Anda di halaman 1dari 8

PELAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang
memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan pihak internal
maupun eksternal. pihak internal biasanya adalah manajemen, sedangkan pihak
eksternal bisa kreditur dan investor. Terkait pelaporan keuangan Bank Syariah,
penyajian laporan keuangan keuangan dibuat mengacu pada PSAK No 101
tentang penyajian laporan keuangan syariah.
Menurut Nurhayati (2015:97) tujuan utama laporan keuangan syariah adalah
untuk menyediakan informasi, menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomik. Selain itu, beberapa
tujuan lainnya adalah:
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi
aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya
pada tingkat keuntungan yang layak; dan
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam
modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan
kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Laporan keuangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagai
pengguna laporan keuangan, serta dapat digunakan sebagai bentuk laporan dan
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam PSAK No 101 telah dijelaskan suatu
laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang
meliputi:
1. aset;
2. kewajiban;
3. dana syirkah temporer;
4. ekuitas;
5. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
6. arus kas;
7. dana zakat; dan
8. dana kebajikan.
Dengan adanya informasi diatas akan membuat suatu laporan keuangan entitas
syariah dapat lebih dekat dengan fungsi dari laporan keuangan itu sendiri.
Pembahasan mengenai laporan keuangan bank syariah tidak lepas dengan
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah. Seperti yang
telah disinggung sebelumnya, bahwa penyusunan laporan keuangan syariah
acuannya dalah PSAK No. 101. Kerangka dasar menyajikan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya.
Kerangka ini berlaku untuk semua jenis transaksi syariah yang dilaporkan oleh
entitas syariah maupun entitas konvensional baik sektor publik maupun sektor
swasta. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
1. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya
membuat standar.
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menaggulangi masalah akuntansi syariah
yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah.).
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum.
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan syariah.
Pada perbankan syariah terdapat beberapa Bentuk laporan keuangan yaitu:
1. Posisi keuangan perbankan syariah (neraca), Laporan yang menyajikan
informasi mengenai sumber daya yang dapat dikendalikan. Likuiditas,
solvabilitas dan kemampuan beradaptasi pada perubahan lingkungan. Laporan
posisi keuangan berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dimasa
yang akan datang
2. Informasi kinerja perbankan syariah, Laporan ini dapat disusun berdasarkan
definisi dana seperti seluruh sumber daya keuangan, kas atau aset likuid.
Walaupun kerangka ini tidak dapat mendefinisikan dana secara spesifik tetapi,
laporan ini dapat memberikan informasi mengenai aktivitas investasi,
pendanaan serta operasi selama periode pelaporan.
3. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, yang dapat disusun
berdasarkan definisi dana seperti seluruh sumber daya keuangan, modal kerja,
aset likuid atau kas. Kerangka ini tidak mendefinisikan dana secara spesifik.
Akan tetapi, melalui laporan ini dapat diketahui aktivitas investasi, pendanaan
dan operasi selama periode pelaporan.
4. Informasi lain, Contoh informasi lain adalah laporan penjelasan mengenai
pemenuhan fungsi sosial pada perbankan syariah. Informasi ini tidak diatur
secara khusus tetapi cukup relevan untuk pengambilan keputusan para
pengguna laporan keuangan.
5. Catatan dan skedul tambahan, Catatan ini merupakan penampung dari berbagai
informasi tambahan yang relevan seperti pengungkapan tentang resiko dan
ketidak pastian yang dapat mempengeruhi entitas, informasi menegenai
segmen industri, geografi serta pengaruh perubahan harga terhadap entitas.
Unsur-unsur Laporan Keuangan Bank Syariah, berikut ini adalah unsur-
unsur laporan keuangan pada bank syariah:
1. Laporan posisi keuangan (statement of financial position).
2. Laporan laba rugi (statement of income).
3. Laporan arus kas (statement of cashflows).
4. Laporan laba ditahan atau saldo laba (statement of retained earning).
5. Laporan perubahan dana investasi terikat (statement of change in restricted
investment).
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah (statement of
source and use of fund in zakat and charity fund)
7. Laporan sumber dan penggunaan dana qadhuk hasan (statement of source of
fund in qard fund)
Empat laporan pertama yaitu laporan posisi keuangan biasa disebut neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan laba ditahan atau saldo laba biasa
disebut laporan perubahan ekuitas merupakan unsur laporan keuangan yang sudah
dikenal selama ini pada perbankan konvensional, sedangkan tiga yang terakhir
bersifat khas. Ketiga laporan yang terakhir muncul akibat perbedaan peran, tujuan
serta fungsi antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
Penyajian laporan keuangan syariah berdasarkan PSAK 101 bertujuan untuk
mengatur pengungkapan penyajian laporan keuangan.penyajian laporan keuangan
diperlukan supaya dapat membandingkan antara laporan keuangan entitas syariah
periode sebelumnya dengan laporan keuangan entitas syariah lainnya. Menurut
PSAK 101 entitas yang dimaksud adalah entitas yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Komponen-komponen penyajian laporan
keuangan pada perbankan syariah terdiri dari:
1. Laporan posisi keuangan
laporan posisi keuanga ini terdapat aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat
dan ekuitas. Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan atas laporan
keuangan atas aktiva yang dibayari sendiri maupun aktiva yang di biayai oleh
pihak ketiga dilakukan secara terpisah.
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komperhensif lainnya.
Memperhatiakn dari ketentuan PSAK yang lainnya, laporan laba rugi dan
penghasilan komperhensif lainnya tidak terbatas pada pos-pos pendapatan dan
beban.
3. Laporan perubahan ekuitas
Menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih selama periode
bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan syariah berasal dari
transaksi dengan pemegang saham yang menggambarkan jumlah keuntungan
dan kerugian yang berasal dari kegiatan bank syariah selama periode yang
bersangkutan.
4. Laporan arus kas
Menggambarkan arus kas perushaan selama satu periode tertentu yang
dikelompokkan ke dalam: transaksi kegiatan operasi, transaksi kegiatan
pembiayaan, dan transaksi kegiatan investasi.
5. Laporan perubahan investasi terikat.
laporan ini memisahkan dana investasi terikat berdasarkan sumber dan
memisahkan investasi berdasarkan jenis investasinya.
6. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat. Komponen utama laporan
keuangan yang menunjukan penyajia laporan bank syariah sebagai berikut:
 Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah yang berasal dari penerimaan :
zakat dari bank syariah, zakat dari pihak luar bank syariah, infaq dan
shodaqah.
 Penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah diperuntukan untuk: fakir
miskin, hamba sahaya, orang yang terlilit hutang, orang yang baru masuk
islam, orang yang berjihad, orang yang dalam perjalanan dan Amil.
 Penurunan atau kenaikan sumber zakat, infaq dan shadaqah.
 Saldo awal danapenggunaan zakat, infaq dan shadaqah.
 Saldo akhir dana pengguna dana zakat, infaq dan shadaqah.
7. Laporan sumber dan pengguna dana qardhul hasan.
Komponen utama laporang keuangan bank syariah menyajikan laporan sumber
dan penggunaan qardhul hasan yang menunjukan:
 Sumber dana qhadrul hasan berasal dari penerima infaq, shadaqah, denda
dan pendapatan non halal.
 Penggunanya sendiri aditunjukan untuk sumbangan dan pinjaman.
8. Catatan atas laporan keuangan .
Yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan adalah semua informasi dan
material yang perlu untuk manyajikan laporan keuangan tersebut memadai,
relevan dan bisa dipercaya bagi para penggunanya.
9. Penyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan
informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuagan sebagaimana
ditentukan dalam statemen of obyektif. Laporan in diterbitkan dalam bentuk
koperatif yang memilki arti laporan ini menyajikan data periode sekarang dan
periode yang lalu untuk memberikan gambaran keadaan laporan keuangan
syariah.
Kemudian terkait pengungkapan yang ada dalam Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK) dalam perbankan syariah, mengungkapkan beberapa hal berikut ini:
a. Jenis-jenis saham.
b. Jumlah dari saham modal dasar.
c. Jumlah saham yang sedang diterbitkan dan disetor penuh.
d. Berapa nilai dari nominal saham.
e. Ikhtisar perubahan jumlah saham beredar.
f. Hak istimewa dan pembatas yang melekat pada setiap jenis saham, seperti
pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal.
g. Saham perbankan syariah yang dikuasai oleh perbankan syariah itu sendiri
maupun oleh anak perbankan syariah atau perbankan syariah asosiasi.
h. Saham yang akan dicadangkan pada hak opsi dan kontrak penjualan, termasuk
nilai dan persyaratannya.
i. Penjelasan tentang sifat dan tujuan pos cadangan pada ekuitas.
j. Penjelasan mengenai apakah dividen yang sudah diusulkan tapi belum disetujui
secara resmi untuk dibayarkan dapat diakui atau tidak sebagai kewajiban.
KESIMPULAN

Pelaporan keuangan dalam dunia perbankan syariah penyusunan dan


penyajiannya didasarkan pada PSAK 101, sehingga dalam pembuatan laporan
keuangan harus sesuai dengan PSAK tersebut. Tujuan dari laporan keuangan
untuk entitas syariah sendiri secara umum yaitu untuk menyediakan informasi,
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomik. Komponen penyajian laporan keuangan pada perbankan
syariah terdiri dari:
1. Laporan posisi keuangan.
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komperhensif lainnya.
3. Laporan perubahan ekuitas.
4. Laporan arus kas.
5. Laporan perubahan investasi terikat.
6. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat.
7. Laporan sumber dan pengguna dana qardhul hasan.
8. Catatan atas laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri, dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta:


Selemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2014. Penyajian Laporan Keuangan Syariah.


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 101. DSAS-IAI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai