Anda di halaman 1dari 10

BIOMOLEKUL

Biomolekul merupakan senyawa-senyawa organik sederhana pembentuk organisme


hidup dan bersifat khas sebagai produk aktivitas biologis. Biomolekul dapat dipandang
sebagai turunan hidrokarbon, yaitu senyawa karbon dan hidrogen yang mempunyai kerangka
dasar yang tersusun dari atom karbon, yang disatukan oleh ikatan kovalen. Kerangka dasar
hidrokarbon bersifat sangat stabil, karena ikatan tunggal dan ganda karbon-karbon
menggunakan pasangan elektron bersama-sama secara merata. Biomolekul bersifat
polifungsionil, mengandung dua atau lebih jenis gugus fungsi yang berbeda. Pada molekul
tersebut, tiap gugus fungsi mempunyai sifat dan reaksi kimia sendiri-sendiri.

BENTUK SENYAWA BIOMOLEKUL

Senyawa-senyawa biomolekul biasanya dikenal dalam empat bentuk: protein, asam


nukleat, karbohidrat, dan lipid. Keempat golongan biomolekul tersebut mempunyai sifat
umum memiliki struktur yang relatif besar (berat molekul besar), dan karenanya disebut
makromolekul.

Berat molekul (BM) protein berkisar antara 5000 sampai lebih dari 1 juta; berat
molekul berbagai jenis asam nukleat berkisar sampai beberapa miliar, karbohidrat
(polisakarida) dapat memiliki berat molekul sampai jutaan. Molekul lipid jauh lebih kecil
(BM 750 sampai 1500). Tetapi karena lipid umumnya terbentuk dari ribuan molekul sehingga
membentuk struktur berukuran besar yang berfungsi seperti sistem makromolekuler, struktrur
lipid juga dapat dianggap sebagai makromolekul.

Protein merupakan polimer asam-asam amino, karbohidrat merupakan polimer


monosakarida, asam nukleat merupakan polimer mononukleatida. Monomer lipid ada
bermacam-macam, bergantung pada jenis lipidnya, diantaranya asam lemak, kolin,
etanolamin, serin dan lain-lain.

FUNGSI BIOMOLEKUL

Biomolekul mempunyai fungsi tertentu dalam sel, misalnya:

1. Karbohidrat sebagai sumber energi, komponen pembentuk membran dan dinding sel;
2. Lipid sebagai sumber energi, hormon, dan pembentuk sel;
3. Protein sebagai enzim, alat transpor, antibodi, hormon dan pembentuk membran;
4. Asam nukleat sebagai faktor genetika, koenzim, pembawa energi, dan pengatur
biosintesis protein.
STRUKTUR BIOKIMIA

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan jenis senyawa organik yang terdiri dari karbon,


hidrogen, dan oksigen yang merupakan sumber makanan dan energi yang penting
bagi manusia dan hewan. Karbohidrat dihasilkan oleh tumbuhan hijau pada proses
fotosintesis.
Berdasarkan reaksi hidrolisis dan ukuran molekulnya, karbohidrat dibedakan
menjadi karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat
kompleks (polisakarida).
Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana sangat mudah dikenali melalui rumus empirisnya,
karena perbandingan antara atom karbon, hidrogen, dan oksigennya yaitu 1:2:1,
contohnya adalah C3H6O3 (triosa) atau C5H5O10 (pentosa). Selain itu, karbohidrat
sederhana umumnya juga dapat diidentifikasi melalui tata namanya yang sesuai
dengan jumlah atom karbon yang terdapat dalam molekul, contohnya adalah triosa
yang memiliki 3 atom karbon, pentosa yang memilik 5 atom karbon, dan heksosa
yang memilik 6 atom karbon. Berdasarkan jumlah molekulnya, karbohidrat
sederehana dibagi menjadi monosakarida dan polisakarida.

1. Monosakarida (Gula Sederhana)


a. Deskripsi Monosakarida

Monosakarida (gula sederhana) merupakan karbohidrat yang paling sederhana


dan tidak dapat diurai atau dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.

b. Struktur Monosakaria
Monosakarida dapat berupa aldosa atau ketosa. Semua monosakarida
mempunyai atom C asimetris. Dalam hal ini, atom C asimetris terjadi jika atom karbon
mengikat empat gugus yang berbeda. Pada dasarnya struktur monosakarida dapat
digambarkan dengan menggunakan struktur yang dikemukakan oleh Emil Fischer yang
dikenal sebagai konformasi Fischer dan struktur lingkaran yang dikemukakan
oleh Tollens dan direalisasikan oleh Haworth yang dikenal sebagai struktur Haworth.

2. Deskripsi Disakarida

Disakarida terdiri dari dua buah monosakarida yang terikat melalui sintesis
dehidrasi yang membentuk suatu rantai. Ketika disakarida terbentuk, maka air akan
dihilangkan, sehingga proses pembentukannya disebut sintesis dehidrasi. Disakarida
dapat dibelah menjadi dua buah monosakarida sederhana dengan menggunakan air
kembali (hidrolisis). Contoh-contoh disakarida adalah sukrosa (glukosa + fruktosa),
laktosa (glukosa + galaktosa), dan maltosa (glukosa + glukosa).

a. Struktur Disakarida
- Sukrosa
Sukrosa merupakan disakarida umum yang dihasilkan oleh beberapa
tumbuhan, seperti tebu dan bit. Jika sukrosa dihidrolisis, maka akan dihasilkan
glukosa dan fruktosa). Struktur sukrosa sebagai berikut

Sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict, dan


Tollens. Hal ini karena gugus aldehid sukrosa terikat pada fruktosa. Selain itu,
sukrosa juga tidak dapat difermentasi.
- Laktosa dan Maltosa

Laktosa merupakan jenis disakarida lainnya yang biasanya dikenal


dengan gula susu. Hal ini karena laktosa diproduksi secara alamiah dalam
susu. Jika laktosa dihidrolisis, maka akan dihasilkan glukosa dan galaktosa.
Dalam hal ini, hidrolisis laktosa dapat terjadi dengan bantuan enzim laktase.
Laktosa tidak dapat difermentasi, tetapi dapat mereduksi pereaksi Fehling,
Benedict dan Tollens. Struktur laktosa sebagai berikut.

Maltosa merupakan disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa.


Oleh karena itu, jika laktosa dihidrolisis, maka akan dihasilkan dua buah
molekul glukosa. Dalam hal ini, hidrolisis laktosa dapat terjadi dengan
bantuan enzim maltase. Secara alamiah, maltosa tidak terdapat dalam keadaan
bebas, tetapi dapat dibuat melalui hidrolisis zat pati (amilum) dengan bantuan
enzim amilase. Maltosa dapat difermentasi membentuk etanol dan dapat
mereduksi pereaksi Fehling, Benedict dan Tollens. Struktur maltosa sebagai
berikut.
Karbohidrat Kompleks

Karbohidrat sederhana dapat dikombinasikan satu sama lain untuk


membentuk karbohidrat kompleks. Saat dua karbohidrat sederhana saling terikat satu
sama lain, maka terbentuk disakarida. Saat tiga karbohidrat sederhana saling terikat
satu sama lain, maka terbentuk trisakarida. Pada umumnya, sebuah karbohidrat
kompleks yang lebih besar dari disakarida dan trisakarida disebut polisakarida.

1. Deskripsi Polisakarida
Polisakarida merupakan rantai yang panjang dari molekul-molekul gula yang
terikat bersama-sama. Di antara polisakarida yang paling terkenal adalah selulosa.
Selulosa membentuk dinding sel tumbuhan dan para ilmuwan memperkirakan
bahwa lebih dari satu triliun ton selulosa disintesis tumbuhan setiap tahunnya.
Selain selulosa, contoh polisakarida lainnya adalah amilum (zat pati).

Lipid

Lipid merupakan zat lemak yang berperan dalam berbagai sel hidup. Seperti halnya
karbohidrat, lipid tersusun atas unsur karbon (CH), hidrogen (H), dan oksigen (O), serta
kadang kala ditambah fosfor (P) serta nitrogen (N). Beberapa di antaranya disimpan sebagai
sumber energi sekunder dan sebagian lain bertindak sebagai komponen penting dari membran
sel. Lipid terdapat pada tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme. Lipid terasa licin,
tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam alkohol, eter, dan pelarut-pelarut organik
lainnya. Lipid terdiri dari beberapa jenis, yang terpenting adalah lemak, fosfolipid, dan
steroid.

1. Lemak
Lemak sangatlah penting, molekul organik kompleks yang digunakan sebagi
suber energi, hingga hal lain. Pembangun lemak adalah sintesis dehidrasi antara
molekul gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah rangkakarbon yang memiliki
tiga gugus alkohol. Rumus empirisnya adalah C3H4(OH)3. Asam
lemak merupakan rantai karbon yang panjang yang memiliki gugus karboksil.
Jika terdapat rantai karbon yang memiliki banyak ikatan hidrogen, maka disebut
asam lemak jenuh. Sedangkan, disebut tidak jenuh jika atom-atom karbonnya
memiliki ikatan rangkap lebih dari satu.
Secara kimia, lemak identik dengan minyak hewani dan minyak nabati yang
terutama terdiri dari gliserida. Lemak merupakan ester yang terbentuk melalui reaksi
tiga molekul asam lemak dan sebuah molekul gliserol. Lemak bersifat tidak mudah
menguap, tidak larut dalam air, terasa berminyak atau licin ketika disentuh, dan
berbentuk padat pada suhu kamar.

2. Fosfolipid

Fosfolipid merupakan lipid yang berjumlah banyak (sebagai lesitin atau


fosfatidietanolamin) yang di dalamnya asam fosfat serta asam lemak diesterifikasi
menjadi gliserol dan terdapat dalam semua sel hidup serta dalam plasma membran.
Fosfolipid merupakan jenis lemak majemuk. Struktur fosfolipid antara lain adalah
sebagai berikut.
Beberapa fungsi fosfolipid antara lain adalah: lesitin membawa lemak dalam
aliran darah dari satu jaringan ke jaringan lainya; fosfatidiletanolamin berperan dalam
proses pembekuan darah; dan fosfolipid merupakan komponen utama dinding sel.

3. Steroid
Steroid merupakan senyawa turunan lipid yang tidak terhidrolisis. Steroid
berfungsi sebagai hormon, seperti hormon seks, hormon adrenal kortikal, asam
empedu, sterol, dan agen anabolisme. Contoh-contoh steroid antara lain adalah
kolesterol, esterogen, dan testosteron.

Protein

Protein adalah polimer yang tersusun dari monomer yang biasa disebut asam
amino. Asam amino adalah rangka karbon pendek yang mengandung gugus amino
fungsional (nitrogen dan hidrogen dua) yang melekat pada salah satu ujung kerangka
dan gugus asam karboksilat di ujung lain. Protein tersusun atas unsur karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan terkadang mengandung zat belerang (S)
dan fosfor (P). Protein merupakan komponen utama makhluk hidup dan berperan
penting dalam aktivitas sel. Protein mengatur aktivitas metabolisme, mengkatalisis
reaksi-reaksi biokimia, dan menjaga keutuhan strukur sel. Protein terdapat dalam
semua jaringan hidup dan disebut sebagai pembangun kehidupan.

Secara kimia, protein merupakan molekul biologis yang besar. Protein


tersusun atas asam amino yang terikat dalam rantai lurus yang disebut ikatan peptida
yang membentuk suatu zat kompleks. Oleh karena itu, protein digolongkan ke dalam
polimer yang monomer-monomenya adalah asam amino.
Asam Amino

Asam amino merupakan kelompok senyawa karbon yang terdiri dari karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Akan tetapi, terdapat juga dua asam amino yang juga
mengandung belerang, yaitu sistein dan metionin. Sampai saat ini telah dikenal 20
jenis asam amino yang biasanya terdapat dalam protein. Semua asam amino sekurang-
kurangnya sebuah gugus amino (NH2) dan gugus karboksil (—COOH). Masing-
masing dari 20 asam amino mempunyai gugus R yang berbeda. Dalam hal ini,
komposisi kimia dari gugus R yang khas menentukan sifat-sifat asam amino, seperti
reaktivitas, muatan ion, dan hidropobisitas relatif (sifat ketidaksukaan terhadap air).
20 macam asam amino adalah sebagai berikut.

1. Struktur Protein
Setiap protein terdiri dari satu atau lebih rantai polipeptida. Akibatnya,
terdapat empat struktur protein, yaitu sebagai berikut.
a. Struktur primer, yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya berbentuk
linier.
b. Struktur sekunder, yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya
mempunyai pola teratur, misalnya pola memilin (menggulung).
c. Struktur tersier, yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya bengkok atau
bergulung (berpilin), sehingga membentuk struktur tidak dimensi bulat.
d. Struktur kuarterner, yaitu struktur protein yang berkaitan dengan kenyataan
bahwa beberapa protein dapat terdiri lebih dari satu rantai polipeptida. Setiap
rantai polipeptida dapat merupakan polipeptida yang sama atau berbeda.

Asam Nukleat

Asam nukleat merupakan polimer senyawa organik yang menyimpan dan


mengirimkan informasi genetik di dalam sel. Ada dua jenis asam nukleat: asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). DNA berfungsi sebagai materi
genetik, sedangkan RNA memainkan peran penting dalam menggunakan informasi genetik
untuk memproduksi protein. Semua asam nukleat dibentuk dari monomer-monomer yang
dikenal sebagai nukleotida. Nukleotida juga menyediakan sumber energi langsung untuk
reaksi yang terjadi dalam sel. Setiap nukleotida terdiri dari tiga bagian: (1) sebuah molekul
pentosa, yang bisa menjadi ribosa atau deoksiribosa, (2) sebuah grup fosfat, dan (3) sebuah
basa nitrogen. Basa nitrogen yang dimiliki ialah satu dari 5 jenisnya. Dua diantaranya lebih
besar dari yang lain, molekul cincin ganda Adenin dan Guanin, basa yang terkecil adalah
basa cincin tunggal Timin, Sitosin, dan Urasil..
Nukleotida (monomer), terikat dalam rantai yang panjang (polimer), sehingga gula dan gugus
fosfat secara terurut membentu rangkaian “tulang belakang” dan basa nitrogen sebagai
penyanggah sisinya. DNA memiliki gula deoksiribosa dan basa A, T, G dan C, sedangkan
RNA memiliki gula Ribosa dan basa A, U, G, dan C.

REFERENSI
https://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekul
https://www.slideshare.net/asdiananekasari/dasar-dasar-biomolekuler
https://croisant.wordpress.com/2013/09/16/struktur-dan-fungsi-makromolekul-
karbohidrat-protein-lipid-dan-asam-nukleat-di-dalam-sel

Anda mungkin juga menyukai