Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat disusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga untuk ke depannya dapat dijadikan bahan referensi

Manado, 01 Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
2.1 Sistem Integument .................................................................................................................. 5
2.1.1 Struktur Sistem Integumen .............................................................................................. 5
2.1.2 Pembentukan dan Pembuangan Panas dari Dalam Tubuh serta Faktor yang
Mempengaruhi .............................................................................................................................. 13
2.1.3 Pengaturan dan Terjadinya Peningkatan dalam Tubuh ................................................ 17
2.2 Sistem Panca Indra ................................................................................................................ 18
2.2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Panca Indra ................................................................... 18
2.2.2 Hubungan Sistem Panca Indera dengan Proses Reproduksi Wanita............................. 35
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 37
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 37
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 38

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu
genetalia interna dan genetalia eksterna. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan
bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan
individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih
dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ
reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan
mati.
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa
pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon
yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh
yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk
hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup
tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan
keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

Sistem integumen/sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun


tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Fungsinya
antara lain sebagai pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor, respirasi,
ekskresi,termoregulasi dan osmoregulasi/homeostatis.

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,
bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal
dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan anatomi fisiologi dengan sistem reproduksi?

1.3 Tujuan

Agar pembaca dapat mengetahui hubungan fisiologi dengan sistem reproduksi?

3
1.4 Manfaat

Sebagai bahan referensi untuk mengetahui hubungan fisiologi dengan sistem


reproduksi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Integument

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,


dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku,
kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
"integumentum", yang berarti "penutup". Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem
integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak luar.

Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri (self-
repairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh
dengan dalam tubuh).

2.1.1 Struktur Sistem Integumen


a. Kulit
Secara umum kulit memiliki 2 lapisan yaitu Epidermis (Kulit ari) dan Dermis
(Kulit Jangat) serta terdapat lapisan lemak bawah kulit (Hipodermis) yang juga sering
dibahas. Beberapa sumber juga mengatakan bahwa lapisan lemak bawah kulit juga
termasuk ke dalam lapisan kulit, tidak dipisahkan dalam pengelompokkan lapisan
kulit tersebut. Fungsi kulit sebagai berikut ;
 Sebagai Pelindung tubuh dari berbagai ancaman
Dengan adanya kulit yang menjadi bagian terluar tubuh, maka tubuh
kita dapat terlindung dari berbagai macam ancaman seperti mikroorganisme
yang berbahaya, sinar matahari, mengurangi kerusakan akibat terbentur,
serta melindungi kontak langsung dengan zat kimia.
 Sebagai Indra Peraba
Pada kulit terdapat banyak ujung – ujung persarafan tubuh, oleh
karena itu ketika mendapat rangsangan, kita dapat merasakaanya melalui
tubuh. Contohnya seperti rangsangan sentuhan, panas, dingin, nyeri, dll.
 Sebagai Alat Eksresi
Kulit merupakan tempat keluarnya keringat, keringat ini merupakan
sisa metabolisme yang terdiri atas berbagai unsur yang tidak dibutuhkan lagi
oleh tubuh. Kulit mengeluarkan sekitar 1 liter keringat dalam sehari,

5
keringat tersebut dikeluarkan dari pori – pori (rongga kecil pada permukaan
kulit).
 Sebagai Pengatur Suhu Tubuh
Kulit akan terus menjaga agar suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh
suhu lingkungan, artinya tetap diusahakan suhu tubuh tidak berubah
meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Proses ini dilakukan dengan
menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukkan panas tubuh oleh
kulit. Normalnya suhu tubuh manusia 36,6 – 37,2 derajat celcius, dan suhu
kulit lebih rendah sedikit dari suhu tubuh.
 Sebagai Penyimpan Lemak
Bagian bawah lapisan dermis kulit berperan sebagai tempat
penyimpanan lemak. Lemak disimpan dalam bentuk tetes-tetes lemak, dan
lemak itu akan digunakan apabila diperlukan, contohnya ketika dibutuhkan
energi lebih, lemak akan dijadikan energi karena juga berfungsi sebagai
cadangan energi.
 Sebagai Tempat Pembuatan Vitamin D
Pada Kulit terdapat provitamin D yang berasal dari makanan,
dengan bantuan sinar ultraviolet dari matahari, vitamin D tersebut akan
diubah menjadi vitamin D.
Kulit memiliki beberapa lapisan, lapisan kulit terbagi menjadi :

(Gambar 1.1)

1) Lapisan Epidermis ( Lapisan luar atau kulit ari )


Lapisan epidermis memiliki tebal kurang lebih 0,1 mm dan terdiri
atas empat lapisan jaringan epitel. Setiap Lapisan pada Epidermis memiliki
ciri khas tersendiri, Lapisan Epidermis ini tidak memiliki pembuluh darah,
sehingga ia mendapatkan suplai nutrisi melalui proses difusi dari lapisan
dermis yang ada dibawahnya. Berikut adalah 4 Lapisan pada Epidermis :

6
 Lapisan Tanduk (Stratum Korneum), merupakan lapisan kulit
paling luar dari tubuh, lapisan ini terus mengalami deskuamasi
(pengelupasan lapisan paling luar) secara terus menerus.
Berbagai sel penyusun jaringan ini akan dihidrolisis menjadi
kreatin (zat tanduk) yang tahan air, oleh karena itu disebut
tersusun oleh sel – sel mati. Lapisan ini tidak dilapisi pembuluh
darah, sehingga apabila mengelupas tidak akan menimbulkan
rasa sakit dan tidak mengeluarkan darah. Lapisan ini berfungsi
mencegah masuknya bakteri dan mengurangi menguapnya
cairan.
 Lapisan Malphigi (Stratum Granulosum), merupakan lapisan
kulit yang disusun oleh sel – sel hidup yang mendapatkan nutrisi
dari pembuluh kapiler pada lapisan dermis. Lapisan malphigi
merupakan lapisan yang berperan dalam memberikan warna pada
kulit manusia. Zat utama dalam pewarnaan kulit ini disebut
dengan Melanin. Tentunya sahabat sudah tahu bahwa warna kulit
bisa berbeda beda, bisa hitam, putih, sao matang, dll. Apabila
tertumpuknya melanin pada suatu tempat maka akan terbentuk
bintik berwarna hitam dan tahi lalat.
 Lapisan Spinosum (Stratus Spinosum), merupakan lapisan kulit
yang disusun oleh berbagai sel yang tidak beraturan bentuknya.
Sel – sel pada lapisan ini memiliki kemampuan untuk membelah
diri. Lapisan ini berfungsi untuk menjaga kekuatan dan
kelenturan kulit.
 Lapisan Basal (Stratum Germinativum), merupakan lapisan kulit
yang secara kontinu terus membelah diri untuk memperbarui
bagian Epidermis yang rusak. Lapisan Ini merupakan lapisan
paling bawah dari bagian epidermis. Lapisan Basal Selalu
membentuk kulit yang baru sehingga kulit terjaga secara
periodik.
2) Lapisan Dermis (Kulit Jangat)
Lapisan Dermis (Kulit Jangat) adalah lapisan kulit yang terdiri
atas pembuluh darah, kelenjar minyak, kantung rambut, ujung – ujung
saraf indra, dan kelenjar keringat. Pembuluh darah pada lapisan ini
sangat luas sehingga mampu menampung sekitar 5 % dari jumlah darah

7
di seluruh tubuh. Berikut adalah penjelasan untuk penyusun kulit dermis
:
 Pembuluh Darah, Merupakan pembuluh darah kapiler yang berfungsi
sebagai pemberi nutrisi dan juga oksigen kepada sel – sel kulit serta
rambut agar tidak mati dan rusak. Pembuluh darah juga berfungsi
dalam menjaga panas tubuh karena adanya oksigen di dalam
pembuluh darah.
 Ujung saraf indra, terdiri dari ujung saraf peraba dan ujung saraf
perasa. Bagian ujung saraf perasa ini dapat merasakan rangsangan
berupa sentuhan, tekanan, nyeri, dingin, dan panas. Sedangkan ujung
saraf peraba dapat merasakan kasar atau halusnya sesuatu. Ujung
saraf ini tidak tersebar merata ke seluruh permukaan lapisan dermis,
contohnya ujung – ujung jari lebih banyak memiliki ujung – ujung
saraf peraba.
 Kelenjar keringat, merupakan kelenjar yang berfungsi untuk sistem
eksresi keringat yang terdiri atas air dan mineral lain. Seperti yang
telah saya jelaskan sebelumnya, keringat dihasilkan kemudian
dibawa ke permukaan untuk dikeluarkan melalui pori – pori (rongga
kulit). Keringat merupakan zat – zat sisa metabolisme terutama
garam dapur.
 Katung Rambut, merupakan bagian rambut yang berisi akar dan
batang rambut. Rambut dapat tumbuh karena mendapat suplai nutrisi
dari pembuluh kapiler ke akar rambut. Di dekat akar rambut terdapat
otot – otot yang dapat menegangkan rambut ketika ia berkontraksi,
dan dekat akar rambut terdapat ujung – ujung saraf perasa, sehingga
saat rambut dicabut kita dapat merasakannya.
 Kelenjar minyak, merupakan kelenjar yang terletak disekitar batang
rambut. Kelenjar minya berfungsi untuk menghasilkan minyak yang
menjaga rambut tetap sehat dan agar rambut tidak kering.
3) Hipodermis ( Jaringan ikat Bawah Kulit)
Hipodermis (Jaringan ikat Bawah Kulit) merupakan jaringan ikat
yang terletak di bawah lapisan dermis, namun batas pemisah antara
bagian Hipodermis dengan bagian dermis ini tidak jelas. Lapisan ini
merupakan tempat penyimpanan lemak dalam tubuh, sehingga sering
juga dikenal dengan Lapisan Lemak Bawah Tubuh. Lemak tersebut
berfungsi untuk melindungi dari benturan benda keras, sebagai penjaga

8
suhu tubuh karena lemak dapat menyimpan panas, dan sebagai sumber
energi cadangan.

b. Rambut
Rambut merupakan salah satu bagian tambahan yang terdapat pada kulit
manusia. Rambut mempunyai fungsi melindungi bagian tubuh tertentu seperti
kulit manusia dan mata manusia. Rambut melindungi kepala dari benturan.
Rambut pula melindungi kulit dari panas, dingin, debu dan keringat. Rambut
dapat menjaga suhu tubuh agar stabil. Rambut memberikan kehangatan pada
kulit dan memberikan keindahan. Rambut terdapat pada semua bagian kulit
manusia kecuali telapak tangan ,telapak kaki serta bibir. Semua rambut berasal
dari lapisan kulit, oleh Karena itu rambut akan tumbuh di setiap bagian kulit
termasuk juga rambut akan tumbuh di bagian kulit kepala.

(Gambar 1.2)
Rambut memiliki 3 komponen yang tersusun didalamnya,yaittu :

1) Kutikula

Kutikula disebut pula pelindung bagian dalam rambut. Terdiri dari tujuh
sampai sepuluh sel-sel tanduk papih. Kutikula ini mempertahankan rambut dari
pemasukan benda asing dari luar, menciptakan rambut kelihatan kemilau, dan
memudahkan proses penyisiran rambut. Kutikula pun disebut sebagai peranti
kelenturan rambut sebab bertugas mewujudkan rambut kembali pada posisi
semula tanpa putus, sesudah sebelumnya ditarik dan akhirnya dilepas kembali.
Kutikula ini akan terbuka dan tertutup bila terkena bahan kosmetika. Wujud
kutikula seperti sisik ikan atau sisik ular dengan jumlah sisik 5-10 lapis. Bersifat
rapuh dan gampang putus apabila terkena pergesekan tajam. Penggunaan zat-zat
cair bergantung dari rapat atau enggaknya struktur lapisan kutikula. Rambut
kasar akan sangat gampang meresap zat cair, sebaliknya pada rambut yang
termasuk halus sukar untuk meresap zat cair.

9
2) Korteks

Korteks merupakan lapisan kedua sesudah kutikula. Kekuatan,


elastisitas, kelenturan, arah dan pola pertumbuhan, serta panjang dan tekstur
rambut tergantung pada komposisi korteks. Kortekslah yang bertugas atas warna
rambut sebab di dalamnya tersimpan pigmen natural. Korteks terbagi atas sel-sel
tanduk kumparan panjang sejajar dengan batang rambut. Korteks bertanggung
jawab memastikan ketebalan, kehalusan, warna, dan kekenyalan batang rambut.

3) Medula

Medula ialah lapisan paling dalam (pusat) dari rambut dan mengandung
keratin. Tugas medula yakni mendistribusikan sebum ke batang rambut dan
sebagai pengendali penguapan batang rambut.

c. Kuku
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal
kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi
ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh.
Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin
protein yang kaya akan sulfur.

Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang


memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan.
Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena
kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu
minggu rata-rata 0,5 – 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku
jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh.
Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau
kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat
lamban dan rapuh. Bagian kuku terdiri dari:

10
( Gambar 1.3)

 Matriks kukumerupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.


 Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas.
 Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
 Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
 Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
 Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
 Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar
kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
 Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit
arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
 Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free
edge) menebal.

d. Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan
duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan
kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi
dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar
keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh
panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis
kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan
jernih, yaitu keringat yang mengandung 95 – 97 persen air dan
mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma
seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari
telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala.
Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan
14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.Bentuk kelenjar

11
keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan
salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak
ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,
puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur
(anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna
keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel
kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat
menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara
kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat
apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan
yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif
setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi
oleh hormon.

e. Kelenjar Minyak (sebaceous glands)


Kelenjar minyak merupakan kelenjar mikroskopis yang letaknya
berada di bawah kulit. Di sebut pula dengan nama sabaceous glands yang
memiliki fungsi secara spesifik untuk mengeluarkan minyak atau sebum.
Beberapa hewan seperti tikus juga mampu mengeluarkan kelenjar yang
bentuknya seperti sabaceous glands. Namanya adalah kelenjar prepusial.
Fungsinya adalah membantu memproduksi hormon feromon.
Kelenjar minyak ini masuk ke dalam salah satu bagian lapisan sel kulit
lapisan ke dua, yakni lapisan dermis atau kulit janggat. Batasannya di lapisi oleh
sebuah membran, yang di namakan dengan membran basalis. Lapisan pada kulit
ini akan lebih tebal dari pada lapisan kulit pertama atau epidermis. Kulit janggat
memiliki serabut yang sifatnya sangat elastis. Makanya ketika seseorang akan
bertambah gendut, lapisan pada kulit ini bisa merenggang. Sedangkan ketika ia
mengurus, lapisan akan merapat bergelambir lagi.

f. Kelenjar Susu
Kelenjar susu adalah kelenjar tambahan sistama reproduksi. Dalam
kondisi yang normal kelenjar susu akan berkembang setelah sistema reproduksi
beroperasi atau berfungsi.
Secara fungsional, kelenjar susu menghasilkan susu; struktural, mereka
dimodifikasi kelenjar keringat. Kelenjar susu, yang terletak di payudara atasnya

12
otot pectoralis utama, yang hadir pada kedua jenis kelamin, tetapi biasanya
fungsional hanya pada wanita.
Secara eksternal, masing-masing payudara memiliki puting mengangkat, yang
dikelilingi oleh daerah berpigmen melingkar yang disebut areola. Puting yang
sensitif terhadap sentuhan, karena fakta bahwa mereka mengandung otot polos
yang kontrak dan menyebabkan mereka menjadi tegak dalam menanggapi
rangsangan.

2.1.2 Pembentukan dan Pembuangan Panas dari Dalam Tubuh serta Faktor yang
Mempengaruhi
a) Pembentukan Panas dari dalam Tubuh
Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan
pembentukan/pemberian panas tubuh. Pembentukan panas dari metabolisme dalam
keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada waktu kerja (kegiatan otot) naik
sampai 20%. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas
akan bertambah 5 kalinya.

Sebagian besar pembentukan panas dalam tubuh dihasilkan oleh organ dalam
terutama di hati, otak, jantung, dan otot rangka selama berolahraga. Kemudian panas
ini dihantarkan dari organ dan jaringan yang lebih dalam ke kulit, yang kemudian
dibuang ke udara dan lingkungan sekitarnya, oleh karena itu, laju kehilangan panas
hampir seluruhnya ditentukan oleh 2 faktor,

1) Seberapa cepat panas yang dapat dikonduksi dari tempat asal panas dihasilkan,
yakni dari dalam inti tubuh ke kulit
2) Seberapa cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke lingkungan

Pembentukan panas adalah produk utama metabolisme. Ada beberapa


faktor yang menentukan laju pembentukan panas, yaitu.

 Laju metabolisme basal semua sel tubuh, metabolisme basal adalah istilah
untuk menunjukkan jumlah keseluruhan aktivitas metabolisme dengan
tubuh dalam keadaan istirahat fisik dan mental. Kecepatan metabolisme
basal diukur pada waktu istirahat, di tempat tidur, tidak terganggu oleh
apapun, dengan pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida
diukur.

13
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme basal: Ukuran
tubuh, umur, jenis kelamin, iklim, jenis pakaian yang dipakai, jenis
pekerjaan.
 Laju metabolism tambahan disebabkan oleh aktivitas otot, termasuk
kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil
 Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin (dan
sebagian kecil hormone lain, seperti hormone pertumbuhan dan
testosterone) terhadap sel
 Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh epinefrin,
norepinefrin, dan perangsangan simpatis terhadap sel
 Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas
kimiawi di dalam sel sendiri, terutama bila suhu di dalam sel meningkat
 Metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan
penyimpanan makanan (efek termogenik makanan) (Guyton, Arthur C
dan John E Hall, 2008)
b) Pembuangan Panas
1. Penguapan (evaporasi)

Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas.


Walau tidak berkeringat, melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga
penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi disebut inspiration
perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible water
loss).

Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari


permukaan kulit. Dari jalan pernafasan + 7 panas dari metabolisme
dikeluarkan dengan cara evaporasi 20àkcal/jam - 25%.

2. Radiasi

Bila suhu permukaan tubuh akan menerima panas,àdisekitar lebih


panas dari badan bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini
terjadi dalam àbentuk gelombang elektromagnetik dengan kecepatan seperti
cahaya radiasi.

3. Konduksi

14
Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan
jalan pemindahan berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan
ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air).

4. Konveksi

Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau


cairan. Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akan
dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) menjadi kurang padat, naik
dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam
pertukaran panas.

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

1) Kecepatan metabolisme basal


Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda.Hal ini
memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda
pula.Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait
dengan laju metabolisme.
2) Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme
menjadi 100% lebih cepat.Disamping itu, rangsangan saraf simpatis
dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk
dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah
produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi
stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan
norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
3) Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya,
produksi panas tubuh juga meningkat.
4) Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi
kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat
mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5) Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal
kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi
panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-

15
laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi
meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6) Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7) Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme
20 – 30%.Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang
dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme.Dengan demikian, orang
yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh
(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung
tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator
yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan
sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8) Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan
energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga
38,3 – 40,0 °C.
9) Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami
gangguan.Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi
dapat merangsang peningkatan suhu tubuh.Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme
pengaturan suhu tubuh terganggu.
10) Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya
panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih
dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu
tubuh manusia.Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi
sebagian besar melalui kulit.

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas


diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus
arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot.
Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang

16
mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari
inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan
radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

2.1.3 Pengaturan dan Terjadinya Peningkatan dalam Tubuh


Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu secara fisik dan
secara kimia.
a. Pengaturan secara fisik
1) Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi), pada reaksi dingin
aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan
panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar
dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap
pakaian lagi.
2) Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah)
Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih
dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan

b. Pengaturan secara kimia


Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi
baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan
cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah
bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor
unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara
simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif
untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5 derajat Celcius
selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan batas
maximal 5 kali.

17
2.2 Sistem Panca Indra
2.2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Panca Indra
a. Indra Penglihatan ( Mata )

( Gambar 1.4 )
Mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Ada 3
pasang otot yang menambatkannya pada dinsing rongga mata sebelah dalam sehingga
memungkinkan biji mata dapat berputar. Mata terdiri dari beberapa bagian sebagai
berikut :
1) Kornea mata (selaput tanduk, selaput bening), yaitu selaput bening yang terdapat
pada bagian depan bola mata, tembus cahaya, dan selalu dibasahi air mata. Pada
bagian yang lain, selaput ini berwarna putih disebut selaput putih (sclera).

2) Iris (selaput pelangi), yaitu bagian mata yang berwarna (hitam, coklat, abu-abu,
biru atau hijau). Iris merupakan selaput yang memberi warna pada mata karena
mengandung pigmen. Iris dapat mengembang dan mengerut untuk mengatur
banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke bagian dalam mata.
3) Pupil (anak mata), merupakan bagian tengah dari selaput iris yang berlubang,
berbentuk bulat, berwarna gelap, dapat membesar dan mengecil. Fungsinya
mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke lensa mata.
4) Lensa mata juga merupakan bagian mata yang bening. Letaknya di belakang iris.
Lensa mata dapat berkomodasi (mencembung dan memipih) untuk membentuk
bayangan.
5) Retina (selaput mata), berupa selaput tipis membatasi bagian dalam mata.
Fungsinya sebagai penangkap bayangan karena mengandung sel-sel pengkihat
yang menerima rangsang cahaya.
6) Bintik kuning, merupakan tempat yang paling peka terhadap rangsangan cahaya
karena paling banyak mengandung sel-sel penglihat. Bintik kuning merupakan
cekungan yang terdapat pada retina. Suatu benda akan terlihat paling jelas bila
bayangan benda tersebut jatuh pada bintik kuning.
7) Bintik buta, merupakan tempat masuk dan membeloknya berkas saraf menuju
otak.

18
Mata mempunyai sel penerima rangsang cahaya yang disebut fotoreseptor.
Ada dua macam reseptor yaitu bentuk batang (bacillus) untuk menerima rangsang
cahaya yang tidak berwarna dan bentuk kerucut (konus) untuk menerima cahaya yang
kuat dan berwarna. Mata dapat melihat suatu benda jika ada cahaya. Cahaya
menembus kornea mata dan diteruskan melalui pupil. Banyak sedikitnya cahaya
tergantung dari besar kecilnya pupil yang diatur oleh iris. Pupil membesar jika gelap
dan mengecil jika terang. Cahaya diteruskan oleh pupil menembus lensa mata terus ke
retina. Lensa mata dapat mencembung dan memipih (daya akomodasi) untuk
menempatkan bayangan di retina. Rangsang yang berupa cahaya diterima oleh sel
indra dan diteruskan oleh urat saraf yang terdapat di selaput jala, menuju urat saraf
mata kemudian dilanjutkan ke pusat penglihatan di otak sehingga terbentuk bayangan
atau benda dapat terlihat. Bayangan yang dibentuk oleh mata kanan dan kiri berbeda.
Namun, kedua bayangan diolah oleh pusat penglihatan sehingga menjadi satu.

Ada beberapa penyakit pada mata,dianataranya :


1) Konjungtivitis
Penyakit mata ini tergolong menular. Penyakit mata ini terjadi karena adanya
iritasi atau peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi mata.
Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran (belekan),
dan penglihatan (kabur). Penyakit bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap),
penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan pemakaian lensa kontak
jangka panjang. Bayi juga dapat menderita penyakit serupa. Hanya saja
penyebabnya lebih karena infeksi yang timbul ketika melewati jalan lahir. Pada
bayi penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa jalan lahir tidaklah steril dari kuman tertentu yang mungkin bisa
menimbulkan infeksi. Ketika bayi lahir melalui jalan lahir (vagina) , maka
dengan mudah bayi tersebut terinfeksi oleh kuman-kuman yang ada di daerah
tersebut. Jika mengenai mata bisa mengakibatkan infeksi pada mata dengan
gejala mata merah dan belekan. Oleh karena itu, pada umumnya mata bayi baru
lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk mematikan bakteri yang
dapat menyebabkan konjungtivitis gonokokal.
2) Endoftalmitis
merupakan infeksi yang terjadi di lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata
bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, bahkan sampai mengalami
gangguan penglihatan. Biasanya terjadi karena mata tertusuk sesuatu seperti lidi

19
atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera ditangani
karena bisa menimbulkan kebutaan.
3) Trakoma
adalah infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis.
Bakteri ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi buruk.
Lantaran itulah, trakoma sering menyerang anak-anak, terutama di berbagai
negara berkembang. Pemaparan bakteri berlangsung saat anak menggunakan alat
atau benda yang sudah tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk.
Gejala trakoma adalah mata merah, mengeluarkan kotoran (belekan),
pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah bening, serta kornea kelihatan
keruh. Penyakit ini sangat menular.
4) Blefaritis
Di bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi bola
mata dari iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga kelenjar, yaitu
kelenjar minyak, air dan lendir. Nah, blefaritis adalah suatu peradangan pada
kelopak mata karena terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang berasal
dari kelenjar minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi minyak
bisa menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat kelopak
mata yang juga sering didatangi bakteri. Gejala blefaritis berupa mata merah,
nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di bagian kelopak mata dan membengkak.
Pada beberapa kasus sampai terjadi kerontokan bulu mata. Ada dua jenis
blefaritis yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior. Yang pertama
merupakan peradangan di kelopak mata bagian luar depan yaitu di tempat
melekatnya bulu mata. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Yang kedua
adalah peradangan di kelopak mata bagian dalam, yaitu bagian kelopak mata
yang bersentuhan dengan mata. Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar
minyak.
5) Dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus nasolakrimalis yaitu
saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Faktor alergilah yang
menyebabkan terjadinya sumbatan pada saluran tersebut. Akibatnya adalah
infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan
bengkak, bahkan bisa sampai mengeluarkan nanah dan penderita mengalami
demam. Infeksi yang ringan biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada
pembengkakan. Sementara yang tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan
dan penebalan di atas kantung air mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk
kantung nanah.

20
6) Rabun dekat ialah kondisi dimana seseorang tidak dapat melihat benda yang
jaraknya dekat. Penyakit rabun dekat ini disebut dengan hipermetropi.Beberapa
kebiasaan dapat menyebabkan rabun dekat seperti membaca buku dalam jarak
terlalu dekat atau membaca sambil tidur-tiduran. Untuk mengatasinya, Anda
dapat menggunakan kacamata yang memiliki lensa cembung atau lensa positif.
7) Rabun jauh merupakan penyakit mata yang berkebalikan dengan rabun dekat.
Rabun jauh sering disebut dengan miopi. Kondisi rabun jauh ini tidak
memungkinkan untuk melihat benda-benda yang memiliki jarak yang cukup
jauh. Jenis penyakit mata ini bisa diatasi dengan menggunakan kacamata negatif
atau lensa yang cekung.
8) Rabun Jauh Dekat : Rabun jenis ini mayoritas dialami oleh para orang tua yang
disebabkan oleh faktor usia. Biasanya orang yang mengalami rabun jauh dan
dekat ini ialah yang telah berumur di atas 45-an.Rabun jauh dan dekat atau
disebut dengan presbiopi ini merupakan ketidakmampuan dalam melihat benda
yang terlalu jauh dan terlalu dekat. Untuk mengatasi rabun jauh dan dekat ini,
penderitanya bisa menggunakan kacamata rangkap yakni kacamata cekung dan
kacamata cembung.
9) Buta Warna : Buta warna merupakan penyakit menurun atau dengan kata lain
seorang ibu atau ayah yang mengalami buta warna berkemungkinan besar akan
menurunkan penyakitnya itu kepada keturunannya. Buta warna ini merupakan
keadaan dimana seseorang tak bisa membedakan warna. Kategorinya sendiri ada
dua yakni buta warna separuh dan juga buta warna total. Orang yang menderita
buta warna total hanya mampu melihat warna hitam dan putih saja. Sedangkan
orang yang buta warna separuh hanya tidak bisa melihat warna tertentu saja,
misalnya tidak bisa melihat warna merah, biru, kuning, dan lainnya.
10) Rabun Senja : Rabun senja atau yang juga dikenal dengan istilah rabun ayam
merupakan ketidakmampuan untuk melihat benda dalam keadaan remang atau di
malam hari. Mengapa gangguan penglihatan ini bisa terjadi? Gangguan mata ini
disebabkan oleh kekurangan vitamin A sehingga sel-sel batang tidak dapat
berfiungsi akibat tidak terbentuknya protein rodopson.
11) Juling dan Katarak : Juling terjadi karena adanya ketidakserasian pada otot-otot
mata. Kalau penderita juling ini masih anak-anak maka potensi untuk sembuhnya
masih terbuka. Sebaliknya, bagi orang-orang pada usia di atas 55 tahun, katarak
merupakan gangguan penglihatan yang paling umum. Kelainan mata ini bisa
disembuhkan dengan melakukan operasi mata. Itulah beberapa kelainan yang
terjadi pada mata. Karena mata merupakan aset yang sangat penting maka

21
menjaganya merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menunjang beragam
aktifitas keseharian yang sejatinya tak bisa dilepaskan dari peranan mata.

b. Indra Pendengar ( Telinga)

( Gambar 1.5 )

Telinga adalah Organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra


pendengaran dan organ yang menjaga keseimbangan. Telinga merupakan organ
yang berperan terhadap pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal ini dapat
terjadi karena telinga memiliki reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali
getaran suara. Namun Telinga memiliki batasan frekuensi suara yang dapat
didengar, yaitu yang frekuensinya 20 Hz – 20.000 Hz.
Fungsi telinga sebagai berikut :
1) Telinga Sebagai Pengatur Keseimbangan, Terdapat struktur khusus pada
organ telinga yang berfungsi mengatur dan menjaga keseimbangan tubuh.
Organ ini berhubungan dengan saraf otak ke VIII yang berfungsi dalam
menjaga keseimbangan dan untuk mendengar.
2) Telinga Sebagai Indera Pendengaran, Telinga dapat berfungsi sebagai indera
pendengaran apabila terdapat gelombang suara yang masuk
melalui telinga luar yang akan diterima oleh otak melalui proses terjadinya
pendengaran yang akan kami jelaskan dibawah.

Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga
tengah, dan telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian
rupa sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga
tengah, yang kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang
kompresi. Di telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi
impuls listrik yang dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar
dan membedakan berbagai jenis suara. Mari kita bahas secara singkat tentang
bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia dan peran mereka dalam
mendengar.

1. Telinga luar

22
Ini telinga luar atau telinga bagian luar adalah bagian yang terlihat
dari telinga, yang berfungsi sebagai organ pelindung untuk gendang telinga.
Ini mengumpulkan dan memandu gelombang suara masuk ke telinga tengah.
Telinga luar terdiri dari dua bagian berikut.
 Lipatan Telinga (Pinna) – Gelombang suara masuk ke telinga melalui flap
atau lipatan telinga atau pinna.
 Saluran Telinga (Meatus) – Saluran telinga memiliki panjang sekitar 2 cm.
Ini menguatkan gelombang suara dan menyalurkan mereka ke telinga
tengah. Kelenjar keringat yang hadir dalam saluran ini, yang mensekresi
kotoran telinga.

2. Telinga Tengah
Telinga tengah, terletak di antara telinga luar dan telinga bagian
dalam, merasakan gelombang suara dari telinga luar dalam bentuk
gelombang tekanan. Telinga tengah adalah rongga berisi udara dan terdiri
dari bagian-bagian berikut.

 Gendang telinga (membran timpani) – Gendang telinga adalah selaput


tipis yang bertindak sebagai partisi antara telinga luar dan telinga tengah.
Bergetar dengan cepat menerima gelombang suara, dan mengubah energi
suara menjadi energi mekanik.
 Malleus – Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang
telinga. Karena terletak berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari
gendang telinga menyebabkan Malleus bergetar.
 Anvil (Inkus) – Anvil adalah tulang kecil lain di samping malleus, itu
bergetar dalam menanggapi getaran malleus.
 Stirrup (Stapes) – Serupa dengan malleus dan anvil, sanggurdi adalah
tulang kecil di telinga tengah. Akhirnya, juga bergetar dan meneruskan
kompresi gelombang ke telinga bagian dalam

3. Telinga dalam (Labyrinth)


Telinga bagian dalam, seperti namanya, adalah bagian terdalam dari
telinga. Hal ini diisi dengan zat seperti air dan terdiri dari baik untuk
pendengaran dan keseimbangan organ. Telinga bagian dalam terdiri dari
bagian-bagian berikut.
 Koklea (rumah siput)- koklea atau tabung spiral adalah struktur digulung
yang dapat meregang sekitar 3 cm. Lapisan membran koklea terdiri dari

23
banyak sel-sel saraf. Sel-sel saraf mirip rambut merespon secara berbeda
terhadap berbagai frekuensi getaran, yang akhirnya mengarah ke
generasi impuls listrik. Koklea adalah pusat pendengaran dari telinga
bagian dalam, organ cairan yang menerjemahkan getaran suara menjadi
impuls pendengaran yang dapat dimengerti otak. Hal ini terjadi pada
organ Corti, struktur yang terdiri dari rambut halus di seluruh koklea
yang bergetar dan mengirimkan sinyal listrik melalui sistem saraf. Ketika
gelombang suara masuk telinga, mereka pertama kali bertemu gendang
telinga. Getaran mentransfer energi mereka ke gendang telinga, yang
bergetar untuk menanggapi. Gerakan ini diterjemahkan melalui
serangkaian tulang kecil di dalam telinga ke koklea. Karena gendang
telinga jauh lebih besar daripada organ ini, getaran yang lebih kuat, yang
memungkinkan mereka untuk melewati cairan di dalam pusat
pendengaran. Gelombang ini mengatur rambut organ Corti bergerak, dan
impuls mereka menciptakan perjalanan ke pusat pendengaran di
otak.Tinnitus terjadi ketika rambut organ Corti mendirikan semacam
umpan balik. Ketika suara sangat samar, rambut-rambut ini kadang-
kadang memperkuat suara dengan ledakan getaran dalam rangka
meningkatkan pendengaran. Kadang-kadang, hal ini menyebabkan
semua rambut untuk mulai bergetar, menciptakan sensasi suara dering.
Dalam keadaan normal, otak mampu menutup proses ini mati setelah 10
atau 15 detik, tetapi dalam tinnitus kronis, hal itu mungkin menjadi
masalah yang berulang.
 Saluran setengah lingkaran – Ini adalah loop berisi cairan, yang melekat
pada koklea dan membantu dalam mempertahankan keseimbangan.
 Saraf Auditori – ini impuls listrik, yang dihasilkan oleh sel-sel saraf,
yang kemudian diteruskan ke otak.

Pada manusia terdapat beberapa penyakit yang dapat timbul pada


indera pendengaran, diantaranya :

1) Earache (nyeri telinga): Rasa sakit pada telinga dapat memiliki banyak penyebab.
Beberapa di antaranya serius, ada juga yang tidak serius.
2) Otitis media (radang telinga tengah): Peradangan atau infeksi telinga tengah (di
belakang gendang telinga). Biasanya, hal ini disebabkan oleh infeksi.

24
3) Telinga perenang (Otitis externa): Peradangan atau infeksi telinga luar (pinna dan
saluran telinga). Kasus tiba-tiba biasanya disebabkan oleh infeksi; otitis kronis
sering merupakan kondisi kulit (dermatitis).
4) Penyakit Meniere: Sebuah kondisi di mana telinga bagian dalam di satu sisi
malfungsi. Vertigo, tinnitus, gangguan pendengaran, dan rasa sakit adalah gejala
umum.
5) Tinnitus: bunyi dering di salah satu atau kedua telinga. Biasanya hal ini
disebabkan kerusakan dari paparan kebisingan, atau dari penuaan.
6) Serumen impaksi (kotoran telinga): kotoran telinga dapat menghalangi saluran
telinga dan menutupi gendang telinga. Mengurangi getaran gendang telinga yang
mengganggu pendengaran.
7) Gendang telinga yang pecah: suara yang sangat keras, perubahan mendadak dalam
tekanan udara, infeksi, atau benda asing dapat merobek gendang telinga. Lubang
kecil biasanya sembuh dalam beberapa minggu.
8) Neuroma akustik: Sebuah tumor non-kanker yang tumbuh pada saraf dari telinga
ke otak. Gangguan pendengaran, vertigo, dan tinnitus dapat gejala.
9) Mastoiditis: Infeksi tulang mastoid, di belakang telinga. Mastoiditis dapat
dihasilkan dari infeksi telinga tengah yang tidak diobati.
10) vertigo paroksismal positional Jinak (BPPV): Sebuah gangguan fungsi di
telinga bagian dalam, yang menyebabkan vertigo berulang. Meskipun tidak secara
medis serius, gejalanya bias menyakitkan.Kolesteatoma: Ini adalah kondisi jinak.
Ini adalah penumpukan jaringan fibrosa di dalam telinga tengah dan tulang di
sekitarnya. Seringkali ada cairan berbau busuk yang berhubungan dengan
gangguan pendengaran.

c. Indra Peraba (Kulit)

( Gambar 1.6 )

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh
manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Pada

25
permukaan luar kulit terdapat pori – pori (rongga) yang menjadi tempat
keluarnya keringat. Kulit adalah organ yang memiliki banyak fungsi, diantaranya
adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan,
sebagai alat indra peraba, sebagai salah satu organ yang berperan dalam eksresi,
pengatur suhu tubuh, dll. Secara umum kulit memiliki 2 lapisan yaitu Epidermis
(Kulit ari) dan Dermis (Kulit Jangat) serta terdapat lapisan lemak bawah kulit
(Hipodermis) yang juga sering dibahas. Beberapa sumber juga mengatakan
bahwa lapisan lemak bawah kulit juga termasuk ke dalam lapisan kulit, tidak
dipisahkan dalam pengelompokkan lapisan kulit tersebut.
Fungsi kulit sebagai berikut :
1. Sebagai Pelindung tubuh dari berbagai ancaman
Dengan adanya kulit yang menjadi bagian terluar tubuh, maka tubuh kita
dapat terlindung dari berbagai macam ancaman seperti mikroorganisme yang
berbahaya, sinar matahari, mengurangi kerusakan akibat terbentur, serta
melindungi kontak langsung dengan zat kimia.
2. Sebagai Indra Peraba
Pada kulit terdapat banyak ujung – ujung persarafan tubuh, oleh karena itu
ketika mendapat rangsangan, kita dapat merasakaanya melalui tubuh.
Contohnya seperti rangsangan sentuhan, panas, dingin, nyeri, dll.
3. Sebagai Alat Eksresi
Kulit merupakan tempat keluarnya keringat, keringat ini merupakan sisa
metabolisme yang terdiri atas berbagai unsur yang tidak dibutuhkan lagi oleh
tubuh. Kulit mengeluarkan sekitar 1 liter keringat dalam sehari, keringat
tersebut dikeluarkan dari pori – pori (rongga kecil pada permukaan kulit).
4. Sebagai Pengatur Suhu Tubuh

Kulit akan terus menjaga agar suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, artinya tetap diusahakan suhu tubuh tidak berubah meskipun
terjadi perubahan suhu lingkungan. Proses ini dilakukan dengan
menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukkan panas tubuh oleh kulit.
Normalnya suhu tubuh manusia 36,6 – 37,2 derajat celcius, dan suhu kulit lebih
rendah sedikit dari suhu tubuh.

5. Sebagai Penyimpan Lemak


Bagian bawah lapisan dermis kulit berperan sebagai tempat penyimpanan
lemak. Lemak disimpan dalam bentuk tetes-tetes lemak, dan lemak itu akan

26
digunakan apabila diperlukan, contohnya ketika dibutuhkan energi lebih, lemak
akan dijadikan energi karena juga berfungsi sebagai cadangan energi.

6. Sebagai Tempat Pembuatan Vitamin D


Pada Kulit terdapat provitamin D yang berasal dari makanan, dengan bantuan
sinar ultraviolet dari matahari, vitamin D tersebut akan diubah menjadi vitamin
D.

Pada kulit manusia terdapat beberapa gangguan. Gangguan pada kulit


dapat terjadi Karena mikroorganisme yang menimbulkan infeksi seperti pada
impetigo disebabkan oleh virus seperti pada kurap dan kutu air, parasit hewani
seperti scabies dan pedikulsis.

1. Makula, perubahan warna kulit yang tegas dan datar tanpa ada cekungan atau
benjolan. Daerah yang umumnya terkena macula ada di ekstrimitas superior dan
inferior.

2. Urtikaria,dapat timbul karena sentuhan dengan bahan yang merangsang, seperti


sengatan tawon atau duri tanaman, obat, atau bahan kimia atau kosmetik, minyak
detergen dan lain sebagainya. Juga sering karena makanan yang bereaksi alergi
pada tubuh.

3. Papula, gangguan ini membentuk benjolan yang dapat diraba dari kulit yang
bervariasi diameternya dari sekitar 1-5 mm. permukannya tajam, bulat atau datar.
Papula terletak di superficial dan terbentuk dari proliferasi sel atau eksudasi
cairan ke dalam kulit.

4. Nodula, nodula mirip dengan popula tetapi berkar lebih dalam. Variasi
ukurannya biasanya lebih besar dari papula. Bisa muncul di epidermis, dermis
dan subkutan.

5. Asbes, merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) terakumulasi di


sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi (oleh bakteri maupun
parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru atau
jarum suntik. Gangguan kulit ini disebabkan oleh reaksi perlindungan jaringan
untuk mencegah penyebaran / perluasan infeksi ke bagian tubuh lain.

27
6. Kista, adalah suatu benjolan yang tertutup, ditemukan tepat di bawah kulit dan
mengandung kulit mati, ekskresi kulit dan bagian-bagian kulit lainnya.

7. Plak, merupakan kelainan kulit yang nyaris sama dengan papula dengan
permukaan datar dan diameter > 1 cm. Plak tumbuh karena perluasan papula,
tetapi bisa juga terjadi karena gabungan dari beberapa papula.

8. Urtika, merupakan erupsi pada kulit yang memiliki batasan yang je;as,
menimbulkan bentol, berwarna merah, memutih bila ditekan dan gatal. Urtika
dapat berlangsung secara akut, kronik atau berulang.

d. Indra Pengecap ( Lidah )


Lidah yaitu salah satu jenis indera yang mempunyai fungsi untuk
merasakan rangsangan rasa dari makanan yang masuk ke dalam suatu mulut
kita.Lidah bisa merespon berbagai jenis dan berbagai macam rasa seperti rasa
manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin.Pada lidah terdapat dua kelompok otot,
yakni otot intrinsik (melakukan sebuah gerakan halus) dan otot ekstrinsik
(melakukan sebuah gerakan kasar saat mengunyah dan menelan serta mengaitkan
lidah pada bagian sekitarnya).

( Gamabar 1.7 )

Pada bagian lidah yang berbintil-bintil disebut dengan papila


yaitu ujung saraf pengecap. Setiap bintil-bintil saraf pengecap tersebut
memiliki kepekaan terhadap rasa tertentu yang berdasarkan letaknya pada lidah.
Pada Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, pada tepi lidah untuk mengecap
rasa asin dan asam serta pada ujung lidah fungsiny untuk mengecap rasa manis

28
Sistem pengecap atau sistem gustatory terdapat di lidah. Pada lidah,
terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds.
Reseptor pada lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru setiap 10 hari
sekali. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan
permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan
papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa
makanan.Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi
tidak sensitif terhadap rasa.

Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki bentuk-bentuk tertentu,


yaitu:

1) Papilla filiformis
2) papilla fungiformis
3) papilla circumvalata

Didalam papillae terdapat banyak putting pengecap (taste buds). Setiap


putting pengecap terdiri atas dua jenis sel seperti berikut ini :

 Sel-sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol


keluar dari pengecap.
 Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel pengecap.

Sekarang diketahui ada lima rasa dasar yaitu manis, asam, asin, pahit, dan
umami. Sebuah rasa dasar adalah rasa berbeda yang khas yang tidak dapat diciptakan
meskipun dengan cara mengkombinasikan rasa-rasa lainnya. Rasa dasar umami
ditemukan di tahun 1908 oleh Dr. Kikunae Ikeda. Dia meneliti rasa dari kombu
dashi(kaldu rumput laut), dan menemukan komponen rasa utamanya adalah glutamat.
Dia menamakan rasa tersebut sebagai “umami”.

1) Manis : pada puncak atau ujung lidah.


2) Asin : pada tepi lidah (samping kiri dan kanan).
3) Asam : pada tepi lidah (samping kiri dan kanan).
4) Pahit : pada pangkal lidah.
5) Umami : rasa gurih

Fungsi lidah selain sebagai indera pengecap, yaitu untuk mengatur letak
makanan ketika dikunyah, membantu mendorong makanan ke kerongkongan (pada

29
waktu menelan) dan sebagai alat bantu dalam berbicara. Selain itu, indera lain yang
turut berperan pada persepsi pengecap adalah indera pembau. Kemampuan mengecap
seseorang tergantung pada:

 Faktor Individual, misalnya pada seseorang yang sedang sakit, maka kepekaan
mengecapnya akan berkurang.
 Nilai Ambang, misalnya seseorang yang sudah terbiasa makan makanan yang
asam, akan lebih tinggi daripada orang yang tidak biasa makan asam. Nilai
ambang ini tergantung darikebiasaan seseorang.
 Konsentrasi, misalnya pada seseorang yang makan satu mangkok garam, lama
kelamaantidak akan merasakan asin lagi seperti pertama kali memakannya.

Adapun cara memelihara indera pengecap agar tetap berfungsi adalah sebagai
berikut:

1) Jangan dibiasakan makan dan minum yang masih panas, karena akan
berpengaruh terhadapindera pengecap.
2) Menggosok gigi secara teratur untuk mengatasi terjadinya infeksi pada gigi.
3) Kurangi merokok bagi perokok berat agar tidak terjadi bercak-bercak putih pada
inderapengecap. Sebaiknya bagi perokok berhentilah merokok mulai dari
sekarang jika anda.

e. Indra Pembau ( Hidung )

( Gambar 1.8 )

Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang


mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan. Hidung sebagai

30
suatu istilah, dapat juga digunakan untuk menunjukkan ujung sesuatu, seperti
hidung pada pesawat terbang.

Berikut adalah beberapa fungsi hidung pada manusia :


 Hidung sebagai organ pernapasan
 Tempat keluar masuknya udara dalam proses pernapasan.
 Rambut-rambut di hidung menyaring udara yang masuk dari debu, kotoran,
dan partikel lainnya sebelum memasuki paru-paru.
 Menyesuaikan suhu dan kelembaban udara sehingga udara yang masuk ke
paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembab
 Fungsi Hidung sebagai indera pembau / penciuman
Penciuman adalah salah satu fungsi yang paling penting dari hidung.
Indera penciuman tidak sepenuhnya dipahami. Bau adalah komponen kunci dari
memori, daya tarik fisik dan hubungan emosional. Saraf penciuman adalah saraf
kranial yang memungkinkan komunikasi antara hidung dan otak. Kondisi,
seperti selesma, akan mengurangi rasa bau. Beberapa orang menderita kondisi
yang disebut anosmia, yang merupakan ketidakmampuan untuk mencium.
 Fungsi Hidung untuk Rasa
Meskipun rasa adalah rasa benar-benar terpisah dari bau, hidung
memainkan peran dalam cara menerima pantulan selera lidah. Aroma
makanan berperan dalam rasa. Individu dengan laporan hidung suatu
tersumbat mengalami penurunan indera pengecap.
 Fungsi Hidung untuk Suara
Udara beresonansi dalam hidung Anda mempengaruhi suara Anda.
Bentuk septum Anda juga memainkan peran dalam suara Anda. Akibatnya,
operasi pada hidung Anda juga dapat mengubah suara Anda.
Bagian-bagian hidung dapat ditelisik dari struktur morfologinya dari
luar dan dari struktur anatominya. Untuk bagian luar, morfologi hidung
terdiri dari beberapa bagian, di antaranya pangkal hidung (bridge), batang
hidung (dorsum nasi), puncak hidung (tip), ala nasi (sayap hidung),
kolumela, dan lubang hidung (nares anterior).
Sementara untuk bagian dalamnya, anatomi hidung terdiri dari
bagian-bagian yang lebih spesifik dengan fungsinya masing-masing.

1) Rongga Hidung
Rongga hidung adalah lubang tempat melekatnya beragam organ hidung
dalam menjalankan fungsinya, baik sebagai indera pembau maupun alat

31
pernapasan. Rongga hidung pada manusia dilengkapi dengan bulu hidung
yang berfungsi menyaring setiap kotoran yang masuk melalui pernapasan.
Saringan bulu hidung pada rongga hidung menghasilkan padatan yang biasa
kita kenal dengan sebutan upil. Bulu hidung penting peranannya bagi
kesehatan sistem pernapasan kita.
2) Tulang Rawan dan Tulang Nasal
Hidung dilindungi oleh 2 tulang yang letaknya terpisah. Kedua tulang tersebut
adalah tulang rawan dan tulang nasal. Tulang rawan letaknya berada di ujung
hidung, teksturnya sangat lunak dan bisa digerak-gerakan. Sementara tulang
nasal letaknya berada di antara tulang rawan dan dahi. Para petinju atau
mereka yang berprofesi sebagai atlit bela diri, kedua tulang pelindung hidung
ini umumnya akan dioperasi dan dihilangkan agar tidak membahayakan
ketika terkena pukulan.
3) Rongga Sinus
Hidung memiliki 4 rongga sinus yang letaknya terpisah-pisah. Keempatnya
yaitu sinus maksilaris (di pipi), sinus frontalis (di dahi), sinus etmoidalis
(antara kedua mata), dan sinus sfenoidalis (di belakang dahi). Rongga sinus
memiliki banyak sekali fungsi, di antaranya adalah:

 Memproduksi lendir yang mengalir ke dalam dan melembabkan hidung


dan menguras lendir hidung.
 Untuk menjaga kelembaban hidung dan udara saat seseorang bernapas.
 Menjaga pertukaran udara di daerah hidung.
 Meringankan kepala yang terasa berat.
 Melindungi organ vital.
 Memaksimalkan kualitas suara.

Lendir yang dihasilkan oleh rongga sinus selain dapat menjaga


kelembaban udara yang masuk ke paru-paru, juga dapat membantu polutan-
polutan asing seperti debu, kotoran, maupun zat kimia yang terlarut di dalam
udara yang kita hidup.

4) Bagian Bulbus Olfaktori

Dalam menjalankan fungsinya sebagai alat indera pembau, hidung


ditunjang oleh bagian yang bernama bulbus olfaktori. Bagian bagian hidung
dan fungsinya pada bagian bulbus olfaktori.

32
 Tonjolan Olfaktori, berperan dalam menerima semua impuls yang dikirim
akson dan membawanya menuju otak. Kecepatan pengiriman impuls dari
akson menuju tonjolan olfaktor hingga ke otak sangat luar biasa. Inilah yang
membuat kita dapat menerjemahkan suatu bau saat pertama kali menghirup
udara.
 Akson, merupakan sel saraf pengubung yang mengangkut impuls hasil kerja
saraf pembau. Impuls atau informasi yang diterima saraf pembau berupa
informasi tentang seperti apa aroma atau bau dari udara yang terhirup oleh
hidung. Ukuran akson di hidung satu micrometer (1μm).
 Saraf Pembau, adalah reseptor yang menerima stimulus dari gas yang
dihirup. Bagian ini terdiri atas 7 macam sel reseptor yang mampu mengenali
lebih dari 400 macam aroma. Pada anjing, saraf pembau memiliki lebih
banyak sel reseptor. Inilah yang menyebabkan anjing dapat mencium aroma
dalam tingkatan yang lebih spesifik dan banyak. Kemampuan anjing dalam
menerjemahkan sebuah bau digunakan dalam dunia kepolisian untuk
mengenali jejak-jejak pelaku kejahatan.
 Silia, bulu hidung di bagian rongga hidung luar memiliki ukuran yang besar.
Semakin ke dalam, bulu-bulu ini akan memiliki ukuran yang lebih halus dan
kecil. Bulu hidung inilah yang disebut dengan silia (cilia). Selain berfungsi
menyaring partikel yang terlewatkan oleh bulu hidung.

 Nasofaring, berasal dari 2 kata, yakni naso yang artinya hidung dan faring
yang artinya tenggorokan. Oleh karena itu, nasofaring adalah bagian sistem
pernapasan yang menghubungkan hidung dan tenggorokan. Saat tersedak,
bagian inilah yang menstimulasi rasa sakit pada hidung.

Beberapa penyakit dan kelainan pada hidung antara lain sebagai


berikut :

1) Salesma (Cold) dan Influenza (Flu)

Influenza adalah kondisi alat pernafasan yang terinfeksi virus.


Umumnya menyebabkan batuk, pilekm sakit leher, dan terkadang panas
atau sakit persendian yang disertai dengan pusing. Pada anak kecil, biasanya
disertai dengan gejala mencret ringan.

Sebaiknya hindarilah penggunaan penicillin, tetracyline, atau


antibiotik lainnya, karena obat jenis ini tidak dapat menyembuhkan penyakit

33
influenza, san justru akan menimbulkan bahaya. Penyakit Influenza ini
hampir selalu sembuh dengan sendirinya tanpa obat, anda hanya perlu
melakukan beberapa hal sederhana berikut ini ketika sedang mengalami
penyakit influenza:

 Hindari minuman dingin dan selalu konsumsi air hangat


 Istirahatlah yang cukup
 Jika mengalami panas dan skit kepala, cukup konsumsi aspirin atau
acetaminiphen
 Untuk penyaki influenza ini tdiak ada pantangan khusus, dan bagi
penderitanya sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin C.
 Jika mengalami sakit tenggorokan atau sakit leher, berkumurlah dengan air
hangat.

Jika penyakit influenza ini berlangsung lebih dari 1 minggu atau


menimbulkan panas, batuk, lendir, sampai sakit dada, maka kemungkinan
penderita tersebut mengalami radang cabang tenggorokan (bronchitis) atay
radang paru-paru (penumonia).

2) Peradangan hidung akibat alergi (Rhinitis Allergica)

Penyakit ini bisa disebabkan karena adanya reaksi alergi pada hidung
karena masuknya substansi asing dalam saluran tenggorokan. Anda juga bisa
menggunakan antihistamin seperti chlorpheniramine, dimenhydrinate sebagai
pencegah. Sebelumnyam, ketahuilah terlebih dahulu penyebab terjadinya
alergi yang dialami apakah karena debu, bulu ayam, jamur, tepung, sari bunga
atau alergi yang disebabkan oleh alergen lainnya.

3) Hidung tersumbat dan pilek

Alergi atau salesma bisa menjadi penyebab hidung tersumbat atau


pilek. Pada anak-anak, banyaknya lendir dalam hidung bisa menyebabkan
infeksi telinga. Sedangkan pada orang dewasa, lendir berlebihan dapat
mengakibatkan gangguan sinus atau peradangan dan berlangsung lama di
dalam rongga tulang yang berhubungan dengan hidung.

Cara mengatasi:

34
 Menaruh uap air panas di dekat badan dan menghirupnya, dengan cara
demikian maka akan dapat melegakan hidung yang tersumbat
 Jangan menghembuskan ingus kuat-kuat karena bisa menimbulkan sakit
telinga bahkan sampai infeksi sinus.
 Jika sering mengalami sakit telinga atau gangguan sinus kita dpat
mencegahnya dengan memakai tetes hidung decongestan seperti
phenylprine.

2.2.2 Hubungan Sistem Panca Indera dengan Proses Reproduksi Wanita

Ujung saraf di kulit dan subkutan berespon terhadap stimulus erotik dan
berkontribusi terhadap kepuasan seksual. Gerakan menghisap bayi pada puting susu
ibu menstimulasi ujung saraf di kulit dan menyebabkan keluarnya ASI.
Kelenjar susu (modifikasi dari kelenjar keringat) memproduksi ASI. Kulit
mengalami pelebaran (hiperplasia) selama kehamilan terkait pertumbuhan fetus.
Hormon-hormon seks mempengaruhi distribusi rambut, sel adiposa dan
perkembangan kelenjar payudara. Jika seorang wanita tidak menghasilkan estrogen
dan progesteron antara lain kulit menjadi kering, menipis, keriput, kuku rapuh, gatal-
gatal, mata kering, selaput lendir pada mulut kering dan mudah terjadi luka, mukosa
vagina menjadi kering sehingga sakit saat berhubungan.
Pada masa kehamilan, hormon melanotropik yang bersirkulasi meningkat
selama kehamilan akibat peningkatan produksi molekul prekursor POM-C. MSH
meningkatkan wana kulit menjadi lebih gelap di daerah pipi (kloasma/topeng
kehamilan) dan warna yang lebih gelap pada darah linea alba, yaitu suatu garis yang
sedikit berpigmen pada kulit dari umbilikus sampai pubis. Rambut juga dapat
mengalami kerontokan akibat sinkronisasi siklus pertumbuhan folikel rambut selama
kehamilan. Hubungan sistem reproduksi dengan sistem integumen juga dipengaruhi
oleh hormon estrogen dan progesteron. Gangguan yang dapat terjadi pada sistem
integumen jika seorang wanita tidak menghasilkan estrogen dan progesteron antara
lain kulit menjadi kering, menipis, keriput, kuku rapuh, gatal-gatal, mata kering,
selaput lendir pada mulut kering dan mudah terjadi luka, mukosa vagina menjadi
kering sehingga sakit saat berhubungan. Rambut menipis dan tumbuh bulu diatas
bibir.
Pada reproduksi pria, terdapat perbedaan kulit pada penis yang di sirkumsisi
dan yang tidak di sirkumsisi. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan
(preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis. Selain itu, saat

35
memasuki usia pubertas terjadi perubahan pada sistem integumen diantaranya
tumbuhnya rambut pada daerah aksila dan pubis, serta terdapat kumis, jenggot, bulu
dada, dan bulu kaki yang lebih lebat. Hal ini dipengaruhi oleh hormon testosteron dan
genetik.
Testosterone menigkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dsn meningkstksn
kesasaran jaringan subkutan. Testosterone juga meningkatkan kecepatan sekresi
beberapa atau mungkin semua kelenjar sebasea tubuh. Yang paling penting adalah
kelebihan sekresi oleh kelenjar sebasea wajah, karena hal tersebut dapat
menyebabkan akne. Oleh karena itu, akne merupakan salah satu, gambaran umum
dari remaja pria ketika tubuh pertama kali mengenali peningkatan sekresi
testosterone.
Baik pada anak laki-laki maupun perempuan mengalami perubahan kulit,
kelenjar minyak menjadi lebih aktif, yang menyebabkan jerawat dan bintik hitam.
Kelenjar keringat menghasilkan keringat lebih banyak yang menyebabkan bau badan.
Pembuluh-pembuluh darah kulit berdilatasi sebagai respon terhadap rangsangan
emosional, yang menyebabkan blusing (kemerahan).

36
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di dalam makalah ini dapat di ambil kesimpulan bahwa , sistem –
sistem di dalam tubuh manusia dalam kinerjanya saling bekerja sama antara satu dengan yang
lain. Jika salah satu sistem dalam tubuh manusia mengalami gangguan atau hambatan maka
tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi kinerja dari sistem yang lain, inilah yang
menunjukan adanya keterkaitan antar sistem dalam tubuh manusia . Tertera di dalam makalah
ini kami membahas tentang Hubungan Sistem Reproduksi dengan Sistem lainnya , dimana
ketika sistem lain mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada proses sistem
reproduksi manusia begitu pula sebaliknya.

3.2 Saran
Agar pembaca dapat mengetahui sistem apa saja yang terlibat di dalam sistem
reproduksi , dan sistem apa yang berhubungan pada sistem reproduksi pada saat sistem
reproduksi pada manusia mengalami gangguan ataupun sebaliknya. Serta pembaca dapat
mengetahui dan dapat menanggulangi supaya komplikasi lain tidak terjadi.

37
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu

http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit

http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik

http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htm

http://ayubenjamin1202.blogspot.co.id/2013/03/hubungan-sistem-reproduksi-dengan.html

http://bit.ly/fxzulu

http://belajaraskep.blogspot.com/2011/03/anatomi-kulit.html#ixzz3o7EWIF6B

http://veraendang.blogspot.co.id/p/pengaturan-dan-terjadinya-peningkatan.html

http://majalah1000guru.net/2014/03/demam-apakah-selalu-merugikan/

38

Anda mungkin juga menyukai