Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………1

KATA ENGANTAR ………………………………………………….2

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………….3

1.1 Latar belakang ………………………………………………….3

1.2 Rumusan masalah ..............................................................................3

1.3 Tujuan …………………………………………………...3

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………...4

2.1 Teori Perkembangan……………………………………………….......4

2.2 Teori dari Jouluck ……………………………………………………6

2.3 Teori Asosiasi ……………………………………………………7

2.4 Teori Emprisme ……………………………………………………7

2.5 Teori Navitisme ……………………………………………………8

2.6 Teori Konvegerensi ……………………………………………………9

2.7 Teori Sosiologis ……………………………………………………10

2.8 Teori Gestalt ………………………………………………………........12

BAB III PENUTUP …………………………………………………….13

3.1 Saran ……………………………………………………..13

3.2 Kesimpulan ……………………………………………... ..........13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 1

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya kami dapat menyesaikan makalah
Perkembangan Peserta Didik yang berjudul Teori-teori perkembangan. Di dalam makalah ini
kami memapar teori-teori perkembangan yang berdasarkan atas teoridari john lock dan teori
lainnya. Dalam penyelesaian makalah ini, tidak terlepas dari kerja sama tim kelompok kami yang
menuangkan pikiran serta dari beberapa buku refrensi. Dari makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun paparan dari isi. Tegur sapa dari para arif
bijaksana, sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya, dan sebelumnya kami
ucapkan banyak terima kasih. Kepada Allah SWT kami mohon taufiq dan hidayah-Nya,semoga
dalam penyelesaian makalah ini senantiasa dalam keridhaan-Nya dan bermanfaat bagi kita
semua.

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan pada perubahan-perubahan


dan perkembangan dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga
menjelang kematiannya. Mempelajari teori-teori perkembangan tidak hanya berguna bagi
orang tua dan guru dalam memberikan pelayanan dan pendidikan kepada anak sesuai dengan
tahap perkembangannya, melainkan juga berguna dalam memahami diri kita sendiri. Teori
perkembangan akan memberikan wawasan dan pemahaman tentang sejarah perjalanan hidup
kita sendiri ( sebagai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa atau usia lanjut ). Lebih dari itu
Teori perkembangan juga sangat berguna bagi pengambilan kebijaksanaan dalam
merumuskan program dan bantuan bagi anak-anak dan remaja. Seiring dengan
perkembangan masyarakat temporer yang ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat
cepat dalam berbagai dimensi kehidupan individu, teori perkembangan semakin dirasakan
kegunaannya oleh masyarakat. Masyarakat makin menyadari betapa individu ( anak-anak,
remaja, dan bahkan orang dewasa ) yang hidup pada era modern sekarang ini berada pada
masa-masa yang sulit. Menghadapi individu yang berada dalam masa-masa sulit demilkian,
jelas membutuhkan pemahaman tentang teori perkembangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud teori perkembangan ?
2. Bagaimana teori perkembangan dilihat dari segi biologi?
3. Bagaimana teori dari John Lock?
4. Apakah lingkungan dan suasana mempengaruhi teori perkembangan ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Dapat menjelaskan maksud dari teori perkembangan ?


2. Dapat memaparkan teori perkembangan dari segi biologi?
3. Dapat menjelaskan teori dari John Lock?
4. menjelaskan lingkungan dan suasana mempengaruhi teori perkembangan ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Perkembangan

Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan pada perubahan-perubahan


dan perkembangan stuktur jasmani ( biologis), perilaku dan fungsi mental manusia dalam
berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Teori
perkembangan sangat mempengaruhi perkembangan diri seseorang individu, kalau baik
perkembangan baiklah juga individu tersebut. Dengan mempelajari perkembangan masa
hidup maka kita akan mengetahui bagaimana karakteristik perkembangan dan persoalan-
persoalan kontemporer alam perkembangan masa hidup kita sebagai manusia. Seperti
bagaimana karakteristik manusia pada usia anak-anak awal dan persoalan apa sajakan
yang berkaitan dengan usia anak-anak awal. Perkembangan masa hidup memiliki 2
macam perspektif atau pandangan. Pertama, pendekatan tradisional (traditional approach)
adalah pendekatan yang menekankan perkembangan pada perubahan ekstrim dari lahir
hingga masa remaja saja. Sedangkan yang kedua, pendekatan masa hidup (the life-span
approach) adalah pendekatan yang menekankan pada perubahan perkembangan terjadi
selama masa hidup manusia. Menurut pakar perkembangan masa hidup, Paul Baltes,
perspektrif perkembangan masa hidup (life-span perspective) mencakup tujuh kandungan
dasar yaitu: Perkembangan bersifat seumur hidup, multidimensional, multidireksional,
plastis, melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan kontekstual. Berikut adalah
penjelasan dari setiap kandungan tersebut.

Teori perkembangan dari segi Biologi

Biologis berkaitan dengan keturunan. Keturunan memiliki peran penting dalam


pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir di dunia ini membawa berbagai macam
ragam warisan yang berasal dari kedua orang tuanya atau nenek dan kakeknya.
Warisan(turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh,
raut muka, warna kulit,intelegensi, bakat, sifat-sifat atau watak, dan penyakit.

4
Bentuk tubuh dan warna kulit Bentuk tubuh dan warna kulit salah satu warisan
yang dibawa oleh anak sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan warna kulit.
Misalnya ada anak yang memiliki bentuk tubuh gemuk seperti ibunya, wajah seperti
ayahnya rambut keriting dan bewarna kuli putih seperti ibunya. Bila anak yang
pembawaan gemuk seperti ini, bagaimana susah hidupnya nanti, dia sukar menjadi kurus,
tetapi sebaliknya sedikit ia makan akan mudah menjadi gemuk. demikian juga dengan
rambut keriting, bagaimanapun berusaha meluruskannya akhirnya akan kembali menjadi
keriting. Cukup besar pengaruh turunan ( pembawaan) terhadap pertumbuhan jasmani
anak. Bagaimanapun tingginya teknologi untuk mengubah warna kulit seseorang, namun
factor turunan tidak dapat diabaikan begitu saja.

Sifat-sifat Sifat-sifat yang dimiliki seseorang adalah salah satu aspek yang
diwarisi dari ibu, ayah, nenek atau kakek. Bermacam-macam yang dimiliki manusia,
misalnya; penyabar, pemarah, kikir, pemboros, hemat, dan sebagainya.sifat-sifat tersebut
dibawa manusia sejak lahir. Ada yang dapat dilihat atau diketahui selagi anak masih kecil
ada[ula yang diketahui sesudah ia besar. Misalnya sifat keras (pelawan atau bandel)
sudah dapat dilihat sewaktu berumur kurang dari satu tahun, sedangkan sifat pemarah
baru dapat diketahui setelah anak lancar bicara yaitu sekitar lima tahun. Demikian
kebiasaan merokok, terlambat bangun pagi, tidur siang, malas dan sebagainya. Semuanya
dapt diubah dan ditukar dengan kebiasaan yang baik seperti; rajin, lincah, cepat bangun,
jujur, suka menolong, dan sebagainya Sifat dan kebiasaan merupakan corak (warna) dari
keperibadiaan seseorang, atau suatu suku bangsa. Misalnya suku jawa, memiliki sifat
ramah, lucu, lugu, dan sebagainya. Kebiasaan memakai kebaya dan kain batikoleh kaum
wanitanya. para ahli psikologi membagi tipe-tipe berdasarkan sifat yang dimilikinya.
Salah satu pembagian yang dikemukakan Edward Sparanger adalah:

a. Manusia ekonomi : memiliki sifat hemat, rajin bekerja, dan sebagainya.


b. Manusia teori : suka berpikir, meneliti, dan sebagainya.
c. Manusia politik : suka mengguasai dan memerintah.
d. Manusia social : suka menderma dan membantu orang lain.

5
Lingkungan dan Suasana yang mempengaruhi perkembangan

Teori lingkungan ( Ekologis )memberikan tekanan pada sistem lingkungan.


Tokoh utama teori ekologi adalah Urie Brofenbrenner. Dalam teori
Ekologisnya,Brofenbrenner mengambarkan empat kondisi lingkungan dimana
perkembangan terjadi, yaitu Mikrosistem, Mesosistem, Ekosistem, dan Makrosistem.
Keempat lingkungan yang menjadi landasan perkembangan manusia menurut teori
Ekologi Brofenbrenner tersebut akan di uraikan dalam pembahasan berikut :

Mikrosistem ( Microsystem ) menunjukan situasi dimana individu hidup dan


saling berhubungan dengan orang lain. Konteks ini meliputi keluarga, taman sebaya,
sekolah dan lingkungan social lainnya. Dalam Mikrosistem inilah terjadinya interaksi
yang paling langsung dengan agen-agen sosial.

