tumbuhan-tumbuhan seperti
kelompok yaitu tumbuhan di daerah perbukitan dan cemara (Casuarina aquisentifolia), ketapang (Terminalia
tumbuhan di daerah pesisir. catappa), pandan laut (Pandanus oddoratisimus), dan
sukun (Artocarpus communis) (Gambar 12).

(a) (b)
Gambar 11 Sumber air bersih masyarakat: (a) Air bersih bantuan PT ANTAM (Persero) Tbk. dan (b) Air bersih dari
sumur gali
Pengembangan Wisata Bahari
28
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Keanekaragaman Fauna seperti cakalang (Katsuwonus pelamis). Terumbu


Karang didominasi oleh hard coral serta pada waktu-
Pulau Gebe merupakan daerah yang memiliki waktu tertentu dapat dijumpai lumba-lumba dan paus
keanekaragaman jenis fauna yang melimpah baik yang melintas di laut sebelah timur Pulau Gebe.
di daratan maupun perairan laut. Satwa di daratan
dikelompokkan ke dalam satwa liar dan hewan ternak.
Satwa liar yang terdapat di Pulau Gebe pada umumnya
banyak ditemukan pada kawasan hutan lindung.
Mayoritas satwa berasal dari kelompok burung,
diantaranya termasuk burung yang dilindungi seperti
elang dan kakatua. Selain itu, Pulau Gebe memiliki
mamalia endemik yaitu kuskus gebe (Phalanger
alexandrae) yang pernah ditemukan di hutan lindung
di Desa Umera.
Wilayah Kecamatan Pulau Gebe memiliki lautan yang
lebih luas dibandingkan dengan daratan. Oleh karena
itu, potensi satwa di perairan sangat beranekaragam (a) (b)
seperti jenis ikan (Tabel 9). Jenis ikan yang dominan Gambar 12 Flora yang dominan pada Pulau Gebe:
adalah kelompok ikan demersal serta ikan pelagis (a) Kelapa, (b) Pandan Laut

Tabel 9 Jenis ikan yang ditemukan di Perairan Pulau Gebe


No Ordo No Famili No Spesies
1 Myliobatiformes 1 Dasyatidae 1 Taeniura lymma
2 Mugiliformes 2 Mugilidae 2 Chelon subviridis
3 Beloniformes 3 Belonidae 3 Tylosurus crocodilus crocodilus
3 Exocoetidae 4 Cypselurus sp.
4 Beryciformes 4 Holocentridae 5 Myripristis chryseres
6 Neoniphon aurolineatus
7 Neoniphon opercularis
8 Sargocentron rubrum
9 Sargocentron spiniferum
5 Scorpaeniformes 5 Scorpaenidae 10 Pterois volitans
Kondisi Umum Kawasan 29

Tabel 9 Jenis ikan yang ditemukan di Perairan Pulau Gebe (lanjutan)


No Ordo No Famili No Spesies
6 Perciformes 6 Serranidae 11 Anyperodon leucogrammicus
12 Cephalopholis argus
13 Cephalopholis miniata
14 Epinephelus amblycephalus
15 Epinephelus caeruleopunctatus
16 Epinephelus malabaricus
17 Epinephelus fuscoguttatus
7 Apogonidae 18 Apogon semilineatus
19 Cheilodipterus quinquelineatus
20 Sphaeramia orbicularis
8 Carangidae 21 Carangoides caeruleopinnatus
22 Caranx papuensis
9 Lutjanidae 23 Lutjanus argentimaculatus
24 Lutjanus bohar
25 Lutjanus ehrenbergii
26 Macolor niger
10 Caesionidae 27 Caesio caerulaurea
11 Haemulidae 28 Plectorhinchus polytaenia
12 Lethrinidae 29 Lethrinus harak
30 Lethrinus amboiensis
31 Lethrinus erythropterus
32 Scolopsis lineatus
13 Mullidae 33 Upeneus sulphureus
34 Upeneus vittatus
14 Chaetodontidae 35 Chaetodon adiergastos
36 Chaetodon guentheri
37 Chaetodon lunula
38 Chaetodon melannotus
Pengembangan Wisata Bahari
30
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 9 Jenis ikan yang ditemukan di Perairan Pulau Gebe (lanjutan)


No Ordo No Famili No Spesies
39 Chaetodon ocellicaudus
40 Chaetodon oxycephalus
41 Chaetodon trifasciatus
42 Chaetodon vagabundus
43 Forcipiger longirostris
44 Heniochus diphreutes
45 Heniochus monoceros
46 Heniochus varius
15 Pomacanthidae 47 Centropyge bicolor
48 Centropyge nox
49 Geniacanthus sp.
50 Geniachanthus melanospilos
51 Pygoplites diacanthus
16 Pomacentridae 52 Abudefduf vaigiensis
53 Acanthochromis polyacanthus
54 Amblyglyphidodon curacao
55 Amphiprion melanopus
56 Chromis analis
57 Chromis caudalis
58 Chromis lepidolepis
59 Chromis ternatensis
60 Chromis xanthura
61 Chrysiptera springeri
62 Chrysiptera talboti
63 Chrysiptera unimaculata
64 Dascyllus aruanus
65 Dascyllus melanurus
66 Dischistodus melanotus
Kondisi Umum Kawasan 31

Tabel 9 Jenis ikan yang ditemukan di Perairan Pulau Gebe (lanjutan)


No Ordo No Famili No Spesies
67 Pomacentrus adelus
68 Pomacentrus coelestis
69 Pomacentrus lepidogenys
70 Pomacentrus milleri
71 Pomacentrus molluccensis
72 Stegastes lividus
73 Stegastes nigricans
17 Labridae 74 Diproctacanthus xanthurus
75 Halichoeres hortulanus
76 Halichoeres prosopeion
77 Labroides dimidiatus
78 Labroides pectoralis
79 Thalassoma hardwickei
18 Scaridae 80 Bolbometopon muricatum
81 Cetoscarus bicolor
82 Chlorururs sordidus
83 Scarus psittacus
19 Blenniidae 84 Aspidontus taeniatus
20 Siganidae 85 Siganus canaliculatus
86 Siganus punctatus
87 Siganus guttatus
88 Siganus javus
89 Siganus lineatus
21 Zanclidae 90 Zanclus cornutus
22 Acanthuridae 91 Acanthurus albipectoralis
92 Acanthurus nigricans
93 Acanthurus pyroferus
94 Ctenochaetus striatus
Pengembangan Wisata Bahari
32
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 9 Jenis ikan yang ditemukan di Perairan Pulau Gebe (lanjutan)


No Ordo No Famili No Spesies
95 Naso hexacanthus
96 Zebrasoma scopas
23 Scomberidae 97 Auxis thazard thazard
98 Euthynnus affinis
99 Katsuwonus pelamis
100 Scomberomorus commerson
101 Thunnus obesus
102 Thunnus albacares
7 Tetraodontiformes 24 Balistidae 103 Melichthys vidua
104 Odonus niger
Sumber: Studi Potensi Perikanan Pulau Gebe (2012)

Berdasarkan habitat yang ditempati oleh ikan, ikan


yang tertangkap dominan menempati habitat laut
khususnya demersal (14 spesies) terumbu karang (71
spesies), diikuti padang lamun (8 spesies), dan laut-
pelagis (7 spesies). Kondisi ini tidak mengherankan
karena Pulau Gebe dikelilingi oleh laut dan terumbu
karang yang luas seperti di Desa Umera, Pulau Fao, dan
wilayah Telaga Pulau Yoi. Berdasarkan jenis makanan
dominan, terdapat empat kelompok fungsional yaitu
zooplaktivora (didominasi oleh ikan terumbu karang,
ikan kepe-kepe), moluskivora (didominasi oleh ikan
dasar, pari), krustasivora (didominasi oleh ikan di
padang lamun, beronang), dan piscivora (didominasi
oleh ikan pelagis ukuran besar, tuna).

Gambar 13 Ikan karang hasil pancingan anak-anak di


perairan Pulau Gebe
Kondisi Umum Kawasan 33

Kondisi Sosial Budaya Masyarakat 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk
laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.469
Masyarakat Pulau Gebe memiliki karakteristik beragam jiwa (50,74%) dan perempuan 2.397 jiwa (49,26%).
yang berasal dari berbagai kebudayaan. Data sosial Jumlah penduduk Kecamatan Pulau Gebe menurut
budaya masyarakat Pulau Gebe terdiri atas demografi, jenis kelamin per desa disajikan pada Tabel 10.
mata pencaharian, pendidikan, agama, sarana, dan
prasarana, serta kesehatan. Berdasarkan data Tabel 10 secara keseluruhan
Kecamatan Pulau Gebe yang berada di wilayah
Kabupaten Halmahera Tengah tergolong dalam kategori
Demografi tidak padat dengan menggunakan ketentuan menurut
Kecamatan Pulau Gebe berpenduduk sebanyak 4.866 Undang-Undang Nomor 56/PRP/1960. Dalam hal ini
jiwa yang tersebar dalam delapan desa. Perbedaan pengelompokan wilayah berdasarkan tingkat kepadatan
jumlah penduduk pada setiap desa dipengaruhi oleh penduduk lainnya menurut Undang-Undang tersebut
letak geografis dari masing-masing desa dan aksesibiltas adalah tidak padat (≤ 50 jiwa/Km2), kurang padat (51–
menuju desa. Jumlah penduduk Kecamatan Pulau Gebe 250 jiwa/Km2), cukup padat (251–400 jiwa/Km2) dan
menurut jenis kelamin relatif berimbang dengan rasio sangat padat (lebih dari 400 jiwa/Km2).
jenis kelamin (RJK) sebesar 103 yang berarti pada setiap

Tabel 10 Komposisi penduduk Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, tahun 2012
Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk
No Desa Luas Wilayah (Km2) Rasio Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total Jiwa/Km2 Klasifikasi
1. Umera 62,94 307 277 584 110,8 9 Tidak Padat
2. Sanafi 31,33 230 240 470 95,8 15 Tidak Padat
3. Kacepi 11,78 212 203 415 104,4 35 Tidak Padat
4. Kapaleo 10,86 560 543 1.103 103,1 102 Kurang Padat
5. Umiyal 62,07 332 343 665 96,8 11 Tidak Padat
6. Sanaf Kacepo 23,32 182 165 347 110,3 15 Tidak Padat
7. Yam 11,44 160 186 345 86,5 30 Tidak Padat
8. Elfanun 10,12 486 441 927 110,2 92 Kurang Padat
Total 223,85 2.469 2.397 4.866 103,0 22 Tidak Padat
Sumber: Kecamatan Pulau Gebe dalam Angka (2013)
Pengembangan Wisata Bahari
34
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Desa Kapaleo yang merupakan pusat pemerintahan Desa Umiyal. Dengan kondisi tersebut penduduk
Kecamatan Pulau Gebe memiliki jumlah penduduk Desa Umiyal tercatat 665 jiwa, tetapi yang berada di
terbanyak, yaitu 1.103 jiwa dan merupakan desa Pulau Yoi (Desa Umiyal) hanya sekitar 200 orang yang
dengan penduduk terpadat (102 jiwa/km2, klasifikasi mayoritas bekerja di perkebunan kelapa dan sebagian
kurang padat). Desa Kapaleo merupakan desa yang sebagai nelayan di Pulau Yoi.
terbentuk bersamaan dengan keberadaan PT ANTAM
(Persero) Tbk. di Pulau Gebe. Pusat kegiatan PT Mata Pencaharian
ANTAM (Persero) Tbk. menjadi penggerak utama
Masyarakat Kecamatan Pulau Gebe memanfaatkan
perekonomian masyarakat di Kecamatan Pulau Gebe
berbagai sumber daya alam yang terdapat pada
berada di Desa Kapaleo. Sejalan dengan hal tersebut,
kawasannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Desa Kapaleo tumbuh lebih pesat dibandingkan dengan
Saat ini sebagian besar masyarakat memiliki mata
wilayah lain di Kecamatan Pulau Gebe. Desa Kapaleo
pencaharian berkebun. Namun ada pula masyarakat
memiliki berbagai fasilitas dan infrastruktur lebih baik
yang memiliki mata pencaharian sebagai peternak,
serta merupakan pusat perekonomian lokal.
budi daya ikan dengan keramba jaring apung dan
Desa Umiyal yang merupakan satu-satunya desa memanfaatkan hasil alam lainnya, terutama sebagai
yang berada di Pulau Yoi memiliki keunikan pada nelayan.
penduduknya. Penduduk Desa Umiyal yang berjumlah
Usaha perkebunan di Kecamatan Pulau Gebe,
665 jiwa tidak semua tinggal di Pulau Yoi. Sejak PT
terutama perkebunan kelapa rakyat, berkembang dan
ANTAM (Persero) Tbk. beroperasi di Pulau Gebe,
menjadi sumber pendapatan utama masyarakat setelah
penduduk Desa Umiyal berdatangan ke Pulau Gebe
perusahaan tambang tidak beroperasi. Bahkan dengan
untuk bekerja dan mencari peluang usaha. Penduduk
besarnya produksi kelapa ini memberikan keyakinan
migran dari Pulau Yoi ini pada umumnya lebih banyak
pada masyarakat bahwa di Pulau Gebe sangat layak
tinggal di Pulau Gebe (bisa disebut menetap) dengan
dibangun pabrik minyak kelapa. Komoditas perkebunan
pertimbangan untuk menghemat biaya dan waktu
lainnya yang juga diusahakan oleh masyarakat adalah
pada saat bekerja di perusahaan. Namun demikian,
cengkeh, pala dan kakao. Tabel 11 menunjukkan data
status kependudukan mereka masih sebagai penduduk
perkebunan rakyat di Kecamatan Pulau Gebe.
Kondisi Umum Kawasan 35

Tabel 11 Perkebunan rakyat di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara,
tahun 2012
Desa*
No Jenis Perkebunan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kelapa
Luas Areal (Ha) 77 142 40 6 73 75 ** ** 413
Jumlah Petani (KK) 116 139 114 26 132 92 ** ** 619
Produksi (Ton) 63 134 73 6 75 68 ** ** 419
2. Cengkeh
Luas Areal (Ha) - 7 - 2 - 3 - - 12
Jumlah Petani (KK) - 29 - 20 - 31 - - 80
Produksi (Ton) - 1 - 0,5 - 0,5 - - 2
3. Pala
Luas Areal (Ha) 84 62 45 4 - 41 ** ** 236
Jumlah Petani (KK) 24 20 80 12 - 72 ** ** 196
Produksi Biji (Ton) 0,4 0,3 0 0 - 6 ** ** 6,7
Produksi Fuli (Ton) 0,02 0,02 0 0 - 2 ** ** 2,04
4. Kakao
Luas Areal (Ha) 73 40 - - - 45 ** ** 158
Jumlah Petani (KK) 78 96 - - - 86 ** ** 260
Produksi (Ton) 10 9 - - - 8 ** ** 27
Sumber: Kecamatan Pulau Gebe dalam Angka (2013)
Keterangan: *) 1: Umera, 2: Sanafi, 3: Kacepi, 4: Kapaleo, 5: Umiyal, 6: Sanaf Kacepo, 7: Yam, 8: Elfanun
**) Tidak tersedia data

Kelapa diolah oleh masyarakat menjadi kopra (daging dijual ke pengumpul di Pulau Gebe dengan harga
kelapa tua yang diasap). Proses pembuatan kopra Rp3.000,00/kg, sedangkan jika masyarakat menjual
dilakukan sekitar 13 hari dengan tahapan proses yang ke Ternate dapat memperoleh harga Rp6.000,00/kg.
dimulai dengan pengambilan buah kelapa yang sudah Namun, mengingat waktu tempuh yang sangat lama,
tua, mengambil daging buah kelapa, dan pengasapan. masih lebih banyak petani yang menjual ke Pulau Gebe.
Panen buah kelapa biasanya dapat dilakukan setiap 2 Selanjutnya, para pedagang pengumpul di Pulau Gebe
atau 3 bulan sekali. Selanjutnya kopra pada umumnya tersebut menjual ke Ternate.
Pengembangan Wisata Bahari
36
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Perkebunan pala rakyat di Pulau Gebe dikelola secara Masyarakat Pulau Gebe memiliki penghasilan yang
kelompok atau keluarga. Perkebunan pala memperoleh cukup tinggi dibandingkan masyarakat daerah lain
perhatian yang cukup besar dari Pemerintah Daerah karena pendapatan yang dihasilkan melalui penangkapan
(Pemda) Halmahera Tengah dan perusahaan yang ikan. Penghasilan yang tinggi juga berbanding lurus
berada Kecamatan Pulau Gebe dengan memberikan dengan biaya hidup yang dikeluarkan. Berbagai harga
bantuan bibit tanaman dan pendampingan bagi kebutuhan hidup di Pulau Gebe cukup tinggi karena
kelompok petani pala. Lokasi perkebunan pala biasanya akses yang ditempuh untuk membeli kebutuhan hidup
berdekatan juga dengan kebun kelapa. Harga jual biji tersebut cukup jauh yaitu ke Kota Weda dan waktu
pala per kilogram sebesar Rp50.000,00–Rp70.000,00, tempuh mencapai 12 jam dengan menggunakan kapal.
sedangkan harga bunga pala lebih tinggi yaitu
Selain perikanan tangkap dan perkebunan, masyarakat
Rp90.000,00–Rp100.000,00 per kilogram.
Pulau Gebe juga melakukan usaha pembudidayaan
Masyarakat Pulau Gebe yang bermata pencaharian rumput laut dan ikan kerapu di keramba jaring apung.
sebagai nelayan dapat memanfaatkan potensi dan Usaha ini mulai dilakukan masyarakat sejak tahun
sumber daya perairan laut. Beberapa jenis ikan karang 2007. Perkembangan usaha ini fluktuatif, artinya
yang sering diperoleh oleh nelayan Pulau Gebe kadang menguntungkan dan kadang merugi karena
antara lain kerapu, lolosi, dan kakap. Selain itu, Pulau memiliki ketergantungan pada pengusaha besar sebagai
Gebe yang merupakan bagian dari wilayah Kepulauan mitra usaha.
Halmahera memiliki posisi yang strategis sebagai tempat
penangkapan ikan. Kepulauan Halmahera Tengah yang Pendidikan
berada di wilayah Pasifik memiliki potensi perikanan
Kondisi pendidikan masyarakat Kecamatan Pulau
tangkap cakalang yang besar karena secara alamiah
Gebe cukup baik. Kecamatan Pulau Gebe memiliki
migrasi ikan cakalang dari Laut Maluku ke Lautan
sarana sekolah, mulai dari TK sampai dengan SMA
Pasifik melintasi wilayah Kepulauan Raja Ampat.
(Tabel 12). Selain itu, jumlah guru juga tersedia secara
Kondisi tersebut memberikan dorongan yang kuat
mencukupi. Khusus pada Desa Umiyal yang berada di
kepada masyarakat untuk melakukan usaha perikanan
Pulau Yoi hanya terdapat sekolah sampai dengan tingkat
tangkap di wilayah perairan Halmahera Tengah sejak
SMP sehingga jika para siswa yang akan melanjutkan ke
dahulu kala. Usaha perikanan tangkap sangat potensial
jenjang SMA harus bermukim di Pulau Gebe.
untuk menghasilkan komoditas perikanan tangkap
yang berorientasi pasar keluar daerah, seperti Weda dan
Ternate.
Kondisi Umum Kawasan 37

Agama akibat pertumbuhan ekonomi, khususnya dengan


pengembangan usaha pertambangan nikel yang dimulai
Masyarakat asli Pulau Gebe seluruhnya merupakan oleh PT ANTAM (Persero) Tbk. pada tahun 1978, maka
pemeluk Agama Islam. Hal ini berkaitan erat dengan cukup banyak penduduk pendatang di Pulau Gebe.
pengaruh Kesultanan Tidore. Bahkan sebagian besar Di antara para pendatang tersebut ada yang beragama
penduduk Pulau Gebe diyakini merupakan keturunan selain Islam. Tabel 13 menunjukkan ketersediaan
hulubalang (kapitan) pada Kesultanan Tidore. sarana ibadah yang terdapat di Pulau Gebe.
Namun demikian, sejalan dengan terbukanya wilayah

Tabel 12 Kondisi pendidikan di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara,
tahun 2012
SD SMP SMA
No. Desa
Sekolah Murid Guru Sekolah Murid Guru Sekolah Murid Guru
1. Umera 1 93 5 1 52 4 - - -
2. Sanafi 1 109 11 - - - - - -
3. Kacepi 2 215 16 1 25 5 1 75 13
4. Kapaleo 1 187 13 1 253 10 - - -
5. Umiyal 1 88 9 1 46 4 - - -
6. Sanaf Kacepo 1 82 8 - - - - - -

7. Yam* - - - - - - - - -
8. Elfanun 1 169 9 - - - 2 296 29
Jumlah 8 943 71 4 376 23 3 371 42
Sumber: Kecamatan Pulau Gebe dalam Angka (2013)
Keterangan: *Bergabung dengan Desa Kacepi
Pengembangan Wisata Bahari
38
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 13 Sarana ibadah di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, tahun
2012
Prasarana Ibadah
No. Desa
Masjid Musholla Gereja
1. Umera 1 - -
2. Sanafi 1 - -
3. Kacepi 1 - -
4. Kapaleo - 2 -
5. Umiyal 1 - -
6. Sanaf Kacepo 1 1 -
7. Yam - - -
8. Elfanun 1 1 2
Jumlah 6 4 2
Sumber: Kecamatan Pulau Gebe dalam Angka (2013)

Kesehatan anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan


kesehatan karena penyakit yang sangat serius, pasien
Sarana dan tenaga kesehatan di wilayah Kecamatan
harus dibawa ke rumah sakit yang ada di Kota Ternate.
Pulau Gebe masih terbatas. Meskpun demikian, sarana
Moda transportasi paling cepat (pesawat udara) hanya
tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
beroperasi 3 kali dalam seminggu, yaitu setiap Senin,
dalam hal memberikan pertolongan pertama bagi
Rabu, dan Jumat, yang hanya mampu mengangkut 11
masyarakat yang membutuhkan. Pelayanan kesehatan
penumpang. Lebih parah lagi bila yang sakit merupakan
di wilayah Elfanun (Puskesmas) memiliki tenaga
penduduk Desa Umiyal di Pulau Yoi.
dokter. Permasalahan muncul bilamana terdapat
Kondisi Umum Kawasan 39

Tabel 14 Kondisi sarana kesehatan masyarakat di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi
Maluku Utara, tahun 2012
Sarana Kesehatan
No. Desa
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu
1. Umera - - 1
2. Sanafi - 1 1
3. Kacepi - 1 1
4. Kapaleo - - 1
5. Umiyal - 1 1
6. Sanaf Kacepo - 1 1
7. Yam - - 1
8. Elfanun 1 - 1
Jumlah 1 4 8
Sumber: Kecamatan Pulau Gebe dalam Angka (2013)

Tabel 15 Kondisi tenaga kesehatan di Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku
Utara, tahun 2012
Tenaga Kesehatan
No. Desa
Dokter Perawat Bidan Bidan Desa Dukun Bayi
1. Umera - 1 1 1 1
2. Sanafi - 1 1 - 1
3. Kacepi - 1 1 1 1
4. Kapaleo - - - - -
5. Umiyal - 1 1 1 -
6. Sanaf Kacepo - 1 1 1 -
7. Yam - - - - -
8. Elfanun 2 16 3 - -
Jumlah 2 21 8 4 3
Sumber: Kecamatan Pulau Gebe dalam Angka (2013)
Pengembangan Wisata Bahari
40
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

(a) (b)
Gambar 14 Sarana kesehatan di Kecamatan Pulau Gebe: (a) Puskesmas Kecamatan Pulau Gebe, (b) Poskesdes Desa
Umera

Gambar 15 Aksesibilitas menuju Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah


Kondisi Umum Kawasan 41

Aksesibilitas Keterbatasan penerbangan dan kapasitas angkut


menjadikan lebih banyak masyarakat yang mau ke
Pulau Gebe dapat dijangkau melalui transportasi udara, Pulau Gebe dari Kota Ternate harus menggunakan
darat, dan laut dengan berbagai macam variasi jalur moda transportasi laut berupa kapal feri dari Kota
pilihan. Aksesibilitas menuju Pulau Gebe melalui udara Weda (Ibu kota Halmahera Tengah). Dari Kota
dimulai dari Jakarta (Pulau Jawa) menuju Kota Makassar Ternate menuju Kota Weda melalui Kota Sofifi (Ibu
(Sulawesi Selatan) untuk transit dan dilanjutkan ke kota Provinsi Maluku Utara) dengan menggunakan
Kota Ternate, Ibu kota Provinsi Maluku Utara yang feri yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
kemudian dilanjutkan ke Pulau Gebe (Gambar 15). moda transportasi darat menuju Kota Weda. Perjalanan
Hal yang menjadi permasalahan adalah penerbangan dengan feri dari Kota Weda menuju Pulau Gebe
dari Kota Ternate ke Pulau Gebe hanya dilakukan 3 dan sebaliknya hanya dengan frekuensi sekali setiap
kali dalam seminggu (Senin, Selasa, dan Rabu) dengan minggunya. Secara lengkap rute perjalanan menuju
menggunakan pesawat kecil yang berpenumpang hanya Pulau Gebe disajikan pada Tabel 16.
11 orang.

Tabel 16 Petunjuk perjalanan menuju Pulau Gebe, tahun 2014


No Rute Transportasi Kisaran Harga Waktu
1. Jakarta/Surabaya–Manado– • Pesawat Terbang: Garuda Rp850.000,00–Rp2.500.000,00 7–8 jam
Ternate Indonesia, Sriwijaya Air
dan Lion Air
• Kapal (via Semarang,
Surabaya, Makassar, dan
Bitung ) 5 hari
• KM Lambelu, KM
Sinabung, KM Dorolonda
dan KM Ngapulu
2. Jakarta/Surabaya - Makassar– Jalur udara via
Ternate Garuda Indonesia, Sriwijaya Air Rp850.000,00– Rp2.500.000,00 5 jam
dan Lion Air
3. Ternate–Sofifi Penyeberangan Ternate - Soffi
Speed Rp50.000,00 45 menit
Kapal Feri dari Bastiong Rp18.000,00 3 jam
4. Sofifi–Weda Jalur darat Rp100.000,00 3 jam
5. Ternate–Gebe Penerbangan Susi Air Rp250.000,00 1 jam
(Senin, Rabu, Jumat)
6. Weda–Gebe Pelayaran Feri (Jumat) Rp130.000,00 12 Jam
Potensi Wisata

Pulau Gebe memiliki potensi wisata yang tinggi.


Kawasan ini memiliki potensi alam dan budaya
masyarakat yang dapat dikembangkan dalam kelompok
kegiatan wisata seperti wisata alam, wisata pesisir, wisata
bahari, wisata budaya, wisata spiritual, dan wisata
kuliner. Pengelolaan yang optimal terhadap potensi
wisata di Pulau Gebe dapat menjadi objek ekowisata
unggulan dan memungkinkan wilayah ini untuk
menjadi daerah tujuan wisata baru yang tidak kalah
menariknya dibandingkan dengan daerah tujuan wisata
lainnya di Indonesia.

