I. PENDAHULUAN
kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi serta daya beli masyarakat yang
meningkat maka oleh karena itu konsumsi daging meningkat dari tahun ke tahun,
(Sulaiman, 2009).
(Sulaiman, 2009). Pakan memiliki pengaruh yang paling besar yaitu sekitar 60%.
Hal ini menunjukan bahwa walupun potensi genetik ternak tinggi, namun apabila
pemberian pakan tidak memenuhi maka produksi yang tinggi tidak akan tercapai.
Selain itu, pakan juga merupakan komponen produksi dengan biaya yang terbesar.
Yaitu dapat mencapai 60-80% dari total biaya produksi (Agustini, 2010).
Usaha peternakan sapi potong penyediaan pakan relative sulit, antara lain
berdasarkan perbandingan antara pendapatan dengan ratio output input dan juga
dapat diukur berdasarkan ukuran sederhana yaitu income over feed cost yang
merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran (Syukur dan Afandi, 2009).
2
Pakan ternak mempunyai peranan yang sangat penting bagi ternak sapi.
Pakan ternak sapi potong dapat di golongkan atas a) pakan sumber serat kasar
yang umumnya dalam penyediaan sumber tenaga (energi) bagi ternak. Bahan
pakan tersebut dapat berupa hijauan pakan ternak (rumput-rumputan, baik rumput
segar, rumput kering atau rumput yang sudah diawetkan), jerami padi,
Leguminosa (daun lamtoro, daun turi, daun gamal), daun-daunan (daun ketela
pohon, daun ubi jalar, daun pisang, pucuk tebu). Hijauan yang sudah diawetkan
atau disimpan, biasanya digunakan pada masa paceklik, misalnya silase dan hay.
yaitu sekitar 10% dari bobot badan ternak per ekor per hari. b) pakan penguat
yang murah dan mudah didapat, antara lain: dedak padi, jagung, bungkil inti
sawit, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, gaplek tepung ubi kayu, tepung ikan
atau ampas ikan, tepung tulang, biasanya pada pakan penguat tersebut
mengandung serat kasar yang rendah dan mudah dicerna. Jumlah pemberian
ternak yang perlu diketahui antara lain adalah: bahan pakan, zat-zat yang
pemberian pakan sapi potong dalam usaha feedlot, maka perlu dilakukan kegiatan
3
Kota Samarinda.
1.2. Tujuan
a. Tujuan dari PKL ini adalah untuk mengetahui tatalaksana pemberian pakan
sapi Bali.
1.3. Manfaat
Sapi Bali (Bibos sondaicus) merupakan salah satu plasma nutfah yang
perlu di pertahankan kelestarianya. Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia sebagai
hasil domestik dari banteng. Kapan dimulainya proses penjinakan banteng belum
Indonesia sebagai sapi Bali dan bukanya sapi banteng mengingat dalam keadaan
liar dikenal sebagai banteng. Pendapat yang bisa dirujuk adalah dijinakkan di
Jawa dan Bali dan dalam perkembangannya ternyata kondisi di Bali lebih sesuai
bagi bangsa sapi ini karena adanya budaya orang Bali yang memuliakan ternak
provinsi DKI Jakarta. Empat provinsi yang memiliki jumlah sapi Bali terbesar di
Indonesia adalah Provinsi Sulawesi Selatan, NTB, Bali dan NTT. Mengingat
jumlah yang cukup besar dan penyebaran yang cukup luas maka sapi Bali
merupakan bangsa ternak sapi yang cukup penting dalam penyediaan daging
Sapi Bali memiliki ciri-ciri sebagai berikut warna putih dan pada bagian
belakang paha, pinggiran bibir atas kuku, bulu pada ujung ekor hitam, bulu pada
bagian dalam telinga putih, terdapat garis belut (garis hitam) yang jelas pada
bagian atas punggung, bentuk tanduk pada jantan yang paling ideal disebut tanduk
silak congklok tanduk berwarna hitam. Ciri lain dari sapi Bali yaitu bulunya
ketika dilahirkan berwarna merah bata pada jantan dan betina. Pada saat dewasa,
5
pada sapi Bali jantan warna bulu berubah menjadi hitam, sedangkan sapi Bali
Bahan pakan ternak adalah suatu yang dapat dimakan oleh ternak yang
dapat dicerna sebagian atau seluruhnya dengan tidak menggangu kesehatan ternak
yang bersangkutan. Pada dasarnya, sumber pakan sapi dapat disediakan dalam
bentuk hijauan dan konsentrat, dan yang terpenting adalah pakan harus memenuhi
kebutuhan protein, kabohidrat, lemak, dan vitamin serta mineral. Secara alamiah
pakan utama ternak sapi baik potong maupun perah adalah hijauan, dapat berasal
dari rumput alam atau lapangan, rumput unggul, leguminosa dan limbah pertanian
Indonesia mempunyai kualitas yang kurang baik sehingga tidak dapat memenuhi
2.3. Konsentrat
Konsentrat merupakan pakan penguat yang terdiri dari bahan pakan yang
kaya karbohidrat dan protein seperti dedak padi, jagung kuning dan bungkil-
bungkilan. Menurut Darmono (1993) bahwa Pakan penguat atau konsentrat adalah
pakan yang berasal dari biji-bijian dan mengandung protein yang cukup tinggi dan
bahwa konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan
pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan
diperoleh produksi yang tinggi. Selain itu dengan penggunaan konsentrat dapat
meningkatkan daya cerna bahan kering ransum, pertambahan bobot badan serta
penggilingan berbagai biji-bijian, bahan pakan sumber protein hewani dan hijauan
sumber protein, sedangkan konsentrat sumber energi dapat diperoleh dari dedak
dan biji-bijian seperti jagung (Parakkasi, 1999). Bahan pakan penguat ini meliputi
bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur,
dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan berbagai umbi. Fungsi pakan penguat ini
adalah meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai
gizinya rendah. Sapi yang sedang tumbuh ataupun yang sedang dalam periode
penggemukan harus diberikan pakan penguat yang cukup, sedangkan sapi yang
digemukkan dengan sistem dry lot fattening justru sebagian besar pakan berupa
Konsentrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu konsentrat sumber protein
apabila mempunyai kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar
cerna yang tinggi dan untuk pakan yang mutunya kurang baik imbangannya
menjadi 55 : 45% dan bila mutu pakan sangat baik imbangannya menjadi 64 :
36% guna memberikan energi sebanyak mungkin (Blakely dan Bade, 1994).
2.4. Hijauan
tumbuhan atau tanaman yang dapat dimakan oleh ternak tanpa menggangu
bereproduksi, dan dan berproduksi. Hijauan pakan ternak merupakan salah satu
bahan pakan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan
hijauan makanan ternak untuk setiap harinya 10% dari bobot badan ternak.
Hijauan pada umumnya merupakan sumber energi yang relatif murah. Akan
tetapi sapi perah yang berproduksi susu tinggi belum tentu mampu mengkonsumsi
kering (BK) hijauan dalam ransum sebaiknya tidak lebih dari 2% bobot badan
(Siregar, 1996).
Pemberian pakan pada sapi potong dapat dilakukan secara ad libitum dan
restricted (dibatasi). Pemberian secara ad libitum sering kali tidak efisien karena
akan menyebabkan bahan pakan banyak terbuang dan pakan yang tersisa menjadi
8
busuk sehingga ditumbuhi jamur dan sebagainya akan membahayakan ternak bila
badan yang lebih tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur
dapat dilakukan dua atau tiga kali sehari semalam. Hijauan diberikan sekitar dua
jam setelah pemberian kosentrat pada pagi hari dan dilakukan secara bertahap
namun pemberian bentuk basah juga bisa dilakukan. Pemberian konsentrat dalam
habis dalam sekali pemberian sehingga tidak terbuang. Perubahan jenis pakan,
yang secara mendadak dapat berakibat ternak stress, sehingga tidak mau makan.
Oleh karena itu cara pemberiannya dilakukan sedikit demi sedikit agar ternak
adalah bahwa pemberian pakan konsentrat dalam bentuk basah akan lebih cepat
keluar bersama feses sehingga absorbsinya menjadi tidak optimal. Hal ini tidak
terjadi pada pemberian konsentrat dalam bentuk kering karena pakan lebih
9
Kegiatan PKL ini dilaksanakan pada Juni sampai dengan Juli 2014 di
Samarinda.
3.2.1. Materi
Alat yang digunakan yaitu: 1) Alat pengambilan data antara lain alat tulis,
3.2.1. Metode
pakan yang diberikan, cara memperoleh pakan, jumlah pakan yang diberikan, cara
diperlukan yaitu:
1. Pemberian pakan
dan penimbang sisa pakan sehingga dengan dapat diketahui konsumsi hijauan.
BB = (LD + 22)2
100
Ket
BB = Berat Badan (kg)
LD = Lingkar Dada (cm)
kemudian dikurang dengan sisa air minum sehingga dapat diketahui berapa liter
4. Penimbangan feses
5. Wawancara
Responden yang dimaksud dalam kegiatan PKL adalah ketua kelompok ternak
Sumber data yang digunakan untuk mengumpulkan data ada dua jenis
Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda Kalimantan Timur. Jarak dari kota
iklim di Kalimantan Timur yaitu beriklim tropika basah dengan curah hujan
tinggi. Suhu udara pada musim hujan dan kemarau antara 20,2-33 oC. Lokasi
Samarnda Utara. Luas Lelompok Tani Subur 500 m2. Berdirinya peternakan ini
menentukan seorang tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan
melaporkan hasil kegiatannya. Hal ini sangat diperlukan agar setiap tenaga
Ketua
Suminto
Sekertaris Bendahara
Jum’at Wasisno
Lokasi Kelompok Tani Subur terletak pada daerah dataran tinggi dengan
topografi sebagian besar datar dan selebihnya landai. Batas wilayah sebelah
Sekitar areal peternakan terdapat lahan pertanian dan kolam ikan. Lokasi
peternakan Kelompok Tani Subur yang berada dalam radius 500 m dari
hewan.