2.2 Teori dari John Lock

John Locke adalah seorang tokoh pendekatan teori empirisme yang mengatakan
bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Ia menolak teori
Rasionalisme yang mengatakan bahwa pengetahuan berasal dari akal / rasio yang
dimunculkan oleh Descartes. Locke juga menolak anggapan bahwa manusia lahir dengan
pengetahuan bawaan yang dibawa sejak lahir (innate). Ia mengatakan bahwa manusia
lahir seperti kertas putih yang masih bersih dan kosong yang belum ditulisi (a sheet ot
white paper avoid of all characters). Jadi, sejak lahir anak itu tidak mempunyai bakat dan
pembawaan apa-apa. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidiknya. Pengalaman lah
yang akan menulisi kertas putih itu. Apakah akan di tulisi dengan pengalaman yang baik
atau kah buruk. Teori ini disebut dengan teori Tabula Rasa.

Pendapat John Locke seperti di atas dapat disebut juga empirisme, yaitu suatu
aliran atau paham yang berpendapat bahwa segala kecakapan dan pengetahuan manusia
itu timbul dari pengalaman (empiri) yang masuk melalui alat indera.

Kaum behavioris juga berpendapat senada dengan teori tabularasa itu.


Behaviorisme tidak mengakui adanya pembawaan dan keturunan, atau sifat-sifat yang
turun-temurun. Semua Pendidikan, menurut behaviorisme, adalah pembentukan

6
kebiasaan, yaitu menurut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalam lingkungan seorang
anak.

2.3 Teori Asosiasi

Teori ini dikemukakan oleh psikolog jerman bernama johann friederische herbart.
Dia berpendapat bahwa seluruh proses perkembangan diatur dan dikuasai oleh kekuatan
dan hukum asosiasi, perkembangan terjadi karena adanya unsur-unsur yang bersosiasi
sehingga sesuatu yang semula bersifat simpel semakin lama-semakin kompleks.

Herbart anak yang baru lahir keadaan jiwanya masih bersih. Sejak alat indranya
menangkap sesuatu yang datang dari luar, maka alat indra itu mengirimkan gambar atau
tanggapan ke dalam jiwanya. Makin banyak tangkapan makin banyak pula tanggapan.
Dalam jiwa tanggapan-tanggapan ini saling berasosiasi, dengan kekuatan yang dapat
diukur. Tanggapan yang sejenis berasosiasi dengan tanggapan yang tidak sejenis, tolak
menolak secara mekanis, dan makin lama makin banyak, makin kompleks. Inilah
perkembangan menurut teori herbart.

2.4 Teori Empirisme

Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa
manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.

Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah David Hume, George
Berkeley dan John Locke. Ajaran empirisme memberikan kebimbangan kepada sains dan
agama pada zaman modern filsafat, sehingga dapat diasumsikan mengecilkan peranan
akal. Istilah empirisme sendiri berasal dari bahasa Yunani empeirin yang berarti coba-
coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme.
Untuk memahami isi doktrin ini perlu dipahami lebih dahulu dua ciri pokok empirisme,
yaitu mengenai teori tentang makna dan teori tentang pengetahuan.

Teori makna dinyatakan sebagai teori tentang asal pengetahuan, yaitu asal-usul
idea atau konsep. Sedangkan teori tentang pengetahuan menyatakan bahwa semua

7
kebenaran adalah kebenaran a posteriori , yaitu kebenaran yang diperoleh melalui
observasi.

2.5 Teori Navitisme

Aliran Nativisme adalah aliran yang lebih menekankan kemampuan dalam diri
anak, sehingga faktor lingkungan dianggap kurang berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhaur (filsuf Jerman 1788-1860)
berpendapat bahwa bayi lahir itu sudah dengan bawaan baik dan buruk. Istilah Nativisme
dari asal kata natie yang artinya adalah terlahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak
ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan
anak. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor
bawaan sejak lahir. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa
sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh
individu itu sendiri.

Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna
bagi perkembangan anak itu sendiri. Tetapi pembawaan bukanlah satu-satunya faktor
yang menentukan perkembangan, masih banyak faktor lain yang mampengaruhinya.
Pandangan konvergensi akan memberikan penjelasan tentang kedua faktor yaitu
pambawaan (hereditas) dan dan lingkungan dalam perkembangan anak. Terdapat suatu
pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu
terdapat suatu “inti“ pribadi (G.Leibnitz;Monad) yang mendorong manusia untuk
mewujudkan diri, menentukan pilihan kemauan sendiri, dan menempatkan manusia
sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemauan bebas. Pandanga-pandangan tersebut
tampak antara lain humanistic psychologi (Carl R.Rogers) ataupun phenomenologi/
humanistik lainnya.

Berdasarkn pada teori belajar di atas, sehingga dapat dihubungkan dengan gaya
belajar yang dimiliki oleh manusia yang pada umumnya disesuaikan dengan pembawaan
yang dimiliki manusia:

8
 Audio yaitu proses belajar yang lebih mengarah pada indrea pendengar
 Visual yaitu proses belajar yang lebih mengarah pada hal penglihat
 Kinestetik atau gerak.

2.6 Teori Konvegerensi

Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik
pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat,
keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat
sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang
kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk
perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat
saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan tersebut,
tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal untuk berdiri di
atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak akan menjadi
menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia.

Perintis aliran konvergensi adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli


pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia
disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Bakat yang dibawa anak sejak
kelahirannya tidak berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang
sesuai untuk perkembangan bakat itu. Jadi seorang anak yang memiliki otak yang cerdas,
namun tidak didukung oleh pendidik yang mengarahkannya, maka kecerdasakan anak
tersebut tidak berkembang. Ini berarti bahwa dalam proses belajar peserta didik tetap
memerlukan bantuan seorang pendidik untuk mendapatkan keberhasilan dalam
pembelajaran.

Ketika aliran-aliran pendidikan, yakni nativisme, empirisme dan konvergensi,


dikaitkan dengan teori belajar mengajar kelihatan bahwa kedua aliran yang telah
disebutkan (nativisme-empirisme) mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan yang

9
dimaksudkan adalah sifatnya yang ekslusif dengan cirinya ekstrim berat sebelah.
Sedangkan aliran yang terakhir (konvergensi) pada umumunya diterima seara luas
sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang seorang peserta didik
dalam kegiatan belajarnya. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-
faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu.

2.7 Teori Sosiologis

Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya
walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati suka menolong serta rajin
menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat kriminal menyakitkan
hati. Manusia juga saling berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi
dan membuat kelompok dalam masyarakat. Objek dari sosiologi adalah masyarakat
dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari
ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan
diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.Pokok bahasan dari ilmu sosiologi
adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta
pengungkapan realitas sosial.

Tokoh utama dalam sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari
perancis yang merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi
kepada masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia
internasional. Di Indonesia juga memiliki tokoh utama dalam ilmu sosiologi yang disebut
sebagai Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan Sosiologi secara etimolog\i
berasal dari bahasa latin, yaitu (socius = teman , kawan, social = berteman, bersama,
berserikat), bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu
persekutuan manusia. Logos, yaitu ilmu pengetahuan. Sosiologi secara terminologi
adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat , dan menyelidiki ikatan
– ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu. Secara harfiah atau etimologi
sosiologi berasal dari bahasa latin Socius artinya teman, kawan, sahabat dan Logos
artinya ilmu pengetahuan. Berdasarkan etimologi tersebut, maka sosiologi adalah ilmu
tentang cara berteman/ berkawan/ bersahabat yang baik dalam masyarakat.

10
Sosiologi secara terminologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku,
dan perkembangan masyarakat, ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan
perubahannya. Pengertian sosiologi Secara etimologi dari kata bahasa jerman yakni
Sozio yang berarti teman, kawan, sahabat, dan logie yang berarti Wissenschaft atau Ilmu
pengetahuan. Sosiologi secara terminologi adalah kajian ilmiah tentang kehidupan sosial
manusia dan ilmu yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat. Sosiologi
jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu
pengetahuan.

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman
sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan
pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan
August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun
umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Dalam
bukunya paul B. Horton dan Chester L. Hunt yang diterjemahkan oleh Aminuddin Ram
dan Tita Sobari halaman 23, menyatakan bahwa Sosiologi secara terminologi adalah
suatu studi ilmiah tentang kehidupan sosial manusia.

Sosiologi menurut para tokoh:

1. Menurut August Comte Sosiologi adalah ilmu positip tentangmasyarakat. Ia


menggunakan kata positip yang artinya empiris. Jadisosiologi baginya adalah studi
empiris tentang masyarakat. MenurutAugust Comte, obyek studi dari sosiologi adalah
tentang masyarakat, adadua unsure yaitu struktur masyarakat yang disebut statika sosial
danproses-proses sosial di dalam masyarakat yang disebut dinamika sosial.
2. Menurut Emile Durkheim Sosiologi adalah ilmu yang mempelajarifakta sosial.fakta
sosial adalah sesuatu yang berada di luar individu.Contoh-contoh dari fakta sosial adalah
kebiasaan-kebiasaan, peraturan-peraturan, norma-norma, hukum-hukum dan adat istiadat.
Dan faktasosial yang paling besar adalah masyarakat menurut Durkhiem. Faktasosial ini
bersifat eksternal, obyektif dan berada di luar individu.
3. Menurut Max Weber Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yangbertujuan memahami
tindakan sosial secara interpretatif agar diperolehkejelasan mengenai sebab-sebab, proses

11
dan konsekuensinya. Dengankata lain, sosiologi adalah ilmu yang berhubungan dengan
pemahamaninterpretative mengenai tindakan sosial agar dengan demikian bisadipeoleh
penjelasan kausal mengenai arah dan konsekuensi dari tindakanitu. Dengan interpretative
dimaksudkan untuk memahami arti dan maknadari tindakan social.
4. Menurut Peter L.berger Sosiologi adalah ilmu atau studi ilmiahmengenai hubungan
antara individu dan masyarakat.
5. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
6. Soejono Sukamto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi
kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum
kehidupan masyarakat.
7. William Kornblum Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat
dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam
berbagai kelompok dan kondisi.
8. Allan Jhonson Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku,
terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut
mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi
sistem tersebut.
9. Pitirim Sorokin Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan
gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
10. Roucek dan Warren Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok.
11. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah
terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
12. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-
struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
13. Paul B. Horton Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan
kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

12
2.8 Teori Gestalt

Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan bahwa proses persepsi melalui
pengorganisasian suatu komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, dan
juga kemiripan bersatu menjadi kesatuan. Teori Gestalt cenderung berupaya mengurangi
pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.

“Teori Gestalt berpandangan bahwa perkembangan pada dasarnya merupakan


proses diferensiasi, dimana yang primer adalah keseluruhan sedangkan yang sekunder
adalah bagian-bagian” (Mustiningsih, 2009: 24). Kaitannya dalam hal ini, seseorang
mengenal hal-hal yang bersifat umum atau menyeluruh terlebih dahulu sebelum
mengenal bagian-bagian. Karena menurut teori ini, manusia pada dasarnya lebih mudah
mengenali hal-hal yang berpola atau terorganisir.

Beberapa ciri khas pengertian dari teori Gestalt, antara lain:

1. Gestalt merupakan keseluruhan yang berarti/penuh arti


2. Keseluruhan lebih berarti dari sekedar jumlah dari bagian-bagian
3. Keseluruhan tidak sama dengan jumlah bagian-bagian
4. Keseluruhan terdiri dari bagian dari suatu hubungan
5. Gestalt bersifat totalitet, yakni tiap bagian tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan saling tergantung dengan yang lain, dan baru dapat berfungsi
dengan baik ketika menjadi keseluruhan.

Konsep Teori Gestalt

Teori Gestalt menyatakan bahwa perkembangan itu adalah proses diferensiasi.


Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian
adalah sekunder. Bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian daripada
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya.
Keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Hal ini dipertegas
oleh pendapat Soemanto (1998: 225) bahwa “Psikologi Gestalt menyusun belajar itu ke
dalam pola-pola tertentu, jadi bukan bagian-bagian”.

13
Suatu konsep yang penting dalam teori Gestalt adalah tentang insight yaitu
pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-
bagian dalam suatu situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori
Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran,
tetapi selalu satu kesatuan yang utuh. Guru memberikan suatu kesatuan situasi atau bahan
yang mengandung persoalan-persoalan, dimana anak harus berusaha menemukan
hubungan antar bagian, dan memperoleh insight, agar ia dapat memahami keseluruhan
situasi atau bahan ajaran tersebut. Insight itu sering dihubungkan dengan pernyataan
spontan seperti “aha” atau “oh, I see now”.

