Anda di halaman 1dari 1

MARI SHOLAT BERJAMAAH

ََ‫س ْول‬ُ ‫للاَُعََْن َُهمَاَأنََر‬


َ ََ‫ضي‬ َ َ‫عَ ْنَع ْب ِد‬
َ ِ َ‫للاَِا ْب ِنَعُمرَر‬
َ َِ‫للا‬
َ‫ض ُل‬َُ ‫صلىَللاَعليهَوسلمَقالَصالةَُا ْلجماع َِةَتَ ْف‬
‫عش ِْر ْينَدرجةََ)رواه البخاري‬ ِ َ‫صال ِةَا ْلف َِدَبِس ْب ٍعَو‬
(‫ومسلم‬
"Dari Ibnu Umar Rodliyallahu Anhuma, Bahwa Rosululloh Shollallohu 'aiaihi
wassalam bersabda : Sholat Berjamaah Lebih Utama 27 kali lipat/ derajat
dari sholat sendirian”. (HR. Bukhori)
1. Makmum menyengaja (niat) sholat untuk mengikuti imam
(makmuman).
2. Makmtm hendaknya mengikuti imam dalam segaia gerak/
perpindahan perbuatan Sholat.
3. Sebelum sholat berjamaah dimuiai hendaknya imam menganjurkan
agar barisan/ shof dirapatkan dan diluruskan.
4. Cara membentuk barisan / shof dimulai dari tengah (lurus belakang
imam), kemudian bergesar ke kanan dan kiri sampai penuh , kalau
sudah penuh, buat buat barisan/shof baru dibelakangnya.
5. Jangan mendahului iman dalam takbiratul ikhrom (takbir awal) atau
takbir intiqol (perpisahan gerak rukun shoiat), dan jangan
melambatkan diri (ketinggalan) sampai melebihi dua rukun sholat.
6. Barisan shof hendaknya dirapatkan, tidak ada kerenggangan, tetapi
tidak terlalu sempit sehingga membuat gerakan sholat menjadi sulit.
Ukuran rapat tersebut bukan berdasarkan kerapatan kaki-kaki antar
makmuman, namun mengacu pada kerapatan tubuh (bahu) antar
makmum.
7. Makmum hendaknya memperhatikan bacaan imam (khusu').
8. Bagi makmum terlambat (masbuk) jangan berisik/ gaduh/ bergurau,
segera mengikuti dan menyesuaikan kegiatan sholat serta
melanjutkan/ menambahi kekurangannya.
9. Tidak boleh lewat di depan orang yang sedang sholat.
10. Setelah selesai sholat manfaatkan kesempatan untuk berdzikir dan
berdo'a kepada Alloh SWT.

Pengurus Masjid "Baiturrohman'’


Kemanggungan - Tarub

Anda mungkin juga menyukai