14
sebaiknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk serta dekat dengan sarana transp
ortasi, dekat dengan sumber air dan dekat dengan sumber pakan. Pemilihan lokasi
tenaga kerja, ketersediaan bahan pakan, ketersediaan air dan dekat dengan jalan.
Total areal Kelompok Tani Subur ±500 m2 yang terdiri dari bangunan
pengolahan pupuk kompos. Jenis-jenis bangunan yang ada dilokasi antara lain
4.1.4. Pakan
Pakan yang diberikan di Kelompok Tani Subur berupa hijauan yang terdiri
purpureum) dan rumput paitan. Menurut Sarwono (2002), pada dasarnya, sumber
pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat, dan yang
pertumbuhan, yaitu kebutuha pakan yang diperlukan ternak sapi untuk proses
pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan dan kebutuhan untuk
reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak sapi untuk proses
reproduksi.
4.1.5. Perkandangan
berdekatan dengan sumber air, kandang juga sangat mudah diakses karena
Barat dengan atap kandang dari seng dan dinding kandang dari kayu dan bambu
dengan kondisi terbuka. Hal ini memungkinkan sinar matahari pagi bisa masuk ke
dalam ruangan atau lantai kandang. Sinar pagi besar artinya bagi kehidupan
mempercepat proses pengeringan lantai kandang yang basah akibat air kencing
sehingga layak dipakai dalam jangka 4-5 tahun. Setiap kandang dilengkapi
dengan tempat pakan, dengan sistem head to head atau saling berhadapan.
Tempat pakan ditempatkan pada sisi depan kandang. Tempat pakannya sendiri
Peralatan yang digunakan dalam kandang antara lain gerobak dorong, sapu
lidi, serokan, garu, sikat, selang air, sekop, ember. Sarana penunjang lainnya
dilakukan pada pagi dan sore sebelum peternak merlakukan aktivitas di ladang.
disiram air agar sisa feses langsung mengalir ke saluran pembuangan limbah cair
kudisan, penyakit filek atau flu dan kutu Babi. Sapi yang terkena kudis di berikan
obat Invervet dengan dosis 66 mL ekor-1 untuk jenis ternak dewasa dan kecil,
apabila terjadi luka pada sapi yang diakibatkan gesekan dengan benda sekitar
jarak semprot kurang lebih 10 cm. Sedangkan penyakit pilek atau flu yang
17
ditandai dengan keluar cairan atau lendir dari hidung dan nafsu makan turun. Hal
ini disebabkan karena gangguan sistem pernapasan ternak dan perubahan cuaca.
yang berupa feses dan limbah cairnya berupa urine. Limbah padat yang berupa
feses diolah menjadi pupuk organik yang kemudian dijual maupun dipake sendiri
urine belum diolah dan hanya di tamping dengan ember dan digunakan untuk
pemupukan kebun.
mencari hijauan. Hijauan yang digunakan berupa hijauan segar, hijauan segar
yang diberikan berupa hijauan segar seperti rumput kumpai, rumput gajah dan
rumput paitan karena hijauan segar mempunyai kandungan vitamin dan mineral
rumput gajah dan rumput paitan. Pemberian hijauan dilakukan berdasarkan bobot
badan sapi. Sapi Bali dengan berat ≤ 250 diberikan sebanyak 40 kg ekor-1hari-1.
18
disebabkan karena peternak setiap memberikan pakan hijauan hanya dengan cara
hijauan makanan ternak untuk setiap harinya 10% dari bobot badan ternak.
rata-rata 36,53 kg ekor-1 hari-1, sedangkan sisa pakan 10 ekor ternak dalam
kandang rata-rata 5,99 kg ekor-1 hari-1, lebih lengkap terlihat pada Tabel 2.
1 40 36,5 3,5
2 40 34,7 5,3
3 40 38 2
4 40 36,8 3,2
5 40 38 2
6 40 37 3
7 40 35 5
8 40 37,6 2,4
9 40 34,7 5,3
10 40 37 3
Jumlah 365,3 59,9
Rata-rata 36,53 5,99
Sumber: Hasil perhitungan
Pemberian pakan di Kelompok Tani Subur pada pagi hari pukul 07:30
hijauan yang akan di berikan dipotong ±5-10 cm, hal ini untuk memudahkan
19
ternak makan atau membantu pencernaan, kemudian pada pukul 05:30 sore ternak
diberi hijauan kembali dan pemberian hijauan terakhir pada pukul 08:30 malam.
Manajeman pemberian pakan di Kelompok Tani Subur belum baik, hal ini
dikarenakan ternak hanya diberikan hijauan. Menurut Siregar (2003), sapi yang
akan digemukkan dan memperoleh ransum yang terdiri dari hijauan dan
yang sekaligus dan dalam jumlah yang banyak. Pemberian yang demikian akan
berakibat pada banyaknya hijauan yang terbuang dan tidak dimakan sapi,
pemberian pakan di lakukan tiga kali pagi, siang, dan malam. Teknik pemberian
pakan yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi pada
penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu antara pemberian
dua jam setelah pemberian pakan penguat pengganti konsentrat pada pagi hari dan
dilakukan secara bertahap minimal empat kali dalam sehari semalam. Menurut
periodik dan tidak dilakukan sekaligus, pemberian hijauan dipagi hari dapat
jumlah konsumsi pakan yang diberikan. Karena pakan yang diberikan memiliki
kandungan nutrien yang berbeda. Selain itu, yang lebih utama lagi adalah faktor
adalah terbatas. Keterbatasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang mencakup
ternak itu sendiri, keadaan ransum dan faktor luar lainnya seperti suhu udara yang
tinggi dan kelembapan udara yang rendah. Karena banyaknya faktor yang
mempengaruhi maka tidak mungkin mendapatkan angka yang tepat dan akurat
1996).
Pertambahan bobot badan harian dihitung dari selisih bobot badan akhir
dikurangi bobot badan awal kemudian dibagi dengan lama periode penggemukan
Tabel diatas dapat diketahui bahwa pertambahan bobot badan harian ternak
paling tinggi 0,36 kg ekor-1 hari-1, sedangkan yang paling rendah 0,23 kg ekor-1
diakibatkan dari ternak yang masih dalam masa pertumbuhan, sehingga asupan
dan bukan sebagai penimbunan cadangan lemak dan otot. Kemungkinan lainnya
ternak tidak diberikan konsentrat atau nilai nutrien dalam pakan belum memenuhi
kebutuhan hidup pokok maupun produksi, hal tersebut tidak terdeteksi karena
oleh kualitas nutrien yang terdapat dalam pakan dan berapa besar kemampuan
konsumsi masing-masing ternak, selain itu faktor yang berpengaruh adalah faktor
genetik (walaupun hanya sebesar 30%). Kemampuan sapi ataupun ternak lainnya
lain: 1) jenis dan bangsa ternak; 2) komposisi nutrien ransum yang diberikan;
3) faktor luar lainnya seperti suhu udara yang tinggi dan kelembapan udara yang
rendah.
dimana ketersediaanya tidak selalu tersedia. Air yang akan diberikan terlebih
Konsumsi Air Minum = Air yang disediakan dikurangi denganm air yang
Menurut Setiadi (2001), Air minum sangat dibutuhkan bagi kesehatan sapi.
Kebutuhan air minum sapi lebih 20-40 L ekor-1 liter-1 yang harus disediakan
dalam kandang.
23
Jumlah feses sapi yang dihasilkan ekor-1 hari-1 rata-rata 20,97 kg berat
basah, sehingga selama satu hari 10 ekor sapi dalam kandang mampu
menghasilkan feses sekitar 209,7 kg hari-1 berat basah. Feses tersebut kemudian di
keringkan selama dua hari dengan bantuan sinar matahari dan rata-rata mengalami
5.1. Kesimpulan
40 kg ekor-1 hari-1.
yaitu pada pukul 07:30 pagi kemudian pukul 05:30 sore dan terakhir
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J., D.H Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Gajah Mada University Press.
Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1997. Tabel Komposisi Bahan
Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Setiadi, B. 2001. Beternak Sapi Daging dan Masalahnya. Aneka Ilmu. Semarang.
Syukur dan Afandi. 2009. Perbedaan Waktu Pemberian Pakan Pada Sapi Jantan
Terhadap Income Over Feed Cost. Fakultas Pertanian Tadulako
University: Sulawesi Tengah.
Wahyu, H.P. 2011. Deversitas Genetic Intra Dan Inter Spesies Sapi Bali Dari
Sumbawa Dan Sapi Aceh Berdasarkan Analisis Mikrosatelit. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
27
3 Penyusunan Proposal
4 Perizinan
5 Pelaksanaan PKL
6 Penyusunan Laporan
28
Kandang Kelompok
29
2. Pemberian pakan
Penimbangan Pakan
Pemberian Pakan
30