Teori Gestalt berasumsi bahwa manusia pada awalnya bersifat global terhadap
objek-objek yang dilihat, karena itu belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru
kemudian berproses kepada bagian-bagian. Pengamatan artinya proses menerima,
menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti
mata dan telinga. Berikut hukum pengamatan menurut teori Gestalt, antara lain:

 Hukum Keterdekatan, artinya yang terdekat merupakan Gestalt.


Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap
sebagai suatu totalitas.
 Hukum Ketertutupan, artinya yang tertutup merupakan Gestalt.
Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
 Hukum Kesamaan, artinya yang sama merupakan Gestalt.
Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu
kelompok atau suatu totalitas.

Suatu hukum yang terkenal dari teori Gestalt yaitu hukum Pragnanz, yang berarti
teratur, seimbang, simetri, dan harmonis. Untuk menemukan Pragnanz diperlukan adanya
pemahaman atau insight.

a. Ciri-ciri belajar pemahaman

Berikut enam ciri dari belajar pemahaman menurut Ernest Hilgard, yaitu:

1. Pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar.

14
2. Pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang lalu yang
relevan.
3. Pemahaman tergantung kepada pengaturan situasi, sebab insight itu
hanya mungkin terjadi apabila situasi belajar itu diatur sedemikian
rupa sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati.
4. Pemahaman didahului oleh usaha coba-coba, sebab insight bukanlah
hal yang dapat jatuh dari langit dengan sendirinya, melainkan adalah
hal yang harus dicari.
5. Belajar dengan pemahaman dapat diulangi, jika sesuatu problem yang
telah dipecahkan dengan insight lain kali diberikan lagi kepada pelajar
yang bersangkutan, maka dia dengan langsung dapat memecahkan
problem itu lagi.
6. Suatu pemahaman dapat diaplikasikan atau dipergunakan bagi
pemahaman situasi lain.

b. Prinsip belajar dengan teori Gestalt

1. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak


hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan
sebagainya.
2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
3. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai
dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
4. Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.
5. Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk
memperoleh insight.
6. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi
memberi dorongan yang mengerakan seluruh organisme.
7. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
8. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat
suatu bejana yang diisi.

c. Prinsip dasar teori Gestalt

15
1. Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual
field

Setiap perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung


dipersepsikan oleh manusia sebagai figure and ground. Oleh karena itu
kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan manusia, bukan
skill yang dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna yang
dibentuk.
2. Prinsip-prinsip pengorganisasian:
a. Principle of Proximity: bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan
(baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan
dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
b. Principle of Similarity: bahwa unsur-unsur bidang pengamatan
yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi
sebagai suatu figure atau bentuk tertentu.
c. Principle of Objective Set: Organisasi berdasarkan mental set yang
sudah terbentuk sebelumnya.
d. Principle of Continuity: Organisasi berdasarkan kesinambungan
pola.
e. Principle of Closure/ Principle of Good Form: bahwa orang
cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau
pengamatan yang tidak lengkap.
f. Principle of Figure and Ground: yaitu menganggap bahwa setiap
bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar
belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan,
warnadan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila
figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan
penafsiran antara latar dan figure.
g. Principle of Isomorphism: Organisasi berdasarkan konteks.

16
BAB III

PENTUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan pada perubahan-perubahan


dan perkembangan stuktur jasmani ( biologis), perilaku dan fungsi mental manusia dalam
berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Teori
perkembangan sangat mempengaruhi perkembangan diri seseorang individu, kalau baik
perkembangan baiklah juga individu tersebut. Teori perkembangan meliputi biologi,
lingkungan dan suasana serta interaksi. Secara Teori biologi merupakan studi tentang
perkembangan perilaku evolusi spesies dalam lingkungan alamiahnya, Teori
lingkungan ( Ekologis ) memberikan tekanan pada sistem lingkungan, dan berinteraksi
dengan lingkungan. Dengan adanya berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh
skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan
memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik
yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini kami menyarankan kepada pembaca agar dapat
mengetahui arti penting dari perkembangan, sehingga dapat mengarahkan perkembangan
yang didasarkan pada perkembangan biologis, lingkungan dan suasana serta interaksi.
Dan kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan dari refrensi untuk itu kami memerlukan kritik dan sarannya untuk
kesempurnaan makalah yang akan datang.

17

Anda mungkin juga menyukai