TATALAKSANA KASUS
HEMODIALISIS (HD)
3 Indikasi 1. Akut
Kelebihan cairan yang refrakter, hiperkalemi
(kalium plasma > 6.5 mEq/L) atau peningkatan
kadar kalium secara cepat, asidosis metabolik
(pH <7,35), asidosis refrakter, tanda – tanda
uremia (ureum darah > 200 mg dengan gejala
perikarditis neuropati atau perubahan status
mental), intoksikasi alkohol dan obat.
Kegagalan terapi untuk mengontrol kelebihan
cairan
Laju filtrasi glomerulus (LFG) < 10ml/menit
dengan gejala uremia atau malnustrisi
LFG < 7 ml/menit walaupun tanpa gejala
2. Khusus
Adanya komplikasi akut (edema paru,
hiperkalemia, asidosis metabolik berulang) pada
pasien diabetik nefropati dapat dimulai lebih
awal (LFG <15ml/menit)
Penyakit ginjal akut stadium III
Pre – dialisis
1. Persiapkan mesin dialisis
2. Pengukuran berat badan, suhu, tekanan darah saat
berdiri dan posisi duduk
3. Persiapkan akses vascular dan berikan anastesi
lokal pada lokasi tersebut. Jika pasien sudah
mempunyai fistula (modifikasi operasi pada vena
lengan yang berguna sebagai akses vascular pada
dialisis, membutuhkan waktu 5 -15 minggu
sebelum dapat digunakan).
4. Hubungkan akses vascular keselang mesin
5. Pemeriksaan yang perlu dilakukan sebelum HD
disarankan sebelum pertengahan minggu sesi HD :
Hemoglobin pemantauan setiap 2-4 minggu
selama terapi koreksi
Kalsium total serum
Fosfat serum
Kadar bikarbonat serum
Status besi dalam serum dikatakan cukup
jika feritin serum > 200 µg/L dan saturasi
transferin >20 %. Pemantauan saturasi
transferin dilakukan setiap bulan selama
koreksi besi dan 3 bulan sekali bila koreksi
besi telah selesai. Pemeriksaan HbsAg
(hepatitis B surface antigen), anti – HBc
(total) (antibody to hepatitis B core Antigen),
anti HBs (antibody to hepatitis B surface
antigen). Anti – HVC (antibody to hepatits C
virus), ALT (alanine aminotransferase),
dilakukan pada setiap pasien yang
melakukan HD.
9 Tata Laksana Prosedur tindakan HD:
prosedur 1. Mesin hemodialisis sedang dijalankan
tindakan HD 2. Setiap jam dilakukan pengukuran tekanan darah
untuk mengetahui adanya hipotensi akibat
pengeluaran cairan pada saat dilakukan HD.
Pehatikan tanda – tanda hipotensi seperti mual,
bergetar, sakit kepala, keram, berkeringat dingin,
penurunan kesadaran.
3. Jika ditemukan hipotensi, posisikan pasien pada
trendelenburg position untuk sementara waktu.
Prosedur pasca tindakan :
1. Jika HD sudah selesai, cabut selang dari akses
vasculer dan tutup dengan pelaster selama 1 jam
lakukan penekanan untuk menghentikan
pendarahan
2. Lakukan pengukuran tekanan darah pada posisi
duduk dan berdiri, penimbangan berat badan dan
suhu
3. Pastikan kondisi pasien sudah stabil untuk pulang,
pasien dapat berdiri sendiri
4. Pemeriksaan ulang DPL, ureum, kreatinin, analisa
gas darah, elektrolit.
1 Lama 20 - 60 menit
2 tindakan
1 Unit yang 1. Unit Rawat Jalan (Poli Ginjal – Hipertensi)
3 menangani 2. Unit Bedah
1 Unit terkait 1. Unit HD
4 2. Unit Rawat Inap
3. Unit Pelayanan Intensif
4. Unit Gawat Darurat
5. Unit Farmasi
1 Kepustakaan Alwi Idrus, simon salim, dkk. Prosedur dibidang penyakit
5 dalam panduan praktik klinis. Pehimpunan Dokter Penyakit
Dalam Indonesia. 2015.