MR SSBI - Andreas Sitompul
MR SSBI - Andreas Sitompul
MR SSBI - Andreas Sitompul
Disusun Oleh:
Andreas Sitompul
(3173322005)
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa atas curahan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Research dalam
mata kuliah Perspektif Global. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Dosen
dalam mata kuliah Perspektif Global ini karena telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Research ini
semaksimal mungkin.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu. Semoga Mini Research ini dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.4. Tujuan Penelitian...........................................................................................2
1.5. Manfaat Penelitian.........................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3
2.1. Penelitian Terdahulu......................................................................................3
2.2. Kerangka Teori..............................................................................................4
2.3. Kerangka Konsep..........................................................................................5
2.4. Kerangka Berfikir........................................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................12
3.1. Tempat dan Waktu penelitian.....................................................................12
3.2. Penentuan Informan....................................................................................12
3.3. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................13
3.4. Teknis Analisis Data....................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................15
4.1. Perkembanagan Pengelolahan Pertanian Desa Perdamean, Kecamata Lubuk
Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.............................................15
4.2. Perkembanagan Alat Pertanian Desa Perdamean, Kecamatan Lubuk
Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.............................................19
4.3. Pemasaran Hasil Pertanian Masyarakat Di Desa Perdamean, Kecamatan
Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.................................22
BAB V PENUTUP.................................................................................................25
5.1. Kesimpulan..................................................................................................25
5.2. Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27
LAMPIRAN...........................................................................................................28
BAB I PENDAHULUAN
2
1.1. Latar Belakang
Pada era 4.0 teknologi sudah sudah mengalami perubahan yang semakin
canggih dan semakin yang komplek, begitu juga dengan teknologi pada pertanian
yang semakin canggih dalam pengelolahan pertanian, ini merupakan hal yang
sangat mendukung produksi pertanian dari masyarakat, yang mana di harapkan
dengan adanya kemajuan teknologi pertanian akan menambah hasil produksi dari
pertanain tersebut. Kemajuan tersebut terjadi dalam setiap proses pengelohan
pertanian, baik di bidang pembibitan, pengolahan lahan (pembajakan), penanaman
sampai dengan proses pemanenan hasil pertanian.
3
pandangan masyarakat yang semakin menglobal dalam hal pengelolhan pertanian.
Dalam hal pemasaran hasil dari pertanian yang di beriakn ke kilang yang ada di
daerah tersebut telah mendistribusiakannya ke beberapa daerah di luat sumatera
utara dan proses pemesanannya telah mengalami perubahan yang lebih modern.
4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang terdahulu yang pernah dilakukan oleh Irmayanti
(2013) mengenai Intervensi Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Sosial
Ekonomi Kelompok Tani (Studi Kasus Kelompok Tani Cisadane Para Petani
Sawah Linkungan Talamangape Kelurahan Raya Kabupaten Maros), bertujuan
untuk mengetahui bentuk intervensi penyuluh pertanian kepada kelompok tani
Cisadane dengan menggunakan analisis secara kualitatif, dimana data yang
didapat dilapangan diolah kemudian disajikan dalam bentuk tulisan, dan table
frekuensi. Adapun hasil yang didapat dari penelitian tersebut adalah bentuk-
bentuk penyuluhan dalam pemberdayaan kelompok tani Cisadane di linkungan
Talamangape dilakukan dibidang pertanian, peternakan dan simpan pinjam, untuk
memaksimalkan penyuluhan pemerintah juga memberikan bantuan kepada petani
berupa bibit, pupuk organik, alat pertanian, dan ternak sapi. Penyuluh mendekati
kelompok tani yang di dampinginya dengan melalui pendekatan individu dan
kelompok. Sebagai penyuluh yang bertugas mendampingi, mengarahkan, dan
memberi pengetahuan, semestinya dapat pula memperhatikan anggota-anggota
dalam kelompok tani agar bekerjasama dan dapat terkontrol dengan baik, seperti
yang diungkapkan oleh Max Weber kelompok adalah cara menggambarkan
berbagai legitimasi hubungan asosiasi, kerjasama, dan kontrol yang erat dalam
orientasi tradisional.
