Kelas : XII IPA 2 Absen : 33 Materi lari halang rintang adalah materi yang cukup sulit bagi saya, karena dibutuhkan kecepatan dalam berlari, ketepatan jarak mengambil tumpuan lompatan, dan lompatan yang tinggi, hal ini harus di kombinasikan agar hasil lompatan sempurna dan penggunaan energi yang lebih efektif dan efisien. Alasan utama saya menganggap materi halang rintang sangat sulit adalah keterbatasan tinggi badan saya, sehingga sangat menghalangi saya dalam melompat gawang yang bahkan tingginya hanya setengah (40cm) dari standar tinggi gawang lari halang rintang (80cm). Bahkan lompatanku sendiri tidak sampai 40 cm, membuat lompatan yang tinggi sambil berlari adalah hal yang sangat sulit bagi saya. Tidak jarang kaki saya tersenggol dengan palang gawang, sehingga pergelangan saya memar. Tidak hanya saya sendiri, teman-teman saya yang lain juga memiliki nasib yang sama seperti saya, mereka juga sering tersenggol dengan gawang. Olahraga ini memiliki tingkat risiko cedera yang cukup tinggi. Di kelas saya sendiri ada empat orang yang mengalami cedera dalam olahraga ini. Ketika saya melompati gawang di pertemuan pertama, tidak jarang saya hampir jatuh tersungkur ke depan ketika mendarat ke tanah yang berpasir. Hal serupa juga terjadi kepada beberapa teman saya. Hal yang menurut saya cukup menarik di materi ini adalah ketika teman-teman saya terutama teman perempuan, banyak dari mereka yang terlalu takut untuk melompati gawang rintangan. Sehingga mereka sudah berlari dengan cepat seketika mereka tidak berani melompati gawang. Beberapa dari mereka juga langsung menabrak gawang karena terlalu takut untuk melompati gawang. Hal yang bisa saya pelajari dalam materi lari halang rintang ini adalah bagaimana mencari momentum yang tepat untuk melompat ketika berlari untuk melompati gawang yang ada. Pada materi ini saya tidak bisa menjalankan sesuai dengan prosedur yang di arahkan karena keterbatasan saya yang sudah saya paparkan di atas. Bapak yang mengajarkan materi olahraga ini yang lebih akrab di sapa Pak Yuso juga mengatakan bahwa lebih baik kami mementingkan keselamatan kami, tidak melihat teknik lompatan, karena teknik lompatan yang benar cukup berisiko untuk murid-murid SMA yang bisa di katakan pemula. Sehingga Pak Yuso memberikan kami semua keringanan dalam materi kali ini. Hal yang menurut saya menarik pada materi kali ini adalah di mana kami seluruh anggota kelas merasa lebih dekat satu sama lain. Pada dasarnya rata-rata anak IPA memiliki kepribadian introvert, dan individualis. Di materi kali ini kami semua merasa sepenanggungan sehingga kami merasa lebih dekat satu sama lain, padahal sebelumnya kami jarang bertegur sapa satu sama lain. Sehingga secara tidak langsung