Wisata Keanekaragaman Hayati


Pulau Gebe memiliki sumber daya alam yang berpotensi
untuk dikembangkan sebagai kegiatan wisata alam
(Gambar 16). Potensi alam yang dimiliki berupa
keragaman flora dan fauna pada kawasan teresterial
Gambar 16 Sketsa persebaran potensi wisata di Pulau
Pulau Gebe. Keanekaragaman ini dapat dikembangkan
Gebe
sebagai kegiatan wisata alam dengan nilai edukasi yang
tinggi.
Pengembangan Wisata Bahari
44
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Keanekaragaman Jenis Ikan Holocentridae, Labridae, Lethrinidae, Pomacanthidae,


Pomacentridae, Serranidae, dan Siganidae. Sementara
Perairan di sekitar Pulau Gebe memiliki keanekaragaman itu, satu famili adalah kelompok ikan indikator.
jenis ikan yang sangat melimpah. Kondisi itu ditunjang Kelompok ini merupakan kelompok ikan yang menjadi
oleh kondisi laut yang masih sangat alami dan ciri kesehatan terumbu karang, yaitu Chaetodontidae.
berada pada wilayah perairan luas yaitu berdekatan
dengan Samudera Pasifik. Potensi ikan karang akan Kelimpahan ikan-ikan sangat tergantung pada
dikelompokkan berdasarkan lokasi potensial sebagai kesehatan terumbu karangnya. Pada daerah ini,
berikut: persentase penutupan karang sebesar 42,26% pada
kedalaman 6 m dan 47,60% pada kedalaman 2 m.
Pulau Yoi Besaran persentase tutupan karang ini termasuk dalam
Ikan karang yang ditemukan di perairan Pulau Yoi kategori cukup. Dengan kondisi demikian masih cukup
(khususnya di daerah Telaga) pada kedalaman 2–6 mendukung kehadiran dan kehidupan ikan-ikan karang
meter terdiri atas 11 famili dan 43 spesies (Tabel 17). di Telaga Pulau Yoi. Kehadiran famili Chaetodontidae
Sebagian besar didominasi oleh famili Pomacentridae menunjukkan bahwa karang masih dalam kondisi
(14 spesies). Selain itu, famili lain yang ditemukan sehat.
adalah Chaetodontidae (6 spesies), Holocentridae (5 Berdasarkan kondisi terumbu karang dan ikan yang
spesies), Labridae (4 spesies), Apogonidae, Siganidae berasosiasi dengan karang, daerah ini memungkinkan
(masing-masing 3 spesies), Acanthuridae, Lethrinidae, untuk dimanfaatkan sebagai daerah snorkeling dan
Pomacanthidae (masing-masing 2 spesies), dan diving bagi penikmat karang dan ikan karang. Namun
Haemulidae, Serranidae (masing-masing 1 spesies). Pada perlu pula menjadi catatan tentang kondisi tutupan
kedalaman 6 meter ditemukan 34 spesies, sedangkan terumbu karang yang berada pada titik kritis (cukup).
pada kedalaman 2 meter ditemukan 32 spesies. Oleh karena itu, pada beberapa zona di daerah ini
Dari 11 famili yang teridentifikasi, 10 famili ikan perlu dilakukan rehabilitasi terumbu karang. Dengan
merupakan ikan target. Kelompok ikan ini adalah demikian diharapkan tutupan karang meningkat dan
ikan yang dijadikan target penangkapan nelayan, kelimpahan ikan turut meningkat.
yaitu Acanthuridae, Apogonidae, Haemulidae,
Potensi Wisata 45

Tabel 17 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Pulau Yoi, tahun 2014
Kedalaman
No. Famili No. Spesies
2 meter 6 meter
1 Acanthuridae 1 Acanthurus nigricans √ √
2 Ctenochaetus striatus √ √
2 Apogonidae 3 Apogon semilineatus √ √
4 Cheilodipterus quinquelineatus √
5 Sphaeramia orbicularis √ √
3 Chaetodontidae 6 Chaetodon adiergastos √ √
7 Chaetodon guentheri √
8 Chaetodon lunula √ √
9 Chaetodon melannotus √ √
10 Chaetodon ocellicaudus √
11 Chaetodon trifasciatus √
4 Haemulidae 12 Plectorhinchus polytaenia √ √
5 Holocentridae 13 Myripristis chryseres √ √
14 Neoniphon aurolineatus √
15 Neoniphon opercularis √
16 Sargocentron rubrum √ √
17 Sargocentron spiniferum √ √
6 Labridae 18 Diproctacanthus xanthurus √
19 Haliochoeres prosopeion √ √
20 Labroides dimidiatus √
21 Thalassoma hardwickei √ √
7 Lethrinidae 22 Scolopsis lineatus √ √
23 Lethrinus erythropterus √
8 Pomacanthidae 24 Centropyge nox √
25 Geniachanthus melanospilos √
9 Pomacentridae 26 Abudefduf vaigiensis √ √
27 Amphiprion melanopus √ √
Pengembangan Wisata Bahari
46
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 17 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Pulau Yoi, 2014 (lanjutan)
Kedalaman
No. Famili No. Spesies
2 meter 6 meter
28 Chromis analis √ √
29 Chromis caudalis √ √
30 Chrysiptera springeri √ √
31 Chrysiptera unimaculata √
32 Dascyllus aruanus √ √
33 Dascyllus melanurus √ √
34 Dischistodus melanotus √
35 Pomacentrus adelus √ √
36 Pomacentrus coelestis √
37 Pomacentrus lepidogenys √
38 Pomacentrus mollucensis √ √
39 Stegastes lividus √
10 Serranidae 40 Epinephelus fuscoguttatus √
11 Siganidae 41 Siganus canaliculatus √
42 Siganus coralinus √
    43 Siganus doliatus   √

Perairan Desa Umera Mugilidae, Zanclidae masing-masing diwakili olah satu


spesies. Ikan yang teridentifikasi hidup berasosiasi pada
Hasil identifikasi ikan yang terdapat di perairan Umera
karang di kedalaman 2–5 meter. Pada kedalaman 2
berjumlah 13 famili dan 52 spesies (Tabel 18). Seperti
meter ditemukan 35 spesies, sedangkan pada kedalaman
halnya di daerah Telaga Pulau Yoi, Pomacentridae
5 meter ditemukan 44 spesies.
mendomiasi jumlah spesies ikan di perairan Umera
(16 spesies). Famili lainnya adalah Chaetodontidae Dari ikan yang ada, 12 famili tergolong sebagai ikan
(11 spesies), Acanthuridae, Labridae (masing-masing target, sedangkan satu famili dikategorikan sebagai
5 spesies), Holocentridae (4 spesies), Pomacanthidae ikan indikator. Ikan-ikan yang dikategorikan sebagai
(3 spesies), Siganidae (2 spesies). Sementara famili ikan target yaitu Acanthuridae, Apogonidae, Balistidae,
Apogonidae, Balistidae, Bleniidae, Lethrinidae, Bleniidae, Holocentridae, Labridae, Lethrinidae,
Potensi Wisata 47

Mugilidae, Pomacanthidae, Pomacentridae, Siganidae, persentase tutupan karang sebesar 84,26% (2 m) dan
dan Zanclidae. Sementara kelompok indikator adalah 70,30% (5 m). Dengan kondisi tutupan karang masih
Chaetodontidae. baik dan sangat baik, tidak mengherankan bila pada
daerah ini memiliki jumlah spesies ikan paling banyak
Kepadatan ikan-ikan ini di perairan sangat bergantung
dibandingkan dengan dua tempat lainnya (Pulau Yoi
dari kesehatan terumbu karangnya. Bila salah satu
dan Pulau Fao). Pada kondisi demikian, daerah ini
penilaian kesehatan karang dicerminkan dari persentase
sangat cocok untuk dikembangkan sebagai daerah
tutupan karang, terumbu karang di daerah ini masih
wisata snorkeling dan diving.
dalam kategori baik (5 m) dan sangat baik (2 m) dengan

Tabel 18 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Desa Umera, tahun 2014
Kedalaman
No. Famili No. Spesies
2 meter 5 meter
1 Acanthuridae 1 Acanthurus nigricans √
2 Acanthurus pyroferus √ √
3 Ctenochaetus striatus √
4 Naso hexacanthus √
5 Zebrasoma scopas √ √
2 Apogonidae 6 Sphaeramia orbicularis √
3 Balistidae 7 Melichthys vidua √
4 Blenniidae 8 Aspidontus taeniatus √
5 Chaetodontidae 9 Chaetodon adiergastos √
10 Chaetodon guentheri √ √
11 Chaetodon lunula √ √
12 Chaetodon ocellicaudus √
13 Chaetodon oxycephalus √
14 Chaetodon trifasciatus √ √
15 Chaetodon vagabundus √
16 Forcipiger longirostris √ √
17 Heniochus diphreutes √ √
18 Heniochus monoceros √ √
Pengembangan Wisata Bahari
48
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 18 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Desa Umera, tahun 2014 (lanjutan)
Kedalaman
No. Famili No. Spesies
2 meter 5 meter
19 Heniochus varius √ √
6 Holocentridae 20 Neoniphon aurolineatus √
21 Neoniphon opercularis √
22 Sargocentron rubrum √ √
23 Sargocentron spiniferum √ √
7 Labridae 24 Halichoeres hortulanus √
25 Halichoeres prosopeion √
26 Labroides dimidiatus √
27 Labroides pectoralis √
28 Thalassoma hardwickei √ √
8 Lethrinidae 29 Lethrinus erythropterus √
9 Mugilidae 30 Chelon subviridis √
10 Pomacanthidae 31 Centropyge bicolor √
32 Pygoplites diacanthus √
33 Geniachanthus melanospilos √
11 Pomacentridae 34 Abudefduf vaigiensis √ √
35 Acanthochromis polyacanthus √
36 Amblyglyphidodon curacao √
37 Chromis analis √ √
38 Chromis caudalis √ √
39 Chromis lepidolepis √ √
40 Chromis xanthura √ √
41 Chrysiptera springeri √
42 Dascyllus aruanus √ √
43 Dascyllus melanurus √ √
44 Dischistodus melanotus √ √
45 Pomacentrus coelestis √
Potensi Wisata 49

Tabel 18 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Desa Umera, tahun 2014 (lanjutan)
Kedalaman
No. Famili No. Spesies
2 meter 5 meter
46 Pomacentrus milleri √ √
47 Stegastes lividus √ √
48 Stegastes nigricans √ √
49 Chrysiptera unimaculata √ √
12 Siganidae 50 Siganus canaliculatus √ √
51 Siganus coralinus √ √
13 Zanclidae 52 Zanclus cornutus √ √

Pulau Fao menentukan kepadatan ikan karang. Persentase tutupan


karang di perairan ini adalah 46,96% (kedalaman
Ikan karang yang teridentifikasi di perairan selatan
12 m) dan 67,38% (kedalaman 2 m). Keadaan yang
Pulau Fau terdiri atas 31 spesies dan 8 famili (Tabel 19).
demikian masih cukup mendukung kehadiran ikan
Famili Pomacentridae (12 spesies) merupakan ikan yang
karang di perairan tersebut. Pada kedalaman 12 meter
mendominasi perairan ini. Di samping itu, spesies dari
ditemukan 19 spesies, sedangkan pada kedalaman 2
famili Chaetodontidae juga ditemukan dalam jumlah
meter ditemukan 23 spesies.
relatif banyak (7 spesies), diikuti oleh Acanthuridae,
Labridae, Pomacanthidae (masing-masing 3 spesies), Dengan kondisi fauna ikan dan tutupan karang, maka
dan Balistidae, Bleniidae, Scorpaenidae (masing-masing daerah ini masih cocok dikembangkan sebagai daerah
1 spesies). wisata snorkeling dan diving. Namun, perlu perhatian
khusus karena wilayah ini merupakan daerah lalu lintas
Pada perairan ini, ikan karang dikelompokkan menjadi
moda transportasi laut. Terumbu karang di wilayah ini
dua kategori yaitu kategori ikan target dan ikan
juga memerlukan upaya transplantasi mengingat pada
indikator. Ikan target meliputi Acanthuridae, Labridae,
beberapa lokasi terdapat terumbu karang yang mati.
Pomacanthidae, Pomacentridae, Balistidae, Bleniidae,
Scorpaenidae. Sementara ikan indikator diisi oleh Keanekaragaman jenis ikan karang yang melimpah di
ikan Chaetodontidae. Kehadiran ikan Chaetodontidae perairan Pulau Gebe memiliki status kelangkaan yang
menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang beragam. Jenis-jenis ikan yang dilindungi terdapat pada
cenderung masih sehat. Kondisi karang yang sehat akan Tabel 20.
Pengembangan Wisata Bahari
50
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 19 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Pulau Fao, tahun 2014
Kedalaman
No. Famili No. Spesies
2 meter 12 meter
1 Acanthuridae 1 Acanthurus albipectoralis √
2 Acanthurus pyroferus √
3 Zebrasoma scopas √
2 Balistidae 4 Melichthys vidua √
3 Blenniidae 5 Aspidontus taeniatus √
4 Chaetodontidae 6 Chaetodon oxycephalus √
7 Chaetodon trifasciatus √ √
8 Chaetodon vagabundus √
9 Forcipiger longirostris √ √
10 Heniochus diphreutes √ √
11 Heniochus monoceros √ √
12 Heniochus varius √ √
5 Labridae 13 Halichoeres hortulanus √
14 Halichoeres prosopeion √
15 Labroides pectoralis √
6 Pomacanthidae 16 Centropyge bicolor √
17 Pygoplites diacanthus √
18 Geniachanthus melanospilos √
7 Pomacentridae 19 Acanthochromis polyacanthus √
20 Amblyglyphidodon curacao √
21 Chromis analis √ √
22 Chromis lepidolepis √ √
23 Chromis ternatensis √ √
24 Chromis xanthura √ √
25 Chrysiptera talboti √
Potensi Wisata 51

Tabel 19 Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Pulau Fao, tahun 2014 (lanjutan)
Kedalaman
No. Famili No. Spesies
2 meter 12 meter
26 Dascyllus aruanus √ √
27 Dascyllus melanurus √ √
28 Dischistodus melanotus √
29 Pomacentrus milleri √
30 Stegastes nigricans √
8 Scorpaenidae 31 Pterois volitans √

Tabel 20 Status kelangkaan ikan karang di perairan Pulau Gebe, tahun 2014
No Ordo No Famili No Spesies Status
1 Myliobatiformes 1 Dasyatidae 1 Taeniura lymma NT
2 Mugiliformes 2 Mugilidae 2 Chelon subviridis NE
3 Beloniformes 3 Belonidae 3 Tylosurus crocodilus crocodilus NE
3 Exocoetidae 4 Cypselurus sp. NE
4 Beryciformes 4 Holocentridae 5 Myripristis chryseres NE
6 Neoniphon aurolineatus NE
7 Neoniphon opercularis NE
8 Sargocentron rubrum NE
9 Sargocentron spiniferum NE
5 Scorpaeniformes 5 Scorpaenidae 10 Pterois volitans NE
6 Perciformes 6 Serranidae 11 Anyperodon leucogrammicus LC
12 Cephalopholis argus LC
13 Cephalopholis miniata LC
14 Epinephelus amblycephalus DD
15 Epinephelus coioides NT
16 Epinephelus fuscoguttatus NT
7 Apogonidae 17 Apogon semilineatus DD
Pengembangan Wisata Bahari
52
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 20 Status kelangkaan ikan karang di perairan Pulau Gebe, tahun 2014 (lanjutan)
No Ordo No Famili No Spesies Status
18 Cheilodipterus quinquelineatus NE
19 Sphaeramia orbicularis NE
8 Carangidae 20 Carangoides caeruleopinnatus NE
21 Caranx papuensis NE
9 Lutjanidae 22 Lutjanus argentimaculatus NE
23 Lutjanus bohar NE
24 Lutjanus ehrenbergii NE
25 Macolor niger NE
10 Caesionidae 26 Caesio sp. NE
11 Haemulidae 27 Plectorhinchus polytaenia NE
12 Lethrinidae 28 Lethrinus erythracanthus NE
29 Lethrinus erythropterus NE
30 Scolopsis lineatus NE
13 Mullidae 31 Upeneus sulphureus NE
32 Upeneus vittatus NE
14 Chaetodontidae 33 Chaetodon adiergastos LC
34 Chaetodon guentheri LC
35 Chaetodon lunula LC
36 Chaetodon melannotus LC
37 Chaetodon ocellicaudus DD
38 Chaetodon oxycephalus LC
39 Chaetodon trifasciatus LC
40 Chaetodon vagabundus LC
41 Forcipiger longirostris LC
42 Heniochus diphreutes LC
43 Heniochus monoceros LC
44 Heniochus varius LC
15 Pomacanthidae 45 Centropyge bicolor LC
Potensi Wisata 53

Tabel 20 Status kelangkaan ikan karang di perairan Pulau Gebe, tahun 2014 (lanjutan)
No Ordo No Famili No Spesies Status
46 Centropyge nox LC
47 Geniacanthus sp. LC
48 Geniachanthus melanospilos LC
49 Pygoplites diacanthus LC
16 Pomacentridae 50 Abudefduf vaigiensis NE
51 Acanthochromis polyacanthus NE
52 Amblyglyphidodon curacao NE
53 Amphiprion melanopus NE
54 Chromis analis NE
55 Chromis caudalis NE
56 Chromis lepidolepis NE
57 Chromis ternatensis NE
58 Chromis xanthura NE
59 Chrysiptera springeri NE
60 Chrysiptera talboti NE
61 Chrysiptera unimaculata NE
62 Dascyllus aruanus NE
63 Dascyllus melanurus NE
64 Dischistodus melanotus NE
65 Pomacentrus adelus NE
66 Pomacentrus coelestis NE
67 Pomacentrus lepidogenys NE
68 Pomacentrus milleri LC
69 Pomacentrus molluccensis NE
70 Stegastes lividus NE
71 Stegastes nigricans NE
17 Labridae 72 Diproctacanthus xanthurus LC
73 Halichoeres hortulanus LC
Pengembangan Wisata Bahari
54
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 20 Status kelangkaan ikan karang di perairan Pulau Gebe, tahun 2014 (lanjutan)
No Ordo No Famili No Spesies Status
74 Halichoeres prosopeion LC
75 Labroides dimidiatus LC
76 Labroides pectoralis LC
77 Thalassoma hardwickei LC
18 Scaridae 78 Bolbometopon muricatum V
79 Scarus sp. NE
19 Blenniidae 80 Aspidontus taeniatus NE
20 Siganidae 81 Siganus canaliculatus NE
82 Siganus corallinus NE
83 Siganus doliatus NE
84 Siganus javus NE
85 Siganus lineatus NE
21 Zanclidae 86 Zanclus cornutus NE
22 Acanthuridae 87 Acanthurus albipectoralis LC
88 Acanthurus nigricans LC
89 Acanthurus pyroferus LC
90 Ctenochaetus striatus LC
91 Naso hexacanthus LC
92 Zebrasoma scopas LC
23 Scomberidae 93 Auxis thazard thazard LC
94 Euthynnus affinis LC
95 Katsuwonus pelamis LC
96 Scomberomorus commerson NT
97 Thunnus alalunga NT
98 Thunnus albacares NT
7 Tetraodontiformes 24 Balistidae 99 Melichthys vidua NE
100 Odonus niger NE
Potensi Wisata 55

Keanekaragaman Jenis Burung alam di Pulau Gebe. Setiap pagi dan sore dapat dengan
mudah ditemukan burung-burung paruh bengkok,
Keanekaragaman jenis burung di daratan Pulau Gebe, burung air, dan burung madu yang terbang dan
Pulau Fao, dan Pulau Yoi sangat tinggi dan sangat bertengger di pesisir pantai serta kawasan hutan lindung
potensial untuk dikembangkan dalam atraksi wisata di Pulau Gebe.

Tabel 21 Beberapa potensi keanekaragaman jenis burung di Kecamatan Pulau Gebe, tahun 2014
Status Spesies*)
No. Nama Jenis Nama Latin
PP No. 7 Th. 1999 IUCN APPENDIX
1 Burung madu sriganti Nectarinia jugularis - - -
2 Cikalang besar Fregata minor - - -
3 Kuntul besar Egretta alba - - -
4 Elang bondol Haliastur indus √ - II
5 Elang laut perut putih Haliaeetus leucogaster √ - II
6 Umukia raja Tadorna radjah - - -
7 Trinil pantai Actitis hypoleucos - - -
8 Nuri kalung ungu Eos squamata - - II
9 Kakatua putih Cacatua alba √ VU II
10 Gajahan timur Numenius madagascariensis √ - -
11. Gajahan kecil Numenius minutus √ - II
12. Gajahan penggala Numenius phaeoptus √ - -
13. Dara laut kumis Childonias hybrida flufiatilis √ - -
14. Dara laut sayap putih Childonias leucotera √ - -
15. Dara laut tiram Gelochelidon nilotica √ - -
16. Junai emas minata Caloenas nicobarica √ NT I
17. Kukabura perut merah Dacelo gaudichaud √ - -
18. Cekakak pantai Halcyon sourophaga sourophaga √ - -
Pengembangan Wisata Bahari
56
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 21 Beberapa potensi keanekaragaman jenis burung di Kecamatan Pulau Gebe, tahun 2014 (lanjutan)
Status Spesies*)
No. Nama Jenis Nama Latin
PP No. 7 Th. 1999 IUCN APPENDIX
19. Cekakak pita biasa Tanysiptera galatea galatea √ - -
20. Paok mopo Pitta erythrogaster bernsteini √ - -
21. Isap madu zaitun Lichmera argentauris chloris √ - -
Sumber: Temuan dan olahan data lapang (2014), Balai TN. Aketajawe Lalobata (2007)
*) Keterangan:
1. PP No. 7 Tahun 1999 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi
2. Kriteria Perlindungan Satwa Berdasarkan IUCN (2008) yaitu:
a. Vurnerable (VU)= Rawan
b. Near Threathened (NT) = Terancam
3. Kriteria Perlindungan Satwa Berdasarkan CITES, yaitu:
a. APPENDIX I= Terancam punah jika diperdagangkan
b. APPENDIX II = Akan terancam jika tidak diatur perdagangannya

Keanekaragaman Jenis Mamalia Genus : Phalanger

Kelompok mamalia di Pulau Gebe sangat menarik Species : Phalanger alexandrae


untuk menjadi atraksi wisata alam. Pulau Gebe memiliki Nama Lokal : Kuskus Gebe
mamalia endemik yang artinya satwa ini hanya dapat
Red List Category : Endangered (IUCN 2008)
dijumpai di Pulau Gebe yaitu kuskus gebe (Phalanger
alexandrae). Kuskus gebe tinggal di hutan lindung Kuskus gebe adalah satwa endemik dari Pulau Gebe,
Pulau Gebe terutama pada Desa Umera. Kabupaten Halmahera Tengah. Satwa ini ditemukan
Kingdom : Animalia pada tahun 1996 oleh Tim yang terdiri dari Leary,
Singadan, Menzies, Helgen, Wright, Allison, Flannery,
Filum : Chordata
Salas, dan Dickman. Menurut IUCN (2008), kuskus
Kelas : Mammalia merupakan satwa yang dapat dijumpai pada pulau kecil
Ordo : Diprotodontia yang hanya memiliki luas ± 150 km2 dengan daerah
persebaran yang sangat terbatas. Kuskus gebe hidup di
Famili : Phalangeridae hutan lindung Pulau Gebe pada ketinggian maksimal
Potensi Wisata 57

300 mdpl. Satwa ini tinggal pada pepohonan di


kawasan hutan lindung tersebut. Populasi kuskus gebe
diperkirakan sangat sedikit, terutama dipengaruhi oleh
habitat yang semakin berkurang karena pembukaan
kawasan hutan untuk perkebunan, perburuan oleh
masyarakat, dan pertambangan di Pulau Gebe.
Selain mamalia darat, di Pulau Gebe dijumpai juga
mamalia air seperti lumba-lumba dan paus yang secara
periodik melintasi perairan Pulau Gebe. Kelompok
mamalia air ini dapat dijumpai pada perairan bagian
timur hingga selatan Pulau Gebe karena fauna tersebut
bermigrasi dari Laut Pasifik menuju Laut Maluku.
Lumba-lumba dapat dengan mudah dilihat dari pantai
pada Desa Umera karena melintas tidak jauh dari Pantai
Umera.
Gambar 17 Kuskus Gebe (Phalanger alexandrae)
Wisata Pantai yang dapat dijumpai di Desa Umera
(Disbudpar Halmahera Tengah 2012)
Pulau Gebe memiliki potensi wisata pantai berupa
keindahan panorama alam pantai. Hampir seluruh
pesisir Pulau Gebe memiliki pantai dengan tipologi Wisata Bahari
landai, berpasir putih dan lembut, air yang jernih, Pulau Gebe memiliki potensi wisata bahari yang
gelombang yang bervariasi, serta terdapat terumbu sangat memesona. Kondisi laut Pulau Gebe memiliki
karang, satwa air, dan ekosistem padang lamun (Gambar karakteristik perairan yang cukup tenang, air yang
18). Pengembangan potensi wisata pantai Pulau Gebe jernih dan tampak berbagai variasi warna biru, topografi
dianggap penting karena kawasan pesisir Pulau Gebe bawah laut yang landai dan curam, kaya akan ikan,
merupakan salah satu objek terbaik untuk kegiatan serta keindahan terumbu karang. Berbagai karakteristik
wisata. Perencanaan wisata pada kawasan pesisir Pulau tersebut menjadikan kawasan pesisir Pulau Gebe dapat
Gebe harus mempertimbangkan kelestarian areal agar direncanakan sebagai lokasi berbagai aktivitas wisata
keindahan pesisir Pulau Gebe dapat terjaga. bahari seperti snorkeling, diving, dan kegiatan wisata
lainnya.
Pengembangan Wisata Bahari
58
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

arif memanfaatkan potensi laut Pulau Gebe, jumlah


penduduk yang tidak terlalu banyak serta kehidupan
masyarakat yang masih menjunjung tinggi kearifan-
kearifan lokal dalam aktivitas di laut ketika menangkap
ikan. Kesadaran masyarakat lokal untuk menjaga
sumber daya laut Pulau Gebe disebabkan karena
masyarakat secara umum bergantung pada potensi laut
dan secara sadar masyarakat harus memanfaatkan laut
(a) (b) secara bijaksana.
Pengamatan terhadap kondisi persentase tutupan
terumbu karang dan bentuk pertumbuhannya (lifeform)
di perairan Pulau Gebe dan sekitarnya dilakukan pada
4 (empat) Stasiun pengamatan dengan 8 (delapan) titik
sampling. Secara umum terumbu karang di perairan
Pulau Gebe merupakan tipe terumbu karang tepi
(fringing reef) dengan dasar perairan yang landai (flat)
dengan kemiringan < 350, meskipun pada beberapa
(c) (d) bagian pesisir Pulau Gebe terdapat beberapa perairan
yang memiliki drof off (tubir karang) dengan kemiringan
Gambar 18 Berbagai pantai di Kecamatan Pulau Gebe.
< 450. Namun pada daerah ini sebaran terumbu karang
(a) Pantai di Pulau Yoi, (b) Pantai di Desa
tidak lagi produktif pertumbuhannya. Hasil pengamatan
Umera, (c) Pantai di Utara Pulau Gebe,
persentase penutupan karang di Pulau Gebe memiliki
dan (d) Pantai di Desa Sanaf Kacepo
kategori cukup hingga sangat baik dengan persentase
Keindahan laut Pulau Gebe terjaga dengan adanya tutupan 42,26–84,26%, hasil perhitungan persentase
beberapa faktor pendukung yang menunjang kelestarian tutupan dapat dilihat pada Tabel 22.
areal laut. Disebabkan kondisi geografisnya, Pulau Gebe Persentase tutupan karang hidup lebih banyak
yang berada di sebelah tenggara Pulau Halmahera dan didominasi oleh genus Acropora dan Montipora
berdekatan dengan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya, disamping karang lunak (soft coral). Sementara karang
memiliki jarak yang cukup dekat dengan Pulau Gebe mati lebih banyak disebabkan oleh adanya aktitivitas
sehingga kondisi perairan tenang dan topografi landai masyarakat berupa pengeboman dan pengambilan
dengan kedalaman laut yang bervariasi. Faktor lainnya batu karang sebagai bahan bangunan dan cat rumah
adalah terkait dengan keberadaan manusia yang secara masyarakat setempat.
Potensi Wisata 59

Tabel 22 Persentase penutupan karang di perairan


Pulau Gebe
Stasiun Kedalaman Persentase Kategori
Tutupan
(%)
Pulau Yoi 2m 47,60 Cukup
6m 42,26 Cukup
Teluk Umera 2m 84,26 Sangat Baik
5m 70,30 Baik Gambar 19 Pantai telaga yang terdapat di Pulau Yoi
Pulau Fao 1 3m 57,56 Cukup
12 m 46,96 Cukup Di perairan telaga, dijumpai berbagai biota perairan
Pulau Fao 2 2m 67,38 Baik baik itu ikan, karang, ataupun hamparan lamun (sea
(Rep) 5m 50,86 Baik grass). Masyarakat umumnya memanfaatkan lokasi ini
Sumber: Data hasil analisis (2014) sebagai sarana wisata pantai, berjalan-jalan, berenang,
ataupun sekadar duduk-duduk di pinggiran telaga.
Pulau Yoi (Desa Umiyal) Akses transportasi ke Pulau Yoi, dapat ditempuh
Pulau Yoi merupakan salah satu pulau di Kecamatan menggunakan perahu atau speedboat atau longboat dari
Pulau Gebe yang memiliki potensi wisata pantai pelabuhan Kapaleo atau pantai di Desa Sanaf Kacepo
(pesisir) dan terumbu karang (untuk snorkeling). Pulau (Pulau Gebe). Perjalanan dari Kapaleo menuju Pulau
ini terletak di sebelah utara Pulau Gebe yang merupakan Yoi dapat ditempuh sekitar 3 jam (karena memutar
ibu kota kecamatan. Kondisi demikian dijumpai pulau), sedangkan perjalanan dari Sanaf Kacepo dapat
terutama di daerah telaga dan di sebelah timur pulau. ditempuh sekitar 45 menit.
Daerah ini dikenal dengan biota khas berupa kepiting
kenari (Birgus latro). Jenis biota ini termasuk jenis yang Kondisi Terumbu Karang Pulau Yoi
dilindungi oleh pemerintah. Persentase tutupan karang di perairan Pulau Yoi
Di wilayah telaga, kondisi pasir berwarna putih dengan kategori cukup dengan nilai persentase 42,26–47,60%.
hamparan dasar yang cukup luas mulai dari sebelah Pada kedalaman 2 meter terdapat Acropora Breanching
barat telaga sampai ke arah timur, dengan keadalaman dengan tutupan 27,4% memiliki kemampuan untuk
sekitar 1 m. Pada bagian tengah telaga, perairan agak bertahan hidup lebih baik dibandingkan dengan bentuk
dalam (3–4 m). Namun ke arah timur, perairan menjadi pertumbuhan (lifeform) karang lainnya, kemudian
dangkal lagi (sekitar 1 m) diikuti oleh Acropora digited. Indikasi kerusakan
Pengembangan Wisata Bahari
60
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 23 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 2


meter (lanjutan)
Lifeform Tutupan (cm) Persentase Tutupan (%)
ACD 400 8
AT 30 0,6
CM 70 1,4
CF 290 5,8
SC 60 1,2
ACS 80 1,6

Pada kedalaman 6 meter, lifeform terumbu karang lebih


didominasi oleh Acropora Submasive dengan tutupan
12,74% dan diikuti oleh Acropora tabulate. Indikasi
kerusakan karang lebih disebabkan oleh adanya
aktivitas pengeboman dan adanya hasil sedimentasi
arus air surut yang terbawa keluar dari telaga, yang
Gambar 20 Kondisi terumbu karang di telaga Pulau kemudian menutup polip-polip karang. Hal ini dapat
Yoi dilihat adanya patahan karang dan karang mati dengan
tutupan 28,34% dan 10,26% (Tabel 24).
terumbu karang lebih banyak disebabkan adanya
aktitivitas pengeboman dan penambangan karang di Tabel 24 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 6
mana patahan karang lebih didominasi di perairan ini meter
dengan nilai 37,6% (Tabel 23).
Persentase
Lifeform Tutupan (cm)
Tutupan (%)
Tabel 23 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 2
ACT 311 6,22
meter
ACS 637 12,74
Lifeform Tutupan (cm) Persentase Tutupan (%)
CM 300 6
ACB 1370 27,4
S 957 19,14
DC 350 7
R 1417 28,34
CB 30 0,6
CME 30 0,6
S 420 8,4
ACB 330 6,6
R 1880 37,6
SC 250 5
CME 20 0,4
Potensi Wisata 61

Tabel 24 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 6 Penilaian Potensi Wisata Pulau Yoi
meter (lanjutan)
Kesesuaian wisata snorkeling di Telaga Pulau Yoi masuk
Persentase kategori sesuai dengan nilai 36 (IKW 64,28%) (Tabel
Lifeform Tutupan (cm)
Tutupan (%) 25). Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah spesies
CB 30 0,6 ikan yang sedikit. Keadaan ini bisa disebabkan kondisi
CS 119 2,38 perairan dengan tingkat kecerahan yang rendah saat
ACD 40 0,8 survei.
OT 66 1,32
DC 513 10,26 Kesesuaian wisata diving di Telaga Pulau Yoi masuk
Keterangan: ACT (Acropora Tabular), ACS (Acropora Submassive), kategori sangat sesuai dengan nilai 40 (IKW 76,92%)
CM (Coral Massive), S (Sand), R (Rubble), CME (Tabel 26). Hal yang perlu diperhatikan pada kondisi
(Coral Millepora), ACB (Acropora Branching), SC ini adalah jumlah spesies ikan yang sedikit. Keadaan
(Soft Coral), CB (Non-Acropora Brancing), CS (Coral
ini bisa disebabkan kondisi perairan memiliki tingkat
Submassive), ACD (Acropora Digitate), OT (Others:
Ascidians, anemon, gorgonia, kima raksasa, timun laut, kecerahan yang rendah saat survei.
bulu babi, dan lainnya), DC (Dead Coral)
Kesesuaian wisata di Telaga Pulau Yoi masuk kategori
Kecerahan pada perairan ini berfluktuatif. Ketika air sangat sesuai dengan nilai 76 (IKW 94,73%) (Tabel
bergerak pasang, tingkat kecerahan 100%. Namun 27). Pada keadaan ini, hal yang perlu diperhatikan
ketika air bergerak surut, tingkat kecerahan hanya adalah jumlah spesies ikan yang sedikit. Keadaan ini
mencapai 65%. Hal ini disebabkan ketika arus bergerak bisa disebabkan kondisi perairan memiliki tingkat
surat lebih banyak membawa partikel-partikel pasir kecerahan yang rendah.
berlumpur yang ada di dalam laguna hingga kekeruhan
air menjadi sangat tinggi.

Tabel 25 Kesesuaian wisata snorkeling pada kedalaman 2 m di Pulau Yoi


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tutupan karang hidup % 3 47,6 2
2 Jenis life form 3 12 3
3 Jenis ikan karang jenis 2 9 1
4 Kecerahan perairan % 2 75 2 64,28%
5 Kecepatan arus m/detik 2 0,4 4
6 Kedalaman terumbu karang m 1 2 4
7 Lebar hamparan dasar karang (m) m 1 60 3
*Berdasarkan Yulianda (2007)
Pengembangan Wisata Bahari
62
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 26 Kesesuaian wisata diving pada kedalaman 6 m di Pulau Yoi


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tutupan karang dan benda bersejarah di laut % 3 42,6 2
2 Jenis life form 3 13 4
3 Jenis ikan karang jenis 2 9 1
76,92%
4 Kecerahan perairan % 2 90 4
5 Kecepatan arus m/detik 2 0,4 4
6 Kedalaman terumbu karang m 1 6 4
*Berdasarkan Yulianda (2007)

Tabel 27 Kesesuaian wisata pantai di Pulau Yoi


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tipe pantai - 3 pasir putih 4
2 Lebar pantai m 3 >15 4
3 Kedalaman dasar perairan m 3 0–2 4
4 Material dasar perairan - 2 Karang berpasir 3
5 Kecepatan arus m/detik 2 0,4 4
94,74%
6 Kemiringan pantai 2 <25 4
7 Kecerahan perairan m 1 >75 4
8 Penutupan lahan pantai - 1 Semak belukar rendah savana 3
9 Biota berbahaya 1 Relatif tidak ada 4
10 Ketersediaan air tawar km 1 0,5 3
*Berdasarkan Yulianda (2007)

Desa Umera cukup luas ke arah bagian timur (depan) dan terlihat
adanya degradasi (jernih putih ke biru) kedalaman yang
Pantai Umera merupakan pantai yang baik untuk mengarah ke arah bagian timur. Di pantai ini juga
kegiatan wisata (Gambar 21). Di wilayah ini, terdapat terdapat tempat tambatan perahu dan gazebo (sebagai
pasir putih yang menghampar sepanjang pantai mulai tempat berteduh).
dari sebelah utara sampai ke selatan. Hamparan tersebut
Potensi Wisata 63

Gambar 21 Pantai berpasir putih yang terdapat di Desa Umera

Gambar 22 Penampakan sekelompok lumba-lumba Gambar 23 Penampakan sekelompok lumba-lumba


spinner tidak jauh dari pantai jenis bottlenose tidak jauh dari pantai
Pengembangan Wisata Bahari
64
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Pantai Umera telah lama diketahui sebagai daerah


tempat rekreasi masyarakat lokal, terutama dari Desa
Kapaleo yang menjadi pusat kegiatan PT ANTAM
(Persero) Tbk. Pada saat hari libur, masyarakat
berkunjung ke Pantai Umera bersama keluarga ataupun
rekan-rekan.
Perjalanan menuju Umera dapat melalui jalan darat
ataupun laut dari Kapaleo yang merupakan ibu kota
Kecamatan Pulau Gebe. Perjalanan memerlukan waktu
sekitar 2 jam dengan mempergunakan perahu atau 1,5
jam dengan menggunakan mobil. Jalan darat cukup
bagus membentang dari Desa Kapaleo sampai Desa
Umera.
Selain pantai berpasir (putih), terdapat juga spot- Gambar 24 Ilustrasi sperm whale yang sering terdampar
spot untuk kegiatan snorkeling dan diving. Di wilayah di Teluk Umera
daratan Umera dijumpai juga adanya gua dan air
terjun. Teluk Umera merupakan lokasi persinggahan Kondisi Terumbu Karang Teluk Umera
lumba-lumba secara berkala. Kelompok lumba-lumba Kondisi terumbu karang di perairan Teluk Umera
masuk ke dalam Teluk Umera dalam rangka mencari berdasarkan persentase tutupan masuk kategori baik
makan berupa ikan-ikan kecil yang berlindung di hingga sangat baik dengan nilai persentase 70,30–
teluk. Lumba-lumba tersebut biasanya muncul pada 84,26%. Karang pada kedalaman 2 meter lebih
pagi hingga menjelang siang. Lumba-lumba tersebut didominasi oleh Acropora tabulate dengan tutupan
dapat dilihat dengan mata telanjang ataupun dengan 31,88% yang kemudian diikuti oleh soft coral (karang
menggunakan teropong (Gambar 22 dan 23). lunak) dengan tutupan 25,88%. Sementara tingkat
kerusakan terumbu karang lebih disebabkan sedimentasi
Perairan di sekeliling Pulau Gebe dan Yoi merupakan
yang ditunjukkan oleh karang 7,80% dan patahan
jalur migrasi paus dari pasifik menuju Laut Banda
karang 2,50%, (Tabel 28). Sementara pada kedalaman
atau menuju Samudera Hindia. Beberapa paus sering
6 meter, lifeform terumbu karang lebih didominasi oleh
terdampar ke tepian Pulau Gebe. Hal ini menjadi salah
Acropora tabulate dengan tutupan 17,62% dan diikuti
satu objek wisata bagi peneliti yang ingin menelusuri jalur
oleh Acropora submasive 16,72%. Dengan keberadaan
migrasi paus. Jenis paus yang sering terlihat di Teluk Umera
pasir dengan tutupan 33,88% (Tabel 29).
adalah jenis sperm whale (Physeter macrocephalus).
Potensi Wisata 65

Tabel 28 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 2 meter


Persentase
Lifeform Tutupan (cm)
Tutupan (%)
ACS 519 10,38
ACT 1594 31,88
SC 1294 25,88
DC 390 7,80
ACB 206 4,12
CF 183 3,66
CM 375 7,50
R 125 2,50
S 109 2,18
ACD 169 3,38
CMR 36 0,72
Keterangan: ACS (Acropora Submassive), ACT (Acropora Tabular), SC (Soft Coral), DC (Dead Coral), ACB (Acropora Branching), CF
(Coral Foliose), CM (Coral Massive), R (Rubble), S (Sand), ACD (Acropora Digitate), CMR (Coral Mushroom)

Tabel 29 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 6 meter


Persentase
Lifeform Tutupan (cm)
Tutupan (%)
SC 836 16,72
ACT 881 17,62
S 1694 33,88
CM 549 10,98
ACS 461 9,22
R 60 1,2
DC 106 2,12
CMR 62 1,24
CHL 76 1,52
CF 275 5,5
Keterangan: SC (Soft Coral), ACT (Acropora Tabular), S (Sand), CM (Coral Massive), ACS (Acropora Submassive), R (Rubble), DC (Dead
Coral), CMR (Coral Mushroom), CHL (Coral Heliopora), CF (Coral Foliose)
Pengembangan Wisata Bahari
66
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Karakteristik perairan Teluk Umera sangat dipengaruhi Berdasarkan perhitungan pada Tabel 32, diperoleh
oleh massa laut dalam, sehingga suhu perairan cenderung nilai sebesar 75 (IKW 98,68%). Dengan nilai tersebut
dingin dengan kisaran 27–29 oC. Tingkat kecerahan menunjukkan bahwa Teluk Umera sangat sesuai untuk
pada perairan ini 100%, dan terumbu karang tersebar dikembangkan sebagai daerah wisata pantai.
mulai dari 75 cm kedalaman 6 hingga 8 meter dengan
tingkat kemiringan <45°.

Penilaian Potensi Wisata Teluk Umera


Bedasarkan nilai kesesuaian untuk wisata snorkeling
di Pantai Umera adalah sangat sesuai dengan nilai 51
(IKW 89,28%) (Tabel 30). Keadaan ini didukung
dengan nilai penutupan karang yang sangat baik, jenis
lifeform yang baik, dan jenis ikan yang banyak.
Kesesuaian untuk diving di Pantai Umera juga sangat
sesuai dengan nilai 44 (IKW 84,61%) (Tabel 31).
Keadaan tersebut didukung dengan nilai penutupan
karang yang sangat baik, jenis lifeform yang baik, dan
jenis ikan yang banyak. Gambar 25 Kondisi terumbu karang di Umera

Tabel 30 Kesesuaian wisata snorkeling pada kedalaman 2 m di Desa Umera


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tutupan karang hidup % 3 84 4
2 Jenis lifeform 3 11 3
3 Jenis ikan karang jenis 2 34 3
4 Kecerahan perairan % 2 100 4 89,28%
5 Kecepatan arus m/detik 2 0,09 4
6 Kedalaman terumbu karang m 1 2 4
7 Lebar hamparan dasar karang (m) m 1 50 3

*Berdasarkan Yulianda (2007)


Potensi Wisata 67

Tabel 31 Kesesuaian wisata diving pada kedalaman5 m di Desa Umera


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tutupan karang dan benda bersejarah di laut % 3 70 3
2 Jenis life form 3 10 3
3 Jenis ikan karang jenis 2 34 3
84,61%
4 Kecerahan perairan % 2 100 4
5 Kecepatan arus m/detik 2 0,09 4
6 Kedalaman terumbu karang m 1 5 4

*Berdasarkan Yulianda (2007)

Tabel 32 Kesesuaian wisata pantai di Desa Umera


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tipe pantai - 3 Pasir putih 4
2 Lebar pantai m 3 >15 4
3 Kedalaman dasar perairan m 3 0–2 4
4 Material dasar perairan - 2 Pasir 4
5 Kecepatan arus m/ detik 2 0,09 4
98,68%
6 Kemiringan pantai 2 <25 4
7 Kecerahan perairan m 1 >75 4
8 Penutupan lahan pantai - 1 Kelapa, lahan terbuka 4
9 Biota berbahaya 1 Tidak ada 4
10 Ketersediaan air tawar km 1 0,5 3

*Berdasarkan Yulianda (2007)

Pulau Fao Pada bagian tengah pulau terdapat semacam teluk,


yang menghadap ke arah utara (Pulau Gebe). Di lokasi
Pulau Fao terdapat di sekitar Desa Kapaleo (Pulau ini dijumpai adanya pohon mangrove yang berjejer
Gebe). Pulau ini tidak berpenghuni dan merupakan mengelilingi teluk tersebut. Salinitas di wilayah ini
kawasan yang tidak tereksploitasi. Pada sisi pulau ini umumnya asin, namun ketika hujan pada bagian
terdapat terumbu karang, baik di timur, selatan maupun permukaan menjadi lebih tawar.
barat. Kondisi karang yang cukup baik dijumpai pada
bagian timur dan barat Pulau Fao.
Pengembangan Wisata Bahari
68
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Gambar 26 Pemandangan di sekitar Pulau Fao

Kondisi Terumbu Karang Pulau Fao 8,02% (Tabel 33). Terumbu karang pada kedalaman
12 meter lebih didominasi oleh karang lunak dengan
Stasiun 1
tutupan 10,74% dan diikuti oleh Acropora tabulate
Kondisi terumbu karang di perairan Pulau Fao 1 masuk 10,52%. Sementara tingkat kerusakan karang lebih
kategori cukup-baik dengan persentase 46,96–57,56%. ditunjukkan dengan patahan-patahan karang dan rubble
Sementara kedalaman 3 meter menunjukan bahwa soft dengan tutupan 27,96% dan 25,08%. (Tabel 34).
coral (karang lunak) dengan tutupan 13,42%, kemudian
Tingkat kecerahan pada perairan ini tergolong tinggi
diikuti oleh Acropora tabulate dengan tutupan 13,06%.
100%. Hal ini dimungkinkan karena sirkulasi aliran air
Indikasi kerusakan terumbu karang lebih banyak
yang baik hingga penetrasi cahaya masuk sampai pada
disebabkan proses sedimentasi yang ditunjukkan
dasar perairan.
patahan karang (21,40%) dan tutupan karang mati
Potensi Wisata 69

Tabel 33 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 3 meter


Lifeform Tutupan (cm) Persentase Tutupan (%)
ACD 219 4,38
SC 671 13,42
CE 146 2,92
S 915 18,30
ACT 653 13,06
CM 282 5,64
DCA 179 3,58
ACS 151 3,02
ACE 93 1,86
R 1070 21,40
TA 220 4,40
DC 401 8,02
Keterangan: ACD (Acropora Digitate), SC (Soft Coral), CE (Coral Encrusting), S (Sand), ACT (Acropora Tabular), CM (Coral Massive),
DCA (Dead Coral with Algae), ACS (Acropora Submassive), ACE (Acropora Encrusting), R (Rubble), DC (Dead Coral)

Tabel 34 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 12 meter


Lifeform Tutupan (cm) Persentase Tutupan (%)
CS 40 0,8
R 1254 25,08
ACB 382 7,64
ACS 372 7,44
CM 312 6,24
DC 1398 27,96
ACT 526 10,52
CME 10 0,2
CMR 10 0,2
CF 62 1,24
ACD 97 1,94
SC 537 10,74
Keterangan: CS (Coral Submassive), R (Rubble), ACB (Acropora Branching), ACB (Acropora Branching), CM (Coral Massive), DC (Dead
Coral), ACT (Acropora Tabular), CME (Coral Millepora), CMR (Coral Mushroom), CF (Coral Foliose), ACD (Acropora
Digitate), SC (Soft Coral)
Pengembangan Wisata Bahari
70
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Gambar 27 Kondisi terumbu karang di Pulau Fao Stasiun 1


Stasiun 2 (Rep Karang) pasir dengan tutupan 35,06% (Tabel 35). Kondisi
lifeform terumbu karang pada kedalaman 6 meter lebih
Kondisi terumbu karang di perairan Pulau Yoi
didominasi oleh soft coral (karang lunak) dengan nilai
menunjukkan kategori baik dengan kisaran persentase
19,24% dan diikuti oleh karang batu dengan nilai
tutupan 50,86–67,38%. Pada kedalaman 2 meter
15,38%. Indikasi kerusakan karang lebih disebabkan
menunjukan bahwa karang lunak dengan tutupan
oleh adanya aktivitas pengeboman yang ditunjukkan
33,08%, dan diikuti oleh karang batu. Indikasi
oleh patahan karang dengan nilai 36,54% (Tabel 36).
lingkungan abiotik ditunjukkan dengan keberadaan

Tabel 35 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 2 meter


Lifeform Tutupan (cm) Persentase Tutupan (%)
SC 1654 33,08
S 1753 35,06
CM 374 7,48
ACS 370 7,40
ACD 75 1,50
TA 61 1,22
Potensi Wisata 71

Tabel 35 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 2 meter (lanjutan)


Lifeform Tutupan (cm) Persentase Tutupan (%)
CS 22 0,44
ACT 63 1,26
CHL 296 5,92
ACE 206 4,12
R 77 1,54
OT 49 0,98
Keterangan: SC (Soft Coral), S (Sand), CM (Coral Massive), ACS (Acropora Submassive), ACD (Acropora Digitate), CS (Coral Submassive),
ACT (Acropora Tabular), CHL (Coral Heliopora), ACE (Acropora Encrusting), R (Rubble), OT (Others)

Tabel 36 Bentuk lifeform karang pada kedalaman 5 meter


Lifeform Tutupan (cm) Persentase Tutupan (%)
ACS 437 8,74
ACB 40 0,80
R 1827 36,54
CME 90 1,80
CM 769 15,38
DC 120 2,40
SC 962 19,24
S 510 10,20
CF 135 2,70
ACD 30 0,60
CS 40 0,80
CB 10 0,20
CMR 30 0,60
Keterangan: ACS (Acropora Submassive), ACB (Acropora Branching), R (Rubble), CME (Coral Millepora), CM (Coral Massive), DC
(Dead Coral), SC (Soft Coral), S (Sand), CF (Coral Foliose), ACD (Acropora Digitate), CS (Coral Submassive), CB (Non-
Acropora Branching), CMR (Coral Mushroom)
Pengembangan Wisata Bahari
72
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tingkat kecerahan perairan sangat tinggi. Hal ini Kesesuaian wisata diving di Pantai Pulau Fao adalah
disebabkan pada lokasi perairan ini memiliki aliran arus sangat sesuai dengan nilai 39 (IKW 75%) (Tabel 38).
sangat kuat. Bentuk geomorfologi perairan yang dalam Hal yang perlu diperhatikan adalah tutupan karang
ini menyebabkan perairan ini dijadikan sebagai gerbang hidup dan jumlah spesies ikan yang kurang banyak.
masuk keluar angkutan transportasi ke Pulau Gebe.

Penilaian Potensi Wisata Pulau Fao


Kesesuaian untuk kegiatan wisata snorkeling di Pantai
Pulau Fao adalah sangat sesuai dengan nilai 44 (IKW
78,57%) (Tabel 37). Hal yang perlu diperhatikan
adalah jumlah spesies ikan yang kurang banyak dan luas
hamparan dasar karang.
Gambar 28 Kondisi terumbu karang di Pulau Fao
Stasiun 2

Tabel 37 Kesesuaian wisata snorkeling pada kedalaman 3 m di Pulau Fao (Stasiun 1)


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tutupan karang hidup % 3 58 3
2 Jenis lifeform 3 12 3
3 Jenis ikan karang jenis 2 24 2
4 Kecerahan perairan % 2 90 4 78,57%
5 Kecepatan arus m/detik 2 0,05 4
6 Kedalaman terumbu karang m 1 3 4
7 Lebar hamparan dasar karang (m) m 1 30 2

*Berdasarkan Yulianda (2007)

Tabel 38 Kesesuaian wisata diving pada kedalaman 12 m di Pulau Fao (Stasiun 1; kedalaman 12 m)
No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tutupan karang hidup % 3 47 2
2 Jenis lifeform 3 12 3
3 Jenis ikan karang jenis 2 24 2
75%
4 Kecerahan perairan % 2 90 4
5 Kecepatan arus m/detik 2 0,05 4
6 Kedalaman terumbu karang m 1 12 4

*Berdasarkan Yulianda (2007)


Potensi Wisata 73

Tabel 39 Kesesuaian wisata snorkeling pada kedalaman 2 m di Pulau Fao (Stasiun 2)


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tutupan karang hidup % 3 67 3
2 Jenis lifeform   3 12 3
3 Jenis ikan karang jenis 2 24  2
4 Kecerahan perairan % 2  100 4 80,36%
5 Kecepatan arus m/detik 2  0,07 4
6 Kedalaman terumbu karang m 1  2 4
7 Lebar hamparan dasar karang (m) m 1 60  3

*Berdasarkan Yulianda (2007)

Tabel 40 Kesesuaian wisata diving pada kedalaman 5 m di Pulau Fao (Stasiun 2)


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tutupan karang dan benda bersejarah di laut % 3 51 3
2 Jenis lifeform 3 13 4
3 Jenis ikan karang jenis 2 24 2
86,54%
4 Kecerahan perairan % 2 100 4
5 Kecepatan arus m/detik 2 0,08 4
6 Kedalaman terumbu karang m 1 5 4
*Berdasarkan Yulianda (2007)

Tabel 41 Kesesuaian wisata pantai di Pulau Fao


No Parameter* Satuan Bobot* Nilai Terukur Skor IKW
1 Tipe pantai - 3 Berpasir, karang, sedikit terjal 2
2 Lebar pantai m 3 3–10 2
3 Kedalaman dasar perairan m 3 2–4 3
4 Material dasar perairan - 2 Karang, berpasir 3
5 Kecepatan arus m/detik 2 >0,5 1
56,58%
6 Kemiringan pantai 2 45–75 2
7 Kecerahan perairan m 1 50–75 3
8 Penutupan lahan pantai - 1 Belurkar tinggi 2
9 Biota berbahaya 1 Bulu babi 3
10 Ketrsediaan air tawar km 1 1–2 2

*Berdasarkan Yulianda (2007)


Pengembangan Wisata Bahari
74
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Kesesuaian untuk kegiatan wisata snorkeling di Pantai keberadaan goa pada kawasan karst tersebut memiliki
Pulau Fao adalah sangat sesuai dengan 45 (IKW 80,36%) berbagai peran penting menurut Day (2011) adalah:
(Tabel 39). Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah
1. Habitat bagi beberapa flora dan fauna
spesies ikan di lokasi tersebut yang sedikit.
2. Bentang lahan unik yang memiliki mineral langka
Kesesuaian wisata diving di Pantai Pulau Fao adalah seperti gamping dan lain-lain.
sangat sesuai dengan nilai 45 (IKW 86,54%) (Tabel 40).
Berkaitan dengan hal tersebut yang perlu diperhatikan 3. Wilayah yang memiliki nilai sejarah budaya
adalah jumlah spesies ikan yang sedikit. 4. Wilayah yang penting bagi pengembangan berbagai
ilmu pengetahuan
Kesesuaian wisata pantai di Pantai Pulau Fao adalah
sesuai dengan nilai 43 (IKW 56,58%) (Tabel 41). 5. Tempat pelaksanaan kegiatan religius dan spiritual
Kondisi yang perlu diperhatikan adalah tipe pantai 6. Wilayah pengembangan pertanian dan industri
sedikit terjal, material dasar perairan berkarang, dan khusus
kehadiran biota berbahaya seperti bulu babi.
7. Lokasi untuk memahami kondisi hidrologis
regional
Wisata Goa dan Air Terjun 8. Sebagai tempat rekreasi dan wisata yang memiliki
Kawasan Pulau Gebe sebagian besar merupakan nilai tinggi
kawasan ekosistem karst. Sebagai suatu ekosistem, Pulau Gebe memiliki tiga goa yang dapat dengan
karst merupakan suatu kesatuan yang unik baik dilihat mudah dijumpai karena aksesnya tidak sulit yaitu Goa
dari aspek fisik, biotik, maupun sosial masyarakatnya Wetef, Goa Desa Umera, dan Goa Desa Kapaleo.
(Worosuprojo 2000). Menurut Haryono (2004) secara Ketiga goa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda
umum karst dicirikan oleh: dan menarik untuk dinikmati suasananya.
1. Terdapatnya cekungan tertutup dan atau lembah a. Goa Wetef
kering dalam berbagai ukuran dan bentuk,
Goa Wetef adalah goa yang terletak di bagian utara
2. Langkanya atau tidak terdapatnya drainase/sungai Pulau Gebe tepatnya pada tanjung Pulau Gebe. Goa
permukaan, dan Wetef memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi karena
3. Terdapatnya goa dan sistem drainase bawah merupakan tempat tinggal dari keturunan pertama
tanah. nenek moyang masyarakat asli Pulau Gebe yang
bermarga Wetefwagya dan bernama Wetef. Letak
Goa-goa yang terdapat di Pulau Gebe berpotensi untuk
Goa Wetef hanya berjarak sekitar 200 m dari pantai.
dikembangkan untuk kegiatan ekowisata. Selain itu,
Goa Wetef berbentuk horizontal dan memiliki mulut
Potensi Wisata 75

goa yang menyerupai gerbang besar. Goa ini memiliki


mulut goa yang luas dengan tinggi sekitar 7 m dan lebar
10 m. Goa Wetef memiliki stalagtit dan stalagmit yang
indah dengan terdapat pula ruangan-ruangan pada
dalam goa. Dapat dijumpai pula satwa-satwa seperti
kelelawar dan walet yang tinggal di dalam goa. Dalam
goa ini juga terdapat lubang yang berupa jalan lorong
dengan panjang mencapai 4 km.
b. Goa di Desa Umera
(a) (b)
Goa di Desa Umera terletak sekitar 250 m dari tepi
Gambar 29 Goa Wetef. (a) mulut goa, (b) stalagtit dan
pantai pada jalan menuju Desa Umera. Goa ini memiliki
stalagmit dalam goa
ukuran yang lebih kecil dari Goa Wetef. Goa Umera
memiliki lebar sekitar 5 m dan tinggi sekitar 2 m serta
kedalaman sekitar 25 m (Gambar 30). Dalam Goa
Umera dapat dijumpai satwa seperti kelelawar, burung
walet, dan terkadang dapat jumpai ketam kenari. Ada
pula 2 kolam air kecil di dalam goa. Goa Umera saat
ini hanya digunakan sebagai tempat ritual para sesepuh
Desa Umera yang memohon doa untuk membantu
pengobatan tradisional masyarakat dan memohon
keberkahan serta keselamatan bagi masyarakat.
c. Goa di Desa Kapaleo (a) (b)
Salah satu goa yang sangat mudah dijumpai adalah goa Gambar 30 Goa Umera. (a) mulut goa, (b) stalagtit dan
yang berada di pusat Desa Kapaleo. Letaknya hanya 2 stalagmit dalam goa
m dari jalan kendaraan masyarakat Desa Kapaleo dan
berada di lapangan sepak bola Kecamatan Pulau Gebe.
Goa ini berukuran tidak besar dengan tinggi mulut goa
sekitar 1,5 m dan lebar 4 m. Di dalam goa terdapat
stalagtit dan stalagmit serta lorong kecil. Goa ini sesekali
digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan ritual.
Pengembangan Wisata Bahari
76
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

d. Potensi air terjun Watong di Desa Umera pesta pernikahan masyarakat. Selain itu, pola aktivitas
Potensi wisata alam yang tidak kalah menariknya dan mata pencaharian masyarakat yang sebagian
adalah air terjun Watong. Watong merupakan bahasa besar sebagai nelayan masih menggunakan peralatan
Gebe yang memiliki dua kata yaitu wa yang berarti air tradisional dan pengetahuan-pengetahuan lokal.
dan tong berarti penampung air. Air terjun Watong
memiliki ketinggian hanya 2 m. Namun keunikan yang
dimiliki oleh air terjun Watong ini adalah suasana alam
yang berada di tengah-tengah hutan lindung di daerah
perbukitan. Untuk mencapai air terjun Watong ini
perlu melakukan perjalanan menggunakan motor trail
dari pusat Desa Umera dengan jarak 3 km, kemudian
dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati perbukitan,
perkebunan pala, dan susur sungai Watong. Air terjun
Watong ini tidak pernah surut dan merupakan saluran
sumber air tawar dengan kualitas sangat baik. (a) (b)
Gambar 31 Goa Kecil di Desa Kapaleo. (a) mulut goa,
Wisata Budaya (b) stalagtit dan stalagmit dalam goa

Pulau Gebe memiliki budaya yang sampai saat ini


masih tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
Pulau Gebe berasal dari satu suku bangsa asli yaitu
Suku Gebe yang dipengaruhi oleh budaya Kesultanan
Tidore. Suku bangsa tersebut merupakan dasar dari
budaya masyarakat Pulau Gebe.
Beragam budaya masyarakat Pulau Gebe dapat terlihat
pada berbagai unsur budaya yang masih menjadi tradisi
masyarakat Pulau Gebe. Masyarakat menganut Islam
yang menjadi dasar dari kepercayaan nenek moyang (a) (b)
Kesultanan Tidore. Bahasa yang digunakan oleh Gambar 32 Air terjun Watong. (a) kondisi air terjun,
masyarakat yaitu bahasa Gebe. Kesenian yang masih (b) sungai Watong sebagai akses untuk
dilakukan oleh masyarakat Pulau Gebe yaitu tari dana- menuju air terjun
dana dan cakalele serta penggunaan budaya Tidore pada
Potensi Wisata 77

a. Tarian soya-soya kerincingan sehingga bila digerakkan akan berbunyi.


Kata  soya-soya  dalam bahasa Maluku berarti Alat musik yang mengiringi tarian ini adalah tifa dan
penjemputan. Namun, tari soya-soya lebih dikenal gong. 
sebagai tarian perang. Tarian yang berasal dari daerah Gerakan tari soya-soya sangat dinamis dan penuh
Kayoa Maluku ini dilatarbelakangi oleh peristiwa sejarah semangat karena menceritakan semangat pasukan
pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Kisah Kesultanan Ternate saat berperang mengusir Portugis
berawal ketika Sultan Baabullah (tahun 1570–1583) (Gambar 33). “Berbeda dengan tari-tari dari daerah
menyerbu benteng Portugis di Kastela (Santo Paolo Jawa yang didominasi gerakan tangan, tari soya-soya
Pedro), Ternate Selatan untuk menjemput jenazah didominasi gerakan kaki yang cepat”.
ayahnya, Sultan Khairun. Sultan Khairun dibunuh
secara kejam oleh tentara Portugis di dalam benteng, b. Tari lalayon
kemudian disekap di sana selama lima tahun.  Lalayon adalah jenis tarian adat Maluku Utara yang
Tarian yang menggambarkan patriotisme ini diciptakan berasal dari Halmahera Timur. Tarian ini senantiasa
oleh para seniman kesultanan untuk mengabadikan diiringi dengan melakukan “Dola Bololo” yang berisi
peristiwa tersebut. Tari soya-soya pada umumnya tentang berbagai ungkapan yang bertema romantis dan
dilaksanakan pada upacara penyambutan tamu agung. religius dalam arti memuja kesuburan alam semesta
Tari soya-soya diperagakan oleh penari dengan jumlah dengan motif-motif mistik. Sebagai tarian adat, lalayon
tak terbatas. Namun harus dengan jumlah ganjil. Salah merupakan bentuk tarian tradisional yang sudah sangat
satu penari berperan sebagai kapitan (komandan) yang kuno “Balam” yang artinya sudah sejak zaman pra-
memimpin tarian. Ketika menari, mereka mengenakan Islam.
ikat kepala berwarna kuning yang dalam bahasa Ternate
disebut tuala lipa atau lipa kuraci. 
Mereka juga mengenakan baju dengan belahan dada
berwarna putih yang disebut taqoa. Selain itu, mereka
memakai celana panjang berwarna putih dan rok
berwarna merah, hitam, kuning dan hijau. Para penari
juga membawa perisai (salawaku) di tangan kiri dan
ngana-ngana di tangan kanan. Ngana-ngana adalah
seruas bambu yang diberi hiasan daun palem berwarna
merah, kuning dan hijau. Di sampingnya dipasang (a) (b)
Gambar 33 Tari soya-soya di Maluku Utara
Sumber: Dinas Pariwisata Maluku Utara (2012)
Pengembangan Wisata Bahari
78
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

c. Tari cakalele Sejak masa terbentuknya masyarakat pertama di


Cakalele adalah tarian perang tradisional Maluku yang Ternate,  cakalele  sudah menjadi tradisi masyarakat
digunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam di kepulauan ini. Seperti halnya di tempat lain di
perayaan adat. Biasanya tarian ini  dibawakan oleh 30 kepulauan Maluku dan sekitarnya, cakalele merupakan
pria dan wanita. Tarian ini dilakukan secara berpasangan bentuk tradisi atau kebiasaan dalam masyarakat
dengan iringan musik, drum, flute, bia (sejenis musik tradisional di daerah ini. Tradisi cakalele sebenarnya
tiup). bermula dari daerah Maluku Utara yang kemudian
meluas ke daerah-daerah pengaruh kerajaan hingga
Para penari pria biasanya mengenakan parang sampai ke daerah Maluku Tengah (Ambon & Seram),
dan salawaku (perisai), sedangkan penari wanita termasuk juga ke wilayah semenanjung Sulawesi bagian
menggunakan  lenso  (sapu tangan). Penari pria utara (di Minahasa juga ada tradisi cakalele ini) dan
mengenakan kostum yang didominasi warna merah juga di kawasan sepanjang pantai timur pulau Sulawesi.
dan kuning, serta memakai penutup kepala aluminum Mereka masih tetap menggunakan istilah cakalele ini
yang disisipi dengan bulu putih. Kostum celana merah sebagaimana sebutan asal yang berasal dari kosa kata
pada penari pria melambangkan kepahlawanan, bahasa Ternate.
keberanian, dan  patriotisme  rakyat Maluku.  Pedang
atau parang pada tangan kanan penari melambangkan
martabat penduduk Maluku yang harus dijaga sampai
mati, sedangkan  perisai  dan teriakan keras para
penari melambangkan gerakan protes melawan  sistem
pemerintahan  yang dianggap tidak memihak pada
rakyat.  Sumber lain menyatakan bahwa tarian ini
merupakan penghormatan atas nenek moyang bangsa
Maluku yang merupakan pelaut. Sebelum mengarungi
lautan untuk membajak kapal, nenek moyang mereka
mengadakan pesta dengan makan, minum, dan berdansa.
Saat tari cakalele ditampilkan, terkadang arwah nenek
moyang dapat memasuki penari dan kehadiran arwah
tersebut dapat dirasakan oleh penduduk asli. Gambar 34 Salawaku sebagai alat kelengkapan Tari
Cakalele
Sumber: Dinas Pariwisata Maluku Utara (2012)
Potensi Wisata 79

a. Coka iba itu dan memukul tanpa ampun hingga orang tersebut
Tradisi Coka iba atau topeng setan merupakan tradisi masuk kembali ke dalam rumah. Para coka iba yang
kuno masyarakat Halmahera Tengah yang dilakukan kebanyakan warga bertopeng bertugas hingga magrib
setiap tanggal 12 Robiul Awal, tepatnya saat umat Islam selama tiga hari di jalanan sampai datangnya waktu
merayakan kelahiran Nabi Muhammad  SAW. Tradisi petang. Biasanya dalam proses ritual hanya delapan
tersebut dilakukan masyarakat Halmahera Tengah pemuda yang ikut, tetapi dalam pelaksanaannya,
sebagai bentuk kegembiraan. khususnya usai salat subuh, akan ada ratusan warga
yang mengunakan topeng setan yang berkumpul.
Dalam proses ritual Coka iba, sehari sebelumnya Sangaji atau pejabat adat melepas coka iba yani dengan
sejumlah imam mesjid dan bobato alkhairat (jabatan pukulan tifa sebanyak tiga kali.
imam dalam strata Kesultanan Tidore) terlebih dahulu
melakukan pembacaan puji-pujian usai salat magrib Adat coka iba intinya adalah mengingatkan setiap
dan isya. Sambil membacakan puji-pujian, sejumlah orang untuk tetap berada di dalam rumah mensyukuri
warga yang banyak didominasi pemuda pun terlihat lahirnya sang pembawa rahmat ke muka bumi sehingga
menyiapkan sejumlah perlengkapan Coka iba seperti dalam prosesnya kita lebih banyak membaca salawat
topeng setan dan rotan. nabi. Penutupan acara coka iba, juga dilakukan dengan
sebuah ritual (Gambar 35). Namun ritual tersebut
Biasanya bentuk topeng ini dirahasiakan masing-masing dilakukan setelah pelaksanaan coka iba selama tiga hari
warga sehingga mereka tidak mudah dikenali. Dulunya selesai tepatnya saat tiba waktu matahari terbenam.
topeng yang dipakai selalu menampilkan wajah seram
dan menakutkan. Namun seiring perkembangan
zaman, bentuk topeng pun diubah sesuai dengan kreasi
masing-masing pembuatnya. Ketua Pemuda Desa Weda
Samsudin menuturkan, perubahan wajah topeng dalam
ritual coka iba disebabkan zaman saat ini tidak cocok
menampilkan wujud yang menakutkan. Oleh karena
itu, tak jarang pemilik topeng kerap mengeluarkan
uang hingga ratusan ribu rupiah untuk dekorasi sebuah
topeng yang akan dipakainya.
Dalam pelaksanaannya, warga yang mengunakan topeng
setan ini pun mencari warga yang masih berkeliaran di
jalanan. Jika ada warga yang dijumpai di jalan tanpa Gambar 35 Acara adat Coka iba di Halmahera Tengah
kostum coka iba, para coka iba akan mengejar orang Sumber: Dinas Pariwisata Halmahera Tengah (2012)
Pengembangan Wisata Bahari
80
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Sesudah itu, para imam mesjid dan bobato akhirat tradisional yang menarik untuk diketahui dan perlu
berkumpul melakukan ritual pantaeng yang merupakan dilestarikan adalah cara menangkap ikan secara
tanda kalau pelaksanaan coka iba selesai. tradisional, putas tradisional, dan alat penerangan yang
saat ini semakin ditinggalkan (Tabel 45).
b. Pengetahuan tradisional
Kehidupan masyarakat Pulau Gebe memiliki berbagai
pengetahuan tradisional khas Suku Gebe. Pengetahuan

Tabel 42 Tata cara memancing secara tradisional pada masyarakat Gebe


No. Nama Pengetahuan Tradisional Keterangan
1. Cara Memancing Tradisional
• Menggunakan Bambu Cara memancing dengan bambu beberapa orang masih dilakukan terutama
pada masyarakat yang tinggal di pesisir pantai bagian utara dan timur Pulau
Gebe yang menghadap ke perairan Samudera Pasifik. Alat yang digunakan
adalah bambu yang berukuran sekitar 2–3 m yang diberi tali dan kail pancing.
Cara memancingnya adalah berdiri agak ke tengah laut yang masih dangkal.
Namun tidak jauh dari pantai, kemudian melempar kail ke tengah laut.
• Daun Kelapa Cara menangkap ikan dengan daun kelapa yang dianyam dan digantungkan
batu kemudian disimpan tali dan kail pancing pada batu kemudian dibawa ke
tengah laut dengan perahu dan dilepaskan ke dasar laut. Cara ini sudah tidak
digunakan lagi saat ini oleh masyarakat.
• Menggunakan Jala Cara menangkap ikan menggunakan jala masih digunakan hingga saat ini dengan
langsung menjaring pada laut yang dangkal.
2. Putas Tradisional
Babore Putas alami ini terbuat dari buah darao (nama lokal) yang dihancurkan
kemudian diaduk dengan bilolo. Selanjutnya ditaburkan ke laut. Efeknya
sekitar 5 menit kemudian ikan-ikan akan mati di atas permukaan laut. Ikan
yang mati karena babore perlu dibuang isi perutnya terlebih dahulu agar tidak
berefek negatif jika dikonsumsi.
Akar Bore Nyuid Akar Bore Nyuid ditumbuk hingga mengeluarkan getah. Getah tersebut yang
akan menjadi putas alami. Getah disebarkan pada lubang-lubang yang terdapat
ikan, hasilnya adalah mata ikan akan sakit dan tidak dapat melihat sehingga
dapat dengan mudah menangkap ikan.
3. Obor Penerangan Alami Bahan bakar obor alami itu menggunakan getah damar yang diambil di hutan
Sumber: Olahan Data Lapang (2014)
Potensi Wisata 81

Wisata Spiritual
Pulau Gebe memiliki potensi untuk direncanakan
wisata spiritual. Wisata spiritual di Pulau Gebe
berfungsi untuk meningkatkan spirit bagi pengunjung
atau wisatawan sehingga dapat kembali kreatif untuk
menjalani kehidupannya. Objek wisata spiritual di
Pulau Gebe yaitu makam keramat (Gambar 36).
Terdapat pengunjung yang datang ke Pulau Gebe untuk
secara khusus berziarah ke Makam Jere yang terdapat di Gambar 36 Makam keramat sebagai tempat ziarah
pantai sebelah timur Pulau Gebe. Pengunjung tersebut
datang dengan tujuan memohon pertolongan kepada tersebut memiliki fungsi dan keunikan pada bentuk,
Tuhan Yang Maha Esa dengan mengharapkan syafaat warna, serta penyajian hidangan sehingga menarik dan
melalui orang yang telah meninggal pada makam menumbuhkan minat bagi yang melihatnya.
tersebut. Keanekaragaman jenis makanan yang dapat disajikan
oleh masyarakat Pulau Gebe terdapat pula makanan
Wisata Kuliner tradisional yang digunakan dalam acara-acara tertentu.
Makanan tradisional digunakan pada berbagai acara
Masyarakat Pulau Gebe memiliki keahlian untuk yang melibatkan masyarakat secara massal. Beberapa
membuat masakan-masakan untuk menghasilkan contoh makanan tradisional masyarakat Maluku Utara
beragam makanan tradisional Maluku Utara. Potensi (Gambar 37).
kuliner pada Pulau Gebe dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis makanan, yaitu makanan laut, kebun, dan
kelompok kue.
Makanan laut merupakan hasil olahan sumber daya
laut yang diperoleh masyarakat untuk disajikan sebagai
hidangan makanan. Makanan kebun adalah kelompok
makanan yang memiliki bahan utama berupa hasil
pertanian yang diperoleh masyarakat dari luar Pulau
Gebe seperti sayur-sayuran. Kelompok kue berupa (a) (b)
makanan-makanan ringan yang disajikan untuk sarapan Gambar 37 Aneka kuliner di Pulau Gebe. (a) ikan bakar,
pagi dan hidangan tamu. Ketiga kelompok makanan (b) sayur kepiting
Karakteristik, Motivasi,
dan Persepsi

Karakteristik, Motivasi, dan pada jalur pelayaran antara Provinsi Maluku Utara
dengan Kabupaten Raja Ampat atau Kabupaten Sorong
Persepsi Pengunjung di Provinsi Papua Barat. Berdasarkan hal tersebut maka
Pengunjung yang datang ke Kecamatan Pulau Gebe pengunjung yang datang ke Kecamatan Pulau Gebe
sangat beragam karena berasal dari berbagai karakteristik memiliki beragam karakteristik dan motivasi tertentu.
yang berbeda. Pengunjung memiliki motivasi tertentu Pengunjung Kecamatan Pulau Gebe didominasi oleh
dalam aktivitas kunjungan ke Kecamatan Pulau Gebe. laki-laki (73,3%) dibandingkan dengan perempuan
Selain itu, pengunjung yang telah melakukan aktivitas (26,7%). Beberapa faktor yang mungkin menjadi
di Kecamatan Pulau Gebe, memiliki persepsi sesuai penyebab banyaknya laki-laki yang datang berkunjung
dengan pengalaman yang dialami selama berada di yaitu terkait aksesbilitas menuju Kecamatan Pulau
Kecamatan Pulau Gebe. Gebe. Perjalanan menuju Kecamatan Pulau Gebe
harus melalui jalur laut dengan jarak tempuh kurang
Karakteristik Pengunjung lebih 12 jam jika dari Weda dengan berbagai kondisi
Pengunjung Kecamatan Pulau Gebe berasal dari cuaca yang tidak menentu. Kondisi tersebut secara
latar belakang yang berbeda sehingga karakteristik tidak langsung menjadi tantangan tersendiri yang
pengunjung juga beragam. Karakteristik pengunjung membutuhkan jiwa keberanian yang tinggi. Seorang
terdiri atas jenis kelamin, usia, asal daerah, status laki-laki memiliki keberanian yang lebih besar daripada
pernikahan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, perempuan sehingga perempuan lebih sedikit yang
keterlibatan kunjungan, frekuensi kunjungan, dan berkunjung ke Kecamatan Pulau Gebe karena sangat
biaya yang dikeluarkan (Tabel 43). mempertimbangkan keselamatan.

Kecamatan Pulau Gebe adalah salah satu pulau kecil yang


terdapat di Kabupaten Halmahera Tengah. Kecamatan
Pulau Gebe memiliki lokasi yang strategis, yaitu berada
Pengembangan Wisata Bahari
84
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 43 Karakteristik responden pengunjung Kecamatan Pulau Gebe berdasarkan hasil kuesioner, tahun 2014
Karakteristik Persentase (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 73,3
Usia 21–30 tahun 56,7
Asal Daerah Halmahera Tengah 33,3
Status Pernikahan Belum Menikah 50,0
Pendidikan SMA 43,3
Pekerjaan Lainnya 33,3
Pendapatan Kurang dari Rp1.000.000,00 33,3
Keterlibatan Kunjungan Teman 63,6
Frekuensi Kunjungan Pertama kali 43,3
Biaya yang dikeluarkan Rp1.000.000,00–Rp2.000.000,00 80,0

Pengunjung Kecamatan Pulau Gebe memiliki Pengunjung yang datang ke Kecamatan Pulau Gebe
persentase perbandingan status pernikahan antara memiliki latar belakang pendidikan terbanyak yaitu
sudah menikah dan belum menikah berimbang (50%). SMA (43,3%) dan selanjutnya sarjana (33,3%). Data
Berdasarkan usia, pengunjung berusia 21–30 tahun tersebut menunjukkan bahwa pengunjung Kecamatan
memiliki persentase tertinggi yaitu 56,7% sedangkan Pulau Gebe memiliki latar belakang pendidikan yang
pengunjung dengan usia 31–40 tahun dan 41–50 tahun tinggi dan berpotensi memberikan dampak bagi
memiliki persentase sama yaitu 16,7%. Hasil tersebut kehidupan masyarakat Kecamatan Pulau Gebe yang
menunjukkan bahwa pengunjung Kecamatan Pulau disebabkan oleh berbagai aktivitas, motivasi, dan
Gebe berada pada kelompok dewasa. persepsi pengunjung tersebut.
Asal daerah pengunjung Kecamatan Pulau Gebe Kecamatan Pulau Gebe paling banyak dikunjungi oleh
didominasi oleh orang yang berasal dari Halmahera orang-orang yang berprofesi sebagai pegawai BUMN
Tengah (33,3%) karena memiliki lokasi yang dekat dan (26,7%). Namun, jumlah persentase pengunjung
masih dalam lingkup Kabupaten Halmahera Tengah. yang berprofesi sebagai pegawai BUMN berbanding
Pengunjung yang berasal dari Kota Ternate memiliki sedikit dengan pengunjung yang berprofesi sebagai
persentase terbanyak kedua yaitu 26,7%. Aksesbilitas Pegawai Swasta (23,3%). Kecamatan Pulau Gebe
antara Kota Ternate–Pulau Gebe tidak sulit karena sering dikunjungi oleh para pegawai BUMN dan
menggunakan pesawat Susi Air selama 1 jam pada hari swasta karena faktor keberadaan beberapa perusahaan
Senin, Rabu, dan Jumat sehingga pengunjung dapat tambang nikel dan mangan yang terdapat di Pulau
dengan mudah menuju Kecamatan Pulau Gebe. Gebe. Para pengunjung tersebut pada umumnya datang
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 85

dengan tujuan untuk menuju perusahaan-perusahaan Motivasi Pengunjung


tersebut. Jumlah pendapatan pengunjung Kecamatan
Pulau Gebe berada pada rentang Rp2.000.000,00– Pengunjung yang datang ke Kecamatan Pulau Gebe
Rp3.000.000,00 dengan persentase (33,3%). Data memiliki berbagai motivasi. Jenis-jenis motivasi
ini menunjukkan bahwa pengunjung yang datang ke pengunjung datang ke Kecamatan Pulau Gebe yaitu
Pulau Gebe memerlukan pengeluaran yang cukup besar untuk rekreasi dan berlibur, mengunjungi saudara
terutama untuk biaya perjalanan cukup mahal. atau teman, bisnis dan profesional, serta penelitian
dan keperluan dinas. Penilaian pengunjung terhadap
Bentuk kunjungan yang dilakukan oleh pengunjung motivasi datang ke Kecamatan Pulau Gebe terdapat
di Kecamatan Pulau Gebe pada umumnya dilakukan pada Gambar 38.
bersama dengan teman (63,3%). Berkunjung ke
Kecamatan Pulau Gebe sangat menarik untuk menikmati
keindahan panorama alam dan suasana pedesaan yang
nyaman bersama dengan teman-teman sehingga dapat
saling berinteraksi dengan menyenangkan. Pengunjung
Kecamatan Pulau Gebe sebagian besar baru pertama kali

an

ah
ta
r

)
m

as
l
bu

na

ha
Te
datang ke Kecamatan Pulau Gebe (43,3%). Kecamatan

n iar

in
rli

se
io
au

aa Z

,D
Be

es
at

m u
Ke

an
a
ga

of

t
Pulau Gebe saat ini belum menjadi obyek wisata utama
an

ag n a
au

iti
ar

Pr

el
lu

at
id

Ke ata

en
Ke

a
n

an
as

ad

(P
da
gi
Kabupaten Halmahera Tengah karena yang menjadi

at
un
re

rib

a
ob
is
nj

ny
ek

Pe
gu

sn

ng

in
R

en
objek wisata utama yaitu Taman Nasional Aketajawe.

La
Pe
Bi
M

Namun, sehubungan dengan letak Kecamatan Pulau


Gebe yang bedekatan dengan Kepulauan Raja Ampat, Keterangan Nilai:
Kecamatan Pulau Gebe potensial menjadi transite site 1 = Sangat Tidak 3 = Agak Tidak 5 = Agak Puas 7 = Sangat Puas
bagi pengunjung Raja Ampat. Puas Puas
2 = Tidak Puas 4 = Biasa Saja 6 = Puas
Pengunjung yang datang ke Kecamatan Pulau Gebe
secara umum mengeluarkan biaya antara Rp1.000.000– Gambar 38 Motivasi pengunjung datang ke Kecamatan
Rp2.000.000 (80%). Hal itu dapat terjadi karena harga Pulau Gebe
transportasi, makanan, dan kebutuhan lain yang cukup
mahal. Bahkan ketika pengunjung ingin menuju Pulau Pengunjung yang memiliki motivasi untuk keperluan
Yoi yang berada di bagian timur Pulau Gebe, perlu bisnis dan profesional, penelitian dan keperluan dinas,
mengeluarkan biaya sewa perahu masyarakat terlebih mengunjungi keluarga, serta rekreasi dan berlibur
dahulu. menilai agak puas dilakukan di Kecamatan Pulau
Gebe. Pengunjung yang datang ke Kecamatan Pulau
Pengembangan Wisata Bahari
86
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Gebe menilai agak puas dalam melakukan kegiatan Kehidupan masyarakat Suku Gebe asli serta keindahan
untuk kepentingan bisnis dan profesional. Pengunjung ekosistem pesisir dan laut menjadi daya tarik bagi
tersebut biasanya adalah karyawan atau tamu dari Kecamatan Pulau Gebe.
perusahaan-perusahaan tambang di Pulau Gebe atau
Informasi menjadi hal yang sangat penting dalam
orang-orang yang melakukan aktivitas bisnis lain seperti
proses promosi suatu kawasan. Informasi wisata di
pada sektor perikanan yang dinilai sangat potensial
Kabupaten Halmahera Tengah pada umumnya berisi
untuk dikembangkan.
tentang keindahan alam yang dikenal oleh masyarakat
Motivasi rekreasi dan berlibur dilakukan untuk luas. Informasi tentang Kecamatan Pulau Gebe hanya
memperoleh nilai manfaat dan rekreasi untuk mengetahui dapat diperoleh pada orang-orang tertentu yang
pola kehidupan masyarakat dan keindahan alam berupa pernah berkunjung ataupun pernah mendengar cerita
ekosistem pesisir dan laut. Pengunjung yang memiliki Kecamatan Pulau Gebe di Kabupaten Halmahera
motivasi mengunjungi keluarga dan teman yang berada Tengah. Pengunjung di Kecamatan Pulau Gebe pada
di Kecamatan Pulau Gebe dilakukan oleh pengunjung umumnya memperoleh informasi berasal dari teman
yang memiliki ikatan keluarga atau masyarakat asli dan keluarga. Tingkat kepuasan terhadap sumber
Kecamatan Pulau Gebe, namun menikah atau bekerja informasi tentang Kecamatan Pulau Gebe terdapat
dan sekolah di luar Kecamatan Pulau Gebe dan kembali pada Gambar 39.
ke Kecamatan Pulau Gebe untuk mengunjungi keluarga
Kecamatan Pulau Gebe memiliki masyarakat yang
dan rekannya di Kecamatan Pulau Gebe. Pengunjung
mempunyai beragam aktivitas. Pengunjung di
yang memiliki motivasi untuk penelitian dan dinas
Kecamatan Pulau Gebe dapat melakukan berbagai
melakukan aktivitas mencari data tentang potensi
aktivitas yang terkait dengan pola kehidupan masyarakat
tertentu yang dimiliki oleh Kecamatan Pulau Gebe
nelayan (Tabel 44).
terkait dengan alam, perekonomian ataupun sosial
budaya masyarakat. Berdasarkan hasil kuesioner, pengunjung Kecamatan
Pulau Gebe pada umumnya puas dengan aktivitas yang
Persepsi Pengunjung dilakukan. Aktivitas pengunjung yang dilakukan di
daratan mengikuti berbagai perilaku masyarakat dan
Tidak seperti pulau-pulau kecil di Kabupaten Halmahera mencoba keunikan budaya Kecamatan Pulau Gebe.
Tengah lainnya, Kecamatan Pulau Gebe belum dikenal Aktivitas yang dilakukan di perairan laut Kecamatan
oleh masyarakat di luar Kabupaten Halmahera Tengah Pulau Gebe juga menjadi daya tarik tersendiri bagi
atau daerah Maluku Utara. Pada sisi lain, Pulau Gebe pengunjung karena Kecamatan Pulau Gebe memiliki
sebenarnya memiliki keunikan tersendiri dibandingkan potensi laut yang indah serta menarik.
dengan pulau-pulau Halmahera Tengah lainnya.
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 87

Keterangan Nilai:
1 = Sangat Tidak Puas 2 = Tidak Puas 3 = Agak Tidak Puas 4 = Biasa Saja 5 = Agak Puas 6 = Puas 7 = Sangat Puas

Gambar 39 Persepsi pengunjung terhadap sumber informasi Kecamatan Pulau Gebe

Tabel 44 Persepsi pengunjung terhadap aktivitas di Kecamatan Pulau Gebe


Aktivitas Pengunjung Nilai Kepuasan Keterangan
Menikmati pemandangan alam 5,7 Cenderung Puas
Bermain permainan tradisional 3,6 Biasa Saja
Bermain air 5,1 Agak Puas
Memancing 6,4 Puas
Menikmati kuliner khas yang ada 5,8 Cenderung Puas
Berfoto-foto 6,0 Puas
Belajar memasak makanan khas yang ada 5,5 Cenderung Agak Puas
Berenang 5,9 Puas
Menyelam 6,2 Puas
Berperahu 5,8 Cenderung Puas
Belajar menggunakan bahasa daerah kawasan 5,2 Agak Puas
Belajar berburu satwa 5,8 Cenderung Puas
Mengenal sejarah Pulau Gebe 6,3 Puas
Pengembangan Wisata Bahari
88
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 44 Persepsi pengunjung terhadap aktivitas di Kecamatan Pulau Gebe (lanjutan)


Aktivitas Pengunjung Nilai Kepuasan Keterangan
Membuat kerajinan khas 6,2 Puas
Belajar memperagakan kesenian khas 5,4 Agak Puas
Snorkeling 6,4 Puas
Mengamati satwa 6,0 Puas
Lainnya: Penelitian 5,2 Agak Puas

Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung Persepsi pengunjung terhadap air bersih dan
Kecamatan Pulau Gebe dilakukan dengan dukungan telekomunikasi yaitu agak tidak puas. Air bersih di
prasarana, sarana, serta fasilitas yang tersedia di Kecamatan Pulau Gebe sangat sulit karena kondisi
Kecamatan Pulau Gebe. Prasarana, sarana, serta fasilitas tanah yang hampir seluruhnya merupakan batuan
sangat membantu meningkatkan kepuasan pengunjung kapur sehingga untuk sarana air bersih terutama khusus
dalam beraktivitas. Persepsi pengunjung terhadap untuk lima desa difasilitasi oleh PT ANTAM (Persero)
prasarana, sarana, serta fasilitas di Kecamatan Pulau Tbk. Telekomunikasi terkadang kurang baik jika dalam
Gebe terdapat pada Tabel 45. kondisi cuaca buruk, gangguan alat pemancar, serta
posisi alat telekomunikasi yang tidak terjangkau sinyal.
Persepsi pengunjung terhadap sarana di Kecamatan
Pulau Gebe seperti telekomunikasi, listrik, air bersih, Pengunjung cenderung agak tidak puas terhadap listrik
dan transportasi cukup beragam. Pengunjung agak di Kecamatan Pulau Gebe. Listrik di Kecamatan Pulau
puas terhadap transportasi di Kecamatan Pulau Gebe. Gebe menggunakan tenaga diesel yang difasilitasi
Pengunjung dapat ikut menumpang dengan masyarakat oleh PT ANTAM (Persero) Tbk. beroperasi dengan
Pulau Gebe yang pulang ke Pulau Gebe atau keluar mengalirkan listrik ke seluruh rumah warga pada
Kecamatan Pulau Gebe tanpa mengeluarkan biaya, pukul 18.00–07.00 WIT. Oleh karena itu, pada siang
tetapi waktunya tidak dapat sesuai dengan keinginan hari di Kecamatan Pulau Gebe tidak terdapat listrik.
pengunjung. Jika pengunjung ingin secara bebas Listrik diesel ini dapat digunakan untuk berbagai alat
menggunakan transportasi, pengunjung harus menyewa elektronik milik masyarakat.
perahu masyarakat Kecamatan Pulau Gebe.
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 89

Tabel 45 Persepsi pengunjung terhadap sarana, prasarana, dan fasilitas di Kecamatan Pulau Gebe
No. Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Nilai Keterangan
1. Sarana
- Telekomunikasi 3,3 Agak buruk
- Listrik 2,8 Cenderung Agak Tidak Puas
- Air Bersih 3,4 Agak Tidak Puas
- Transportasi Darat 3,7 Cenderung Biasa Saja
- Transportasi Udara 5,2 Agak Puas
- Transportasi Laut 4,4 Biasa Saja
2. Prasarana
- Jalan 4,7 Cenderung Agak Puas
- Dermaga 4,4 Biasa Saja
3. Fasilitas
- Rumah Makan 4,0 Biasa Saja
- Tempat duduk 4,2 Biasa Saja
- Masjid 5,2 Agak Puas
- Toilet 3,6 Cenderung Biasa Saja
- Penginapan 3,6 Cenderung Biasa Saja

Persepsi pengunjung terhadap prasarana berupa jalan Setiap perjalanan yang dilakukan seseorang ke suatu
dan dermaga di Kecamatan Pulau Gebe bervariatif. tempat pada umumnya memerlukan biaya untuk
Persepsi terhadap jalan agak puas. Jalan di Kecamatan berbagai kebutuhan. Pengunjung yang datang ke
Pulau Gebe sebagian besar berupa tanah yang Kecamatan Pulau Gebe memerlukan transportasi,
dipadatkan. Namun pemerintah daerah sedang memulai akomodasi, makan dan minum, serta fasilitas penukaran
melakukan pembangunan jalan aspal untuk mengakses uang, ATM, dan bank. Persepsi pengunjung terhadap
seluruh kawasan di Pulau Gebe. Persepsi pengunjung biaya wisata di Kecamatan Pulau Gebe terdapat pada
terhadap dermaga di Kecamatan Pulau Gebe yaitu biasa Tabel 46.
saja. Dermaga di Kecamatan Pulau Gebe sudah dapat
disinggahi oleh kapal besar.
Pengembangan Wisata Bahari
90
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 46 Persepsi pengunjung terhadap biaya wisata di Kecamatan Pulau Gebe


No. Biaya Wisata Nilai Keterangan
1. Harga untuk trasportasi 4,6 Cenderung Agak Puas
2. Harga untuk akomodasi 3,3 Agak Tidak Puas
3. Harga makanan dan minuman 3,2 Agak Tidak Puas
4. Fasilitas penukaran uang, atm, dan bank 2,0 Tidak Puas

Persepsi pengunjung terhadap biaya transportasi semua harga di Weda sebagai Ibu kota Kabupaten
menuju Kecamatan Pulau Gebe cenderung agak Halmahera Tengah atau bahkan jauh lebih mahal dari
puas. Pengunjung yang menuju ke Kecamatan Pulau Ternate.
Gebe dapat melalui dua cara dalam menggunakan
Persepsi pengunjung terhadap fasilitas penukaran uang,
sarana transportasi, yaitu menggunakan feri dari
ATM, dan Bank yaitu tidak puas. Fasilitas penukaran
Weda dan Pesawat Susi Air dari Ternate. Kemudian
uang, ATM, atau bank hanya terdapat di Weda.
untuk transportasi lokal, pengunjung dapat menyewa
Berdasarkan hal tersebut, pengunjung yang datang
kendaraan masyarakat serta perahu untuk melakukan
ke Kecamatan Pulau Gebe harus menyediakan uang
aktivitas rekreasi perairan.
secukupnya sebelum menuju ke Kecamatan Pulau
Persepsi pengunjung terhadap biaya akomodasi Gebe.
di Kecamatan Pulau Gebe yaitu agak tidak puas.
Kegiatan wisata dilakukan pada berbagai waktu
Pengunjung yang ingin bermalam di Kecamatan Pulau
luang yaitu after work (setelah sekolah atau bekerja),
Gebe saat ini hanya terdapat penginapan di Mess PT
weekend (akhir minggu), dan holiday (libur panjang).
ANTAM (Persero) Tbk. Selain itu, tidak ada penginapan
Berbagai pilihan terhadap penggunaan waktu luang
lagi yang dibuat khusus. Persepsi pengunjung terhadap
untuk berwisata sesuai pada ketersediaan waktu luang
biaya makan dan minum yaitu agak tidak puas.
yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok. Persepsi
Pengunjung yang datang ke Kecamatan Pulau Gebe
pengunjung Kecamatan Pulau Gebe terhadap terdapat
perlu membeli berbagai kebutuhan makan dan minum
pada Tabel 47.
di toko-toko dengan harga yang lebih mahal dibanding
Tabel 47 Persepsi pengunjung terhadap waktu berkunjung ke Kecamatan Pulau Gebe
No. Waktu Kunjungan Nilai Keterangan
1. Afterwork/setelah sekolah atau bekerja 4,8 Agak Puas
2. Weekend/akhir minggu 5,6 Puas
3. Holiday/libur panjang 6,7 Sangat Puas
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 91

Persepsi pengunjung terhadap waktu berkunjung pengunjung memiliki persepsi yang beragam terhadap
di Kecamatan Pulau Gebe cukup beragam. lama waktu aktivitas wisata di Kecamatan Pulau Gebe.
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada Data tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan
pengunjung diperoleh data yang bervariatif dan telihat kepuasan terhadap aktivitas wisata di Kecamatan Pulau
kecenderungan adanya persepsi yang semakin positif Gebe jika dilakukan pada waktu yang lebih lama.
jika kunjungan dilakukan pada waktu luang yang lebih Namun terdapat penurunan kepuasan ketika lama
lama. Pengunjung yang menggunakan waktu luang waktu aktivitas tersebut melebihi 3 hari 2 malam,
pada after work memiliki persepsi agak puas, weekend artinya pengunjung merasa jenuh jika terlalu lama di
puas, sedangkan holiday sangat puas. Kegiatan wisata di Kecamatan Pulau Gebe. Tabel 48 Persepsi pengunjung
Kecamatan Pulau Gebe berdasarkan data tersebut dapat terhadap lama waktu aktivitas di Kecamatan Pulau
mencapai kepuasan yang maksimal jika dilakukan pada Gebe.
waktu yang lebih lama karena dengan begitu banyak
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner,
aktivitas wisata yang dapat dilakukan.
pengunjung di Kecamatan Pulau Gebe melihat
Kegiatan wisata yang dilakukan oleh pengunjung berbagai potensi wisata yang terdapat di Kecamatan
di Kecamatan Pulau Gebe memerlukan waktu yang Pulau Gebe. Jika Kecamatan Pulau Gebe direncanakan
beragam sesuai dengan pilihan aktivitas wisata, waktu menjadi desa wisata, terdapat enam kegiatan wisata
luang yang tersedia, dan ketersediaan kebutuhan dalam yang dapat direncanakan, yaitu wisata alam, pesisir,
berwisata. Persepsi pengunjung terhadap lama waktu bahari, budaya, spiritual, dan wisata kuliner. Persepsi
aktivitas di Kecamatan Pulau Gebe terdapat pada Tabel pengunjung terhadap bentuk wisata tersebut terdapat
48. pada Tabel 49.

Tabel 48 Persepsi pengunjung terhadap lama waktu aktivitas di Kecamatan Pulau Gebe
No. Lama Aktivitas Nilai Keterangan
1. 1–6 jam 5,4 Agak Puas
2. 6–12 jam 6,0 Puas
3. 2 hari 1 malam 6,0 Puas
4. 3 hari 2 malam 5,7 Puas
5. 4 hari 3 malam 5,0 Agak Puas
Pengembangan Wisata Bahari
92
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 49 Persepsi pengunjung terhadap perencanaan bentuk wisata di Kecamatan Pulau Gebe
No. Bentuk Wisata Nilai Keterangan
1. Wisata Alam 5,5 Setuju
 2. Wisata Budaya 5,5 Setuju
 3. Wisata Spiritual 4,5 Agak Setuju
 4. Wisata Bahari 5,9 Setuju
 5. Wisata Pesisir 6,0 Setuju
 6. Wisata Kuliner 5,6 Setuju

Pengunjung memiliki persepsi setuju terhadap bentuk kesejahteraan masyarakat Pulau Gebe. Hasil kuesioner
wisata alam, budaya, bahari, pesisir, dan wisata juga menggambarkan mengenai demografi masyarakat
kuliner. Potensi wisata pada berbagai bentuk wisata Pulau Gebe (Tabel 50).
tersebut ditanggapi oleh pengunjung sangat potensial
Berdasarkan hasil pada Tabel 50 menunjukkan
jika direncanakan untuk program wisata dalam desa
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Pulau Gebe
wisata Kecamatan Pulau Gebe. Namun, pengunjung
perlu dikembangkan setelah kegiatan PT ANTAM
memiliki persepsi agak setuju terhadap bentuk wisata
(Persero) Tbk. berhenti beroperasi. Masyarakat Pulau
spiritual karena potensi wisata spiritual terlihat kurang
Gebe memiliki potensi pada bidang pendidikan. Data
dominan.
menunjukkan bahwa 63,5% masyarakat memiliki
pendidikan setingkat SMA. Hal itu merupakan modal
Karakteristik, Motivasi, Persepsi, yang penting bagi masyarakat untuk memahami
dan menentukan rencana dalam setiap rencana
dan Kesiapan Masyarakat pengembangan kehidupan sosial dan ekonomi
Masyarakat Pulau Gebe memiliki karakteristik yang masyarakat di Pulau Gebe oleh pemerintah daerah.
berbeda. Masyarakat memiliki persepsi tentang
Terdapat hampir sekitar 75% masyarakat Pulau Gebe
perencanaan wisata bahari Pulau Gebe dan kesiapan
yang merupakan mantan karyawan PT ANTAM
masyarakat dalam rencana perancangan wisata bahari
(Persero) Tbk. yang saat ini tidak memiliki pekerjaan.
di Pulau Gebe.
Mereka beralih mata pencaharian dengan cara membuka
usaha atau berkebun. Penghasilan masyarakat pun
Karakteristik Masyarakat saat ini lebih banyak yang di bawah Rp1.000.000,00.
Masyarakat Pulau Gebe terdiri atas berbagai Kondisi tersebut dan berbanding terbalik ketika PT
karakteristik yang berbeda. Karakteristik masyarakat ANTAM (Persero) Tbk. masih beroperasi.
Pulau Gebe dapat menunjukkan tingkat pendidikan dan
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 93

Gambar 40 Persepsi pengunjung tentang perencanaan ekowisata bahari di Kecamatan Pulau Gebe

Tabel 50 Karakteristik masyarakat Pulau Gebe berdasarkan hasil kuesioner


No. Variabel Parameter Persentase (%)
1. Pendidikan SD 5,8
SMP 21,2
SMA 63,5
Perguruan Tinggi 9,6
2. Pekerjaan Nelayan 17,3
PNS 3,8
Guru/Dosen 3,8
Lainnya 75,0
3. Pekerjaan Lain Berkebun 13,5
Berkebun Kelapa 17,3
Bertani 1,9
Beternak 7,7
IRT 13,5
Penggali Batu 3,8
Peternak 1,9
Wiraswasta 15,4
4. Pendapatan <Rp1.000.000,00 51,9
Rp1.000.000,00–Rp2.000.000,00 28,8
Rp2.000.000,00–Rp3.000.000,00 1,9
Pengembangan Wisata Bahari
94
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 51 Motivasi masyarakat Pulau Gebe berdasarkan hasil kuesioner


No. Motivasi Rata-rata Keterangan
1. Menjaga Kelestarian SDA 5,44 Agak Setuju
2. Memperoleh dan Meningkatkan 5,33 Agak Setuju
Pengetahuan
3. Budaya 5,15 Agak Setuju
4. Meningkatkan Kerja Sama antar 5,62 Cenderung Setuju
Masyarakat
5. Meningkatkan Rasa Kepedulian 5,94 Cenderung Setuju
6. Membuka Peluang Usaha 6,06 Setuju
7. Meningkatkan Pendapatan 5,75 Cenderung Setuju
8. Meningkatkan Ekonomi Masyarakat 5,77 Cenderung Setuju

Motivasi Masyarakat Masyarakat berpendapat bahwa ada banyak manfaat


yang dapat diperoleh jika Pulau Gebe direncanakan
Banyak masyarakat Pulau Gebe berharap kepada sebagai wisata bahari. Alasan yang paling utama
pemerintah agar memperoleh solusi untuk kembali adalah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
memberikan semangat hidup untuk meningkatkan karena memperluas peluang berusaha dan dapat
perekonomian masyarakat. Perencanaan wisata bahari memberdayakan seluruh elemen masyarakat untuk
merupakan salah satu program yang direncanakan terlibat dalam pengelolaan wisata.
Pemda Halmahera Tengah selain pengembangan
perikanan. Program tersebut memperoleh tanggapan Alasan lainnya adalah terkait dengan peningkatan aspek
masyarakat yang pada umumnya cenderung setuju sosial budaya masyarakat. Perencanaan wisata bahari di
(Tabel 51). Pulau Gebe mengutamakan upaya menjaga keutuhan
budaya masyarakat terutama dalam mempertahankan
budaya berupa pola kehidupan masyarakat nelayan
Persepsi Masyarakat beserta berbagai elemen yang terkait di dalamnya.
Rencana perancangan wisata bahari di Pulau Gebe perlu Masyarakat terlibat dalam upaya melestarikan budaya
diketahui terlebih dahulu oleh masyarakat. Persepsi lokal yang akan menjadi daya tarik wisata serta
masyarakat tentang perencanaan wisata bahari di Pulau menjaga kelunturan budaya lokal karena terkikis oleh
Gebe adalah 61,8% menyetujui hal tersebut dan 13,5% perkembangan zaman dan masuknya budaya luar ke
lainnya agak setuju (Gambar 41). Berdasarkan hasil Pulau Gebe.
tersebut terdapat juga beberapa masyarakat yang tidak
menyetujui jika Pulau Gebe akan dirancang sebagai
wisata bahari.
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 95

Pulau Gebe memiliki beragam potensi bentuk wisata serta keunikan pada flora dan fauna di Pulau Gebe
yang dapat direncanakan sebagai daya tarik dan atraksi dapat menjadi atraksi wisata dan dikemas dalam
wisata. Perancangan bentuk-bentuk wisata seperti perencanaan program wisata. Masyarakat berharap
wisata alam, budaya, spiritual, bahari, pesisir, dan dengan perencanaan bentuk wisata alam di Pulau Gebe
kuliner perlu memperoleh persepsi masyarakat Pulau dapat menjadi moment yang baik untuk meningkatkan
Gebe yang bertindak sebagai subjek pengelolaan wisata. kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
Persepsi masyarakat tentang perancangan berbagai dan melestarikan lingkungan Pulau Gebe.
bentuk wisata yang dapat dilakukan di Pulau Gebe
tercantum pada Tabel 52.
Persepsi masyarakat tentang perencanaan wisata alam
di Pulau Gebe adalah agak setuju. Pulau Gebe memiliki
potensi alam dengan keanekaragaman flora dan fauna
yang tinggi dengan berbagai macam keunikan yang
terkandung pada elemen tersebut. Flora yang terdapat
di Pulau Gebe memiliki nilai estetika dan fungsional
terhadap keserasian bagi lingkungan di Pulau Gebe.
Fauna yang terdapat di Pulau Gebe memiliki keindahan
secara fisik dan keunikan pada perilakunya. Keindahan
Gambar 41 Persepsi masyarakat tentang perencanaan wisata
bahari di Pulau Gebe

Tabel 52 persepsi masyarakat tentang perencanaan bentuk-bentuk wisata di Pulau Gebe


No. Bentuk Wisata Rata-rata Keterangan
1. Wisata Alam 5,06 Agak Setuju
2. Wisata Budaya 4,62 Cenderung Agak Setuju
3. Wisata Spiritual 2,10 Tidak Setuju
4. Wisata Bahari 6,00 Setuju
5. Wisata Pesisir 5,65 Cenderung Setuju
6. Wisata Kuliner 4,90 Agak Setuju
Pengembangan Wisata Bahari
96
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Persepsi masyarakat tentang perencanan wisata budaya timur, hingga selatan pulau. Kondisi pantai yaitu
di Pulau Gebe yaitu cenderung agak setuju. Budaya landai dengan air yang jernih dan pasir putih. Potensi
masyarakat Pulau Gebe saat ini sudah semakin pudar. tersebut disadari dapat menjadi potensi besar dalam
Kebudayaan masyarakat Gebe hanya diketahui oleh perencanaan wisata pesisir di Pulau Gebe. Masyarakat
para sesepuh desa saja. Perencanaan wisata budaya di perlu melestarikan keindahan pesisir dan menjaga agar
Pulau Gebe diharapkan mampu mengembangkan upaya tidak terjadi kerusakan.
pelestarian budaya masyarakat sehingga keadaan budaya
Masyarakat agak setuju dengan perencanaan wisata
menjadi muncul kembali dan dapat dilestarikan.
kuliner di Pulau Gebe. Pulau Gebe mempunyai
Perencanaan wisata spiritual di Pulau Gebe memperoleh berbagai makanan tradisional yang sudah dikenal
tanggapan tidak setuju dari masyarakat Pulau Gebe. oleh masyarakat umum seperti salah satunya adalah
Potensi wisata spiritual di Pulau Gebe adalah makam ikan bakar. Kuliner tradisional di Pulau Gebe perlu
jere dan sarana ibadah seperti masjid. Kedua objek ditingkatkan frekuensi produksinya ketika aktivitas
tersebut dianggap masyarakat kurang menarik dan wisata kuliner berjalan karena aktivitas produksi hanya
perlakuan masyarakat terhadap objek tersebut pun dilakukan pada acara-acara tertentu saja. Perencanaan
tidak terlalu fanatik. wisata kuliner Pulau Gebe dilengkapi dengan mengajak
pengunjung ikut serta mulai dari proses penyediaan
Masyarakat memiliki persepsi setuju terhadap
bahan dasar, proses pengolahan, serta penyajian kuliner
perencanaan bentuk wisata bahari di Pulau Gebe.
sehingga pengunjung memperoleh pengetahuan dan
Masyarakat mengetahui tentang tingginya potensi
pengalaman tentang cara pembuatan kuliner Pulau
kekayaan keanekaragaman hayati bawah laut dan
Gebe.
kondisi perairan laut Pulau Gebe yang masih baik.
Potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai
aktivitas wisata seperti diving, snorkeling, berperahu, a. Persepsi masyarakat tentang potensi
memancing, dan lainnya. Perencanaan wisata bahari
di Pulau Gebe dapat menumbuhkan upaya pelestarian
wisata
alam bawah laut oleh masyarakat Pulau Gebe dan Perencanaan wisata bahari di Pulau Gebe perlu
menjaganya dari kerusakan lingkungan dengan adanya memperhatikan berbagai sumber daya dan potensi
aktivitas penangkapan atau pengambilan potensi laut wisata yang terdapat di sekitar Pulau Gebe. Sumber
yang dapat merusak ekosistem laut. daya dan potensi wisata di Pulau Gebe cukup banyak
dan tersebar mulai dari daratan hingga ke dalam lautan.
Persepsi masyarakat tentang perencanaan wisata pesisir
Penilaian masyarakat tentang potensi wisata bahari di
di Pulau Gebe adalah cenderung setuju. Pulau Gebe
Pulau Gebe tercantum dalam Tabel 53.
memiliki pantai di sepanjang pesisir bagian utara,
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 97

Tabel 53 Persepsi masyarakat tentang potensi wisata bahari di Pulau Gebe


No. Potensi Nilai Keterangan
1. Mamalia Air 4,88 Cenderung Agak Menarik
2. Ikan Karang 5,71 Cenderung Menarik
3. Ikan Pelagis 3,69 Cenderung Biasa Saja
4. Terumbu Karang 6,10 Menarik
5. Penyu 4,42 Biasa Saja
6. Burung 5,40 Agak Menarik
7. Satwa Teresterial 4,48 Biasa Saja
8. Pantai 6,06 Menarik
9. Laut 5,81 Cenderung Menarik
10. Bakau 4,65 Cenderung Agak Menarik
11. Padang Lamun 3,90 Biasa Saja
12. Ritual Adat 3,06 Agak Tidak Menarik
13. Kesenian Khas 3,60 Cenderung Biasa Saja
14. Kuliner 5,23 Agak Menarik
15. Kerajinan 5,12 Agak Menarik

Potensi wisata di Pulau Gebe yang dinilai oleh potensi wisata yang menarik bukan hanya salah satu
masyarakat menarik adalah sumber daya yang terdapat modal yang cukup untuk membuat wisata bahari itu
di dasar laut yaitu terumbu karang. Potensi terumbu dapat berjalan dengan baik. Perlu ada peningkatan
karang yang paling indah terdapat di bagian selatan infrastruktur pendukung kegiatan wisata yang dapat
Pulau Gebe yaitu di wilayah Desa Umera. Selain memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
terumbu karangnya yang indah, pantai di Desa Umera
Kondisi infrastruktur di Pulau Gebe pada umumnya
juga menarik dengan pasir putih yang lembut.
masih kurang baik. Perlu banyak perbaikan,
pengembangan atau bahkan pembangunan infrastruktur
b. Persepsi terhadap Infrastruktur penunjang wisata agar semua elemen yang terkait
dengan wisata dapat bersinergi dan membuat kegiatan
Pengembangan wisata bahari di Pulau Gebe merupakan
wisata bahari tersebut berkualitas. Penilaian masyarakat
suatu program yang perlu dirancang dengan
terhadap infrastruktur di Pulau Gebe terdapat pada
perencanaan yang sangat matang. Sumber daya dan
Tabel 54.
Pengembangan Wisata Bahari
98
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 54 Persepsi masyarakat tentang infrastruktur di Kecamatan Pulau Gebe


No. Infrastruktur Nilai Rata-rata Keterangan
1. Telekomunikasi 2,7 Cenderung Agak Tidak Baik
2. Listrik 3,2 Agak Tidak Baik
3. Air Bersih 4,5 Cenderung Agak Baik
4. Transportasi Darat 3,4 Cenderung Agak Tidak Baik
5. Transportasi Udara 2,5 Cenderung Agak Tidak Baik
6. Transportasi Laut 3,6 Cenderung Biasa Saja
7. Jalan 3,4 Cenderung Agak Tidak Baik
8. Dermaga 4,2 Biasa Saja
9. Jalur Keselamatan 1,0 Sangat Tidak Baik
10. Penginapan 1,2 Sangat Tidak Baik
11. Kios Cenderamata 1,0 Sangat Tidak Baik
12. Tempat Duduk 3,3 Agak Tidak Baik
13. Masjid 4,6 Cenderung Agak Baik
14. Parkir 2,5 Cenderung Agak Tidak Baik
15. Restoran 1,0 Sangat Tidak Baik
16. Toilet 3,3 Agak Tidak Baik
17. Homestay 1,5 Cenderung Tidak Baik

Kesiapan Masyarakat tentang kesiapan masyarakat mengenai hal tersebut.


Kesiapan masyarakat terkait dengan tujuh aspek, yaitu
Rencana perancangan wisata bahari di Pulau Gebe pengetahuan dan keterampilan masyarakat, ketertiban
sangat melibatkan masyarakat Pulau Gebe. Masyarakat kegiatan wisata, keamanan dan keselamatan kepada
menjadi subjek dalam pengelolaan wisata bahari pengunjung, keramahan masyarakat, kenyamanan bagi
yang telah dirancang. Pemberdayaan masyarakat pengunjung, kebersihan, serta kebersamaan masyarakat
dalam pengelolaan wisata bahari Pulau Gebe terlebih (Tabel 55).
dahulu memerlukan gambaran mengenai persepsi
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 99

Tabel 55 Kesiapan masyarakat terhadap pengembangan wisata bahari di Pulau Gebe


No Variabel Kesiapan Masyarakat Rataan Keterangan
Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat
1. Masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup mengenai objek wisata. 5,3 Agak Siap
2. Masyarakat mampu menginterpretasikan objek wisata. 5,2 Agak Siap
3. Masyarakat terampil dalam memandu wisatawan. 5,0 Agak Siap
4. Masyarakat memiliki kemampuan berbahasa asing, minimal bahasa Inggris. 4,9 Agak Siap
5. Masyarakat memiliki kemampuan dalam memanajemen kawasan. 5,0 Agak Siap
6. Masyarakat memiliki kemampuan dalam memimpin. 5,1 Agak Siap
Ketertiban Kegiatan Wisata
1. Tertib dalam berdagang. 5,4 Agak Siap
2. Tertib dalam berkendara. 5,5 Cenderung Siap
3. Tidak menjual atau menggunakan barang yang dilarang oleh agama dan 5,5 Cenderung Siap
negara.
Keamanan dan Keselamatan pada Pengunjung
1. Masyarakat selalu menjalankan sistem keamanan lingkungan (Siskamling). 5,4 Agak Siap
2. Masyarakat harus mengetahui mengenai identitas pengunjung yang mengunjungi 5,8 Cenderung Siap
Pulau Gebe.
3. Masyarakat mengetahui mengenai pengetahuan dasar penyakit ringan dan 5,0 Agak Siap
memiliki pengetahuan tentang P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan).
4. Masyarakat menyediakan alat P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan). 5,4 Agak Siap
5. Masyarakat memastikan pengunjung agar tidak mengambil benda sejarah, 5,6 Cenderung Siap
benda peninggalan, flora, fauna yang terdapat di objek wisata.
6. Masyarakat cepat tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan oleh 5,6 Cenderung Siap
gangguan keamanan, kecelakaan, pencemaran, dan bencana alam.
7. Masyarakat melakukan pengawasan terhadap pengunjung yang melakukan 5,9 Siap
aktivitas wisata.
8. Apabila ada yang melakukan perkelahian atau perusakan masyarakat wajib 5,5 Cenderung Siap
menghentikannya dan melaporkan kepada pihak yang berwajib.
9. Mengembalikan barang pengunjung yang hilang ketika menemukannya. 5,8 Cenderung Siap
Keramahan Masyarakat
1. Masyarakat melayani pengunjung tanpa membedakan status. 5,6 Cenderung Siap
2. Memberi senyum, salam, dan sapa jika bertemu pengunjung. 6,0 Siap
Pengembangan Wisata Bahari
100
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 55 Kesiapan masyarakat terhadap pengembangan wisata bahari di Pulau Gebe (lanjutan)
No Variabel Kesiapan Masyarakat Rataan Keterangan
3. Masyarakat ramah dalam memberikan informasi. 5,6 Cenderung Siap
4. Masyarakat berbicara dengan sopan kepada setiap orang. 5,6 Cenderung Siap
5. Masyarakat memberikan harga yang sesuai terhadap produk yang dijual. 5,7 Cenderung Siap
6. Masyarakat saling bertegur sapa jika bertemu dengan orang lain. 5,8 Cenderung Siap
7. Masyarakat segera memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan 5,6 Cenderung Siap
pertolongan.
8. Masyarakat harus berpenampilan yang baik dan wajar dengan menggunakan 5,7 Cenderung Siap
pakaian yang sopan dan rapih saat berhadapan dengan pengunjung.
9. Masyarakat harus menghindari kebiasaan buruk saat melayani pengunjung seperti 5,8 Cenderung Siap
merokok, makan, tidak menatap pengunjung saat berbicara, mendengarkan
musik dengan menggunakan headset.
10. Masyarakat menyediakan barang yang berkualitas agar pengunjung tidak 5,7 Cenderung Siap
kecewa dan tidak memberikan penilaian yang negatif terhadap suatu tempat
usaha tersebut.
Kenyamanan bagi Pengunjung
1. Masyarakat harus dapat menjalin komunikasi dengan baik terhadap 5,7 Cenderung Siap
pengunjung.
2. Masyarakat tidak melakukan perilaku negatif terhadap pengunjung begitupun 5,4 Agak Siap
sebaliknya.
3. Masyarakat tidak membicarakan masalah pribadi kepada pengunjung. 5,8 Cenderung Siap
4. Masyarakat tidak meminta tip dari pengunjung. 5,7 Cenderung Siap
5. Masyarakat tidak membeda-bedakan mengenai harga pengunjung lokal dan 5,7 Cenderung Siap
mancanegara.
6. Masyarakat tidak mengganggu aktivitas pengunjung. 5,8 Cenderung Siap
Kebersihan
1. Masyarakat memerhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan. 5,7 Cenderung Siap
2. Masyarakat harus menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah di lokasi 5,7 Cenderung Siap
strategis dan tempat pembuangan akhir sampah serta sistem pengelolaannya.
3. Masyarakat menyediakan fasilitas MCK yang bersih dan layak digunakan. 6,0 Siap
4. Masyarakat wajib bergotong royong sekurang-kurangnya satu kali dalam 5,9 Siap
seminggu untuk kebesihan kawasan.
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 101

Tabel 55 Kesiapan masyarakat terhadap pengembangan wisata bahari di Pulau Gebe (lanjutan)
No Variabel Kesiapan Masyarakat Rataan Keterangan
5. Masyarakat diharapkan mengambil dan membuang sampah yang ada di 5,8 Cenderung Siap
sekitarnya pada tempat sampah.
6. Adanya petugas kebersihan yang bertugas mengontol kualitas kebersihan 5,9 Siap
lingkungan.
7. Perusahaan yang berada sekitar kawasan tidak membuang limbah sembarangan 6,1 Siap
namun mengolahnya menjadi limbah ramah lingkungan atau produk lain yang
lebih bermanfaat.
Kebersamaan Masyarakat
1. Masyarakat melakukan gotong royong dengan sukarela. 5,8 Cenderung Siap
2. Masyarakat bersama-sama dalam memecahkan semua permasalahan. 5,7 Cenderung Siap
3. Masyarakat bersama-sama dalam menentukan harga produk dan paket wisata 5,9 Siap
agar tidak terjadi persaingan yang bersifat negatif.
4. Masyarakat bersama-sama dalam menciptakan produk dengan kualitas baik. 5,7 Siap
5. Masyarakat mempertahankan adat istiadat yang berlaku. 5,9 Siap
6. Masyarakat bersama-sama dalam menjaga keamanan, kenyamanan, ketertiban, 6,0 Siap
dan kebersihan.
7. Masyarakat menjaga sarana, prasarana, dan fasilitas umum secara bersama- 6,0 Siap
sama.

a. Pengetahuan dan Keterampilan Kekurangannya adalah masyarakat kurang memiliki


kemampuan berbahasa asing. Hanya ada beberapa
Masyarakat orang masyarakat yang berkemampuan dalam bahasa
Masyarakat Pulau Gebe menyatakan agak siap dalam hal asing minimal bahasa Inggris. Masyarakat yang
pengetahuan dan keterampilan. Masyarakat memiliki mampu berbahasa asing dapat menjadi pemandu dan
pengetahuan yang cukup mengenai Pulau Gebe karena penerjemah dalam melayani pengunjung atau wisatawan
merupakan daerah tempat tinggal dan siap untuk mancanegara. Masyarakat lainnya perlu diberikan
memandu wisatawan serta menginterpretasikan segala pelatihan bahasa asing agar mampu berkomunikasi
sesuatu yang terdapat di Pulau Gebe. Masyarakat juga dengan baik dengan pengunjung mancanegara.
memiliki kemampuan dalam memimpin dan mengelola
kawasan Pulau Gebe dengan berbagai pengetahuan
tradisional yang menjamin kelestarian lingkungan alami
Pulau Gebe.
Pengembangan Wisata Bahari
102
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

b. Ketertiban dalam Kegiatan Wisata d. Keramahan Masyarakat


Masyarakat cenderung siap dalam menjaga ketertiban Masyarakat Pulau Gebe sangat terkenal dengan keramahan
lingkungan sehingga tercipta kegiatan wisata yang yang tinggi terhadap setiap orang yang datang ke Pulau
nyaman dan menyenangkan. Masyarakat siap tertib Gebe. Oleh karena itu, masyarakat tidak ragu untuk
dalam aktivitas perdagangan seperti menjual makanan mengatakan cenderung siap untuk mempertahankan
dan minuman serta suvenir, tertib dalam mengendarai keramahan masyarakat. Perilaku positif masyarakat Pulau
perahu agar tidak mengganggu aktivitas wisata Gebe yang sudah tertanam sejak dahulu adalah kebiasaan
pengunjung, dan tidak menjual atau menggunakan dalam memberi senyum, salam, dan sapa, berbicara
barang yang dilarang oleh agama maupun negara. dengan sopan dan ramah dalam memberikan informasi,
saling bertegur sapa jika bertemu dengan orang lain,
c. Keamanan dan Keselamatan kepada serta segera memberikan pertolongan kepada orang yang
membutuhkan pertolongan.
Pengunjung
Ada beberapa upaya yang siap dilakukan dalam
Persepsi masyarakat tentang keamanan dan keselamatan meningkatkan keramahan terhadap pengunjung yaitu
pengunjung adalah cenderung siap. Ada beberapa melayani pengunjung tanpa membedakan status,
tindakan yang siap dilakukan oleh masyarakat dalam berpenampilan baik dan wajar jika bertemu dengan
mencegah dan menanggulangi kecelakaan atau tindakan pengunjung, menghidari kebiasaan buruk ketika melayani
kriminal. Upaya pencegahan untuk mengantisipasi pengunjung, serta menyediakan produk yang berkualitas
musibah kecelakaan atau tindakan kriminal yaitu dan memberikan harga yang pantas kepada pengunjung.
dengan mengidentifikasi identitas pengunjung yang
datang, meningkatkan sistem keamanan lingkungan,
melakukan pengawasan terhadap aktivitas pengunjung, e. Kenyamanan bagi Pengunjung
memiliki pengetahuan tentang penyakit ringan Setiap pengunjung yang datang ke Pulau Gebe akan
dan upaya penanggulangannya, serta menyediakan merasa nyaman ketika telah ikut serta dalam berbagai
alat keselamatan dan keamanan pengunjung dalam aktivitas yang dilakukan masyarakat. Masyarakat Pulau
beraktivitas serta alat P3K. Upaya yang siap dilakukan Gebe sangat senang jika ada orang lain yang datang ke
masyarakat dalam menanggulangi kecelakaan atau Pulau Gebe dan akan memberikan pelayanan yang baik
tindakan kriminal yaitu menghentikan tindakan negatif terhadap pengunjung tersebut. Tindakan negatif yang
pengunjung, melaporkan setiap tindakan kriminal atau siap dihindari oleh masyarakat yaitu membicarakan
perilaku negatif kepada pihak yang berwajib, serta siap masalah pribadi pengunjung, meminta bayaran lebih
mengembalikan barang pengunjung yang hilang jika kepada pengunjung, membeda-bedakan harga antara
menemukannya. pengunjung lokal dan mancanegara, serta mengganggu
aktivitas pengunjung.
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 103

f. Kebersihan sarana, dan fasilitas umum. Upaya lain adalah membuat


produk dengan kualitas baik dengan kesepakatan
Pulau Gebe merupakan salah satu desa nelayan yang
dalam penentuan harga produk dan paket wisata secara
bersih dan memiliki lingkungan alam yang indah.
bersama-sama.
Masyarakat Pulau Gebe mengutamakan kebersihan
kawasan agar segala aktivitas menjadi nyaman dilakukan
dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Upaya-upaya Persepsi dan Kesiapan Institusi
yang siap dilakukan masyarakat dalam memperhatikan Institusi adalah lembaga yang memiliki wewenang
dan menjaga kebersihan lingkungan yaitu menyediakan dan kewajiban dalam menentukan kebijakan, serta
tempat sampah, fasilitas umum yang bersih dan petugas pengelolaan wisata bahari di Pulau Gebe. Institusi yang
kebersihan, bergotong royong membersihkan Pulau dimaksud adalah pemerintah kecamatan dan desa di
Gebe sekurang-kurangnya satu kali dalam seminggu, Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah. Data yang
serta melibatkan seluruh stakeholder di Pulau Gebe terkait dengan institusi meliputi persepsi dan kesiapan
untuk tidak membuang limbah pada sembarang tempat institusi.
dan mengupayakan untuk mengolah limbah menjadi
ramah lingkungan.
Persepsi Institusi
Perencanaan wisata bahari di Pulau Gebe melibatkan
g. Kebersamaan Masyarakat institusi khususnya pemerintah kecamatan dan seluruh
Pulau Gebe diibaratkan suatu pulau yang dihuni oleh aparat desa yang terdapat di Kecamatan Pulau Gebe.
keluarga besar yang terjalin dalam suatu aturan hukum Institusi memberikan persepsi yang positif terkait dengan
adat maupun negara. Hal tersebut didasari oleh setiap hal tersebut. Persepsi institusi terhadap perencanaan
orang dalam Pulau Gebe saling memiliki ikatan keluarga wisata bahari terdapat dalam Gambar 42.
kecuali masyarakat pendatang. Oleh karena itu, rasa
Potensi wisata bahari Pulau Gebe menjanjikan suatu
kebersamaan dalam kehidupan masyarakat sudah
atraksi wisata yang menarik dan unik untuk dinikmati
terjalin secara kekeluargaan. Rasa tolong-menolong,
oleh para wisatawan. Perancangan bentuk-bentuk wisata
gotong-royong, dan tata cara pemecahan berbagai
seperti wisata alam, budaya, spiritual, bahari, pesisir,
permasalahan dilakukan secara bersama-sama untuk
dan kuliner perlu memperoleh dukungan dari institusi
mencapai suatu kehidupan yang aman dan nyaman.
Pulau Gebe yang bertindak sebagai subjek pengelolaan
Upaya yang siap dilaksanakan oleh masyarakat Pulau
wisata. Persepsi institusi tentang perancangan berbagai
Gebe dalam meningkatkan rasa kebersamaan antar
bentuk wisata yang dapat dilakukan di Pulau Gebe
masyarakat adalah mempertahankan adat istiadat yang
tercantum pada Tabel 56.
berlaku serta bersama-sama dalam menjaga prasarana,
Pengembangan Wisata Bahari
104
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Gambar 42 Persepsi institusi tentang perencanaan wisata bahari di Pulau Gebe


Tabel 56 Persepsi institusi tentang perencanaan bentuk-bentuk wisata di Pulau Gebe
No. Bentuk Wisata Rata -rata Keterangan
1. Wisata Alam 5,2 Agak Setuju
2. Wisata Budaya 4,1 Biasa Saja
3. Wisata Spiritual 2,4 Tidak Setuju
4. Wisata Bahari 6,4 Setuju
5. Wisata Pesisir 5,9 Cenderung Setuju
6. Wisata Kuliner 5,2 Agak Setuju

Tabel 57 Persepsi institusi tentang potensi wisata bahari di Pulau Gebe


No. Potensi Nilai Keterangan
1. Mamalia Air 5,5 Cenderung Menarik
2. Ikan Demersal 5,9 Cenderung Menarik
3. Ikan Pelagis 4,8 Cenderung Agak Menarik
4. Terumbu Karang 6,4 Menarik
5. Penyu 6,8 Cenderung Sangat Menarik
6. Burung 5,7 Cenderung Menarik
7. Satwa Teresterial 4,48 Biasa Saja
8. Pantai 6,06 Menarik
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 105

Tabel 57 Persepsi institusi tentang potensi wisata bahari di Pulau Gebe (lanjutan)
No. Potensi Nilai Keterangan
9. Laut 5,81 Cenderung Menarik
10. Bakau 4,65 Cenderung Agak Menarik
11. Padang Lamun 3,90 Biasa Saja
12. Ritual Adat 3,06 Agak Tidak Menarik
13. Kesenian Khas 3,60 Cenderung Biasa Saja
14. Kuliner 5,23 Agak Menarik
15. Kerajinan 5,12 Agak Menarik

Potensi dan sumber daya wisata yang terdapat di Pulau di Pulau Gebe terutama terkait dengan kondisi dan
Gebe masing-masing memiliki daya tarik yang berbeda. ketersediaan infrastruktur yang terdapat di Pulau
Daya tarik tersebut yang akan menjadi suatu atraksi Gebe. Perlu ada peningkatan infrastruktur pendukung
wisata yang akan membuat kagum para pengunjung kegiatan wisata yang dapat memberikan kenyamanan
yang menikmatinya. Penilaian institusi tentang potensi bagi pengunjung.
wisata bahari di Pulau Gebe pada Tabel 57.
Kondisi infrastruktur di Pulau Gebe pada umumnya
Pemerintah kecamatan dan desa di Pulau Gebe perlu masih kurang baik. Perlu banyak perbaikan,
memperhatikan dengan benar rencana pengembangan pengembangan atau bahkan pembangunan infrastruktur
wisata bahari yang akan dilaksanakan oleh Pemda penunjang wisata agar semua elemen yang terkait dengan
Halmahera Tengah. Pihak kecamatan dan desa akan wisata dapat bersinergi dan membuat kegiatan wisata
bersama-sama dengan masyarakat menjadi subjek bahari tersebut berkualitas. Penilaian institusi terhadap
dalam pengembangan wisata bahari. Banyak hal yang infrastruktur di Pulau Gebe terdapat pada Tabel 58.
perlu diperhatikan dalam perencanaan wisata bahari

Tabel 58 Persepsi institusi tentang infrastruktur di Kecamatan Pulau Gebe


No. Sarana, Prasarana, Fasilitas Rataan Keterangan
1. Telekomunikasi 2,7 Cenderung Agak Tidak Baik
2. Listrik 3,2 Agak Tidak Baik
3. Air Bersih 4,5 Cenderung Agak Baik
4. Transportasi Darat 3,4 Cenderung Agak Tidak Baik
5. Transportasi Udara 2,5 Cenderung Agak Tidak Baik
Pengembangan Wisata Bahari
106
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 58 Persepsi institusi tentang infrastruktur di Kecamatan Pulau Gebe (lanjutan)


No. Sarana, Prasarana, Fasilitas Rataan Keterangan
6. Transportasi Laut 3,6 Cenderung Biasa Saja
7. Jalan 3,4 Cenderung Agak Tidak Baik
8. Dermaga 4,2 Biasa Saja
9. Jalur Keselamatan 1,0 Sangat Tidak Baik
10. Penginapan 1,2 Sangat Tidak Baik
11. Kios Cenderamata 1,0 Sangat Tidak Baik
12. Tempat Duduk 3,3 Agak Tidak Baik
13. Masjid 4,6 Cenderung Agak Baik
14. Parkir 2,5 Cenderung Agak Tidak Baik
15. Restoran 1,0 Sangat Tidak Baik
16. Toilet 3,3 Agak Tidak Baik
17. Homestay 1,5 Cenderung Tidak Baik

Kesiapan Institusi wisata bahari di Pulau Gebe. Oleh karena itu, institusi
perlu memiliki kesiapan dalam mempersiapkan rencana
Rencana perancangan wisata bahari di Pulau Gebe pengembangan wisata bahari. Kesiapan institusi terkait
sangat melibatkan pemerintah kecamatan dan aparat dengan tujuh aspek, yaitu pengetahuan dan keterampilan
desa di Pulau Gebe. Selain menjadi subjek dalam institusi, ketertiban kegiatan wisata, keamanan dan
rencana tersebut, aparat pemerintah kecamatan dan keselamatan kepada pengunjung, keramahan institusi,
desa akan menjadi leading sector yang kemudian akan kenyamanan bagi pengunjung, kebersihan, serta
menjadi kemudi kendali masyarakat dalam pengelolaan kebersamaan institusi (Tabel 59).

Tabel 59 Kesiapan institusi terhadap pengembangan wisata bahari di Pulau Gebe


No. Variabel Kesiapan Institusi Rataan Keterangan
Pengetahuan dan Keterampilan Institusi
1. Institusi memiliki pengetahuan yang cukup mengenai objek wisata. 5,8 Siap
2. Institusi mampu menginterpretasikan objek wisata. 5,4 Agak Siap
3. Institusi terampil dalam memandu wisatawan. 4,8 Cenderung Agak Siap
4. Institusi memiliki kemampuan berbahasa asing, minimal bahasa Inggris. 4,7 Cenderung Agak Siap
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 107

Tabel 59 Kesiapan institusi terhadap pengembangan wisata bahari di Pulau Gebe (lanjutan)
No. Variabel Kesiapan Institusi Rataan Keterangan
5. Institusi memiliki kemampuan dalam memanajemen kawasan. 5,2 Agak Siap
6. Institusi memiliki kemampuan dalam memimpin. 5,2 Agak Siap
Ketertiban Kegiatan Wisata
1. Tertib dalam berdagang. 6,1 Siap
2. Tertib dalam berkendara. 5,5 Cenderung Siap
3. Tidak menjual atau menggunakan barang yang dilarang oleh agama dan 5,5 Cenderung Siap
negara.
Keamanan dan Keselamatan pada Pengunjung
1. Institusi selalu menjalankan sistem keamanan lingkungan (Siskamling). 5,4 Agak Siap
2. Institusi harus mengetahui mengenai identitas pengunjung yang mengunjungi Cenderung Siap
Pulau Gebe. 5,8
3. Institusi mengetahui mengenai pengetahuan dasar penyakit ringan dan Agak Siap
memiliki pengetahuan tentang P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan). 5,0
4. Institusi menyediakan alat P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan). 5,3 Agak Siap
5. Institusi memastikan pengunjung agar tidak mengambil benda sejarah, benda Cenderung Siap
peninggalan, flora, fauna yang terdapat di objek wisata. 5,7
6. Institusi cepat tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan oleh Cenderung Siap
gangguan keamanan, kecelakaan, pencemaran, dan bencana alam. 5,6
7. Institusi melakukan pengawasan terhadap pengunjung yang melakukan Siap
aktivitas wisata. 5,9
8. Apabila ada yang melakukan perkelahian atau perusakan Institusi wajib Cenderung Siap
menghentikannya dan melaporkan kepada pihak yang berwajib. 5,5
9. Mengembalikan barang pengunjung yang hilang ketika menemukannya. 5,8 Cenderung Siap
Keramahan Institusi
1. Institusi melayani pengunjung tanpa membedakan status. 5,6 Cenderung Siap
2. Memberi senyum, salam, dan sapa jika bertemu pengunjung. 6,0 Siap
3. Institusi ramah dalam memberikan informasi. 5,6 Cenderung Siap
4. Institusi berbicara dengan sopan kepada setiap orang. 5,6 Cenderung Siap
5. Institusi memberikan harga yang sesuai terhadap produk yang dijual. 5,7 Cenderung Siap
6. Institusi saling bertegur sapa jika bertemu dengan orang lain. 5,8 Cenderung Siap
7. Institusi segera memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan 5,6 Cenderung Siap
pertolongan.
Pengembangan Wisata Bahari
108
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Tabel 59 Kesiapan institusi terhadap pengembangan wisata bahari di Pulau Gebe (lanjutan)
No. Variabel Kesiapan Institusi Rataan Keterangan
8. Institusi harus berpenampilan yang baik dan wajar dengan menggunakan 5,8 Cenderung Siap
pakaian yang sopan dan rapi saat berhadapan dengan pengunjung.
9. Institusi harus menghindari kebiasaan buruk saat melayani pengunjung seperti 5,8 Cenderung Siap
merokok, makan, tidak menatap pengunjung saat berbicara, mendengarkan
musik dengan menggunakan headset.
10. Institusi menyediakan barang yang berkualitas agar pengunjung tidak kecewa 5,8 Cenderung Siap
dan tidak memberikan penilaian yang negatif terhadap suatu tempat usaha
tersebut.
Kenyamanan bagi Pengunjung
1. Institusi harus dapat menjalin komunikasi dengan baik terhadap pengunjung. 5,7 Cenderung Siap
2. Institusi tidak melakukan perilaku negatif terhadap pengunjung begitupun 5,4 Agak Siap
sebaliknya.
3. Institusi tidak membicarakan masalah pribadi kepada pengunjung. 5,8 Cenderung Siap
4. Institusi tidak meminta tips dari pengunjung. 5,7 Cenderung Siap
5. Institusi tidak membeda-bedakan mengenai harga pengunjung lokal dan 5,7 Cenderung Siap
mancanegara.
6. Institusi tidak mengganggu aktivitas pengunjung. 5,8 Cenderung Siap
Kebersihan
1. Institusi memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan. 5,7 Cenderung Siap
2. Institusi harus menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah di lokasi 5,7 Cenderung Siap
strategis dan tempat pembuangan akhir sampah serta sistem pengelolaannya.
3. Institusi menyediakan fasilitas MCK yang bersih dan layak digunakan. 6,0 Siap
4. Institusi wajib bergotong royong sekurang-kurangnya satu kali dalam 6,0 Siap
seminggu untuk kebersihan kawasan.
5. Institusi diharapkan mengambil dan membuang sampah yang ada di 5,7 Cenderung Siap
sekitarnya pada tempat sampah.
6. Adanya petugas kebersihan yang bertugas mengontol kualitas kebersihan 5,9 Siap
lingkungan.
7. Perusahaan yang berada sekitar kawasan tidak membuang limbah 6,1 Siap
sembarangan. Namun mengolahnya menjadi limbah ramah lingkungan atau
produk lain yang lebih bermanfaat.
Kebersamaan Institusi
Karakteristik, Motivasi, dan Persepsi 109

Tabel 59 Kesiapan institusi terhadap pengembangan wisata bahari di Pulau Gebe (lanjutan)
No. Variabel Kesiapan Institusi Rataan Keterangan
1. Institusi melakukan gotong-royong secara sukarela. 5,8 Cenderung Siap
2. Institusi bersama-sama dalam memecahkan semua permasalahan. 5,7 Cenderung Siap
3. Institusi bersama-sama dalam menentukan harga produk dan paket wisata agar 5,9 Siap
tidak terjadi persaingan yang bersifat negatif.
4. Institusi bersama-sama dalam menciptakan produk dengan kualitas baik. 5,7 Siap
5. Institusi mempertahankan adat istiadat yang berlaku. 6,1 Siap
6. Institusi bersama-sama dalam menjaga keamanan, kenyamanan, ketertiban, 6,2 Siap
dan kebersihan.
7. Institusi menjaga sarana, prasarana, dan fasilitas umum secara bersama-sama. 6,0 Siap
Program Wisata

Program wisata bahari di Pulau Gebe disusun berdasarkan program wisata ini ditujukan kepada pengunjung
pada sumber daya potensial, sarana dan prasarana, berumur 11 tahun ke atas dan jumlah pengunjung yang
pengunjung, masyarakat, serta pengelola sehingga dapat dapat mengikuti program wisata ini terbatas yaitu 3–10
dirancang program wisata harian, bermalam, dan acara orang. Pelaksanaan program wisata ini dilaksanakan
tahunan. Program wisata dirancang berdasarkan tiga selama 7–8 jam.
aspek potensi wisata, yaitu welcoming ceremony, main
Pulau Gebe memiliki laut dengan daya tarik berupa
activity, dan supporting activity. Ketiga aspek tersebut
keindahan warna laut serta kekayaan sumber daya
terdapat pada Tabel 60.
perairan laut lainnya yang beranekaragam. Program
wisata “Berenang” bertujuan agar pengunjung dapat
Program Wisata Harian mengenal lingkungan laut dengan keanekaragaman
sumber daya alam hayati dan nonhayati yang memiliki
Program wisata harian merupakan suatu bentuk
nilai estetika tinggi. Pengunjung berkeliling perairan
rangkaian aktivitas wisata yang dilaksanakan selama
laut sekitar Pulau Gebe dengan mengunjungi titik-titik
satu hari tanpa bermalam. Pilihan program wisata
objek potensial yang terkandung pada perairan laut
harian diantarannya Program Wisata “Berenang”,
Pulau Gebe. Titik titik objek yang menarik di perairan
”Pasir Koloray”, dan ”Tikar”.
laut sekitar Pulau Gebe yaitu melihat keramba jaring
apung, serta lokasi yang memiliki keanekaragaman
Program Wisata Berenang “Bermain terumbu karang dan ikan karang sehingga pengunjung
dengan Ikan Karang” dapat melakukan aktivitas snorkeling atau diving.
Program wisata Berenang ”Bermain dengan Ikan Karang” Pengunjung dapat mengenal dan mempelajari biota laut
merupakan program wisata yang dilakukan dalam dan pemanfaatan laut dengan kearifan tradisional oleh
satu hari tanpa bermalam. Program wisata ini dapat masyarakat Pulau Gebe. Manfaat yang dapat diperoleh
dilakukan pada hari biasa atau akhir minggu. Sasaran bagi pengunjung adalah timbulnya rasa pemahaman
Pengembangan Wisata Bahari
112
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

tentang pentingnya pelestarian sumber daya alam lingkungan. Penjelasan mengenai susunan program
terutama laut karena penting bagi keseimbangan wisata bahari ini dapat dilihat pada Tabel 61 dan
kehidupan sehingga munculnya motivasi untuk Gambar 43.
melakukan upaya nyata dalam kegiatan pelestarian
Tabel 60 Aspek potensi untuk perancangan program
No. Aspek Potensi Kegiatan Uraian Aktivitas
1. Welcoming Ceremony Tari Cakalele Pengunjung disambut oleh masyarakat dengan Tarian Cakalele atau Dana-dana
Tari Dana-dana setelah tiba di Pulau Gebe mulai dari pelabuhan hingga tempat istirahat dan
diberi sajian hidangan kuliner tradisional.
Makanan Tradisional
2. Main Activity Penangkapan Ikan Pengunjung mengikuti aktivitas penangkapan ikan dengan cara memancing
Snorkeling atau Diving menggunakan berbagai alat tangkap seperti handline, gillnet, atau liftnet.
Pengolahan Ikan Pengunjung mengunjungi spot terumbu karang di selatan Pulau Gebe (Desa
Umera), sebelah selatan Pulau Yoi serta sebelah utara Pulau Uta untuk
Budi daya Ikan menikmati keanekaragaman jenis biota laut.
Pengunjung diajak untuk mengetahui dan ikut serta dalam proses pengolahan
ikan menjadi kuliner, ikan garam, dan lainnya.
Pengunjung dapat pula melihat budi daya ikan di karamba jaring apung
3. Supporting Activity Trekking Pengunjung diajak untuk berkeliling kawasan sambil mengamati flora dan
Animal watching fauna, budaya, serta sejarah masyarakat Pulau Gebe, mengenal kerajinan
anyaman, seni musik dan tari, kuliner, permainan tradisional, serta budi daya
Pengamatan ikan karang.
Tumbuhan
Gejala alam yang dapat dilihat dan dinikmati yaitu goa, sunset dan sunrise, serta
Penelusuran Goa dan pasang dan surut air laut.
Sejarah Pulau Gebe
Kerajinan Anyaman
Seni Musik dan Tari
Tradisional
Kuliner
Permainan Tradisional
Sunset dan Sunrise
Pasang dan Surut Air
Laut
Program Wisata 113

Tabel 61 Uraian program wisata “berenang”


No. Waktu Kegiatan Uraian Aktivitas
1. 08.00–08.30 Penyambutan Tarian sambutan (Tari Cakalele), Welcome drink, perkenalan
program
2. 08.30–09.00 Trekking Pulau Gebe Memperkenalkan berbagai potensi Pulau Gebe
3. 09.00–10.30 Berperahu dan Snorkeling di Pulau Berperahu dan Snorkeling pada spot terumbu karang di Pulau
Fao Fao
4. 10.30–12.00 Berperahu Berperahu menuju tempat budi daya ikan karang untuk
mempelajari hal tersebut.
5. 12.00–13.30 Ishoma Istirahat dan menikmati kuliner di Desa Umera
6. 13.30–16.00 Berenang atau Snorkeling di Umera Bermain dan berenang atau menuju Spot terumbu karang dan
melakukan aktivitas snorkeling atau menyelam di Pantai Umera.
7. 16.00–17.00 Penutupan Istirahat, bercerita tentang kesan, membeli cenderamata, dan
penutupan

Gambar 43 Alur program wisata berenang


Pengembangan Wisata Bahari
114
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Penyambutan. Program wisata “Berenang” diawali Berperahu dan Snorkeling di Pulau Fao. Aktivitas
dengan penyambutan pengunjung di dermaga Pulau berperahu dilakukan dengan menggunakan perahu
Gebe. Pengunjung disambut oleh masyarakat Pulau tradisional milik masyarakat Pulau Gebe. Penggunaan
Gebe dengan menggunakan Tarian cakalele. Tari perahu disesuaikan dengan jumlah pengunjung. Jenis
cakalele merupakan tari yang menggambarkan sejarah perahu tersebut menggunakan mesin agar efektif
peperangan masyarakat Maluku Utara. Tari ini dalam itenerary program. Semua peralatan berenang,
memberikan dampak positif bagi pengunjung yang snorkeling, atau diving, alat pancing dibawa pada saat
melihat karena Tari cakalele dapat meningkatkan menaiki perahu. Objek pertama yang akan dikunjungi
semangat pengunjung. Kemudian pengunjung dalam berperahu yaitu titik terumbu karang yang berada
dihidangkan welcome drink yaitu teh manis dan kue. di depan Pulau Fao yang berjarak 100 m atau berdurasi
Setelah pengunjung menikmati hidangan welcome 5 menit dari Pulau Gebe. Pengunjung akan diberikan
drink, pengunjung diberi penjelasan teknis tentang interpretasi tentang ikan karang seperti jenis kerapu
pelaksanaan program wisata “Berenang” yang akan dan kakap serta jenis lainnya yang dibudidayakan
dilakukan serta mempersiapkan berbagai kebutuhan oleh masyarakat di keramba jaring apung tersebut.
dalam aktivitas program wisata “Berenang” seperti life Pengunjung diperbolehkan mengambil ikan secukupnya
jacket, alat snorkeling, atau diving. untuk makan siang di tujuan objek selanjutnya.
Pengunjung dapat menikmati terumbu karang selama
Trekking Pulau Gebe. Aktivitas pertama yang akan
waktu 120 menit.
dilakukan oleh pengunjung dalam program wisata
“Berenang” yaitu trekking Pulau Gebe. Pengunjung Perjalanan selanjutnya yaitu menuju lokasi budi daya
akan didampingi oleh interpreter selama mengikuti ikan karang di karamba jaring apung miliki masyarakat
program dengan tujuan untuk menginterpretasikan Pulau Gebe yang berada di Desa Umera. Jarak tempuh
berbagai macam potensi wisata yang terdapat di Pulau menuju keramba yaitu 3 km dengan waktu tempuh 30
Gebe sehingga menimbulkan pemahaman tentang suatu menit. Selama perjalanan menuju karamba, pengunjung
objek serta pengalaman berwisata yang lebih menarik. dapat melihat jernihnya air laut serta keanekaragaman
Dalam kegiatan trekking, pengunjung akan berjalan warna air laut karena perbedaan topografi dasar laut
menelusuri jalan utama Pulau Gebe sambil melihat dan serta pengunjung dapat melepaskan kail pancing yang
diberi penjelasan tentang flora, fauna, peralatan hidup, telah diberi umpan buatan. Jika memperoleh ikan dari
dan aktivitas masyarakat Pulau Gebe. Trekking tersebut hasil memancing, dapat menjadi bahan makan siang.
akan berakhir di dermaga untuk naik perahu menuju Selain itu, pengunjung dapat melihat keanekaragaman
objek selanjutnya. keunikan karang beserta ikan karang serta biota laut
lainnya yang dapat terlihat dari atas permukaan air.
Program Wisata 115

Pengunjung tiba di lokasi budi daya ikan karang dan Penutupan. Aktivitas mengunjungi Pantai Umera
diberi penjelasan tentang sejarah kegiatan budi daya merupakan aktivitas terakhir mengunjungi objek dalam
masyarakat di Pulau Gebe dan perkembangannya program wisata “Berenang”. Pengunjung kembali ke
hingga saat ini. Pengunjung dapat mengikuti aktivitas pusat Pulau Gebe untuk beristirahat serta bercerita
perawatan dan memancing ikan karang bersama tentang kesan dari pengalaman mengunjungi potensi
masyarakat Pulau Gebe. Setelah selesai dari lokasi budi wisata bahari yang terdapat di Pulau Gebe. Selanjutnya,
daya ikan, maka pengunjung melanjutkan perjalanan pengunjung dapat membeli suvenir khas Pulau Gebe
menuju Desa Umera. seperti ikan garam yang merupakan ikan asin yang
berbahan dasar ikan karang serta kerajinan kerang.
Istirahat dan Menikmati Kuliner. Setelah selesai
Pengunjung akan berpamitan dengan masyarakat Pulau
mengunjungi lokasi budi daya ikan karang, pengunjung
Gebe karena telah selesai mengikuti program wisata
tiba di Desa Umera untuk beristirahat dan menikmati
“Berenang”.
kuliner khas masyarakat Pulau Gebe di Desa Umera.
Pengunjung dapat menikmati desa yang memiliki
keindahan dengan perpaduan hamparan hutan lindung Program Wisata Message of Gebe
serta pantai dan laut yang indah di Pulau Gebe. “Mengenal Sejarah Gebe”
Pengunjung melakukan aktivitas bakar ikan yang
Program wisata Message of Gebe “Mengenal Sejarah
dibawa dari karamba untuk dinikmati sebagai hidangan
Gebe” merupakan program wisata yang dilakukan dalam
makan siang. Alat dan bahan yang digunakan dalam
satu hari tanpa bermalam. Program wisata ini dapat
bakar ikan hanya dengan menggunakan kayu bakar saja
dilakukan pada hari biasa atau akhir Minggu. Sasaran
serta bahan makanan pokok atau makanan pendamping
program wisata ini ditujukan kepada pengunjung
lain sebagai lauknya.
berumur 11 tahun ke atas dan jumlah pengunjung yang
Mengunjungi Spot Terumbu Karang di Pantai dapat mengikuti program wisata ini terbatas yaitu 3–10
Umera. Aktivitas setelah istirahat dan menikmati kuliner orang. Pelaksanaan program wisata ini dilaksanakan
yaitu bermain air, berenang dan mengunjungi spot selama 7–8 jam.
terumbu karang di sekitar Pantai Umera. Pengunjung
Pulau Gebe memiliki sejarah yang menarik untuk
dapat melihat terumbu karang dengan melakukan
diketahui oleh para pengunjung yang datang ke Pulau
snorkeling atau diving. Pengunjung dapat melihat dan
Gebe. Program wisata ”Message of Gebe” bertujuan
diberi interpretasi tentang keanekaragaman jenis karang
agar pengunjung dapat mengenal sejarah, melihat
dan ikan karang oleh interpreter. Waktu menikmati
bukti-bukti sejarah dan napak tilas perjalanan manusia
keindahan terumbu karang pada setiap spot terumbu
pertama di Pulau Gebe. Pengunjung berkeliling
karang yaitu 2,5 jam.
mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Pulau Gebe
Pengembangan Wisata Bahari
116
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

yang pada lokasi-lokasi tertentu terdapat bukti-bukti dihidangkan welcome drink yaitu teh manis dan kue.
sejarah yang berada mulai dari bagian ujung utara pulau Setelah pengunjung menikmati hidangan welcome
Gebe hingga ke selatan. Manfaat yang dapat diperoleh drink, pengunjung diberi penjelasan teknis tentang
bagi pengunjung adalah timbulnya rasa pemahaman pelaksanaan program wisata “Message of Gebe” yang akan
tentang pentingnya pemahaman dan pelestarian nilai- dilakukan serta mempersiapkan berbagai kebutuhan
nilai sejarah kehidupan pada suatu daerah sehingga dalam aktivitas program wisata “Message of Gebe” seperti
muncul rasa kepedulian untuk melindungi kelestarian perlengkapan trekking dan menelusuri goa.
objek-objek sejarah dan lingkungan saat ini. Penjelasan
mengenai susunan program wisata Message of Gebe
dapat dilihat pada Tabel 62 dan Gambar 44.
Penyambutan. Program wisata “Message of Gebe”
diawali dengan penyambutan pengunjung di dermaga
Pulau Gebe. Pengunjung disambut oleh masyarakat
Pulau Gebe dengan menggunakan Tarian Cakalele.
Tari Cakalele merupakan tari yang menggambarkan
sejarah peperangan masyarakat Maluku Utara. Tari
ini memberikan dampak positif bagi pengunjung yang
melihat karena Tari Cakalele dapat meningkatkan
semangat pengunjung. Kemudian pengunjung
Gambar 44 Alur program wisata “Message of Gebe”
Tabel 62 Uraian program wisata “Message of Gebe”
No. Waktu Kegiatan Uraian Aktivitas
1. 09.00–09.30 Penyambutan Tarian sambutan (Tari Cakalele), Welcome drink, perkenalan
program
2. 09.30–10.00 Trekking Pulau Gebe Memperkenalkan berbagai potensi Pulau Gebe
3. 10.00–13.00 Start of History Mengunjungi Bukit Eleua dan melihat bukti peninggalan
sejarah di sekitar bukit dan pengunjung diberikan interpretasi
tentang asal mula orang pertama tinggal di Gebe.
4. 13.00–14.00 Istirahat dan Menikmati Kuliner Istirahat dan menikmati kuliner di pusat kecamatan yaitu di
Desa Kapaleo
5. 14.00–16.00 Ending of History Mengunjungi dan menelusuri Goa Wetef sebagai tempat kedua
orang pertama Pulau Gebe tinggal.
6. 16.00–17.00 Penutupan Istirahat, bercerita tentang kesan, membeli cenderamata, dan
penutupan
Program Wisata 117

Trekking Pulau Gebe. Aktivitas pertama yang akan beragam sifat dan karakter yang berbeda. Di Desa
dilakukan oleh pengunjung dalam program wisata Kapaleo juga pengunjung dapat melihat goa kecil yang
“Message of Gebe” yaitu trekking Pulau Gebe. Pengunjung menjadi tempat bersemedi para leluhur masyarakat Pulau
akan didampingi oleh interpreter selama mengikuti Gebe. Pengunjung dapat menikmati kuliner dengan
program dengan tujuan untuk menginterpretasikan melakukan bakar ikan sendiri atau masak bersama
berbagai macam potensi wisata yang terdapat di Pulau dengan masyarakat. Alat dan bahan yang digunakan
Gebe sehingga menimbulkan pemahaman tentang suatu dalam bakar ikan hanya dengan menggunakan kayu
objek serta pengalaman berwisata yang lebih menarik. bakar saja serta bahan makanan pokok atau makanan
Dalam kegiatan trekking, pengunjung akan berjalan pendamping lain sebagai lauknya.
menelusuri jalan utama Pulau Gebe sambil melihat dan
Ending of History. Aktivitas setelah istirahat dan
diberi penjelasan tentang flora, fauna, peralatan hidup,
menikmati kuliner yaitu menuju Goa Wetef yang
dan aktivitas masyarakat Pulau Gebe.
berada di Tanjung Utara Pulau Gebe. Pengunjung
Start of History. Pengunjung diajak untuk mengunjungi akan melewati kawasan bekas lokasi penambangan
Bukit Eleua di sekitar Desa Sanaf Kacepo pada bagian PT ANTAM (Persero) Tbk., hutan lindung, dan
selatan Pulau Gebe. Bukit Eleua merupakan tempat perkebunan kelapa milik masyarakat. Setiba di Goa
tinggal pertama orang yang pertama kali tinggal di Wetef, pengujung dapat melihat keindahan stalagtit
Gebe. Untuk menuju bukit tersebut, pengunjung akan dan stalagmit goa yang merupakan tempat tinggal kedua
menelusuri hutan dan menaiki bukit untuk masuk ke leluhur pertama masyarakat Gebe ini. Pengunjung juga
dalam goa tempat tinggal pertama orang yang pertama dapat menelusuri goa dengan dipandu oleh masyarakat
kali tinggal di Pulau Gebe. Di sekitar bukit tersebut lokal. Setelah memasuki ke dalam goa, pengunjung
terdapat situs peninggalan sejarah berupa patung dapat beristirahat di tepi pantai yang dekat dengan Goa
kepala babi dan tungku masak. Pengunjung akan diberi sambil menikmati air buah kelapa dari perkebunan
penjelasan terkait dengan sejarah awal orang pertama kelapa milik masyarakat dan mendengarkan suara
kali tinggal di Pulau Gebe. Waktu pengunjung dapat deburan ombak Laut Pasifik. Waktu menikmati Ending
bukti awal sejarah Pulau Gebe dalam waktu 180 of History yaitu 2,5 jam.
menit.
Penutupan. Aktivitas mengunjungi lokasi akhir sejarah
Istirahat dan Menikmati Kuliner. Setelah selesai Gebe merupakan aktivitas terakhir mengunjungi objek
mengunjungi lokasi Bukit Eleua, pengunjung kembali dalam program wisata “Message of Gebe”. Pengunjung
ke Desa Kapaleo untuk beristirahat dan menikmati kembali ke pusat Pulau Gebe untuk beristirahat serta
kuliner khas masyarakat Pulau Gebe. Pengunjung bercerita tentang kesan dari pengalaman mengunjungi
dapat menikmati pusat pemerintahan Kecamatan Pulau potensi wisata sejarah yang terdapat di Pulau Gebe.
Gebe yang memiliki banyak jumlah penduduk dengan Selanjutnya pengunjung dapat membeli suvenir khas
Pengembangan Wisata Bahari
118
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Pulau Gebe seperti ikan garam yang merupakan ikan asin Pulau Gebe memiliki sejarah yang menarik untuk
yang berbahan dasar ikan karang serta kerajinan kerang. diketahui oleh para pengunjung yang datang ke Pulau
Pengunjung akan berpamitan dengan masyarakat Pulau Gebe. Program wisata “Kelapa Gebe” bertujuan agar
Gebe karena telah selesai mengikuti program wisata pengunjung dapat mengenal dan mengidentifikasi
“Message of Gebe”. keunikan dan keindahan beraneka ragam jenis satwa
liar yang terdapat di daratan Pulau Gebe. Pengunjung
Program Wisata Kelapa Gebe berkeliling dan mengamati keberadaan satwa liar seperti
keanekaragaman jenis burung, kepiting kenari, dan jika
“Kehidupan Satwa Liar Pulau Gebe” beruntung akan bertemu dengan Kuskus Gebe yang
Program wisata Kelapa Gebe “Kehidupan Satwa merupakan satwa endemik Pulau Gebe. Manfaat yang
Liar Pulau Gebe” merupakan program wisata yang dapat diperoleh bagi pengunjung adalah timbulnya rasa
dilakukan dalam satu hari tanpa bermalam. Program pemahaman tentang pentingnya pelestarian kehidupan
wisata ini dapat dilakukan pada hari biasa atau akhir satwa liar pada suatu daerah sehingga muncul rasa
minggu. Sasaran program wisata ini ditujukan kepada kepedulian untuk melindungi kelestarian satwa tersebut.
pengunjung berumur 11 tahun ke atas dan jumlah Penjelasan mengenai susunan program wisata Kelapa
pengunjung yang dapat mengikuti program wisata ini Gebe dapat dilihat pada Tabel 63 dan Gambar 45.
terbatas yaitu 3–10 orang. Pelaksanaan program wisata
ini dilaksanakan selama 7–8 jam.

Tabel 63 Uraian program wisata “Kelapa Gebe”


No. Waktu Kegiatan Uraian Aktivitas
1. 07.00–07.30 Penyambutan Tarian sambutan (Tari Cakalele), welcome drink, perkenalan program.
2. 07.30–08.00 Trekking Pulau Gebe Memperkenalkan berbagai potensi Pulau Gebe.
3. 08.00–12.00 Animal Watching Pengunjung diajak memasukin hutan lindung yang berada di Desa Umera.

Mengamati satwa liar seperti burung, mamalia, atau serangga.

Melintasi perkebunan pala milik masyarakat.


4. 12.00–12.30 Istirahat Istirahat.
5. 12.30–15.00 Menikmati Kuliner Membuat dan menikmati hidangan kuliner khas yang berbahan dasar
kepiting kenari atau ikan.
6. 15.00–16.00 Penutupan Istirahat, bercerita tentang kesan, membeli cenderamata dan penutupan.
Program Wisata 119

program dengan tujuan untuk menginterpretasikan


berbagai macam potensi wisata yang terdapat di Pulau
Gebe sehingga menimbulkan pemahaman tentang suatu
objek serta pengalaman berwisata yang lebih menarik.
Dalam kegiatan trekking, pengunjung akan berjalan
menelusuri jalan utama Pulau Gebe sambil melihat dan
diberi penjelasan tentang flora, fauna, peralatan hidup,
dan aktivitas masyarakat Pulau Gebe.
Animal Watching. Pengunjung diajak untuk
mengunjungi hutan lindung di sekitar Desa Umera pada
bagian selatan Pulau Gebe. Hutan lindung merupakan
Gambar 45 Alur program wisata “Kelapa Gebe”
habitat bagi satwa liar terutama berbagai jenis burung,
Penyambutan. Program wisata “Kelapa Gebe” kepiting kenari, dan masih disebutkan terdapat satwa
diawali dengan penyambutan pengunjung di dermaga endemik Pulau Gebe yaitu jenis kuskus gebe yang
Pulau Gebe. Pengunjung disambut oleh masyarakat memiliki status Critical Endangered (CR) berdasarkan
Pulau Gebe dengan menggunakan Tarian cakalele. IUCN tahun 2008. Pengunjung akan menelusuri
Tari cakalele merupakan tari yang menggambarkan hutan lindung dengan melalui jalan yang telah dibuat
sejarah peperangan masyarakat Maluku Utara. Tari oleh masyarakat untuk menuju kebun pala. Kemudian
ini memberikan dampak positif bagi pengunjung pengunjung akan melalui beberapa perkebunan
yang melihat karena Tari cakalele dapat meningkatkan pala milik masyarakat serta dapat pula mengunjungi
semangat pengunjung. Kemudian pengunjung air terjun. Sepanjang perjalanan, pengunjung akan
dihidangkan welcome drink yaitu teh manis dan kue. diberi penjelasan terkait dengan satwa-satwa liar yang
Setelah pengunjung menikmati hidangan welcome ditemukan. Jika pengunjung sudah merasa cukup
drink, pengunjung diberi penjelasan teknis tentang untuk melakukan pengamatan satwa di hutan lindung,
pelaksanaan program wisata “Kelapa Gebe” yang akan acara akan dilanjutkan dengan kegiatan memancing
dilakukan serta mempersiapkan berbagai kebutuhan ikan di Pantai Umera. Total waktu yang tersedia bagi
dalam aktivitas program wisata “Kelapa Gebe” seperti pengunjung yaitu 240 menit.
perlengkapan trekking dan memancing. Istirahat, Membuat, dan Menikmati Kuliner. Setelah
Trekking Pulau Gebe. Aktivitas pertama yang akan selesai melakukan animal watching, pengunjung
dilakukan oleh pengunjung dalam program wisata beristirahat di Pantai Umera. Hasil tangkapan ikan
”Kelapa Gebe” yaitu trekking Pulau Gebe. Pengunjung dan kepiting kenari yang diperoleh di kebun akan
akan didampingi oleh interpreter selama mengikuti dimasak bersama dengan masyarakat. Alat dan bahan
Pengembangan Wisata Bahari
120
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

yang digunakan dalam memasak yaitu menggunakan Program Wisata “Gebe Adventure”
peralatan tradisional seperti kayu bakar saja serta
bahan makanan pokok atau makanan pendamping lain Program Wisata “Gebe Adventure” merupakan bentuk
sebagai lauknya. Menikmati sajian masakan tersebut di program wisata yang dilaksanakan menginap selama
Pantai Umera dengan ditambah air buah kelapa serta 2 hari 1 malam di Pulau Gebe. Program wisata “Gebe
menikmati pemandangan pantai dan laut yang indah. Adventure” dilaksanakan pada opsi waktu weekdays atau
weekend. Sasaran program ini adalah remaja dan dewasa.
Penutupan. Aktivitas menikmati hidangan kuliner Jumlah pengunjung yang dapat mengikuti paket wisata
merupakan aktivitas terakhir mengunjungi objek dalam ini adalah 3–10 orang. Pengunjung menginap di homestay
program wisata “Kelapa Gebe”. Pengunjung kembali miliki masyarakat sehingga pengunjung memperoleh
ke pusat Pulau Gebe untuk beristirahat serta bercerita pengalaman hidup berdampingan bersama masyarakat
tentang kesan dari pengalaman mengunjungi potensi dan mengetahui aktivitas keseharian masyarakat.
wisata sejarah yang terdapat di Pulau Gebe. Selanjutnya
pengunjung dapat membeli suvenir khas Pulau Gebe Program wisata “Gebe Adventure” bertujuan untuk
seperti ikan garam yang merupakan ikan asin yang mengajak pengunjung menikmati aktivitas masyarakat
berbahan dasar ikan karang serta kerajinan kerang. Pulau Gebe yang masih tradisional. Pengunjung dapat
Pengunjung akan berpamitan dengan masyarakat Pulau mengenal dan ikut serta dalam aktivitas berkebun,
Gebe karena telah selesai mengikuti program wisata menangkap ikan, dan mengelola hasil tangkapan ikan
“Kelapa Gebe”. secara tradisional bersama masyarakat, serta mengeksplor
keindahan alam dan keanekaragaman hayati di Pulau
Gebe. Penjelasan mengenai susunan program wisata ini
Program Wisata Bermalam terdapat pada Tabel 64 dan Gambar 46.
Program wisata bermalam merupakan suatu rangkaian
aktivitas wisata yang dilaksanakan secara over night pada
suatu objek wisata. Opsi program wisata bermalam
dalam kegiatan wisata bahari di Pulau Gebe yaitu
Program Wisata “Gebe Adventure” dan “Exploration of
Gebe and Yoi Island”.
Program Wisata 121

Tabel 64 Uraian program wisata “Gebe Adventure”


No. Waktu Kegiatan Uraian Aktivitas
Hari 1
1. 09.00–09.30 Penyambutan Tarian sambutan (Tari cakalele), Welcome drink, perkenalan
2. 07.30–08.00 Trekking Pulau Gebe Memperkenalkan berbagai potensi Pulau Gebe
3. 08.00–12.00 Animal Watching Pengunjung diajak memasukin hutan lindung yang berada di Desa
Umera.

Mengamati satwa liar seperti burung, mamalia, atau serangga.


4. 12.00–13.00 Ishoma Istirahat, salat, dan makan di perkebunan pala milik masyarakat
5. 13.00–15.00 Berkebun bersama masyarakat Mengenal teknik berkebun pala dan pengolahan hasil perkebunan
bersama dengan masyarakat
6. 15.00–16.00 Istirahat dan Shalat Beristirahat di perkampungan masyarakat
7. 16.00–18.30 Menangkap ikan secara Mengenal cara penangkapan ikan secara tradisional bersama
tradisional masyarakat
8. 18.30–21.00 ISHOMA Beristirahat dan bercengkrama dengan masyarakat
Hari 2
1. 06.00–07.30 Menyambut Pagi di Pulau
Gebe Menikmati sunrise dan suasana pagi
2. 07.30–08.00 Istirahat Istirahat di homestay
3. 08.00–10.00 Berperahu Melihat umpan jebakan ikan kemarin sore
3. 10.00–13.00 Berenang dan Snorkeling Melakukan aktivitas di Pantai Umera sambil berenang atau
snorkeling atau berperahu
4. 13.00–14.00 Ishoma Istirahat, salat, dan makan siang
5. 14.00–15.00 Penutupan Istirahat, bercerita tentang kesan, dan penutupan
Pengembangan Wisata Bahari
122
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Setelah pengunjung menikmati hidangan welcome


drink, pengunjung diberi penjelasan teknis tentang
pelaksanaan program wisata “Gebe Adventure” yang akan
dilakukan serta mempersiapkan berbagai kebutuhan
dalam aktivitas program wisata “Gebe Adventure” seperti
life jacket, alat snorkeling atau diving.
Trekking Pulau Gebe. Aktivitas pertama yang akan
dilakukan oleh pengunjung dalam program wisata “Gebe
Adventure” yaitu trekking Pulau Gebe. Pengunjung akan
didampingi oleh interpreter selama mengikuti program
dengan tujuan untuk menginterpretasikan berbagai
macam potensi wisata yang terdapat di Pulau Gebe
sehingga menimbulkan pemahaman tentang suatu
objek serta pengalaman berwisata yang lebih menarik.
Dalam kegiatan trekking, pengunjung akan berjalan
menelusuri jalan utama Pulau Gebe sambil melihat dan
diberi penjelasan tentang flora, fauna, peralatan hidup,
dan aktivitas masyarakat Pulau Gebe.
Animal Watching. Pengunjung diajak untuk
mengunjungi hutan lindung di sekitar Desa Umera pada
Gambar 46 Alur program wisata “Gebe Adventure” bagian selatan Pulau Gebe. Hutan lindung merupakan
habitat bagi satwa liar terutama berbagai jenis burung,
Penyambutan. Program wisata “Gebe Adventure”
kepiting kenari, dan masih disebutkan terdapat satwa
diawali dengan penyambutan pengunjung di dermaga
endemik Pulau Gebe yaitu jenis kuskus gebe yang
Pulau Gebe. Pengunjung disambut oleh masyarakat
memiliki status Critical Endangered (CR) berdasarkan
Pulau Gebe dengan menggunakan Tarian cakalele.
IUCN tahun 2008. Pengunjung akan menelusuri
Tari cakalele merupakan tari yang menggambarkan
hutan lindung dengan melalui jalan yang telah dibuat
sejarah peperangan masyarakat Maluku Utara. Tari
oleh masyarakat untuk menuju kebun pala.
ini memberikan dampak positif bagi pengunjung
yang melihat karena Tari cakalele dapat meningkatkan Istirahat dan Menikmati Kuliner Kebun. Setelah
semangat pengunjung. Kemudian pengunjung selesai melakukan animal watching, pengunjung
dihidangkan welcome drink yaitu teh manis dan kue. beristirahat di perkebunan pala masyarakat di Desa
Umera. Pengunjung diberi hidangan masakan kebun
Program Wisata 123

oleh masyarakat sebagai sajian makan siang. Menikmati Bermalam di Homestay. Setelah melakukan aktivitas
sajian masakan tersebut di Pantai Umera dengan menangkap ikan secara tradisional, pengunjung akan
ditambah air buah kelapa serta menikmati pemandangan beristirahat di homestay milik masyarakat. Masyarakat
hutan yang asri. diberikan kesempatan untuk menyediakan kamar
untuk pengunjung sebagai tempat bermalam selama
Berkebun Bersama Masyarakat. Setelah menikmati
berkunjung di Pulau Gebe. Dengan tinggal bersama
sajian masakan, pengunjung akan diajak bersama
masyarakat, pengunjung dapat lebih akrab dengan
masyarakat mempelajari teknik berkebun pala.
masyarakat.
Pengunjung diberi pengetahuan tentang cara menanam,
merawat dan mengolah hasil perkebunan pala. Menikmati Sunrise dan Melihat Jebakan Ikan. Pagi
hari pengunjung akan bangun dan menikmati sunrise
Istirahat dan Menikmati Kuliner. Setelah selesai
serta aktivitas pagi masyarakat. Setelah itu pengunjung
mengunjungi lokasi budi daya ikan karang, pengunjung
berperahu melihat jebakan ikan yang menggunakan
tiba di Desa Umera untuk beristirahat dan menikmati
daun kelapa yang dipasang pada kemarin sore. Jika
kuliner khas masyarakat Pulau Gebe di Desa Umera.
jebakan ikan tersebut berhasil memperoleh hasil ikan,
Pengunjung dapat menikmati desa yang memiliki
hasil tangkapan tersebut akan digunakan untuk makan
keindahan dengan perpaduan hamparan hutan lindung
siang.
serta pantai dan laut yang indah di Pulau Gebe.
Pengunjung melakukan aktivitas bakar ikan yang Mengunjungi Spot Terumbu Karang di Pantai
dibawa dari karamba untuk dinikmati sebagai hidangan Umera. Aktivitas setelah istirahat dan menikmati
makan siang. Alat dan bahan yang digunakan dalam kuliner yaitu bermain air, berenang dan mengunjungi
bakar ikan hanya dengan menggunakan kayu bakar saja spot terumbu karang di sekitar Pantai Umera.
serta bahan makanan pokok atau makanan pendamping Pengunjung dapat melihat terumbu karang dengan
lain sebagai lauknya. melakukan snorkeling atau berenang. Pengunjung dapat
melihat dan diberi interpretasi tentang keanekaragaman
Menangkap Ikan secara Tradisional. Pengunjung
jenis karang dan ikan karang oleh interpreter. Waktu
akan diajak mempelajari tata cara menangkap ikan
menikmati keindahan terumbu karang pada setiap spot
secara tradisional masyarakat yang saat ini hampir semua
terumbu karang yaitu 2,5 jam.
sudah tidak dilakukan. Masyarakat memiliki beberapa
cara penangkapan ikan dan cara membuat putas secara Penutupan. Aktivitas mengunjungi Pantai Umera
tradisional. Cara memancing ikan secara tradisional merupakan aktivitas terakhir mengunjungi objek dalam
menggunakan bambu, daun kelapa, dan menggunakan program wisata “Gebe Adventure”. Pengunjung kembali
jala, sedangkan putas alami yang disebut Babore dan ke pusat Pulau Gebe untuk beristirahat serta bercerita
akar Bore Nyuid. tentang kesan dari pengalaman mengunjungi potensi
Pengembangan Wisata Bahari
124
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

wisata bahari yang terdapat di Pulau Gebe. Selanjutnya remaja dan dewasa. Jumlah pengunjung yang dapat
pengunjung dapat membeli suvenir khas Pulau Gebe mengikuti paket wisata ini adalah 3–10 orang.
seperti ikan garam yang merupakan ikan asin yang Pengunjung menginap di homestay miliki masyarakat
berbahan dasar ikan karang serta kerajinan kerang. sehingga pengunjung memperoleh pengalaman hidup
Pengunjung akan berpamitan dengan masyarakat Pulau berdampingan bersama masyarakat dan mengetahui
Gebe karena telah selesai mengikuti program wisata aktivitas keseharian masyarakat.
“Gebe Adventure”.
Program Wisata “Exploration of Gebe and Yoi Island”
bertujuan untuk mengajak pengunjung menikmati
Program Wisata “Exploration of Gebe keindahan dan keunikan alam serta aktivitas masyarakat
and Yoi Island” di Pulau Gebe dan Pulau Yoi yang masih tradisional.
Pengunjung mengenal berbagai potensi alam Pulau
Program Wisata Kegiatan “Exploration of Gebe and
Gebe baik yang di daratan, pesisir, dan laut yang masih
Yoi Island” merupakan bentuk program wisata yang
alami dan pola pemanfaatan alam oleh masyarakat
dilaksanakan menginap selama 3 hari 2 malam di
nelayan Pulau Gebe dan Pulau Yoi yang dilakukan
Pulau Gebe dan Pulau Yoi. Program wisata Exploration
dengan kearifan tradisional. Penjelasan mengenai
of Gebe and Yoi Island dilaksanakan pada opsi waktu
susunan program wisata ini terdapat pada Tabel 65 dan
weekdays atau weekend. Sasaran program ini adalah
Gambar 47.

Tabel 65 Uraian program wisata “Exploration of Gebe and Yoi Island”


No. Waktu Kegiatan Uraian Aktivitas
Day 1
1. 09.00–09.30 Penyambutan Tarian sambutan, Welcome drink, perkenalan
2. 09.30–10.00 Trekking Pulau Gebe Berkeliling pulau dengan menginterpretasikan berbagai potensi Pulau
Gebe
3. 10.00–13.00 Start of History Mengunjungi Bukit Eleua dan melihat bukti peninggalan sejarah di
sekitar bukit dan pengunjung diberikan interpretasi tentang asal mula
orang pertama tinggal di Gebe.
4. 13.00–14.00 Istirahat dan Menikmati Istirahat dan menikmati kuliner di pusat kecamatan yaitu di Desa
Kuliner Kapaleo
5. 14.00–17.00 Ending of History Mengunjungi dan menelusuri Goa Wetef sebagai tempat kedua orang
pertama Pulau Gebe tinggal.
6. 17.00 Ishoma Istirahat, salat, dan menikmati kuliner
Program Wisata 125

Tabel 65 Uraian program wisata “Exploration of Gebe and Yoi Island” (lanjutan)
No. Waktu Kegiatan Uraian Aktivitas
Day 2
1. 06.00–07.30 Menyambut pagi di Pulau Menikmati sunrise dan suasana pagi serta mengamati aktivitas pagi
Gebe masyarakat Pulau Gebe
2. 07.30–08.00 Istirahat Beristirahat di homestay
3. 08.00– 0.00 Perjalanan menuju Pulau Mempelajari proses pembuatan ikan garam
Yoi
4. 10.00–12.00 Trekking di Pulau Yoi Menikmati suasana dan menelusuri Pulau Yoi
5. 12.00–13.00 Ishoma dan menikmati Istirahat, salat, dan menikmati kuliner tradisional dari Pulau Yoi
Kuliner
6. 13.00–15.00 Bermain di Telaga Pulau Berenang dan snorkeling di Telaga Pulau Yoi
Yoi
7. 15.00–16.00 Isho Istirahat dan salat
8. 16.00–18.00 Menjerat Ketam Kenari Mengenal dan mempelajari musik, alat musik, dan tarian tradisional
Maluku Utara
9. 18.00 Istirahat, makan, dan Istirahat dan tidur di homestay
menginap di homestay
Day 3
1. 06.00–07.00 Menikmati suasana pagi di Menikmati sunrise dan suasana pagi serta mengamati aktivitas pagi
Pulau Yoi masyarakat Pulau Gebe.
2. 07.00–09.00 Melihat jerat kepiting Melihat kembali jerat kepiting kenari yang dipasang pada saat
kenari
3. 09.00–10.30 Menuju Pantai Umera Berperahu menuju pulau
4. 10.30–13.00 Aktivitas di Pantai Umera Berenang atau snorkeling di Pantai Umera
5. 13.00–15.00 Istirahat dan menikmati Istirahat dan membuat serta menikmati kuliner dari ketam kenari
kuliner
4. 15.00–16.00 Penutupan Istirahat, bercerita tentang kesan, dan penutupan
Pengembangan Wisata Bahari
126
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

dapat meningkatkan semangat pengunjung. Kemudian


pengunjung dihidangkan welcome drink yaitu teh manis
dan kue. Setelah pengunjung menikmati hidangan
welcome drink, pengunjung diberi penjelasan teknis
tentang pelaksanaan program wisata “Exploration
of Gebe and Yoi Island” yang akan dilakukan serta
mempersiapkan berbagai kebutuhan dalam aktivitas
program wisata “Exploration of Gebe and Yoi Island”
seperti perlengkapan trekking dan menelusuri goa.
Trekking Pulau Gebe. Aktivitas pertama yang akan
dilakukan oleh pengunjung dalam program wisata
“Exploration of Gebe and Yoi Island” yaitu trekking Pulau
Gebe. Pengunjung akan didampingi oleh interpreter
selama mengikuti program dengan tujuan untuk
menginterpretasikan berbagai macam potensi wisata
yang terdapat di Pulau Gebe sehingga menimbulkan
pemahaman tentang suatu objek serta pengalaman
berwisata yang lebih menarik. Dalam kegiatan trekking,
pengunjung akan berjalan menelusuri jalan utama Pulau
Gebe sambil melihat dan diberi penjelasan tentang
flora, fauna, peralatan hidup, dan aktivitas masyarakat
Gambar 47 Alur program wisata “Exploration of Gebe Pulau Gebe.
and Yoi Island”
Starting History. Pengunjung diajak untuk
Penyambutan. Program wisata “Exploration of Gebe and mengunjungi Bukit Eleua di sekitar Desa Sanaf Kacepo
Yoi Island” diawali dengan penyambutan pengunjung pada bagian selatan Pulau Gebe. Bukit Eleua merupakan
di dermaga Pulau Gebe. Pengunjung disambut tempat tinggal pertama orang yang pertama kali tinggal
oleh masyarakat Pulau Gebe dengan menggunakan di Gebe. Untuk menuju bukit tersebut, pengunjung
Tarian cakalele. Tari cakalele merupakan tari yang akan menelusuri hutan dan menaiki bukit untuk
menggambarkan sejarah peperangan masyarakat masuk ke dalam goa tempat tinggal pertama orang
Maluku Utara. Tari ini memberikan dampak positif yang pertama kali tinggal di Pulau Gebe. Di sekitar
bagi pengunjung yang melihat karena Tari cakalele bukit tersebut terdapat situs peninggalan sejarah berupa
patung kepala babi dan tungku masak. Pengunjung
Program Wisata 127

akan diberi penjelasan terkait dengan sejarah awal orang sambil menikmati air buah kelapa dari perkebunan
pertama kali tinggal di Pulau Gebe. Waktu pengunjung kelapa milik masyarakat dan mendengarkan suara
dapat bukti awal sejarah Pulau Gebe dalam waktu 180 deburan ombak Laut Pasifik. Waktu menikmati Ending
menit. of History yaitu 2,5 jam.
Istirahat dan Menikmati Kuliner. Setelah selesai Bermalam di Homestay. Setelah melakukan aktivitas
mengunjungi lokasi Bukit Eleua, pengunjung kembali menangkap ikan secara tradisional, pengunjung akan
ke Desa Kapaleo untuk beristirahat dan menikmati beristirahat di homestay milik masyarakat. Masyarakat
kuliner khas masyarakat Pulau Gebe. Pengunjung diberikan kesempatan untuk menyediakan kamar
dapat menikmati pusat pemerintahan kecamatan Pulau untuk pengunjung sebagai tempat bermalam sementara
Gebe yang memiliki banyak jumlah penduduk dengan selama berkunjung di Pulau Gebe. Dengan tinggal
beragam sifat dan karakter yang berbeda. Di Desa bersama masyarakat, pengunjung dapat lebih akrab
Kapaleo juga pengunjung dapat melihat goa kecil yang dengan masyarakat.
menjadi tempat bersemedi para leluhur masyarakat Pulau
Menikmati Sunrise dan Berperahu Menuju Pulau
Gebe. Pengunjung dapat menikmati kuliner dengan
Yoi. Pagi hari pengunjung akan bangun dan menikmati
melakukan bakar ikan sendiri atau masak bersama
sunrise serta aktivitas pagi masyarakat. Setelah itu
dengan masyarakat. Alat dan bahan yang digunakan
pengunjung berperahu menuju Pulau Yoi. Lama
dalam bakar ikan hanya dengan menggunakan kayu
waktu tempuh menuju Pulau Yoi yaitu 1–1,5 jam
bakar saja serta bahan makanan pokok atau makanan
menggunakan kapal motor.
pendamping lain sebagai lauknya.
Trekking dan Mencari Ketam Kenari di Pulau
Ending of History. Aktivitas setelah istirahat dan
Yoi. Setiba di Pulau Yoi, pengunjung disambut oleh
menikmati kuliner yaitu menuju Goa Wetef yang
masyarakat Desa Pulau Yoi (Desa Umiyal). Pengunjung
berada di Tanjung Utara Pulau Gebe. Pengunjung
akan melaksanakan trekking menuju teluk Pulau Yoi.
akan melewati kawasan bekas lokasi penambangan
Teluk Pulau Yoi adalah lokasi yang paling indah
PT ANTAM (Persero) Tbk., hutan lindung, dan
dengan pemandangan pantai dan lautnya. Kondisi air
perkebunan kelapa milik masyarakat. Setiba di Goa
yang tenang serta sangat jernih dan terdapat ekosistem
Wetef, pengujung dapat melihat keindahan stalagtit
terumbu karang yang masih bagus. Pengunjung dapat
dan stalagmit goa yang merupakan tempat tinggal kedua
berenang dan snorkeling atau dapat pula berperahu di
leluhur pertama masyarakat Gebe ini. Pengunjung juga
teluk tersebut. Setelah mengunjungi teluk Pulau Yoi,
dapat menelusuri goa dengan dipandu oleh masyarakat
penunjung beristirahat kemudian melanjutkan dengan
lokal. Setelah memasuki ke dalam goa, pengunjung
memasang jerat untuk menangkap ketam kenari yang
dapat beristirahat di tepi pantai yang dekat dengan goa
banyak terdapat di perkebunan kelapa masyarakat.
Pengembangan Wisata Bahari
128
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Memasang jerat untuk ketam kenari harus sore hari


karena ketam kenari aktif pada malam hari. Pada pagi
Acara Tahunan “Festival Pulau
hari jerat tersebut dilihat. Gebe”
Mengunjungi Spot Terumbu Karang di Pantai Keragaman potensi baik alam maupun budaya
Umera. Pada pagi hari, pengunjung menikmati yang terdapat di Pulau Gebe sangat potensial untuk
suasana pagi pada kehidupan masyarakat Pulau Yoi. diperkenalkan dalam suatu event periodik yang
Selanjutnya melihat jerat yang dipasang kemarin bernama Festival Pulau Gebe. Festival Pulau Gebe
sore. Kemudian pengunjung melanjutkan berperahu bertujuan untuk mendatangkan pengunjung sebanyak-
menuju Pantai Umera yang terdapat di Selatan Pulau banyaknya ke Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera
Gebe, Pengunjung akan melakukan aktivitas berenang Tengah sehingga dapat menyebarluaskan informasi
dan mengunjungi spot terumbu karang di sekitar tentang potensi wisata yang terdapat pada kawasan
Pantai Umera. Pengunjung dapat melihat terumbu Pulau Gebe. Pengunjung yang datang ke festival
karang dengan melakukan snorkeling atau berenang. tersebut dapat mengenal potensi Pulau Gebe secara
Pengunjung dapat melihat dan diberi interpretasi lengkap dan mengembangkan kreativitas masyarakat
tentang keanekaragaman jenis karang dan ikan karang serta pengunjung sehingga potensi wisata yang terdapat
oleh interpreter. Setelah berenang atau snorkeling, di Pulau Gebe semakin berkembang dan berkualitas.
pengunjung akan membuat dan menikmati masakan Rangkaian kegiatan Festival Pulau Gebe dapat dilihat
dengan menu utama ketam kenari. pada Tabel 66.

Penutupan. Aktivitas mengunjungi Pantai Umera Pembukaan Festival Pulau Gebe. Pembukaan
merupakan aktivitas terakhir mengunjungi objek rangkaian kegiatan Festival Pulau Gebe dilaksanakan di
dalam program wisata “Exploration of Gebe and Yoi Pulau Gebe dengan diresmikan oleh Gubernur Maluku
Island”. Pengunjung kembali ke pusat Pulau Gebe Utara dan dihadiri oleh semua kepala daerah dan SKPD
untuk beristirahat serta bercerita tentang kesan dari (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di Provinsi Maluku
pengalaman mengunjungi potensi wisata bahari yang Utara. Kegiatan pembukaan terdiri dari kegiatan
terdapat di Pulau Gebe. Selanjutnya, pengunjung pameran potensi wisata dan budaya Pulau Gebe dan
dapat membeli suvenir khas Pulau Gebe seperti ikan potensi pariwisata dan kebudayaan seluruh kota dan
garam yang merupakan ikan asin yang berbahan dasar kabupaten di Provinsi Maluku Utara. Pengunjung
ikan karang serta kerajinan kerang. Pengunjung akan dapat menyaksikan kesenian daerah dan menikmati
berpamitan dengan masyarakat Pulau Gebe karena keanekaragaman kuliner tradisional Maluku Utara.
telah selesai mengikuti program wisata “Exploration of
Gebe and Yoi Island”.
Program Wisata 129

Tabel 66 Event tahunan “Festival Pulau Gebe”


Nama Kegiatan Uraian Kegiatan
Pembukaan Festival Pulau • Pengenalan Pulau Gebe
Gebe • Pameran pariwisata dan kebudayaan seluruh daerah tingkat II se-Maluku Utara
• Pergelaran kesenian daerah Maluku Utara
• Warung makanan dan minuman tradisional
Festival Budaya • Pameran perahu-perahu nelayan nusantara
Masyarakat Nelayan • Souvenir shop miniatur perahu-perahu nelayan nusantara
Nusantara • Karnaval perahu keliling pulau-pulau kecil di Wilayah Kabupaten Halmahera Tengah
• Show penangkapan ikan secara tradisional
• Lomba memancing ikan karang
• Warung makanan dan minuman tradisional
Festival Kuliner Maluku • Karnaval kuliner tradisional masyarakat nelayan
Utara • Lomba kuliner dengan berbahan dasar komoditas laut
• Lomba kuliner dengan bahan dasar rumput laut
• Lomba kuliner dengan bahan dasar komoditas pertanian dan perkebunan
• Warung makanan dan minuman tradisional
Festival Underwater • Pameran peralatan selam
• Pameran fotografi ikan karang
• Pameran fotografi terumbu karang
• Diving adventure
• Lomba underwater photograph
• Warung makanan dan minuman tradisional
Festival Handycraft • Pameran handycraft Maluku Utara
• Parade pembuatan kerajinan tradisional
• Warung makanan dan minuman tradisional
Festival Permainan • Festival permainan tradisional
Tradisional dan Olahraga • Festival olahraga air
Air • Aneka kegiatan rekreasi perairan
• Warung makanan dan minuman tradisional
Pengembangan Wisata Bahari
130
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Kegiatan pembukaan ini dapat tercapai sesuai dengan laut, serta potensi sumber daya perikanan dan kelautan
rencana jika seluruh pemerintah daerah se-Maluku pada masing-masing daerah. Selain itu, kegiatan ini
Utara dapat bekerja sama dan saling berkoordinasi dilaksanakan untuk menciptakan rasa penghargaan
serta siap berpartisipasi dalam kegiatan festival. Setiap kepada masyarakat nelayan yang sangat berperan
stand pameran diperlombakan dengan kategori stand dalam pembangunan Indonesia. Namun penghargaan
terkreatif dan stand terfavorit dan diberi penghargaan masyarakat dan perhatian pemerintah secara umum
oleh Gubernur Maluku Utara bagi pemenangnya masih kurang.
untuk memberi motivasi sehingga menampilkan yang
Kegiatan tersebut dapat diselenggarakan dengan baik
terbaik. Maluku Utara memiliki potensi kebudayaan
jika terjalin kerja sama yang baik antara pemerintah
berupa kesenian daerah yang unik dan menarik.
dengan masyarakat umum, pemerintah dengan nelayan,
Namun diperlukan himbauan secara dini kepada
serta masyarakat, pemerintah dengan pihak lain yang
pemerintah desa, instansi pendidikan, perkumpulan,
berkepentingan di bidang perikanan dan kelautan,
serta organisasi masyarakat dalam upaya melestarikan
masyarakat umum dengan masyarakat nelayan, dan
kebudayaan khususnya kesenian daerah sehingga semua
pihak yang berkepentingan dengan nelayan. Hal itu
sumber daya yang dibutuhkan dalam pentas kesenian
memang cukup sulit dilakukan pihak-pihak yang
tidak sulit dicari, termasuk juga pengisi acaranya dan
terkait tidak memiliki motivasi yang tulus dalam
demi mengefektifkan biaya.
mempersatukan masyarakat nelayan dengan institusi
Festival Budaya Masyarakat Nelayan Nusantara. dalam meningkatkan kemajuan perikanan dan kelautan
Event pada hari kedua yaitu Festival Budaya Masyarakat Indonesia.
Nelayan Nusantara, menampilkan kebudayaan
Festival Kuliner Maluku Utara. Hari ketiga rangkaian
masyarakat nelayan dari berbagai daerah pesisir seluruh
pelaksanaan kegitan Festival Pulau Gebe menampilkan
Indonesia seperti pameran perahu dan miniatur perahu
kegiatan Festival Kuliner Maluku Utara. Kegiatan
nelayan nusantara, show teknik penangkapan ikan
dilaksanakan berdasarkan pada keanekaragaman jenis
secara tradisional, karnaval perahu nelayan tradisional
kuliner tradisional Maluku Utara pada berbagai daerah
nusantara mengelilingi pulau-pulau kecil di Kabupaten
di masing-masing kota dan kabupaten se-Maluku
Halmahera Tengah, lomba memancing ikan demersal,
Utara. Keanekaragaman jenis kuliner pada berbagai
serta warung kuliner tradisional.
daerah di Maluku Utara disebabkan faktor cita rasa,
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan tingginya kreativitas, sumber daya, dan tatanan adat yang
potensi kebudayaan masyarakat nelayan di berbagai berlaku pada masing-masing daerah. Perkembangan
daerah pesisir seluruh Indonesia. Budaya masyarakat zaman membuat terjadinya modifikasi berbagai
nelayan di seluruh nusantara memiliki perbedaan kuliner tradisional sehingga menghilangkan kekhasan
karena berdasarkan letak geografis, kondisi perairan cita rasa, penampilan, dan makna dari kuliner itu
Program Wisata 131

sendiri. Oleh karena itu, Festival Kuliner Tradisional Pameran Handycraft Maluku Utara. Pameran ini
Maluku Utara diharapkan dapat mengenalkan kuliner dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan
tradisional kepada pengunjung dan masyarakat luas beragam jenis kerajinan tangan masyarakat Maluku
serta mengingatkan kembali masyarakat lokal tentang Utara dari berbagai Kota dan Kabupaten. Masing-masing
pentingnya pelestarian dan pemanfaatan kuliner daerah memiliki ciri khas sesuai dengan potensi wilayah,
tradisional. kebudayaan, serta kreativitas masayarakat. Kegiatan
ini diharapkan mampu memberikan semangat kepada
Setiap pemerintah daerah, kota, dan kabupaten se-
para pengrajin agar lebih meningkatkan kreativitas
Provinsi Maluku Utara berpartisipasi dalam display
sehingga memunculkan produk-produk dengan inovasi
kuliner tradisional untuk diperkenalkan kepada
terbaru. Masyarakat non pengrajin diharapkan menjadi
pengunjung. Pengunjung dapat melihat dan menikmati
konsumen yang aktif dalam mendukung pelestarian
kuliner tradisional dari berbagai daerah di Maluku
kerajinan, meningkatkan pemasaran produk, serta
Utara serta mengikuti lomba membuat kuliner dengan
tumbuh minat untuk ikut serta dalam melestarikan
masing-masing kreativitas dengan tema-tema tertentu.
kerajinan tangan Maluku Utara.
Festival Underwater. Keanekaragaman biota laut
Festival Permainan Tradisional dan Olahraga Air.
dan situs sejarah Perang Dunia II pada perairan laut
Kegiatan Festival Permainan Tradisional dan Olahraga
Kabupaten Halmahera Tengah menjadi dasar utama
Air dilaksanakan dengan tujuan agar mengingatkan
pembuatan Festival Underwater. Kegiatan ini dilakukan
kembali keceriaan orang-orang dewasa ketika masa kecil,
untuk memperkenalkan dan menawarkan paket-paket
meningkatkan kesenangan anak-anak karena dapat
wisata minat khusus bagi para pengunjung untuk
bersama-sama bermain dengan orang dewasa melalui
mengetahui potensi bawah laut Kabupaten Halmahera
permainan yang sama. Pertumbuhan teknologi yang
Tengah. Berbagai acara yang dapat disaksikan yaitu
tidak berkembang cepat mengakibatkan sebagian besar
pameran peralatan selam, pameran fotografi ikan karang,
masyarakat Maluku Utara masih melakukan permainan
pameran fotografi terumbu karang, lomba fotografi
yang bersifat tradisional sehingga motivasi yang ingin
bawah laut, dan petualangan menyelam di berbagai spot
dicapai dalam kegiatan festival ini hanya sebagai hiburan
diving di Kabupaten Halmahera Tengah.
saja. Bagi para pengunjung yang berasal dari luar daerah
Kegiatan Festival Underwater dapat dilaksanakan jika Maluku Utara dapat mengikuti keceriaan pengunjung
terdapat kerjasama antara pemerintah daerah dengan dan masyarakat asli Maluku Utara dalam melakukan
pihak lain yang mengagumi aktivitas wisata minat permainan tradisional.
khusus menyelam. Kerja sama tersebut bermanfaat untuk
Kegiatan olah raga air dilaksanakan berdasarkan pada
melakukan pengadaan peralatan selam dan fotografi
pertimbangan kondisi perairan laut sekitar Pulau Gebe
bawah air serta sertifikasi standar para operator atau
yang tenang, bertopografi landai, dangkal, dan berair
pemandu selam di Kabupaten Halmahera Tengah.
Pengembangan Wisata Bahari
132
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

jernih. Potensi tersebut menjadi peluang perancangan yang akan melakukan ekowisata di Pulau Gebe. Booklet
berbagai aktivitas olahraga air yang ditujukan untuk tersebut secara tidak langsung akan menggambarkan
aktivitas wisata perairan pada ekosistem pesisir dan kondisi Pulau Gebe. Rancangan booklet dapat dilihat
laut. Salah satu contohnya yaitu berperahu, canoing, pada Lampiran 1.
serta inovasi olahraga air yang menarik dan mungkin
Sampul depan dibuat dengan menggabungkan beberapa
dilakukan pada perairan laut Pulau Gebe.
foto yang kemudian ditata dengan menggunakan
software Adobe Photoshop CS4. Warna dasar yang
Rancangan Output digunakan pada sampul depan merupakan warna khas
daerah pesisir dan laut, sedangkan sampul belakang
Rancangan booklet digunakan sebagai media promosi
menggambarkan warna kebudayaan masyarakat
bagi perencanaan ekowisata di Pulau Gebe yang
nelayan. Bagian isi booklet terlampir.
bertujuan memberikan informasi bagi pengunjung
Pengembangan Tapak
Wisata Bahari Desa Umera

Konsep yang dikembangkan di dalam tapak bertujuan Pengelolaan lanskap akan dibedakan berdasarkan
menciptakan lanskap sebagai kawasan wisata bahari intensitas pemeliharaan yang dibutuhkan. Tipe lanskap
berkelanjutan dan “community resource” yang berguna tersebut secara umum adalah sebagai berikut.
menyediakan sumber informasi untuk proses
• Pemeliharaan rendah: kawasan pantai, area wisata
pendidikan, penelitian, wisata, serta konservasi dan
umum.
tujuan pelestarian lingkungan yang berbasis kearifan
lokal dan budaya setempat. • Pemeliharaan sedang: area cottage.

Secara rinci, rencana induk ini akan mengakomodasi


fungsi-fungsi wisata dan rekreasi, pendidikan/ Aspek Lingkungan
penelitian, serta konservasi yang menawarkan konsep Setiap bagian dari tapak akan didesain untuk bisa
jasa lingkungan seperti pengelolaan sumber daya air, berkontribusi terhadap kualitas lingkungan dan lanskap
penyimpanan karbon, konservasi keanekargaman secara keseluruhan serta memenuhi kebutuhan terhadap
hayati dan perlindungan keindahan lanskap. Fungsi- fungsi yang akan dikembangkan. Keragaman lanskap
fungsi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam akan menjadi karakter utama yang akan ditonjolkan
konsep-konsep pengembangan lanskap yang antara lain sesuai keanekaragaman hayati yang ada.
meliputi lanskap wisata bahari dan area konservasi.
Prinsip-prinsip berikut berhubungan dengan kualitas
Setiap bagian dari tapak akan didesain untuk bisa pembangunan fisik dan pelestarian karakteristik lokal
berkontribusi terhadap kualitas lingkungan dan lanskap yang ada.
secara keseluruhan serta memenuhi kebutuhan terhadap
1. Berkualitas, tahan lama, rendah biaya. Prinsip ini
fungsi yang akan dikembangkan. Keragaman lanskap
digunakan dalam setiap aspek pekerjaan mulai dari
akan menjadi karakter utama yang akan ditonjolkan
konstruksi bangunan dan lanskap, pemeliharaan,
sesuai keanekaragaman hayati yang ada.
dan kemungkinan renovasi di kemudian hari.
Pengembangan Wisata Bahari
134
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

2. Ramah lingkungan. Pengembangan yang 1. Pengaturan pusat-pusat aktivitas. Menepatkan


dilakukan baik itu bangunan dan lanskap maupun fasilitas utama seperti pusat informasi dan
sarana-prasarana lainnya akan semaksimal mungkin pendukung pada jarak tempuh yang tidak jauh (<
memperhatikan efisiensi lahan, material, energi 5 menit bagi pejalan kaki) dari bagian lanskap dan
dan sumber daya serta senantiasa mengupayakan pusat aktivitas lainnya dalam tapak.
pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan 2. Struktur lanskap. Lanskap yang akan
konservasi lingkungan. dikembangkan bertujuan memperjelas kesatuan
3. Lanskap berkarakter. Desain yang dikembangkan dari sistem sirkulasi dan ruang terbuka yang
harus bisa memperkuat karakter tapak yang ada. tersebar pada tapak.
Solusi desain bertujuan menyeimbangkan proses 3. Kesesuaian dengan lanskap alami. Rencana
pembangunan dengan perlindungan kawasan tapak bertujuan mendapatkan keseimbangan
pantai dan area konservasi lain, serta tradisi lokal. secara ekologi antara fungsi wisata, edukasi,
4. Estetika Lanskap. Desain lanskap bertujuan untuk dan konservasi terhadap kelestarian lingkungan
menyatukan area dan fungsi wisata dan konservasi, alamiah di sekitar tapak.
merangsang interaksi sosial, menawarkan
keindahan, kenyamanan dan keamanan, serta
mencerminkan kepedulian yang nyata terhadap
lingkungan.
5. Fungsi pendidikan dan budaya lokal dapat
dipresentasikan melalui penggunaan papan
informasi, seni instalasi, dan signage yang diatur
sedemikian rupa untuk memudahkan dan
memperkuat struktur ruang, serta karakter lanskap
dan identitas lokal.

Struktur Ruang
Prinsip-prinsip berikut berhubungan dengan komposisi Gambar 48 Pengaturan pusat aktivitas wisata di Desa
lanskap dan bangunan dalam membentuk struktur Umera
kawasan yang tertata dan nyaman serta sesuai dengan
kondisi lingkungan alami yang ada.
Pengembangan Tapak Wisata Bahari Desa Umera 135

4. Focal spaces. Segmen pada tapak yang memiliki


karakter ruang yang menonjol dan berpotensi
sebagai point of interest, dipertahankan untuk
kemudian dikembangkan sebagai focal point
kawasan guna mengakomodasi aktivitas khusus
sesuai kebutuhan pengguna di dalam tapak.

Area Penerimaan
Merupakan area penyambutan yang dirancang untuk
memberikan kesan yang baik terhadap keseluruhan
tapak. Pada area ini ditempatkan fasilitas utama seperti
pusat informasi dan pendukung dengan jarak tempuh
yang tidak jauh dari bagian lanskap dan pusat aktivitas
lainnya di dalam tapak. Ini terkait kemudahan dan juga
keamanan yang lebih terjaga. Di ruang ini ditempatkan
fasilitas informasi, parkir dan pusat cenderamata.
Fasilitas dalam area ini adalah dermaga dan area
parkir.
Pengembangan pada area ini akan meliputi akses keluar-
masuk yang jelas dengan identititas setiap bagian tapak Gambar 49 Ilustrasi area penerimaan
yang kuat sehingga memudahkan orientasi pengguna.
Untuk itulah penggunaan petunjuk arah (signage) Desain fasilitas akomodasi yang dikembangkan
dengan bahan yang alami menjadi unsur penting dalam disesuaikan dengan kebutuhan dengan tetap menjadikan
mengarahkan wisatawan. arsitektur tradisional sebagai inspirasi. Bentuk atap
tajam sengaja dipilih dengan alasan estetika dan juga
Area Pengembangan faktor keamanan mengingat fasilitas akan dibangun di
sekitar hamparan kebun kelapa.
Area yang dikembangkan sebagai area penginapan atau
cottage yang dilengkapi dengan fasilitas wisata yang Penggunaan sarana jalan di area ini dan diseluruh
memadai. Fasilitas dalam area ini adalah dermaga, area kawasan lebih mengedepankan aktivitas pejalan kaki
parkir, tourist information center, cottage, public space, dan sepeda serta aktivitas wisata khusus yang disesuaikan
dan café, serta jalan dan jalur pedestrian. pada kebutuhan. Jalan yang direncanakan akan tetap
Pengembangan Wisata Bahari
136
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

berupa tanah padat dengan hamparan pasir yang masih


dapat dilalui kendaraan dengan frekuensi terbatas.
Dalam area ini semaksimal mungkin menghilangkan
hambatan bagi mereka yang memiliki keterbatasan
fisik sehingga fungsi kawasan dapat termanfaatkan
secara baik termasuk bagi mereka penyandang cacat
fisik ataupun pengguna yang telah lanjut usia, sebagai
contoh misal penggunaan ramp seperti pada bangunan
penginapan dan fasilitas umum.
Fasilitas outdoor akan dirancang sesuai kebutuhan tapak,
baik secara visual maupun secara fungsional. Selain
itu, efisiensi dan kekuatan akan diutamakan melalui
penggunaan bahan-bahan dengan biaya dan kebutuhan
pemeliharaan yang rendah. Pencahayaan ruang luar
akan dirancang tidak berlebihan sesuai karakter lanskap
dan hanya sebatas penggunaan kecil di malam hari.
Gambar 50 Ilustrasi area pengembangan
Area Pemukiman
Area pemukiman merupakan daerah pemukiman warga
lokal Desa Umera yang tidak jauh dari lokasi kawasan
wisata. Pengunjung wisata dapat berinteraksi dengan
warga lokal bahkan menggunakan jasa penginapan
(home stay) di rumah yang mereka miliki.

Area Penyangga
Area penyangga ini berupa kawasan penyangga berupa
hutan bakau hingga hutan daratan pantai. Fasilitas yang
disediakan: menara pandang dan dock. Area penyangga
Gambar 51 Ilustrasi cottage di sekitar pantai
ini difungsikan untuk melestarikan biota-biota yang
ada di kawasan tersebut, tetapi masih dapat dinikmati
kelestariannya.
Pengembangan Tapak Wisata Bahari Desa Umera 137

Area Wisata
Merupakan area yang berfungsi sebagai daya tarik wisata
bagi turis. Area ini terdiri dari pantai dan terumbu
karang dengan aktivitas terbatas dan Area Wisata Alam
lainnya.

Gambar 52 Ilustrasi fasilitas outdoor wisata pantai Gambar 54 Ilustrasi kegiatan wisata air diving dan
snorkeling

Gambar 55 Area wisata Pantai Umera


Gambar 53 Ilustrasi area penyangga
Pengembangan Wisata Bahari
138
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Desain Lanskap dan Arsitektur aktivitas yang terkait terkoneksi baik secara alami
diseluruh bagian tapak.
Desain lanskap dan arsitektur dari tapak harus
3. Aspek keamanan. Bangunan, lanskap dan fasilitas
mencerminkan karakteristik alam dan manusia, iklim,
pendukung lainnya dirancang dan dikelola untuk
serta aset lokal yang ada. Elemen desain yang digunakan
menjamin keamanan dan kenyamanan semua
harus mempertimbangkan keunikan lanskap yang akan
pengguna. Dibuat jalur sirkulasi yang rata dan
menyatukan fungsi seperti wisata, edukasi, budaya,
alami agar nyaman untuk semua orang.
dan konservasi. Elemen-elemen yang digunakan harus
menjamin bahwa aktivitas-aktivitas di tapak sesuai
secara ekologi.
Desain tapak harus menekankan interpretasi empat
tema:
1. kekayaan keanekaragaman hayati dan ekologi,
2. perlindungan dan konservasi tanah, air, serta
sumber daya hayati,
3. kepedulian terhadap lingkungan, dan
4. pemulihan lanskap yang terdegradasi
Prinsip-prinsip ini memberikan panduan untuk
pekerjaan desain yang dibutuhkan pada tapak.
1. Perbaikan kualitas lanskap. Menyeleksi
bagian-bagian yang akan dikembangkan dan
mempertahankan potensi tapak yang ada. Lebih
mengutamakan perbaikan kualitas lingkungan
daripada mengorbankan potensi lanskap yang
sudah baik.
2. Hubungan antar ruang yang tepat. Menyeleksi
bagian-bagian tapak yang akan dikembangkan
untuk mendapatkan lanskap dengan tingkat
fungsionalitas yang tinggi dan memastikan setiap Gambar 56 Lanskap alami yang masih bisa
dipertahankan dan dikembangkan
Pengembangan Tapak Wisata Bahari Desa Umera 139

4. Lingkungan yang akomodatif. Lanskap 4. Sistem pencahayaan/penerangan. Pencahayaan


yang dikembangkan semaksimal mungkin ruang luar akan dirancang tidak berlebihan sesuai
menghilangkan hambatan bagi mereka yang karakter lanskap dan berfungsi untuk meningkatkan
memiliki keterbatasan fisik sehingga fungsi keamanan dan kenyamanan terutama untuk
kawasan dapat termanfaatkan secara baik termasuk kemungkinan penggunaan di malam hari.
bagi mereka penyandang cacat fisik ataupun yang
telah lanjut usia.
5. Arsitektur tradisional. Desain yang dikembangkan
disesuaikan dengan kebutuhan dengan tetap
menjadikan arsitektur tradisional sebagai
inspirasi. Bangunan harus memiliki desain yang
mencerminkan fungsi, aktivitas wisata, dan
konservasi, serta menjadi bagian dari pola struktur
ruang kawasan.

Sirkulasi, Sarana, dan Utilitas


Prinsip-prinsip berikut terkait dengan aksesibilitas,
pergerakan pengguna, pelayanan, dan sarana-
prasarana.
1. Orientasi yang jelas. Pengembangan sirkulasi akan
meliputi akses masuk-keluar yang jelas dengan
identitas setiap bagian tapak yang kuat sehingga
memudahkan orientasi pengguna.
2. Jalan dan jalur pedestrian. Penggunaan sarana
jalan lebih mengedepankan aktivitas pejalan kaki
dan sepeda serta aktivitas wisata khusus yang
disesuaikan pada kebutuhan. Gambar 57 Jalur sirkulasi didesain rata dan alami
3. Pelayanan kondisi darurat. Pengaturan jalur
sirkulasi juga memerhatikan ketersediaan akses
untuk seluruh kawasan terhadap penanganan
kondisi darurat secara cepat.
Pengembangan Wisata Bahari
140
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Gambar 59 Desain pengembangan tapak tampak atas

Gambar 58 Desain bangunan mengacu pada arsitektur


tradisional
Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan 3. Pulau Gebe memiliki lokasi yang strategis, yaitu


berbatasan dengan Kawasan Ekowisata Raja
1. Pulau Gebe dan pulau-pulau kecil di sekitarnya Ampat yang sudah mendunia. Di samping itu,
memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan Pulau Gebe memiliki keunggulan kemudahan
ekowisata bahari yaitu wisata diving, snorkeling, keterjangkauan karena memiliki bandara yang
dan wisata pantai. Teluk Umera dan Pulau Yoi saat ini menghubungkan Kota Ternate (Ibu kota
merupakan yang dapat dikembangkan untuk Provinsi Maluku Utara) dan Pulau Gebe.
wisata snorkeling, diving, dan wisata pantai.
4. Kesiapan masyarakat terkait dalam pengembangan
Sementara Pulau Fao dapat dikembangkan untuk
ekowisata bahari masih perlu peningkatan,
snorkeling dan diving. Selain itu, terdapat potensi
khususnya yang menyangkut penyelenggaraan
wahana atraksi yang menarik berupa sekawanan
kegiatan pariwisata (skor 5 pada skala likert 1–7).
lumba-lumba yang dapat dijumpai di perairan
Hal yang menggembirakan adalah antusiasme
Teluk Umera. Keanekaragaman jenis ikan yang
masyarakat untuk pengembangan ekowisata
melimpah merupakan dambaan bagi para pecinta
bahari tergolong besar (skor 6 pada Skala Likert
wisata memancing.
1–7). Adapun institusi pemerintah juga sangat
2. Pulau Gebe juga memiliki sumber daya wisata mendukung dengan antusiasme tinggi sampai
penunjang, seperti berbagai peninggalan sangat tinggi terhadap pengembangan ekowisata
kebudayaan material dan imaterial masyarakat bahari di Pulau Gebe (skor 6 sampai mendekati 7
Pulau Gebe yang merupakan Marga Watefwagya pada skala likert 1–7).
(Watef dalam Bahasa Gebe berarti orang yang
5. Dalam rangka pengembangan ekowisata bahari
memiliki aliran ilmu putih dan Wagya berarti orang
Pulau Gebe, kondisi ketersediaan sarana prasarana
yang memiliki aliran ilmu hitam), ekosistem hutan
wisata dan penunjang wisata masih belum
di daratan Pulau Gebe, berbagai kuliner khas, dan
memadai.
lain-lain.
Pengembangan Wisata Bahari
142
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Rekomendasi fungsi wisata dan rekreasi, pendidikan/penelitian,


serta konservasi yang akan dikembangkan.
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Keragaman lanskap akan menjadi karakter utama
dapat segera melakukan persiapan pengembangan yang akan ditonjolkan sesuai keanekaragaman
ekowisata bahari Pulau Gebe dengan membagi hayati yang ada. Aspek-aspek pengembangan
dalam 4 (empat) kelompok kegiatan, yaitu (1) yang harus diperhatikan adalah aspek lingkungan,
pengembangan sumber daya manusia (SDM), baik struktur ruang, aspek desain lanskap dan arsitektur,
pada masyarakat maupun aparatur pemerintahan, serta sirkulasi sarana dan utilitas.
(2) pengembangan sarana dan prasarana pariwisata,
5. Kemitraan dengan para stakeholder dalam
(3) menjalin kemitraan dengan para stakeholder,
pengembangan ekowisata bahari Pulau Gebe
serta (4) menyusun strategi pemasaran secara
dilakukan melalui pembentukan semacam
komprehensif (marketing mix).
Forum Pengembangan Ekowisata Bahari Pulau
2. Berbagai pelatihan yang berkenaan dengan Gebe. Kelembagaan ini sifatnya independen
pengembangan ekowisata bahari diperlukan dengan tujuan untuk mendorong pengembangan
untuk segera direncanakan dan segera juga ekowisata bahari Pulau Gebe yang memperkuat
dilaksanakan. Berbagai materi pelatihan berkaitan pilar-pilar sustainable development, yaitu ekologi,
dengan pengorganisasian penyelenggaraan sosial budaya, dan ekonomi.
wisata, pengelolaan serta pelayanan pengunjung,
6. Pemasaran ekowisata bahari harus meliputi
pengelolaan usaha jasa di bidang kepariwisataan,
tiga aspek, yaitu internal marketing, external
pengembangan usaha-usaha produktif penunjang
marketing dan interactive marketing. Internal
kepariwisataan, dan lain-lain.
marketing dilakukan dalam bentuk berbagai
3. Pengembangan sarana prasarana pariwisata dapat pelatihan dan sosialisasi kepada para pihak
mengacu kepada perancangan yang telah dibuat yang bergerak di bidang kepariwisatan di Pulau
pada dokumen ini. Pada umumnya sarana dan Gebe dan Kabupaten Halmahera Tengah secara
prasarana pariwisata memerlukan peran serta keseluruhan untuk membangun kesadaran dan
tiga pihak, yaitu pemerintah, masyarakat, dan kebanggaan terhadap pariwisata Pulau Gebe.
pihak swasta. Harus dilakukan pengaturan oleh External marketing dilakukan dengan secara aktif
pemerintah daerah dalam hal keterlibatan berbagai mengikuti berbagai promosi kepariwisataan, baik
pihak tersebut, sehingga memberikan dampak secara nasional maupun internasional. Interactive
positif yang besar bagi masyarakat. marketing dilakukan dengan memberikan pelatihan
4. Desain yang sesuai untuk dikembangkan di area kepada para Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Pantai Umera diharapkan bisa berkontribusi bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan
terhadap kualitas lingkungan dan lanskap secara pelayanan pengunjung.
keseluruhan, serta memenuhi kebutuhan terhadap
Daftar Pustaka

Allen GR, Erdmann MV. 2012. Reef fishes of the East _________________________. 1999b. FAO species
Indies, Volume I–III. Tropical Reef Research. identification guide for fishery purposes, The
Perth, Australia. P 1292. living marine resources of the Western Central
Avenzora R. 2008. Ekoturisme Teori dan Praktik. Banda Pacific, Volume 4 Bony fishes part 2 (Mugilidae to
Aceh: Penerbit BRR NAD-Nias. Carangidae). FAO. Rome. Pp,2069–2790.

Bengen DG. 2003. Definisi Batasan dan realita Pulau _________________________. 2001a. FAO species
Kecil. Makalah Semiloka Penentu Definisi dan identification guide for fishery purposes, The
Pendataan Pulau di Indonesia. Jakarta. 26 Mei living marine resources of the Western Central
2003. PKSPL-IPB. Bogor. Pacific, Volume 5 Bony fishes part 3 (Menidae to
Pomacentridae). FAO. Rome. Pp. 2791–3379.
Cohen L, Manion L, Morrison K. 2007. Research
Methods in Education Sixth Edition. Taylor & _________________________. 2001b. FAO species
Francis e-Library. New York. Page 101 identification guide for fishery purposes, The
living marine resources of the Western Central
Carpenter KE, Niem VH (eds,). 1998. FAO species Pacific, Volume 6 Bony fishes part 4 (Labridae to
identification guide for fishery purposes. The living Latimeriidae),estuarine crocodiles, sea turtles, sea
marine resources of the Western Central Pacific, snakes and marine mammals. FAO. Rome. Pp.
Volume 2 Cephalopods, crustaceans, holothurians 3381–4218.
and sharks. FAO. Rome. Pp 687–1396,
Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset
_________________________. 1999a. FAO species Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta:
identification guide for fishery purposes, The living
Gramedia Pustaka Utama.
marine resources of the Western Central Pacific,
Volume 3 Batoid fishes, chimaeras and bony fishes Day M. 2011. Protection of Karst Landscapes in the
part 1 (Elopidae to Linophrynidae). FAO. Rome. Developing World: Lessons from Central America, the
Pp, 1397–2068. Caribbean, and Southeast Asia. Karst Management.
DOI:10.1007/978-94-007-1207-2_20.
Pengembangan Wisata Bahari
144
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rajab MA. 2013. Pengelolaan Pulau Kecil untuk
Kabupaten Halmahera Tengah. 2012. Kebudayaan Pengembangan Ekowisata Bahari Berkelanjutan
Halmahera Tengah. http://www.disbudpar. (Studi Kasus Pulau Liukang Loe, Kabupaten
malutprov.go.id/kab-halmahera-tengah [2 Juli Bulukumba, Propinsi Sulawesi Selatan SPS. IPB.
2014]. Bogor).
[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Worosuprojo S. 2000. Aspek Geografis Ekosistem
Maluku Utara. 2012. Tarian Tradisional Maluku Karst dan Monumen Alam Gunung Sewu di
Utara. http://www.disbudpar.malutprov.go.id [2 Kabupaten Gunungkidul.  Seminar perlindungan
Juli 2014]. penghuni kawasan karst: masa lalu, masa kini, dan
Haryono E. 2004. Geomorfologi Karst, dalam masa yang akan datang terhadap fungsi lingkungan
Haryono, E. dan Adji, T.N (ed). 2004. Pengantar hidup.  PSLM UNS. Surakarta 11 November
Geomorfologi dan Hidrologi Karst.  Yogyakarta: 2000.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yap HT, Gomez ED. 1985. Growth of Acropora
Leary T, Singadan R, Menzies J, Helgen K, Wright pulchra III. Preliminery observations on the effects
D, Allison A, Flannery T, Salas L, Dickman C. of transplantation and sediment on the growth and
2008.  Phalanger alexandrae. In: IUCN 2013. survival of transplants. Mar. Biol. 87: 203–209.
IUCN Red List of Threadned Species. Version Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif
2013.2. <www.iucnredlist.org> Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis
Peristiwady T. 2006. Ikan-Ikan Laut Ekonomis Penting Konservasi Seminar Sains pada Departemen MSP
di Indonesia; Petunjuk Identifikasi. Jakarta: LIPI - FPIK IPB, 21 Februari 2007.
Press. Hal. 270.
Lampiran
Lampiran 147

Lampiran Booklet promosi wisata bahari Pulau Gebe


Pengembangan Wisata Bahari
148
Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia

Lampiran Booklet promosi wisata bahari Pulau Gebe (lanjutan)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai