Disusun Oleh
1. Faktor primer – Adalah faktor yang wajib dipenuhi karena jika tidak, maka
operasional tidak akan dapat berjalan seperti yang diharapkan.
2. Faktor sekunder – Merupakan faktor yang sebaiknya disediakan dan apabila
tidakpun maka operasional masih bisa berjalan meskipun dengan biaya ekstra.
Sebelum memutuskan suatu lokasi yang akan dipilih, perlu untuk mempertimbangkan dan
memprediksi apa saja yang akan terjadi di masa depan yang berhubungan dengan perusahaan
seperti perencanaan ekspansi, diversifikasi produk, perubahaan market/pasar, perubahaan
sumber pasokan, peraturan pemerintah dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah hal hal yang wajib dipertimbangkan ketika akan memilih lokasi
usaha yang strategis khususnya pabrik industri dan manufacturing.
Menyangkut dengan biaya distribusi serta cost lainnya yang terkait dengan jangkauan
pemasaran tentu akan membesar seiring dengan jarak antara lokasi produksi dengan
konsumen. Selain menekan biaya pendistribusian, hal ini juga bertujuan mengurangi resiko
kerusakan produk ketika dalam pengangkutan. Alasan paling rasional yang mendasari
pemilihan lokasi pabrik harus dekat dengan konsumen adalah adanya informasi yang lebih
cepat diperoleh tentang perilaku konsumen. Baca juga ulasan mengenai membangun bisnis
lebih maju dengan mendengar keluhan konsumen.
2. Pasokan bahan baku
Lokasi yang dekat dengan pemasok bahan baku dan pendukung lainnya jelas akan
menjamin stabilitas pasokan serta mengurangi biaya pengiriman bahan untuk produksi.
Kemudian dengan mempertimbangkan pula resiko apabila bahan baku yang dipakai dapat
mengalami penyusutan berat dan volume maupun kualitas yang berubah akibat jalur pemasok
yang terlalu jauh.
Tersedia fasilitas transportasi yang mudah dijangkau juga merupakan salah satu
pertimbangan penting dalam menentukan lokasi produksi. Transportasi ini berupa angkutan
udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan jalan raya. Kecepatan transportasi ini akan
menjamin pasokan bahan baku serta kebutuhan produksi hingga pendistribusian kepada
konsumen bisa berlangsung sesuai target. Infrastruktur sebaiknya juga tidak luput dari bagian
penting yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi industri seperti persediaan air,
listrik dan penanganan pengolahan limbah yang aman.
Mengambil tenaga kerja yang jauh dari area pabrik tentunya akan lebih banyak
menimbulkan kendala seperti administrasi ketenagakerjaan serta biaya lainnya. Sumber
tenaga kerja yang tanpa keahlian dan yang memiliki keahlian jelas tidak sepenuhnya bisa di
ambil dari satu daerah yang sama. Untuk itu perlunya mempertimbangkan kapasitas tenaga
kerja yang akan digunakan pada aktifitas produksi, apakah sudah cukup bisa terpenuhi dari
masyarakat sekitar lokasi pabrik saja atau perlu mendatangkan dari daerah lain khusus untuk
tenaga ahlinya. Hal-hal yang berkaitan dengan upah pekerja harus di analisa dari faktor biaya
hidup dan hubungan industri dengan tenaga kerja setempat. Simak juga artikel menarik
lainnya tentang strategi dan teori bisnis dalam menentukan upah tenaga kerja
5. Peraturan pemerintah
Kebijakan dari pemerintah yang menguntungkan tentu saja akan menciptakan suasana
yang kondusif bagi aktifitas industri yang bersangkutan. Adapun beberapa peraturan
pemerintah yang berkaitan dengan kegiatan insustri diantaranya seperti perpajakan,
standarisasi, ketenagakerjaan dan kebijakan lainnya yang berkaitan dengan keuangan,
lingkungan hingga undang undang perdagangan.
6. Letak geografis (iklim dan alam)
Lokasi alam atau letak geografis yang dalam hal ini erat dengan iklim derah tersebut,
tentunya berpengaruh pula pada suhu, kelembaban dan cuaca yang akan sangat menentukan
aktifitas produksi dan perilaku masyarakatnya. Bahkan untuk jenis produk tertentu
kualitasnya bisa saja akan sangat dipengaruhi oleh iklim setempat dan menjadi tidak
berkualitas lagi jika berada di iklim yang lain.
7. Layanan pendukung
a. Tujuan
Secara umum ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penilaian aspek
teknis/operasi yaitu:
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik,
gudang, cabang maupun kantor pusat.
2. Agar perusahaan dapat menentukan lay-out yang sesuai dengan proses produksi yang
dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.
3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan
produksinya.
4. Agar perusahaan dapat menentukan metode persediaan yang paling baik untuk
dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan dimasa
yang akan datang.
d. Luas produksi
Berkaitan dengan beberapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu
dengan mempertimbangkan kapasitas produksi dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang
paling efisien. Luas produksi dapat dilihat dari segi ekonomis dan teknis. Dari segi ekonomis
yang dilihat adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya
yang paling efisien. Sedangkan teknis yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan atas
dasar kemampuan mesin dan peralatan serta persyaratan teknis.
Secara umum luas produksi ekonomis ditentukan oleh:
1. Kecenderungan permintaan yang akan datang.
2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan lain-lain.
3. Tersedianya teknologi, mesin dan peralatan dipasar.
4. Daur hidup produk, dan produk substitusi dari produk tersebut.
Untuk menentukan jumlah produksi yang menghasilkan keuntungn yang maksimal
dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan berikut:
1. Pendekatan konsep marginal cost dan marginal revenue.
2. Pendekatan break event point.
3. Metode linier programming.
e. Tata letak (lay-out)
Lay-out merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fasilitas
yang dapat menentukan efisiensi produksi/operasi. Berkenaan dengan produk, proses,
sumberdaya manusia dan lokasi sehingga dapat tercapai efisiensi operasi.
Keuntungan adanya lay-out:
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan.
2. Pemakaian ruang yang efisien.
3. Mengurangi biaya produksi maupun infestasi.
4. Aliran material menjadi lancar.
5. Biaya pengangkutan material dan barang jadi lebih rendah.
6. Kebutuhan persediaan yang rendah.
7. Memberikan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik.
Pada umumnya jenis lay-out didasarkan pada situasi sebagai berikut:
a. Posisi tetap
Ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk atau hal lain yang menyebabkan
tidak mungkin untuk memindahkan produknya.
b. Orientasi proses
Didasarkan pada proses produksi barang atau pelayanan jasa.
c. Tata letak kantor
Berkaitan dengan lay-out posisi kerja, peralatan kerja, tempat yang diperuntukkan
untuk perpindahan informasi.
d. Tata letak pedagang eceran/pelayanan
Berkenaan dengan pengaturan dan lokasi tempat serta arus bermacam produk atau
barang agar lebih banyak barang yang dapat dipajang sehingga lebih besar
penjualannya.
e. Tata letak gudang
Ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang dan memaksimalkan pemanfaatan
ruang gudang.
f. Tata letak produk
Mencari pemanfaatan personal dan mesin yang terbaik dalam produksi yang berulang-
ulang dan berlanjut atau kontinyu.
Untuk menentukan lay-out yang baik maka perusahaan perlu menentukan:
1. Kapasitas dan tempat yang ditentukan
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
3. Lingkungan dan estetika
4. Arus informasi
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda
f. Pemilihan teknologi
Yang menjadi perhatian disini adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang
diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan.
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi:
1. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya
2. Keberhasilan teknologi ditempat lain
3. Pertimbangan teknologi lanjutan
4. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan
5. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya
6. Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja dan pertimbangan lainnya