5
penghambat dan pendukung yang terjadi dalam upaya pemberdayaan petani dalam
meningkatkan ketahanan pangan.
6
yang menyatakan bahwa keterlambatan dalam pembangunan pertanian disebabkan
oleh hambatan faktor-faktor ekonomi seperti terbatasnya luas lahan, modal, dan
kesalahan kebijakan pemerintah yang menganggap bahwa petani di Indonesia
masih terbelakang. Teori Moral Ekonomi Petani; dikemukakan oleh James Scott
(1986) yang menyatakan bahwa petani Indonesia adalah sangat rasional, tanggap
terhadap teknologi dan ingin maju. Namun ada faktor yang membatasi tindakan
petani yaitu penghasilan yang pas-pasan karena luas usaha yang relatif kecil.
2.3. Kerangka Konsep
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah
pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992:34) mengemukakan bahwa petani
adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau
memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.
Pengertian petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak terlepas dari pengertian
pertanian. Anwas (1992:34) mengemukakan bahwa pertanian adalah kegiatan
manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman
ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.
Bertolak dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani dan
pertanian tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu
perbedaannya hanya terletak pada obyek saja.
7
sektor pertanian secara utuh, tidak saja petani sebagai homo economicus,
melainkan juga sebagai homo socius dan homo religius. Konsekuensi pandangan
ini adalah dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan
dan pola hubungan sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke dalam kerangka
paradigma pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar
Simatupang, 2003:14-15)
Konsep pertanian tidak akan menjadi suatu kebenaran umum, karena akan
selalu terkait dengan paradigma dan nilai budaya petani lokal, yang memiliki
kebenaran umum tersendiri. Oleh karena itu pemikiran sistem agribisnis yang
berdasarkan prinsip positivisme sudah saatnya kita pertanyakan kembali.
Paradigma pertanian tentu saja sarat dengan sistem nilai, budaya, dan ideologi dari
tempat asalnya yang patut kita kaji kesesuaiannya untuk diterapkan di negara kita.
Masyarakat petani kita memiliki seperangkat nilai, falsafah, dan pandangan
terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yang perlu digali dan dianggap
sebagai potensi besar di sektor pertanian. Sementara itu perubahan orientasi dari
peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan petani belum cukup
jika tanpa dilandasi pada orientasi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan
tanpa diikuti dengan kebijakan struktural pemerintah di dalam pembuatan
aturan/hukum, persaingan, distribusi, produksi dan konsumsi yang melindung
petani tidak akan mampu mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yang lebih
baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekedar
contoh keberhasilan perusahaan McDonald dalam memberi”order” kelompok
petani di Jawa Barat. Industri gula dan usaha tani tebu serta usaha tani padi
kini”sangat rendah” dengan jumlah dan nilai impor yang makin meningkat.
(Moebyarto, 1997:28)
8
definisi yang dikemukakan oleh Moebyarto (1997:41) yaitu usahatani adalah
himpunan ssumber-sumber alam yang terdapat pada sektor pertanian itu
diperlukan untuk produksi pertanian, tanah dan air, perbaikan-perbaikan
yang telah dilakukan di atas tanah dan sebagainya, atau dapat dikatakan
bahwa pemanfaatan tanah untuk kebutuhan hidup.
9
Bagi seorang petani, analisa pendapatan merupakan ukuran
keberhasilan dari suatu usahatani yang dikelola dan pendapatan ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan dapat
dijadikan sebagai modal untuk memperluas usahataninya. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Patong (1995:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan
mempunyai fungsi yang sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
memberikan kepuasan kepada petani agar dapat melanjutkan usahanya.
B. Konsep Pendapatan
10
Dalam pengertian sederhana dapat di artikan sebagai modal penerimaan
produksi setelah dikurangi dengan biaya. Balas jasa diterima sebagai jumlah
faktor produksi yang di hitung untuk jangka waktu tertentu. Disamping itu
jumlah pendaatan mempunyai fungsi untuk memenuhi keperluan sehari-hari
dan memberikan kepuasan kepada petani agar dapat melanjutkan produksinya.
Selanjutnya pendapatan usahahatani dikenalpula istilah pendapatan kotor
(gross farm income). Pendapatan kotor usahatani adalah nilai produk usahatani
dalam jangka waktu tertentu baik yang di jual maupun yang tidak di jual.
C. Konsep Produksi
11
Hermanto (1994:32) mengemukakan bahwa produksi adalah suatu
proses untuk memenuhi kebutuhan untuk penyelengaran jasa-jasa lain yang
dapat memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu produksi merupakan
tindakan manusia. Oleh karena itu produksi merupakan tindakan manusia
untuk menciptakan atau menambah nizlai guna barang sesuai dengan yang
dikehendaki. Menurut Mubyarto (1996:25) menyatakan bahwa produksi petani
adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya faktor produksi tanah,
modal, tenaga kerja simultan.
12
2.4. Kerangka Berfikir
Pertanian merupakan salah satu pendukung kelangsungan hidup manusia,
hasil – hasil pertanian mejadi bahan pokok yang akan di konsumsi oleh
masyarakat banayak. tentunya dalam pertanian dari zaman dahulu sampai
sekarang mengalami banayak sekali perubahan, baik dalam pengelolahan tanah
(pembajakan), pembibitan, pemanenan hingga pemasaran. Dalam era globalisasi
sekarang ini teknologi sudah semakin canggih, alat – alah canggih itu juga dapat
kita temukan di bidang pertanian, banyak sekali sekarang alat – alat pertanian
yang memiliki teknologi canggih dan mempermudah pekerjaan para petani,
bahkan sampai pemasarannya pun sudah sangat mudah karena telah menggunakan
media internet dalam hal pemesanan beras langsung ke kilang padinya.
Pertanian (Sawah)
)
13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini kami lakukan di Desa Perdamean, Kecamatan Lubuk
Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Pada hari minggu 12 April 2019 sekitar jam 10
sampai selesai. Kami memilih lokasi ini karena berkaitan dengan tema yang kami
dapat yaitu membahas tentang Perspektif Global Dalam Perkembangan Pertanian
Desa sehingga kami memutuskan untuk melakukan penelitian di Desa Perdamean,
Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, karna ini adalah salah satu
daerah yang memiliki pertanian yang luas dengan penggunaaan alat pertanian
yang sudang sangat berkembang.
14
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data dan bahan yang diperlukan
peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut:
3.3.1. Observasi
Metode Observasi ini merupakan metode yang dilakukan dengan terjun
langsung kelapangan untuk memperoleh data secara lebih lengkap dan sesuai
dengan keadaan ralitas yang ada di daerah perumahan cemara asri .Lokasi
yang kami jadikan sebagai tempat observasi yaitu di desa perdamean
kecamatan lubuk pakam kabupaten deli serdang .
3.3.2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu pola untuk mendapatkan sebuah data yang
akurat dalam sebuah penelitian. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi (data) dari informan dengan cara langsung bertatap
muka (face to face). Dalam penelitian ini penulis melakukan pemgumpulan
data dengan menggunakan teknik (wawancara mendalam). Wawancara yang
dimaksud di sini adalah wawancara yang tidak terstruktur dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya, pedoman wawancara hanya berupa
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Kami melakukan wawancara dengan beberapa pekerja yang bekerja sebagi
petani dan pekerja yang bekerja di pabrik beras yang mana kami menanyakan
tentang bagaimana pengelolaan petanian, cara pemakaian alat pertanian yang
dari tradisional ke alat yang sudah modern dan kemana saja pemasaran hasil
dari produksi beras tersebut di pasarkan.
3.3.3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data
antara lain: kamera untuk mengambil gambar (foto) yang berkaitan dengan
penelitian, handphone untuk perekam suara, pengambilan vidio dan
pengambilan foto. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil gambar saat
melakukan wawancara dengan informan. Pengambilan gambar ini bertujuan
sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian dilokasi tersebut.
Selain itu untuk memperoleh data yang akurat maka peneliti menggunakan
rekaman suara sehingga informasi yang diperoleh dari informan bersifat real
tanpa rekayasa. Melalui dokumentasi berupa foto maka peneliti mendapatkan
15
informasi dan data fisik mengenai sumber seperti alat-alat pengelolaan yang
sudah semakin modern
3.3.4. Studi Pustaka (studi literatur)
Dalam penelitian ini agar data lebih akurat peneliti melakukan teknik
pengumpulan data, studi pustka, dimana peneliti mencari data-data yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti melalui artikel serta jurnal dan
web yang berkaitan
16
Oleh karena itu sebagai bahan pangan pokok utama padi memegang posisi yang
strategis untuk dikembangkan. Padi sawah adalah usaha tani dengan
menggabungkan berbagai komponen teknologi yang saling menunjang dan suatu
pendekatan inovatif dalam upaya peningkatan efisiensi dengan memperhatikan
penggunaan sumber daya alam secara bijak agar memberikan pengaruh yang lebih
baik terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman.Pengelolaan padi sawah
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas padi dari segi hasil dan kualitas
melalui penerapan teknologi yang cocok dengan kondisi setempat (spesifik lokasi)
serta menjaga kelestarian lingkungan. Dengan meningkatnya hasil produksi
diharapkan pendapatan petani akan meningkat.
17
tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida, sehingga produktifitasnya masih
rendah.
18
Pada penelitian ini penulis menemukan banyaknya perubahan dalam
bidang pengolahan pertanian yang sudah mulai mengglobal. Dimana pada zaman
dulu pengerjaan dalam bidang pertanian mulai dari menanam padi sampai pada
pemanenan dilakukan secara bersama-sama antara rukun tetangga atau
masyarakat yang mendiami desa tersebut, namun pada zaman sekarang kita bisa
lihat bahwa pada proses pengerjaan bidang pertanian mulai dari menanam padi
sampai pada pemanenan sudah di terapkan sistem upah, dimana para pemilik
pertanian sudah menyuruh orang lain untuk mengerjakan pertaniannya sehingga
tidak perlu lagi untuk bersusah payah mengumpulkan masyarakat dalam
mengerjakan pertaniaannya ataupun menunggu giliran untuk mengerjakan dari
pertanian satu ke pertanian lainnya. Sehingga pada zaman sekarang menjadi trend
istilah petani berdasi, yang dapat penulis artikan sebagai seseorang yang memiliki
pekerjaan sebagai seorang petani tanpa harus ikut serta dalam proses pengerjaan
pertaniaan tersebut. Hal ini juga memungkinkan sesorang bisa memiliki pekerjaan
lebih dari pada satu pekerjaan sehingga kehidupannya lebih makmur dengan
perekonomian yang jauh lebih baik, sehingga tidak seperti zaman dahulu seorang
yang berpofesi petani hanya dapat memiliki satu bidang pekerjaan saja yaitu
hanya sebagai petani.
Pada pemberian pupuk para petani sudah beralih pada pemberian pupuk
secara kimia, pada zaman sekarang para petani sudah tidak lagi menggunakan
pupuk kandang seperti zaman dulu. Hal ini dilakukan adanya manfaat yang lebih
besar yang di rasakan para petani saat menggunakan pupuk kimia dibandingkan
pupuk kandang, sebab dari hasil pertanian yang diperoleh lebih melimpah
menggunakan pupuk kimia dibandingkan pupuk kandang. Dan juga adanya
bantuan subsidi pupuk kimia yang di berikan oleh pemerintah, sehingga para
petani pada zaman sekarang sudah beralih kepada penggunaan pupuk kimia dan
sudah meninggalkan pengunaan pupuk kandang.
Pada proses pengairan pertanian juga petani sudah mulai berubah, dimana
pada zaman dulu para petani harus mengairi pertaniannya dengan
memecah/melubangi sungai atau bendungan air yang ada di sekitar pertanian
tersebut, dan petani juga harus melairkan air tersebut dengan melewati petanian
orang lain sehingga tidak jarang hal ini menimbulkan perselisihan/konflik antar
19
petani dan juga memerlukan waktu yang lama air tersebut sampai ke pertanian.
Namun pada zaman sekarang para petani sudah jauh lebih modern dimana para
petani sudah menggunakan mesin pompa air yang di pasangkan selang panjang
sehingga pada zaman sekarang sangat mudah mengairi pertanian yang jaraknya
jauh dari bendungan air sehingga mengurangi konflik antar petani dan juga waktu
yang di gunakan jauh lebih singkat dan efesien.
Bila kita amati perkembangan pengeolahan pertanian ini juga tidak selalu
membawa dampak psotif bagi para petani, namun juga membawa dampak
negative. Hal ini dikarenkaan pada masyarakat tidak lagi di temukan
kedekatan/rasa solidaritas yang tinggi sehingga lambat laun menjadi masyarakat
yang individualis dan petani banyak dibuat menjadi malas yang diakibatkannya
dari segala kemudahan yang ada.
20
pengerjaannya yang kurang efektif. Penggunaan alat-alat tradisional adalah
sebagai berikut:
1. Pra Penanaman
Apabila telah habis masa panen padi, pekerjaan yang pertama adalah
membersihkan jerami menggunakan arit. Berikutnya adalah mengoncori
lahan, untuk menggemburkan tanah. Selain itu juga dilakukan pengontrolan
saluran air sawah dan memperbaikinya menggunakan jangkul. Tanah
kemudian diairi lalu diolah memakai tenaga hewan, yang ditarik oleh
dua/seekor sapi atau kerbau. Bersamaan dengan itu, bagian pematang mulai
dikerjakan memakai jangkul. Setelah selesai dibajak lalu tanah mulai
digarap. Selanjutnya dilakukan pemupukan, kemudian diratakan dan digarap
lagi dengan menggunakan tenaga sapi/kerbau. Sebelum menanam padi,
petani membuat jarak untuk tempat persemaian menggunakan jangkul. Padi
yang akan dijadikan bibit dijemur sampai kering kemudian direndam dalam
bakul. Selanjutnya dikeringkan ke dalam bakul kecil lalu ditutup rapat
hingga muncul akarnya, untuk kemudian disebar di persemaian. Setelah
cukup umur, bibit padi mulai dicabuti untuk dipindahkan ke sawah
2. Penanaman
Pada waktu penanaman hanya menggunakan tangan saja, tidak perlu
menggunakan alat bantu. Hanya menggunakan pedoman untuk mengatur
penanaman berupa kentheng. Kentheng digunakan untuk pedoman agar padi
yang ditanam lurus, dan patokan untuk mengatur larikan padi yang ditanam
3. Pemeliharaan Tanaman
Apabila tanaman padi sudah mulai tumbuh, kemudian dilakukan
pemeliharaan tanaman, dengan dilakukan pengontrolan dan pengairan, sambil
menaburkan pupuk. Alat yang digunakan untuk mengangkut adalah wadah
kecil. Apabila sudah banyak rumput yang mengganggu tanaman, mulailah
diambil dengan cara mencabuti rumput menggunakan kedua belah tangan
saling bergantian
4. Pemanenan
Pada saat panen, para petani telah siap ke sawah untuk memotong padi
menggunakan celurit. Pada waktu memotong padi, tangan kanan memegang
21
batang padi dan memotong padi, sedangkan tangan kiri memegang hasil.
Setelah selesai memotong padi, para pekerja/petani membawa hasilnya untuk
dibawa, pulang ke rumah pemilik sawah. Pada waktu mengangkutan akan
diangkut menggunakan gerobag. Sesampai di rumah, sebagian padi dibagi-
bagikan sebagai upah. Keesokan harinya, padi mulai dijemur. Apabila sudah
kering, kemudian disimpan di lumbung padi.
5. Pengolahan Hasil
Padi yang telah dipanen diinjak-injak dengan kedua kaki agar padi
lepas dari tangkainya. Sesudah itu dipisahkan supaya padi lepas dari kumpulan
tangkai tadi. Hasil panenan itu ada yang sebagian diproses menjadi beras
untuk makan sehari-hari. Alat yang dipakai pertama-tama adalah penumbuk
padi atau yang sering disebut lesung. Alat ini digunakan untuk memisahkan
padi dari tangkainya dan untuk melepaskan kulitnya. Setelah kulit padi lumat
lalu dipindahkan ke karung untuk ditampi sampai bersih.
Kegiatan panen adalah bagian akhir dalam proses produksi dan ini
menjadi sangat kritis karena tenaga kerja merupakan salah satu faktor
pembatas. Mesin panen padi “reaper” dan “stripper” dapat digunakan di lahan
pasang surut terutama untuk penanaman padi varietas unggul yang waktu
panennya bertepatan dengan musim kemarau. Sistem kerja mesin reaper
adalah memotong batang padi dan hasil potongan dilepaskan ke samping
22
mesin berjalan, sehingga masih menggunakan tenaga kerja manusia untuk
mengumpulkannya. Mesin panen stripper, merontok gabah yang masih
dimulai dengan cara menyisir mulai langsung di pertanaman dan gabah yang
terontok dimasukkan ke dalam bak penampung. Apabila bak telah terisi penuh
maka dilakukan pergantian bak penampung yang lain yang sudah disiapkan
sebagai cadangan untuk menghindari kehilangan waktu kerja mesin.
Untuk menghindari terjadinya susut hasil yang lebih tinggi setelah padi
dipanen, perlu segera dilakukan perontokan. Panen yang serempak dengan
luasan yang besar tanpa menyiapkan alat untuk merontok lebih awal, gabah
akan mengalami kerusakan akibat menumpuknya gabah dan jerami, karena
kadar air dari jerami padi yang masih tinggi sehingga akan terjadi proses
fermentasi dan gabah akan cepat membusuk.
23
“ aku cuma supir di sini, tapi karna yang punya lagi keluar aku diminta
buat jaga, kalo untuk pemasaran ya dek kami sudah sampai ke Sibolga,
Pekanbaru sama Aceh, sama sekitaran deli serdang ini lah. Yaahh kalo took
– took mintak pesanan kami paksa harus lembur dan buka sabtu kek gini,
ini lahkan sebenarnya kami nggak buka sabtu, tapi karna banayak pesanan
kami jadi buka”
Pabrik kilang padi sehati sebenarnya tidak sebesar ini dahulu dan masih
menggunakan mesin yang berbahan bakar minyak dan sekarang telah diganti
dengan mesin yang menggunakan tenaga listrik, hanya saja banyaknya pemasokan
padi membuat para pekerja meminta untuk si pemilik membeli 1 mesin lagi untuk
giling padinya karena permintaan sangat banayak dan dapat meningkatkan hasil
kerja dan hasil produksi gilingan. Ketika hasil panen belum begitu kering dan
tidak bagus untuk digiling dikeranakan asil gilingan akan hancur jika padi belum
benar-benar kering, maka pemilik kilang tidak akan mau menerima padi dari
petani, karena jika padi yang belum benar-benar kering di giling maka
mengakibatkan hasil produksi jual beras menurun karena asil yang di inginkan
tidak sesuai.
“kilang ini dulunya kecil dek, mesinnya juga masih kek mesin biasalah
yang menggunakan minyakkan, barulah ganti sekarang pakek yang udah
menggunakan listrik seperti ini, dan mesinnya ini dulu satu tapi karna
banayaknya pesanankan jadi di beli satu lagi, jadi mesin kita sekarang ada
dua. Kalo untuk penggilingannya itu padi harus benar – benar kering dek,
kalo nggak kering berasnya bakalan pecah, makanya kami nggak mau kalo
padinya belum kering, nanti yang pesan juga nggak mau berasnya kan
kami juga yang rugi.”
Pabrik kilang padi ini menjual beberapa beras yang beratnya berbeda-
beda. Ada yang dari berat paling kecil yaitu 5 kg sampai yang paling besar adala
30 kg. Semua itu di eksport ke beberapa kota diluar kota medan. Pemasaran ini
dilakukan dengan cara langsung mengirim barang ke tempat pemasok beras dari
kilang padi SEHATI dengan menggunakan truk-truk pengangkut beras mereka.
Transaksi dilakukan dengan cara bertransaksi melalu mentransferan uang dari si
pemasok beras kepada pihak kilang padi ada juga yang menlakukan transaksi
tunai langsung di tempat yang melakukan pemesanan beras. .
24
“kilang kita jual ada yang 5 kg, ada yang 30 kg. kalo untuk
pembayarannya atau administrasinya bias transfer bias juga pas dating
kami antar barangnya disitu baru di bayar, yah yang mana enaknyalah
menurut took –toko yang mesan beras dari kita. Kalo kendaraan kita milik
sendiri juga dek, kendaraan kita bukan sewaan tapi udah milik sendiri”
“yahh kalo untuk mesan barang kita yah telfon kita bias, atau mesan kian
juga bisa dan untuk pembayarannyanya kek yanga banag bilang tadi, ada
yang ransfer ada juga yang bayar di tempat, mana baiknyalah.”
25
Bapak johanes juga berkata sama seperti informan pertama sebab jika padi
yang belum benar- benar kering jika di giling secara paksa membuat kualitas hasil
gilingan tidak sebaik padi yang kering siap untuk digiling. Intinya sebelum
penggilingan padinya harus benar – benar kering terlebih dahulu, karena jika tidak
kering maka akan membuat padi akan pecah ketika di giling. Seperti yang dikatan
bang Johannes :
“ kalo mesin ini kan gunakan minyak, kalo padi itu belum kering tapi udah
di giling bakalan pecah dek, makanya harus memang benar – benar kering
dulu baru bisa di giling. Intinya kami juga nggak maulah giling yang
nggak kering, karna jadi saying juga nantikan, gak bagus berasnya.”
Jika lama kelamaan seperti ini membuat parik kilang padi akan tutup
secara perlahan. Ini juga menakibatkan para karyawan menjadi pengangguran.
Dan membuat hasil beras dari sana tidak ada lg dipasaran. Sekarang lebih banayak
yang menggunakan jasa odong – odong (gilingan pado berjalan) karena tinggal
panggilng dan langsung dating ke rumah masyarakat, dari pada di kilang harus
mengantar dari rumah ke kilang padinya.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada proses penanaman sampai proses pemanenan pada pertanian
padi sediri sudah sangat modern, dimana proses ini sudah tidak lagi
menggunakan tenaga manusia yang cukup banyak lagi dan tidak lagi
memerlukan waktu sampai berhari-hari seperti zaman dulu, namun
semuanya sudah banyak di pengaruhi oleh teknologi-teknologi yang sudah
lebih mendominasi hal ini dikatakan dapat dilihat secara langsung oleh
penulis bahwa sektor pertanian saat ini sudah sangat banyak menggunakan
mesin-mesin canggih yang memudahkan pekerjaan manusia dan hanya
memerlukan waktu yang cukup singkat.
26
Pada perkembangan alat pertanian sudah banyak menggunakan
alat-alat pertanian yang lebih canggih seperti mesin-mesin yang digunakan
pada saat menanam sampai kepada pemanenan pertanian tersebut. Namun
tidak sedikit juga petani yang masih menggunakan alat yang lebih sederhana
misalnya lebih memilih jetor dibandingkan traktor dan juga alat yang lebih
sederhana untuk memanen padi, kedua alat baik alat tradisional dan alat
yang sudah modern tetaplah dipakai oleh para petani, segala alat digunakan
sesuai kebutuhan dan kecocokan dalam bidang pertanian.
5.2 Saran
Dengan adanya penelitian ini penulis mengharapkan perkembangan pada
pertanian di desa dapat berjalan dengan baik, dan bagi petani diharapkan agar
lebih bijak dalam menggunakan alat ataupun kecanggihan teknologi dalam
mendukung pertaniannya dan tidak menjadikan perkembangan teknologi yang ada
melunturkan rasa kebersamaan dan rasa solidaritas antara sesama masyarakat dan
sesama para petani.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.contoh-jurnal.com/jurnal/jurnal-perkembangan-pertanian-di-
indonesia-pdf/
https://www.jurnal-doc.com/jurnal/potensi-pengembangan-pertanian-pdf/
https://docobook.com/modernisasi-pertanian-studi-kasus.html
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jpengkajian/article/downlo
ad/1533/1314
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtanah/article/viewFile/14903/10972
https://www.safetyshoe.com/tag/jurnal-teknologi-dan-industri-pertanian-
indonesia/
28
LAMPIRAN
29
30