Anda di halaman 1dari 8

“PUJASERA”

PROGRAM PERGUNAKAN JAMBAN SEHAT RAKYAT AMAN

I. Pengertian Jamban Sehat


Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk
memutus mata rantai penularan penyakit (Depkes RI, 2011).
Menurut Depkes, 2004 Suatu jamban disebut sehat jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.
2. Tidak mengotori air permukaan dan air tanah di sekitarnya.
3. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat, kecoa, dan binatang
lain.
4. Tidak menimbulkan bau, mudah digunakan dan dipelihara.

II. Pengertian PUJASERA


Program PUJASERA adalah suatu program pelayanan publi atau bisa
diartikan sebagai suatu gerakan bersama dengan mengoptimalkan peran
masyarakat yang bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat yang masih
buang air besar di sembarang tempat.

III. Latar Belakang Terbentuknya Program PUJASERA


Pembangun kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Salah satu
permasalahan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah masalah kesehatan
lingkungan.
Permasalahan kesehatan lingkungan yang mendominasi adalah
masalah sanitasi. Tatangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah sosial
budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar di sembarang
tempat, khususnya ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi
dan kebutuhan lainnya.
Pemerintah terus berusaha untuk mengatasi masalah sanitasi, terutama
akses penduduk terhadap jamban sehat. Pada tahun 2008 Kementerian
Kesehatan RI mengeluarkan Kepmenkes RI nomor 852/Menkes/SK/IX/2008
tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang
kemudian diperkuat dengan Permenkes RI nomor 3 Tahun 2014 tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan yang
digunakan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Prinsip dari pelaksanaan STBM adalah meniadakan subsidi untuk
fasilitas sanitasi dasar dengan pokok kegiatan menggali potensi yang ada di
masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri dan mengembangkan
solidaritas sosial. Dalam Kepmenkes RI nomor 852/Menkes/SK/IX/2008
tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
disebutkan peran dan tanggungjawab pemangku kepentingan seperti di tingkat
RT/Dusun/kampung memiliki peran dan tanggungjawab mempersiapkan
masyarakat untuk berpartisipasi aktif, di tingkat desa berperan dan
bertanggungjawab dalam membentuk tim fasilitator desa atau kader pemicu
STBM untuk memfasilitasi gerakan masyarakat dan pada tingkat kecamatan,
pemerintah kecamatan berperan dan bertanggungjawab berkoordinasi dengan
badan pemerintah yang lain dan memberi dukungan bagi kader pemicu
STBM.
Program Pergunakan Jamban Sehat Rakyat Aman (PUJASERA)
adalah suatu program pelayanan publik yang merupakan inovasi yang
diciptakan oleh Puskesmas Tampo Kabupaten Banyuwangi untuk menuju desa
yang ODF. Program ini telah membuat kepemilikan jamban di wilayah
Puskesmas Tampo mengalami peningkatan yang signifikan dari 1.034 menjadi
5.025 dari 8.045 KK dalam satu tahun. Program PUJASERA terdiri dari kader
PUJASERA, satgas ODF, dan pembangunan kemitraan dengan hal yang
terkait untuk pembangunan.
Kader sendiri merupakan fasilitator desa yang sangat dekat dengan
masyarakat sehingga dapat dengan mudah memberikan informasi mengenai
pentingnya jamban sehat dengan cara pendekatan mereka sendiri. Pengetahuan
kader juga sangat berpengaruh terhadap proses pemicuan yang akan mereka
sampaikan kepada masyarakat.
Pembentukan kader PUJASERA di Desa Gedang Kulut akan
memberikan dampak yang cukup besar terhadap tingkat pengetahuan, sikap,
dan perilaku masyarakat desa terhadap pentingnya jamban sehat. Para kader
akan mampu menjadi ujung tombak dalam pemicuan Program ODF di desa.
Hal ini dikarenakan dengan adanya kader PUJASERA, segala kegiatan
Program PUJASERA akan lebih muda telaksana dan disebarkan lebih lanjut
kepada masyarakat agar terciptanya desa ODF.

IV. Tujuan Program PUJASERA


Adapun tujuan dibentuknya PUJASERA di Desa Gedang Kulut Kec. Cerme
adalah :
1. Menjalankan program utama dari STBM yaitu stop BABS agar terciptanya
lingkungan yang bersih, sehat, dan aman untuk masyarakat sekitar.
2. Meningkatkan kemampuan perilaku bersih dan sehat, dan derajat
kesehatan masyarakat desa.
3. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha
peningkatan kesehatan.
4. Membentuk tim kader PUJASERA dan Satuan Tugas (Satgas) ODF yang
mandiri dan mampu menjadi ujung tombak intervensi pemicuan program
ODF di desa.
5. Menjadikan Desa Gedang Kulut menjadi desa ODF.

V. Langkah Pembentukan Program PUJASERA


Pembentukan program PUJASERA diawali dengan melakukan
kunjungan ke Desa Gedang Kulut untuk menemui Lurah, Perangkat Desa,
Bidan Desa, dan Perawat Desa terkait dengan perkembangan sanitasi di
wilayah desa setempat. Kemudian melakukan pertemuan kader bersama
perangkat, perawat dan bidan desa untuk menentukan kader sanitasi dan tim
satuan tugas ODF.
Kader sanitasi yang terbentuk melakukan program kerja PUJASERA
yaitu berupa penyuluhan, kunjungan rumah terhadap warga yang belum
memiliki jamban sehat, penggerak gotong royong, arisan jamban, dan
membuka klinik sanitasi. Sedangkan untuk tim satuang tugas ODF melakukan
program kerja berupa kunjungan rumah warga yang belum atau masih
menggunakan jamban tidak sehat, pembongkaran jamban tidak sehat,
penggerak gotong royong, dan pengawas kebersihan dan keberlanjutan
program PUJASERA.

VI. Jenis Metode


Metode yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu dengan aksi partisipatif
(participatory action research), yaitu metode yang melibatkan secara aktif
semua pihak-pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan yang sedang
berlangsung dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang
lebih baik.
Adapun fokus dari kegiatan ini adalah pendekatan strategis,
pelaksanaan dan penerapan, output yang dihasilkan, kendala-kendala yang
dihadapi, serta dampak dan keberlanjutan dari program PUJASERA yang
dicanangkan. Program PUJASERA juga menyediakan Kinik Sanitasi untuk
memberikan pelayanan dan konseling tentang kesehatan lingkungan,
mengadakan gotong royong dalam pembuatan jamban sehat, serta
mengoptimalkan tenaga perawat yang dikonversi menjadi sanitarian.

VII. Sasaran
Sasaran pada Program PUJASERA ini terbentuknya suatu kader
lingkungan untuk mewujudkan desa bebas buang air besar sembarangan
(ODF) dengan mengetahui gambaran pengetahuan mengenai jamban sehat,
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dan kegiatan program
PUJASERA.

VIII. Media
Media yang digunakan pada kegiatan ini adalah LCD, selebaran
handout, slide presentasi, video penularan penyakit melalui tinja manusia,
leaflet, dan lembar bolak balik.
IX. Diagram Alur Pelaksanaan Kegiatan

Melakukan pengumpulan data

Penyampaian informasi kepada kepala desa, perangkat


desa, perawat, dan bidan desa

Mengumpulkan kepala desa, perangkat, kader, BABINSA,


BHABINKAMTIBMAS, perawat, dan bidan desa

Pembentukan Tim penggerak Program PUJASERA,


meliputi :
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Kader PUJASERA
5. Satuan Tugas (Satgas) ODF

Pembagian tugas dan program kerjas masing-


masing tim penggerak PUJASERA

Pelaksanaan program kerja tim penggerak


PUJASERA

Hasil dan Intervensi Hasil pelaksanaan program kerja

Evaluasi hasil kegiatan dan program kerja


X. Kesimpulan
a) Dari hasil kegiatan ini telah terbentuk kader PUJASERA dan Satuan Tugas
(Satgas) ODF yang terdiri dari ketua kelompok, sekretaris, bendahara, dan
anggota.
b) Program kerja dari masing-masing tim meliputi penyuluhan, penggerak
gotong royong, kunjungan rumah warga yang belum maupun masih
menggunakan jamban tidak sehat, pembongkaran jamban tidak sehat,
pelayanan klinik sanitasi, arisan jamban, dan pengawas kebersihan dan
keberlanjutan program PUJASERA.
c) Output yang dihasilkan adalah terwujudnya desa yang bebas dari buang air
besar sembarangan (desa ODF), meningkatnya kepemilikan jamban sehat,
menurunnya angka kesakitan morbiditas, dan meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
d) Adapun manfaat Program PUJASERA meliputi perubahan perilaku
masyarakat dengan buang air besar di jamban sehat, emningkatnya
kesehatan masyarakat, masyarakat miskin dapat lebih mudah memiliki
jamban sehat, meningkatkan status sosial masyarakat, dan terjalinnya
koordinasi dan sinkronisasi dari seluruh pemangku kepentingan yang
terlibat dalam program inovasi PUJASERA.

XI. Saran
Berdasarkan kegiatan ini, penulis menyarankan :
a) Perlu dilakukan pembinaan yang berkelanjutan agar tim penggerak
Program PUJASERA lebih terampil dan aktif dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang jamban sehat.
b) Perlu dilakukan monitoring secara terus menerus dan dilakukan evaluasi
secara rutin setiap bulan agar terwujudnya desa yang masyarakatnya
bebas dari buang air besar sembarang (Desa ODF).
c) Perlu dilakukan pertemuan khusus secara berkala selain untuk
meningkatkan keterampilan, juga untuk menambah pengetahuan agar
dapat mengedukasi masyarakat sekitar agar dapat mengatasi masalah
kesehatan dasar yang ada.
LAMPIRAN
“VISI DAN MISI PROGRAM PUJASERA”

VISI
Terwujudnya wilayah masyarakat bebas buang air besar (BAB) di sembarang tempat
atau Open Defecation Free (ODF).

MISI
1. Menyentuh kesadaran masyarakat agar mau merubah kebiasaan yang tidak
sehat
2. Memberikan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menggunakan
jamban sehat
3. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai