Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pembinaan dan Pengembangan Life Skill dengan Materi Smart Cooking

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Ilmu Komunikasi
Yang dibina oleh Ibu Carissa Cerdasari, S.Gz., MPH.

Oleh

Chyntia Cahyawardani

P17111183081

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN D4 GIZI
Maret 2019
1. Latar Belakang
Sejak tahun 1990 sistem pembangunan di negara berkembang
khususnya di Indonesia lebih menekankan pada pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM). Pondasi utama dalam membangun suatu bangsa
adalah anak-anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Untuk itu
perlu gizi seimbang dalam menunjang pertumbuhan anak-anak di
Indonesia. Dalam memenuhi gizi seimbang dapat dimulai dari tingkat
keluarga yang biasanya berhubungan erat dengan tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu.
Masalah terkait mutu sumber daya manusia masih menjadi masalah
utama bagi pemerintah dan masyarakat. Karena mutu itulah yang akan
menentukan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses
pemberdayaan sumber daya manusia. Peningkatan pemberdayaan sumber
daya manusia dapat terjadi apabila ada pembinaan dan pengembangan life
skill dari orang yang berpengalaman. Masalah gizi masih menjadi masalah
utama di Indonesia, sehingga untuk meningkatkan konsumsi makan dapat
dimulai dari tingkat rumah tangga. Keterbatasan pendidikan dan
pengetahuan ibu tidak menghambat dalam memenuhi gizi seimbang.
Perlunya pembinaan dan pengembangan life skill dengan materi smart
cooking diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan
meningkatkan variasi makanan. Smart cooking ini adalah memasak
dengan memanfaatkan bahan makanan sehingga se kreatif mungkin.
Sehingga masakan yang tersaji tidak selalu hidangan yang sama setiap
harinya.

2. Tujuan Intruksional
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran memiliki life
skill dengan materi smart cooking sehingga mampu menyiapkan
hidangan yang bergizi seimbang dan bervariasi untuk keluarga.

B. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mengetahui
tentang :
a. 4 konsep kecakapan hidup (life skills)
b. Pengembangan life skills
c. Teknik memasak sehingga menghasilkan hidangan yang bervariasi.
3. Sasaran
Ibu rumah tangga
4. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
5. Media
a. Laptop
b. Viewer / LCD
c. Alat peraga berupa buah dan sayur.
6. Waktu dan Tempat
a. Hari/ Tanggal : Senin, 18 Maret 2019
b. Waktu : 09.00 – 10.00
c. Tempat : Aula Kantor Camat Kaliwates Jember
7. Organisasi
a. Pembicara : Chyntia Cahyawardani
b. Fasilitator : Slamet
8. Susunan Acara

No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien


Mengucapkan salam
Menjawab salam
Pra Interaksi pembuka
1 Memperkenalkan diri Mendengarkan
selama 5 menit Menjelaskan maksud dan
Mendengarkan
tujuan
Mendengarkan
Menjelaskan apa itu life skill dan
Interaksi selama 30 memperhatikan
2
menit Mendengarkan
Menjelaskan teknik dan
dan
metode smart cooking
memperhatikan
Mendengarkan
Menyimpulkan isi materi
dan
yang telah disampaikan
Post Interaksi memperhatikan.
3 Tanya jawab Bertanya
selama 25 menit Menutup acara, memberi
salam, dan mengucapkan Menjawab salam
terimakasih pada peserta

