Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR FILSAFAT

“TOKOH FILSAFAT KONTEMPORER “NOAM CHOMSKY””

DOSEN : YADI SUPRIYADI, M.PHIL.,M.I.KOM

Diajukan untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Semester Antara Pengantar Filsafat

Disusun oleh:

Dhifa Achmad AF 10080015214

Nadya Dwintha Afina 10080016093

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjad i lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 24 Agustus 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu. Bahkan
perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seiring dengan
sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Tahap-tahap perkembangan itu kita menyebut dalam
konteks ini sebagai periodesasi sejarah perkembangan ilmu sejak dari zaman klasik, zaman
pertengahan, zaman modern dan zaman kontemporer.

Begitu pula dengan filsafat, dalam perkmbangannya filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni
Filsafat klasik meliputi filsafat Yunani dan Romawi pada abad ke-6 SM dan berakhir pada 529
M dominasi oleh rasionalisme. Filsafat abad pertengahan meliputi pemikiran Boethius sampai
Nicolaus pada abad ke-6 M dan berakhir pada abad ke-15 M didominasi dengan doktrin-doktrin
agama Kristen. Filsafat modern dan filsafat kontemporer yang didominasi kritik terhadap filsafat
modern.

Pada tahun 1880-an Nietzsche menyatakan bahwa budaya Barat telah berada di pinggir jurang
kehancuran karena terlalu mendewakan rasio. Hingga pada tahun 1990-an Capra menyatakan
bahwa budaya Barat telah hancur juga karena terlalu mendewakan rasio. Rasionalisme Filsafat
modern perlu di dekonstruksi karena ia Filsafat yang keliru dan juga keliru cara penggunaannya,
akibatnya budaya Barat menjadi hancur (Tafsir, 2009 : 257)

Pada zaman pertengahan, zaman modern dan post modern, banyak sekali ahli dan tokoh filsafat
kontemporer yang muncul dan mengutarakan teori, prinsip, dan pemikiran mereka masing-
masing. Dan dari kesekian banyak tokoh filsafat kontemporer tersebut memiliki karakteristik,
walaupun begitu tujuan mereka agaknya sama, yaitu menuntun setiap ilmu pada dasar yang
fundamental.

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengenalkan dan memberikan pengetahuan lebih tentang
bagaimana filsafat kontemporer itu sendiri. Karena filsafat kontemporer akan memberikan nilai
dan orientasi yang jelas bagi setiap ilmu.
Rumusan Masalah

1. Apa dan bagaimana sejarah munculnya filsafat Kontemporer?


2. Teori Tokoh filsafat kontemporer “Noam Chomsky” dan Biografi Noam Chomsky

BAB II

PEMBAHASAN

FILSAFAT KONTEMPORER

Filsafat kontemporer yang di awali pada awal abad ke-20, ditandai oleh variasi pemikiran
filsafat yang sangat beragam dan kaya. Mulai dari analisis bahasa, kebudayaan (antara lain,
Posmodernisme), kritik social, metodologi (fenomenologi, heremeutika, strukturalisme), filsafat
hidup (Eksistensialisme), filsafat ilmu, samapai filsafat tentang perempuan (Feminisme). Tema-
tema filsafat yang banyak dibahas oleh para filsuf dari periode ini antara lain tentang manusia
dan bahasa manusia, ilmu pengetahuan, kesetaraan gender, kuasa dan struktur yang
mengungkung hidup manusia, dan isu-isu actual yang berkaitan dengan budaya, social, politik,
ekonomi, teknologi, moral, ilmu pengetahuan, dan hak asasi manusia. Ciri lainnya adalah filsafat
dewasa ini ditandai oleh profesionalisasi disiplin filsafat. Maksudnya, para filsuf bukan hanya
professional di bidang masing-masing, tetapi juga mereka telah membentuk komunitas-
komunitas dan asosiasi-asosiasi professional dibidang-bidang tertentu berdasarkan pada minat
dan keahlian mereka masing-masing (Zaenal, 2011: 124). Sejumlah filsuf sebagai filsuf-filsuf
kontemporer antara lain adalah: Wilhelm Dilthey (1833-1911), Edmund Husserl (1859-1938),
Henri Bergson (1858-1941), Ernst Cassirer (1874-1945), Bertrand Russell (1872-1970). “There
is No Perfectness in the World”, ungkapan ini adalah yang paling tepat dan perlu untuk
mengawali pembahasan dalam makalah ini. Sebab, bila kita menelusuri jejak pemikiran filsafat
mulai abad klasik, pertengahan, dan modern, ternyata ada kelemahan dan kekurangan di satu sisi
serta kelebihan dan kesempurnaan di sisi yang lain. Filsafat modern yang konon katanya, sudah
lebih sempurna ternyata masih ada sisi kurangnya sehingga muncul pemikiran baru dalam asas
pemikiran yang disebut Fisafat Kontemporer.
Segi kekurangan tersebut bisa diperlihatkan dengan banyaknya filosof dan pemikirannya yang
gagal mencapai kebijaksanaan sebagai inti diskursus filsafat. Kegagalan tersebut disebabkan atas
dua alasan. Yang pertama, merasa bahwa penilaian terhadap apa yang digolongkan sebagai
kebijaksanaan lebih didasari perasaan (feelings) dan keinginan atau gairah (desires) ketimbang
pengetahuan (knowledge). Kedua, penilaian itu didasari oleh intuisi yang sulit dipertahankan
dengan argumentasi logis.

Disebabkan karena tuntutan logis atau rasionalitas, filsafat mengalami beberapa penggeseran
yang khas. Penggeseran pertama, adalah dari paradigma yang kosmosentris lewat paradigma
teosentris ke paradigma antroposentris. Wawasan kosmosentris adalah paradigma filsafat Yunani
yang berarti kosmos atau alam raya, berada di pusat perhatian para filosof. Lewat paradigma
teosentris dalam filsafat Islam dan Kristiani abad pertengahan, Allah ada di pusat perhatian,
segala-galanya mau dilihat seakan-akan dari sudut pandang Allah. Dalam paradigma
antroposentris manusia menempati center court. Paradigma antroposentris itu muncul dengan
terang benderang di panggung filsafat dalam abad ke-17.

Penggeseran yang lain, adalah dari filsafat substansial-dengan pertanyaan dasar “Ada apa? Dan
apa yang ada itu apa?”, filsafat ini membahas tentang masalah-masalah seperti hakikat alam,
Allah, dan manusia-ke filsafat epistemologis dan metodis yang bertanya tentang: “Apa yang
dapat diketahui dan apa yang dikatakan?”, ke filsafat kritis yang mau membebaskan.

Namum dalam faktanya, pedoman para filosof kepada rasio dan menghindari intuisi mengalami
pengalaman buruk sebagaimana yang telah dijelaskan pada beberapa buku sejarah filsafat Barat.
Gejala postmodernisme yang menginterupsi keabsolutan rasio merupakan bukti mengenai
ketidakberdayaan rasio dalam menghadapi kebenaran. Karena dunia yang luas dan mozaik ini
hampir tak mungkin bisa ditangkap dengan wadah rasio dan indra saja. Selanjutnya akan
disimpulkan secara singkat urutan beberapa perkembangan filsafat pada abad setelahnya.

Pada abad ke-20 kita dapat menyaksikan empat aliran besar dalam filsafat. Pertama, filsafat
fenomenologis dan eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya: Husserl, Heidegger, dan Sartre,
filsafat ini merupakan aliran yang paling subur di Eropa kontinental terutama di Jerman dan
Prancis. Aliran kedua, meskipun bermula dari “Lingkaran Wiena”, Austria, menjadi filsafat yang
dominan untuk waktu yang lama di wilayah Anglo-Saxon, jadi di Inggris dan Amerika Utara,
itulah filsafat analitis dan bahasa, dengan tokohnya Ludwig Wittgenstein, di mana aliran yang
paling terkenal adalah Positivisme Logis. Aliran ketiga bertitik berat di Jerman dan Prancis, yaitu
filsafat kritis yang memahami pemikiran filosofis sebagai praksis pembebasan. Di sini termasuk
Teori Kritis Horkheimer dan Adorno kemudian Habermas, serta segala filsafat yang mendapat
inspirasi dasar dari pemikiran Karl Marx dan Foucalt, misalnya teori keadilan John Rawls.
Aliran keempat yang sangat tidak homogen adalah medan pemikiran postmodernistik yang
terutama dikembangkan di Prancis, dengan tokoh-tokohnya, seperti: Derrida dan Lyotard. Dan di
Amerika Serikat dengan Komunitarisme (yang dengan sendirinya menolak dimasukkan ke dalam
postmodernisme). “Postmodernisme” itu menolak segala usaha untuk memahami seluruh
kekayaan gejala kehidupan manusia melalui satu pola teoretis. Pemahaman satu pola itu
memaksa dan menjadi sarana penindasan dalam realitas. Di samping empat aliran besar tersebut,
tentu masih ada sekian banyak aliran lain, teutama Neo-Thomisme dan banyak filosof yang tidak
mudah dapat ditempatkan ke dalam salah satu dari aliran itu.

Mengenai beberapa aliran filsafat yang berkembang di Barat, menurut sumber yang lain,
dinyatakan bahwa pada abad ke-17 dan ke-18 sejarah filsafat Barat memperlihatkan aliran-aliran
yang besar, yang bertahan lama dalam wilayah-wilayah luas, rasionalisme, empirisme, dan
idealisme. Dibandingkan dengan itu, filsafat Barat dalam abad ke-19 dan 20 kelihatan terpecah-
pecah. Macam-macam aliran baru bermunculan, dan yang menarik aliran-aliran ini sering terikat
hanya pada satu negara atau satu lingkungan bahasa. Aliran-aliran yang paling berpengaruh pada
abad kini diantaranya adalah positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme dan lainnya.

BIOGRAFI NOAM CHOMSKY

Avram Noam Chomsky lahir di Philadelphia, Pennsylvania pada tanggal 7 Desember 1928.
Dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan dari Dr William Zev
Chomsky dan Elsie Simonofsky.

Ia merupakan seorang professor atau ahli bahasa (linguistik) berpengaruh, penulis, dan aktivis.

Sang paman, suami kakak ibunya, ikut memengaruhi arah watak intelektual Chomsky dengan
memperkenalkannya tokoh-tokoh pemikiran terkemuka, Sigmund Freud dan berbagai aliran
Komunis seperti Karl Marx, Stalinis, Trotskys, Leninisme dan yang lain-lainnya. Toko
Pamannya, yang menjual berbagai koran dan majalah di New York, menjadi tempat
berkumpulnya para intelektual Yahudi di New York. "Kelas pekerja Yahudi di New York
memang berbeda. Intelektualitas mereka sangat tinggi, sekalipun sangat miskin. Banyak di antara
mereka yang tidak memiliki pekerjaan . Tapi mereka hidup di tengah lingkungan yang kaya
secara intelektual. Saya pikir ini merupakan masa yang paling berpengaruh pada masa usia
remaja saya." kenang Chomsky.

Chomsky sendiri merupakan Institute Professor serta Profesor Linguistik di Massachusetts


Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Massachusetts. Chomsky juga banyak memberi
kuliah dan mengajar di berbagai universitas di seluruh dunia. Ia meraih gelar sarjana dan pasca
sarjana di University of Pennsylvania, serta gelar PhD dalam linguistik.

Yang mula-mula menjadi inspirasi terbesar Chomsky untuk terjun ke lapangan ini adalah George
Orwell dengan karya-karyanya yang memukau Chomsky sejak remaja. Novel "Animal
Farm, 1984", esai semacam "Language in the Service of Propaganda" atau "Homage to
Catalonia", merupakan sedikit dari deretan karya Orwell yang memengaruhi Chomsky.
Chomsky bahkan gemar membandingkan dirinya dengan novelis itu. Untuk mencari kebenaran
sejati, Orwell berkelana dari satu tempat ke tempat lain demi memperoleh informasi dari tangan
pertama. Sedangkan Chomsky mengeksplorasi kebenaran itu dari buku dan khasanah teks yang
ia baca. Hal ini dibarengi dengan kegemarannya di masa kecil, membaca seri ensiklopedi
Compton. Puluhan buku telah dihasilkan Chomsky sejak tahun 1955. Sejak 1965 hingga kini, dia
menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang paling kritis terhadap kebijakan luar
negeri Amerika Serikat. Buku-buku bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk
diresensi atau ditampilkan media AS. Selama lima dasawarsa ini, Chomsky telah menjalin
kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia. Baris-baris kalimat
dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik,
politik, hingga kumpulan wawancara dan esai. Beberapa karya terbaiknya meliputi The Logical
Structure of Linguistic Theory, Aspects of the Theory of Syntax, Language and Mind, dan
American Power and the New Mandarins. Bukunya yang lain, yaitu seperti Imperial Ambitions
and Failed States diterbitkan pada tahun 2006.

Pendekatan linguistik Chomsky berasal dari filsafat rasionalis yang beranggapan bahwa pikiran
bukanlah sesuatu yang kosong saat lahir atau semata terbentuk karena pengalaman dan
pembelajaran. Ia percaya bahwa pikiran telah dilengkapi dengan pengetahuan yang universal
untuk semua manusia. Chomsky percaya bahwa semua bahasa – lebih dari 5.000 macam –
memiliki kesamaan inti dalam struktur tata bahasa sehingga bisa dipahami oleh manusia sejak
dilahirkan.

Jenis bahasa yang dipaparkan pada seseorang pada usia dini tidak membuat perbedaan. Konsep
ini disebut sebagai tata bahasa generatif transformasional. Chomsky menekankan bahwa aspek
tak sadar universal bahasa memungkinkan seorang individu menciptakan kalimat grammatic asli.
Pendekatan ini melihat linguistik sebagai tidak hanya terhubung ke psikologi, tetapi sebagai
komponen pasti psikologi. Menurut Chomsky, manusia secara bawaan siap menjadi kebal untuk
mentolerir lingkungan politik yang tidak masuk akal. Ia berpendapat manusia adalah agen bebas
sampai titik tertentu karena dibatasi oleh struktur kognitif pelindung yang hadir sejak lahir.
Chomsky dikenal pula sebagai seorang aktivis anti-perang pada tahun 1960 dan terus menjadi
seorang kritikus kebijakan luar negeri Amerika dan partisipasi Amerika Serikat dalam perang.
Banyak tulisan-tulisannya bersifat politis dan berbicara tentang perlunya perubahan sosial dalam
tatanan dunia saat ini.

Teori Avram Noam Chomsky

Mengenai hubungan bahasa dan pemikiran Noam Chomsky mengajukan kembali teori klasik
yang disebut hipotesis nurani (Chomsky, 1957, 1965, 1968 dalam Chaer, 2009: 56). Sebenarnya
teori ini tidak secara langsung membicarakan hubungan bahasa dengan pemikiran, tetapi kita
dapat menarik kesimpulan mengenai hal itu karena Chomsky sendiri menegaskan bahwa
pengkajian bahasa membukakan perspektif yang baik dalam pengkajian proses mental
(pemikiran) manusia.

Noam Chomsky beranggapan bahwa pengaruh lingkungan bukan faktor penting dalam
pemerolehan bahasa. Dalam belajar bahasa manusia telah memiliki kemampuan yang secara
genetis telah diprogramkan. Pandangan ini beranggapan bahwa bahasa merupakan pemerian
biologis yang sering disebut sebagai “hipotesis nurani (innteness hypothesis)”.

Menurut pandangan ini, bahasa selalu kompleks dan mustahil dipelajari dalam waktu
singkat.melalui metode seperti peniruan (imitation). Jadi, beberapa aspek penting yang
menyangkut sistem bahasa pasti sudah ada pada manusia secara alamiah. Chomsky (1965,1975)
tidak hanya terkesan pada kompleksnya bahasa, melainkan juga pada betapa banyak kesalahan
dan penyimpangan kaidah pada pengucapan bahasa (performance). Manusia tidak mungkin
belajar bahasa (pertama) dari manusia lain; selama belajar mereka menggunkan prinsip-prinsip
yang membimbingnya menyusun tata bahasa. Belajar bahasa hanyalah menisikan detail dalam
struktur yang sudah ada secara alamiah.

Bahasa hanya dapa dikuasai manusia oleh manusia. Pandangan ini berlandaskan pada asumsi
bahwa (1) perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetic), pola perkembangan
bahasa sama pada pelbagai bahasa dan budaya (bersifat universal), dan lingkungan memiliki
peranan yang kecil dalam proses pematangan berbahasa; (2) bahasa dikuasai dalam waktu yang
singkat (anak usia 4 tahun sudah dapat berbicara mirip dengan orang dewasa); lingkungan
bahasa anak tidak dapat menyediakan cukup data bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari
orang dewasa.

Chomsky (1979) menjelaskan bahwa anak sudah dibekali secara alamiah dengan “piranti
penguasaan bahasa” (language acquisition devide (LAD). Alat yang merupakan pemberian
biologis ini sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu bahasa. LAD
dianggap sebagai suatu bagian fisiologis dari otak yang dikhususkan umtuk memroses bahasa
dan tidak berkaitan dengan kemampuan kognitif yang lain. LAD membekali anak dengan
kemampuan alamiah untuk berbahasa. Kelengkapan bahasa ini berisi sejumlah hipotesis bawaan.

Lenneberg (Brown, 1980: 21) menjelaskan bahwa bahasa merupakan pola tingkah laku dan
bentuk persepsi kecakapan mengkatagori serta mekanisme bahasa secara biologis telah
ditentukan. Sebagai kemampuan bawaan, LAD terdiri dari :

(1) Kecakapan untuk membedakan bunyi bahasa ke dalam sejumlah bunyi yang lain;

(2) Kecakapan mengorganisasikan satuan bahasa ke dalam sejumalh kelas yang akan
berkembang kemudian;

(3) Pengetahuan tentang sistem bahasa yang mungkin dan yang tidak mungkin;

(4) Kecakapan menggunakan sistem bahasa yang didasarkan pada penilaian perkembangan
sistem linguistik sehingga dapat melhairkan sistem yang dirasakan mungkin di luar data
lingusitik yang ditemukan.
Keterangan LAD di atas menunjukkan bahwa LAD menyentuh berbagai aspek pemerolehan
bahasa, misalnya aspek makna, abstraksi, dan kreativitas.

Sebelum ini ada pandangan Von Humboldt yang tampak tidak konssten. Pada satu pihak Von
Humboldt menyatakan keragaman bahasa-bahasa di dunia ini mencerminkan adanya keragaman
pandangan hidup (weltanschauung); tetapi di pihak lain beliau berpendapat bahawa yang
mendasari tiap-tiap bahasa manusia adalah satu sistem-universal yang menggambarkan keunikan
intelek manusia. Oleh karena itu, Von Humboldt juga sependapat dengan pandangan rasionalis
yang mengatakan bahwa bahasa tidaklah dipelajari oleh kanak-kanak dan tidak pula diajarkan
oleh ibu-ibu, melainkan tumbuh sendiri dari dalam diri kanak-kanak itu dengan cara yangh telah
ditentukan lebih dahulu (oleh alam) apabila keadaan-keadaan lingkungan yang sesuai terdapat.

Pandangan Von Humboldt yang tidak konsisten itu dapat diperjelas oleh teori Chomsky.
Menurut Chomsky yang sejalan dengan pandangan rasionalis, bahasa-bahasa yang ada di dunia
adalah sama (karena didasari oleh suatu system yang universal) hanyalah pada tingkat dalamnya
saja yang disebut struktur-dalam (deep structure). Pada tingkat luar atau struktur-luar (surface
structure) bahasa itu berbeda-beda. Pada tingkat dalam bahasa itulah terdapat rumus-rumus tata
bahasa yng mengatur proses-proses untuk memungkinkan aspek-aspek kreatif bahasa bekerja.
Menurut Chomsky, Inti proses generatif bahasa (aspek kreatif) terletak pada tingkat dalam ini.
Inti proses generatif bahasa merupakan alat semantic untuk menciptakan kalimat-kalimat baru
yang tidak terbatas jumlahnya dan dinamai tata bahasa generatif.

Hipotesis nurani berpendapat bahwa struktur-struktur dalam bahasa adalah sama. Struktur-dalam
setiap bahasa bersifat otonom; dank arena itu tidak ada hubungannya dengan system kognisi
(pemikiran) pada umumnya; termasuk keceerdasan. Hal ini sangat berbeda dengan hipotesis
Sapir-Whorf yang mengganggap bahwa struktur-struktur yang mendasari bahasa-bahasa di dunia
adalah berbeda-beda. Oleh karena itu, pandangan hidup atau cara berpikir para penutur bahasa-
bahasa itu, yang tercermin dalam struktur-struktur itu adalah berbeda-beda pula.

Teori Chomsky adalah teori linguistik modern yang paling menonjol yang mencerminkan
kemampuan akal, membicarakan masalah-masalah kebahasaan dan pemerolehannya serta
hubungannya dengan akal dan pengetahuan manusia. Dia mendasrkan teorinya pada asumsi
bahwa bahsa menjadi bagian dari komponen manusia dan produk khas akal manusia.
Chomsky melihat bahwa bahasa adalah kunci untuk mengetahui akal dan pikiran manusia.
Manusia berbeda dengan hewan karena kemampuan berfikir dan kecerdasannya, serta
kemampuannya berbahasa. Hal itulah yang menjadi aspek yang paling fundamental dalam
aktivitas manusia. Oleh karena itu, sangat tidak logis jika bahasa yang sangat vital ini berubah
bentuk menjadi susunan kata yang terstruktur, kosong dari makna. Dalam teorinya, Chomsky
sangat menaruh perhatian pada kaidah yang diistilahkan dengan “sistem yang ada pada akal
penutur bahasa yang berbentuk batin, yang diperolehnya semasa kecil” berdasarkan
pemahamannya terhadap kaidah-kaidah itu, setiap penutur bahasa tertentu dengan bahasa ini
akan mampu memahami kalimat atau susuna kata dengan mudah, sekalipun ia belum pernah
menggunakannya. Chomsky berpendapat bahwa tujuan dari semua teori bahasa hendaknya
dihubungkan dengan ilmu tentang kaidah-kaidah bahasa yang ada di dalam akal si penutur
bahasa, yakni pengetahuan kaidah bahasa itu menjadikan penutur bahasa tertentu bias
melahirkan atau menginovasikan semua kalimat-kalimat dengan benar di dalam bahasa yang
dimaksud.

PENUTUP

KESIMPULAN

Chomsky adalah sebagai "pemimpin dalam bidang" linguistik dan "tokoh pencerahan dan
inspirasi" bagi para pembangkang politik. Ahli Bahasa John Lyons mengatakan bahwa dalam
beberapa decade, linguistik Chomskyan telah menjadi "yang paling dinamis dan berpengaruh"
diantara aliran pemikiran dalam bidangnya. Model Chomskyan telah digunakan sebagai landasan
teori dalam berbagai bidang studi. Misalnya Hirarki Chomsky sering diajarkan dalam kursus
ilmu komputer dasar karena itu bisa mengubahpengetahuan kedalam berbagai jenis bahasa
formal. Hirarki ini juga dapat dibahas dalam istilah matematika dan telah membuat tertarik para
matematikawan, terutama combinatorialists. Beberapa argumen dalam psikologi evolusioner
berasal dari hasil penelitiannya.

Karya Chomsky dalam linguistik telah memiliki implikasi untuk psikologi modern. Nim
Chimpsky, simpanse yang merupakan subjek dari sebuah penelitian dalam akuisisi bahasa hewan
di Columbia University, namanya diambil dari nama Noam Chomsky karena merujuk
pandangannya tentang penguasaan bahasa sebagai kemampuan unik manusia. Pada tahun 1984
pemenang Hadiah Nobel Kedokteran dan Fisiologi, Niels Kaj Jerne, menggunakan model
generatif Chomsky dalam menjelaskan sistem kekebalan tubuh manusia, dan menyamakan
"komponen dari tata bahasa generatif ... dengan berbagai fitur struktur protein". Judul makalah
Jerne dalam penghargaan Stockholm Nobel adalah "Generatif Grammar dari sistem kekebalan
tubuh". ilmuwan komputer Donald Knuth membaca Struktur Sintaksis selama bulan madu dan
dipengaruhi oleh itu. "Saya harus mengakui untuk mengambil salinan Struktur Sintaksis Noam
Chomsky bersama dengan saya saat berbulan madu pada tahun 1961 dan dia mengatakan hal
yang luar biasa tentangnya: Sebuah teori matematika bahasa di mana saya bisa
memanfaatkannya sebagai intuisi programmer komputer"
DAFTAR PUSTAKA

http://yazidkaka.blogspot.com/2011/01/teori-noam-chomsky.html
dali.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/605/5080-a.doc
http://sujuddermawan.blogspot.com/2010/12/hirarki-chomsky.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Noam_Chomsky. Diakes pada tanggal 24 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai