Anda di halaman 1dari 8

Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah ukuran objek, derajat kontras di

antara objek dan sekelilingnya, luminensi (brightness) dari lapangan penglihatan, yang
tergantung dari pencahayaan dan pemantulan pada arah sipengamat, serta lamanya melihat.
Faktor ini dapat mengimbangi satu sama lainnya, misalnya suatu objek kontras kurang dapat
dilihat, apalagi objek tersebut cukup besar atau bila pencahayaan cukup baik.

Upaya mata yang melelahkan menjadi sebab kelelahan mental. Gejala-gejalanya meliputi
sakit kepala, penurunan kemampuan intelektual, daya konsentrasi dan kecepatan berpikir lebih
dari itu bila, bila pekerja mencoba mendekatkan matanya terhadap objek untuk memperbesar
ukuran benda, maka akomodasi lebih dipaksa, dan mungkin terjadi penglihatan rangkap atau
kabur.

Ketajaman penglihatan berkurang menurut bertambahnya usia,pada tenaga kerja Perbaikan


kontras lebih dari 40 tahun, fisus jarang ditemukan 6/6, melainkan berkurang. Maka dari itu,
kontra dan ukuran benda perlu lebih besar untuk melihat dengan ketajaman yang sama.
Perbandingan ukuran benda untuk orang berusia lebih dari 40 tahun dapat dihitung dari: R= 2.5-
0.05x, dari itu perlu pembesaran objek, kontras dan pencahayaan yang jelas.

Pencegahan kelelahan mental oleh upaya mata yang berlebihan maka perlu diusahakan
beberapa cara berupa:

Cara ini termudah dan tersederhana, serta dilakukan dengan memilih latar penglihatan yang
tepat. Namun kontras selalu ditentukan oleh sifat-sifat bahan yang tidak dapat diubah atas
permintaan tenaga kesehatan.

a. Meninggikan pencahayaan

Biasanya pencahayaan harus sekurang-kurangnya 2x dibesarkan. Dalam hal, masih perlu


dipakai lampu-lampu di daerah kerja untuk lebih memudahkan penglihatan.

b. Pemindahan tenaga kerja dengan visus yang setinggi-tingginya.

Shift kerja malam terutama diperuntukkan bagi tenaga kerja yang berusia muda, sedangkan
pekerja dengan usia yang lebih tinggi dapat ditempatkan pada pekerjaan yang kurang
memerlukan ketelitian atau dapat pula digunakan alat-alat pembesar untuk melihat objek dengan
mudah.

Alat-alat yang memperbaiki kerugian ini adalah semacam televisi dengan pembesaran.
Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memungkinkan tenaga kerja melihat
pekerjaannya dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta membantu terciptanya
lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan.

Sifat-sifat dari pencahayaan yang baik ditentukan oleh:

a. Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan


b. Pencerahan kesilauan

c. Arah sinar

d. Warna

e. Panas pencahayaan terhadap keadaan lingkungan

Jika pencahayaan buruk akan berdampak negatif langsung terhadap para pekerjanya para
pekerjanya berikut akibat-akibat dari pencahayaan yang buruk:

a. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja

b. Kelelahan mental

c. Keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata

d. Kerusakan alat penglihatan

e. Meningkatkan kecelakaan

2. PENILAIAN PENCAHAYAAN

Penilaian pencahayaan,menggunakan alat ukur light meter untuk mengukur intensitas cahaya.
Alat ini terdiri atas sebuah fotosel sensitif yang menimbulkan arus listrik pada cahaya jatuh pada
permukaan sel ini. Pengukuran intensitas pencahayaan perlu dilakukan meliputi intensitas
pencahayaan umum dan lokal.Pada pencahayaan umum perlu dilakukan di seluruh ruangan
tempat kerja termasuk mesin dan ruangan kosong. Pada pencahayaan lokal dilakukan
pengukuran di tempat (obyek)yang ingin diketahui intensitasnya.

Pengendalaian pencahayaan dapat dilakukan secara teknis dan administratif. Pengendalian


secara teknis meliputi peningkatan kebersihan instalasi pencahayaan tempat kerja (termasuk
lampu), pengaturan warna dan dekorasi tempat kerja, pemanfaatan cahaya alami semaksimal
mungkin, dan pemanfaatan pencahayaan lokal pada jenis pekerjaan tertentu.

3.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PENCAHAYAAN

Pada sistem pencahayaan terdapat beberapa faktor mempengaruhi kualitas pencahayaan yang
harus diperhitungkan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor pemeliharaan, faktor absorpsi,
faktor refleksi, serta koefisien pemakaian.

Faktor pemeliharaan = Kuat pencahayaan normal pada instalasi lama

Kuat pencahayaan normal pada instalasi baru


Penggunaan lampu untuk waktu yang lama akan terjadi penurunan (depresiasi) arus
cahayanya. Kondisi ini dipengaruhi pula oleh debu atau kotoran yang lainnya yang menempel
pada permukaan lampu. Hal itu yang menyebabkan bahwa pemeliharaan kebersihan lampu
sangat berpengaruh terhadap kualitas pencahayaan. Besar faktor pemeliharaan berkisar antara 0,4
hingga 0,8. Sehingga diperlukan adanya pembersihan lampu secara berkala.

Faktor absorbsi = Arus cahaya bersih setelah terjadi absorbsi

Arus cahaya total yang dipancarkan sumber

Faktor absorpsi berkisar antara 0,5 hingga 1. Makin bersih udara pada area pencahayaan makin
besar faktor absorpsinya. Arus cahaya yang sampai pada permukaan benda tidak semuanya
diserap ataupun dipantulkan. Karena ada suatu faktor yang harus diperhitungkan, yaitu faktor
refleksi atau faktor pantulan.

Faktor refleksi = Arus cahaya yang dipantulkan

Arus cahaya yang sampai pada permukaan

4. JENIS-JENIS PENCAHAYAAN

Cahaya dari suatu sumber cahaya tidak selalu dipancarkan secara langsung ke suatu objek
pencahayaan atau bidang kerja. Menurut IES terdapat 5 (lima) klasifikasi pemancaran cahaya
dari sumber cahaya, yaitu pencahayaan tak langsung, pencahayaan setengah tak langsung,
pencahayaan menyebar, pencahayaan setengah langsung, dan pencahayaan langsung.

4.1. Pencahayaan Tak Langsung

Pada pencahayaan tak langsung 90% hingga 100% cahaya dipancarkan ke langit-langit
ruangan sehingga yang dimanfaatkan pada bidang kerja adalah cahaya pantuan. Pancaran cahaya
pada pencahayaan tak langsung dapat pula dipantulkan pada dinding sehingga cahaya yang
sampai pada permukaan bidang kerja adalah cahaya pantulan dari dinding. Kalau bidang
pantulnya langit-langit maka kuat pencahayaan pada bidang kerja dipengaruhi oleh faktor
refleksi langit-langit seperti ditunjukkan gambar di bawah ini. Untuk keperluan itu lampu
umumnya digantung.

Sumber cahaya digantungkan atau dipasangkan setidak-tidaknya 45,7 cm di bawah langit-langit


tinggi ruangan minimal 2,25 m. Selain itu, sumber cahaya dapat dipasang pada bagian tembok
dekat langit-langit yang cahayanya diarahkan ke langit-langit.

4.2. Pencahayaan Setengah Tak Langsung

Pada pencahayaan setengah tak langsung 60% hingga 90% cahaya diarahkan ke langit-langit.
Distribusi cahaya pada pencahayaan ini mirip dengan distribusi pencahayaan tak langsung tetapi
lebih efisien dan kuat penerangannya lebih tinggi. Perbandingan kebeningan antara sumber
cahaya dengan sekelilingnya tetap memenuhi syarat tetapi pada pencahayaan itu timbul
bayangan walaupun tidak jelas.

Pencahayaan setengah tak langsung digunakan pada ruangan yang memerlukan modeling
shadow. Penggunaan penerangan setengah tak langsung adalah pada toko buku, ruang baca, dan
ruang tamu.

4.3. Pencahayaan Menyebar (Difus)

Pada pencahayaan difus maka distribusi cahaya ke atas dan bawah relatif merata yaitu berkisar
40% hingga 60%. Perbandingan ini tidak tepat masing-masing 50% karena armatur yang
berbentuk bola yang digunakan ada kalanya ada terbuka pada bagian bawah atau atas. Armatur
terbuat dari bahan yang tembus cahaya, antara lain kaca embun, fiberglass, plastik. Penggunaan
pencahayaan difus antara lain pada empat ibadah.

4.4. Pencahayaan Setengah Langsung

Pencahayaan setengah langsung maka 60% hingga 90% cahayanya diarahkan ke bidang kerja
sedangkan selebihnya diarahkan ke langit-langit. Sehingga pencahayaan jenis ini cukup efisien.
Pemakaian pencahayaan setengah langsung terdapat pada kantor, kelas, toko, serta tempat
lainnya.

4.5. Pencahayaan Langsung

Pencahayaan langsung memancarkan cahaya berkisar 90% hingga 100% ke bidang kerja. Para
pencahayaan langsung akan terjadi efek terowongan (tunneling effect) pada langit-langit yaitu
tepat di atas lampu terdapat bagian yang gelap. Pencahayaan langsung dapat dirancang menyebar
atau terpusat, tergantung reflektor yang digunakan.

Kelebihan pada pencahayaan langsung adalah efisiensi pencahayaan tinggi, memerlukan sedikit
lampu untuk bidang kerja yang luas.

FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM PENCAHAYAAN

5.1. Luminensi

Luminensi (luminance) adalah terangnya suatu permukaan. Satuan luminance adalah apostilb
(ASB) atau stilb(SB).

1 ASB = 0,32 candela/m²

1 SB = 10.000 candela/m²

Apostilb (ASB) biasanya digunakan untuk menunjukkan luminance dari dinding, meja, kursi,
atau luminance permukaan benda. Sedangkan stilb (SB) digunakan untuk menunjukkan power
dari sumber cahaya. Luminance beberapa sumber cahaya adalah bulan = 0,25 stilb; langit cerah
= 0,4 stilb; lilin menyala = 0,7-0,8 stilb; lampu TL = 0,45-0,65; dan lampu pijar = 70-1000 stilb.

Luminance = Reflektifity x Ilumination

Luminensi lapangan penglihatan yang terbaik adalah dengan kekuatan terbesar di tengah
pada daerah kerja dilakukan. Perbandingan terbaik adalah 10 : 3 : 1 dari luminensi pusat, daerah
sekitar pusat, dan lingkungan luar sekitarnya. Dapat dibayangkan, betapa sukarnya mengatur
pembagian Luminensi bagi sejumlah pekerja yang berada dalam satu ruang yang sama. Dalam
setiap hal, Luminensi tidak boleh berbeda melalui perbandingan 40 : 1, baik dilapangan
penglihatan pekerjaa, maupun terhadap lingkungan luar.

Jika perbandingan penyebaran Luminensi pada lapangan penglihatan tidak dipenuhi seperti
diuraikan maka kemungkinan akan terjadi kesilauan. Terdapat beberapa jenis dari kesilauan,
tetapi semuanya dikarenakan keterbatasan kemampuan penglihatan. Kepekaan retina seluruhnya
selalu menyesuaikan dengan Luminensii rata-rata, sehingga pada lapangan penglihatan dengan
Luminensi berbeda mungkin retina terlalu peka untuk Luminensi tinggi, tetapi sangat kurang
peka untuk daerah yang samar-samar. Jika perbedaan demikian menyolok maka akan terjadi
pengurangan kemampuan melihat dikarenakan mata tidak nyaman terhadap Luminensi rendah,
peristiwa itu disebut kesilauan cacat baik namun mata tidak nyaman akibat selalu tertarik oleh
bagian yang lebih terang maka kesilauan tersebut disebut kesilauan yang mengganggu.

5.2. Kontras

Kontras adalah perbedaan derajat terang relatif antara objek dan sekitarnya.

L1 – L2

Kontras = L1

Dimana :

L1 = the brighter of contrasting object

L2 = the draker of contrasting object

Reflectance adalah persentase cahaya yang dipantulkan oleh suatu permukaan, misalnya kertas
putih mempunyai kemampuan pemantulan cahaya 70% - 80%, sedangkan kertas warna hitam
mempunyai kemampuan pemantulan cahaya 1% - 2%. Medan penglihatan adalah daerah yang
terlihat oleh mata jika mata dan kepala dalam keadaan tidak bergerak. Akomodasi adalah
kemampuan mata untuk memfokuskan objek yang berada pada jarak yang paling dekat sampai
tak terhingga.
5.3. Ketajaman Penglihatan

Ketajaman penglihatan adalah kemampuan mata untuk membedakan bagian detail dari objek
permukaan yang halus. Ketajaman penglihatan akan bertambah bersamaan dengan meningkatnya
tingkat Luminensi pada medan penglihatan, dan mencapai puncaknya pada 5000 apostilb.
Luminensi 1 – 5000 apostilb akan meningkatkan ketajaman penglihatan lebih dari 150 %.
Ketajaman penglihatan bertambah bersamaan dengan meningkatnya perbedaan luminensi antara
objek dan lingkungan sekitarnya. Ketajaman penglihatan akan lebih baik jika objek yang diamati
berwarna gelap dan berlatar belakang terang.

5.4. Kesilauan

Selain sumber cahaya maka pemantulan sinar oleh permukaan juga dapat menjadi dapat
menjadi penyebab kesilauan. Permukaan – permukaan sebagian perlu mengkilap untuk membuat
lingkungan lebih hidup tetapi dijaga terjadinya kesilauan yang mungkin menganggu.

Silau disebabkan cahaya berlebihan, baik yang langsung dan sumber cahaya atau hasil pantulan
kearah mata pengamat. Silau berpengaruh terhadap mata, yaitu ketidakmampuan mata merespon
cahaya dengan baik ( disability glare ), atau menyebabkan perasaan tidak nyaman (discomfort
glare) karena manik mata harus memicing disebabkan oleh kontras yang berlebihan.

Pencegahan kesilauan dilakukan dengan :

a. Pemilihan lampu secara tepat, yang tidak menjadi menjadi perlambang kedudukan
seseorang, melainkan dimaksudkan untuk pencahayaan yang baik.

b. Penempatan sumber – sumber cahaya terhadap meja dan mesin juga diperhitungkan letak
jendela.

c. Penggunaan alat – alat pelapis yang tidak atau mengkilap ( untuk dinding, lantai, meja, dan
lain – lain )

d. Penyaringan sinar matahari langsung.

e. Kesilauan akibat lampu mobil malam hari umumnya diketahui oleh siapapun. Dalam
bangunan, kesilauan dapat ditimbulkan oleh sumber cahaya, permukaan mengkilap.

Arah pencahayaan sangat penting di mana sumber-sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat
berguna dalam mengatur pencahayaan secara baik. Sinar-sinar dari berbagai arah meniadakan
gangguan oleh bayangan. Pencahayaan dengan lampu ini misalnya sangat tepat pada posisi
menggambar di atas permukaan mata. Untuk melihat benda-benda tridiminsionil diperlukan
pencahayaan dari satu arah, maka dari itu pengecekan tekstil atau logam dilakukan dengan
pencahayaan demikian.

5.6. Warna
Warna pencahayaan dan komposisi spektrumnya sangat pentig dalam memperbandingkan dan
mengkombinasikan warna-warna. Wajah lingkungan di kantor atau tempat kerja tergantung dari
dekorasi dan pencahayaan. Hal ini merupakan keahlian seorang arsitek atau ahli dekorasi.
Adapun faktor-faktor penentu adalah :

1. Pembagian Luminensi ; jika mungkin terbesar setengah lapangan penglihatan, permukaan-


permukaan berwarna menengah.

2. Pencegahan kesilauan; Sumber-sumber cahaya yang terpilih, pengaturan meja dan mesin,
tak seorang pun menghadap ke jendela.

3. Warna –warni dari tempat kerja tergantung dari dari pencahayaan yang dipakai. Tak
seorang pun ingin make-upnya kelihatan lain akibat pencahayaan yang tidak biasa dipakai.

4. Penggunaan sinar matahari dan pencahayaan buatan menyebabkan masalah-masalah khusus.


Beberapa pencahayaan buatan hampir mirip betul dengan pencahayaan alam, tetapi banyak pula
yang tidak demikian.

Bangunan-bangunan modern dengan jendela besar dari kaca bermaksud memasukkan


pencahayaan alam sebanyak-banyaknya sebesar 50%. Nilai pantulan (reflectance values) yang
dianjurkan adalah sebagai berikut:

No Deskripsi

1. Langit-langit

2 Dinding

3 Meja, kursi, mesin

4 Lantai

Tabel 1 : Nilai Pantulan Cahaya

6. STANDAR KUAT PENCAHAYAAN

Aspek pencahayaan menentukan kebutuhan lampu demikian pula teknik instalasi pencahayaan
dan perawatannya. Rekayasa pencahayaan dan faktor pemakai perlu diperhitungkan agar dapat
kualitas pencahayaan yang memadai. Faktor yang menentukan kualitas pencahayaan adalah: kuat
pencahayaan (lux); distribusi cahaya, silau seminimal mungkin; arah pencahayaan dan tata letak
lampu; warna cahaya dan efek pencahayaan.
KESIMPULAN

Pencahayaan diperlukan manusia untuk mengenali suatu objek secara visual dimana organ tubuh
yang mempengaruhi penglihatan adalah mata, syaraf, dan pusat syaraf penglihatan di otak.
Penilaian pencahayaan,menggunakan alat ukur light meter untuk mengukur intensitas cahaya.

Pada sistem pencahayaan terdapat beberapa faktor mempengaruhi kualitas pencahayaan yang
harus diperhitungkan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor pemeliharaan, faktor absorpsi,
faktor refleksi, serta koefisien pemakaian.

Cahaya dari suatu sumber cahaya tidak selalu dipancarkan secara langsung ke suatu objek
pencahayaan atau bidang kerja. Menurut IES terdapat 5 (lima) klasifikasi pemancaran cahaya
dari sumber cahaya, yaitu pencahayaan tak langsung, pencahayaan setengah tak langsung,
pencahayaan menyebar, pencahayaan setengah langsung, dan pencahayaan langsung.

Faktor yang berkaitan dengan pencahayaan meliputi: 1). Luminasi adalah terangnya suatu
permukaan 2). Kontras yaitu adalah perbedaan derajat terang relatif antara objek dan sekitarnya.
3). Ketajaman penglihatan adalah kemampuan mata untuk membedakan bagian detail dari objek
permukaan yang halus. 4). Silau disebabkan cahaya berlebihan, baik yang langsung dan sumber
cahaya atau hasil pantulan kearah mata pengamat. 5). Arah pencahayaan sangat penting di mana
sumber-sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur pencahayaan
secara baik. 6). Warna pencahayaan dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam
memperbandingkan dan mengkombinasikan warna-warna.

Referensi:

- Tigor Tambunan (2007). Personal Protective Equi[ment. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

-
http://www.academia.edu/4056883/Pencahayaan_merupakan_salah_satu_faktor_untuk_mendapa
tkan_keadaan_lingkungan_yang_aman_dan_nyaman_dan_berkaitan_erat_dengan_produktivitas
_manusiadi unduh tanggal 28 Januari 2015

- https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/06/sistem-dan-standar-pencahayaan-
ruang/diunduh tanggal 28 januari 2015

- http://armikopratama.blogspot.com/2012/10/pencahayaan-ruangan.htmldiunduh tanggal 28
januari 2015

- http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/6226 tgl.3peb. 2015

Anda mungkin juga menyukai