9. Materi
Menurut dirjen PLSP Direktorat Tenaga Teknis dalam Darmawan
(2016:109) menyebutkan pengertian kecakapan Hidup (Life skill) adalah
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi
masalah hidup secara wajar tanpa adanya rasa tertekan kemudian secara
proaktif dan kreatif mencari solusi atas permasalahan hidup tersebut dan
pada akhirnya mampu mengatasinya. Pendidikan kecakapan hidup (life
skills) memiliki cakupan yang lebih luas dibanding keterampilan bekerja,
apalagi sekedar keterampilan manual (Darmawan 2016:109)
Departemen pendidikan Nasional dalam Anwar (2012, hlm. 28)
dalam Darmawan (2016: 111) membagi konsep kecakapan hidup (life
skills) menjadi empat yaitu: (1) Kecakapan mengenal diri (self awarness)
atau sering juga disebut kemampuan personal (personal skills), (2)
Kecakapan berfikir rasional (thinking skills) atau kecakapan akademik
(akademik skills), (3) Kecakapan sosial (social skills), (4) Kecakapan
vokasional (vocational skills) sering juga disebut dengan keterampilan
kejuruan artinya keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan
tertentu dan bersifat spesifik (spesifik skills) atau keterampilan teknis
(technical skills).
Kecakapan Personal, keterampilan ini paling utama menentukan
seseorang dapat berkembang seperti pengambilan keputusan, problem
solving ( Darmawan, 2016:111). Hasil keputusan dan kemampuan dalam
memecahkan masalah berarti orang tersebut telah melakukan kecakapan
personal. Kecakapan personal dapat didapat melalui penghayatan diri
sebagai makhluk hidup ciptaan Allah SWT, menempatkan diri sebagai
anggota masyarakat dan warga Negara. Menyadari bahwa setiap orang
memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing dan berusaha
meningkatkan kemampuannya sehingga dapat bermanfaat bagi diri sendiri
dan lingkungan sekitar.
Kecakapan berfikir mencakup antara lain, kecakapan menggali dan
menemukan informasi, kecakapan mengolah informasi dan mengambil
keputusan serta kecakapan memecahkan masalah secara kreatif
(Darmawan, 2016:111). Menurut Apriyanti (2015: 465) menyatakan
bahwa kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu
yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata. Kreativitas adalah
upaya untuk melakukan aktivitas yang baru. Kecakapan akademik yang
sering kali disebut juga kemampuan berfikir ilmiah pada dasarnya
merupakan pengembangan dan kecakapan berfikir rasional masih bersifat
umum, kecakapan akademik sudah mengarah kepada kegiatan yang
bersifat akademik dan keilmuan.
Kecakapan Sosial mencakup antara lain, kecakapan komunikasi
dengan empati, dan kecakapan kerja sama. Keterampilan sosial dapat
berupa keterampilan komunikasi, manajemen konflik, situasi menjadi
teman dan menjadi bersama dengan teman kerja (co-Workers) dan kawan
sekamar. Sebagian besar berstandar pada praktek keterampilan untuk
membantu seseorang lebih berkompeten secara sosial.
Kecakapan Vokasional seringkali disebut dengan kecakapan
kejuruan, artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan
tertentu yang terdapat dimasyarakat. Kecakapan ini lebih cocok untuk
siswa yang akan menekuni pekerjaan yang lebih mengandalkan
keterampilan psikomotor. Kecakapan ini cocok dengan siswa SMK atau
mahasiswa yang berkuliah di pendidikan vokasi.
Menurut Wikipedia memasak adalah kegiatan menyiapkan
makanan dari bahan makanan menjadi makanan dengan cara dipanaskan
supaya dapat dikonsumsi. Memasak terdiri dari berbagai macam metode,
teknik, peralatan, dan kombinasi bumbu dapur untuk mengatur rasa
memudahkan makanan untuk dicerna dan mengubah makanan dari segi
warna, rupa, rasa, tekstur, penampilan dan nilai nutrisi. Terdapat tiga cara
teknik memasak yaitu memasak dengan panas kering (dry heat cooking),
teknik dasar memasak moist heat cooking, dan fat cooking (Bumi, 2017).
Dry heat cooking adalah memasak dengan cara menimpakan panas
pada makanan dari atas, bawah, dan sekitar bahan makanan tersebut. Dry
heat cooking terdiri dari :
a. Roasting disebut juga dengan memanggang. Teknik ini
menggunakan oven sebagai alat penghantar panas. Makanan
yang biasa menggunakan oven adalah daging, ayam, dll.
b. Teknik baking adalah memanggang suatu bahan makanan yang
memanfaatkan panas udara kering dengan suhu 120oC – 300oC.
Makanan yang biasa dimasak menggunakan teknik baking
adalah roti.
c. Griddle adalah teknik memasak yang dilakukan diatas plat baja
panas yang biasanya dipanaslan menggunakan gas atau listrik.
d. Teknik Grill adalah teknik memasak dengan menggunakan
panas yang tinggi sehingga tidak membutuhkan waktu lama
untuk memasak. Menu yang biasa di grill adalah steak, grilled
sausage, grilled fish, dll.
e. Barbecue adalah teknik yang menggunakan arang untuk
membakarnya dengan bahan makanan yang di tusuk diletakkan
diatas bara api.
f. Broil adalah teknik yang menggunakan oven api bagian bawah.
g. Smoking atau biasa disebut dengan pengasapan biasanya
digunakan untuk mengawetkan bahan makanan.
Teknik dasar memasak moist heat cooking adalah memasak dengan
cara memasak menggunakan cairan. Moist heat cooking terdiri dari :
a. Teknik braising adalah teknik merebus bahan dengan
komposisi cairan ¾ dari bahan makanan yang akan dibuat
contoh braised beef.
b. Steaming (mengukus) adalah teknik yang memanfaatkan uap
air untuk mematangkan bahan makanan. Contoh alat steamer
adalah risopan, rice cooker, dll.
c. Teknik boiling atau merebus adalah teknik memasak yang
menggunakan cairan yang lebih banyak daripada bahan
makanan yang akan dimasak. Menggunkan suhu 100oC.
d. Blanching adalah teknik mencelupkan bahan makanan kedalam
air yang mendidih.
e. Teknik Simmering adalah teknik memasak yang menggunakan
cairan yang lebih banyak daripada bahan makanan yang akan
dimasak. Menggunakan api yang kecil. Biasa digunakan untuk
membuat kaldu
f. Poaching adalah teknik memasak yang menggunakan cairan
yang lebih banyak daripada bahan makanan yang akan dimasak
lalu air rebusan dicampur dengan bumbu. Menggunakan suhu
sekitar 75oC-85oC.
g. Teknik stewing ( menyetup) adalah memasak menggunakan
cairan tidak lebih dari ½ bahan yang dimasak. Cairan yang
digunakan biasnya saus, kaldu, atau air.
Fat cooking adalah memasak dengan cara memasak menggunakan
minyak maupun lemak. Minyak yang dapat digunakan adalah minyak
goreng, minyak salad, minyak jagung, margarin, mentega, minyak kacang,
dan minyak olive. Fat cooking terdiri dari :
a. Teknik menggoreng deep frying adalah teknik menggoreng
menggunakan minyak yang banyak.
b. Shallow frying (pan seared) dalam proses menggunakan teknik
ini biasanya untuk memasak steak, pan seared salmon, dll.
Penggunaan minyak tidak banyak.
c. Saute atau menumis dalma teknik ini penggunaan minyak
sangat sedikit karena sebagai pematang bumbu.
Smart cooking adalah memodifikasi bahan makanan. Modifikasi
pangan adalah cara merubah bentuk dan rasa makanan dari yang kurang
menarik menjadi lebih menarik atau dari yang rasanya kurang enak
menjadi lebih enak, serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari
aslinya. Untuk mengembangkan masakan yang tidak monoton dibutuhkan
kreativitas dalam memasak bahan makanan. Beberapa masyarakat
mungkin tidak suka mengonsumsi buah dan sayur atau salah satu dari
keduanya. Namun buah dan sayur memiliki kandungan vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga perlu memodifikasi buah dan sayur
supaya orang mau untuk mengonsumsi. Berikut beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam memodifikasi buah dan sayur (Nanda, 2017):

a. Memasukkan sayuran dalam menu favorit

Beberapa orang tidak menyukai sayuran dalam bentuk masakan khusus


sayuran (seperti misalnya cah kangkung atau sayur bayam) maka hal ini
dapat dimodifikasi dengan cara menyertakan sayuran dalam menu
makanan. Misalnya, masukkan irisan kol, sawi, dan wortel ke dalam nasi
goreng atau mie goreng. Tidak perlu banyak-banyak, mulai dengan sedikit
porsi sayuran saja. Jika sudah terbiasa dengan rasanya, boleh
menambahkan jumlah sayuran.

Memastikan memasak sayuran dengan benar. Apabila hendak


mencampur sayuran dalam makanan, hindari memasak sayuran terlalu
matang karena selain teksturnya yang menjadi kurang segar, vitamin
mineral serta zat gizi penting di dalamnya juga berkurang.

b. Buah dapat dijadikan sebagai bahan pelengkap masakan

Saus asam manis menggunakan nanas atau sambal dengan campuran


mangga muda merupakan beberapa jenis masakan yang mengikutsertakan
buah dalam bahan dasarnya. Metode ini dapat digunakan untuk
membiasakan diri mengonsumsi buah. Meskipun tidak terlalu banyak jenis
buah yang bisa gunakan bersama dengan masakan, tetapi biasanya buah-
buahan seperti nanas, mangga, lemon, bahkan alpukat bisa menjadi bahan
dasar saus atau sekedar sebagai pelengkap.

c. Mengetahui cara mengolah sayur yang benar

Tidak semua sayur baik dimakan dalam keadaan matang. Lalapan yang
terdiri dari timun, selada, serta daun kemangi misalnya merupakan jenis
sayur yang lebih lazim dimakan mentah. Tetapi ada juga jenis sayur yang
sebaiknya dimasak terlebih dahulu agar lebih mudah dicerna. Misalnya
kangkung, bayam, dan brokoli. Mengetahui teknik-teknik pengolahan
sayur dapat membantu menjaga kelengkapan zat gizi sayuran sekaligus
menghasilkan jenis masakan yang lezat dan meningkatkan nafsu makan.

Sebagai contoh, teknik memasak brokoli yang baik adalah dengan


metode blanching. Ini merupakan metode merebus sayuran dalam air
panas kira-kira selama 2 sampai 3 menit kemudian mencelupkan sayuran
tersebut ke dalam air dingin. Metode ini akan menjaga tekstur renyah dari
brokoli sekaligus memastikan zat gizi pada brokoli tidak hilang banyak
karena pengolahan

d. Menjadikan sayur dan buah sebagai camilan

Salah satu alasan mengapa banyak orang tidak menyukai sayur buah
mungkin karena rasanya. Sayur terkadang memiliki rasa pahit atau langu.
Buah-buahan juga kalah dengan camilan lain seperti cokelat, cake, dan es
krim. Buah-buahan seperti pisang, mangga, pepaya, dan jeruk merupakan
jenis buah-buahan yang rasanya dominan manis. Memilih jenis buah-
buahan yang memiliki rasa manis sebagai camilan sehari-hari. Selain kaya
akan zat gizi yang baik bagi tubuh, buah juga mengandung serat. Selain itu
kalori pada buah juga cenderung sedikit dan rendah lemak. Satu bar
cokelat dapat mengandung hingga 200 kkal, sementara satu buah pisang
berukuran sedang dengan berat 50 gram menyumbang kalori sebesar 50
kkal. Selain buah-buahan, sayuran seperti baby carrot juga dapat dijadikan
camilan.

e. Buatlah smoothies atau jus

Salah satu cara mudah untuk mengonsumsi sayur dan buah adalah
dengan mengubah bentuknya menjadi smoothies atau jus. Dalam membuat
jus dapat dicoba dengan mencampur sayur dan buah. Pertama mencoba
membuat jus buah, baru kemudian dicampur dengan sayur-sayuran.
Usahakan tidak menggunakan tambahan gula yang berlebihan.

10. Kriteria Evaluasi


A. Kriteria Struktural
a. Pembuatan SAP 7 hari sebelum penyuluhan berlangsung
b. Penentuan pengorganisasian 7 hari sebelum penyuluhan
berlangsung
B. Kontrak waktu dan tempat dengan masyarakat dan Camat 3 hari
sebelum penyuluhan. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias dengan penyuluhan.
b. Peserta aktif bertanya saat di beri kesempatan untuk bertanya.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat sebelum acara
selesai.
C. Hasil
a. Peserta mengetahui bagaimana mengembangkan life skills dengan
metode smart cooking. Peserta juga mengetahui bagaimana cara
mengolah beberapa bahan makanan sehingga menarik dan rasa nya
enak untuk dikonsumsi.
Daftar Pustaka

Apriyanti, R. 2015. Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Sidomulyo


Samarinda terhadap Tayangan “Ala Chef” di Trans TV (Studi deskriptif
dalam Meningkatkan Kreativitas Memasak). Jurnal Ilmu Komunikasi, 3 (2):
459 – 473.

Bumi, G. 2017. Teknik Dasar Memasak, (https://hamparan.net/teknik-dasar-


memasak/), diakses pada 16 Maret 2019.

Darmawan, D. 2016. Kompetensi Instruktur dan Efeknya Terhadap Kecakapan


Vokasional Peserta Pelatihan . Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah
(E-Plus), 1 (2): 107 – 120.

Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. 2003. Pedoman


Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Pendidikan
Luar Sekolah. Jakarta : Depdiknas.

Dirjen Pendidikan Nasional 2002. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Berbasis


Keterampilan Hidup Life Skill) Melalui Pendidikan Broad Based Education
Dalam Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Jakarta: Ditjen PLS dan
Pemudan – Depdiknas.

Nanda, M. 2017. Tips Makan Sehat Bagi Anda yang Tidak Suka Sayur dan
Buah, (https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/tips-makan-sehat-
bagi-anda-yang-tidak-suka-sayur-buah/), diakses pada 16 Maret 2019.
PHP. 2013. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Memasak) diakses pada 16 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai