Anda di halaman 1dari 4

8Konseling dalam VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis,

informasi dan pengetahuan HIV dan AIDS, mencegah penularan HIV, mempromosikan
perubahan perilaku yang bertanggungjawab, pengobatan ARV dan memastikan pemecahan
berbagai masalah terkait dengan HIV dan AIDS.

Peran Konseling dan Testing Sukarela (VCT)

Layanan VCT dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan klien pada saat klien mencari pertolongan
medik dan testing yaitu dengan memberikan layanan dini dan memadai baik kepada mereka
dengan HIV positif maupun negatif. Layanan ini termasuk konseling, dukungan, akses untuk
terapi suportif, terapi infeksi oportunistik, dan ART.

VCT harus dikerjakan secara profesional dan konsisten untuk memperoleh intervensi efektif
dimana memungkinkan klien, dengan bantuan konselor terlatih,menggali dan memahami diri
akan risiko infeksi HIV, mendapatkan informasi HIV dan AIDS, mempelajari status dirinya, dan
mengerti tanggung jawab untuk menurunkan perilaku berisiko dan mencegah penyebaran infeksi
kepada orang lain guna mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat.

c. Testing HIV dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dan tekanan, segera setelah klien
memahami berbagai keuntungan, konsekuensi, dan risiko. Konseling dan tes HIV sukarela yang
dikenal sebagai Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi
kesehatan masyarakat sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV dan AIDS
berkelanjutan.

Program VCT dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan klien dengan memberikan layanan dini
dan memadai baik kepada mereka dengan HIV positif maupun negatif. Layanan ini termasuk
pencegahan primer melalui konseling dan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) seperti
pemahaman HIV, pencegahan penularan dari ibu ke anak (Prevention of Mother To Child
Transmission-PMTCT) dan akses terapi infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis (TBC) dan
infeksi menular seksual)

VCT harus dikerjakan secara profesional dan konsisten untuk memperoleh intervensi efektif
dimana memungkinkan klien, dengan bantuan konselor terlatih, menggali dan memahami diri
akan risiko infeksi HIV, mendapatkan informasi HIV dan AIDS, mempelajari status dirinya,
mengerti tanggung jawab untuk menurunkan perilaku berisiko dan mencegah penularan infeksi
kepada orang lain guna mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat.

VCT merupakan kegiatan konseling bersifat sukarela dan rahasia, yang dilakukan sebelum dan
sesudah tes darah untuk HIV di laboratoruim. Test HIV dilakukan setelah klien terlebih dahulu
memahami dan menandatangani informed consent yaitu surat persetujuan setelah mendapatkan
penjelasan yang lengkap dan benar. VCT merupakan hal penting karena:

Merupakan pintu masuk ke seluruh layanan HIV dan AIDS


Menawarkan keuntungan, baik bagi yang hasil tesnya positif maupun negatif, dengan fokus pada
pemberian dukungan atas kebutuhan klien seperti perubahan perilaku, dukungan mental,
dukungan terapi ARV, pemahaman faktual dan terkini atas HIV dan AIDS

Mengurangi stigma masyarakat

Merupakan pendekatan menyeluruh: kesehatan fisik dan mental

Memudahkan akses ke berbagai pelayanan yang dibutuhkan klien baik kesehatan maupun
psikososial.

Meskipun VCT adalah sukarela namun utamanya diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah
terinfeksi HIV atau AIDS, dan keluarganya, atau semua orang yang mencari pertolongan karena
merasa telah melakukan, tindakan berisiko di masa lalu dan merencanakan perubahan di masa
depannya, dan mereka yang tidak mencari pertolongan namun berisiko tinggi.

Di dalam VCT ada 2 kegiatan utama yakni konseling dan tes HIV. Konseling dilakukan oleh
seorang konselor khusus yang telah dilatih untuk memberikan konseling VCT. Tidak semua
konselor bisa dan boleh memberikan konseling VCT. Oleh karena itu seorang konselor VCT
adalah orang yang telah mendapat pelatihan khusus dengan standar pelatihan nasional. Konseling
dalam rangka VCT utamanya dilakukan sebelum dan sesudah tes HIV.

Konseling setelah tes HIV dapat dibedakan menjadi 2 yakni konseling untuk hasil tes positif dan
konseling untuk hasil tes negatif. Namun demikian sebenarnya masih banyak jenis konseling lain
yang sebenarnya perlu diberikan kepada pasien berkaitan dengan hasil VCT yang positif seperti
konseling pencegahan, konseling kepatuhan berobat, konseling keluarga, konseling
berkelanjutan, konseling menghadapi kematian, dan konseling untuk masalah psikiatris yang
menyertai klien/keluarga dengan HIV dan AIDS.

Pada konseling untuk hasil tes negatif, disarankan kepada klien yang mempunyai perilaku risiko
tinggi untuk kembali melakukan VCT sesudah 3 bulan, karena klien pada saat tersebut mungkin
sedang berada dalam periode jendela. Disamping itu, klien juga disarankan untuk mengurangi
perilaku berisiko.

2. PERENCANAAN TES VCT

Kebijakan pelaksanaan

Setiap UPT Pemasyarakatan prioritas membuka layanan konseling dan tes HIV, TBC, dan IMS
melalui kerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat, RS, laboratorium, dan Puskesmas;

Layanan konseling pra dan paska tes dilaksanakan oleh petugas UPT Pemasyarakatan terlatih
yang bekerja sama dengan petugas lain untuk bimbingan layanan dukungan, perawatan, dan
pengobatan yang dibutuhkan;
Layanan konseling dan tes HIV, TBC, dan IMS diintegrasikan ke dalam layanan kesehatan yang
ada di UPT Pemasyarakatan;

Pelaksanaan layanan mengacu pada pedoman yang berlaku dan berada di bawah pengendalian
Direktorat.

Sasaran

Meningkatnya akses layanan konseling dan tes HIV, TBC, dan IMS bagi WBP dan tahanan di
UPT Pemasyarakatan prioritas;

Meningkatnya kualitas layanan konseling dan tes HIV, TBC, dan IMS di UPT Pemasyarakatan
prioritas;

Terintegrasinya layanan konseling dan tes HIV, TBC, dan IMS ke dalam layanan kesehatan yang
ada di UPT Pemasyarakatan.

Kegiatan Pokok

Membangun dan memperkuat kerjasama dengan Dinas Kesehatan, RS, dan Puskesmas setempat
untuk ketersediaan layanan konseling dan tes HIV, TBC, dan IMS;

Setiap UPT Pemasyarakatan memastikan tentang ketersediaan petugas terlatih untuk


melaksanakan layanan minimum

Mempromosikan layanan kepada WBP dan tahanan;

Mengkampanyekan VCT baik di tingkat nasional maupun regional, dan kemudian keberlanjutan
informasi pada masyarakat.

Mendidik masyarakat umum atau mempromosikan pengetahuan pada masyarakat umum tentang
epidemi HIV AIDS dan tes VCT untuk pendeteksian penyakit tersebut.

Menjamin adanya kendali mutu layanan yang dilakukan oleh jajaran Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan bersama mitrakerja terkait.

Menciptakan kampanye mobilisasi yeng menargetkan orang yang tinggal di daerah pedesaan dan
mendorong akses ke pelayanan VCT

Memperlancar prosedur jaminan kualitas dengan hasil yang akurat.

Menggunakan standart konseling dan testing yang telah ditetapkan oleh KEMENKES sebagai
satu satunya alat untuk merekam data layanan VCT.

Penyususnan anggaran lokal untuk mengadakan tes VCT.


Kebutuhan dan mobilisasi sumber daya: SDM untuk penanggulangan HIV/AIDS; tenaga tenaga
tingkat lapangan, tingkat layanan (petugas konselor, dokter spesialis, dokter umum, petugas
laboratorium, perawat, petugas administrasi, ahli gizi, bidan manager kasus) dan tenaga tingkat
menagemen di Kabupaten atau kota. telah dihititung jumlah yang dibutuhkan untuk setipa jenis
tenaga. Mobilisasi SDM dilakukan melalui rekrutmen tenaga, peningkatan pengetahuan,
ketrampilan tenaga, pe

Anda mungkin juga menyukai