Anda di halaman 1dari 1

BAB II : Pembahasan

a. Teori
Di Indonesia kesepakatan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah
dibentuk sejak Sumpah Pemuda (secara de facto), yang menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa yang sah sebagai bahasa pemersatu. Jadi ketika kita
menggunakan bahasa Indonesia jelas sudah kesepakatan kita untuk menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu yang terealisasi hingga detik ini,
dengan harapan setiap warga Indonesia kedepannya dapat berkomunikasi satu
sama lain tanpa mengalami kesulitan dengan seluruh manusia yang berada di
wilayah Indonesia. Akhirnya, setiap kali kita menggunakan Bahasa Indonesia kita
akan teringatkan oleh satu identitas atau peran dari diri kita yaitu, Aku ini orang
Indonesia. Dan setiap kali kita berbahasa Indonesia kita telah mewujudkan salah
satu impian Tunggal Ika (persatuan) dalam Ke-Bhinekaan (kemajemukan) kita,
karena Bhineka adalah sebuah kenyataan sedangkan Tunggal Ika adalah suatu
harapan yang terus-menerus sedang diusahakan realisasinya dalam bidang apapun.
b. Isu Kontektual
Namun belakangan ini ada cara pemakaian Bahasa yang sedang populer yang
berlangsung dimana-mana dan dilakukan oleh semua orang dari semua kalangan yaitu,
Penggunaan Bahasa Indonesia campur aduk. Sekarang ini orang sedang hobi mencampurkan
bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Terkadang hal tersebut malahan membuat seseorang
terlihat gaul, seperti kata-kata “You punya barang berapa”, “so what gitu lho”, dan yang lainnya.
Padahal hal tersebut sangat tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sebenarnya hal tersebut telah terjadi sejak dulu, tetapi fenomena tersebut baru
meledak hari ini. Sewaktu Soekarno berdebat dengan salah satu aktifis feminis, dia
menggunakan Bahasa Indonesia, Belanda dan Sunda secara campur aduk sehingga membuat
orang-orang yang ada disekitarnya jadi bingung. Dan ketika itu Sjahrir menegur “tolong jangan
gunakan 3 bahasa sekaligus ketika berpendapat, karena banyak peserta yang bingung. Lagipula
kan Indonesia sudah ada Bahasa pemersatu, kenapa tidak gunakan itu saja?” Soekarno pun
minta maaf lantas meneruskan musyawarah dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Dan kalau kita lihat TV sekarang ini, kita akan melihat fenomena-fenomena bahasa
campur aduk seperti itu. Banyak juga kalangan artis & presenter yang justru dengan bangganya
menggunakan bahasa asing ketika berada didepan kamera. Pada zaman sekarang ketika
seseorang yang tidak bisa berbahasa inggris malah diberikan kesan berpendidikan rendah &
berpikiran sederhana. Padahal orang seperti ini memiliki kemampuan social & penguasaan
bahasa diatas rata-rata.

Anda mungkin juga menyukai