Kesulitan makan umumnya dialami balita usia 1-5 tahun atau usia pra-sekolah karena
pertumbuhan fisiknya melambat dibanding ketika masih bayi. Sulit makan dianggap wajar
selama tidak mengganggu kesehatan dan pertumbuhan anak. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh 11 responden (78,6%) yang mengalami kesulitan makan. Pijat Tui Na merupakan
salah satu satu intervensi keperawatan yang masih jarang dilakukan untuk mengatasi kesulitan
makan pada balita. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pijat Tui Na
terhadap kesulitan makan balita di Desa Andalambe Kecamatan Tongauna Utara Kabupaten
Konawe.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian Pra-
Eksperimental. Penelitian ini menggunakan total sampling dengan populasi sebanyak 14
responden. Uji yang digunakan yaitu uji statistik Paired T Tes.
Berdasarkan hasil uji statistik Paired T Test didapatkan nilai signifikan 0,000 < 0,05.
Hasil analisis tabel di atas juga diperoleh nilai t = 4,837 > 2,160, dimana t hitung lebih besar
dari nilai t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa pijat Tui Na efektif terhadap kesulitan makan
balita di Desa Andalambe Kecamatan Tongauna Utara Kabupaten Konawe.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Kecamatan Tongauna Utara Kabupaten Konawe” guna memenuhi salah satu syarat dalam
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk
Pada kesempatan ini, Penulis tidak lupa menghaturkan rasa terima kasih kepada Ibu
S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing II atas semua waktu, tenaga dan pikiran yang telah
diberikannya untuk membimbing dan mengarahkan Penulis dalam penyusunan skripsi ini.
kepada orang tua Penulis, Ayahanda tercinta H. Djumrin Moita, SH dan Ibunda tercinta Hj.
Suriyana, S.Pdi yang telah membesarkan dengan seluruh cinta dan kasih sayang, memberikan
bantuan serta doa yang tulus kepada Penulis dalam menyelesaikan studi. Saudaraku Nonong
Fadli Saputra, SE.,M.Si, Dewi Biduri, SE.,M.M, Yulianti Biduri, S.Ip, Eti Fatmawati Biduri,
S.Si.,M.Pd dan semua keluarga yang telah memberikan ketenangan hati serta kesabaran
Kemahasiswaan)
5. Ketua Program Studi Keperawatan STIKES- Mandala Waluya Kendari dan stafnya
6. Para tim penguji masing-masing Bapak Darlin Landide, S.Kep.,Ns.,MN selaku Penguji I,
Ibu Asbath Said, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Penguji II, dan Ibu Sri Wahyuni,
7. Seluruh dosen dan staf karyawan Program studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan
telah banyak membantu sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
telah memberikan bantuan dan motivasi kepada Penulis hingga selesainya skripsi ini.
10. Sahabatku Endah Wulandari, Upriani, Jamiatin Jamal, Alisa Lahasa, Wardah Az-Zarah,
Sarah Faradillah, Wirah Yuti, Ika Yulia Zahatifa, Prisca Hayunani dan Wanda Septiana.
Demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama kepada
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSRACT ............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
C. Pembahasan ............................................................................................ 47
A. Kesimpulan ............................................................................................ 52
B. Saran ....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Singkatan Keterangan
2. Ha Hipotesis Alternatif
3. Ho Hipotesis Nol
4. SK Surat Keputusan
6. UU Undang-Undang
6. Master Tabel
10. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepada Desa Andalambe Kecamatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada
orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan
perhatian orang tua. Pertumbuhan dalam hal ini berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar jumlah, ukuran, organ maupun dimensi tingkat sel
yang bisa diukur dengan ukuran berat seperti gram atau kilogram, ukuran
yang rentan terhadap gizi dan kesehatan. Pada masa ini daya tahan tubuh anak
masih belum kuat, sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Selain itu, anak
juga sering mempunyai kebiasaan makan buruk yaitu anak sering tidak mau
Penolakan itu tentu tidak boleh dijadikan alasan oleh kedua orang tuanya
2
pelan dan perkembangan berat badannya cenderung turun, padahal pada usia
dini seperti ini pertumbuhan balita harus tetap berjalan dan gizi tetap
Di Indonesia dari 23 juta balita, sekitar 7,6 juta anak balita tergolong
gagal tumbuh atau stunting (35,6%) yang terdiri dari 18,5% balita sangat
pendek dan 17,1% balita pendek. Angka prevalensi ini diatas ambang batas
yang disepakati secara universal, batas non public health problem yang
ditolerir oleh badan kesehatan dunia (WHO) hanya 20% atau seperlima dari
jumlah total balita di suatu negara. Lebih dari sepertiga (36.1%) anak
pendek ini semakin meningkat dengan bertambahnya usia, baik pada anak
2010). Anak dengan stunting beresiko memiliki IQ 5-10 poin lebih rendah
balita menderita gizi kurang. Di antara balita gizi kurang tersebut sebanyak
anak yang mengalami gizi sedang sebanyak 13.8%. Selain itu, sebanyak
20.6% anak balita yang pendek dan 8.9% anak balita yang sangat pendek
Provinsi. Hal ini tentunya tersebar di beberapa kabupaten kota yang ada.
Kabupaten Konawe (Badan Pusat Statistik, 2017). Data ini juga menunjukkan
balita mengalami kesulitan makan rata-rata berusia 1-5 tahun karena adanya
telah dipopulerkan kembali dari tehnik pijat bayi yakni pijat Tui Na. Pijat ini
Pijat Tui Na ini merupakan tehnik pijat yang lebih spesifik untuk
darah pada limpa dan pencernaan, melalui modifikasi dari akupunktur tanpa
jarum, teknik ini menggunakan penekanan pada titik meridian tubuh atau garis
(Sukanta, 2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Kabupaten Konawe.
lapangan.
c. Bagi puskesmas
2. Manfaat Teoritis
E. Keaslian Penelitian
Penelitian
Wonokkoromo Surabaya
Puring Kabupaten
Kebumen
7
Internasional Wedi
Klaten
Sampling
Kabupaten Mojokerto
8
Ngargosoka, Kecamatan
Srumbung, Kabupaten
Magelang
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
a. Pengertian Desa
berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur
Febryanti (2010).
kesatuan, kampong (di luar kota); dusun atau udik (dalam arti daerah
1) Bentuk genealogis
2) Bentuk teritorial
nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
b. Karakteristik Desa
dengan yang lain, antara Jawa dengan luar Jawa, antara desa dekat
kota dengan desa yang jauh dari kota, antara wilayah dataran tinggi
nya kreatif, ada pertanian yang maju dan ada industri perdesaan yang
menjadi problematik.
Tentang Desa.
tentang Desa.
d. Pembentukan Desa
1) Jumlah penduduk
2) Luas wilayah
4) Perangkat desa
pertama kali diperkenalkan oleh terapis pijat anak dr. Fan Ya-Li. Di
menekan tubuh pada titik-titik akupresur tertentu (dr. Tiwi dan Reza,
2013).
Munjidah, 2015).
kembang anak secara mental, fisik dan sosial, tujuan dari pemijatan
abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi (Ardhillah,
2012).
Pijatan yang diberikan pada anak setiap hari selama 20 menit selama
fokus pada masalah spesifik dan tidak hanya bekerja pada otot, tulang
dan sendi namun juga bekerja dengan energi tubuh pada tingkat yang
4. Tata Cara
Ketentuan pijat Tui Na yakni 1 kali protokol terapi per hari, selama
3 kali dalam seminggu berturut-turut selama 23 hari cukup pijat salah satu
sisi tangan saja, tidak perlu kedua sisi. Jangan paksa anak makan karena
14
serang anak. Pada saat makan terjadi interaksi antara anak dan orang
penghargaan yang tak ternilai bila anak mereka mau makan. Lebih
kimia tubuh, kebiasaan, perilaku sosial dan kondisi psikis yang sulit
(Proverawati, 2010).
makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara
namun sering kali diabaikan (Grilo dan Mitchell, 2010). Nafsu makan
kurang gizi dan dapat berdampak pada penurunan berat badan yang
terjadi pada balita dan tidak akan berlangsung lama. Ada yang
berpendapat bahwa anak sehat yang waktu makannya lebih lama dari
dikaitkan dengan bidang nutrisi klinis anak adalah segala sesuatu yang
usia pra-sekolah. Pada usia ini balita menjadi sulit makan karena
itu, periode usia 1-5 tahun disebut juga usia food jag, yaitu anak hanya
16
dan sulit makan. Sulit makan dianggap wajar selama tidak menganggu
pada anak yang sering kita temukan seperti penolakan makan, pika,
2010).
sendiri dan orang lain dan berbicara tentang diet, ini tidak berarti
sehat pada anak seperti memberikan makanan mie instan dan orangtua
pemenuhan asupan gizi, hal ini disebabkan karena anak lebih aktif
makan pada anak berkurang. Anak yang tidak mendapat asupan gizi
infeksi, infeksi cacing dan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan
(Sunarjo, 2011).
Pengaruh nafsu makan ini bisa mulai dari yang ringan (berkurang
oleh otot di rahang atas dan bawah, bibir, lidah dan banyak otot
19
3) Gangguan psikologis
cermat dari dekat dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
meniru pola makan orang tua atau saudaranya reaksi anak yang
manja.
(Zaviera, 2008).
a) Faktor organik
b) Faktor nutrisi
balita.
c) Faktor psikologis
orang tua yang bersikap terlalu melindungi dan ada orang tua
tumbuh kembang balita. Gejala yang timbul tergantung dari jenis dan
jumlah zat gizi yang kurang. Bila anak hanya tidak menyukai
vitamin A. Bila hanya mau minum susu saja akan terjadi anemi
rangsang. Pada masa ini, anak dapat dengan mudah diberikan berbagai
minyak atsiri, madu, jamu cekok), pijat Tui Na, akupresur dan
gangguan.
a. Pengertian Balita
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
terulang, karena itu sering disebut Golden Age atau masa keemasan.
gizi karena masih dalam taraf perkembangan dan kualitas hidup anak
jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh anak. Hal ini
ditandai oleh:
2007).
dewasa muda, tengah baya dan lansia (Berger & Wiliams, 1992).
Tahap tumbuh kembang ini ditinjau dari aspek tumbuh kembang fisik
Tahap tumbuh kembang balita mulai dari umur 1-5 tahun ditandai
oleh:
sendiri. Tumbuh kembang yang paling nyata pada tahap ini adalah
tahun.
Sebagia orangtua kita harus cukup fleksibel dan rasa percaya diri
baik secara verbal dan nonverbal. Selama tahap ini, anak terus
anak pra-sekolah.
dan orang yang berarti bagi dirinya, serta sudah tidak terlalu
B. Kajian Empiris
responden (65,2%) tidak melakukan pijat Tui Na secara rutin dan sebagian
statistik melalui uji Chi Square tidak memenuhi syarat, sehingga peneliti
menggunakan uji axact fisher, didapatkan nilai signifikan p 0,009 < α 0,05.
30
Nafsu Makan Pada Balita 1-5 Tahun Pada An. F Umur 16 Bulan Dan An. J
partisipan masih berada di garis kuning pada lembar KMS dan pola
Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi yang lebih kecil dari 0,05 (0,045
< 0,05).
5. Lasiyati Yuswo Yani dan Erwin Prasetyo (2017) Pengaruh Pijat Bayi
purposive sampling. Hasil penelitian pada anak usia 3-5 tahun setelah
dilakukan pijat Tui Na berat badan anak balita hampir seluruhnya berubah.
Pijat Bayi Terhadap Kesulitan Makan Anak Usia 6-24 Bulan Di Daerah
Rendah terjadi penurunan anak yang mengalami nafsu makan baik yaitu
Pijat Bayi Terhadap Nafsu Makan Anak Usia 6-24 Bulan Di Daerah
Magelang.
32
BAB III
KERANGKA KONSEP
penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Kesulitan makan bukan merupakan suatu
yang sulit makan akan membuat Ibu cemas dan khawatir. Hal ini penting
akan berdampak negatif jika diberikan dalam jangka waktu yang lama. Di
Indonesia tahun 2013 telah populer tehnik pijat tradisional China bernama Pijat
Tui Na.
darah pada limpa dan pencernaan, melalui modifikasi dari akupuntur tanpa
jarum, teknik ini menggunakan penekanan pada titik meridian tubuh atau garis
Keterangan:
C. Variabel Penelitian
kesulitan makan.
1. Pijat Tui Na
Pijat Tui Na ini merupakan tehnik pijat yang lebih spesifik untuk
meridian tubuh atau garis aliran energi sehingga relatif lebih mudah
Munjidah (2015) pijat Tui Na dilakukan pada balita selama 3 kali dalam
seminggu selama 23 hari oleh para ibu meliputi 8 gerakan untuk mengukur
dengan mengumpulkan para ibu yang mempunyai balita agar para ibu
2. Kesulitan Makan
pertanyaan yang dilakukan pada saat pretest dan postest. Skala yang
skor 1, bila jawaban Tidak diberi skor 0, dimana jumlah pertanyaan terdiri
𝑅
I= 𝐾
Dimana:
I : Interval
Kriteria Objektif:
E. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Nol
2. Hipotesis Alternatif
BAB IV
METODE PENELITIAN
sebagai berikut:
01 X 02
(Notoatmodjo, 2012)
Keterangan :
1. Populasi
2. Sampel
ialah 14 anak. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
karena jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi dijadikan
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diambil langsung pada objek penelitian dalam
responden sebelum dan sesudah dilakukan pijat Tui Na. Pijat Tui Na
Desa Andalambe.
2. Data Sekunder
1. Pengolahan Data
sebagai berikut:
a. Coding yaitu memberikan kode pada setiap jawaban yang ada dengan
analisis data.
d. Tabulating yaitu kelanjutan dari proses pengolahan dalam hal ini setelah
variabel penelitian.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
penelitian ini adalah pijat Tui Na. Data dalam penelitian ini dianalisis
Keterangan:
n : Jumlah sampel
k : Konstanta (100%)
b. Analisis Bivariat
signifikan dan apabila kebalikannya yaitu p value > nilai 0.05 maka
𝑑-
thit = 𝑠𝑑 𝑛
Keterangan:
𝑡h𝑖𝑡 =
nilai pengujian
Sd = Standar deviasi
n = jumlah sampel
dan apabila kebalikannya yaitu thit < ttabel maka hipotesis alternatif
variabel penelitian.
41
F. Penyajian Data
G. Etika Penelitian
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
responden pada lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data.
BAB V
1. Letak Geografis
Ha. Jarak Desa Andalambe dengan Ibu Kota Kecamatan yaitu Kecamatan
Kabupaten Konawe 14,6 km, dan jarak Desa Andalambe dengan Ibu
2. Keadaan Demografis
Andalambe.
43
a. Visi
b. Misi
terjangkau.
perekonomian desa.
bidang pemerintahan.
publik.
a. Fasilitas Kesehatan
6) Mesjid : 3 unit
c. Fasilitas Keamanan
2) Hansip : 3 orang
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Usia
1. 1 – 2 tahun 7 50,0
2. 1 – 4 tahun 7 50,0
14 100
Jumlah
Sumber : Data Primer, Diolah Agustus 2018
45
b. Jenis Kelamin
1. Laki-laki 6 42,9
2. Perempuan 8 57,1
14 100
Jumlah
Sumber : Data Primer, Diolah Agustus 2018
Tabel 2 menunjukan bahwa responden kelompok jenis kelamin
2. Analisis Univariat
responden (78,6%) yang mengalami kesulitan makan. Pada saat post test
3. Analisis Bivariat
bawah ini:
Kesulitan t P
No. Mean SD
Makan hitung value
1. Pre test 1,79 0,426
4,837 0,000
2. Post test 1,14 0,363
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil uji statistik didapatkan nilai
signifikan 0,000 < 0,05. Hasil analisis tabel di atas juga diperoleh nilai t =
4,837 > 2,160, dimana t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Hal ini
C. Pembahasan
pijat Tui Na dan setelah (postest) dilakukan pijat Tui Na. Pijat Tui Na
pula untuk melakukan penyuluhan tentang 8 langkah tata cara pijat Tui Na
Kesulitan makan adalah suatu keadaan ketika anak tidak mau atau
atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis
(alamiah dan wajar), yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan,
(14,3%).
– 3 tahun yang disebut juga usia food jag, yaitu anak hanya makan pada
makanan, dan kebiasaan makan yang tidak biasa. (Joko Widodo, 2012).
49
yang rentan terhadap gizi dan kesehatan. Pada masa ini daya tahan tubuh
anak masih belum kuat, sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Selain
itu, anak juga sering mempunyai kebiasaan makan buruk yaitu anak sering
2010).
yang diberikan pada anak setiap hari selama 20 menit selama 23 hari
ternyata tak hanya dapat membuatnya lebih rireks, tetapi juga dapat
responden yang diteliti terdapat tingkatan usia dari 12-36 bulan dan 37-61
buan. Usia 12-36 bulan ada 7 responden (50,0%) sedangkan usia dari 37
(2009) yang menyatakan balita usia 1-5 tahun memiliki metabolisme yang
sebagian besar jenis kelamin balita dalam penelitian ini adalah perempuan.
yang menyatakan pada umumnya aktivitas antara balita laki-laki dan balita
Hasil uji statistik Paired T Test didapatkan nilai signifikan 0,000 <
0,05. Hasil analisis tabel di atas juga diperoleh nilai t = 4,837 > 2,160,
dimana t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa
Surabaya.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Joko Widodo dkk (2012) didapatkan
darah ke pencernaan.
51
selain memberikan nutrisi dan gizi yang lengkap juga harus memberikan
anak secara mental, fisik dan sosial, tujuan dari pemijatan tersebut adalah
dilakukan dengan cara terapi komplementer salah satunya pijat Tui Na.
BAB VI
A. Kesimpulan
ditarik kesimpulan bahwa pijat Tui Na efektif terhadap kesulitan makan balita
B. Saran
kesulitan makan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka atau info
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
B. Sutomo. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta : Demedia.
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi Dan Imunisasi Dasar
Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Adiningsih, S. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda, Tips Mengatasi Anak Sulit
Makan Sayur Dan Susu. Jakarta: Gramedia.
Puspita, Yenni. 2015. Faktor dan Dampak Stunting Pada Kehidupan Balita.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu: Word Press.
Ririn. 2014. Efektivitas Terapi Guided Imagery Trehadap Skala Nyeri Pada Anak
Saat Dilakukan Pemasangan Infus.
Aditya. 2014. Keajaiban Pijat Bagi Bayi dan Balita. Jakarta: PT. Wahyu Media.
Proverawati. 2010. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogjakarta:
Nuha Medika.
Sulistya RODP. 2016. Pengaruh Food Art Terhadap Nafsu Makan Anak
Prasekolah di TK Muslimat NU 31 Sumbersari-Malang. Progrram Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang. Jurnal eprints. Umm.ac.id.
Suryani dan Ba’diyah. 2017. Asuhan Keperawatan Anak Sehat dan Berkebutuhan
Khusus. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Dewi Anggit, dkk. 2016. Efektivitas Pijat Tui Na Dalam Meningkatkan Nafsu
Makan Pada Balita 1-5 Tahun Pada An. F Umur 16 Bulan Dan An. J Umur
17 Bulan Di BPM Ma’Rifatun M.Si, Amd. Keb Kecamatan Puring
Kabupaten Kebumen. Jurnal Kesehatan, Vol. 15, No. 7, Agustus 2016, hal
193-199.
Lourentina Fitriani dan Novita Nurhidayati. 2016. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Kesulitan Makan Bayi Usia Di atas 6 Bulan di Ploklinik Fisioterapi
Handicamp Internasional Wedi Klaten. Jurnal Keperawatan Vol. 5, No. 2,
Juli 2016, hal 32.
Maratul Muthmaina, dkk. 2016. Efektivitas pijat Bayi Terhadap Kesulitan Makan
Bayi Usia 0-3 Bulan di SMC RS Telogorejo. Ners Jurnal Keperawatan Vol.
8, No.2, Desember 2016: 129-136.
Lasiyati Yuswo Yani dan Erwin Prasetyo. 2017 Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Berat Badan Anak Balita di Posyandu Dusun Kedung Klinter
Desa Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. www.scribd.com
Nyoman Roslesmana dan Zulkhah Noor. 2017. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Kesulitan Makan Anak Usia 1-24 Bulan di Daerah Endemik GAKY, Desa
Ngargosoka, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. .
www.scribd.com
Widodo, Joko. 2012. Edukasi dan konsultasi sulit makan dan gangguan kenaikan
berat badan. Jakarta: Picky Eaters And Grow Up Clinik. http://
pickyeatersclinik.com diakses 27 Mei 2018 jam 11.00.
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Di –
Tempat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya (STIKES MW) Kendari, saya
Peneliti
P.2014.01.193
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi
Tanda tangan saya ini menunjukan bukti bahwa saya bersedia dan diberi
Responden
(………………………....)
KUESIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS PIJAT TUI NA TERHADAP KESULITAN
MAKAN BALITA DI DESA ANDALAMBE
KECAMATAN TONGAUNA UTARA
KABUPATEN KONAWE
A. Karakteristik Responden
Nama Ibu : (inisial)
Nama Balita : (inisial)
Usia Balita : (bulan)
Jenis Kelamin Balita :
B. Kesulitan Makan Balita Sebelum Pijat Tui Na
NO. JAWABAN
PERTANYAAN
Ya Tidak
(1) (0)
1 Apakah anak anda menutup mulut saat disuapi nasi atau sayur?
4 Apakah anak anda hanya mau makan makanan lunak (seperti bubur,
puding, kue basah dll)?
5 Apakah anak mengalami kesulitan dalam menelan makanan?
10 Menurut anda, apakah anak anda termasuk anak yang sulit makan
dibanding teman sebayanya?
LEMBAR SOP PIJAT TUI NA
1. Tekuk sedikit ibu jari anak, dan gosok garis di pinggir ibu jari sisi telapaknya,
dari ujung ibu jari hingga ke pangkal ibu jari, antara 100-500 kali, ini
membantu memperkuat fungsi pencernaan dan limpa. Perhatikan ibu jari kita,
ada perbatasan antara kulit yang bersisi gelap, dan bersisi terang. Perbatasan
itulah yang kita pijat, dari ujung ibu jari hingga titik bagian tangan yang
gendut. Pijat di salah satu sisi saja, tidak perlu keduanya. Tekuk sedikit ibu
jari anak, pegang ujungnya. Di bagian perbatasan sisi kulit gelap terang tadi,
gosok satu arah dari arah kuku ke arah pergelangan tangan, berhenti pada
pangkal ibu jari. Usahakan tekanannya stabil.
2. Pijat tekan melingkar bagian pangkal ibu jari yang tebal berdaging 100-300
kali. Ini uraikan makanan yang belum dicerna serta menstimulasi lancarnya
system cerna.
3. Gosok melingkar tengah telapak tangan 100-300 kali dengan radius lingkaran
kurang lebih 2/3 dari tengah telapak tangan ke pangkal jari kelingking.
Stimulasi ini memperlancar sirkulasi daya hidup (chi) dan darah. Serta
harmoniskan 5 organ tubuh.
4. Tusuk dengan kuku anda, serta tekan melingkar titik yang berada di tengah
lekuk buku jari yag terdekat dengan telapak, untuk jari telunjuk, tengah,
manis, dan kelingking. Tusuknya tidak harus sampai tembus, hanya ditekan
saja. Dan jangan dilakukan mendadak, karena anak bisa kesakitan. Tusuk
dengan kuku 3-5 kali, dan pijat tekan dengan ibu jari 30-50 kali per titik. Ini
mencegah stagnasi (kemacetan) di meridian dan menghilangkan akumulasi
makanan.
5. Tekan melingkar , dengan bagian tengah telapak tangan anda, area tepat di
atas pusarnya, searah jarum jam 100-300 kali. Ini juga menstimulasi
pencernaan agar lebih lancar.
6. Dengan kedua ibu jari, tekan dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju perut
samping 100-300 kali. Ini memperkuat fungsi limpa dan lambung, juga
perbaiki pencernaan.
7. Tekan melingkar titik di bawah lutut bagian luar, sekitar 4 lebar jari anak di
bawah tempurung lututnya, sekitar ambil lebar 1 jari anak dari tulang kering
atau kaki yg ditengah ke arah betis luar. Tekan dan pijat melingkar 50-100
kali. Ini akan harmoniskan usus, lambung, dan pencernaan. (baik saat untuk
diare, konstipasi, tidak nafsu makan, baik untuk meningkatkan stamina dan
immune system).
8. Pijat secara umum punggung anak. Lalu tekan dengan ringan tulang
punggungnya dari atas ke bawah 3 kali. Lalu cubit kulit di kiri dan kanan
tulang ekor dan merambat ke atas hingga leher 3-5 kali. Ini memperkuat
konstitusi tubuh anak, mendukung aliran darah sehat dan memperbaiki nafsu
makan anak.
KUESIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS PIJAT TUI NA TERHADAP KESULITAN
MAKAN BALITA DI DESA ANDALAMBE
KECAMATAN TONGAUNA UTARA
KABUPATEN KONAWE
A. Karakteristik Responden
Nama Ibu : (inisial)
Nama Balita : (inisial)
Usia Balita : (bulan)
Jenis Kelamin Balita :
B. Kesulitan Makan Balita Setelah Pijat Tui Na
NO. JAWABAN
PERTANYAAN
Ya Tidak
(1) (0)
1 Apakah anak anda masih menutup mulut saat disuapi nasi atau sayur
setelah dipijat Tui Na?
2 Apakah anak anda masih menyembur-nyemburkan makanan yang sudah
masuk di mulut setelah dipijat Tui Na?
3 Apakah anak masih mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan
setelah dipijat Tui Na?
4 Apakah anak anda hanya mau makan makanan lunak (seperti bubur,
puding, kue basah dll) setelah dipijat Tui Na?
5 Apakah anak masih mengalami kesulitan dalam menelan makanan
setelah dipijat Tui Na?
6 Apakah menurut anda, anak lama kalau makan setelah dipijat Tui Na?
10 Menurut anda, apakah anak anda masih termasuk anak yang sulit makan
dibanding teman sebayanya setelah dipijat Tui Na?
MASTER TABEL
EFEKTIVITAS PIJAT TUI NA TERHADAP KESULITAN MAKAN BALITA
KECAMATAN TONGAUNA UTARA KABUPATEN KONAWE
KESULITAN MAKAN
JENIS
NO INISIAL USIA PRE TEST POST TEST
KELAMIN
SKOR KATEGORI SKOR KATEGORI
1 AN. T 2 1 30 2 70 1
2 AN. D 1 2 40 2 80 1
3 AN. S 1 2 40 1 100 1
4 AN. R 2 1 40 2 100 1
5 AN. U 1 2 40 2 100 1
6 AN. L 2 2 40 2 80 1
7 AN. W 2 2 30 2 70 1
8 AN. I 1 1 70 1 80 1
9 AN. Q 1 1 50 1 70 1
10 AN. G 1 1 100 1 100 1
11 AN. K 2 2 30 2 100 1
12 AN. C 2 2 30 2 80 1
13 AN. F 1 2 20 2 40 2
14 AN. A 2 1 20 2 40 2
KETERANGAN
Frequencies
Notes
Output Created 13-Sep-2018 19:02:31
Comments
Input Data C:\Users\Lenovo\Documents\PENELIT
IANKU\SKRIPSI\HASIL.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 20
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=USA JK
PS PO
/ORDER=ANALYSIS.
[DataSet1] C:\Users\Lenovo\Documents\PENELITIANKU\SKRIPSI\HASIL.sav
Statistics
JENIS
USIA KELAMIN PRETEST POSTEST
N Valid 14 14 14 14
Missing 6 6 6 6
Frequency Table
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PRETEST
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK SULIT 3 15,0 21,4 21,4
SULIT 11 55,0 78,6 100,0
Total 14 70,0 100,0
Missing System 6 30,0
Total 20 100,0
Total
System
Total
POSTEST
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
T-Test
Notes
[DataSet1] C:\Users\Lenovo\Documents\PENELITIANKU\SKRIPSI\HASIL.sav
N Correlation Sig.
Paired Differences
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower
Paired
Differences
95%
Confidence
Interval of the t df Sig. (2-tailed)
Difference
Upper
Langkah 1
Langkah 2
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 3
Langkah 4
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 5
Langkah 6
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 7
Langkah 8
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 1
Langkah 2
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 3
Langkah 4
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 5
Langkah 6
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 7
Langkah 8
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 1
Langkah 2
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 3
Langkah 4
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 5
Langkah 6
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 7
Langkah 8
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 1
Langkah 2
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 3
Langkah 4
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 5
Langkah 6
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 7
Langkah 8
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 1
Langkah 2
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 3
Langkah 4
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 5
Langkah 6
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 7
Langkah 8
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 1
Langkah 2
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 3
Langkah 4
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 5
Langkah 6
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 7
Langkah 8
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 1
Langkah 2
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 3
Langkah 4
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 5
Langkah 6
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 7
Langkah 8
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 1
Langkah 2
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 3
Langkah 4
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 5
Langkah 6
Penelliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 7
Langkah 8
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 1
Langkah 2
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 3
Langkah 4
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 5
Langkah 6
Peneliti Melakukan Pijat Tui Na
Langkah 7
Langkah 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
3. Agama : Islam
4. Suku : Tolaki
7. Pendidikan Formal :
10. Anak ke 5