Anda di halaman 1dari 12

TEORI TAMBAHAN MOTOR INDUKSI

i. KARAKRTERISTIK START DAN SLIP PADA MOTOR INDUKSI SANGKAR TUPAI

TEORI TAMBAHAN

Motor-motor listrik pada dasar nya digunakan sebagai sumber beban untuk
menjalankan alat-alat tertentu, menjalankan pekerjaan sehari-hari, terutama di bidang
industri. Motor listrik memiliki beberapa klasifikasi berdasarkanpasokan input, konstruksi
dan mekanis me operasi, sebagai berikut :

Sinkron
Motor
Arus AC Satu fasa
Induksi Gambar
bagan
Tiga Fasa
Klasifikasi
Motor
Motor
Listrik
induksi
Separately excited
Motor
Arus DC
Self Seri

Shunt

Campuran

 Starting Motor Induksi

Beban dengan mersia yang besar akan menyebabkan waktu starting motor menjadi
lama untuk mencapai kecepatan nominal. Selama periode starting tersebut, maka pada
stator dan rotor akan mengalir arus yang besar sehingga bisa terjadi pemanasan
berlebih (over heating) pada motor. Bahkan, bia lebih buruk lagi dapat menyebabkan
gangguan pada sistem jala-jala sumber lisrtrik nya sehingga akan menurunkan tegangan
nya. Hal ini akan mengganggu beban listrik yang lainnya.
Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi sering kali di start dengan level
tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominal nya. Pengurangan tegangan starting
tersebut akan membatasi daya yang diberikan ke motor, namun disisi lain pengurangan
tegangan ini akan berdampak memperpanjang waktu, periode starting (waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai kecepatan nominalnya).

Sebagai contoh, jika digunakan menggambarkan flywheel yang memiliki energi


kinetik 5000 joule, maka selama periode starting rotor akan mendisidasikan panas
sebesar 5000 joule juga. Tergantung pada ukuran dan sistem pendinginan pada motor
tersebut, maka energi tersebut dapat dengan mudah akan menyebabkan over heating
pada motor.

 Starting motor sangkar tupai

Cara yang paling sederhana untuk menjalankan motot rotor sangkar tupai ini adalah
dengan menghubungkan langsung dengan sumber menggunakan saklar 3 fasa. Cara ini
hanya diizinkan pada motor sangkar tupai dengan daya di bawah 3 HP. Motor di bawah
3 Hp tidak boleh dihubungkan dengan sumber. Untuk motor dengan daya 2-4 kw kita
hanya memakai saklar bintang segitiga. Untuk itu kumparan mula-mula dihubungkan
bintang kemudian dihubung segitiga. Cara ini hanya digunakan pada motor 3 fasa yang
kumparan nya segitiga pada kondisi normal nya.

 Slip

Perbedaan kecepatan putaran rotor (Nr) terhadap kecepatan medan putar stator (Ns)
disebut dengan slip. Berubahnya kecepatan motor dapat mengakibatkan berubah nya
besar slip 100% pada soal start sampai 0% pada saat diam Nr = Ns. Karena terjadi slip
maka kecepatan relatif medan putar stator terhadap putaran rotor adalah sxNr.
Frekwensi tegangan yang terinduksi pada rotor sebanding dengan putaran relatif medan
putar stator terhadap putaran rotor. Hubungan antara frkwensi slip dapat dilihat dari
persamaan tersebut.

120 f P .Nr
𝑁𝑟 = atau 𝐹1 =
P 120
ii. ARAH PUTARAN DAN PERUBAHAN ARAH PUTARAN DARI MOTOR INDUKSI
ROTOR SANGKAR TUPAI

TEORI TAMBAHAN

 Perputaran Motor Induksi

Motor induksi satu fasa sering disebut dengan motor asinkron atau motor tak
serempak, karena putaran medan stator tidak sama dengan putaran rotor. Putaran
sinkron stator (Ns) selalu mendahului atau lebih cepat dari putaran medan rotor (Nr).
Putaran medan stator dihasilkan karena ada nya medan putar (fluks yang berputar) yang
dihasilkan oleh stator dan rotor dari motor.

Medan putar akan terjadi bila kumparan stator atau rotor dialiri arus listrik dengan
fase banyak, misalnya dua fasa, tiga fasa dan sebagainya. Motor induksi pada umumnya
berputar dengan kecepatan konstan mendekati kecepatan sinkron nya, meskipun demikian
pada penggunaan tertentu dikehendaki juga ada nya pengaturan putaran.pengaturan ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Mengubah jumlah kutub motor


Perubahan jumlah kutub (P) atau frekwensi (f) akan mempengaruhi putaran. Jumlah
kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan stator sedemikan rupa
sehingga dapat menerima tegangan masuk padam posisi kumparan yang berbeda-
beda.
2. Mengubah frekwensi jala-jala
Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengubah-ubah harga
frekwensi jala. Hanya saja untuk menjaga keseimbangan kerapatan fluks, perubahan
tegangan harus dilakukan bersamaan dengan perubahan frekwensi. Persoalannya
sekarang adalah bagaimana mengatur frekwensi dengan cara yang efektif dan
ekonomis.
3. Penagturan Tahanan Luar
Tahanan luar motor rotor belitan dapat diatur, dengan demikian dihasilkan
karakteristik kopel kecepatan yang berbeda-beda. Putaran akan berubah dari n1 ke
n2 ke n3 dengan bertambahnya tahanan luar yang dihubungkan ke rotor.
 Cara kerja motor run kapasitor
Motor run kapasitor bekerja pada sumber tegangan AC 220 v. Tegangan ini
diberikan pada terminal L(fasa) dan N(netral), sehingga belitan utama dan belitan
bantu menghasilkan medan magnet yang kemudian medan magnet tersebut
diinduksikan ke rotor sangkar.
Kedua komponen flux utama dan flux bantu bergerak berlawanan arah.
Kedua komponen flux yang berlawanan arahnya tersebut akan menghasilakan kopel
yang sama besar dan berlawanan arah pula (arah maju dan mundur). Oleh sebab itu
agar motor dapat berputar diperlukan sebuah kapasitor untuk menaikkan atau
menambahkan sedikit kopel maju. Ada 2 cara mengubah arah putaran motor run
kapasitor, yaitu :
1) Dengan membalik hubungan polaritas kumparan utama
2) Dengan membalik hubungan polaritas kumparan bantu
iv. KARAKTERISTIK TORSI DAN BEBAN PADA SEBUAH MOTOR INDUKSI

TEORI TAMBAHAN

 Torsi Motor Induksi


Torsi motor induksi AC tergantung kepada kekuatan medan rotor dan stator yang
saling berinteraksi dan hubungan fasa antara keduanya. Torsi dapat dihitung dengan
persamaan :

𝑇 = 𝑘. ∅. Ia. cosθr
Dimana :
T = torsi (tb-ft)
K = konstanta
Ф = stator magnetik flux
Ia = arus rotor
Cos Ѳr = faktor daya dari rotor

Perubahan torsi terhadap slip menunjukkan bahwa begitu slip naik dari nol hinnga –
10%, torsi naik secara linier. Begitu slip dan torsi naik melebihitorsi beban penuh,
maka torsi akan mencapai harga maksimum sekitar 35% slip. Torsi maksimum
disebut breakdown torsi motor. Jika beban dinaikkan melebihi titik ini, motor akan
start dan segera berhenti. Umumnya breakdown torsi bervariasi dai 200 hingga
300% torsi beban penuh. Torsi awal atau shorting torsi adalah nilai torsi pada 100%
slip dan normal nya 150-200% beban penuh. Seiring dengan pertambahan kecepatan
dari rotor, torsi akan naik hingga breakdown torsi dan turun mecapai nilai yang
diperlukan untuk menarik beban motor pada kecepatan konstan, biasanya antara 0-
10%. Gambar berikut menunjukan karakteristik torsi terhadap slip.
T Breakdown torsi

torsi

starting torsi no load slip

0,5 0

Slip

Gambar kurva torsi-kecepatan (slip) pada motor induksi

Dari kurva karakteristik torsi motor induksi diatas dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :

1) Torsi motor induksi akan bernilai nol pada saaat kecepatan sinkron
2) Kurva torsi-kecepatan mendekati linear di antara beban nol dan beban penuh. Dalam
daerah ini, tahanan rotor jauh lebih besar dari reaktansi rotor. Oleh karena itu arus
rotor, medan magnet rotor, dan torsi induksi meningkat secara linear dengan
peningkatan slip
3) Akan terdapat torsi maksimum yang tak mungkin akan dapat dilampaui. Torsi ini
disebut juga dengan pull-out torsi atau breakdown torsi. Yang besarnya 2-3 kali torsi
beban penuh dari motor.
4) Torsi start pada motor sedikit lebih besar dari pada torsi beban penuhnya. Oleh
karena itu, motor ini akan start dengan suatu beban tertentu yang dapat disuplai
pada daya penuh.
5) Torsi pada motor akan memberikanharga slip yang bervariasisebagai harga kuadrat
atau tegangan yang diberikan. Hal ini sangat penting dalam membentuk pengaturan
kecepatan dari motor.
6) Jika rotor motor induksi digerakkan lebih cepat dari kecepatan sinkron, arah dari
torsi induksi di dalam mesin menjadi terbalik dan mesin akan bekerja sebagai
generator, yang mengkonversikan daya mekanik menjadi daya elektrik.
 Beban motor
Karena sulit mengkaji efisiensi motor pada kondisi operasi normal. Beban motor
dapat diukur sebagai indikator efisiensi motor. Dengan meningkatnya beban. Faktor
daya dan efisiensi motor bertambah sampai nilai optimum nya pada sekitar beban
penuh.
Survey beban motor dilakukan untuk mengukur beban operasi berbagai motor di
seluruh pabrik. Misalnya : digunakan untuk mengidentifikasi motor yang terlalu kecil
(yang mengakibatkan motor terbakar) atau terlalu besar (menyebabkan tingka
efisiensi berkurang). US DOE merekomendasikan untuk melakukan survei beban
motor yang beroperasi lebih dari 1000 jam per tahun.
TEORI TAMBAHAN TRAFO

i. PENGUJIAN POLARITAS TRAFO 1-FASA

TEORI TAMBAHAN

TRANSFORMATOR SATU FASA

Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi,


transformator digunakan pada rentang frekwensi audio sampai frekwensi radio dan video,
untuk berbagai keperluan. Kita mengenal misalnya input transformers, interstage
transformers, output, transformers pada rangkaian radio dan televisi. Transformator juga
dimanfaatkan dalam sistem komunikasi untuk penyesuaian impedansi agar tercapai transfer
daya maksimum.

Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan
juga bertegangan tinggi. Dengan transformator tegangan tinggi ini penyaluran daya listrik
dapat dilakukan dalam jarak jauh dan susut daya pada jaringan dapat ditekan. Di jaringan
distribusi listrik banyak digunakan transformator penurun tegangan, dari tegangan
menengah 20kv menjadi 380 v untuk distribusi ke rumah-rumah dan kantor-kantor pada
tegangan 220 v. Transformator daya tersbut pada umumnya merupakan transformator tiga
fasa. Dalam pembahasan ini kita akan melihat transformator satu fasa lebih dulu. Kita telah
mempelajari transformator ideal pada waktu membahas rangkaian listrik. Berikut ini kita
akan melihat transformator tidak ideal sebagai piranti pemroses daya. Akan tetapi, kita
hanya akan membahas hal-hal yang fundamental saja, karena transformator akan dipelajari
secara lebih mendalam pada pelajaran mengenai mesin-mesin listrik.

Mempelajari perilaku transformator juga merupakan langkah awal untuk mempelajari


konversi energi elektromekanik. Walaupun konversi energi elektromekanik membahas
konversi energi antar sistem mekanik dan sistem listrik, sedangkan transformator
merupakan piranti konversi energi listrik ke listrik, akan tetapi kopling antar sistem dalam
kedua hal tersebut pada dasarnya sama yaitu kopling magnetik.

PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR


Kerja transformator yang berdasarkan induksi elektromagnet menghendaki adanya
magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi.

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan v yang
sinusoidalakan mengalir arus primer Io yang juga sinusoida dan dengan memisahkan belitan
N, reaktif murni, Io akan tertinggal 900 dari v.

Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak dibebani, disebut arus
penguat atau arus pemagnet. Arus Io ini akan menimbulkan fluks ϑ yang sefasa dengan Io.
Dan fluks ini juga berbentuk sinusoida dan dinyatakan dalam bentuk ф – ϑ maks sin ωt

Fluks sinusoida ini akan menimbulkan tegangan induksi E1, (Hukum Faraday)

Bila fluks bersama ini dinyatakan dalam bentuk ф – ϑ maks sin ωt , maka


𝐸1 = −N1
dt
d(ϑ maks sin ωt)
𝐸1 = −N1
dt
= N1 ω ϑ max cos ωt (tertinggal 900 dari ϑ)
N1 x 2πf x ϑ
Harga efektifnya 𝐸1 = = 4,44 N1 fϑmax
√2

Atau E1 = 4,44 f N1 ϑmaks = 4,44 f N1 Bm A


Dimana :

N = jumlah belitan primer

Θmax = fluks maksimum pada inti besi weber = Bm x A

Bm = rapat fluks dalam weber / m2

A = luas penampang inti besi m2

F = frekwensi sumber
iii. PENGUJIAN TRAFO TEGANGAN RENDAH BEBAN NOL

TEORI TAMBAHAN

PENENTUAN PARAMETER TRANSFORMATOR

Dari rangkaian ekivalen terlihat ada enam parameter transformator yang harus ditentukan,
R1, X1, R’2, X’2, Rc dan Xф. Resistansi belitan primer dan sekunder dapat diukur langsung
menggunakan metoda jembatan. Untuk menentukan empat parameter yang lain kita
memerlukan metode khusus seperti diuraikan berikut ini :

Uji Tak Berbeban (Uji Beban Nol).

Uji beban nol ini biasanya dilakukan pada sisi tegangan rendah karena catu tegangan rendah
maupun alat-alat ukur tegangan rendah lebih mudah diperoleh. Sisi tegangan rendah
menjadi sisi masukan yang dihubungkan ke sumber tegangan sedangkan sisi tegangan tinggi
terbuka. Pada belitan tegangan rendah dilakukan pengukuran tegangan masukan Vr.

Arus masukan Ir, dan daya (aktif) masukan Pr. Karena ini sisi primer terbuka. Ir adalah arus
magnetisasi yang cukup kecil sehingga kita dapat melakukan dua pendekatan. Pendekatan
yang pertama adalah mengabaikan tegangan jatuh di reaktansi bocor sehingga Vr sama
dengan tegangan induksi Er. Pendekatan yang kedua adalah mengabaikan kehilangan daya
di resistansi belitan sehingga Pr menunjukkan kehilangan daya pada Rcr (Rc dilihat dari sisi
tegangan rendah) saja.

Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan
VI, seperti telah diterangkan terdahulu maka hanya Io yang mengalir.

Dari pengukuran daya yang masuk (PI), arus Io dan tegangan VI, akan diperloeh harga
V 𝐼2
𝑅𝑐 =
P1

V1 𝑗𝑥𝑚𝑅𝑐
𝑍𝑜 = =
I0 𝑅𝑐 + 𝑗𝑥𝑚

Dengan demikian dari pengukuran beban nol dapat diketahui harga Rc dan Xm.
iv. PENGUKURAN TRAFO HUBUNG SINGKAT

TEORI TAMBAHAN

PENENTUAN PARAMETER TRANSFORMATOR

Dari rangkaian ekivalen terlihat ada enam parameter transformator yang harus ditentukan,
R1, X1, R’2, X’2, Rc dan Xф. Resistansi belitan primer dan sekunder dapat diukur langsung
menggunakan metoda jembatan. Untuk menentukan empat parameter yang lain kita
memerlukan metode khusus seperti diuraikan berikut ini :

Uji Hubung Singkat

Uji hubung singkat dilakukan di sisi tegangan tinggi dengan sisi tegangan rendah dihubung-
singkat. Sisi tegangan tinngi menjadi sisi masukan yang dihubungkan dengan sumber
tegangan. Tegangan masukan harus cukup rendah agar arus di sisi tegangan rendah masih
dalam batas nominal nya. Pengukuran di belitan tegangan tinggi dilkakukan seperti halnya
pada uji beban nol, yaitu tegangan masukan Vt, arus masukan It, dan daya (aktif) masukan
Pt. Tegangan masukan yang dibuat kecil mengakibatkan rugi-rugi inti menjadi

Anda mungkin juga menyukai