Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Harpodon Borneo Vol.9. No. 2. Oktober.

2016 ISSN : 2087-121X

KAJIAN POTENSI PENINGKATAN PERMUKIMAN DI KAWASAN PESISIR


DAMPAK ABRASI DENGAN PEMANFAATAN INDERAJA
(Studi kasus : Pantai wisata Binalatung, Kota Tarakan)

Eko Prihartanto1), Muhamad Roem2)


1)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan
2)
Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan,
Jl. Amal Lama No.1, Tarakan. Kalimantan Utara. 77123.
1)
Email: Eqho.prihartanto@gmail.com

ABSTRACT

The Tarakan island is geographically surrounded by seas has the potential to damage by
abrasion. Potential occurring in areas affected by abrasion thus reducing the total land
area. Reduced land area has caused difficulties in the development of human space
activities in the activity. The coastal area as an area predominantly inhabited by
fishermen to settle because it was easy access to the sea. Another advantage of the
coastal region has a panoramic coastal give more value from the tourism sector, it is
attracting tourists to visit. Tarakan city have coastal of binalatung to tourist attractions
as the beach, which is located in the Eastern city of Tarakan. Attraction area is exposed
to abrasion so interesting for the case study research done on the impact of the erosion of
the settlement. The study was conducted using remote sensing Google Earth, to the extent
that it has impacted the analysis of abrasion, and the condition of the settlement around
the attraction. Results obtained in the form of reviews the impact of the area exposed to
abrasion with increased abrasion settlement that makes the area a tourist area.

Keywords : Abrasion, Google Earth, Settlement.

PENDAHULUAN Kawasan ini sebelum tahun 2013 belum


ramai pengunjung wisatawan. Permukiman
Kota tarakan memiliki letak yang di daerah ini pun masih tergolong jarang.
strategis sebagai kota yang berkembang di Sepanjang pantai di kawasan pantai
wilayah Kalimantan utara, selain itu juga binalatung terkena dampak abrasi, hal ini
memiliki garis pantai dengan panjang terus terjadi sampai saat ini. Abrasi yang
kurang lebih 65 Km mengelilingi pulau terjadi mengakibatkan daerah daratan
Tarakan. Daerah pesisir yang dominan menjadi landai dikarena majunya garis
dihuni oleh para nelayan sebagai aktifitas pantai. Luas daerah daratan di pesisir mulai
kegiatan melaut, bertani rumput laut, dan berkurang, diikuti dengan genangan yang
melakukan kegiatan sehari-hari lainnya. terbentuk dari gelombang laut.
Permukiman di daerah pesisir memiliki Permukiman di daerah tersebut juga sangat
potensi untuk menjadi kawasan wisata, minim.
dimana dapat meningkatkan pendapatan Akibat dari abrasi membentuk pantai
masyarakat disekitarnya. Adapun salah satu landai yang memiliki pemandangan indah
kawasan objek wisata pantai di daerah didukung dengan kondisi tepi pantai
timur Kota Tarakan adalah pantai berpasir dan pepohonan rindang. Kawasan
Binalatung yang terletak pada kelurahan pantai ini mulai ramai semenjak daerah
pantai amal, kecamatan Tarakan Timur.

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016 123


Kajian Potensi Peningkatan Permukiman… (Eko Prihartanto & Muhamad Roem)

abrasi ini dikelola masyarakat sekitar. Di Crimmins and Orr 2005 dalam Christensen,
sisi lain dampak abrasi ini mengikis daratan et al., 2011). Penggunaan penginderaan
sehingga berkurangnya luas wilayah darat, jauh ini untuk mendapatkan sumber data
dan pengaruhnya terhadap jumlah utama melalui citra pada GE selanjutnya
permukiman. Sehingga akan diteliti untuk mendapatkan luasan lahan pada
bagaimana peningkatan permukiman daerah kawasan tersebut dengan mengakses
didaerah yang memiliki dampak abrasi halaman website: Earthpoint.us dan
dengan menggunakan penginderaan jauh melakukan observasi lapangan.
Google Earth (GE).
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
Hasil interpretasi citra dari
Pembagian objek yang diteliti yaitu penggunaan penginderaan jauh GE untuk
luas lahan pada daratan dan permukiman mengidentifikasi luas daratan dan
pada kawasan wisata pantai binalatung, dan permukiman disekitar kawasan wisata
waktu yang digunakan dalam pantai binalatung. Identifikasi akan
penginderajaan jauh GE dengan melihatkan perbandingan dari tahun ke
membandingkan luasan masing-masing tahun dapat dilihat, sebagai berikut :
yaitu pada tahun 2014, dan tahun 2015.  Perbandingan yang didapat dari
Penelitian ini dilakukan dengan bantuan pengambilan citra GE mengambil tahun
penginderaan jauh GE dengan posisi 2001 dimana pantai belum terkena abrasi
koordinat objek secara geografis pada tahun tersebut juga belum banyak
3°19'10.37"N untuk Latitude dan permukiman disekitar kawasan. Tahun
117°39'29.82"E untuk Longitude untuk 2015 terkena dampak abrasi dan
lokasi objek pantai wisata Binalatung. genangan air juga ada yang menjorok ke
Bentuk lahan dilakukan dengan cara dalam daratan akibat gelombang laut
digitasi layar (on screen digitizing) sehingga terkesan membelah daratan
berdasarkan unsur dasar pengenalan citra. yang sekarang menjadi kawasan wisata
Keunggulan pemetaan secara digital dapat pantai Binalatung serta mulai banyaknya
mempercepat dan lebih akurat dan permukiman.
meningkatkan manajemen data (Mau-

Gambar 1. Tahun 2001 sebelum abrasi Gambar 2. Tahun 2015 sesudah abrasi

124 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016


Jurnal Harpodon Borneo Vol.9. No. 2. Oktober. 2016 ISSN : 2087-121X

Gambar 3. Pengambilan citra GE pada Gambar 4. Pengambilan citra GE pada


Tahun 2014 Tahun 2015

 Pada tahun 2014 dari hasil pengamatan daratan 25837 m2 dengan Luas
citra GE untuk daerah wisata Binalatung permukiman 871 m2.
didapat panjang garis pantai 1240 m.  Dari perbandingan citra GE tahun 2014
Luas daratan 24737 m2 dengan Luas dan tahun 2015 didapat bahwa sepanjang
permukiman 378,3 m2. Pada tahun 2015 tahun 2014 sampai 2015 dari proses
dari hasil pengamatan citra GE untuk abrasi terjadi perluasan lahan pada
daerah wisata Binalatung didapat kawasan wisata pantai Binalatung.
panjang garis pantai 1487 m. Luas

Tabel 1. Perbandingan Hasil Citra GE


Tahun 2014 Tahun 2015 Perbandingan Keterangan
Terjadi penambahan panjang
Garis Pantai 1240 m 1487 m 247 m
garis pantai 19,92 %
Penambahan Luas Daratan
Luas Daratan 24737 m2 25837 m2 1100 m2
sebesar 4.45 %
Luas Peningkatan permukiman
378,3 m2 871 m2 492.7 m2
Permukiman 130.24 %

Tabel 1 menjelaskan hasil dari citra


GE bahwa abrasi membentuk pantai wisata KESIMPULAN
Binalatung selama tahun 2014 sampai
tahun 2015 dengan penambahan luas Berdasarkan dari kajian yang telah
daratan sebesar 4.45% diikuti dengan dilakukan didapatkan kesimpulan, sebagai
panjang garis pantai meningkat 19.92%. berikut:
Daya Tarik wisatawan ke pantai wisata 1. Panjang garis pantai pada kawasan
binalatung menyebabkan meningkatnya pesisir Binalatung pada tahun 2015
permukiman dengan melonjak sebesar mengalami perpanjangan garis pantai
130.24%. 19,92% dengan diikuti oleh
meningkatnya luas daratan sebesar
4.45% hal ini dimanfaatkan penduduk
lokal untuk tempat wisata.
2. Peningkatan jumlah pengunjung dari
pantai wisata Binalatung ini

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016 125


Kajian Potensi Peningkatan Permukiman… (Eko Prihartanto & Muhamad Roem)

mengundang penduduk lokal untuk (Studi Kasus di Desa Bedono, Sayung


mendirikan permukiman, hal ini dapat Demak) . Prosiding Seminar
dilihat dari di tahun 2015 didapat Nasional Pengelolaan Sumberdaya
peningkatan luas permukiman sebesar Alam dan Lingkungan 2013.
130.24%. Semarang.
Kesimpulan ini diharapkan peran
pemerintah untuk mengawasi wilayah yang Tufaila, M., Karim, J., & Alam, S. (2012).
terdampak abrasi, dan mengontrol Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan
permukiman warga yang terus meningkat di Sistem Informasi Geografis Untuk
daerah pesisir Binalatung, pemerintah Pemetaan Bentuk lahan Di Das
diharapkan melakukan upaya-upaya dalam Moramo. JURNAL AGROTEKNOS ,
mengelola daerah pesisir yang 2, 9-20.
berkelanjutan.
Undang-undang Nomor 1 tahun 2011
DAFTAR PUSTAKA Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
Arita, D., & Pranolo, A. (2014).
Pemanfaatan Aplikasi Google Earth Undang-undang Nomor 1 tahun 2014 pasal
Sebagai Media Pembelajaran 1 angka ke 2 tentang Perubahan atas
Gografis Menggunakan Metode Undang-undang Nomor 27 Tahun
Image Enhancement. Simposium 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Nasional RAPI XIII. Surakarta. Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Damaywanti, K. (2013). Dampak Abrasi Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009


Pantai terhadap Lingkungan Sosial tentang kepariwisataan.

126 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai